Hubungan persepsi siswa tentang pengelompokan kelas IPA-IPS dan minat belajar Siswa di MAN 4 Jakarta

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG
PENGELOMPOKAN KELAS IPA-IPS DAN MINAT BELAJAR
SISWA di MAN 4 JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Khairina Juliani
NIM : 1110015000057

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M./1436 H.

ABSTRAK

Khairina Juliani, 1110015000057: “Hubungan Persepsi Siswa Tentang
Pengelompokan Kelas IPA-IPS dan Minat Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta

Pondok Pinang”. Skripsi program studi Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa
dengan minat belajar siswa. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
metode korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di MAN 4
Jakarta 14 Juli – 18 Juli 2014. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan random sampling untuk pemilihan sampel. Adapun pengambilan
sampel 45 siswa. Instrument penelitian yang diberikan berupa kuesioner untuk
persepsi siswa (X) dan minat belajar siswa (Y).
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product
moment. Dari hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh r = 0,464 dan
uji signifikansi dengan uji-t sebesar 3,457 dan dikonsultasikan pada tabel ttabel
2,017 pada taraf signifikansi α = 0,05. Karena thitung 3,457 > ttabel 2,017 maka
koefisien korelasi signifikan. Dengan demikian terdapat hubungan antara persepsi
siswa tentang pengelompokan kelas IPA-IPS terhadap minat belajar siswa.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak persepsi
siswa tentang pengelompokan kelas maka semakin rendah minat belajar siswa.

Kata kunci: Persepsi siswa, Minat belajar siswa


i

ABSTRACT
Khairina juliani, 1110015000057: “Correlation Student perception of
Grouping Science and Social Class for student’s interest in learning in MAN 4
Jakarta, Pondok Pinang”. Skripsi of Sociology study program, department of
social science, faculty of tarbiyah and teachers training, State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this research is to know the relationshipbetween students
perception and students’ interest in learning. In this research, the writer uses the
method of correlation with quantitative approach. This research is done at MAN
4 Jakarta 14 July – 18 July 2014. The writer uses random sampling in sample
choosing. The writer took 45 students. The instrument of the research is
questionnaire about scale of student’s perception (X) and students’ interest in
learning (Y).
The technique is by analyzing product moment correlation. From As a
result, the product moment correlation is r = 0,464 and significance test by t-test
is 3,457 and consult to table t table 2,017 on significance standard α = 0,05.
Because of thitung 3,457 > ttabel 2,017 so the correlation coefficient is significance.

Thereby, there is correlation between Students’ perception about grouping of
science and social class to the student’s interest in learning. Thus, it can be
concluded that the more students’ interest about grouping class, the lower
students’ interest in learning.

Keywords: Students’ perception, students’ interest

ii

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Persepsi Siswa Tentang Pengelompokan Kelas IPA-IPS
terhadap Minat Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta. Shalawat serta salam
tercurahkan

kepada

Rasulullah


SAW,

keluarga

dan

sahabatnya.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan
skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis
yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis
untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Disamping itu, izinkan penulis
untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Ibu Nurlena
Rifa’i, MA, Ph.D serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.

Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd.

3.

Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si
beserta seluruh staf jurusan IPS.

4.

Dosen Pembimbing skripsi, yaitu Bapak Mochammad Noviadi
Nugroho, M.Pd yang telah membimbing saya dalam penyusunan
skripsi ini dan rela menyempatkan waktunya untuk bimbingan.

iii

5.


Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan
Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT.
Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian
hari.

6.

Ibu Dra. Hj. Isnadiar Dekok, MM selaku Kepala MAN 4 Jakarta
Pondok Pinang yang selalu memotivasi penulis hingga penulis
dapat menyelesaikan skrispsi ini dengan baik. Dan memberikan
izin untuk melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta.

7.

Guru-guru MAN 4 Jakarta. Dan seluruh siswa dan siswi MAN 4
Jakarta yang mau membantu saya dalam penelitian dengan
mengisi angket, semoga kalian semua dapat menggapai cita-cita
yang kalian inginkan.


8.

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial
penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada
kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Suparno dan Ibu
Ida Royani. Yang dengan tetesan kasih sayang dan percikan
kesabarannya telah membesarkan, membimbing dan memahami
keadaan

ananda.

Ananda

tidak

dapat

membalas

segala


pengorbanan dan perjuangan mama dan bapak tercinta. Hanya
bakti dan doa setulus hati yang dapat ananda haturkan. Selesainya
skripsi ini adalah bakti awal ananda yang sedikit ananda berikan.
9.

Adik-adikku tersayang Fara dan Tasya, terimakasih untuk “Stop
Berantem” nya, perhatian serta doa kalian berdua.

10. Teman yang setia Umar Aghil Husaini yang sudah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu penulis. yang
selalu menghibur penulis dengan canda tawanya.
11. Kawan-kawan Jurusan IPS yang selalu mensuport penulis dalam
menyelesaikan skrispsi ini. Khususnya “LOV” (Fauziah, Rizqy,
Faiza, Rizka, Sari, Ayu, Marini, Ninis, Nina) persahabatan kita
tidak akan berakhir sampai disini kawan, terimakasih untuk 4

iv

tahun masa-masa indah yang kita lalui bersama. Semoga kita bisa

wisuda “bareng”, LOV tetap semangat skripsinya !!! terimakasih
untuk canda tawanya selama ini. Kalian teman terbaikku.

Penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan
pahala dari rahmat Allah SWT.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan
dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT
meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.

Jakarta, 04 Agustus 2014

Khairina Juliani

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................i

ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 4
D. Perumusan Masalah...................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian........................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Persepsi Siswa ....................................................... 7
a. Persepsi dalam Pandangan Islam ....................................... 10
b. Aspek Persepsi ................................................................... 12
c. Faktor-faktor Persepsi ........................................................ 12

2. Pengelompokan
a. Pengertian Pengelompokan ............................................... 14
b. Timbulnya Kelompok ........................................................ 14
c. Sebab-sebab pembentukan kelompok................................ 15
vi

3. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam .................................. 16
4. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan ........................................... 17
b. Pendekatan Dalam Pembelajaran IPS ................................ 19
5. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar ................................................... 20
b. Persyaratan-persyaratan Penting Bagi Timbulnya Minat dan
Perhatian ............................................................................ 20
c. Unsur-unsur Minat ............................................................. 21
6. Belajar
a. Pengertian Belajar .............................................................. 23
b. Unsur-unsur Belajar .......................................................... 26
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................... 28
d. Teori Tentang Belajar ........................................................ 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan..................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 35
D. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37
a. Tempat Penelitian .................................................................. 37
b. Waktu Penelitian .................................................................... 37
B. Metode Penelitian ........................................................................ 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 37
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 38
1. Angket .................................................................................... 38
2. Observasi ................................................................................ 39
3. Wawancara ............................................................................. 40
4. Dokumentasi ........................................................................... 40
vii

F. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 40
G. Instrumen Penelitian
1. Variabel Persepsi Siswa
a. Kisi-kisi Instrument Persepsi Siswa .................................. 42
b. Pengujian Instrument ......................................................... 42
2. Variabel Minat Belajar Siswa
a. Kisi-kisi Instrument Minat Belajar Siswa.......................... 46
b. Pengujian Instrument ......................................................... 47
H. Uji Hipotesis Penelitian
1. Koefisien Korelasi .................................................................. 51
2. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Uji-t ............................... 54
I.

Hipotesis Statistik........................................................................ 55

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta
1. Sejarah MAN 4 Jakarta ......................................................... 56
2. Profil MAN 4 Jakarta ............................................................. 56
3. Visi Misi MAN 4 Jakarta ....................................................... 57
4. Data Pendidik MAN 4 Jakarta ................................................ 58
5. Data Siswa MAN 4 Jakarta .................................................... 62
6. Kegiatan Ekstrakurikuler MAN 4 Jakarta .............................. 64
7. Kurikulum MAN 4 Jakarta ..................................................... 65
8. Sarana dan Prasarana .............................................................. 68
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil peneliian .......................................................68
1. Data Persepsi siswa................................................................85
2. Data Minat Belajar Siswa ......................................................90
C. Hasil Persepsi Siswa
1. Persepsi Siswa IPA mengenai kelas IPS ................................ 95
2. Persepsi Siswa IPA mengenai kelas IPA................................ 96
3. Persepsi Siswa IPS mengenai kelas IPA ................................ 96
viii

4. Persepsi Siswa IPS mengenai kelas IPS ................................. 97
D. Uji Hipotesis Penelitian
1. Koefisien Korelasi .................................................................. 97
2. Uji Koefisien Korelasi dengan Uji-t ...................................... 101
E. Interpretasi Hasil Penelitian ....................................................... 102
F. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................. 104
B. Saran .......................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 106
LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban Responden .............................................41
Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel X ......................................................................42
Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban Responden .............................................43
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Reabilitas ..........................................................45
Tabel 3.5 Perhitungan Butir Soal Valid dan Drop ........................................45
Tabel 3.6 Kisi-kisi Variabel Y...................................................................... 47
Tabel 3.7 Skor Alternatif Jawaban Responden............................................. 48
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Reliabilis............................................................ 50
Tabel 3.9 Perhitungan Soal Valid dan Drop.................................................. 50
Tabel 3.10 Tabel Interpretasi Perhitungan Korelasi.......................................52
Tabel 4.1 Daftar Nama Guru MAN 4 Jakarta.................................................58
Tabel 4.2 Daftar Nama Guru Honor MAN 4 Jakarta......................................60
Tabel 4.3 Daftar Nama Guru DPK.................................................................60
Tabel 4.4 Daftar Nama Karyawan Negeri MAN 4 Jakarta.............................61
Tabel 4.5 Daftar Nama Karyawan Honor.......................................................61
Tabel 4.6 Daftar Nama Karyawan Bording....................................................62
Tabel 4.7 Daftar Siswa/i MAN 4 Jakarta........................................................62
Tabel 4.8 Persentase Variabel X Butir 1.........................................................69
Tabel 4.9 Persentase Variabel X Butir 2.........................................................70
Tabel 4.10 Persentase Variabel X Butir 3.......................................................71
Tabel 4.11 Persentase Variabel X Butir 4.......................................................71
Tabel 4.12 Persentase Variabel X Butir 5.......................................................72
x

Tabel 4.13 Persentase Variabel X Butir 6.....................................................73
Tabel 4.14 Persentase Variabel X Butir 7.....................................................74
Tabel 4.15 Persentase Variabel X Butir 8.....................................................74
Tabel 4.16 Persentase Variabel X Butir 9.....................................................75
Tabel 4.17 Persentase Variabel X Butir 10...................................................76
Tabel 4.18 Persentase Variabel Y Butir 1.....................................................77
Tabel 4.19 Persentase Variabel Y Butir 2.....................................................77
Tabel 4.20 Persentase Variabel Y Butir 3.....................................................78
Tabel 4.21 Persentase Variabel Y Butir 4....................................................79
Tabel 4.22 Persentase Variabel Y Butir 5.....................................................79
Tabel 4.23 Persentase Variabel Y Butir 6.....................................................80
Tabel 4.24 Persentase Variabel Y Butir 7.....................................................81
Tabel 4.25 Persentase Variabel Y Butir 8.....................................................82
Tabel 4.26 Persentase Variabel Y Butir 9.....................................................82
Tabel 4.27 Persentase Variabel Y Butir 10...................................................83
Tabel 4.28 Persentase Variabel Y Butir 11...................................................84
Tabel 4.29 Persentase Variabel Y Butir 12...................................................85
Tabel 4.30 Skoring Hasil Angket Persepsi Siswa (Vaariabel X)..................86
Tabel 4.31 Tabel Distribusi Frekuensi..........................................................88
Tabel 4.32 Interpretasi Kategori Persepsi Siswa..........................................90
Tabel 4.33 Skoring Hasil Angket Minat Belajar Siswa (Variabel Y)..........91
xi

Tabel 4.34 Tabel Distribusi Frekuensi.........................................................93
Tabel 4.35 Interpretasi Kategori Minat Belajar Siswa.................................95
Tabel 4.36 Indeks Korelasi Antara Persepsi Siswa tentang Pengelompokan
Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta...........98

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Kurikulum SKS MAN 4 Jakarta RMBI Program
IPS...............................................................................................66
Gambar 4.2 Struktur Kurikulum SKS MAN 4 Jakarta RMBI Program
IPA...............................................................................................67
Histogram 4.1 Data Variabel X......................................................................89
Histogram 4.2 Data Variabel Y......................................................................94
Gambar 4.2 Grafik Koefisien Korelasi Uji-t..................................................102

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian Variabel X .............................................. 109

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian Variabel Y .............................................. 111

Lampiran 3

Hasil Instrumen Angket Variabel X ......................................... 113

Lampiran 4

Hasil Instrumen Angket Variabel Y ......................................... 115

Lampiran 5

Perhitungan Validitas Variabel X ............................................. 117

Lampiran 6

Perhitungan Reabilitas Variabel X ........................................... 118

Lampiran 7

Perhitungan Validitas Variabel Y ............................................. 119

Lampiran 8

Perhitungan Reabilitas Variabel Y ........................................... 120

Lampiran 9

Langkah Perhitungan ................................................................ 121

Lampiran 10 Pedoman Wawancara ............................................................... 130
Lampiran 11 Hasil Wawancara ...................................................................... 131
Lampiran 12 Foto Penelitian ......................................................................... 135
Lampiran 13 Surat Bimbingan Skripsi ........................................................... 136
Lampiran 14 Surat Izin Melakukan Penelitian .............................................. 137
Lampiran 15 Surat Pernyataan Penelitian ...................................................... 139
Lampiran 16 Lembar Uji Referensi ............................................................... 140
Lampiran 17

Biodata Penulis ........................................................................ 147

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perlu ditegaskan bahwa setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu
proses belajar-mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau
tidak disadari. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil,
yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan
pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang
optimal, maka proses belajar-mengajar harus dilakukan dengan sadar dan
sengaja serta terorganisasi secara baik.1
Menurut

Sarlito

Wirawan

Sarwono

“persepsi”

merupakan

kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, dan memfokuskan
objek-objek,

atau

disebut

juga

kemampuan

mengorganisasikan

pengamatan.2
Dengan dimulainya kurikulum 2013 disini tidak semua sekolah
sudah menerapkan kurikulum 2013, sebagian kecil sekolah sudah
menerapkannya kurikulum 2013 tersebut, contoh di sekolah MAN 4 sudah
menerapkannya kurikulum 2013. Persepsi atau tanggapan siswa tentang
adanya pengelompokan kelas IPA dan IPS di sekolah SMA (Sekolah
Menengah Atas) merupakan sesuatu yang sering terdengar dikalangan
siswa

maupun

masyarakat.

Dimana

siswa

yang

tadinya

penjurusan/pengelompokan kelas IPA dan IPS diadakan di kelas 2 atau
kelas XI, sekarang sudah mulai diterapkannya ketika awal masuk sekolah.
Mereka sudah mulai di psikotes atau tes IQ dari awal masuk sekolah.
Maka dari kelas X mereka sudah memiliki jurusan.
1

Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali
Pers,2004),Hal.19
2
S. Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,992), cet.ke6. Hal.39

1

2

Dengan diadakannya tes tersebut maka siswa sudah memiliki
gambaran bahwa dirinya cocok di IPA atau di IPS. Biasanya pun hasil dari
tes tersebut tidaklah sama dengan hasil nantinya siswa dikelompokan.
Yang sering terjadi apabila hasil dari tes menyatakan siswa itu cocok di
IPA, namun nantinya siswa tersebut dikelompokan di kelas IPS. Atau
terkadang siswa lebih menonjol di IPS namun dimasukan dikelas IPA.
Banyak siswa yang beranggapan atau memiliki persepsi bahwa
siswa IPA lebih pintar dibandingkan dengan siswa IPS. Dengan
banyaknya persepsi tersebut kebanyakan siswa lebih memilih kelas IPA
dibandingkan kelas IPS. Dan siswa juga beranggapan bahwa cara belajar
dari siswa IPA berbeda dengan cara belajar siswa IPS. Seperti yang sering
didengar bahwa siswa IPS ketika belajar di dalam kelas yaitu dengan
santai, sedangkan di IPA ketika belajar didalam kelas belajar dengan
disiplin. Dan bahkan kebanyakan siswa mempunyai persepsi bahwa anakanak IPA kurang menarik dibandingkan anak IPS yang penampilannya
lebih gaul dari pada anak IPA.
Selain itu, masih banyak persepsi siswa yang keliru tentang
pilihannya itu. Misalnya, mereka yang memilih kelas IPA karena mereka
ingin menghindari pelajaran hafalan seperti di IPS. Padahal untuk
memahami reaksi kimia siswa harus menghafal rumus unsur berkalanya.
Begitu pula dengan hewan dan tumbuhan, harus mereka hafal nama latin
dari hewan dan tumbuhan tersebut.
Sebaliknya bagi siswa yang memilih kelas IPS menganggap bahwa
dijurusan ini lebih banyak menghafal dan tidak terlalu banyak menghitung.
Anggapan seperti ini tidaklah selalu benar, sebab di IPS pun ada mata
pelajaran yang berhubungan dengan hitung-hitungan seperti ekonomi dan
akutansinya.
Namun ada kekeliruan lainnya bahwa beranggapan bahwa
pendidikan IPS adalah kelas dua dan IPA adalah kelas satu. Dan dari
perhatian pemerintah atau pun masyarakat (orang tua siswa atau dewan
sekolah) masihlah kurang terhadap pendidikan IPS, dengan tidak adanya

3

laboratorium IPS. Siswa pun ada yang beranggapan dari pihak guru pun
terkadang lebih membangga-banggakan siswa IPA dibandingkan siswa
IPS.
Siswa yang memiliki minat yang besar untuk belajar akan merasa
senang dan tekun dalam belajar, berbeda dengan siswa yang kurang
berminat atau yang tidak berminat dalam belajar mereka hanya menerima
pelajaran apa adanya dan tidak ada hasrat atau niat untuk tekun dalam
belajarnya.
Menurut Di Vesta and Thompson menyatakan “belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman”.3 Dengan belajar siswa mampu untuk mengembangkan
kemampuannya dan wawasan yang ia miliki. Belajar tidak hanya
dilakukan di sekolah, melainkan belajar dapat dilakukan di mana saja. Di
dalam belajar diperlukannya kematangan jasmani dan rohani, kesiapan,
kesungguhan dan terutama minat dan bakat dari diri sendiri. Dengan
adanya minat siswa maka siswa tersebut dapat menentukan kelas mana
yang siswa sukai dan dapat menguasi mata pelajaran yang nantinya dia
akan pelajari.
Minat terkait erat dengan motivasi. Minat terhadap pelajaran
tertentu akan memotivasi siswa lebih tekun mempelajari bidang studi yang
diminatinya tersebut. Minat belajar tidak saja penting bagi siswa namun
juga menjadi masalah penting yang harus dihadapi guru. Keberhasilan
atau kegagalan guru dalam membangkitkan minat belajar siswa sangatlah
berpengaruh terhadap

pencapaian kompetensi

hasil

belajar

yang

dikehendaki. Tanpa adanya minat siswa terhadap pencapaian kompetensi
hasil belajar yang dikehendaki. Tanpa adanya minat siswa terhadap kelas
yang ingin ia pilih sebagai pilihan untuknya nanti dia tidak akan bisa untuk
belajar dengan baik, karena belum adanya minat yang pasti dalam
pelajaran yang disukainya. Dari contoh kasus diatas jelas bahwa persepsi
3

Sukmadinata Syaolih Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset 2007).Cet.k 8,hal.156

4

siswa tentang pengelompokan kelas berpengaruh terhadap minat
belajarnya.
Dengan latar belakang itulah maka penulis menyusun skripsi ini
dengan judul : “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG
PENGELOMPOKAN KELAS IPA - IPS DAN MINAT BELAJAR
SISWA DI MAN 4 JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah
Permasalahan mengenai persepsi dan minat belajar merupakan
persoalan yang kompleks. Oleh sebab itu perlu adanya pengidentifikasian
dari masalah tersebut di antaranya meliputi:
1. Murid IPS merasa kurang diperhatikan fasilitas pembelajaran IPS
nya oleh pihak sekolah.
2. Kurangnya minat belajar siswa disekolah terhadap peminatan
kelasnya.
3. Metode dan strategi pembelajaran guru kurang dapat menarik
perhatiaan siswa, sehingga pelajaran yang disampaikan kurang
diminati siswa.
4. Cara berinteraksi siswa dengan guru kurang baik dikarenakan
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut.

C. Pembatasan Masalah
Melihat cukup banyak permasalahan yang ada. Maka dari itu
penulis membatasinya pada masalah :
1. Persepsi siswa tentang pengelompokan kelas IPA dan IPS dapat
mempengaruhi minat belajar siswa.
2. Hubungan minat dan persepsi siswa tentang pengelompokan kelas
IPA dan IPS.

5

D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah maka perumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana hubungan persepsi
siswa tentang pengelompokan kelas IPA dan IPS terhadap minat belajar
siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengungkapkan hubungan persepsi siswa tentang pengelompokan
kelas IPA dan IPS terhadap minat belajar siswa.

F. Manfaat penelitian
Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihakpihak yang terkait yaitu :
Manfaat teoritis:
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai persepsi siswa tentang penjurusan kelas
yang ada disekolah
b. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi secara
tertulis, maupun dijadikan sebagai referensi tentang
persepsi siswa tentang pengelompokan kelas IPA-IPS
Manfaat praktis:
a. Bagi guru
Memotivasi guru, yaitu khususnya guru dibidang IPS untuk
dapat meningkatkan belajar siswa kelas IPS.
b. Bagi sekolah
Manfaat bagi sekolah yaitu sekolah tidak lagi membandingbandingkan siswa kelas IPS maupun siswa kelas IPA.
Sehingga tidak adanya kecemburuan sosial.

6

c. Bagi Masyarakat
Masyarakat diluar dapat meluruskan persepsi mereka
tentang pengelompokan kelas. Sehingga tidak menjelekjelekan satu pihak kelas.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberika kontribusi
terhadap pengembangan Program Studi Ilmu Pengetahuan
Sosial di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Pengertian Persepsi Siswa
“Persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti pengalaman,
pengamatan, rangsangan dan pengindraan. Persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.1 Maka obyek dapat
ditangkap melalui alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di
otak sehingga manusia dapat mengamati obyek tersebut. Makin besar
struktur susunan syaraf dan otaknya, dan ditambah dengan bertambahnya
pengalaman tersebut dapat dikenal satu persatu terhadap obyeknya, dapat
membedakan antara satu benda dengan benda yang lainnya dan
mengelompokan benda yang berdekatan atau serupa, kemampuan untuk
membedakan, mengelompokan, memfokuskan, dan sebagainya itu disebut
sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan.
“Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan
stimulus ini dalam lingkungan”.2 “Dengan persespi yang dipandang
sebagai proses penggabungan sensasi. Studi tentang persepsi sangat
berkaitan dengan studi tentang proses kognitif, seperti ingatan dan
berpikir. Tidak seorang pun kini meragukan bahwa peraktek dan
pengalaman mempengaruhi persepsi. Masalahnya adalah seberapa jauh
kapasitas persepsi pembawaan dan seberapa jauh kapasitas yang diperoleh
sebagai hasil pengalaman. Terdapat beberapa kawasan penyelidikan yang
memberikan informasi tentang pesan belajar dalam persepsi”.3

1

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT Remaja Rosyadakarya
Offset).hal 51
2
Rita L Atkinson dkk, Pengantar Psikologi, (Jakarta : Erlangga) edisi ke-8 hal. 201
3
Ibid, hal.233

7

8

“Persepsi adalah suatu rangsangan yang disadari/dikenal oleh diri
manusia”.4 Rangsangan dapat mengenai diri manusia, dan tentunya tidak
semuanya manusia mempunyai intensitas dan mengandung maksud
kegunaan yang sama bagi diri manusia. Sehingga melalui perhatian itu,
maka aktivitas manusia dalam milieu bersifat selektif.
Dalam diri manusia dapat mengenali dunia luar dengan menggunakan
alat indranya dengan melalui stimulus yang dapat diterimanya. Maka dari
itu pada diri individu terdapat tubuh yang bermacam-macam bagiannya
berfungsi untuk dijadikan sebagai komunikasi tubuh yang timbul pada
rangsangan atau hasrat. Kemudian dapat persepsikan pada tubuh yang
dapat menerima rangsangan dengan melalui alat pengindraan, sehingga
individu menyadari dan mengerti itu disebut persepsi.
Persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak.
Meskipun alat untuk menerima stimulus serupa pada setiap individu,
interpretasinya berbeda. Untuk menggambarkan perbedaan antara
sensai dan persepsi, kita bandingkan potret sebuah pemandangan
dengan lukisan pemandangan. Potret berupa pemandangan
sebagaimana yang diterima alat indra, sedangkan lukisan
pemandangan bergantung pada interpretasi pelukis. Dengan kata lain,
mata menerima sedangkan pikiran mempresepsi.5
Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang didahului oleh proses pengindraan. “Kemampuan untuk
membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan, dan sebagainya
disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau
persepsi”.6 Proses pengelompokan akan berlangsung setiap saat, pada
waktu individu menerima stimulus melalui alat indra, yaitu melalui mata
sebagai alat melihat, telinga alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan,
lidah sebagai alat pengecap, kulit pada telapak tangan sebagai alat

4

Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta : Pedoman Ilmu
Jaya, 1993).hal.42
5
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung, CV. Pustaka Setia,1999)Cet ke-2,hal. 37
6
Ibid., h.38.

9

perabaan semuanya merupakan alat indra yang digunakan untuk menerima
stimulus dari luar individu.
Persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran,
pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi. Isi dari persepsi bisa
berupa apa saja. Atribut-atribut individual dapat mencakup
kepribadian, sifat-sifat, disposisi tingkah laku, karakteristik fisik,dan
kemampuan menilai. Atribut-atribut kelompok dapat mencakup
properti-properti seperti ukuran, kelekatan, sifat-sifat budaya, pola
stratifikasi, pola-pola jaringan, legitimasi, dan unsur-unsur sejarah.7
Jadi persepsi dapat dikatakan bahwa dari hasil semua alat indra yang
dimiliki manusia untuk mendapatkan gambaran mengenai hal-hal yang
dilihat untuk menafsirkan sesuatu dengan menggunakan alat indranya.
Dari semua alat indra yang bekerja dapat menghasilkan suatu kesan dan
kesimpulan.
Obyek-obyek di sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan
diproyeksikan pada bagian tertentu diotak sehingga kita dapat mengamati
obyek tersebut. Ia dapat memfokuskan perhatiannya pada suatu obyek,
sedangkan obyek-obyek yang lain disekitarnya dapat dianggap sebagai
latar belakang. “Persepsi adalah jenis aktivitas pengelolaan informasi yang
menghubungkan seseorang dengan lingkungannya”.8 Dari pengertian
persepsi tersebut seseorang dapat memberikan kesimpulan dari apa yang
mereka lihat dan mereka amati dilingkungan sekitarnya.
Fenomena tentang persepsi jarak dan gerak, organisasi persepsi,
dan berbagai macam konstansi persepsi dengan mudah dan menyakinkan
dapat didemonstrasikan, sehingga kini terdapat kesepakatan umum tentang
apa yang dihayati. Namun masih tetap terdapat ketidaksepakatan tentang
bagaimana menjelaskan apa yang terjadi. Salah satu pertanyaan
tradisional.

7

Sarlito W.Sarwono & Eko A.Meinarno, Psikologi sosial,(Jakarta, Salemba
Humanika.2011)hal.24
8
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial Suatu Pengantar,(Bandung,PT. Remaja Rosdakarya
Offset.2010)cet.1 hal.34

10

Perception (persepsi) adalah proses mengetahui atau mengenali
objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. 2. Kesadaran
dari proses-proses organis. Didalam psikologi kontemporer,
persepsi secara umum diperlakukan sebagai satu variabel campur
tangan (intervening variable), bergantung pada faktor-faktor
perangsang, cara belajar, perangkat, keadaan jiwa atau suasana hati,
dan faktor-faktor motivasional.9
Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang
pengalaman terhadap suatu benda ataupun suatu kejadian yang dialami.
Dalam kamus standar dijelaskan bahwa persepsi dianggap sebagai sebuah
pengaruh

ataupun

sebuah

kesan

oleh

benda

yang semata-mata

menggunakan pengamatan pengindraan. Persepsi ini didefinisikan sebagai
proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indra kita
(pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat
menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.
“Definisi lain menyebutkan, bahwa persepsi adalah kemampuan
membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap
suatu objek rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini
persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap
satu peristiwa atau objek”.10
Persepsi dapat diartikan sesuatu yang diterima di otak ataupun di
syaraf dari stimulus yang diterimanya sehingga dapat membedakan
maupun mengelompokan apa yang didapat dari stimulus tersebut.

a. Persepsi dalam pandangan Al-Qur’an
Persepsi adalah fungsi psikis yang penting yang menjadi jendela
pemahaman bagi peristiwa dan realitas kehidupan yang dihadapi manusia.
Dalam surat An-Nisa disebut alat sensor lain yang merasa dan
mengirimkan sinyal-sinyal dari rangsangan yang diterimanya. Indra ini
9

Kartini kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008)cet

7,hal.358
10

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta,
Kencana, 2009) Cet.4,hal:110

11

dinamakan dengan indra yang terkait dengan kulit. Begitu juga halnya
disitir dalam QS. Al-Anam ayat 7:

‫ٰ ا إَ ح مبي‬

‫اإ‬

‫بأي ي م ا ا ي ك‬

‫ف‬

‫ا ع يك كتابا في طا‬

Artinya:
Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu
mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah
orang-orang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".11
Dalam surat Al-quran diatas dijelaskan bahwa persepsi dapat
diterima dari beberapa alat pengindraan yang manusia miliki. Dalam surat
tersebut terlihat bahwa alat pengindraan itu berupa alat peraba yaitu kulit
serta alat penglihatan yaitu mata. Sehingga apa yang mereka terima dari
stimulus yang ada mereka dapat mempersepsikan suatu objek.
QS. Fushilat ayat 53 :

‫م أ ا ح ۗ أ م ي ف ب بك أ‬

‫م حت ٰى يتبي‬

‫في أ‬

‫ي م آيات ا في اْفا‬
‫ع ٰى ك شيء ش ي‬

Artinya:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segala ufuk dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.
Dan apakah Tuhanmu tidakcukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya
Dia menyaksikan segala sesuatu?12
Dari surat diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi juga
bersumber dari apa yang mereka lihat kemudian mereka baru dapat
menafsirkan apa yang mereka lihat sehingga terbentuklah suatu
persepsi. Bahwa persepsi yang mereka lihat adalah benar apa adanya
dari ciptaan Allah SAW.

11
12

Al-Qur’a da terje ah ya, hal:
Al-Qur’a da terje ah ya, hal:

12

b. Aspek Persepsi
Dalam persepsi terdapat aspekaspek yang bisa dipengaruhi oleh proses
persepsi tersebut, aspek menurut McDowwell & Newel yaitu :
1) Kognisi
Aspek kognisi merupakan aspek yang melibatkan cara berpikir,
mengenali, memaknai suatu stimulus yang diterima oleh panca
indera, pengalaman atau yang pernah dilihat dalam kehidupan
sehari-hari. Hurlock menambahkan bahwa aspek kognitif
didasarkan atas konsep suatu informasi, aspek kognitif ini juga
didasarkan pada pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari.
2) Afeksi
Aspek afeksi merupakan aspek yang membangun aspek kognitif.
Aspek afektif ini mencakup cara individu dalam merasakan,
mengekspresikan emosi terhadap stimulus berdasarkan nilai-nilai
dalam dirinya yang kemudian mempengauhi persepsinya.13
Jadi dalam persepsi terdapat aspek-aspek didalamnya yaitu antara
kognisi dan afeksi. Didalam kognisi persepsi ini melibatkan apa yang
mereka lihat, tangkap dan mengenali dari apa yang mereka dapat dalam
keidupan sehari-harinya. Sedangkan dari aspek afeksi disini adalah cara
dari mereka mndapatkan stimulus yang meraka tangkap atau yang mereka
dapatkan.
c. Faktor-faktor Persepsi
Persepsi dalam prosesnya itu dipengaruhi dengan beberapa faktorfaktor yang membuat proses persepsi itu tumbuh. Menurut Sarlito W.
Sarwono bahwa perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh hal-hal
dibawah ini:

Bagus Tak i , Persepsi “osial Me ge ali da MENGERTI Ora g Lai , dala
W. Sarwono dan Eko A. Meinarno(ed), Psikologi Sosial, (Salemba Humanika), hal 26
13

“arlito

13

1) Perhatian
Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di
sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada
perhatian kita pada suatu objek atau dua objek saja. Perbedaan
fokus antara satu orang dengan orang lainnya, menyebabkan
perbedaan persepsi antara mereka.
2) Set
Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul.
Misalnya, pada seseorang pelari yang siap di garis “star” terdapat
set bahwa akan terdengar bunyi pistol di saat mana ia harus mulai
berlari, perbedaan set dapat menyebabkan perbedaan persepsi.
3) Kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri
seseorang, orang tersebut akan mempengaruhi persepsi. Dengan
demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan
pula perbedaan persepsi.
4) Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh
pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika Serikat
(Bruner dan Godman, 1947, Carter dan Schooler, 1949)
menunjukn bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin
mempersepsikan mata uang logam besar dari pada ukuran yang
sebenarnya. Gejala ini ternyata tidak terdapat pada anak-anak yang
berasal dari keluarga kaya.
5) Ciri Kepribadian
Ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi seperti dua
orang yang bekerja di kantor yang sama berada di bawah
pengawasan satu orang atasan, orang yang pemalu dan orang yang
tinggi kepercayaan dirinya akan berbeda dalam mempersepsikan
atasannya.14
Didalam persepsi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi. Antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu

14

hal45-46.

Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta, Bulan bintang,2003), cet 9,

14

perhatian, set, kebutuhan, sistem nilai, dan ciri kepribadian. Disetiap
masing-masing faktor memiliki arti dan peranannya sendiri dalam
persepsi.
2. Pengelompokan
a. Pengertian Pengelompokan
1) Sherif dan Sherif menyatakan bahwa :
“Kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau
lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu sudah
terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu
yang khas bagi kelompok itu”.
2) Menurut Roland Freedman
“Kelompok adalah organisasi terdiri atas 2 (dua) atau lebih
individu-individu yang tergantung oleh ikatan-ikatan suatu
sistem ukuran-ukuran kelakukan yang diterima dan disetujui
oleh semua anggota-anggotanya”.
3) Menurut Park dan Burgess :
“Kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki kegiatan
yang konsisten”.15
Dari pengertian diatas dari beberapa para ahli mengenai
kelompok dapat disimpulkan bahwa kelompok yaitu suatu organisasi
yang terbentuk dari dua orang atau lebih yang memiliki tujuan atau
keingin yang sama untuk dapat memenuhi atau mewujudkan suatu
tujuan bersama.
b. Timbulnya Kelompok
Kelompok terbentuk karena adanya komunikasi. Terjadinya
kelompok karena individu berkomunikasi dengan yang lain, samasama memiliki motif dan tujuan. Dua orang atau lebih yang bekerja
sama dalam suatu hubungan fungsional satu sama lain inilah yang
akan membentuk suatu kelompok. “Suatu kelompok yang telah
terbentuk cenderung untuk memiliki ciri-ciri tertentu.”16
Masuknya seorang ke dalam kelompok itu disebabkan karena
15
16

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta, PT. MELTON PUTRA, 1991)edisi revisi,hal:94
Ibid, hal. 103

15

1. Paksaan : tahanan, narapidana, dan sebagainya.
2. Otomatis atau dengan sendirinya : sebagai anggota keluarga,
kelompok seks yang sejenis dan sebagainya.17
Sebab seseorang masuk dalam kelompok terdiri dari dua yaitu
akibat dari paksaan dan otomatis. Sebab dari paksaan yaitu dapat
diartikan bahwa seseorang masuk kedalam kelompok tersebut karena
paksaan orang lain atau pun paksaan dari hasil perbuatan mereka yang
dilakukan. Sedangkan sebab seseorang masuk ke dalam kelompok
karena otomatis yaitu seseorang masuk kedalam kelompok tersebut
karena memang keinginan mereka dan sesuai dengan tujuan mereka.
c. Sebab-sebab pembentukan kelompok
Dengan adanya unsur sistem nilai yang banyak menentukan
jalan interaksi sosial, maka jelaslah bahwa pembentukan setiap
kelompok ditentukan oleh beberapa faktor lain pula, yaitu faktor :
1) Waktu dan zaman
2) Sebab dan tujuan pembentukannya
3) Sifat dari anggota-anggotanya
4) Cara pembentukan kelompok (dengan paksaan, kebetulan
ataupun sukarela)
Bierens De Haan mengatakan, bahwa suatu kelompok
memperoleh bentuknya dari kesadaran akan keterikatan yang ada
pada anggota-anggotanya.
“kelompok tidak merupakan jumlah anggota-anggotanya saja
melainkan adalah suatu kenyataan yang ditentukan oleh datangperginya anggota-anggotanya......... kenyataan kelompok ditentukan
oleh nilai-nilai yang dihayati bersama, oleh fungsi kelompok
sebagaimana disadari anggotanya”

17

Ibid, hal. 105

16

Nyatalah bahwa suatu kelompok bukan merupakan jumlah
anggotanya saja, akan tetapi mempunyai suatu ikatan psychologis.
Pemikiran dahulu bahwa kelompok terbentuk karena manusia
sadar tak dapat menyelesaikan ataupun mencapai tujuannya
sendiri, ternyata terlalu melihat segi rasionalnya manusia.
Kemajuan Ilmu Jiwa Sosial membuktikan, bahwa adalah suatu
kebutuhan psycologis manusia untuk mempunyai dan digolongkan
pada suatu kelompok, tempat ia “berlindung” dan merasa aman.18
3. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Pengertian ilmu pengetahuan alam ilmu pengetahuan alam
atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti
harfiyahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang
menjadi khusus ilmu pengetahuan alam atau sains. Sund dan
Trowbribge merumuskan bahwa sains merupakan kumpulan
pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan
bahwa “sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk
mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu”. Sains
merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “real
Science is both product and process, inseparably joint” Sains
sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para
ilmuan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari
penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhirnya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang
mendasar dari sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat
berbentuk kuantitas.
Kedudukan ilmu pengetahuan alam adalah ilmu
berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang
dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi
rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral
yang kemudian berkembang kedalam ilmu-ilmu sosial (the social
sciences). Ilmu-ilmu alam membagi menjadi dua kelompok yaitu
ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological
sciences).
Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang
membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari
18

Phill Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung, Binacipta,
1977)cet 1, hal:46

17

makhluk hidup didalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi
menjadi fisika(mempelajari masa dan energi), kimia (mempelajari
substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit dan
ilmu bumi)(the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.19
Jadi dapat disimpulkan pengertian dari Ilmu Pengetahuan
Alam yaitu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar serta
gejala-gejala alam.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial merupakan nama mata pelajaran di
tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang
identik

dengan

istilah

“social

studie”

dalam

kurikulum

persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat
seperti Australia dan Amerika Serikat.20 Ilmu pengetahuan sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkaan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum dan budaya). IPS atau studi sosial
merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang-cabang ilmu-ilmu

sosial:

sosiologi,

sejarah,

geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi
sosial.21
IPS sebagai ilmu pengetahuan baru mulai diketengahkan
dalam kurikulum sekolah tahun 1975 (SMP-SMA) dan tahun 1976
(SPG). Mata pelajaran ini berperan memfungsionalkan dan
merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik ke dalam
dunia kehidupan nyata di masyarakat. Melalui pembelajaran IPS

19

http://id.m.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam diunduh 4 Agustustus 2014,08:45WIB
Sapriya, Konsep Dasar IPS,(Bandung: UPI PRESS,2006)Cet.1,hal.3
21
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu:Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP,(Jakarta:Bumi Aksara,2011),Cet. Ketiga,h.172.
20

18

siswa mampu membawa dirinya secara dewasadan bijak dalam
kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial.22
IPS merupakan padanan dari sosial Studies dalam konteks
kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali
digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama
lembaga Sosial Studies yang mengembangkan kurikulum di
AS . Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana
yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan difusi
dari berbagai disiplin ilmu.23
Rumusan

tentang

pengertian

IPS

telah

banyak

dikemukakan oleh para ahli IPS atau social studies. Disekolahsekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan sosial studies.
Jadi istilah IPS merupakan terjemahan sosial studies. Dengan
demikian IPS dapat diartikan

dengan “penelaahan atau kajian

tentang masyarakat.” Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat
melakukan kajian dari berbagai prespektif sosial, seperti kajian
melalui

pengajaran

sejarah,

geogr

Dokumen yang terkait

Hubungan persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS di MAN 4 Jakarta

0 4 124

Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa: studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA), Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan.

1 50 115

Hubungan Antara Kemampuan Belajar Bahasa Arab Siswa terhadap Minat Belajar Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyyah As-Salafiyyah Sawangan

0 4 68

Persepsi siswa tentang kondisi kelas dan hubungannya dengan minat belajar siswa : studi kasus di MTsN 8 Jakarta

10 104 61

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi

1 15 0

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas XI IPS Sekolah Menengah Ata

0 4 16

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas XI IPS

0 3 13

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MAN SP.LANGKAT HULU.

0 0 22

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MIA MAN WAJO

0 1 191