Sragen ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI MELON VARIETAS ACTION 434 DENGAN USAHATANI MELON VARIETAS SWEET M 1000 DI KABUPATEN SRAGEN

commit to user 2 Tabel 1. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Tanaman Melon Se-Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2009 NO Kabupaten Luas Lahan Ha Produksi Ku Produktivitas KuHa 1. Boyolali 44 6.916 157,18 2. Klaten 64 10.738 167,78 3. Sukoharjo 77 14.610 189,74 4. Wonogiri 32 4.828 150,87 5. Karanganyar 21 1.280 60,85

6. Sragen

168 38.657 230,10 Jumlah 406 77.029 189,73 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2010 Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui luas lahan, produksi, dan produktivitas tertinggi adalah di Kabupaten Sragen dengan luas lahannya sebesar 168 Ha, produksi sebesar 38.657 kuintal, dan produktivitas sebesar 230,10 KuHa. Sedangkan luas lahan, produksi, dan produktivitas terendah di Kabupaten Karanganyar dengan luas lahan sebesar 21 Ha, produksi sebesar 1.280 kuintal, dan produktivitas sebesar 60,85 KuHa. Buah-buahan yang dibudidayakan di Kabupaten Sragen antara lain semangka dan melon. Masa tanam melon dari proses pengolahan tanah sampai panen, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan. Tanaman melon dibudidayakan secara bergantian dengan tanaman padi. Hal ini dikarenakan apabila lahan pertanian ditanami melon terus menerus maka hasil yang akan diperoleh juga tidak baik. Pola tanam yang biasanya dilakukan oleh petani di Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut: musim tanam pertama bulan Oktober sampai Januari menanam padi, musim tanam ke dua bulan Februari-Mei menanam tanaman sayur, buah, atau padi. Tanaman sayuran yang bisanya ditanam petani adalah cabai, terong, bawang merah, tomat, kacang panjang atau oyong. Sedangkan saat musim tanam ke tiga bulan Juni-September petani menanam palawija atau padi. Jenis tanaman palawija yang biasanya ditanam petani adalah jagung atau kacang hijau. Pada umumnya tanaman melon di Kabupaten Sragen dibudidayakan di lahan sawah sebanyak satu kali musim tanam yaitu pada MT 2 bulan Februari-Mei dalam kurun waktu satu tahun, karena petani mempertimbangkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dan resiko yang commit to user 3 dihadapi juga terlalu tinggi dalam usahatani tersebut. Resiko yang paling utama dihadapi petani adalah gangguan hama seperti trips, lalat buah. Penyakit yang paling utama mengganggu tanaman melon yaitu karat daun dan pucuk tunas yang keriting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah menanam varietas hibrida. Dewasa ini beberapa varietas benih hibrida berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan varietas hibrida memiliki beberapa kelebihan diantaranya daya hasilnya tinggi, ukuran, warna dan ben-tuk buahnya seragam, dan memiliki ketahanan terhadap penyakit tertentu seperti layu batang, embun tepung dan lain-lain. Diantara varietas melon hibrida yang sekarang dibudidayakan di Kabupaten Sragen yaitu melon berdaging kuning atau putih terdapat beberapa varietas seperti: varietas Sweet M-10 dan Sweet M-1000 produksi PT. Primasid Andalan Utama, varietas Action 434 produksi PT. Bisi Internasional Tbk. Sedangkan melon berdaging merah atau orange verietasnya adalah Mai 119 produksi CV. Multi Global Agrindo. Varietas Action 434 produksi PT. Bisi Internasional Tbk, muncul di Kabupaten Sragen sejak tahun 1999. Melon varietas Action 434 merupakan varietas yang memiliki ciri fisik tekstur kulit buah berwarna hijau dan berjaring halus, daging buah berwarna hijau keputihan, berat buah 2-3 Kg, bentuk buah bulat. Melon varietas Action 434 merupakan golongan varietas hibrida yang tahan terhadap penyakit layu batang, embun tepung, dan juga tahan terhadap hama lalat buah. Varietas Sweet M-1000 produksi PT. Primasid Andalan Utama, muncul di Kabupaten Sragen sejak tahun 2003. Melon varietas Sweet M-1000 merupakan varietas yang memiliki ciri fisik tekstur kulit buah berwarna kekuningan dan berjaring tebal, daging buah berwarna hijau kekuningan, berat buah 1,5-2,5 Kg, bentuk buah bulat. Melon varietas Sweet M-1000 merupakan golongan varietas hibrida yang tahan terhadap penyakit embun tepung. commit to user 4 Perumusan Masalah 1. Apakah pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen? 2. Apakah usahatani melon varietas Action 434 lebih efisien dibandingkan dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pendapatan usahatani melon varietas Action 434 dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen. 2. Mengetahui efisiensi usahatani melon varietas Action dibandingkan dengan efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Gambar 1. Skema Teori Pendekatan Masalah Hipotesis 1. Pendapatan usahatani melon varietas Action 434 diduga lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000. 2. Usahatani melon varietas Action 434 diduga lebih efisien dibandingkan dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000. Asumsi-asumsi 1. Petani dalam usahatani melon varietas Action 434 maupun Sweet M-1000 bersifat rasional, artinya petani selalu berusaha untuk memperoleh Input Output Total Biaya Mengusahakan TC Penerimaan TR Py x Y Pendapatan Pd TR-TC Efisiensi Usahatani RC Ratio Perbedaan Pendapatan dan efisiensi uji t Usahatani melon varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000 commit to user 5 pendapatan yang maksimal dengan keterbatasan sumberdaya yang dimilikinya. 2. Seluruh input produksi pada usahatani melon varietas Action 434 maupun varietas Sweet M-1000 yang digunakan petani berasal dari pembelian. 3. Keadaan geografis daerah yang diteliti seperti kesuburan tanah, curah hujan, iklim, dan intensitas cahaya matahari berpengaruh normal terhadap proses usahatani melon. 4. Semua produksi yang dihasilkan dijual seluruhnya. Pembatasan Masalah 1. Data penelitian yang digunakan data dalam satu musim tanam yaitu pada musim tanam ke dua pada tahun 2011 Bulan Februari 2011- Mei 2011 2. Penelitian dilakukan pada usahatani melon varietas Action 434 dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000 yang bersifat monokultur pada lahan sawah di Kabupaten Sragen. II. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik, yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang tidak hanya mengumpulkan dan menyusun data namun meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Metode penelitian ini memusatkan pada ma- salah-masalah yang muncul pada saat sekarang ini. Data yang dikumpulkan disusun dan dijelaskan kemudian dianalisis Surakhmad, 1994 : 139. Teknik pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian adalah teknik survey. Menurut Singarimbun dan Effendi 1989 : 25, teknik survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi yang menggunakan kuisioner sebagai salah satu alat pengambil data pokok.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Sampel Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sragen yang merupakan salah satu daerah penghasil melon di Jawa Tengah. Penentuan daerah commit to user 6 sampel dalam penelitian dilakukan secara purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan sengaja dengan pertimbangan di kecamatan tersebut banyak petani yang mengusahakan melon varietas Action 434 dan varietas Sweet M-1000. Data luas panen dan produksi melon di beberapa kecamatan di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Melon di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Sragen Tahun 2009 No Kecamatan Luas Panen Ha Produksi Kuintal 1. Plupuh 6 1.381 2. Masaran 4 920 3. Kedawung 1 230 4. Sambung Macan 21 4.831 5. Ngrampal 17 3.912

6. Tanon