Hubungan pendidikan akhlak dalam keluarga dengan kepribadian remaja di RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok

HUBUNGAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA
DENGA.N KEPRIBADIAN REMAJA DI RW 08 KELURAHAN
KEDAUNGKECAMATANSAWANGANKOTADEPOK
Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
SaIjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

.'-1111
.. -..
Oleh:

HARIYANTO
NIM. 204011002690" 'in.

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M


HUBUNGAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA
DENGAN KEPRIBADIAN REMAJA DI RW 08 KELURAHAN
KEDAUNG KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK
イM NセB N セ ⦅

PERPUSTAKA 0,361 dan 0,463).
Dengan demikian berarti hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis
penelitian Ha diterima. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Pendidikan Akhlak
dalam Keluarga Berhubungan dengan Kepribadian Remaja, hal ini dibuktikan
dengan kontribusi variable X terhadap variable Y sebesar 68 %, yang berarti
masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi kepribadian remaja.

LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang di'\iukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu Pendidikan Agama Islam pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas IImu
Tarbiyah dan Kegururuan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

iv

DAFTARISI
KATA PENGANTAR

i

ABSRTAKSI

iii


DAFTAR lSI

iv

DAFTAR TABEL

vi

RABI.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

I

B. Identifikasi Masalah

4

C. Pembatasan Masalah

4


D. Perumusan Masalah

5

E. Iujuan Dan Kegunaan Hasil Penelitian

5

F. Metodologi Penelitian

5

RAR II. DESKRIPSI TEORI,KERANGKA RERPIKIR DAN
PENGJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan AkhIak Dalam Keluarga

_


9
9

a. Pengertian Pendidikan

9

b. Pengertian AkhIak

10

c. Macam-Macam Akhlak

II

I) AkhIak Mulia

II

2) AkhIak Tercela


14

d. Keluarga / Orang Iua

15

1) Fungsi Keluarga / Orang Iua

16

a) Orang Iua Sebagai Pengasuh

16

b) Orang Iua Sebagai Pendidik

19

c) Orang Iua Sebagai Pembirnbing


20

2) Kewajiban Anak Ierhadap Orang Tua

21

2. Kepribadian Remaja

22

a. Pengertian Kepribadian

22

b. Bentuk-Bentuk Kepribadian

24

c. Pengertian Remaja


24

d. Pembinaan Kehidupan Beragama Bagi Remaja

27

e. Masalah Yang Dihadapi Remaja

27

f. Macam-Macam Kebutuhan Dalam Pribadi Remaja

28

B. Kerangka Berfikir

30

C. Pengajuan Hipotesa


31

BAB

ID.

GAMBARAN

UMUM

RW

08

KELURAHAN

KEDAUNG KECAMATAN SAWANGAN KOTA
DEPOK
32


B. Luas Wilayah RW 08

32

C. Komposisi Penduduk RW 08

32

D. Dinamika Penduduk RW 08

34

E. Organisasi Kemasyarakatan RW 08

35

F. Sarana Pendidikan RW 08

35


G. Sarana Ibadah RW 08

35

H. Struktur Organisasi RW 08

36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BABIV.

BABV.

A. Letak Wilayah RW 08

A. Deskripsi Data

37

B. Analisis Data

75

C. Interpretasi Data

87

PENUTUP
A. Kesimpulan

89

B. Saran

90

DAFTARPUSTAKA

LAMPmAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Penelitian

38

Tabel2 HasH Uji Coba Pemyataan Angket Variabel x

39

Tabel3 HasH Uji Validitas Variabel X

41

Tabel 4 HasH Uji Coba Pemyataan Angket Variabel Y

42

Tabel 5 HasH Uji Validitas Variabel Y

44

Tabel6 Pemyataan Variabel X

45

Tabel 7 Pemyataan Variabel X

45

Tabel 8 Permyataan Variabel X

46

Tabel 9 Pemyataan Variabel X

47

TabellO Pemyataan Variabel X

47

Tabel II Pemyataan Variabel X

48

Tabel 12 Pemyatwn Variabel X

48

Tabel 13 Pemyataan Variabel X

49

Tabel 14 Pemyataan Variabel X

49

Tabel IS Pemyataan Variabel X

50

Tabel 16 Pemyataan Variabel X

51

Tabel 17 Pemyataan Variabel X

51

Tabel 18 Pemyataan Variabel X

52

Tabel19 Pemyataan Variabel X

52

Tabel20 Pemyataan variabel X

53

Tabel21 Pemyataan Variabel X

53

Tabel 22 Pemyataan Variabel X

54

Tabel 23 Pemyataan Variabel X

55

Tabel24 Pemyataan Variabel X

55

Tabel 25 Pemyataan Variabel X

56

Tabel 26 Pemyataan Variabel X

56

Tabel 27 Pemyataan Variabel X

57

Tabel 28 Pemyataan Variabel X

58

Tabel29 Pemyataan Variabel X

58

Tabel30 Pemyataan Variabel X

59

Tabel31 Pemyataan Variabel Y

59

Tabel32 Pemyataan Variabel Y '

60

Tabel33 Pemyataan Variabel Y

60

Tabel34 Pemyataan Variabel Y

61

Tabel35 Pemyataan Variabel Y

62

Tabel36 Pemyataan Variabel Y

62

Tabel37 Pemyataan Variabel Y

63

Tabel38 Pemyataan Variabel Y

63

Tabel39 Pemyataan Variabel Y

64

Tabel 40 Pemyataan Variabel Y

64

Tabel41 Pemyataan Variabel Y

,

65

Tabel42 Pemyataan Variabel Y

66

Tabel 43 Pemyataan Variabel Y

66

Tabel44 Pemyataan Variabel Y

67

Tabel45 Pemyataan Variabel Y

67

Tabel46 Pemyataan Variabel Y

68

Tabel47 Pemyataan Variabel Y

68

Tabel48 Pemyataan Variabel Y

69

Tabel49 Pemyataan Variabel Y

69

Tabel50 Pemyataan Variabel Y

70

Tabel51 Pemyataan Variabel Y

71

Tabel52 Pemyataan Variabel Y

71

Tabel53 Pemyataan Variabel Y

72

Tabel54 Pemyataan Variabel Y

72

Tabel 55 Pernyataan Variabel Y

73

Tabel56 Pernyataan Variabel Y

73

Tabel57 Pemyataan Variabel Y

74

Tabel58 Data Hasil Angket Variabel X

75

Tabel 59 Rekapitulasi Skar Variabel X

77

Tabel60 Data Hasil Angket Variabel Y

79

Tabel61 Skar Hasil Angket Variabel Y

81

Tabel 62 Skor Hasil Wawancara dengan Guru Agarna Variabe1 Y

82

Tabel63 Rekapitulasi Skor Variabel Y

83

Tabel 64 Analisis Kore1asi Variabel X dan Y

85

BAR I
PENDAHULUAN

\
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang
berkembang secara sempuma. Mereka menginginkan anak yang dilahirkan itu
kelak menjadi anak yang sehat, kuat, berketerampilan, cerdas, dan pandai.
Dalam taraf yang sederhana orang tua tidak menginginkan anaknya lemah,
sakit-sakitan, pengangguran, bodoh dan nakal. Pada tingkat yang paling
sederhana orang tua tidak menginginkan anaknya nakal dan menjadi
penganggur. Dan terakhir pada tingkat paling minimal adalah jangan nakal,
kenakalan akan menyebabkan orang tua mendapat malu dan kesulitan.
Oleh karena itu orang tua dalam lingkungan rurnah tangg? hams dapat
memberikan pendidikan yang baik terhadap anak-anak nereka. Karena
lingkungan keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dikenal anak.
Hal ini disebabkan, karena kedua orang tuanyalah orang yang pertama dikenal
dan diterimanya pendidikan. Bimbingan, perhatian, dan kasih sayang yang
teIjalin antara kedua orang tua dengan anak-anaknya, merupakan basis yang
ampuh bagi perturnbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai sosial dan
religius pada diri anak. I

I

Samsul Nizar, M.A, Dasar-Dasar Pernik/ran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media

2

Tujuan pendidikan dalam rumah ialah agar anak berkembang secara
maksimal, meliputi selurub aspek perkembangan anaknya yaitu jasmani, akal,
dan rubani. Yang bertindak sebagai pendidik dalam pendidikan rumah tangga
adalah ibu dan ayah si anak serta semua orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak itu seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan kakak.
Adapun yang paling bertanggungjawab adalah ayah dan ibu.

2

Manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan atau "homo
educandum". Manusia dipandang sebagai homo educandum yaitu makhluk

yang harns dididik. Mengapa manusia harns dididik? Untuk menjawab
pertanyaan ini, terlebih dahulu harns dilihat dari dua segi pendidikan
sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr. Hasan Langgulung sebagai berikut:
A Pertama dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewarisan
kebudayaan dari generasi tua kepada

ァ・「 イ。セゥ

mnda, agar hidup

masyarakat itu tetap berkelanjutan. Atau dengan kata lain, masyarakat
mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke
generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara.
B Kedua dari segi pandangan individu, pendidikan berarti pengembangan
potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Seperti potensi akal,
potensi berbahasa, potensi agama dan sebagainya. Potensi-potensi tersebut
harns diusahakan dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya agar dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya. 3
Dilihat dari kedua sudut pandang tersebut di atas, maka manusia perlu
sekali diberikan pendidikan, karena tanpa pendidikan pewarisan kebudayaan
dan pengembangan potensi manusia tak dapat dilakukan dengan sepenuhnya.
Dalam upaya menanarukan pendidikan tesebut masyarakat keluarga
merupakan institusi sosial yang terpenting dan merupakan unit sosial yang
utama, melalui individu-individu dalam masyarakat dipersiapkan nilai-nilai

2 Ahmad tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Persefektif Islam, (Bandung Remaja Rosyada
Karya Offset 1994). eet- ke2, h. 15."
3 Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia,2001) eet ke
4, h.7

3

kebudayaan, kebiasaan dan tradisi yang dipelihara ke1anjutannya. Dan melalui
ke1uarga juga kebudayaan dipindahkan dari generasi ke generasi berikutnya.
Dengan demikian yang diwarisi oleh anak-anak dari orang tuanya
bukan hanya berupa harta tetapi juga berupa nilai-nilai yang bermanfaat dalam
kehidupan. 4
Hubungan yang kurang baik antara orang tua dan anak-anaknya yang
telah remaja, terkadang membuat remaja patah semangat, mogok belajar,
menjadi nakal, melawan kepada orang tua, benci kepada orang tua, bahkan
kadang-kadang sampai kepada niat akan membunuh orang tuanya karena
sangat paniknya. 5
Dalam hal ini penulis sering mendengar anak yang suka berkata-kata
kotor, dan tidak sopan baik terhadap orang yang lebih tua maupun terhadap
teman sebayanya. Penulis pun menemukan kejadian anak yang sudah berani
bahkan sering berbohong kepada orang tua mereka, dan sering pula ditemukan
anak yang membuang-buang waktu untuk hal yaJJ.g tidak berguna (tidak
banYak manfaatnya), seperti anak-anak yang nongkrong di tepi-tepi jaJan
sambi! merokok dan bermain gitar sampai lamt malam, bahkan juga sampai
menimbulkan perke1ahian baik dengan sesama mereka, maupun dengan
kelompok lain.
Penulis pun menemukan anak-anak yang sudah berani meminum
minuman keras yang terkadang sampai menyebabkan mereka mabuk,
ditemukan pula anak-anak remaja laki-laki dan perempuan yang berduaan
sampai larut malam, sehingga terdapat beberapa kejadian anak remaja wanita
yang hami! di luar pernikahan.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk meneliti
apakah orang tua dalam memberikan pendidikan agama dan pembinaan akhlak
anak sudah maksimal dan penulis mencoba meneliti sejauh mana orang tua
yang berada dalam lingkungan RW 08 berperan dalam memberikan
pendidikan dan pembinaan akhlak dalam keluarga tersebut. Dan penulis

4

Ramayulis, Pendidikan Islam ... h.6

5,.."._ •... •.. __ ._ ...."-..__

.1'_0.:r1

T'

,

"T.'. _

L_

............

-.-.. ...

,.

......,

4

mencoba meneliti sebab-sebab kenakalan tersebut. Dengan demikian
berdasarkan latar belakang masalab di atas penulis terdorong menyusun
skripsi yang berjudul "Hubungan Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Dengan Kepribadian Remaja Dilingkungan RW 08 Kelurahan Kedaung
Kecamatan Sawangan Kota Depok".

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalab dalam
penelitian ini adalab :
J. Apa yang dimaksud dengan pendidikan Akhlak dalam keluarga?
2. Apa yang dimaksud dengan keluarga?
3. Apa yang dimaksud dengan kepribadian remaja?
4. Apakab pendidikan akhlak dalam keluarga memang mempengaruhi
kepribadian remaja?
5. Sejauhmana hubungan pendidikan akhlak dalam keluarga dengan
kepribadian remaja?

C. Pembatasan Masalah
J. Pendidikan akhlak yang dimaksud adalab pendidikan adab atau etika yang
mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertindak
2. Remaja yang dimaksud adalab remaja berusia 13-18 tabun dilingkungan
RW 08 Keluraban Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok. Karena
pada masa ini remaja membutuhkan perhatian yang sangat besar.
3. Pembentukan akhlak anak adalab penanaman nilai-nilai dan pembiasaan
prilaku pembentukan sikap yang ada dalam keluarga
4. Lingkungan keluarga, orang tua, yang bertanggung jawab penuh dalam
menanamkan, mengarahkan, serta membina anak dan remaja yang ada
dalam lingkungan keluarga sebagai wadab utama dalam pembinaan ak:hlak
anak.

5

D. Perumusan Masalah
Dengan

pembatasan

masalah

tersebut

maim

penulis

mencoba

merumuskan masalah sebagai berikut : "Adakah hubungannya antara
pendidikan akhlak dalam keluarga dengan kepribadian remaja di lingkungan
RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok?"

E. Tujuan dan Keguanaan Basil Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Secara ilmiah penulisan skripsi ini untuk mempertajam kematangan

keilmuan, cara berpikir serta kemampuan melahirkan sebuah karya ilmiah.
2. Secara pragmatis penulisan skripsi ini memberikan bekal pengetahuan
mengenai teori-teori tentang pendidikan, dan mendapatkan gambaran yang
lebih luas tentang penelitian sosial, serta sebagai sumbangan pemikiran
dalam membina dan membimbing anak remaja dalam keluarga, agar anak
remaja dapat berkepribadian dengan akhlak yang mulia.

F. MetodoJogi Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Jalan Abdul Wahab RW 08
Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok. Lokasi ini dipilih
sebagai penelitian karena lingkungan ini rata-rata penduduknya merniEki
anak usia remaja.
Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu sejak bulan Agustus
2008 sampai dengan bulan Nopember 2008.

2. Metode Penelitian
Penelitian

ini

menggunakan

metode セ

NセG|

dengan

tehnik

korelasional. Yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok,

6

kemudian menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesa. 6
Metode penelitian ini meliputi:

1. Variabel Penelitian
Variabel bebas yang dimaksud adalah pendidikan akhlak dalam
keluarga, dan wu'iabel terikatnya adalah kepribadian remaja. Paradigma
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat divisualisasikan
dalam bentuk konstelasi hubungan sebagai berikut:

x
Keterangan:
X : Pendidikan Akhlak dalam Keluarga
Y : Kepribadian Remaja

2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah
kepala keluarga yang memiliki anak usia 13 -18 tahun yang tinggal di
lingkungan RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota
Depok. Yang berjurnlah 142 kepala keluarga dari 213 Kepala
Keluarga. Sampel dalam penelitan ini sebanyak 30% dari keseluruhan
jumlah populasi yang ada yaitu, sebanyak 30 kepala keluarga. 7
b. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun teknik pengambilan sampel adalah menggunakan teknik
random sampling yaitu pengambilan sampel yang penulis tetapkan
adalah dipilih secara acak, sehingga setiap unit populasi mendapatkan
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

3. Tehnik Pengumpulan Data
6 Lembaga Penelitian, pendidikan dan penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Metode
Penelition Survoi. (Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1995), Cet.ke-2. h.5
7



⦅セNᄋエ

. . " .•.. __ . . . . . . .

l'nn

TTr

:n

_1

t ........ _

1

....... ,.

7

Untuk mengumpuIkan data dalam penelitian lapangan ini penulis
menggunakan tiga teknik:
I.

Observasi yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung untuk
mendapatkan data tentang situasi dan kondisi penelitian.

2.

Wawancara yaitu penulis melakukan tanyajawab sepihak kepada Bapak
Kepala Keluraban Kedaung dan Bapak Ketua RW 08 Keluraban
Kedaung. Tanya jawab tersebut dilakukan secara sistematis dan
berlandaskan kepada tujuan penyelidikan untuk pengumpulan data
gambaran secara umum tentang RW 08 Keluraban Kedaung.

3.

Angket

(kuesioner)

yaitu

suatu

daftar

yang

berisikan

pertanyaan/pernyataan yang disusun secara tertulis, yang dimaksudkan
untuk memperoleh data dari beberapa sampel yang diteliti, kemudian
dianalisis dan diinterprestasikan dengan menggunakan tehnik analisa

data

4. Tehnik Analisa Data
Selanjutnya dalam menganalisa dan menginterpretasi data yang
ditabulasi digunakan rumus Korelasi Product Moment.

rxy



Korelasi "r" product moment person

N

=

Jumlab responden

2:X

=

Jumlab skor Motivasi belajar

2:Y

=

Jumlab skor nilai prestasi belajar

2:X Y = Jumlab hasil perkalian antar variabel X dan variabel Y

Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r"
Product Moment yang telab di peroleh dari perhitungan sehingga dapat
diberikan interpretasi dan penafsiran tertentu, dipergunakan sebagaimana
berikut:

BABn
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan Akhlak dalam Keluarga
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata "didik" lalu kala ini mendapat awalan
"me" sehingga menjadi "mendidik"" artinya: memberi, memelihara dan
memberi latihan (ajaran, tujuan, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Contoh: semua orang tua wajib mendidik anaknya
secara balk, itu artinya setiap orang tua yang memiliki anak wajib
memelihara, melatih akhlak dan melatih kecerdasan pikiran anak. 1
Pengertian "pendidikan" menurut kamus besar babasa Indonesia
ialab proses mengubab sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaba mendewasakan manusia melalaui upanya pengajaran dan
pelatihan. 2
Secara harfiab, pendidikan berasal dari kata educare, yang artinya
mengeluarkan suatu kemampuan. Jadi educare adalab membimbing untuk

I

Muhibbin Syah,M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Barn, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1997), Cet Ke-3, h.1 0

10

mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri anak untuk
tercapainya kedewasaan. 3
Pengertian secara terminologi Drs Ngalim Purwanto menjelaskan
bahwa, pendidikan adalah segala usaha orang dewasa pada pergaulanya
dengan anak-anak dalam memimpin perkembanagan jasmaniyah dan
rohaniyah kearah kedewasaan. 4
Dalam UURI No 20 Th 2003 pasall, pendidikan diartikan sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 5
b. Pengertian Akhlak

Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa
arab) adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam kamus AIMunjid berarti budi pekerti, perangai, atau tingkah. Di dalam Da'iratul
ma' arif dikatakan :

" Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik". 6

Sedangkan dalam kamus Shahih kata khuluq berarti tabiat atau
perangai. Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, " Xhuluq dalam bahasa
Arab artinya adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang
dalam bersikap dan bertindak". 7

Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru..., h.1 0
Ngalim Purwanto, I/mu Pendidikan Tearitis dan Praktis. (Bandung: Rem'\ia Karya, 1988),
Cet. Ke-12, h. 278
5 DEPDIKNAS. UURI Na 20 Th 2003 Tentang SISDIKNAS (Bandung: FOKUSMEDIA
2003) h. 2
6 Asmaran. A.S, M.A, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, (994),
Cet. Ke-2, h.1
7 Muhammad Nur Abdul Hafizd, Mendidik Anak Bersama Rasulul/ah, (Bandung : AI3
4



... "' ... '\

"""_LY7_

1

._

''"'0

11

Prof .Dr.Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan
kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu
maka kebiasannya itu disebut akhlak. Dalam Ensiklopedi Pendidikan
dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusialaan yaitu
kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar
terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifatsifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan
selalu ada padanya Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut
akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai
dengan pembinaannya.
c. Macam-Macam Akhlak

1) Akhlak Mulia.
a) Shidiq

Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau

bohong. Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan
benar lahir batin; benar hati, benar perkataan, dan benar
perbuatan. Benar hati, apabila hati dihiasai dengan iman kepada
Allah swt dan bersih dari segala penyakit hati. Benar perkataan,
apabila semua yang diucapkan adalah kebenaran bukan
kebatilan. Dan benar perbuatan, apabila semua yang dilakukan
sesuai dengan syariat Islam. 8
Orang

yang

berpegang

kepada

kejujuran

dan

memperhatikan prinsip kiebenaran pada setiap problem yang
dihadapinya dan dilaksanakan diatas hukurn yang benar, yang
demikian merupakan tiang yang kokoh menurut akhlak Islam. 9
b) Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, dengan pengerian yang

lebih luas mencakup banyak hal: Menyimpan rahasia orang
8 Yunahar Ilyas, Kuliah Akh/aq, (yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
(LPPI), 1999), eet Ke-I, h.80.
9.1 .......

1'



•••. 1 .....

12

lain, menjaga kehormatan orang lain, menjaga dirinya sendiri,
serta menunaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

lO

c) Istiqomah
Secara etimologis, istiqomah berasal dari kata istaqomayastaqimu yang berarti tegak lums. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh
pendirian dan selalu konsekuen. 11
Dalam terrninologi akhlak, istiqomah adalah sikap teguh
dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun
menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Seorang
yang istiqomah adalah laksana batu karang di tengah-tengah
lautan yang tidak bergeser sedikitpun walaupun di pukul oleh
gelombang yang bergulung-gulung. 12
d) lfJah

IjJah menurut bahasa berarti menjauhkan diri dari hal-hal
yang tidak baik. Sedangkan menurut istilah adalah memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang merendahkan. merusak,
dan menjatuhkaunya.
Nilai dan wibawa seseorang tidaklah ditentukan oleh
kekayaan dan jabataunya, dan tidak pula ditentukan oleh
bentuk rupanya, tetapi ditentukan oleh kehormatan dirinya.
Oleh sebab itu, untuk menjaga kehormatan diri tersebut, setiap
orang harnslah menjauhkan diri dari segala perbuatan dan
perkataan yang dilarang oleh Allah swt. Dia harns mampu
mengendalikan hawa nafslmya, tidak saja dari hal-hal yang
haram, bahkan kadang-kadang harns juga menjaga dirinya dari
hal-hal yang halal karena bertentangan dengan kehormatan
dirinya. J3
Ilyas, Kuliah Akhlak
Ilyas, Kuliah Akhlak
12 Ilyas, Kuliah Akhlak
1'1
•.••••••

10
II



,h.89
,h.97
,h.97

13

e) Tawadhu
Tawadhu artinya rendah hati, lawan dari sombong atau
takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya
lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong
menghargai dirinya seeara berlebihan. Bentuk dari sikap
tawadhu anata lain adalah bergaul dengan orang awam dengan
ramah, dan tidak memandang dirinya lebih dari mereka, serta
mau mengunjungi orang lain meskipun lebih rendah status
sosialnya, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan.
1) Malu

Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan
keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik.
Malu merupakan eiri khas perangai manusia yang menyingkap
nilai iman seseorang dan berpengaruh bagi tinggi renda1mya
akhlak seseorang.
Orang yang mempunyai rasa malu, senantiasa dapat
menahan diri dari perbuatan yang menganggu manusia dan
tidak mau menuturkan kata-kata yang keji hina dan buruk
terkutuk. 14
g) Sabar
Seeara bahasa sabar berarti menahan dan mengekang.
Sedangkan menurut istilah sabar berarti menahan diri dari
segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho
Allah.
Menurut Al Ghazali, sabar merupakan eiri khas manusia,
binatang dan malaikat tidak memiliki sifat sabar. Binatang
tidak memerlukan sifat sabar karena binatang dieiptakan
tunduk sepenuhnya kepada hawa nafsu, bahkan hawa nafsu
itulah satu-satunya yang mendorong binatang untuk gerak atau
diam. Binatang juga tidak memiliki kekuatan untuk menolak
IJ.




セN

14

hawa nafsunya. Sedangkan malaikat, tidak memerlukan sifat
sabar karena memang tidak ada hawa nafsu yang harus
dihadapinya. Malaikat selalu cenderung kepada kesucian,
sehingga tidak diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan
mempertahankan kesuciannya itu. IS
h) Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap
kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan
keinginan untuk membalas. Isalam mengajarkan kepada kita
untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus
menunggu permohonan maaf dari yang bersalah. Menurut
M.Quraish Shihab, tidak ditemukan satu ayatpun yang
menganjurkan untuk meminta maaf, tetapi yang ada adalah
perintah untuk memberi maaf. 16
i) Hikmah (kebijaksanaan)
Hikmah adalah keadaan jiwa yang bisa menentukan hal-

hal yang benar diantara yang salah dalam urusan ikhtiarnya
(perbuatan yang dilaksanakan dengan pilihan dan kemauan
sendiri).l7
j) Adil
Adil adalah kekuatan jiwa yang dapat menuntun anlarah
dan syahwat sesuai apa yang dikehendaki oleh hikmah. l3

2) Akhlak Tercela.
a) Berbohong
Bohong ialah memberikan atau menyampaikan informasi
yang tidak sesuai, tidak cocok dengan yang sebenarnya.
b) Takabur (sombong)
Ilyas, Kuliah Akhlak... h.134
Ilyas, Kuliah Akhlak.. .h.141
17 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT.Mitra Cahaya Dtama, 2005), Cel Ke-2, h.62
IS

16

Ill.





. ••••

_

n.

__

15

Takabur adalab merasa atau mengaku diri besar, tinggi,
mulia, melebihi orang lain. Pendek kata merasa diri serba
hebat. 19
c) Dengki
Dengki adalab rasa atau sikap tidak senang atas
kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaba untuk
menghilangkan kenikmatan itu dari diri orang tersebut, baik
dengan m,aksud supaya kenikmatan itu berpindab ketangan
sendiri atau tidak.2°
d) Bakhil
Bakhil artinya kikir, orang yang kikir ialab orang yang
sangat hemat dengan apa yang menjadi miliknya, tetapi
hematnya demikian sangat dan sukar baginya mengurangi
sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk diberikan kepada
orang lain. 21

d. Kelnarga / Orang Tua
Keluarga itu terdiri dari ibu, bapak beserta anak-anaknya
(keluarga kecil-keluarga inti), bapak dan ibulab yang disebut orang tua.
Menurut kamus Ballasa Indonesia ist;lab orang tua adalab:
1) Orang yang sudab tua
2) Ibu, bapak
3) Orang tua, orang yang dianggap tua (pandai, cerdik)
Dalam istilab maka dalam penulisan skripsi ini yang dimaksud
dengan orang tua itu adalall bapak dan ibu dari anak-anak hasil pernikaban
(orang tua kandung).
19

Ardani, Akhlak Tasawuf ..h.59

セ Ardani, Akhlak Tasawuf .. h.59

16

Keluarga merupakan institusi sosial yang terpenting dan merupakan
unit sosial yang utama, melalui individu-individu dalam masyarakat
dipersiapkan nilai-nilai kebudayaan, kebiasaan, dan tradisinya, dipelihara
kelanjutannya, dan melalui dia juga kebudayaan dipindahkan dari generasi
en tnya. 22
k e generasl'b'ku
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.
Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam
kehidupan keluarga. 23
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.
Pada umumnya pendidikan dalam rurnah tangga itu bukan
berpangkal tolak dari kesadaran dan pengrtian yang lahir dari pengetahuan
mendidik, melainkan karena seeara kodrati suasana dan strukturnya
memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi
pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan atau hubungan pengaruh
mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Di dalam pembinaan terhadap anak diperlukan suatu perhatian penuh
dari pembinanya (pendidik) sebab seorang yang sedang di didik baik
buruknya tergantung dari sejauh mana baik buruknya si pendidik.
Sebagai pusat pendidik dalam keluarga, orang tua adalah orang yang
pertama kali menanarnkan nilai-nilai pendidikan dalam diri anak. Orang
tualah yang meneiptakan kondisi lingkungan baik atau buruknya, baik
melalui sikap, tingkah laku, akhlak, perbuatan ueapan, maupun eara
berfikir.
1) Fungsi Keluarga

aJ Keluarga atau Orang Tua Sebagai Pengasuh

22 Ramayulis dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001),
Cel Ke-4, h.6
23 Zakiah Daradjat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bruni Aksara, 2006) Cet Ke-6,

17

Pengrtian pengasuh disini tidak sama dengan pengasuh yang
dilontarkan kepada seorang pelayan. Akan tetapi pengertiaan
pengasuh disini cintanya orang tua terhadap anaknya.
Dalam berperan sebagai pengasuh, maka prinsif yang
dipegang orang tua adalah prinsip kasih sayang, tanpa kasih sayang
maka pembinaan terhadap anak akan berjalan kaku dan kehilangan
tali ikatan batin yang terentang antar orang tua dan belahan
hatinya. Dari pancaran yang tulus ikhlas ini bukan tidak mungkin
melahirkan semangat anak untuk membalas kasih sayang terhadap
orang tuanya.
Berpegang pada prinsip kasih sayang ini, orang tua dalam
menjalankan kewajiban sebagai pengasuh telah memegang kunci
penting bagi terbukanya pintu-pintu yang lainnya. Tinggal
bagaimana kelincahan orang tua dalam mempraktekan terhadap
anaknya.
I.

Penerapan Wibawa
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak ia tumbuh
dan berkembang melewati dua proses. Bandura dalam salah satu
bukunya "sosiallearning theory" melukiskan bahwa: dua proses
itu adalah asimilasi dan Indentifikasi. Asimilasi yaitu tingkah
laku tertentu anak dengan meniru mentah perilaku orang lain,
sedangkan identifikasi

yaitu proses anak

dalam meniru

kepribadian orang lain. Dari kedua proses ini itulah menurut
bandura anak tumbuh dan berkembang.
Dari tori diatas, terihat bahwa peran orang tua sebagai
significant figure (tokoh penting sangat kentara bagi anak dalam

proses perkembangannya menuju kealam dewasa).
2.

Penerapan Keadilan
Banyak tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh
anak-anak bertentangan dengan norma-norma, salah satu
penyebabnya adalah kurang perhatian orang tua terhadap

18

anaknya, sebagi contoh dalarn hal ini adalah adil dalarn kasih
sayang.
Selain itu perlu diketahui dalarn membina anak-anak orang
tua berkewajiban memperlakukan mereka dengan penuh keadilan
karena keadilan ini akan memberi kesan kuat bagi pribadi anak
serta menghujarnkan akar rasa kasih sayang terhadap orang
tuanya. Yang dimaksud keadilan dalarn kalimat tersebut adalah
meletakan sesuatu pada tempatnya. Atau bisa juga keadilan disini
diartikan bukannya orang tua di dalarn membagi sesuatu itu
diantara anak yang bungsu dengan anak yang sulung itu harns
sarna, melainkan dengan melihat besar kecilnya kebutuhan yang
ia perlukan diantara keduanya.
3.

Penerapan Kebersihan dan Kesehatan
Menjaga kebersihan aclalah hal yang sangat penting dalarn
kehidupan sehari-hari. Karena menjaga kebersihan erat kaitanya
dengan menjaga kesehatan. Maka menjadi kewajiban orang tua
untuk menerapkan kebersihan dan kesehatan ini didalarn

keluarga, terutarna terhadap anak-anaknya. Karena dengan
melihat kebersihan dan kesehatannya, kita dapat menilai
keperibadiaannya.
4.

Penerapan Keindahan
Erat

jalinan

antara

kebersihan,

kesehatan

dengan

keindahan. Merupakan kewajiban orang tua juga menerapkan
aspek keindahan ini dalarn membina keluarganya, memaharni
keindahan tidak harns dikaitkan dengan barang mahal. Memakai
barang yang sederhana jika ditata dengan rapi dan serasi, maka
itupun marnpu menyejukan pandangan mata. Begitu juga dengan
orang tua jangan memberikan atau membiasakan pakaian yang
terlalu mahal kepada anak-anaknya, karena hal yang demikian
akan membuat anak memiliki sifat pemboros sedangkarl

19

pemboros itu merupakan sifat keperibadian yang tidak pantas
dimiliki oleh seorang anak.
b) Orang Tua Sebagi Pendidik

Setiap orang tua dan guru ingin membina dan mendidik anak
agar menjadi orang yang baik, mempunyai keperibadian yang kuat
dan sikap mental yang sehat dan perbuatan yang terpuji. Semuanya
itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik formal maupun
informal. Setiap pengalaman yang dilalui anak baik melalui
penglihatan, pendengaran, maupun prilaku yang diterima ikut
menentukan penentuan pribadinya.
Dalam peranan sebagi pendidik, prinsip yang dipakai orang
tua adalah prinsip ketegasan. Ketegasan bukan berarti system yang
keras, diktator atau pendidik dengan seperangkat aturan yang
mengikat kaku. Dengan prinsip ketegasan ini orang tua dapat
memberikan kepada anak-anaknya diantaranya dengan:
1.

Penerapan Kedisiplinan
Dalam membina dan mendidik, orang tua hendaknya
menerapkan kepada anaknya tentang kedisiplinan, karena tida.l(
sedikit melakukan perbuatan bertentangan dengan norma-norma
disebabkan kurangnya ketegasan orang tua didalam menerapkan
kedisiplinan, penerapan sikap disiplin adalah "sangat dominan
dalam membantu proses perkembangan menuju kedewasaan
anak, tidak disangsikan lagi adanya kaitan erat antar disiplin
disatu pihak, dengan pribadi yang teguh di pihak yang lain". 24

2.

Penerapan Kejujuran Dan Kesopanan
Sering terlihat dalam kejadian sehari-hari dalam suatu
rumah tangga, terutama masalah kejujuran dan kesopanan yang
ada dalam diri seorang anak. Yang mana kedua sifat ini sangat
mempengaruhi keperibadian anak itu. Supaya anak mempunyai
keperibadian yang baik salah satunya adalah: bagaimana cara

20

orang tua menerapkan kejujuran dan kesopanan terhadap anak.
Kalau orang tun sudah menerapkan hal yang demikian, si anak
tidak akan berani me1akukan hal-hal yang bertentangan dengan
nasihat dari orang tuannya.
c) Orang Tua Sebagai Pembimbing

Sebagi

pembimbing

orang

tua

memegang

pnnSlp

musyawarah. Dengan tindakan demikian orang tun dituntut untuk
menjauhkan diri dari sikap benar sendiri, sikap menggurui atau
memberi kesan ada jarak antara orang tun dengan anak. Se1ain itu
juga sebagai pembimbing diperlukan kesabaran yang penuh dari
orang tua. Bagaimanpun juga sebagai pembimbing, orang tua
diharapkan marnpu mengendalikan diri dari berbagi hal yang
dianggap dapat merenggangkan hubungan kedua belah pihak.
Tentunya sebagi pembimbing yang baik mempunyai peran-peran
yang harns dilaksanakan diantaranya:
I.

Orang Tua Sebagi Sahabat
Pengertian sebagai sahabat disini tidak sarna dengan kita
bergaul dengan ternan-ternan, akan tetapi sahabat dalarn kalimat
disini adalah orang tun harns mengetahui kedudukannya.
Sebagimana diketahui bahwa anak dalarn kehidupannya
pasti m"mpunyai persoalan, pada saat ia mempunyai persoalan
orang

tua

berperan

sebagai, sahabat

untuk

membantu

memecabkannya. Karena tidak ada sahabat yang paling setia
dalarn rumah tangga kecuali orang tua. Maka kalau hal yang
seperti ini terperihara dengan baik, maka interaksi antara orang
tua dengan anak beJjalan dengan baik.
2.

Menghargai Pendapat Anak
Hendaknya setiap orang tua menyadari bahwa dalarn

pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan dan
latihan-Iatihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan
jiwanya. Karena pembiasaan dan latihan-Iatihan tersebut akan

21

membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu
akan bertambah je1as dan kuat, akbimya tidak tergoyangkan 1agi,
karena telah masuk menjadi bagian dalam peribadinya.
Begitu juga sebagai pembimbimng, orang tua harns
mengekang diri dari sikap menang sendiri tanpa peduli
menghargai pendapat anak. Arif Budiman menyatakan bahwa
"sikap

pembimbing

yang

bijaksana

akan

menyempatkan

waktunya membuka suasana dialog dalam keluarga. Selain itu
juga orang tua yang baik, tidak mengacuhkan saran, usul, bahkan
kritik yang dilontarkan anak-anaknya. Serta mendiskusikan
segala permasalahan dengan baik".25
Dengan demikian keluarga adalah institusi dan unit pertama
didalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat
didalamnya, sebagian besar bersifat hubungan langsung. Di
dalam keluargalah, berkembang individu dan di dalam keluarga
pualalah

terbentuk

tahap-tahap

awal

pemasyarakatan

(sosialization) dan mulai interaksi dengaIlt,ya anak memperoleh
pengetahuan keterampi1an, minat, nilai-nilai emosi dan sikapnya
da1am hidup dan dengan pembinaan itu diharapkan anak
memperoleh ketentraman dan ketenangan.
Dari

beberapa pendapat

para tokoh

diatas

penulis

menyimpulkan bahwa pendidikan akb1ak da1am ke1uarga adalah
suatu pusat penanaman nilai-nilai pendidikan pada diri anak.
Dalam hal ini orang tua adalah sebagai pendidik pertama dan
utarna pada anak-anak mereka. Orang tualah ynag menciptakan
kondisi lingkungan baik atau buruknya, baik melalui sikap,
tingkah laku, akhlak, perbuatan ucapan, maupun cara berfikir.

2) Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua
Kewajiban berbuat baik kepda kedua orang tua merupakan
kewajiban yang kedua setelah kewajiban mengesakan Allah. Seorang
N Lセ

. .

--

..

22

anak tidak boleh menunjukan kemarahan, kebosanan atau berrnuka
masam di hadapan orang tua. Sebab perbuatan yang demikian itu akan
menyionggung perasaan mereka.
Alangkah mesranya kehidupan rumah tangga di mana anak-anak
menghargai dan menghorrnati ayah bundanya, mengetahui serta
melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai anak. Mereka patuh
dan tast terhadap orang tua, sebagai balasan atas pengorbanan orang
tua yang telah mendidik dan membesarkan mereka sejak keci!.
Seorang anak diwajibkan patuh terhadap orang tuanya karena ibunya
telah mengandungnya dengan susah payah, merawatnya sejak lahir
dengan penyh kasih sayang. Sedangkan ayahnya bekeIja membanting
tulang, mencari nafkah talc kenaI lelah, demi memenuhi kebutuhan
anaknya, maka wajib seorang anak berbakti kepada mereka. 26

2. Kepribadian Remaja
a. Pengertian Kepribadian

Istilah-istilah yang dikenal dalam keperibadian adalah :
I. Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan

mental atau intelektual.

2. Induviduality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan
seseorang mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain.

3. Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifat-sifat
mempertahankan dirinya terhadap sesuatu dari luar (Unity and
persistance of personalityi 7
Selanjutnya berdasarkan pengertian dari kala-kata tersebut,
beberapa ahli mengemukakan defenisinya sebagai berikut :
a)

Allport.

26 Miqdad Yaljan, Potret Rumah Tangga Islami, (Jakarta: CV. Pustaka Mantiq, 1990), Cet
Ke-5, h.149
dan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mu1ia, 1993),
_ RW⦅セ。ゥiu、ョ

23

Keperibadian adalah cara bereaksi yang khas dari seseorang
individu terhadap perangsang sosial dan kua1itas penyesuaian diri
yang dilakukannya terhadap segi sosial dari lingkungannya.
b) MarkA.May.
Keperibadian adalah nilai perangsaang seseorang, atau apa
yang memungkiukan seseorang mempunyai pengaruh terhadap
orang lain.
c) Woodwort.
Keperibadian adalah kualitas dari seluruh tingkah laku
seseorang.
d) C.H. Judd.
Keperibadian

adalah

suatu

keseluruhan

dari

proses

perkembangan yang telah dilalui individu. 28
Dari seluruh defenisi yang telah dikemukakan diatas
Wetherington menyimpulkan, bahwa keperibadian mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut
1)

Manusia karena keturunannya mula sekali hanya merupakan
individu dan kemudian barulah merupakan suatu peribadi
karena pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya.

2)

Kata keperibadian menyatakan pengertian tertentu saja yang
ada pada pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditenrukan oleh
nilai perangsang sosilal seseorang.

3)

Keperibadian tidak berkembang secara pasif saJa, setiap
orang mempergunakan kapasitasnya secara aktif untuk
menyesuaikan diri kepada Iingkungan sosial. 29

Dari pengertian dan uraian diatas kepribadian adalah kebiasaankebiasaan, sikap dan lain-lain sifat yang khas dimiliki seseorang yang
berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. 3o
Jalaludin dan Ramayulis, Penganlar llmu Jiwa Agama h.89
Jalaludin dan Ramayulis, Penganlar llmu Jiwa Agama h.89
30 Soerjono Soekanto, Sosiologi Sualu Penganlar, (Jakarta:PT Raja Grafindi Persada, 2004),
28

29

24

b. Bentuk-Bentuk Kepribadian
Bentuk-bentuk kepribadian ini terbagi atas tiga kategori, yaitu:
1. Kepribadian Mukmin, yang memiliki enam bentuk kepribadian,
yaitu kepribadian

rabbani

atau llahi,

kepribadian

maliki,

kepribadian qurani, kepribadian rasuli, kepribadian yaum akhiri,
dan kepribadian taqdiri. 31
2. Kepribadian Muslim, yang memiliki lima bentuk kepribadian, yaitu
kepribaillan syahadatain, kepribadian mushali, kepribadian shaim,
kepribadian muzakki, dan kepribadian haji. 32
3. Kepribadian Mubsin, pada tingkatan etika, meliputi: sabar, rela,
berterima kasih, malu,jujur, bijaksana, dan kerendahan hati. 33
c. Pengertian Remaja
Masa remaja, menurut Mappiare (1982),. Berlangsung antara
umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun
sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan
17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan
21/22 tahun adalah remaja akhir.
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal
dari bahasa latin adolescere yang artinya " tumbub atau tumbub untuk
mencapai kematangan".
Perkembangan lebih Ianjut, istilah adolescence sesungguhnya
memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional,
sosial, dan fisiko Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991)
yang mnegatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di
mana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu
usia ill mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat

31 Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Garafmdo Persada,
2006), Cet Ke-1, h. 179
32 Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam...,h. 179

25

orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak
sejajar. 34
a. Masa Remaja Pertama
Setelah si anak melalui umur 12 tahun , berpindah ia dari masa
kanak-kanak yang terkenal tenang, tidak banyak debat dan soal,
mereka memasuki masa goncang , karena pertumbuhan cepat di
segala bidang terjadi. Pertumbuhan jasmani yang pada umur sekolah
tampak serasi, seimbang, dan tidak terlalu cepat, berubah menjadi
goncang, tidak seimbang, dan beJjalan sangat cepat, yang
menyebabkan si anak mengalami kesukaran.
cepat

itu tidak sama pada semua anak,

Perubahan jasmani
ada anak

yang

pertumbuhannya cepat sekali dibandingkan dengan teman-temannya,
sehingga ia merasa jauh lebih tinggi dari pada teman-temannya, dan
ada pula sebaliknya, ada yang terlambat pada permulaan masa
remaja itu, sehingga ia merasa ketinggalan dari teman-temannya. 35
Pertumbuhan jasmani itu membawa pula kepada timbulnya
dorongan seks, yang memantul dalam tingkah laku dan perhatian
terhadap jenis lain dari teman-temannya. Kalau dulu waktu umur
sekolah dasar, perhatian kepada ternan lawan jenis itu kurang, tapi
sekarang timbul rasa senang ingin mendekat dan bergaul dengan
mereka. Akan tetapi keinginan itu mengkin akan dihalangi oleh
perasaan yang goncang, karena ketidak serasian pertumbuhan
jasmani. Maka sikapnya pun mundur majudan kadang-kadang
tampak kaku.
Pada masa ini peran orang tua sangatlah dibutuhkan dalam
menanarnkan ajaran-ajaran agama terhadap anak-anak mereka, agar
dapat mengembalikan jiwa anak-anak mereka kepada ketenangan
dan kesetabilan.
b. Masa Remaja Akhir

34

Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja... , h.9

'l'i _

•••

_

••

__

__

.

__

_

セ⦅

_

_

_.

26

Masa remaja akhir dapat dikatakan bahwa anak pada waktu itu
dari segi jasmani dan kecerdasan telah mendekati kesempurnaan.
Yang berarti bahwa tubuh dengan seluruh anggotanya telah dapat
berpungsi dengan baik, kecerdasan telah dapat dianggap selesai
pertumbuhannya, tinggal pengembangan dan penggunaannya saja
lagi yang perlu diperhatikan.
Akibat pertumbuhan

dan

perkembangan jasmani,

serta

kecerdasan yang telah mendekati sempurna, maka remaja itu merasa
bahwa dirinya telah dewasa dan dapat berpikir logis. Mereka
mengharap atau menginginkan perhatian dan tanggapan orang lain ,
baik dari orang tua, guru, maupun masyarakat ramai agar mereka
dihargai dan diperlakukan seperti orang dewasa. Perhatian mereka
terhadap masyarakat sangat besar, bahkan mereka kadang-kadang
mau berkorban untuk masyarakat.
Kendatipun demikian pada masa ini remaja sering mendapati
kegonca.'1gan perasaan. Hal itu sering teIjadi akibat pertentangan dan
ketidakserasian yang terdapat dalam keluarga, sekolah,

dan

masyarakat. Kegoncangan dalam keluarga misalnya, hubungan ibubapak dan anak-anak yang kurang erat san sebagainya, di sekolah
mungkin terasa oleh remaja adanya pertentangan antara ajaran agama
dan pengetahuan umum yang sebenarnya tidak bertentangan akan
tetapi disampaikan oleh giri yang kurang bijaksana, maka hal
tersebut akan menggekisahkan dan mencemaskan remaja, bahkan
kadang-kadang menyebabkan kegoncangan keyakinannyakepada
ajaran agama yang telah didapatinya.
Di sanping itu kegoncangan jiwa mereka akibat dorongan seks

yang semakin terasa, yang kadang-kadang timbul keinginan untuk
mengikuti arus dorongan tersebut, akan tetapi mereka takut
melaksanakannya karena tidak berani melanggar ketentuan agama.
Tetap di lain pihak mereka melihat, banyak orang-orang yang berani
melanggarnya. Jika mereka kurang mendapat pendidikan dan

27

perhatian oleh orang tua mereka, maka kegoncangan mereka akan
semakin bertambah, mereka terombang ambing antara keinginan
untuk mengikuti dorongan itu dan dilain pihak mereka takut
melanggar ajaran agama. 36
d. Pembinaan Kebidupan Beragama Bagi Remaja

Pembinaan kehidupan beragama tidak dapat dilepaskan dari
pembinaan kepribadian secara keseluruhan.

Karena kehidupan

beragama itu adalah bagian dari kehidupa