ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI MELON VARIETAS ACTION 434 DENGAN USAHATANI MELON VARIETAS SWEET M 1000 DI KABUPATEN SRAGEN

(1)

commit to user

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI MELON VARIETAS ACTION 434 DENGAN USAHATANI MELON VARIETAS SWEET M-1000

DI KABUPATEN SRAGEN

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh : Dian Yulianto

H 1307012

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku tim pembimbing skripsi mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis :

Nama : Dian Yulianto

NIM : H 1307012

Jurusan / Program Studi : Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Menyetujui naskah publikasi ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan, dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan Tim Pembimbing sebagai Co-Author.

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Sugiharti Mulya H., MP Erlyna Wida Riptanti, SP. MP NIP. 19650626 199003 2 001 NIP. 19780708 200312 2 002

*)


(3)

commit to user

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI MELON VARIETAS ACTION 434 DENGAN USAHATANI MELON VARIETAS SWEET M-1000

DI KABUPATEN SRAGEN Dian Yulianto1

Ir. Sugiharti Mulya H., MP2

Erlyna Wida Riptanti, SP. MP3

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan pendapatan dan efisiensi usahatani melon varietas Action 434 dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitik dan pelaksanaannya menggunakan teknik survey. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sragen. Pengambilan daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive sampling, dengan pertimbangan di kecamatan tersebut banyak petani yang mengusahakan melon varietas Action 434 dan melon varietas Sweet M-1000. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilih Kecamatan Tanon. Selanjutnya, dipilih desa sebagai lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut banyak petani yang mengusahakan melon varietas Action 434 dengan melon varietas Sweet M-1000. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilihlah Desa Slogo, Desa Padas, Desa Gawan, dan Desa Jono. Petani sampel yang diambil masing-masing berjumlah 30 orang baik pada usahatani melon varietas Action 434 maupun usahatani melon varietas Sweet M-1000. Pemilihan sampel responden dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dengan menggunakan undian. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, dan pencatatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action 434 (Rp 47.296.885,71/Ha/MT) lebih besar daripada rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000. Usahatani melon yang menggunakan varietas Action 434 (1,762) lebih efisien daripada usahatani melon yang menggunakan varietas Sweet M-1000 (1,591).

Kata Kunci : Usahatani Melon, Varietas Action dan Varietas Sweet M-1000, Pendapatan.

1

Mahasiswa Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H 1307012 2

Dosen Pembimbing Utama 3


(4)

commit to user

COMPARATIVE ANALYSIS OF FARMING MELON VARIETY ACTION 434 WITH FARMING MELON VARITY SWEET M-1000

IN SRAGEN REGENCY Dian Yulianto 1 Ir. Sugiharti Mulya H,. MP2

Erlyna Wida Riptanti, SP. MP3

ABSTRACT

This research aims to know and compare income and efficiency of farming of melon varieties Action 434 with farming of melon variety Sweet M-1000.

Basic method of this research is descriptive analytic and its application use technique of survey. The research was performed purposively sampling with consideration that there are a lot of farmers who plant melon varieties of Action 434 and melon variety of Sweet M-1000. Based on the criteria, district of Tanon was selected. Then village as location of research was selected which was performed with consideration that in that village there are a lot of farmers who plant melon variety of Sweet M-1000. Based on that criteria, many villages were selected, they are: Slogo, Padas, Gawan, and Jono village. Sample of farmer which were taken is amounting 30 peoples, whether farmers who plant melon variety of Action 434 or farming of melon variety of Sweet M-1000. Sample selection of respondent was performed simple randomly by using draw lots. Data used is primary data and secondary data which gained by doing observation, interview and recording.

The result of the research showed that average income of farming of melon variety Action 434 (Rp. 47.296.885,71 /Ha/ MT) is greater than average income of farming of melon variety of Sweet M-1000. Farming of melon which uses variety of Action 434 (1,762) is more efficient than farming of melon which use variety Sweet M-1000 (1,591).

Keywords: Farming of Melon, Variety of Action and Variety of Sweet M-1000, income.

1

Student of Agriculture Social Economic/Agribusiness Program Sebelas Maret University Surakarta with NIM. H 1307012

2

Main Guide Lecturer 3


(5)

commit to user

I. PENDAHULUAN

Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan lebih dari setengah jumlah penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Perkembangan sektor pertanian tidak hanya komoditas tanaman pangan, akan tetapi juga tanaman perkebunan dan hortikultura. Kegiatan pertanian khususnya bidang hortikultura terbagi menjadi empat golongan yaitu tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman hias dan tanaman obat yang semakin banyak diminati petani, karena mampu memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman palawija pada areal yang sama. Beberapa komoditas hortikultura khususnya tanaman buah-buahan seperti semangka dan melon menuntut pekerjaan yang lebih intensif dan biaya yang lebih besar, namun demikian keuntungan yang diraih juga sesuai dengan pengorbanan yang dilakukan (Samadi, 1995: 11).

Menurut Rukmana (1994: 13), melon merupakan salah satu alternatif konsumsi buah-buahan yang digemari masyarakat luas. Buah melon umumnya dikonsumsi sebagai buah segar atau buah meja untuk cuci mulut atau pelepas dahaga. Buah melon juga dijadikan pencampuran minuman atau dibuat juice. Bahkan dewasa ini buah melon dijadikan bahan baku industri minuman. Selain itu harga buah melon yang relatif tinggi dibandingkan komoditas sejenis merupakan peluang besar untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani melon.

Permintaan pasar (konsumen) cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu, karena buah melon semakin digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Celah dan peluang pasar ini dimanfaatkan oleh para petani dan pengusaha tani untuk membudidayakan melon di berbagai daerah (Rukmana, 1994: 12).

Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar dan Sragen merupakan Kabupaten di Eks Karesidenan dimana kabupaten tersebut membudidayakan tanaman melon. Data luas lahan, produksi, dan produktivitas tanaman melon di Eks Karesidenan Surakarta dapat dilihat pada Tabel 1.


(6)

commit to user

Tabel 1. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Tanaman Melon Se-Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2009

NO Kabupaten Luas Lahan

(Ha)

Produksi (Ku)

Produktivitas (Ku/Ha)

1. Boyolali 44 6.916 157,18

2. Klaten 64 10.738 167,78

3. Sukoharjo 77 14.610 189,74

4. Wonogiri 32 4.828 150,87

5. Karanganyar 21 1.280 60,85

6. Sragen 168 38.657 230,10

Jumlah 406 77.029 189,73

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2010

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui luas lahan, produksi, dan produktivitas tertinggi adalah di Kabupaten Sragen dengan luas lahannya sebesar 168 Ha, produksi sebesar 38.657 kuintal, dan produktivitas sebesar 230,10 Ku/Ha. Sedangkan luas lahan, produksi, dan produktivitas terendah di Kabupaten Karanganyar dengan luas lahan sebesar 21 Ha, produksi sebesar 1.280 kuintal, dan produktivitas sebesar 60,85 Ku/Ha.

Buah-buahan yang dibudidayakan di Kabupaten Sragen antara lain semangka dan melon. Masa tanam melon dari proses pengolahan tanah sampai panen, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan. Tanaman melon dibudidayakan secara bergantian dengan tanaman padi. Hal ini dikarenakan apabila lahan pertanian ditanami melon terus menerus maka hasil yang akan diperoleh juga tidak baik. Pola tanam yang biasanya dilakukan oleh petani di Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut: musim tanam pertama (bulan Oktober sampai Januari) menanam padi, musim tanam ke dua (bulan Februari-Mei) menanam tanaman sayur, buah, atau padi. Tanaman sayuran yang bisanya ditanam petani adalah cabai, terong, bawang merah, tomat, kacang panjang atau oyong. Sedangkan saat musim tanam ke tiga (bulan Juni-September) petani menanam palawija atau padi. Jenis tanaman palawija yang biasanya ditanam petani adalah jagung atau kacang hijau. Pada umumnya tanaman melon di Kabupaten Sragen dibudidayakan di lahan sawah sebanyak satu kali musim tanam yaitu pada MT 2 (bulan Februari-Mei) dalam kurun waktu satu tahun, karena petani mempertimbangkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dan resiko yang


(7)

commit to user

dihadapi juga terlalu tinggi dalam usahatani tersebut. Resiko yang paling utama dihadapi petani adalah gangguan hama seperti trips, lalat buah. Penyakit yang paling utama mengganggu tanaman melon yaitu karat daun dan pucuk tunas yang keriting.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah menanam varietas hibrida. Dewasa ini beberapa varietas benih hibrida berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan varietas hibrida memiliki beberapa kelebihan diantaranya daya hasilnya tinggi, ukuran, warna dan ben-tuk buahnya seragam, dan memiliki ketahanan terhadap penyakit tertentu seperti layu batang, embun tepung dan lain-lain. Diantara varietas melon hibrida yang sekarang dibudidayakan di Kabupaten Sragen yaitu melon berdaging kuning atau putih terdapat beberapa varietas seperti: varietas Sweet M-10 dan Sweet M-1000 produksi PT. Primasid Andalan Utama, varietas Action 434 produksi PT. Bisi Internasional Tbk. Sedangkan melon berdaging merah atau orange verietasnya adalah Mai 119 produksi CV. Multi Global Agrindo.

