Paparan Sinar Matahari dan Suplementasi Vitamin D Kalsium serta Pengaruhnya terhadap Serum Hidroksivitamin D, Tekanan Darah dan Profil Lipid Pekerja Wanita Usia Subur

PAPARAN SINAR MATAHARI DAN SUPLEMENTASI VITAMIN
D-KALSIUM SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
SERUM 25-HIDROKSIVITAMIN D, TEKANAN DARAH DAN
PROFIL LIPID PEKERJA WANITA USIA SUBUR

BETTY YOSEPHIN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Paparan Sinar Matahari dan
Suplementasi Vitamin D-Kalsium serta Pengaruhnya terhadap Serum 25Hidroksivitamin D, Tekanan Darah dan Profil Lipid Pekerja Wanita Usia Subur adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi
ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014
Betty Yosephin
NIM I162100021

RINGKASAN
BETTY YOSEPHIN. Paparan Sinar Matahari dan Suplementasi Vitamin D-Kalsium
serta Pengaruhnya terhadap Serum 25-hidroksivitamin D, Tekanan Darah dan Profil
Lipid Pekerja Wanita Usia Subur. Dibimbing oleh ALI KHOMSAN, DODIK BRIAWAN
dan RIMBAWAN.
Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan mengandung struktur
molekul steroid. Sumber utama vitamin D berasal dari sinar matahari. Tingginya
defisiensi vitamin D sangat terkait dengan paparan sinar matahari yang rendah.
Penggunaan tabir surya, pergeseran banyak pekerjaan dari kegiatan di luar ruangan
menjadi kegiatan indoor, peningkatan penggunaan angkutan umum juga telah membatasi
waktu kegiatan di luar ruangan. Dampak kekurangan vitamin ini menyebabkan
penurunan efisiensi penyerapan kalsium dan posfor sehingga meningkatkan level
Parathyroid hormone (PTH). Selain itu defisit vitamin D meningkatkan terjadi risiko

diabetes melitus tipe 2, gangguan kardiovaskular yang disebabkan hipertensi, obesitas
dan gangguan profil lipid.
Indonesia merupakan negara tropis yang sepanjang tahun disinari matahari.
Sampai saat ini sangat jarang dilakukan studi tentang prevalensi kekurangan vitamin D
khususnya pada pekerja wanita usia subur (WUS). Namun beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D di Indonesia cukup tinggi. Pemberian
suplementasi sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki status serum 25(OH)D kepada
pekerja WUS terutama bagi pekerja garmen. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk
menganalisis efikasi pemberian suplementasi vitamin D ditambah kalsium pada pekerja
WUS terhadap peningkatan konsentrasi serum 25(OH)D, (2) untuk menganalisis efikasi
pemberian suplementasi vitamin D ditambah kalsium pada pekerja WUS terhadap
tekanan darah, (3) untuk menganalisis efikasi pemberian suplementasi vitamin D
ditambah kalsium terhadap profil lipid pada pekerja WUS.
Desain yang digunakan adalah studi eksperimental (randomized control trial), dan
telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbang
Kesehatan RI Nomor LB.02.01/5.2/KE.093/2013, dengan total subjek 39 wanita usia
subur yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subjek dialokasikan secara acak ke
dalam dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok VDK (400 IU vitamin D ditambah 500
mg kalsium) dan kelompok VD (400 IU vitamin D). Suplemen dikemas dalam bentuk
kapsul dengan ukuran dan warna yang sama dibungkus dengan aluminium foil

dikonsumsi setiap hari selama 12 minggu. Selain itu penelitian juga dilakukan dengan
pemberian paparan sinar matahari 30 menit dari pukul 09.00 sampai dengan 09.30 pada
sejumlah 21 orang WUS yang bekerja di Kantor Sekda Kab. Bogor selama 12 minggu.
Paparan sinar matahari dapat meningkatkan serum 25(OH)D sebesar 15.9% dan
peningkatan serum vitamin ini disertai dengan penurunan kosleterol total (K-total)
sebesar 10.3% dan kolesterol LDL (K-LDL) sebesar 17%, tekanan darah sistolik sebesar
9.1% dan diastolik sebesar 7.5%.
Suplementasi vitamin D berhasil meningkatkan serum 25(OH)D. Sebelum
suplementasi, rata-rata kadar serum 25(OH)D pada kelompok VDK 16.7 ± 4.5 ng/dL dan
rata-rata kadar serum 25(OH)D kelompok VD 14.9 ± 5.1 ng/dL. Setelah suplementasi
pada subjek kelompok VDK terdapat peningkatan rata-rata serum 25(OH)D sebesar 3.6
ng/dL, sedangkan peningkatan rata-rata serum 25(OH)D kelompok VD sebesar 6.3 ng/dL.
Pada kelompok VDK, terjadi peningkatan sebesar 21.6% sementara pada kelompok VD

