5
4. Status Gizi IMT
Karakteristik subjek berdasarkan status gizi IMT
diketahui bahwa tenaga kerja wanita yang termasuk status
gizi kurang yaitu sebanyak 22,9, status gizi baik
62,9, dan status gizi lebih 14,33.
5. Masa Kerja
Karakteristik subjek berdasarkan masa kerja
diketahui bahwa tenaga kerja wanita yang masa kerjanya
rendah sebanyak 94,3 lebih banyak dibandingkan yang
masa kerjanya sedang sebanyak 5,7 .
6. Tingkat Asupan Energi
Berdasarkan distribusi tingkat asupan energi diketahui
bahwa tenaga kerja wanita yang asupan energinya baik
sebanyak 57,1 lebih banyak dibandingkan asupan energinya
kurang sebanyak 42,9 . 7. Tingkat Asupan Protein
Berdasarkan distribusi tingkat asupan protein diketahui
bahwa tenaga kerja wanita yang asupan proteinnya baik
sebanyak 62,9, asupan proteinnya kurang sebanyak
31,4 dan asupan proteinnya
lebih sebanyak 5,7 . 8. Tingkat Asupan Lemak
Berdasarkan distribusi tingkat asupan lemak diketahui
bahwa tenaga kerja wanita yang asupan lemaknya baik
sebanyak 54,3, asupan lemaknya kurang sebanyak
25,7 dan asupan lemaknya lebih sebanyak 20 .
9. Tingkat Asupan Karbohidrat
Berdasarkan distribusi tingkat asupan karbohidrat
diketahui bahwa tenaga kerja wanita yang asupan
karbohidratnya baik sebanyak 51,4, asupan karbohidratnya
kurang sebanyak 42,9 dan asupan karnohidratnya lebih
sebanyak 5,7 .
10. Tingkat Aktivitas Fisik
Berdasarkan distribusi
tingkat aktivitas fisik diketahui bahwa tenaga kerja wanita
yang aktivitas fisiknya ringan sebanyak 88,6 lebih banyak
dibandingkan aktivitas fisiknya sedang sebanyak 11,4 .
6
11. Tingkat Produktivitas Kerja
Berdasarkan distribusi produktivitas kerja diketahui
bahwa tenaga kerja wanita produktif sebanyak 71,4
lebih banyak dibandingkan yang tidak produktif sebanyak
28,6 . B. ANALISIS HUBUNGAN
1. Hubungan Asupan Energi
dengan Produktivitas Kerja
Hasil analisis hubungan antara asupan energi dengan
produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Distribusi Produktivitas Kerja
Menurut Asupan Energi
Asupan Energi
Produktivitas Kerja Jumlah
Produktif Tidak
Produktif
Kurang 6 40 9 60 15 100 Baik
19 95 1 5 20 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak 60 tenaga
kerja yang tidak produktif cenderung memiliki asupan
energi kurang, sedangkan sebanyak 95 tenaga kerja
yang produktif cenderung memiliki asupan energi baik.
Asupan energi subjek yang kurang, karena umumnya
subjek hanya mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat
seperti nasi dan mie. Berdasarkan uji statistik dengan
uji Rank Spearman
menunjukkan nilai p=0,003 sehingga terdapat hubungan
yang signifikan positif antara asupan energi dengan
produktivitas kerja. Kekurangan energi yang
terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kekuatan
otot muscular strength dan ketepatan gerak otot menurun,
sehingga membuat kerja tidak efisien Moehji, 2003. Tubuh
dapat menerima beban kerja dengan baik bila energi
terpenuhi Nursanyoto, 1992. Energi diperoleh dari
pembakaran karbohidrat, protein dan lemak.
Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat
terpenting dalam penyediaan energi di dalam tubuh Irawan,
2007. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Nuraieni 2007 yang menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara tingkat
7 konsumsi energi dengan
produktivitas kerja, dimana tenaga kerja yang tingkat
konsumsi energinya baik produktivitasnya cenderung
lebih tinggi.
2. Hubungan Asupan Protein dengan Produktivitas Kerja