Varietas Action 434 produksi PT. Bisi Internasional Tbk, muncul di Kabupaten Sragen sejak tahun 1999. Melon varietas Action 434 merupakan varietas yang memiliki ciri fisik tekstur kulit buah berwarna hijau dan berjaring halus, daging buah berwarna hijau keputihan, berat buah 2-3 Kg, bentuk buah bulat. Melon varietas Action 434 merupakan golongan varietas hibrida yang tahan terhadap penyakit layu batang, embun tepung, dan juga tahan terhadap hama lalat buah.

Varietas Sweet M-1000 produksi PT. Primasid Andalan Utama, muncul di Kabupaten Sragen sejak tahun 2003. Melon varietas Sweet M-1000 merupakan varietas yang memiliki ciri fisik tekstur kulit buah berwarna kekuningan dan berjaring tebal, daging buah berwarna hijau kekuningan, berat buah 1,5-2,5 Kg, bentuk buah bulat. Melon varietas Sweet M-1000 merupakan golongan varietas hibrida yang tahan terhadap penyakit embun tepung.


(8)

commit to user

Perumusan Masalah

1. Apakah pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen?

2. Apakah usahatani melon varietas Action 434 lebih efisien dibandingkan dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pendapatan usahatani melon varietas Action 434 dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen.

2. Mengetahui efisiensi usahatani melon varietas Action dibandingkan dengan efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen.

Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Gambar 1. Skema Teori Pendekatan Masalah

Hipotesis

1. Pendapatan usahatani melon varietas Action 434 diduga lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000. 2. Usahatani melon varietas Action 434 diduga lebih efisien dibandingkan

dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

Asumsi-asumsi

1. Petani dalam usahatani melon varietas Action 434 maupun Sweet M-1000 bersifat rasional, artinya petani selalu berusaha untuk memperoleh

Input Output

Total Biaya Mengusahakan (TC)

Penerimaan (TR) (Py x Y)

Pendapatan (Pd) (TR-TC)

Efisiensi Usahatani R/C Ratio

Perbedaan Pendapatan dan efisiensi

(uji t)

Usahatani melon varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000


(9)

commit to user

pendapatan yang maksimal dengan keterbatasan sumberdaya yang dimilikinya.

2. Seluruh input produksi pada usahatani melon varietas Action 434 maupun varietas Sweet M-1000 yang digunakan petani berasal dari pembelian.

3. Keadaan geografis daerah yang diteliti seperti kesuburan tanah, curah hujan, iklim, dan intensitas cahaya matahari berpengaruh normal terhadap proses usahatani melon.

4. Semua produksi yang dihasilkan dijual seluruhnya.

Pembatasan Masalah

1. Data penelitian yang digunakan data dalam satu musim tanam yaitu pada musim tanam ke dua pada tahun 2011 (Bulan Februari 2011- Mei 2011) 2. Penelitian dilakukan pada usahatani melon varietas Action 434 dengan

usahatani melon varietas Sweet M-1000 yang bersifat monokultur pada lahan sawah di Kabupaten Sragen.

II. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik, yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang tidak hanya mengumpulkan dan menyusun data namun meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Metode penelitian ini memusatkan pada ma-salah-masalah yang muncul pada saat sekarang ini. Data yang dikumpulkan disusun dan dijelaskan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994 : 139).

Teknik pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian adalah teknik survey. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989 : 25), teknik survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi yang menggunakan kuisioner sebagai salah satu alat pengambil data pokok.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Sampel Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sragen yang merupakan salah satu daerah penghasil melon di Jawa Tengah. Penentuan daerah


(10)

commit to user

sampel dalam penelitian dilakukan secara purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan sengaja dengan pertimbangan di kecamatan tersebut banyak petani yang mengusahakan melon varietas Action 434 dan varietas Sweet M-1000. Data luas panen dan produksi melon di beberapa kecamatan di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Melon di Beberapa Kecamatan Di

Kabupaten Sragen Tahun 2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Kuintal)

1. Plupuh 6 1.381

2. Masaran 4 920

3. Kedawung 1 230

4. Sambung Macan 21 4.831

5. Ngrampal 17 3.912

6. Tanon 90 20.722

7. Gemolong 25 5741

Jumlah 168 38.657

Sumber : BPS Kabupaten Sragen Dalam Angka 2010

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui Kecamatan Tanon memiliki luas lahan dan produksi melon terbesar di Kabupaten Sragen yaitu sebesar 90 Ha dan produksi sebesar 20.722 kuintal. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dipilihlah Kecamatan Tanon sebagai sampel kecamatan. Data mengenai luas lahan dan produksi tanaman melon dirinci per desa di Kecamatan Tanon dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Luas Panen dan Produksi Melon Dirinci Per Desa Di Kecamatan Tanon Tahun 2009

No Desa Luas Panen (Ha) Produksi (Kuintal)

1. Slogo 32 8.360

2. Jono 29 7.582

3. Gawan 10 2.637

4. Kecik 7 1.613

5. Padas 8 2.123

6. Pengkol 4 924

Jumlah 90 20.722

Sumber : BPS Kabupaten Sragen Dalam Angka 2010

Selanjutnya dari kecamatan terpilih, yaitu Kecamatan Tanon, diambil sampel desa sebagai lokasi penelitian yang juga dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Pemilihan desa sebagai lokasi penelitian dilakukan


(11)

commit to user

dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut banyak petani yang mengusahakan melon varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilihlah Desa Slogo, Desa Padas, Desa Gawan, dan Desa Jono.

2. Metode Pengambilan Sampel Responden

Sampel responden yang akan diamati dalam penelitian ini adalah 30 petani untuk usahatani melon varietas Action 434 dan 30 petani untuk usahatani melon varietas Sweet M-1000. Pengambilan sampel masing-masing desa terpilih dilakukan secara proporsional, menggunakan rumus:

30 N NK

ni= ´

Keterangan:

ni = Jumlah sampel setiap desa

Nk = Jumlah populasi petani melon varietas Action 434 atau varietas Sweet M-1000 tiap desa terpilih

N = Jumlah populasi petani melon varietas Action 434 atau varietas Sweet M-1000 dari seluruh desa terpilih

30 = Jumlah sampel petani melon varietas Action 434 atau varietas Sweet M-1000

Berdasarkan rumus diatas maka sampel masing-masing desa terpilih yang diambil dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Jumlah Sampel Petani Melon Dirinci Per Desa Di Kecamatan

Tanon Musim Tanam Ke-2 Bulan Februari-Mei 2011

No Desa

Jumlah Populasi Jumlah Sampel

Action 434

Sweet M-1000

Action 434

Sweet M-1000

1. Slogo 29 23 11 13

2. Jono 31 18 12 10

3. Gawan 12 10 4 5

4. Padas 8 4 3 2

Jumlah 80 55 30 30

Sumber : Koordinator Penyuluh Kecamatan Tanon

Pengambilan petani sampel pada masing-masing desa dilakukan dengan secara simple random sampling yaitu proses pemilihaan sampel


(12)

commit to user

dengan cara menggunakan undian sehingga setiap unit sampel mendapat peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Undian dilakukan dengan cara semua petani melon tersebut ditulis dalam kertas kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam kotak. Setelah dikocok kemudian mengambil gulungan kertas. Kertas yang terambil menjadi responden yang akan diteliti, kemudian gulungan tersebut dikembalikan lagi sampai sesuai dengan jumlah responden yang direncanakan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer 2. Data Sekunder

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi 2. Wawancara 3. Pencatatan

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani melon varietas Action 434

maupun usahatani melon varietas Sweet M-1000, terlebih dahulu harus mengetahui besarnya biaya mengusahakan dan penerimaan.

a. Biaya Mengusahakan

Biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya meng-usahakan, yaitu biaya yang dihitung dari biaya alat-alat luar yang dike-luarkan oleh petani dalam kegiatan usahataninya yang meliputi (biaya obat-obatan, benih, pajak, upah tenaga kerja luar, irigasi, selamatan, pengangkutan, dan lain-lain) ditambah dengan biaya tenaga kerja keluarga sendiri. Biaya mengusahakan yang dikeluarkan selama satu musim tanam, dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

b. Penerimaan usahatani

Besarnya penerimaan usahatani yang diterima oleh petani dapat diketahui dengan menggunakan rumus :


(13)

commit to user TR = PY x Y

Keterangan :

TR = Total Revenue atau penerimaan usahatani melon varietas Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000 (Rp/Ha/MT)

PY = Harga produksi melon varietas Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000 per Kg (Rp)

Y = Hasil produksi melon varietas Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000 (Kg)

c. Pendapatan usahatani Pd = TR - TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani melon varietas Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000 (Rp/Ha/MT)

TR = Total Revenue atau Penerimaan usahatani melon varietas Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000 (Rp/Ha/MT)

TC = Total cost atau total biaya mengusahakan usahatani melon varietas Action 434 atau varietas Sweet M-1000 (Rp/Ha/MT)

d. Analisis statistika untuk menguji hipotesis apakah pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar daripada pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000, maka dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Formulasi hipotesis H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 > µ2 Keterangan:

µ1 = Rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action 434 µ2 = Rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000


(14)

commit to user 2) Taraf nyata atau tingkat signifikan

α = 5% = 0,05

3) Uji Statistik dengan menggunakan rumus:

t hitung =

÷÷ ø ö çç è æ + + + 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 n 1 n 1 2 -) n n ( S 1) -(n S 1) -(n µ -µ Keterangan : 1

µ = Rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action 434 2

µ = Rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 S12 = Varian pendapatan usahatani melon varietas Action 434 S22= Varian pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 n1 = Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Action 434 n2= Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Sweet M-1000 4) Kriteria pengujian

a) Jika t hitung ≤ t tabel, maka hipotesis nol (H0) diterima. Jadi pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih kecil atau sama dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

b) Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak. Jadi pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar daripada pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000. 5) Kesimpulan

Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0. 2. Untuk mengetahui efisiensi usahatani melon varietas Action 434 maupun

usahatani melon varietas Sweet M-1000 digunakan Revenue Cost Ratio, dirumuskan sebagai berikut :

R/C ratio = C R


(15)

commit to user Keterangan :

R = Revenue atau besarnya penerimaan usahatani melon varietas Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000 (Rp/Ha/MT)

C = Cost atau Besarnya biaya yang dikeluarkan usahatani melon varietas Action 434 atau usahatani melon varietas Sweet M-1000 (Rp/Ha/MT)

Dengan kriteria sebagai berikut :

a. R/C ratio > 1, berarti bahwa usahatani melon varietas Action 434 maupun usahatani melon varietas Sweet M-1000 tersebut telah efisien. b. R/C ratio ≤ 1, berarti bahwa usahatani melon varietas Action 434

maupun usahatani melon varietas Sweet M-1000 tersebut tidak efisien. Untuk menguji hipotesis apakah usahatani melon varietas Action 434 lebih efisien daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000, maka dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Formulasi hipotesis H0 : ε1 = ε2 H1 : ε1 > ε2 Keterangan:

1

ε = Efisiensi usahatani melon varietas Action 434 2

ε = Efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000 b. Taraf nyata atau tingkat signifikan

α = 5% = 0,05

c. Uji Statistik dengan menggunakan rumus:

t hitung =

÷÷ ø ö çç è æ + + + 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 n 1 n 1 2 -) n n ( S 1) -(n S 1) -(n ε -ε Keterangan : 1


(16)

commit to user 2

ε = Rata-rata efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000 S12 = Varian efisiensi usahatani melon varietas Action 434 S22= Varian efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000 n1 = Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Action 434 n2= Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Sweet M-1000 d. Kriteria pengujian

1) Jika t hitung≤ t tabel, maka hipotesis nol (H0) diterima. Jadi efisiensi usahatani melon varietas Action 434 lebih kecil atau sama dengan efisiensi usahatani melon varietas Sweet M-1000.

2) Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak. Jadi efisiensi usahatani melon varietas Action 434 lebih besar daripada usahatani usahatani melon varietas Sweet M-1000.

e. Kesimpulan

Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pola Tanam Petani Responden

Pola tanam yang biasanya dilakukan oleh petani sampel di Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut: musim tanam pertama (bulan Oktober sampai Januari) menanam padi, musim tanam ke dua (bulan Februari-Mei) menanam tanaman sayur, buah, atau padi. Tanaman sayuran yang bisanya ditanam petani adalah cabai, terong, bawang merah, tomat, kacang panjang atau oyong. Sedangkan saat musim tanam ke tiga (bulan Juni-September) petani menanam, buah, palawia atau padi. Jenis tanaman palawija yang biasanya ditanam petani adalah jagung atau kacang tanah. Di Kabupaten Sragen, umumnya melon ditanam pada musim tanam 2 dan musim tanam 3. Hal ini dikarenakan petani menghindari apabila cuacanya sangat panas yaitu bulan September, Oktober, serta bulan-bulan yang sangat basah yaitu bulan Desember dan Januari. Saat bulan-bulan panas tanaman melon sering terserang kriting yang sampai saat ini belum dapat dicari obatnya. Sedangkan


(17)

commit to user

pada bulan-bulan basah tanaman sering terserang bakteri dan jamur, sehingga perlu pengendalian secara intensif.

B. Budidaya Tanaman Melon Varietas Action 434 Dan Varietas Sweet

M-1000 Di Kabupaten Sragen

Teknik budidaya yang dipakai oleh petani pada penelitian meliputi beberapa tahap. Tahap-tahap dalam budidaya melon adalah sebagai berikut: 1. Pengolahan Tanah

a. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan sawah dilakukan dengan cara digarpu. Sebelum digarpu. Pengolahan tanah dilakukan sedalam 30 cm sehingga gulma maupun pangkal batang tanaman dapat terangat. Setelah digarpu dibiarkan selama 5-7 hari agar kering. Selanjutnya bongkahan-bongkahan tanah dicangkul tipis-tipis hingga hancur sampai didapatkan struktur tanah yang gembur (butiran tanah menjadi lebih halus) dan sekaligus tanah diratakan.

b. Pembuatan Bedengan

Bedengan dibentuk dengan ukuran panjang 8-10 meter atau sesuai dengan keadaan lahan, lebar bedengan 100 cm, tinggi bedengan 30 cm, jarak antar bedengan 40 cm.

2. Pemupukan Dasar

Pemberian pupuk dasar dilakukan dengan pupuk organik dan non organik. Pupuk organik yang biasanya digunakan petani berasal dari kotoran sapi. Hal ini dikarenakan banyak petani yang mempunyai ternak sapi, sehingga petani memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik. Pupuk anorganik yang digunakan saat pemupukan dasar yaitu pupuk SP-36, NPK Phondska, ZA dan KCl dengan perbandingan 2:1:2:1.

3. Pemasangan Mulsa

Mulsa plastik dipancang dan harus diusahakan agar menutup permukaan tanah secara sempurna. Cara pemasangannya adalah dengan dijepit belahan bambu yang panjangnya 20-25 cm pada bagian sisi kanan-kiri bedengan dan juga kedua ujung bedengan. Selanjutnya dilakukan


(18)

commit to user

pelubangan mulsa menggunakan kaleng bekas yang diisi oleh arang dengan jarak 50x50 cm atau sesuai dengan jarak tanam.

4. Persemaian

a. Rumah pembibitan

Rumah pembibitan dibentuk seperti rumah sederhana dengan ukuran panjang 4 meter, lebar 2 meter, tinggi 2 meter. Susunan konstruksi terbuat dari bambu, sedangkan bahan yang digunakan sebagai penutup adalah bahan plastik transparan.

b. Media Persemaian

Media semai yang digunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 kemudian diaduk hingga rata. c. Pemeraman Benih

Benih direndam dalam air hangat selama 3-4 jam. Tujuan benih melon direndam dengan air panas supaya mempermudah proses perkecambahan. Kemudian benih melon diperam dengan kertas koran basah dan ditaruh pada baki. Benih didiamkan selama 2 malam 1 hari pada suhu kamar.

d. Penyemaian Benih

Penyemaian benih menggunakan kantong plastik bening berukuran 7x10 cm. Media semai yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.

e. Perawatan Bibit

Perawatan bibit dilakukan dengan melakukan penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari. Media persemaian harus dijaga kelembabannya agar tidak sampai kering karena akan menghambat perkembangan akar yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit.

5. Penanaman

Bibit melon yang siap untuk ditanam berumur 14 hari setelah semai. Jarak tanam yang digunakan adalah 50x50 cm. Penanaman bibit sebaiknya


(19)

commit to user

dilakukan pada sore hari sekitar pukul 16.00 untuk menghindari tanaman mengalami stress karena terik matahari.

6. Pemasangan Ajir

Ukuran tinggi ajir adalah 180 cm terbuat dari belahan bambu. Konstruksi ajir yang digunakan yaitu dengan palang ganda. Kedua ajir tegak yang saling berhadapan akan berpotongan pada satu titik, yakni pada bagian tengah ajir dan pada potongan tersebut diikat tali rafia. Setelah itu pada potongan tersebut diberi palang dan diikat dengan rafia.

7. Pemeliharaan Tanaman a. Penyulaman

Sejak tanaman berumur 5 hari setelah tanam, tanaman melon harus diamati. Apabila terdapat tanaman yang mati atau pertumbuhannya lambat segera dicabut dan diganti bibit yang baru. b. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 3 sampai 4 kali seminggu dan dilakukan saat sore hari. Penyiraman biasanya dilakukan menggunakan ember dan gayung.

c. Penyiangan

Gulma yang tumbuh bervariasi antara lain: rumput teki, tuton, bekas tanaman padi, dan lain-lain. Cara menanggulanginya dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut semua gulma yang tumbuh di sekitar perakaran tanaman dan di selokan.

d. Pengikatan Tanaman

Pengikatan tanaman melon dilakukan saat tanaman tingginya sudah 40 cm. Pengikatan dilakukan menggunakan tali raffia, dilakukan sampai mencapai ujung ajir.

e. Pemangkasan Tanaman

Pemangkasan pada tanaman melon adalah pembuangan tunas-tunas baru dan bunga yang tumbuh pada ketiak daun. Tunas-tunas-tunas baru yang muncul pada ruas ke-1 sampai ke-8 tidak ada gunanya, maka perlu dipangkas. Sedangkan tunas-tunas baru yang tumbuh diketiak daun


(20)

commit to user

pada ruas ke-9 sampai ke-11 tidak dipangkas tetapi dipelihara untuk memperoleh buah sementara sebelum diseleksi. Di atas ruas ke-11, tunas baru dan bunga dipangkas lagi dan titik tumbuh juga dipangkas apabila tinggi tanaman mencapai ujung ajir agar perkembangan buah berlangsung normal.

f. Pemupukan Susulan

Jenis pupuk susulan yang digunakan antara lain: NPK Phondska, NPK mutiara, Za, KNO3 Merah, KNO3 Putih, Supermes. Pemupukan susulan biasaya dikocor, ditugal, atau disemprot menggunakan sprayer. g. Seleksi Buah

Buah pada tanaman melon yang baik berasal dari bunga yang muncul dari ketiak daun ruas ke-9 sampai 11. Karena bunga pada ruas tersebut memiliki kualitas buah yang tinggi dengan ukuran buah yang optimum. Setelah buah tumbuh sebesar telur ayam, dipilih satu sampai dua buah yang paling baik (tidak cacat, bentuknya lonjong) untuk terus dipelihara sampai besar. Buah yang sudah dipilih, tangkai buah diikat dengan tali rafia pada ajir palang.

h. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman melon yaitu kutu daun, lalat buah, thrips, ulat daun, dan lain-lain. Sedangkan serangan penyakit pada tanaman melon disebabkan oleh serangan mikroorganisme patogenik berupa bakteri, jamur, dan virus. Penyakit yang biasanya menyerang tanaman melon antara lain: karat daun, embun tepung, busuk buah, nematoda, mozaik, layu fusarium, dan lain-lain. Cara pengendalian hama tersebut biasanya dengan menggunakan cara mekanis maupun kimiawi.

8. Panen dan Pasca Panen

Pada umumnya buah melon dapat dipanen pada umur 60-65 hari sejak ditanam. Biasanya petani langsung menjual melonnya kepada penebas. Jadi sebelum melakukan pemanenan harga buah melon sudah


(21)

commit to user

disepakati antara penebas dan petani, sehingga tidak ada perlakuan buah melon setelah panen.

C. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Petani Responden

Tabel 5. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Melon Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

NO Uraian Varietas

Action 434

Varietas Sweet M-1000

1. Jumlah petani responden (Orang) 30 30

2. Rata-rata umur responden (Th) 45 44

3. Rata-rata pendidikan responden

(tahun) 9 9

4. Rata-rata jumlah anggota keluarga

(orang) 4 4

5. Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani melon

(orang) 2 2

6. Rata-rata luas lahan (Ha) 0,3025 0,3000

7. Rata-rata pengalaman usahatani

melon (Tahun) 8 9

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui rata-rata umur petani menunjukkan usia produktif, sehingga dimungkinkan untuk bisa meningkatkan ketrampilannya dalam berusahatani dan dapat menyerap teknologi baru dalam rangka peningkatan pendapatan usahataninya.

Rata-rata pendidikan petani melon varietas Action 434 maupun varietas Sweet M-1000 adalah kurang lebih 9 tahun yaitu sampai jenjang SMP. Selain pendidikan formal, petani responden tersebut memperoleh pendidikan non formal dari berbagai kegiatan kelompok tani maupun penyuluhan dari PPL.

Sedikitnya anggota keluarga yang aktif dalam usahatani akan berpengaruh pada besarnya penggunaan tenaga kerja luar pada kegiatan usahatani yang dijalankan. Lama pengalaman dalam berusahatani akan berpengaruh pada pengetahuan yang diperoleh petani tentang usahatani yang dilakukannya, sehingga pengetahuan tersebut akan dapat membantu


(22)

commit to user

petani dalam mengelola usahataninya di masa yang akan datang terutama dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan usahataninya.

Petani memilih varietas Ation 434 dikarenakan hasil produksi melon varietas Action 434 tinggi, rata-rata berat buah antara 2-3 Kg, Harga jual melon varietas Action Rp 3.000,00 - Rp 3.500,00, dan petani sudah fanatik dengan varietas Action 434. Sedangkan petani memilih varietas Sweet M-1000 dikarenakan petani sudah fanatik dengan varietas Sweet M-M-1000, dan harga benih melon varietas Sweet M-1000 lebih murah.

2. Modal Usahatani Melon

Biaya yang dibutuhkan untuk budidaya tanaman melon sangat banyak, tidak semua petani dapat memenuhi modalnya, sehingga sebagian petani menggunakan modal usahatani dari pinjaman tanpa bunga dari kelompok tani yang menyalurkan program bantuan pinjaman dari pemerintah. Kelompok tani di Kabupaten Sragen sudah mendapatkan bantuan modal dari program pemerintah malalui Dinas Pertanian, untuk mengembangkan budidaya melon. Program bantuan tersebut yaitu PMD (Penggerak Masyarakat Desa). PMD merupakan bantuan modal yang diberikan kepada setiap kelompok tani yang membudidayakan tanaman melon sebesar Rp 47.000.000,00 setiap kelompok tani.

Selain itu petani juga ada yang melakukan pinjaman sarana produksi di toko saprodi. Pinjaman diberikan sesuai dengan kebutuhan para petani saat itu, mulai dari benih, pupuk, pestisida, mulsa, dan lain sebaginya. Namun pengembalian pinjaman dilakukan pada saat panen, masyarakat setempat menyebut sebagai yarnen melon. Pinjaman sarana produksi pertanian dihargai sama dengan harga umumnya pada saat transaksi dilakukan. Pemberian pinjaman dilakukan tanpa syarat, tidak ada bunga, tidak ada surat perjanjian, semua dilakukan berdasarkan kepercayaan semata.


(23)

commit to user 3. Penggunaan Tenaga Kerja

Tabel 6. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Melon Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011) dengan Satuan HKP

Uraian

UT Melon Varietas Action 434 UT melon Varietas Sweet M-1000

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

TK TL TK TL TK TL TK TL

Pembuatan bedengan 0,00 46,76 0,00 156,60 0,00 45,38 0,00 150,94 Pemupukan dasar 1,25 2,04 4,53 6,86 1,46 2,14 5,74 7,22 Pasang dan lubang

mulsa 1,33 2,32 4,71 8,07 1,50 2,93 5,64 10,00 Pemasangan ajir 1,65 3,57 5,91 12,26 1,82 3,24 6,93 11,95 Rumah pembibitan 1,76 1,23 6,20 4,30 1,77 1,10 6,67 3,53 Media semai 2,09 3,66 7,29 12,14 2,55 2,86 9,15 10,27 Penyemaian benih 1,09 1,07 4,03 3,56 1,45 0,66 5,34 2,43 Pemeliharaan bibit 3,45 2,51 11,50 8,30 3,75 2,74 13,17 8,32 Penanaman 0,75 2,13 2,62 7,26 0,90 2,24 3,38 7,68 Penyiraman 5,45 16,16 19,56 53,52 6,59 18,32 24,30 66,51 Penyulaman 0,78 0,79 2,87 2,70 0,82 0,68 3,08 2,32 Penyiangan 2,20 2,91 7,31 9,57 2,52 2,48 9,33 8,03 Penjarangan buah 4,26 12,03 14,75 41,00 4,58 11,17 16,77 39,55 Pemangkasan 13,41 27,83 47,44 95,84 14,10 27,32 52,17 96,95 Pemupukan susulan 4,21 9,18 14,97 31,85 5,01 9,72 18,82 32,98 Pengairan 3,03 4,16 10,04 13,27 3,53 3,05 12,63 8,37 Pengendalian OPT 12,81 27,22 45,04 93,39 12,24 26,78 46,02 92,86 Jumlah 59,51 165,55 208,79 560,48 64,59 162,82 239,14 559,90 Sumber : Analisis Data Primer

Keterangan:

TK = Tenaga Kerja Keluarga (HKP) TL = tenaga Kerja Luar Keluarga (HKP)

Budidaya tanaman melon membutuhkan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dan lebih intensif. Karena jenis-jenis pekerjaan cukup banyak dan rumit, sehingga diperlukan tambahan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja paling banyak yaitu kegiatan pembuatan bedengan. Hal ini disebabkan dalam pembuatan bedengan menggunakan sistem borongan, sehingga memerlukan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan lainnya.

Untuk kegiatan ringan seperti pemasangan ajir, pembuatan media semai, penyemaian benih, penanaman, penyiraman, pemangkasan dan penyulaman umumnya dikerjakan oleh tenaga kerja perempuan. Sedangkan untuk pekerjaan yang relatif berat seperti pembuatan bedengan, pemasangan dan melubangi mulsa, pemasangan ajir, pembuatan rumah pembibitan, pemeliharaan bibit, penjarangan buah, pengairan, dan


(24)

commit to user

pengandalian OPT umumnya dikerjakan oleh tenaga kerja laki-laki. Untuk kegiatan penyiangan, kebutuhan tenaga kerja tergantung pada banyak atau sedikitnya gulma. Jika gulma semakin banyak, maka tenaga kerja juga semakin banyak pula. Penggunaan tenaga kerja luar juga lebih banyak dibutuhkan dalam kegiatan usahatani melon. Hal ini dikarenakan tenaga kerja keluarga tidak mencukupi dalam penyelesaian kegiatan tersebut. 4. Penggunaan Sarana Produksi

Tabel 7. Rata-rata Penggunaan Sarana Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

NO Uraian

UT Melon Varietas Action 434

UT Melon Varietas Sweet M-1000

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1. Benih (bungkus) 12,50 41,02 6,07 20,15

2. Pupuk

a. SP-36 (Kg) 146,50 492,18 144,17 470,83

b. Za (Kg) 100,00 340,43 103,33 335,00

c. KCl (Kg) 53,33 170,67 49,17 154,17

d. NPK Phonska (Kg) 188,33 648,02 163,33 556,67

e. NPK Mutiara (Kg) 70,17 275,07 65,83 231,67

f. Organik (kg) 576,67 1946,67 556,67 1958,33

g. KNO3 Merah (Kg) 13,47 44,68 14,33 49,50

h. KNO3 Putih (Kg) 15,53 51,77 16,77 59,53

i. Supermes (Ltr) 1,93 6,25 1,83 6,13

3. Pestisida

a. Agrimec (Ltr) 0,18 0,58 0,16 0,51

b. Antracol (Kg) 3,68 12,11 3,90 12,70

c. Buldog (Ltr) 1,33 4,31 1,25 3,82

d. Dhitane (Kg) 1,53 4,95 1,43 4,75

e. Furadan (Kg) 3,83 13,26 4,27 14,70

f. Harmoni BS (Ltr) 0,80 2,82 1,03 3,30

g. Marshal (Ltr) 2,20 7,21 2,40 8,15

h.Methamindophos (Ltr) 0,77 2,52 0,77 2,64

i. Prevaton (Ltr) 0,31 0,94 0,28 0,83

j. Ridomil (Kg) 0,97 3,22 1,28 4,18

k. Regent Cair (Ltr) 1,08 3,62 1,23 4,23

l. Texsa (Ltr) 1,40 4,49 1,47 4,77

4. Mulsa (Rol) 4,90 16,08 5,37 18,40

5. Ajir (Batang) 7.580,00 25.026,92 7.716,67 25.966,67

6. Polybag (Kg) 1,28 4,24 1,43 4,79

7. Plastik sungkup (Mtr) 7,07 24,52 7,37 26,50

8. Bensin (Ltr) 39,17 130,97 39,83 135,50

9. Tali Rafia (Kg) 12,90 42,59 11,00 37,53

10. Arang (Kg) 2,52 8,39 2,35 8,13


(25)

commit to user

Jumlah penggunaan sarana produksi antara usaha tani melon varietas Action 434 maupun varietas Sweet M-1000 hampir sama. Perbedaanya pada penggunaan berat benih yang digunakan. Rata-rata penggunaan benih pada usahatani melon verietas Action 434 beratnya lebih banyak daripada melon varietas Sweet M-1000. Hal ini disebabkan berat benih dalam kemasan melon varietas Action 434 lebih sedikit dibandingkan dengan varietas Sweet M-1000.

Penggunaan pupuk, baik pupuk dasar maupun pupuk susulan jumlahnya tergantung kebiasaan petani, tergantung kebutuhan tanaman melon, dan tergantung cuacanya. Penggunaan pupuk dasar biasanya dilakukan secara ditugal atau disebar diatas bedengan. Sedangkan pupuk susulan dilakukan secara dikocor dengan air. Selain itu tanaman melon juga memerlukan Pupuk Pelengkap Cair (PPC) yaitu supermes. Pupuk Pelengkap Cair ini merupakan pupuk yang digunakan dengan cara disemprot pada daun, sehingga daun tumbuh subur. Pupuk organik yang biasanya digunakan petani berupa kotoran sapi. Hal ini disebabkan petani banyak yang memelihara sapi sehingga kotorannya dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Pengendalian hama dan penyakit pada usahatani melon varietas Action 434 dan usahatani melon varietas Sweet M-1000 dilakukan dengan menyemprotkan pestisida pada tanaman melon. Penyemprotan dilakukan biasanya 4 hari sekali. Penggunaan pestisida jumlahnya tergantung kebiasaan petani, tergantung hama dan penyakit yang menyerang tanaman melon, dan tergantung cuacanya.

Sarana produksi lainnya berupa mulsa, ajir, polybag, plastik sungkup, bensin, tali rafia, dan arang. Ajir berfungsi tempat merambatnya tanaman dan penopang buah melon. Tali rafia berfungsi sebagai pengikat batang tanaman pada ajir agar batang dapat tumbuh tegak. Selain itu tali rafia juga berfungsi sebagai pengikat tangkai buah pada ajir sehingga dapat menopang buah melon yang sudah besar. Mulsa yang digunakan berupa mulsa hitam perak. Penggunaan mulsa dapat mengurangi


(26)

commit to user

tumbuhnya gulma sehingga dapat mengurangi biaya tenaga kerja penyiangan. Plastik polybag yang digunakan biasanya berwarna putih ukuran 7x10 cm. Dinding rumah pembibitan terbuat dari plastik berwarna putih. Hal ini disebabkan pembibitan dilakukan saat musim penghujan, sehingga plastik sungkup dapat melindungi bibit dari air hujan.

5. Biaya Usahatani

Tabel 8. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434 (Rp)

UT Melon Varietas Sweet M-1000 (rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1. Pembuatan bedengan 1.716.666,67 5.640.750,49 1.637.500,00 5.385.833,33 2. Pemupukan dasar 120.166,67 409.306,04 130.416,67 467.000,00 3. Pasang dan lubang

mulsa

134.166,67 461.483,43 162.000,00 568.583,33

4. Pemasangan ajir 194.833,33 669.039,96 187.833,33 696.000,00 5. Rumah pembibitan 112.833,33 390.172,51 108.333,33 385.833,33 6. Media semai 212.000,00 700.795,32 198.333,33 706.166,67 7. Penyemaian benih 80.833,33 280.723,20 77.666,67 283.166,67 8. Pemeliharaan bibit 231.845,83 763.020,76 245.833,33 803.020,83 9. Penanaman 105.958,33 357.751,46 115.791,67 403.625,00 10. Penyiraman 800.083,33 2.656.398,64 899.166,67 3.255.000,00 11. Penyulaman 57.020,83 199.069,93 54.520,83 194.010,42 12. Penyiangan 193.083,34 628.279,73 185.875,00 644.458,33 13. Penjarangan buah 598.666,67 2.015.058,48 569.333,33 2.016.166,67 14. Pemangkasan 1.520.500,00 5.197.570,18 1.504.866,67 5.370.333,33 15. Pemupukan susulan 493.041,67 1.692.374,51 523.750,00 1.827.083,33 16. Pengairan 274.358,33 876.108,77 247.558,33 785.000,00 17. Pengendalian OPT 1.471.166,67 4.999.218,32 1.425.804,17 5.034.895,17

Jumlah 8.317.225,00 27.937.121,73 8.274.583,33 28.826.177,08

Sumber : Analisis Data Primer

Perhitungan penggunaan tenaga kerja dalam penelitian usahatani menggunakan satuan Hari Kerja Pria (HKP). Tenaga kerja yang ada di daerah penelitian baik untuk varietas Action 434 maupun melon varietas Sweet M-1000 dalam satu hari bekerja kurang lebih selama 8 jam mulai dari pukul 06.00 WIB – 11.00 WIB, dilanjutkan siang pukul 13.00-16.00 WIB. Upah yang diterima oleh tenaga kerja perempuan umumnya sebesar Rp 20.000,00 sampai Rp 25.000,00 per hari dengan memberi satu kali makan, yaitu makan pagi. Sedangkan upah yang diterima oleh tenaga kerja laki-laki dibedakan menjadi dua kategori yaitu:


(27)

commit to user

a. Kategori tenaga ahli diberi upah Rp 30.000,00 per hari, diberi makan dua kali yaitu sarapan, makan siang, untuk tenaga yang berasal dari luar wilayah Sragen diberi fasilitas menginap gratis di rumah pemilik lahan dan rokok satu bungkus.

b. Kategori tenaga bantu diberi upah Rp 25.000,00 per hari dengan diberi makan satu kali yaitu makan pagi dan rokok satu bungkus.

Tabel 9. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Melon Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434 (Rp)

UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1. Benih 1.328.666,67 4.353.618,42 718.000,00 2.384.666,67

2. Pupuk

a. SP-36 299.000,00 984.366,47 288.333,33 941.666,67

b. Za 140.000,00 476.607,21 144.666,67 469.000,00

c. KCl 293.333,33 938.712,23 270.416,67 847.916,67

d. NPK Phondska 433.500,00 1.492.104,78 379.333,33 1.297.000,00

e. NPK Mutiara 635.750,00 2.206.695,91 527.333,33 1.855.000,00

f. Organik 387.000,00 1.309.333,33 384.666,67 1.341.666,67

g. KNO3 Merah 142.450,00 471.684,99 149.166,67 516.500,00

h. KNO3 Putih 209.183,33 697.770,61 229.633,33 815.466,67

i. Supermes 49.766,67 159.303,22 46.166,67 154.366,67

3. Pestisida

a. Agrimec 198.633,33 638.917,15 176.500,00 559.066,67

b. Antracol 334.766,67 1.100.428,07 354.000,00 1.152.250,00

c. Buldog 211.366,67 679.617,25 194.416,67 593.250,00

d. Dhitane 123.966,67 400.226,22 115.333,33 383.000,00

e. Furadan 40.066,67 138.276,61 44.333,33 153.400,00

f. Harmoni BS 20.266,67 71.516,67 25.933,33 82.950,00

g. Marshal 195.366,67 640.855,70 214.250,00 725.450,00

h.Methamindophos 141.000,00 465.864,04 139.916,67 481.250,00

i. Prevaton 129.250,00 397.217,54 118.000,00 347.675,00

j. Ridomil 183.166,67 610.157,41 244.500,00 796.416,67

k. Regent Cair 230.083,33 768.976,61 267.750,00 919.333,33

l. Texsa 24.500,00 78.171,93 23.650,00 76.383,33

4. Mulsa 2.199.000,00 7.211.964,91 2.408.333,33 8.266.666,67

5. Ajir 1.656.683,33 5.465.746,49 1.713.583,33 5.755.166,67

6. Polybag 12.983,33 42.884,99 14.350,00 48.000,00

7. Plastik sungkup 19.816,67 68.607,12 20.366,67 74.050,00

8. Bensin 176.250,00 589.359,65 179.250,00 609.750,00

9. Tali Rafia 126.766,67 419.614,81 109.633,33 373.366,67

10. Arang 6.716,67 22.392,50 6.550,00 22.908,33

Jumlah 9.949.300,00 32.900.992,84 9.508.366,67 32.043.583,33


(28)

commit to user

Penggunaan biaya terbesar pada usahatani melon varietas Action 434 maupun varietas Sweet M-1000 adalah pada biaya pembelian pupuk. Pupuk yang digunakan petani dalam usahatani melon varietas Action 434 dan varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen meliputi pupuk anorganik yaitu SP-36, Za, KCl, NPK Phonska, NPK Mutiara, KNO3 Merah, KNO3 putih. Selain menggunakan pupuk anorganik, untuk menjaga kesuburan lahan juga digunakan pupuk organk berupa kotoran sapi. Namun penggunaan pupuk organik belum semua petani menggunakannya. Petani juga menggunakan pupuk Pelengkap Cair (PPC) dengan merek dagang Supermes. Pupuk Pelengkap Cair (PPC) ini digunakan dengan cara disemprot pada daun tanaman melon.

Tabel 10. Rata-rata Biaya Lain-lain Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434 (Rp)

UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1. Pajak Lahan 8.647,50 28.376,58 8.018,33 27.015,83

2. Selamatan 170.833,33 590.516,57 162.500,00 589.583,33

3. Penyusutan Alat

a.Cangkul 4.727,78 15.708,81 4.776,39 17.476,39

b.Sprayer 28.141,67 94.992,62 30.666,67 109.169,44

c.Sabit 2.942,78 10.463,70 3.575,56 12.929,31

d.Garpu 5.450,00 18.676,22 7.061,11 26.029,17

e.Disel 111.131,94 403.928,69 106.291,67 406.166,67

f.Ember 4.222,22 14.758,28 4.956,94 19.119,44

g.Gayung 1.683,33 5.888,60 2.012,50 7.483,33

h.Gunting Pangkas 16.622,22 58.145,22 16.461,11 59.733,33

i. Drum 4.713,89 17.332,83 4.563,89 17.309,72

j. Tugal 1.077,78 3.733,48 1.151,39 4.129,17

k.Pelubang Mulsa 694,44 2.465,5 556,67 1.950,00

l. Baki 910,56 3.034,41 655,56 2.278,33

Jumlah 361.318,61 1.268.021,16 353.247,77 1.300.373,47

Sumber : Analisis Data Primer

Penggunaan biaya lain-lain terbesar pada usahatani melon varietas Action 434 maupun varietas Sweet M-1000 adalah biaya penyustan alat. Hal ini disebabkan jumlah peralatan yang digunakan dalam budidaya tanaman melon banyak jenisnya meliputi: cangkul, sabit, garpu, disel, ember, gayung, gunting pangkas, drum, tugal, pelubang mulsa, dan baki.


(29)

commit to user

Besarnya pajak lahan dipengaruhi oleh luas lahan, kesuburan tanah tersebut, juga dipengaruhi oleh keadaan tanah, seperti lokasi dari tanah tersebut. Semakin luas, subur dan strategis lokasi tanah tersebut maka pajaknya akan semakin mahal.

Selamatan dilakukan petani saat tanaman melon mau ditanam. Selamatan dilakukan di lahan yang akan ditanami melon. Kepercayaan ini masih menjadi tradisi bagi masyarakat sekitar, karena telah menjadi tradisi yang turun menurun maka selamatan dapat dikatakan menjadi syarat wajib bagi petani apabila akan menanam melon. Proses selamatan dilakukan di lahan yang akan ditanami melon, maksud dari dilakukannya selamatan adalah harapan agar melon yang akan ditanam tidak mengalami gangguan dan hasil yang diperoleh dapat memuaskan petani.

Tabel 11. Rata-rata Biaya Mengusahakan Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Melon Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434 (Rp)

UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1. Saprodi 9.949.300,00 32.900.992,84 9.508.366,67 32.043.583,33

2. Tenaga Kerja 8.317.225,00 27.937.121,73 8.274.583,33 28.826.177,08

3. Lain-lain 361.799,44 1.268.021,16 353.247,77 1.300.373,48

Jumlah 18.628.324,44 62.106.135,73 18.136.197,78 62.170.133,89

Sumber : Analisis Data Primer

Penggunaan biaya terbesar pada usahatani melon varietas Action 434 maupun varietas Sweet M-1000 adalah biaya saprodi. Hal ini disebabkan karena pupuk yang digunakan dalam budidaya tanaman melon banyak jenisnya, baik pupuk organik, pupuk anorganik, maupun pupuk pelengkap cair (PPC). Selain itu untuk menjaga tanaman melon agar tidak terserang hama dan penyakit diperlukan penyemprotan pestisida secara rutin. Petani di Kabupaten Sragen rata-rata melakukan penyemprotan antara 4 hari sekali. Pestisida yang disemprotkan meliputi insektisida, fungisida, maupun bakterisida. Selain pupuk dan pestisida sarana produksi lain yang digunakan dalam usahatani melon baik varietas Action 434


(30)

commit to user

maupun varietas Sweet M-1000 yaitu benih, mulsa, ajir, plastik sungkup, polybag, bensin, tali rafia, dan arang.

6. Penerimaan Usahatani

Tabel 12. Rata-rata Penerimaan Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434 (Rp)

UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1. Produksi(Kg) 10.277,51 33.931,36 9.305,31 31.791,47

2. Harga per Kg 3.226,67 3.226,67 3.120,00 3.120,00

3. Penerimaan(Rp) 33.133.333,33 109.403.021,44 29.183.333,33 98.916.666,67

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa rata-rata produksi usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Sweet M-1000. Hal ini disebabkan karena dalam satu pohon tanaman melon varietas Action 434 dapat menghasilkan 1-2 buah per tanaman dengan rata-rata berat setiap buah sebesar 2-3 Kg sedangkan melon varietas Sweet M-1000 dapat menghasilkan 1 buah per tanaman dengan rata-rata berat setiap buah sebesar 1,5-2,5 Kg.

Rata-rata harga jual melon varietas Action 434 juga lebih tinggi daripada melon varietas Sweet M-1000. Hal ini disebabkan buah melon varietas Action 434 buahnya lebih besar dibandingkan melon varietas Sweet M-1000, sehingga menyebabkan harga melon varietas Action 434 lebih tinggi dibandingkan melon varietas Sweet M-1000.

Rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi daripada rata-rata penerimaan melon varietas Sweet M-1000. Hal ini dipengaruhi oleh rata-rata produksi dan harga jual melon varietas Action 434 yang lebih tinggi daripada rata-rata produksi dan harga jual melon varietas Sweet M-1000.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa sistim panen tanaman melon dilakukan dengan cara ditebas berdasarkan harga satuan luas tanam dan keadaan buah melon yang akan dipanen. Alasan utamanya adalah karena petani di Kabupaten Sragen merasa lebih praktis, tidak


(31)

commit to user

merepotkan, bisa segera melaksanakan kegiatan lainnya karena waktu tidak banyak tersita untuk mengurusi berbagai hal yang berkaitan pasca panen melon, untuk memenuhi kebutuhan dana yang sifatnya segera dan petani tidak mengetahui jalur pemasaran yang baik.

7. Pendapatan Usahatani

Tabel 13. Rata-rata Pendapatan Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434 (Rp)

UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

4. Penerimaan 33.133.333,33 109.403.021,44 29.183.333,33 98.916.666,67

5. Biaya total 18.628.324,44 62.106.135,73 18.136.197,78 62.170.133,89

6. Pendapatan 14.505.008,89 47.296.885,71 11.047.135,56 36.746.532,78

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000, sedangkan rata-rata biaya mengusahakan yang harus dikeluarkan oleh petani melon varietas Action 434 lebih rendah daripada rata-rata biaya mengusahakan pada usahatani melon varietas Sweet M-1000. Oleh karena itu, rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000 sebesar. Hal ini disebabkan karena harga jual buah melon Varietas Action 434 rata-rata Rp 3.000,00 sampai Rp 3.500,00. Sedangkan harga jual buah melon varietas Sweet M-1000 lebih rendah yaitu sebesar Rp 2.800,00 sampai Rp 3.200,00. Selain itu rata-rata produksi buah melon Varietas Action 434 juga lebih tinggi dibandingkan melon varietas Sweet M-1000. 8. Efisiensi Usahatani

Tabel 14. Rata-rata Efisiensi Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434

UT Melon Varietas Sweet M-1000

Per Ha Per Ha

1. Penerimaan (Rp) 109.403.021,44 98.916.666,67 2. Biaya total (Rp) 62.106.135,73 62.170.133,89

3. Efisiensi 1,762 1,591


(32)

commit to user

Berdasarkan Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa R/C Ratio pada usahatani melon varietas Action 434 besarnya 1,762 berarti bahwa untuk setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada saat awal usahatani melon varietas Action 434 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,762 pada akhir kegiatan usahataninya. Sedangkan R/C Ratio pada usahatani melon varietas Sweet M-1000 besarnya 1,591 berarti bahwa untuk setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada saat awal usahatani melon varietas Sweet M-1000 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,591 pada akhir kegiatan usahatani. Nilai R/C Ratio pada usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa usahatani melon varietas Action 434 lebih efisien daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000.

9. Analisis Perbedaan Pendapatan Dan Efisiensi

Hasil perhitungan perbandingan pendapatan antara usahatani melon varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000, hasil uji t menunjukkan bahwa thitung besarnya 5,484, sedangkan ttabel (α=0,05) besarnya 2,001. Karena thitung lebih besar daripada ttabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima yaitu pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar (Rp 47.296.885,71/Ha/MT) daripada pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 (Rp 36.746.532,78/Ha/MT).

Perbedaan pendapatan tersebut dikarenakan rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Sweet M-1000 meskipun biaya mengusahakan melon varietas Action 434 lebih kecil dibandingkan dengan biaya mengusahakan melon varietas Sweet M-1000. Selain itu

harga jual buah melon Varietas Action 434 Rp 3.000,00 sampai Rp 3.500,00 lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual buah melon

varietas Sweet M-1000 yaitu sebesar Rp 2.800,00 sampai Rp 3.200,00. Harga jual melon varietas Action 434 di Kabupaten Sragen cukup tinggi karena dalam satu pohon tanaman melon varietas Action 434 dapat menghasilkan 1-2 buah per tanaman dengan rata-rata berat buah melon


(33)

commit to user

sebesar 2-3 Kg sedangkan melon varietas Sweet M-1000 dapat menghasilkan 1 buah per tanaman dengan rata-rata berat buah melon sebesar 1,5-2,5 Kg.

Hasil perhitungan perbandingan efisiensi antara usahatani melon varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000, hasil uji t (lampiran 45) menunjukkan bahwa thitung besarnya 4,593 sedangkan ttabel (α=0,05) besarnya 2,001. Karena thitung lebih besar daripada ttabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima yaitu usahatani melon varietas Action 434 lebih efisiensi daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000. efisiensi usahatani melon varietas Action 434 (1,762) lebih tinggi daripada pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 (1,591).

Efisiensi usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000 dikarenakan penerimaan yang diperoleh perani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan penerimaan melon varietas Sweet M-1000, sedangkan total biaya yang dikeluarkan petani melon varietas Action 434 lebih sedikit dibandingkan total biaya yang dikeluarkan petani melon varietas Sweet M-1000, sehingga mengakibatkan efisiensi usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

Permasalahan yang dihadapi di dalam budidaya tanaman melon cukup kompleks. Baik dari aspek budidaya, maupun aspek permodalan. Kendala yang dihadapi dalam usahatani melon meliputi:

a. Modal yang digunakan

Budidaya tanaman melon tidak bisa digunakan sebagai ajang coba-coba, karena untuk melakukan budidaya tanaman melon diperlukan modal yang cukup besar, sehingga apabila terjadi kegagalan, petani akan dapat mengalami kerugian yang besar, bahkan bisa mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi hambatan permodalan biasanya petani meminjam dari kelompok tani. Selain itu


(34)

commit to user

biasanya petani meminjam di toko sarana produksi. Pinjaman diberikan sesuai dengan kebutuhan para petani saat itu, mulai dari benih, pupuk, pestisida, mulsa, dan lain sebaginya. Namun pengembalian pinjaman dilakukan pada saat panen.

b. Serangan hama dan penyakit.

Kesulitan utama yang dialami petani pada saat menanam tanaman melon adalah pengendalian hama dan penyakit. Banyak sekali jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman melon, baik itu bakteri, jamur, serangga bahkan pengaruh cuaca yang ekstrim seperti saat ini. Misalnya bila terjadi cuaca yang panas, maka akan menyebabkan kriting pada daun tanaman melon. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana caranya mengatasi permasalahan daun keriting tersebut. Atau misalnya pada saat cuaca panas, akan tetapi tiba-tiba turun hujan, maka tanaman mudah sekali mengalami kelayuan. Untuk mengatasi hambatan hama dan penyakit tanama melon, petani selalu berusaha bertanya kepada petani lainnya, juga kepada pemilik kios penjual sarana produksi pertanian mengenai racun pemberantasan hama dan penyakit yang paling baik untuk mengatasinya di lapangan.

c. Harga jual melon yang anjlok saat panen

Petani melon tampaknya masih tergantung seratus persen kepada tengkulak lokal dalam memasarkan hasil panennya. Terbukti berapapun harga yang ditawarkan para spekulan, petani cenderung tidak bisa menolak. Meski keputusan yang diambil tersebut bakal membatasi keuntungan yang dikantonginya. para tengkulak biasanya sudah sama-sama sepakat dengan harga yang ditawarkan. Sehingga petani kesulitan untuk menjual lebih mahal. Meski harga ditingkat konsumen bisa berlipat ganda.

Petani di Kabupaten Sragen mengeluhkan permainan distributor yang telah mematok harga diabawah standar. Meski permintaan buah segar terus mengalami kenaikan, bukan berarti petani mengalami


(35)

commit to user

keuntungan melimpah. Kondisi itulah yang menjadi kendala utama kenapa petani buah melon khususnya, tidak dapat menikmati jerih payahnya secara maksimal.

Harga yang ditawarkan spekulan kepada petani saat sudah musim panen Rp 2.500,00 sampai Rp 3.500,00 per kilogram. Harga itu bisa berlipat ganda ditangan konsumen. Yakni bisa menembus harga Rp 6.000,00 per kilogram. Musim panen kali ini, hasil panennya cukup bagus. Dengan luas lahan yang sama, hasilnya bisa dua kali lipat dibanding musim panen sebelumnya. Harga yang fluktuatif menjadi kendala besar bagi petani melon di Kabupaten Sragen.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Komparatif Usahatani Melon Varietas Action 434 Dengan Usahatani Melon Varietas Sweet M-1000 Di Kabupaten Sragen, kesimpulan yang dapat diambil antara lain :

1. Pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

2. Usahatani melon varietas Action 434 lebih efisien dibandingkan dengan usahatani melon yang menggunakan varietas Sweet M-1000.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Komparatif Usahatani Melon Varietas Action 434 Dengan Usahatani Melon Varietas Sweet M-1000 Di Kabupaten Sragen dapat disarankan agar petani melon varietas Sweet M-1000 menanam dengan jarak tanam 50x50 cm karena lebih efisien dibandingkan menanam dengan jarak tanam 40x40 cm.


(1)

commit to user

maupun varietas Sweet M-1000 yaitu benih, mulsa, ajir, plastik sungkup, polybag, bensin, tali rafia, dan arang.

6. Penerimaan Usahatani

Tabel 12. Rata-rata Penerimaan Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434 (Rp)

UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1. Produksi(Kg) 10.277,51 33.931,36 9.305,31 31.791,47

2. Harga per Kg 3.226,67 3.226,67 3.120,00 3.120,00

3. Penerimaan(Rp) 33.133.333,33 109.403.021,44 29.183.333,33 98.916.666,67

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa rata-rata produksi usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Sweet M-1000. Hal ini disebabkan karena dalam satu pohon tanaman melon varietas Action 434 dapat menghasilkan 1-2 buah per tanaman dengan rata-rata berat setiap buah sebesar 2-3 Kg sedangkan melon varietas Sweet M-1000 dapat menghasilkan 1 buah per tanaman dengan rata-rata berat setiap buah sebesar 1,5-2,5 Kg.

Rata-rata harga jual melon varietas Action 434 juga lebih tinggi daripada melon varietas Sweet M-1000. Hal ini disebabkan buah melon varietas Action 434 buahnya lebih besar dibandingkan melon varietas Sweet M-1000, sehingga menyebabkan harga melon varietas Action 434 lebih tinggi dibandingkan melon varietas Sweet M-1000.

Rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi daripada rata-rata penerimaan melon varietas Sweet M-1000. Hal ini dipengaruhi oleh rata-rata produksi dan harga jual melon varietas Action 434 yang lebih tinggi daripada rata-rata produksi dan harga jual melon varietas Sweet M-1000.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa sistim panen tanaman melon dilakukan dengan cara ditebas berdasarkan harga satuan luas tanam dan keadaan buah melon yang akan dipanen. Alasan utamanya adalah karena petani di Kabupaten Sragen merasa lebih praktis, tidak


(2)

commit to user

merepotkan, bisa segera melaksanakan kegiatan lainnya karena waktu tidak banyak tersita untuk mengurusi berbagai hal yang berkaitan pasca panen melon, untuk memenuhi kebutuhan dana yang sifatnya segera dan petani tidak mengetahui jalur pemasaran yang baik.

7. Pendapatan Usahatani

Tabel 13. Rata-rata Pendapatan Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434 (Rp)

UT Melon Varietas Sweet M-1000 (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

4. Penerimaan 33.133.333,33 109.403.021,44 29.183.333,33 98.916.666,67

5. Biaya total 18.628.324,44 62.106.135,73 18.136.197,78 62.170.133,89

6. Pendapatan 14.505.008,89 47.296.885,71 11.047.135,56 36.746.532,78

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000, sedangkan rata-rata biaya mengusahakan yang harus dikeluarkan oleh petani melon varietas Action 434 lebih rendah daripada rata-rata biaya mengusahakan pada usahatani melon varietas Sweet M-1000. Oleh karena itu, rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000 sebesar. Hal ini disebabkan karena harga jual buah melon Varietas Action 434 rata-rata Rp 3.000,00 sampai Rp 3.500,00. Sedangkan harga jual buah melon varietas Sweet M-1000 lebih rendah yaitu sebesar Rp 2.800,00 sampai Rp 3.200,00. Selain itu rata-rata produksi buah melon Varietas Action 434 juga lebih tinggi dibandingkan melon varietas Sweet M-1000. 8. Efisiensi Usahatani

Tabel 14. Rata-rata Efisiensi Pada Usahatani Melon Varietas Action 434 Maupun Varietas Sweet M-1000 MT (Februari-Mei 2011)

No Uraian

UT Melon Varietas Action 434

UT Melon Varietas Sweet M-1000 Per Ha Per Ha

1. Penerimaan (Rp) 109.403.021,44 98.916.666,67 2. Biaya total (Rp) 62.106.135,73 62.170.133,89

3. Efisiensi 1,762 1,591


(3)

commit to user

Berdasarkan Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa R/C Ratio pada usahatani melon varietas Action 434 besarnya 1,762 berarti bahwa untuk setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada saat awal usahatani melon varietas Action 434 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,762 pada akhir kegiatan usahataninya. Sedangkan R/C Ratio pada usahatani melon varietas Sweet M-1000 besarnya 1,591 berarti bahwa untuk setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada saat awal usahatani melon varietas Sweet M-1000 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,591 pada akhir kegiatan usahatani. Nilai R/C Ratio pada usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa usahatani melon varietas Action 434 lebih efisien daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000.

9. Analisis Perbedaan Pendapatan Dan Efisiensi

Hasil perhitungan perbandingan pendapatan antara usahatani melon varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000, hasil uji t menunjukkan bahwa thitung besarnya 5,484, sedangkan ttabel (α=0,05) besarnya 2,001. Karena thitung lebih besar daripada ttabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima yaitu pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar (Rp 47.296.885,71/Ha/MT) daripada pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 (Rp 36.746.532,78/Ha/MT).

Perbedaan pendapatan tersebut dikarenakan rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata penerimaan usahatani melon varietas Sweet M-1000 meskipun biaya mengusahakan melon varietas Action 434 lebih kecil dibandingkan dengan biaya mengusahakan melon varietas Sweet M-1000. Selain itu

harga jual buah melon Varietas Action 434 Rp 3.000,00 sampai Rp 3.500,00 lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual buah melon

varietas Sweet M-1000 yaitu sebesar Rp 2.800,00 sampai Rp 3.200,00. Harga jual melon varietas Action 434 di Kabupaten Sragen cukup tinggi karena dalam satu pohon tanaman melon varietas Action 434 dapat menghasilkan 1-2 buah per tanaman dengan rata-rata berat buah melon


(4)

commit to user

sebesar 2-3 Kg sedangkan melon varietas Sweet M-1000 dapat menghasilkan 1 buah per tanaman dengan rata-rata berat buah melon sebesar 1,5-2,5 Kg.

Hasil perhitungan perbandingan efisiensi antara usahatani melon varietas Action 434 dengan varietas Sweet M-1000, hasil uji t (lampiran 45) menunjukkan bahwa thitung besarnya 4,593 sedangkan ttabel (α=0,05) besarnya 2,001. Karena thitung lebih besar daripada ttabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima yaitu usahatani melon varietas Action 434 lebih efisiensi daripada usahatani melon varietas Sweet M-1000. efisiensi usahatani melon varietas Action 434 (1,762) lebih tinggi daripada pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000 (1,591).

Efisiensi usahatani melon varietas Action 434 lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani melon varietas Sweet M-1000 dikarenakan penerimaan yang diperoleh perani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan penerimaan melon varietas Sweet M-1000, sedangkan total biaya yang dikeluarkan petani melon varietas Action 434 lebih sedikit dibandingkan total biaya yang dikeluarkan petani melon varietas Sweet M-1000, sehingga mengakibatkan efisiensi usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

Permasalahan yang dihadapi di dalam budidaya tanaman melon cukup kompleks. Baik dari aspek budidaya, maupun aspek permodalan. Kendala yang dihadapi dalam usahatani melon meliputi:

a. Modal yang digunakan

Budidaya tanaman melon tidak bisa digunakan sebagai ajang coba-coba, karena untuk melakukan budidaya tanaman melon diperlukan modal yang cukup besar, sehingga apabila terjadi kegagalan, petani akan dapat mengalami kerugian yang besar, bahkan bisa mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi hambatan permodalan biasanya petani meminjam dari kelompok tani. Selain itu


(5)

commit to user

biasanya petani meminjam di toko sarana produksi. Pinjaman diberikan sesuai dengan kebutuhan para petani saat itu, mulai dari benih, pupuk, pestisida, mulsa, dan lain sebaginya. Namun pengembalian pinjaman dilakukan pada saat panen.

b. Serangan hama dan penyakit.

Kesulitan utama yang dialami petani pada saat menanam tanaman melon adalah pengendalian hama dan penyakit. Banyak sekali jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman melon, baik itu bakteri, jamur, serangga bahkan pengaruh cuaca yang ekstrim seperti saat ini. Misalnya bila terjadi cuaca yang panas, maka akan menyebabkan kriting pada daun tanaman melon. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana caranya mengatasi permasalahan daun keriting tersebut. Atau misalnya pada saat cuaca panas, akan tetapi tiba-tiba turun hujan, maka tanaman mudah sekali mengalami kelayuan. Untuk mengatasi hambatan hama dan penyakit tanama melon, petani selalu berusaha bertanya kepada petani lainnya, juga kepada pemilik kios penjual sarana produksi pertanian mengenai racun pemberantasan hama dan penyakit yang paling baik untuk mengatasinya di lapangan.

c. Harga jual melon yang anjlok saat panen

Petani melon tampaknya masih tergantung seratus persen kepada tengkulak lokal dalam memasarkan hasil panennya. Terbukti berapapun harga yang ditawarkan para spekulan, petani cenderung tidak bisa menolak. Meski keputusan yang diambil tersebut bakal membatasi keuntungan yang dikantonginya. para tengkulak biasanya sudah sama-sama sepakat dengan harga yang ditawarkan. Sehingga petani kesulitan untuk menjual lebih mahal. Meski harga ditingkat konsumen bisa berlipat ganda.

Petani di Kabupaten Sragen mengeluhkan permainan distributor yang telah mematok harga diabawah standar. Meski permintaan buah segar terus mengalami kenaikan, bukan berarti petani mengalami


(6)

commit to user

keuntungan melimpah. Kondisi itulah yang menjadi kendala utama kenapa petani buah melon khususnya, tidak dapat menikmati jerih payahnya secara maksimal.

Harga yang ditawarkan spekulan kepada petani saat sudah musim panen Rp 2.500,00 sampai Rp 3.500,00 per kilogram. Harga itu bisa berlipat ganda ditangan konsumen. Yakni bisa menembus harga Rp 6.000,00 per kilogram. Musim panen kali ini, hasil panennya cukup bagus. Dengan luas lahan yang sama, hasilnya bisa dua kali lipat dibanding musim panen sebelumnya. Harga yang fluktuatif menjadi kendala besar bagi petani melon di Kabupaten Sragen.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Komparatif Usahatani Melon Varietas Action 434 Dengan Usahatani Melon Varietas Sweet M-1000 Di Kabupaten Sragen, kesimpulan yang dapat diambil antara lain :

1. Pendapatan usahatani melon varietas Action 434 lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usahatani melon varietas Sweet M-1000.

2. Usahatani melon varietas Action 434 lebih efisien dibandingkan dengan usahatani melon yang menggunakan varietas Sweet M-1000.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Komparatif Usahatani Melon Varietas Action 434 Dengan Usahatani Melon Varietas Sweet M-1000 Di Kabupaten Sragen dapat disarankan agar petani melon varietas Sweet M-1000 menanam dengan jarak tanam 50x50 cm karena lebih efisien dibandingkan menanam dengan jarak tanam 40x40 cm.