terjadi peningkatan hampir dua kali lebih tinggi (42.3%) dibandingkan kelompok VDK.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata kadar serum 25(OH)D berbeda signifikan
antara kedua kelompok perlakuan.
Sebelum suplementasi, rata-rata kadar kalsium serum pada kelompok VDK sebesar
10.2 mg/dL sedangkan kelompok VD 10.3 mg/dL. Setelah suplementasi rata-rata kalsium
serum pada kelompok VDK meningkat sedikit yaitu 0.1 mg/dL. Sedangkan pada

kelompok VD turun 0.1 mg/dL. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata kadar
kalsium sebelum dan setelah suplementasi tidak berbeda nyata (p>0.05) baik pada
kelompok VDK maupun kelompok VD.
Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum suplementasi kelompok VDK sebesar
128.5±22.5 mmHg sedikit lebih rendah dibandingkan kelompok VD 131.1±18 mmHg.
Setelah pemberian suplementasi, pada kedua kelompok perlakuan terjadi penurunan
tekanan darah sistolik namun masih sangat sedikit. Pada kelompok VDK terjadi
penurunan sebesar 1.5 mmHg sedangkan pada kelompok VD sebesar 0.5 mmHg.
Rata-rata K-total sebelum suplementasi kelompok VDK sebesar 165.6 ± 39.0
mg/dL sedikit lebih rendah dibandingkan kelompok VD 167.6 ± 25.5 mg/dL. Setelah
mendapat suplementasi rata-rata K-total kelompok VDK meningkat menjadi 187.8±46.7
mg/dL. Peningkatan ini juga terjadi pada kelompok VD dengan rata-rata K-total sebesar
187.5 ± 34.8 mg/dL. Meskipun kadar K-total masih di bawah batas normal yaitu 200
mg/dL.
Sebelum suplementasi rata-rata K-LDL kelompok VDK sebesar 94.7 ± 27.7
mg/dL sedikit lebih rendah dibandingkan kelompok VD 104.4 ± 22.0 mg/dL. Setelah
suplementasi 12 minggu terjadi K-LDL pada kelompok VDK meningkat menjadi
113.5±26.4 mg/dL dan pada kelompok VD menjadi 121.3 ± 31.5mg/dL. Meskipun kadar
K-LDL ini masih di bawah normal yaitu 130 mg/dL.
Sebelum suplementasi rata-rata kolesterol HDL kelompok VDK sebesar 39.7 ± 6.9

mg/dL sedikit lebih rendah dibandingkan kelompok VD yaitu 43.8 ± 6.6 mg/dL. Setelah
suplementasi rata-rata K-HDL kelompok VDK meningkat menjadi 40.2 ± 6.8 mg/dL,
sementara rata-rata K-HDL kelompok VD justru menurun menjadi 43.2 ± 10.1 mmHg.
Dengan uji beda, perbedaan rata-rata K-HDL sebelum dan setelah suplementasi tidak
berbeda nyata (p>0.05).
Sebelum suplementasi, rata-rata trigliserida kelompok VDK sebesar 140.3 ± 106.4
mg/dL, lebih tinggi dibandingkan kelompok VD 96.9 ± 39.3 mg/dL. Rata-rata trigliserida
setelah suplementasi kelompok VDK sebesar 158.6 ± 127.9 mg/dL lebih tinggi
dibandingkan kelompok VD sebesar 116.1 ± 60.3 mg/dL. Dengan uji beda, perbedaan
rata-rata trigliserida sebelum dan setelah suplementasi tidak berbeda nyata (p>0.05).
Paparan sinar matahari memperbaiki serum 25(OH)D dan memngurangi kolesetrol
total dan LDL serta menurukan tekanan darah. Suplementasi vitamin D dengan dosis 400
IU telah terbukti dapat memperbaiki status vitamin D pada pekerja WUS yang bekerja di
pabrik garmen, namun perlu ditingkatkan dosis pemberian mengingat kelompok ini
sangat jarang terpapar sinar matahari sebagai prekursor vitamin D.

Kata kunci: hipertensi, pekerja wanita usia subur, profil lipid, vitamin D

SUMMARY
BETTY YOSEPHIN. Sunlight Exposure and Vitamin D-Calcium Supplementation and

Its Effect on Serum 25-hydroxyvitamin D, Blood Pressure and Lipid Profiles on working
women at childbearing age. Supervised by ALI KHOMSAN, DODIK BRIAWAN and
RIMBAWAN.
Vitamin D is a fat-soluble vitamin that contains steroids molecular structure. The
main source of vitamin D comes from sunlight. The high vitamin D deficiency is strongly
associated with low sun exposure. Use of sunscreen, a shift in the work of many outdoor
activities into indoor activities, increasing use of public transportation also reduce time
for outdoor activities. The impact of the vitamin deficiency causes a decrease in the
efficiency of calcium and phosphorus absorptions, thus increasing the level of paratyroid
hormone (PTH). In addition, the deficit of vitamin D increases the risk occurring of type
2 diabetes mellitus, cardiovascular disorder caused by hypertension, obesity and of lipid
profiles disorder.
Indonesia is a tropical country exposed to the sunlight throughout the year. Until
now, studies on the prevalence of vitamin D deficiency, especially to working women of
childbearing age are rarely conducted. However, several researches indicate that vitamin
D deficiency in Indonesia is relatively high. Supplementation is one of the efforts to
improve the status of serum 25(OH)D of working women at childbearing age especially
for garment workers. The purposes of this study were (1) to analyze the efficacy of
calcium plus vitamin D supplementation in working women of childbearing age on the
increased concentrations of serum 25(OH)D, (2) to analyze the efficacy of calcium plus

vitamin D supplementation in working women of childbearing age on the blood pressure,
(3) to analyze the efficacy of calcium plus vitamin D supplementation on lipid profile in
working women of childbearing age.
The design used in this research was an experimental study (randomized control
trial), and was approved by the Ethics Committee for Health Research, Health Research
Agency, Indonesia No. LB.02.01/5.2/KE.093/2013, with 39 subjects of women at
childbearing age who meet the inclusion criteria for the study. Subjects were randomly
allocated into two treatment groups, the VDK group (400 IU of vitamin D plus 500 mg
of calcium) and the VD group (400 IU of vitamin D). Supplements were packaged in
capsules with the same size and color, stripped with aluminum foil and consumed every
day for 12 weeks. In addition, the research was also conducted by giving 30 minutes of
sun exposure from 09:00 until 09:30 on 21 women of childbearing age who worked in
the office of Regional Secretary of Bogor Regency for 12 weeks. The exposure to sunlight
increased serum 25(OH)D as much as 15.9% and followed by lowering 10.3% total
cholesterol, and LDL cholesterol 17.1%, systolic blood pressure 9.1% and 7.5% diastolic.
Vitamin D supplementation was successfully increased serum 25(OH)D. Prior to
supplementation, the average level of serum 25(OH)D in VDK group was 16.7 ± 4.5
ng/dL which was higher than the average level of serum 25(OH)D in VD group which
was 14.9 ± 5.1 ng/dL. After supplementation, the subjects of VDK group showed an
average increased 3.6 ng/dL of serum 25(OH)D. The average increased of serum

25(OH)D in VD group was 6.3 ng/dL. In the vitamin D-calcium group the increase of
serum 25(OH)D was 21.6%, while in the vitamin D group the increase was almost two
times higher (42.3%) than vitamin D-calcium group. Statistical test results showed that

the average levels of serum 25(OH)D between the two treatment groups were
significantly different.
Prior to supplementation, the average serum calcium levels in the VDK group was
10.2 mg/dL, while the VD group was 10.3 mg/dL. After supplementation, the average
serum calcium of VDK group was slightly increased (0.1 mg/dL), while in the VD group
decreased was 0.1 mg/dL. Statistical test results showed that the average calcium levels
prior to and after the supplementation were not significantly different (p> 0.05), either in
VDK group nor VD group.
The average systolic blood pressure prior to supplementation of VDK group was
128.5±22.5 mmHg which was slightly lower than VD group (131.1±18 mmHg). After
supplementation, in both treatment groups a very little decreased of systolic blood
pressure was occured. In the VDK group, the decrease was 1.5 mmHg, while the VD
group was 0.5 mmHg.
The average total cholesterol prior to supplementation of VDK group was
165.6±39.0 mg/dL which was slightly lower than VD group (167.6± 25.5 mg/dL). After
receiving supplementation, the average total cholesterol of VDK group increased to

187.8±46.7 mg/dL. This increase was also occurred in VD group with the average total
cholesterol of 187.5±34.8 mg/dL. The level of total cholesterol was still on normal value
(under 200 mg/dL).
Prior to supplementation, the average LDL cholesterol of VDK group was
94.7±27.7 mg/dL which was slightly lower than VD group (104.4±22.0 mg/dL). After 12
weeks of supplementation, an increase in the average LDL cholesterol was occured which
were 113.5±26.4 mg/dL and 121.3±31.5mg/dL in VDK group and VD group,
respectively these levels were stillat the normal value (under 130 mg/dL).
Prior to supplementation, average HDL cholesterol of VDK group was 39.7±6.9
mg/dL which was slightly lower than the VD group (3.8±6.6 VD mg/dL). After
supplementation, the average HDL cholesterol of VDK group was increased to 40.2±6.8
mg/dL, while the average HDL cholesterol of VD group was decreased to 43.2±10.1
mmHg. The statistical test showed that the average HDL cholesterol between the two
groups were not significantly different (p> 0.05).
Prior to supplementation, the average triglycerides of VDK group was 140.3±106.4
mg/dL which was higher than VD group (96.9±39.3 mg/dL). Average triglycerides level
after supplementation of VDK group was 158.6±127.9 mg/dL which was higher than VD
group at 116.1±60.3 mg/dL. The statistical test showed that the average in triglycerides
level between the two groups were not significantly different (p> 0.05).
Sunlight exposure icreased serum 25 (OH)D and decreased total cholesterol and

LDL, blood pressure. Suplementation of vitamin D 400 IU improved status of vitamin D
of working women at childbearing age. But was increased dose because this group rarely
was exposed sunlight.
Keywords: blood pressure, lipid profiles, vitamin D, working women of childbearing
age

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam
bentuk apa pun tanpa izin IPB

PAPARAN SINAR MATAHARI DAN SUPLEMENTASI VITAMIN
D-KALSIUM SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
SERUM 25-HIDROKSIVITAMIN D, TEKANAN DARAH DAN
PROFIL LIPID PEKERJA WANITA USIA SUBUR


BETTY YOSEPHIN

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi Ilmu Gizi Manusia

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji pada Ujian Tertutup:
1. Dr. Sandjaja
2. Dr. Hadi Riyadi

Penguji pada Ujian Terbuka:
1. dr. Muchtaruddin Mansyur, MS, SpOK, Ph.D
2. Prof. Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS

ix

Judul Disertasi

: Paparan Sinar Matahari dan Suplementasi Vitamin DKalsium serta Pengaruhnya terhadap Serum
Hidroksivitamin D, Tekanan Darah dan Profil Lipid
Pekerja Wanita Usia Subur

Nama
NIM

: Betty Yosephin
: I162100021

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS
Ketua

Prof. Dr.Ir. Dodik Briawan, MCN
Anggota

Dr. Rimbawan
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Gizi Manusia

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian:

Tanggal Lulus:

xi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, karena dengan rahmat dan segala karuniaNya sehingga penulisan
disertasi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih untuk serangkaian
penelitian yang dilaksanakan sejak Januari hingga Juni 2013 adalah: “ Paparan
Sinar Matahari dan Suplementasi Vitamin D-Kalsium serta Pengaruhnya
terhadap Serum Hidroksivitamin D, Tekanan Darah dan Profil Lipid Pekerja
Wanita Usia Subur”.
Ucapan terima kasih dengan penuh hormat disampaikan kepada Prof. Dr.
Ir. Ali Khomsan MS sebagai ketua komisi pembimbing dan juga sebagai Ketua
Program Studi Ilmu Gizi Manusia, yang selalu bersedia untuk berdiskusi,
memberikan nasihat dan solusi pada setiap masalah yang dihadapi penulis.
Sebagai anggota komisi pembimbing dan juga Ketua Departemen Gizi
Masyarakat, Bapak Dr. Rimbawan yang tidak pernah bosan menampung keluh
kesah serta selalu memberikan semangat kepada penulis. Terima kasih penulis
sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN yang telah
memberikan masukan dan arahan selama penelitian dan penulisan disertasi ini.
Kepada yang terhormat Bapak Dr. Sandjaja dan Dr. Hadi Riyadi sebagai
penguji luar komisi pada ujian tertutup serta Bapak dr. Muchtaruddin Mansyur,
MS, SpOK, Ph.D dan Ibu Prof. Dr. Ir. Evy Damayanthi MS sebagai penguji luar
komisi pada ujian terbuka, terima kasih atas kesediaan dan masukan serta saransaran yang sangat berharga untuk disertasi ini. Kepada Bapak Dr. Ir. Arif Satria
MS (Dekan Fakultas Ekologi Manusia), sebagai pimpinan sidang ujian terbuka
serta Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman MS (Wakil Dekan Fakultas Ekologi
Manusia) sebagai pimpinan sidang ujian tertutup, terimakasih atas segala
kesediaan waktu dan masukan yang telah diberikan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada Direktur
Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Ketua Jurusan Gizi yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk menempuh studi di Sekolah Pasca Sarjana IPB dan
terimakasih atas beasiswa yang telah diberikan, serta teman-teman dosen yang
telah memberikan dukungan serta menggantikan tugas selama saya menempuh
studi S3.
Penulis juga ucapkan terimakasih kepada Dekan Sekolah Pasca Sarjana
IPB yang telah memberikan reward kepada penulis atas dipublikasinya sebagian
disertasi ini ke jurnal internasional. Tak lupa penulis menyampaikan terimakasih
kepada Yayasan Supersemar yang telah memberikan bantuan berupa dana
penelitian.
Ucapan terimakasih dengan tulus juga penulis sampaikan untuk seluruh
Guru Besar dan Bapak/Ibu Dosen Program Studi Ilmu Gizi Manusia Departemen
Gizi Masyarakat FEMA IPB, yang telah memberikan wawasan keilmuan selama
penulis menimbang ilmu di IPB, juga kepada pengelola dan staf yang telah
banyak membantu dan memberikan layanan yang baik selama penulis menjadi
mahasiswa.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan atas kebaikan, ketulusan dan
support dari teman-teman seperjuangan Angkatan 2010 khususnya bu Tetty,

mba Nia, pak Rahman, pak Muksin, pak Widodo dan pak Dady serta kakakkakak dan adik kelasku bu Wiwik, bu Dewi, pak Mansyur, bu Katrin, bu Iskari,
bu Dara dan bu Trini. Terima kasih atas persahabatan yang indah dan semoga
tetap terjalin meskipun kita akan kembali ke institusi masing-masing. Juga
terimakasih kepada pak Gholib, pak Mury, Desri serta rekan-rekan lain yang
telah berpartisipasi dalam pengumpulan data dan penyelesaian disertasi ini.
Ucapan terima kasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada pihak
pengelola jurnal ilmiah yaitu Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia,dan Pakistan Journal of Nutrition yang telah menerima sebagian
karya ini untuk dipublikasikan.
Ungkapan terimakasih yang setinggi-tingginya disampaikan kepada
Bapak dan Ibuku atas doa, kasih sayang dan dukungan materi yang diberikan
kepada saya sehingga dapat mencapai strata pendidikan yang tertinggi. Juga
kepada Bapak dan Ibu mertua serta kakak adikku terima kasih atas doa, kasih
sayang dan dukungan yang diberikan selama ini.
Terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada suamiku Parlin
Hutahaean dan anak-anakku Patrick, Petra dan Paskalis atas doa, limpahan kasih
sayang, kesabaran, dukungan dan perhatian yang diberikan selama penulis
menempuh studi S3.
Penulis menyadari disertasi ini masih belum sempurna, saran dan masukan
dari berbagai pihak untuk penyempurnaan hasil penelitian ini sangat diharapkan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

Betty Yosephin

xiii

DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI

xi
xiii

DAFTAR SINGKATAN

xv

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Hipotesis Penelitian
Manfaat Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA
Vitamin D
Penilaian Status Vitamin D
Hubungan Vitamin D dan Kalsium dengan Hipertensi
Hubungan Vitamin D dan Kalsium dengan Profil Lipid
Suplementasi Vitamin D dan Kalsium

5
5
11
11
14
16

3

METODE PENELITIAN
Kerangka Pendekatan Studi
Metode Analisis
Pengolahan dan Analisis Data

19
19
21
22

4

PROFIL LIPID DAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA
WANITA USIA SUBUR
Pendahuluan
Metode
Analisis data
Hasil dan Pembahasan
Simpulan

24
24
25
26
27
30

PENGARUH PAPARAN SINAR MATAHARI TERHADAP
PENINGKATAN SERUM 25(OH)D, TEKANAN DARAH DAN
PROFIL LIPID PEKERJA WUS
Pendahuluan
Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan

31
31
32
34
42

5

1
1
4
4
4
4

6

EFIKASI SUPLEMENTASI VITAMIN D DAN KALSIUM
TERHADAP PERBAIKAN STATUS SERUM 25(OH)D,
TEKANAN DARAH DAN PROFIL LIPID PEKERJA WUS
Pendahuluan
Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan

43
43
44
47
56

7

PEMBAHASAN UMUM
Keterbatasan penelitian
Implikasi hasil penelitian

57
62
62

8

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

64
64
64

DAFTAR PUSTAKA

65

LAMPIRAN

72

xv

DAFTAR SINGKATAN
AKG
AMP
CRE
HDL
IOM
IU
LDL
MED
PTH
RXR
SDM
Serum 25(OH)D
TDS
VD
VBD
VDK
VDR
VDRE
WUS

Angka Kecukupan Gizi
Adenosin mono posfat
cAMP respon elements
High density lipoprotein
Institute of Medicine
International Unit
Low density lipoprotein
Minimal Erythemal Dose
Para Thyroid Hormone
Retinoid acid X receptor
Sumber Daya Manusia
Serum hidroksivitamin D
Tekanan Darah Sistolik
Vitamin D
vitamin D-binding protein
Vitamin D Kalsium
Vitamin D Receptor
Vitamin D Responsive Element
Wanita Usia Subur

DAFTAR TABEL
1 Angka kecukupan vitamin D berdasarkan kelompok umur
2 Cut off status vitamin D berdasarkan konsentrasi serum 25(OH)D
3 Beberapa studi yang telah dilakukan terkait peranan vitamin D dengan
kejadian hipertensi
4 Beberapa studi yang telah dilakukan terkait peranan vitamin D terhadap
profil lipid
5 Berbagai penelitian suplementasi vitamin D, paparan sinar matahari
dikaitkan dengan tekanan darah dan profil lipid
6 Variabel penelitian dan cara pengukurannya
7 Distribusi IMT dan tekanan darah saat penapisan
8 Distribusi profil lipid darah saat penapisan
9 Profil lipid dan tekanan darah pada pekerja WUS berdasarkan IMT
10 Distribusi Indeks Massa Tubuh, tekanan darah sistolik dan diastolik
sebelum intervensi
11 Distribusi subjek berdasarkan profil lipid sebelum intervensi
12 Karakteristik subjek sebelum perlakuan
13 Asupan zat gizi sebelum dan setelah intervensi
14 Rata-rata kadar serum 25(OH)D dan kalsium serum sebelum dan
setelah intervensi
15 Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah
intervensi
16 Profil lipid sebelum dan setelah intervensi
17 Uji bivariat asupan makanan dengan parameter biokimia darah
18 Karakteristik subjek menurut Usia, Indeks Massa Tubuh dan tekanan
darah sebelum intervensi
19 Asupan zat gizi sebelum dan setelah intervensi
20 Uji bivariat asupan makanan dengan parameter biokimia darah
21 Distribusi subjek berdasarkan profil lipid sebelum intervensi
22 Rata-rata serum 25(OH)D dan kalsium serum sebelum dan setelah
intervensi
23 Rata-rata tekanan darah (mmHg) sebelum dan setelah intervensi
24 Rata-rata profil lipid (mg/dL) sebelum dan setelah intervensi

8
11
13
14
17
26
27
28
29
35
36
37
38
40
41
42
42
48
49
51
51
52
54
56

DAFTAR GAMBAR

1 Mekanisme dan aktifitas vitamin D di dalam tubuh (Mertens dan Muller
2010)
7
2 Peranan vitamin D pada penyakit jantung (Kimura et al. 1999)
15
3 Kerangka pemikiran
21

DAFTAR LAMPIRAN
1 Ringkasan hasil olah statistik
2 Persetujuan Etik
3 Formulir Food Frequency Questionnares (FFQ)
4 Formulir Food Recall

73
77
78
80

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan mengandung struktur
molekul steroid. Vitamin D tidak murni vitamin, karena vitamin D dapat disintesis
oleh tubuh dengan bantuan paparan sinar matahari. Secara alami vitamin D
ditemukan dalam minyak ikan, telur, mentega, hati, ikan seperti makarel, salmon,
sarden dan tuna. Saat ini ada banyak makanan yang sudah difortifikasi vitamin D,
terutama produk susu dan sereal. Makanan nabati umumnya rendah kandungan
vitamin D (Kauffman 2009).
Indonesia merupakan negara tropis yang sepanjang tahun disinari matahari.
Sampai saat ini sangat jarang dilakukan studi tentang prevalensi kekurangan
vitamin D apalagi yang secara spesifik ditujukan pada pekerja wanita usia subur
(WUS). Beberapa studi yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa prevalensi
kekurangan vitamin D sebesar 50% dijumpai pada wanita Indonesia berusia 4555 tahun (Oemardi et al. 2007). Setiati et al. (2007) pada subjek penelitian yang
berusia 60-75 tahun ditemukan sebesar 35.1% mengalami defisiensi vitamin D.
Hasil penelitian kolaborasi Malaysia dan Indonesia pada 504 wanita usia subur
berumur 18-40 tahun yang dilakukan di Kuala Lumpur dan Jakarta menemukan
rata-rata konsentrasi serum 25(OH)D sebesar 48 nmol/L sedangkan defisiensi
vitamin ini di Indonesia sebesar 63% (Green et al. 2008). Dari beberapa studi ini
dapat disimpulkan bahwa wanita yang tinggal di negara tropis khatulistiwa tidak
sepenuhnya menjamin status vitamin D mereka. Data prevalensi kekurangan
vitamin D di berbagai negara sangat bervariasi. Studi terbaru tentangpengukuran
konsentrasi serum 25(OH)D pada wanita dewasa berusia di bawah 50 tahun
menemukan prevalensi kekurangan vitamin D yang tinggi di beberapa negara yaitu
Vietnam 92.4%, Thailand 42-77%, Malaysia 48%, India 47%, 42% wanita Amerika
(Khor dan Thuy 2011).
Wanita pekerja merupakan bagian dari WUS yang perlu mendapatkan
perhatian karena rentan terhadap masalah gizi. Hal ini terkait dengan peran
fisiologis wanita yang mengalami menstruasi dan melahirkan. Beberapa studi
menunjukkan bahwa meskipun sinar matahari berlimpah, prevalensi
hipovitaminosis D pada wanita usia reproduksi meningkat di negara-negara Asia,
dan masalah ini menjadi epidemi. Selain wanita bekerja di dalam ruangan tertutup
sehingga jarang terpapar sinar matahari seringkali para pekerja wanita mempunyai
aktifitas luar ruangan yang terbatas/ jam bekerja dimulai dari pagi hingga sore,
menggunakan pakaian yang menutup seluruh tubuh dan asupan makanan rendah
vitamin D dan kalsium sehingga dapat menjadi penyebab keadaan kekurangan
vitamin D (Islam et al. 2008; Looker et al. 2008; Islam et al. 2010).
Kekurangan vitamin D menyebabkan penurunan efisiensi penyerapan
kalsium dan posfor sehingga meningkatkan level paratiroid hormon (PTH). Selain
itu, defisit vitamin D meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2, gangguan
kardiovaskular yang disebabkan hipertensi, obesitas dan gangguan profil lipid.
Kekurangan vitamin D berkaitan dengan resistensi insulin, diabetes melitus,
disfungsi sel β, penyakit autoimun, arthritis, multipel sklerosis, kanker kolon,

2

kanker payudara, kanker prostat, hipertensi dan penyakit kardiovaskular (Stroud et
al. 2008).
Penelitian Forman et al. (2007) pada kelompok wanita berusia 40-43 tahun
menemukan bahwa dua pertiga wanita mengalami kekurangan vitamin D, dan
proporsi kejadian hipertensi pada wanita muda dapat dikaitkan dengan kekurangan
vitamin D. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa OR kejadian
hipertensi 1.66. Hal ini berarti bahwa wanita yang kekurangan vitamin D berisiko
1.6 kali untuk menderita hipertensi dibanding dengan wanita yang memiliki serum
25(OH)D normal. Sebuah studi metaanalisis yang dilakukan oleh Parker et al.
(2010) menemukan bahwa responden yang memiliki tingkat serum vitamin D tinggi
dapat menurunkan 43% gangguan kardiometabolik.
Tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular merupakan konsekuensi
modernisasi. Penyakit ini merupakan penyakit non infeksi (non communicable
disease) yang sedang meningkat di negara maju dan sedang berkembang.
Fenomena ini disebut dengan New World Syndrome yang akan menimbulkan beban
sosio-ekonomik serta kesehatan masyarakat yang sangat besar di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Menurut WHO (2008) penyakit jantung koroner
merupakan salah satu penyebab kematian utama seluruh dunia yang terus
meningkat, dan menjadi pandemik yang tidak melihat batasan apapun. Hasil
pendataan Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian
akibat penyakit kardiovaskular mengalami peningkatan tajam. Urutan kematian
yang disebabkan penyakit tidak menular didominasi oleh hipertensi pada kelompok
usia 24-45 tahun (24.45%) dan penyakit kardiovaskular (15.4%) (Balitbangkes
2007).
Faktor yang menyebabkan defisiensi vitamin D pada perempuan meliputi
gaya hidup yang cenderung menghindari sinar matahari, penggunaan sunblock,
rendahnya asupan makanan kaya vitamin D serta bekerja di dalam ruangan dalam
jangka waktu yang panjang. Defisiensi vitamin ini dapat diatasi dengan
meningkatkan sintesis vitamin D melalui pajanan sinar matahari, fortifikasi
makanan atau memberikan suplementasi vitamin D (Holick 2007).
Paparan sinar matahari merupakan sumber vitamin D yang paling baik dan
tidak ditemukan kasus intoksikasi vitamin D akibat oleh terpapar sinar matahari
berlebihan Webb et al. (1988)(Holick 1988). Individu yang tinggal di dekat ekuator
yang terpapar dengan sinar matahari tanpa menggunakan pelindung sejenis
sunblock, tabir surya memiliki konsentrasi 25(OH)D di atas 30 ng/mL (Kauffman
2009).
Hanwell et al. (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh pajanan
matahari terhadap kadar serum vitamin D pada pekerja rumah sakit di Italia. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata serum 25(OH)D lebih tinggi pada
musim panas daripada musim dingin dengan nilai serum 25(OH)D masing-masing
58.6 ±16.5 nmol/ L dan 38.8 ±29.0 nmol/L (p= 0.003). Pilz et al. (2012) meneliti
penderita hipertensi berusia 34-64 tahun di Austria yang diberi pajanan matahari
pada musim panas dan musim dingin. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil
pajanan matahari dapat meningkatkan serum 25(OH)D lebih tinggi di musim panas
dibandingkan musim dingin dan menurunkan paratiroid hormon (PTH). Pajanan
matahari menjadi penting untuk menjaga fisiologi vitamin D dan status PTH.
Studi yang dilakukan oleh Wang et al. (2008) pada 120 responden
menemukan bahwa responden yang memiliki serum 25(OH)D 20 tahun menemukan bahwa serum 25(OH)D lebih
rendah pada wanita dan berhubungan dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular
pada orang dewasa AS. Nilai OR serum 25(OH)D terhadap hipertensi sebesar 1.3
sedangkan nilai OR serum 25(OH)D terhadap trigliserida adalah 1.47. Namun nilai
OR serum 25(OH)D terhadap kolesterol total adalah sebesar 0.97. Hal ini
menunjukan bahwa ada korelasi serum 25(OH)D dengan hipertensi dan trigliserida.
Hipertensi dan ketidaknormalan profil lipid berkaitan dengan beragam faktor
risiko baik yang tidak dapat diubah maupun faktor yang dapat diubah. Faktor risiko
yang tidak dapat diubah meliputi genetik, keadaan gizi, riwayat kesehatan masa lalu,
jenis kelamin dan umur. Faktor risiko yang dapat diubah adalah kegemukan, asupan
makanan, gaya hidup dan aktifitas fisik. Dalam kaitannya dengan upaya preventif
dan kuratif prehipertensi dan dislipidemia, faktor risiko yang dapat diubah tersebut
perlu dikelola dengan baik melalui perubahan perilaku makan, kesehatan, gaya
hidup melalui pemberian suplemen dan paparan sinar matahari.
Vitamin D terutama bertanggung jawab untuk mengatur efisiensi
penyerapan kalsium di usus. Defisiensi vitamin D menurunkan penyerapan kalsium
dari usus kecil. Penelitian yang dilakukan Major et al. (2007) pada 63 wanita
berumur 38-48 tahun diberikan suplementasi vitamin D 200 IU ditambah kalsium
600 mg selama 15 minggu dapat menurunkan rasio kolesterol LDL:HDL (p