Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Dinamika sosial merupakan problematika yang biasa dalam era persaingan bebas, pesatnya laju pertumbuhan penduduk menjadi suatu masalah sekaligus
peluang bisnis bagi para pengusaha properti. Meningkatnya jumlah penduduk menuntut penyediaan hunian yang layak, tapi hal itu masih sejalan dengan
pemikiran yang lama. Dalam pemikiran yang baru orang-orang beranggapan bahwa setiap hal yang dapat memiliki prestige dapat meningkatkan status sosial
mereka dalam masyarakat, hal ini pula yang mendorong pola hidup konsumtif . Berkat arus informasi dan komunikasi kehidupan manusia semakin
modern hingga para pengembang atau kontraktor properti mulai berfikir untuk menyediakan tempat hunian yang berkualitas, elegan dan berkesan mewah hingga
memberikan prestige tersendiri bagi para pemiliknya. Sama halnya dengan para pengembang atau kontraktor properti, para pengembang hotel, Mall, dan tempat
perbelanjaan juga memiliki keinginan untuk membuat tempatnya lebih elegan dan mewah demi kenyamanan pengunjung hingga membuat mereka merasa betah dan
ingin berlama-lama dalam tempat tersebut. Contoh sederhana yaitu toilet, bandingkan toilet yang ada di tempat umum
contohnya terminal dimana toilet beralaskan lantai plesteran semen. Sebersih apapun toilet tersebut tetap saja membuat orang yang masuk kedalamnya tidak
akan merasa nyaman karena kesan yang kumuh dan kotor. Bandingkan dengan
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
toilet yang ada di tempat pengisian bahan bakar atau pom bensin, meski sama- sama toilet umum namun alas keramik membuatnya terlihat lebih bersih dan
nyaman untuk digunakan. Alasan yang sederhana seperti itu menuntut para pengembang untuk
menggunakan bahan yang berkualitas dan memiliki kesan yang mewah salah satunya yaitu penggunaan marmer baik untuk lantai, lapis dinding, meja, bathtub,
kitchen set dan perlengkapan lainnya. Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau
dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit. Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses
metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen
menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk
tekstur baru dan keteraturan butir. Dengan kata lain marmer adalah produk alam yang dihasilkan oleh gejala alam sehingga karakteristik marmer berbeda beda
meski dari daerah tambang yang sama. Tidak ada dua potongan marmer yang sama, variasi warna, pola urat warna, dan atribut alam memberikan mereka
kecantikan yang khas. Tingginya permintaan marmer menuntut para produsen marmer untuk
lebih produktif ditengah persaingan dan minimnya sumber daya sehingga mereka harus berupaya lebih dalam mengoptimalkan produksi.
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Untuk hal itu produktivitas perusahaan marmer harus dijaga dan ditingkatkan sebisa mungkin hingga penggunaan sumber daya lebih optimal dan
efektif, dengan demikian perusahaan dapat tetap berjalan ditengah persaingan yang ketat dan tingginya tingkat permintaan dari konsumen.
Produktivitas yang harus ditingkatkan adalah produktivitas tenaga kerja, modal, material, dan energi yang menginduk pada kajian manajemen operasional.
Menurut Jay Heizer dan Berry render 2006: 4 dalam bukunya “Operations
Management” mengemukakan bahwa manajemen operasi adalah “serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output ”. Sedangkan menurut Manahan 2004: 13 dalam
bukunya “Manajemen Operasional” mendefinisikan manajemen operasional sebagai
“manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti: tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan inputs yang diubah menjadi
keluaran yang diinginkan ”. Dengan kata lain manajemen operasional dapat
diartikan sebagai penggunaan fungsi-fungsi manajemen Planing, Organizing, Actuating, and Controling sedemikian rupa dalam proses transformasi berbagai
sumber daya inputs dengan bantuan fasilitas operasional yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
Terdapat sepuluh keputusan strategi manajemen operasional yaitu mengenai desain barang dan jasa, mengelola kualitas, strategi proses, strategi
lokasi, strategi tata letak, sumber daya manusia, manajemen rantai pasokan, manajemen persediaan, penjadwalan, dan pemeliharaan.
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Kesepuluh putusan strategi tersebut dilakukan guna mencapai produktivitas yang optimal. Sebagian besar orang berfikir bahwa manajemen
operasi hanya terfokus pada proses produksi semata dimana jika input yang ada dapat menghasilkan output yang optimal maka produktivitasnya tinggi.
Menurut Mali dalam Gaspersz 2000:18 istilah produktivitas seringkali disamakan dengan istilah “produksi”. Pengertian produktivitas sangat berbeda
dengan produksi. Tetapi produksi merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan hasil keluarannya. Produksi adalah suatu
kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran dan umumnya dinyatakan dengan volume produksi, sedangkan produktivitas berhubungan dengan efisiensi
penggunaan sumber daya masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan masukan.
Produktivitas sering dikaitkan dengan manajemen sumber daya manusia, dimana seakan-akan produktivitas hanyalah berkaitan dengan kinerja dari sumber
daya manusia. Dalam pembahasan Produktivitas tentang manajemen operasional ini memang terdapat unsur produktivitas sumber daya manusia yaitu tenaga kerja,
namun dikaji dalam konteks manajemen operasional. Selain dari sumber daya manusia terdapat tolak ukur lainnya dalam
menentukan produktivitas total yaitu modal, kewirausahaan, sumber daya fisik alam, dan sumber daya informasi. Keseluruhan tolak ukur tersebut lajim disebut
sebagai faktor produksi. Faktor produksi adalah keseluruhan sumber daya dasar yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan output.
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Mengukur produktivitas total berdasarkan faktor produksi tidaklah semudah yang diperkirakan karena ada beberapa bagian yang lebih rumit untuk
diukur seperti kewirausahaan dan sumber daya informasi sehingga pengukuran parsial lebih mudah digunakan dari pengukuran produktivitas total. Namun
pengukuran produktivitas parsial bisa saja tidak tepat jika pengukurannya tidak melalui proses yang benar, dengan kata lain pengukuran produktivitas parsial
lebih mudah digunakan jika mengerti bagaimana menerapkannya. Produktivitas parsial sering juga disebut produktivitas faktor tunggal single-factor productivity
yang menunjukan perbandingan antara output dengan salah satu faktor yang dipergunakan untuk menghasilkan output tersebut. Gasperz, 2000: 32.
Berbicara tentang produktivitas memang selalu menarik, hampir tidak ada batasan telaah produktivitas karena selalu saja ada faktor yang mempengaruhinya
dimana faktor-faktor tersebut tidaklah baku seperti halnya pembagian bilangan prima ataupun rumusan-rumusan yang ada dalam keuangan. Penentuan
produktivitas setiap perusahaan berbeda-beda tergantung konsep yang diterapkan dan tolak ukur yang digunakan sebagai penilaian dan ada kalanya satu tolak ukur
beranak menjadi beberapa aspek penilaian. Contohnya adalah faktor sumber daya manusia atau tenaga kerja yang
mungkin saja dapat dinilai bagaimana kinerja sumber daya manusia atau tenaga kerja yang baik akan meningkatkan produktivitas atau dikembangkan menjadi
beberapa aspek seperti halnya waktu yang digunakan pekerja dalam suatu proses produksi, kontribusi fisik dan intelektualnya, serta hal-hal lainnya yang dapat
berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia.
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dalam tulisan ini produktivitas parsial pada manajemen operasional saling berkaitan dengan bidang manajemen yang lainnya seperti manajemen sumber
daya manusia yang berkenaan dengan tenaga kerja dan manajemen keuangan yang berkenaan dengan modal.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa produktivitas merupakan hal yang flexible karena tidak dapat ditentukan dengan baku, namun kita dapat
mengukurnya dengan tolak ukur tertentu sesuai dengan yang dijalankan oleh perusahaan.
Seperti halnya dalam produksi marmer dari perusahaan PT. PUMARIN Pusaka Marmer Indahraya yang beralamatkan di Jl. Raya Padalarang-Cipatat,
Citatah Padalarang kabupaten Bandung Barat. Hasil produksi marmer tidak dapat dihitung dengan sekala unit dikarenakan bahan baku produksi yang berupa
bongkahan batu dengan skala hitungan kubik memiliki karakteristik yang tidak pasti dimana tidak ada standar hasil dari setiap bongkahan batu yang diperoleh
semisal jika satu bongkahan batu dengan ukuran 8 m
3
menghasilkan 200 lembar marmer dengan ukuran 40cm
2
dan bongkahan batu lainnya dengan ukuran 10 m
3
hanya menghasilkan 160 lembar marmer dengan ukuran 40 cm
2
. Perbedaan hasil yang didapat tersebut dikarenakan karakteristik yang
terdapat dalam setiap bongkahan batu tersebut. Dengan demikian pengukuran dilakukan melalui penilaian nilai keuangan dari biaya dan perolehan atau
penghasilan dalam rupiah.
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Berikut data yang tercantum dalam nilai uang dari tahun 2007 hingga 2011.
Tabel 1.1. Ikhtisar Keuangan
Tahun Berakhir 31 Desember
Dalam Jutaan Rupiah 2007
2008 2009
2010 2011
Penjualan Bersih 29.593
48.073 44.703
45.768 46.035
Biaya Tenaga Kerja
7.588 7.829
8.430 9.439
10.366
Modal 12.626
13.678 18.688
22.523 22.798
Input Material 8.790
7.198 9.766
10.034 11.180
Biaya Energi 1.449
1.605 1.610
1.507 1.091
Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN Data diatas merupakan data yang penulis dapatkan secara langsung dari
perusahaan, data tersebut dihitung berdasarkan data tahunan yang berakhir per 31 Desember periode 2007 sampai 2011 mengenai penjualan bersih, biaya energi,
biaya modal, biaya input material dan biaya tenaga kerja. Dengan data diatas kita dapat menghitung gambaran produktivitas total
serta produktivitas parsial tenaga kerja, produktivitas material, produktivitas energi, dan produktivitas modal sebagai berikut :
Tabel 1.2. Produktivitas Total
Rumus Tahun
Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas
Output Input
2007 29.593
30.453 0,97
2008 48.075
30.310 1,59
2009 44.703
38.494 1,16
2010 45.768
43.503 1,05
2011 46.035
45.435 1,01
Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Produktivitas total merupakan produktivitas keseluruhan yang dihitung dengan membandingkan output total dengan input total. Data di atas
membandingkan output total dengan input total dari PT. PUMARIN pada periode 2007 sampai 2011.
Tabel 1.3. Produktivitas Parsial Tenaga Kerja
Rumus Tahun
Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas
Output Input
2007 29.593
7.588 3,89
2008 48.075
7.829 6,14
2009 44.703
8.430 5,30
2010 45.768
9.439 4,85
2011 46.035
10.366 4,44
Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN
Produktivitas parsial tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input
tenaga kerja perusahaan periode 2007 sampai 2011.
Tabel 1.4. Produktivitas Parsial Modal
Rumus Tahun
Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas
Output Input
2007 29.593
12.626 2,34
2008 48.075
13.678 3,51
2009 44.703
18.688 2,39
2010 45.768
22.523 2,03
2011 46.035
22.798 2,02
Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Produktivitas parsial modal merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input
modal perusahaan periode 2007 sampai 2011.
Tabel 1.5. Produktivitas Parsial Material
Rumus Tahun
Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas
Output Input
2007 29.593
8.790 3,36
2008 48.075
7.198 6,68
2009 44.703
9.766 4,58
2010 45.768
10.034 4,56
2011 46.035
11.180 4,12
Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN
Produktivitas parsial material merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input
material perusahaan periode 2007 sampai 2011.
Tabel 1.6. Produktivitas Parsial Energi
Rumus Tahun
Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas
Output Input
2007 29.593
1.449 20,42
2008 48.075
1.605 29,95
2009 44.703
1.610 27,76
2010 45.768
1.507 30,37
2011 46.035
1.091 42,19
Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Produktivitas parsial energi merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input
energi perusahaan periode 2007 sampai 2011. Berikut grafik tingkat produktivitas Total serta Produktivitas Parsial
tenaga kerja, modal, material, dan energi pada periode 2007 sampai 2011.
Gambar 1.1. Grafik Tingkat Produktivitas Parsial
Sumber: Diolah dari hasil perhitungan produktivitas parsial outputinput
Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa tren produktivitas parsial tenaga kerja mengalami penurunan karena peningkatan biaya upah
pegawai yang dipengaruhi standar upah minimum regional dan biaya lainnya yang berkaitan dengan tenaga kerja, tren produktivitas parsial material mengalami
penurunan karena peningkatan biaya material yang dipengaruhi pasokan material, tren produktivitas energi mengalami peningkatan karena biaya energi yang
menurun karena
dipengaruhi pengoptimalan
penggunaan energi,
tren produktivitas modal mengalami penurunan akibat dari peningkatan modal yang
disertai penurunan pengembalian modal.
5 10
15 20
25 30
35 40
45
2007 2008
2009 2010
2011 Tenaga Kerja
Modal Material
Energi Total
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dalam skema produktivitas terdapat alur yang menunjukan posisi produktivitas berada di akhir sistem dimana produktivitas tidak mempengaruhi
input, proses, dan output sebelum produktivitas tersebut di ukur. Namun setelah pengukuran dan evaluasi, produktivitas menghasilkan umpan balik untuk
pengendalian sistem produksi agar meningkatkan produktivitas terus menerus sehingga menjaga performansi dari input proses dan output.
Pengukuran produktivitas bukanlah suatu ukuran yang sekali pakai dimana ketika usai digunakan dalam suatu periode waktu tertentu tidak digunakan lagi
dalam periode waktu lainnya. Pengukuran produktivitas selalu berkesinambungan dan saling berkaitan meski tidak secara baku namun pengukuran yang telah
dilakukan dapat digunakan kembali sebagai acuan dalam pengukuran berikutnya baik
dalam berupa
masalah yang
menimbulkannya maupun
solusi penyelesaiannya.
PT. PUMARIN merupakan salah satu pelopor industri batu marmer di kawasan Citatah Padalarang, namun persaingan bisnis tidak akan melihat pada
seberapa lama perusahaan berdiri hingga pemasok bahan baku akan lebih bersimpati dan menyuplai penuh bahan baku. Yang terjadi dalam suatu persaingan
bisnis adalah yang memberikan penawaran lebih tinggi yang mendapatkan pasokan. Meskipun setiap industri marmer memiliki hak guna lahan tersendiri dari
Perum. Perhutani dalam mengelola dan menambang batu sebagai bahan baku, adakalanya ketika permintaan pasar meningkat sedang pemenuhan kebutuhan
bahan baku dari tambang yang dikelola tidak mencukupi maka PT. PUMARIN harus mencari pasokan dari penambang batu lain.
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Selain dari bahan baku, tenaga kerja merupakan input yang sangat penting dalam sebuah proses produksi. Tenaga kerja yang berkualitas tentu akan
menunjang proses produksi dengan baik. PT. PUMARIN memiliki 231 tenaga kerja dimana 113 diantaranya merupakan tenaga kerja tetap dan 118 lainnya
merupakan pegawai kontrak atau borongan. Secara umum pekerja dari bagian produksi merupakan orang orang yang telah lama bekerja di PT. PUMARIN
sehingga mereka lebih menguasai kegiatan produksi dan pengerjaan pengolahan bahan baku sesuai dengan permintaan pasar.
Kenaikan UMR atau upah minimum regional tidaklah menjadi suatu hambatan karena perusahaan menyadari peran para tenaga kerja yang sangat
berpengaruh hingga telah memberikan upah lebih tinggi dari UMR Kabupaten Bandung Barat yang ditetapkan sebesar RP. 1.236.991.
Banyak hal yang dapat merugikan perusahaan salah satunya adalah pemborosan biaya akibat kesalahan dalam proses produksi. Pengukuran
produktivitas merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki pemborosan tersebut sehingga penulis mengambil judul “ANALISIS PRODUKTIVITAS
PARSIAL TENAGA KERJA, MODAL, MATERIAL, DAN ENERGI” yang di aplikasikan pada PT. PUMARIN untuk mengkaji masalah yang ada secara teoritis
dan faktual yang terjadi di lapangan.
Dani Zulhaidar, 2013 Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah