Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Syaepul Rohman, 2014 Tekanan penduduk di sekitar kawasan hutan Sub daerah aliran sungai cisangkuy hulu kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat penurunan luas lahan paling tinggi terjadi pada hutan sebesar -3036.3 ha -34.8 dari total luas pada tahun 1990, selanjutnya sawah irigasi sebesar -565.3 ha -20.7, sawah tadah hujan sebesar –206.5 ha -10.2, dan tegalanladang sebesar -837.1 ha 17.5 . Luas lahan hutan, sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan tegalanladang mengalami penurunan, sedangkan kebunperkebunan, pemukiman, semak belukar, tegalanladang bersemak dan tubuh air mengalami penambahan luas. Penurunan luas hutan, sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan tegalanladang diatas berimplikasi pada kenaikan luas penggunaan lainnya. Kenaikan luas tertingi yaitu pemukiman 2198.3 ha 171.2, kemudian semak belukar 1648 ha 148.9, tegalanladang bersemak 576.7 ha 17.1, tubuh air sebesar 99.3 ha 33.3, dan kebunperkebunan sebesar 123.6 ha 3.6. Pola perubahan penggunaan lahan bervegetasi di Sub DAS Cisangkuy merupakan suatu dinamika perubahan yang saling mempengaruhi. Berdasarkan pola perubahan penggunaan lahan tersebut dapat diketahui jika di suatu lokasi terjadi penurunan kerapatan vegetasi maka di lokasi lain terjadi penambahan. Kerapatan vegetasi ini berpengaruh terhadap keseimbangan neraca air suatu DAS. Lahan berhutan akan menghasilkan jumlah limpasan permukaan yang lebih rendah serta mempunyai tingkat infiltrasi yang lebih tinggi dibandingkan jenis tutupan lahan yang lain. Risdiyanto dkk., 2009 Perubahan penggunaan lahan yang sangat signifikan khususnya hutan, semak belukar, dan sawah menyebabkan Sub DAS Cisangkuy berada dalam kondisi kritis yang ditunjukan dengan tingkat erosi, fluktuasi debit dan tingkat sedimentasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sarmaningsih 2007, hlm. 8 bahwa Erosi cekungan Bandung khususnya Sub DAS Cisangkuy mencapai 163 tonhatahun. Demikian pula sedimentasi yang ditunjukkan dengan laju sedimentasi Waduk Saguling yang mencapai 3,02 - 4,32 juta m 3 tahun. Kondisi Sub DAS ini pun berada dalam kondisi kritis ditunjukkan dengan fluktuasi debit maksimum dan minimum berkisar antara 49 - 394 m 3 detik. Akibatnya daerah hilir Sub DAS Cisangkuy yaitu Kecamatan Dayeuh Kolot dan sekitarnya menjadi daerah langganan banjir ketika musim penghujan tiba. Syaepul Rohman, 2014 Tekanan penduduk di sekitar kawasan hutan Sub daerah aliran sungai cisangkuy hulu kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Sub DAS Cisangkuy khususnya hutan, semak belukar, dan sawah mengindikasikan kebutuhan akan sumberdaya alam khususnya lahan semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Pada Tahun 2013 BPS Kabupaten Bandung mencatat jumlah penduduk Kecamatan Pangalengan mencapai 144.178 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 2,89. Pertumbuhan penduduk di perdesaan mengakibatkan penurunan rasio lahan terhadap penduduk karena sebagian besar penduduk di perdesaan tetap bekerja sebagai petani. Penurunan rasio tersebut berdampak pada penurunan rata-rata luas lahan pertanian per petani. Hal ini terbukti dari rata-rata luas kepemilikan lahan pertanian kurang dari 0,25 hektar per keluarga petani BPS Kabupaten Bandung, 2013. Walapun produksi pertanian persatuan luas dapat dinaikan, namun luas lahan pertanian tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan hidup petani dan keluarganya. Akibat kebutuhan terhadap lahan pertanian yang terus meningkat sementara lahan yang tersedia tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan penduduk, cepat atau lambat kemampuan suatu wilayah untuk mendukung kehidupan daya dukung lingkungan akan melebihi ambang batas. Pada akhirnya mucul dorongan petani untuk memperluas lahan garapannya atau mungkin mencari lapangan pekerjaan lain dan keluar dari lapangan kerja pertanian. Istilah ini yang kemudian dikenal dengan tekanan penduduk. Masalah-masalah yang akan mungkin timbul akibat tekanan penduduk yang tinggi perlu mendapat perhatian serius. Soemarwoto 1989, hlm.13 memaparkan bahwa “tekanan penduduk terhadap lahan ini, mendesak petani untuk menggarap lahan marjinal, antara lain tanah miring di tepi sungai dan di lereng bukit dan gunung yang curam, serta meyerobot lahan hutan.” Apabila hal ini terus dibiarkan, maka keadaan hutan di Sub DAS Cisangkuy akan semakin terancam. Hutan yang seharusnya dijaga kelestariaanya karena mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan terutama untuk menjaga kesimbangan suatu DAS akan dirambah dan dijadikan lahan garapan baru. Selain hutan, lahan-lahan kritis yang seharusnya dikonservasi justru Syaepul Rohman, 2014 Tekanan penduduk di sekitar kawasan hutan Sub daerah aliran sungai cisangkuy hulu kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu akan dijadikan lahan garpan baru. Apabila hal ini terjadi, maka persoalan lingkungan seperti banjir, longsor, kurangnya daerah resapan air, dan pendangkalan sungai akan terjadi. Masalah lain yang mungkin timbul akibat tekanan penduduk yang tinggi adalah kemiskinan penduduk perdesaan. Langkanya sumber pendapatan non pertanian serta desakan kebutuhan ekonomi memungkinkan penduduk perdesaan bermigrasi ke kota untuk mengadu nasib. Migrasi besar-besaran dari desa ke kota tentunya akan menimbulkan juga masalah baru diperkotaan. Mengingat pentingnya masalah tekanan penduduk serta besarnya dampak yang mungkin terjadi terutama terhadap kerusakan hutan, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan sebuah penelitian untuk mengukur besarnya tekanan penduduk sehingga kita biasa menyelamatkan hutan yang sekarang kondisinya sudah terancam. Untuk mengangkat permasalahan tersebut di atas, maka penulis menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Tekanan Penduduk di Sekitar Kawasan Hutan Sub Daerah Aliran Sungai Cis angkuy Hulu Kabupaten Bandung”

B. Identifikasi Masalah

Berdasararkan latar belakang masalah yang diuraikan, peneliti telah memfokuskan permasalahan yang akan dikaji serta merumuskan berbagai permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Masyarakat sekitar kawsan hutan yang berinteraksi dengan hutan merupakan objek penelitian ini. Sementara itu, fokus penelitian ini adalah tekanan penduduk di sekitar kawasan hutan Sub DAS Cisangkuy hulu, baik itu indeks tekanan penduduknya maupun implikasinya terhadap interaksi masyarakat sekitar kawasan hutan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Memperhatikan kondisi serta perkembangan berbagai masalah yang ada di Sub DAS Cisangkuy hulu terutama tekanan penduduk serta dampak yang Syaepul Rohman, 2014 Tekanan penduduk di sekitar kawasan hutan Sub daerah aliran sungai cisangkuy hulu kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mungkin ditimbulkan terutama terhadap kerusakan hutan, maka berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Seberapa besar Indeks Tekanan Penduduk ITP terhadap lahan di sekitar kawasan hutan Sub DAS Cisangkuy hulu? 2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan Sub DAS Cisangkuy hulu? 3. Bagaimana interkasi masyarakat sekitar kawasan hutan dengan hutan di Sub DAS Cisangkuy hulu?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain: 1. Mengukur Indeks Tekanan Penduduk ITP terhadap lahan di sekitar kawasan hutan Sub DAS Cisangkuy hulu. 2. Mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan Sub DAS Cisangkuy hulu. 3. Mendeskripsikan bentuk interkasi masyarakat sekitar hutan dengan hutan di Sub DAS Cisangkuy hulu.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian bidang ilmu geografi terutama masalah kependudukan. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi dan gambaran umum mengenai masalah tekanan penduduk di sekitar kawasan hutan. 3. Dari segi kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan rekomendasi bagi lembagainstansi terkait guna menentukan strategi dan kebijakan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan,