84 bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Dari uraian di atas
peneliti melihat adanya research gap. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saidi
2004 yang menyatakan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini bertentangan dengan Rachmawardani 2007 yang menyatakan bahwa risiko
bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini dimungkinkan karena dalam periode 2000-2005 perusahaan sektor keuangan dan perbankan belum
mengalami kondisi lingkungan bisnis yang tidak pasti. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan Nugroho 2009 dan Nuril
Hidayati 2010 yang menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan semakin besar risiko bisnis yang dihadapi suatu
perusahaan maka struktur modal perusahaan menjadi kecil dikarenakan manajer yang tidak berani menanggung risiko risk aversion dan lebih menyukai menggunakan
dana internal perusahaan daripada pinjaman dari pihak luar. Ketidakpastian dalam lingkungan bisnis menjadikan manajer lebih waspada dalam keputusan pendanaan
eksternal.
4.3.3 Pengaruh Pertumbuhan Aktiva GROW Terhadap Struktur Modal
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan aktiva GROW berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal. Dengan kata lain
pertumbuhan aktiva GROW tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Justifikasinya hal ini dikarenakan perekonomian yang belum kondusif bagi dunia
85 usaha sehingga perusahaan sulit memperoleh pertumbuhan aset. Dalam periode
pengamatan tahun 2005-2006 tidak sedikit perusahaan manufaktur yang mengalami penurunan aktiva yang menjadikan manajer tidak menggunakan variabel
pertumbuhan aktiva sebagai acuan penentuan struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa pertumbuhan aktiva
berpengaruh negatif meskipun tidak signifikan hal ini tidak mendukung teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia memiliki sifat mementingkan dirinya sendiri
self interest dan memiliki keterbatasan rasionalitas bounded rationality menyebabkan manajer mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain. Tetapi lebih mengacu pada pecking order theory yang menjadikan pertumbuhan aktiva sebagai tambahan modal
perusahaan untuk pembiayaan. Jadi menajer menggunakan dana internal perusahaan terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Titik Indrawati dan Suhendro 2006 dan Nuril 2010 yang menyatakan tidak
berpengaruhnya variabel pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal. Untuk hubungan pertumbuhan aktiva dengan struktur modal, peneliti
mengamati adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sartono dan Sriharto 1999 dan Saidi 2004 yang menyatakan bahwa pertumbuhan aktiva
berpengaruh positif terhadap struktur modal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi, kemungkinan akan kekurangan pendapatan untuk mendanai pertumbuhan
tinggi tersebut secara internal. Sedangkan untuk menerbitkan saham baru
86 memerlukan biaya yang tinggi, maka perusahaan lebih menyukai hutang sebagai
sumber pembiayaan.
4.3.4 Pengaruh Profitabilitas NPM Terhadap Struktur Modal