ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TENAGA KERJA, MODAL, MATERIAL, DAN ENERGI PADA PT. PUMARIN (PUSAKA MARMER INDAHRAYA).

(1)

No. daftar FPEB: 151/UN 40. FPEB. 1. PL/2013

ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL

TENAGA KERJA, MODAL, MATERIAL, DAN ENERGI PADA PT. PUMARIN (PUSAKA MARMER INDAHRAYA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Pada Program Studi Manajemen

Universitas Pendidikan Indonesia

DANI ZULHAIDAR NIM. 0800595

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, dan Energi Pada PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya)” ini adalah sepenuhnya karya saya

sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Dani Zulhaidar 0800595


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL

TENAGA KERJA, MODAL, MATERIAL, DAN ENERGI PADA PT. PUMARIN (PUSAKA MARMER INDAHRAYA)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Chairul Furqon, S.Sos., MM Askolani, SE., MM

NIP. 19720615 200312 1 001 NIP. 19750704 200312 1 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA NIP. 19740307 200212 2 001


(4)

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i

ABSTRAK

Dani Zulhaidar, “Analisis Produktivitas Parsial tenaga Kerja, Modal, Material, dan Energi pada PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya)”

dibawah bimbingan Dr. Chairul Furqon, S. Sos., M.M. dan Askolani, S.E.,M.M. Industry pengolahan batu marmer meningkatkan output untuk memenuhi permintaan pasar. Tingginya output harus sebanding dengan input perusahaan guna menjaga kestabilan perusahaan. Penafsiran yang salah mengasumsikan produktivitas berbanding lurus dengan output tanpa membandingkannya dengan input yang digunakan menjadi dasar penelitian.

Produktivitas yang diukur dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material dan energi pada periode 2007 sampai dengan 2011. Pengukuran dilakukan dengan metode pengukuran produktivitas sederhana, metode indeks produktivitas model Mundel dan APC (American Produktivity Center) yang diuji beda untuk menentukan mana yang lebih mudah digunakan, serta metode five whys Kaoru Ishikawa.

Dari hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa produktivitas parsial tenaga kerja dan modal cenderung menurun sedangkan produktivitas material dan energi cenderung meningkat. Hasil uji five whys pada produktivitas modal menyatakan akar penyebab penurunan adalah peningkatan input. Hasil uji beda menyatakan metode indeks produktivitas model Mundel lebih mudah digunakan. Kata Kunci: Produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material dan energi


(5)

ii ABSTRACT

Dani Zulhaidar, Analysis of Partial Productivity of Labor, Capital, Materials, and Energy at PT PUMARIN (Pusaka marmer Indahraya)” under guidance of Dr. Chairul Furqon, S.Sos.,M.M. and Askolani, S.E.,M.M.

The marble processing industry increases output to meet market demand. The high output must proportional with iput to maintain stability of the company. Misrepresentation assume productivity is directly proportional to the output withot comparing it with used inputs.

Productivity is measured in this study is the partial productivity of labor, capital, materials and energy in period 2007 to 2011. Measurements were made with a simple method of measuring productivity, productivity index method Mundel models and APC (American Produktivity Center) were tested according to determine which one is easier to use, and the five whys method Kaoru Ishikawa.

The result from this research, it is concluded that the partial productivity of labor and capital tends to decline while the partial productivity of materials and energy is likely to increase. The result on the five whys method stated the root cause of capital productivity decline is the increased capital input. Different test result stated productivity index method Mundel models are easier to use.


(6)

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

xiv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ...v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 13

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 13

1.2.2. Rumusan Masalah ... 15

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 16

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 16

1.3.2. Kegunaan Penelitian... 17


(7)

xv

1.3.2.2. Kegunaan Praktis ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ...18

2.1. Kajian Pustaka ... 18

2.1.1. Pengertian Produktivitas ... 18

2.1.2. Konsep Produktivitas ... 25

2.1.3. Siklus Produktivitas ... 27

2.1.3.1. Pengukuran Produktivitas ... 27

2.1.3.2. Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks 29 2.1.3.3. Evaluasi Sistem Produktivitas Perusahaan ... 32

2.1.3.4. Perencanaan Peningkatan produktivitas ... 35

2.1.3.5. Peningkatan Produktivitas ... 35

2.1.4. Jenis-jenis Ukuran Produktivitas... 38

2.1.5. Faktor Umum Penyebab Penurunan Produktivitas ... 42

2.2. Tenaga Kerja, Modal, Material dan Energi ... 43

2.2.1. Tenaga Kerja ... 43

2.2.2. Modal ... 43

2.2.3. Material ... 44

2.2.4. Energi ... 45

2.3. Kerangka Pemikiran ... 45

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...49

3.1. Objek Penelitian... 49

3.2. Metode dan Desain Penelitian ... 49


(8)

xvi

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.2.2. Desain Penelitian ... 51

3.3. Overasionalisasi Variabel ... 52

3.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.4.1. Sumber Data ... 53

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.4.3. Populasi dan Sampel ... 56

3.5. Analisis Produktivitas ... 56

3.5.1. Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio Output / Input ... 57

3.5.2. Pengukuran Indeks Produktivitas ... 58

3.5.3. Analisis Produktivitas Berdasarkan Laporan Perubahan Produktivitas ... 59

3.5.4. Analisis Produktivitas Perusahaan ... 60

3.5.5. Hasil Analisis Produktivitas dan Usulan Peningkatan Produktivitas .. ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...61

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 61

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 61

4.1.2. Bentuk Badan Hukum Perusahaan ... 62

4.1.3. Struktur Organisasi ... 62

4.1.4. Kegiatan Produksi Perusahaan ... 64


(9)

xvii

4.2.1. Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, dan Energi

Berdasarkan Rasio Output/Input ... 67

4.2.2. Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, dan Energi Berdasarkan Pendekatan Angka Indeks Model Mundel dan APC (American Productivity Center) ... 73

4.2.2.1. Pendekatan Angka Indeks Model Mundel ... 74

4.2.2.2. Pendekatan Angka Indeks Model APC ... 83

4.2.3. Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, dan Energi Dengan Metode Five Whys Kaoru Ishikawa ... 94

4.3. Uji Beda Metode Pendekatan Angka Indeks Model Mundel dan APC (American Productivity Center) ... 95

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian dan Hasil Uji Beda ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...105

5.1. Kesimpulan ... 105

5.2. Saran 106

DAFTAR PUSTAKA ...107


(10)

xviii

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

1.1. Ikhtisar Keuangan ... 7

1.2. Produktivitas Total... 7

1.3. Produktivitas Parsial Tenaga kerja ... 8

1.4. Produktivitas Parsial Modal ... 8

1.5. Produktivitas Parsial Material ... 9

1.6. Produktivitas Parsial Energi ... 9

2.1. Ukuran Produktivitas ... 23

2.2. Perbedaan antara Gejala, Penyebab, dan Akar Penyebab... 33

2.3. Metode Five Whys ... 34

3.1. Overasionalisasi Variabel ... 53

4.1. Hasil Perhitungan Produktivitas ... 67

4.2. Produktivitas Parsial Tenaga kerja ... 68

4.3. Produktivitas Parsial Modal ... 69

4.4. Produktivitas Parsial Material ... 71

4.5. Produktivitas Parsial Energi ... 72

4.6. Hasil Perhitungan Indeks Produktivitas Model Mundel ... 83

4.7. Tingkat Perubahan Indeks Produktivitas Model Mundel ... 83

4.8. Hasil perhitungan Produktivitas Model APC ... 89

4.9. Hasil Perhitungan indeks Produktivitas Model APC... 94


(11)

xix

4.11. Group Statistics ... 96 4.12. Independent Samples Test ... 97 4.13. Perbandingan Indeks Produktivitas model Mundel dan APC ... 99


(12)

xx

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

1.1. Grafik Tingkat Produktivitas Parsial ... 10

2.1. Skema Produktivitas ... 26

2.2. Strategi Peningkatan Produktivitas dan Profitabilitas Perusahaan ... 36

2.3. Kerangka Pemikiran ... 46

3.1. Tahapan Analisis Produktivitas ... 57

4.1. Bagan Organisasi PT. PUMARIN ... 63

4.2. Grafik Perbandingan Indeks Produktivitas Tenaga Kerja ... 100

4.3. Grafik Perbandingan Indeks Produktivitas Modal ... 101

4.4. Grafik Perbandingan Indeks Produktivitas Material ... 102


(13)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Administratif Lampiran 2 PT. PUMARIN Lampiran 3 Ikhtisar Keuangan

Lampiran 4 Uji beda (Independent-Samples T Test) Lampiran 5 Catatan Bimbingan


(14)

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Dinamika sosial merupakan problematika yang biasa dalam era persaingan bebas, pesatnya laju pertumbuhan penduduk menjadi suatu masalah sekaligus peluang bisnis bagi para pengusaha properti. Meningkatnya jumlah penduduk menuntut penyediaan hunian yang layak, tapi hal itu masih sejalan dengan pemikiran yang lama. Dalam pemikiran yang baru orang-orang beranggapan bahwa setiap hal yang dapat memiliki prestige dapat meningkatkan status sosial mereka dalam masyarakat, hal ini pula yang mendorong pola hidup konsumtif .

Berkat arus informasi dan komunikasi kehidupan manusia semakin modern hingga para pengembang atau kontraktor properti mulai berfikir untuk menyediakan tempat hunian yang berkualitas, elegan dan berkesan mewah hingga memberikan prestige tersendiri bagi para pemiliknya. Sama halnya dengan para pengembang atau kontraktor properti, para pengembang hotel, Mall, dan tempat perbelanjaan juga memiliki keinginan untuk membuat tempatnya lebih elegan dan mewah demi kenyamanan pengunjung hingga membuat mereka merasa betah dan ingin berlama-lama dalam tempat tersebut.

Contoh sederhana yaitu toilet, bandingkan toilet yang ada di tempat umum contohnya terminal dimana toilet beralaskan lantai plesteran semen. Sebersih apapun toilet tersebut tetap saja membuat orang yang masuk kedalamnya tidak akan merasa nyaman karena kesan yang kumuh dan kotor. Bandingkan dengan


(15)

2

toilet yang ada di tempat pengisian bahan bakar atau pom bensin, meski sama-sama toilet umum namun alas keramik membuatnya terlihat lebih bersih dan nyaman untuk digunakan.

Alasan yang sederhana seperti itu menuntut para pengembang untuk menggunakan bahan yang berkualitas dan memiliki kesan yang mewah salah satunya yaitu penggunaan marmer baik untuk lantai, lapis dinding, meja, bathtub, kitchen set dan perlengkapan lainnya.

Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit. Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping.

Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Dengan kata lain marmer adalah produk alam yang dihasilkan oleh gejala alam sehingga karakteristik marmer berbeda beda meski dari daerah tambang yang sama. Tidak ada dua potongan marmer yang sama, variasi warna, pola urat warna, dan atribut alam memberikan mereka kecantikan yang khas.

Tingginya permintaan marmer menuntut para produsen marmer untuk lebih produktif ditengah persaingan dan minimnya sumber daya sehingga mereka harus berupaya lebih dalam mengoptimalkan produksi.


(16)

3

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk hal itu produktivitas perusahaan marmer harus dijaga dan ditingkatkan sebisa mungkin hingga penggunaan sumber daya lebih optimal dan efektif, dengan demikian perusahaan dapat tetap berjalan ditengah persaingan yang ketat dan tingginya tingkat permintaan dari konsumen.

Produktivitas yang harus ditingkatkan adalah produktivitas tenaga kerja, modal, material, dan energi yang menginduk pada kajian manajemen operasional. Menurut Jay Heizer dan Berry render (2006: 4) dalam bukunya “Operations

Management” mengemukakan bahwa manajemen operasi adalah “serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output”. Sedangkan menurut Manahan (2004: 13) dalam

bukunya “Manajemen Operasional” mendefinisikan manajemen operasional sebagai “manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti: tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (inputs) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan”. Dengan kata lain manajemen operasional dapat diartikan sebagai penggunaan fungsi-fungsi manajemen (Planing, Organizing, Actuating, and Controling) sedemikian rupa dalam proses transformasi berbagai sumber daya (inputs) dengan bantuan fasilitas operasional yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

Terdapat sepuluh keputusan strategi manajemen operasional yaitu mengenai desain barang dan jasa, mengelola kualitas, strategi proses, strategi lokasi, strategi tata letak, sumber daya manusia, manajemen rantai pasokan, manajemen persediaan, penjadwalan, dan pemeliharaan.


(17)

4

Kesepuluh putusan strategi tersebut dilakukan guna mencapai produktivitas yang optimal. Sebagian besar orang berfikir bahwa manajemen operasi hanya terfokus pada proses produksi semata dimana jika input yang ada dapat menghasilkan output yang optimal maka produktivitasnya tinggi.

Menurut Mali dalam Gaspersz (2000:18) istilah produktivitas seringkali

disamakan dengan istilah “produksi”. Pengertian produktivitas sangat berbeda

dengan produksi. Tetapi produksi merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan hasil keluarannya. Produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran dan umumnya dinyatakan dengan volume produksi, sedangkan produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan masukan).

Produktivitas sering dikaitkan dengan manajemen sumber daya manusia, dimana seakan-akan produktivitas hanyalah berkaitan dengan kinerja dari sumber daya manusia. Dalam pembahasan Produktivitas tentang manajemen operasional ini memang terdapat unsur produktivitas sumber daya manusia yaitu tenaga kerja, namun dikaji dalam konteks manajemen operasional.

Selain dari sumber daya manusia terdapat tolak ukur lainnya dalam menentukan produktivitas total yaitu modal, kewirausahaan, sumber daya fisik alam, dan sumber daya informasi. Keseluruhan tolak ukur tersebut lajim disebut sebagai faktor produksi. Faktor produksi adalah keseluruhan sumber daya dasar yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan output.


(18)

5

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mengukur produktivitas total berdasarkan faktor produksi tidaklah semudah yang diperkirakan karena ada beberapa bagian yang lebih rumit untuk diukur seperti kewirausahaan dan sumber daya informasi sehingga pengukuran parsial lebih mudah digunakan dari pengukuran produktivitas total. Namun pengukuran produktivitas parsial bisa saja tidak tepat jika pengukurannya tidak melalui proses yang benar, dengan kata lain pengukuran produktivitas parsial lebih mudah digunakan jika mengerti bagaimana menerapkannya. Produktivitas parsial sering juga disebut produktivitas faktor tunggal (single-factor productivity) yang menunjukan perbandingan antara output dengan salah satu faktor yang dipergunakan untuk menghasilkan output tersebut. (Gasperz, 2000: 32).

Berbicara tentang produktivitas memang selalu menarik, hampir tidak ada batasan telaah produktivitas karena selalu saja ada faktor yang mempengaruhinya dimana faktor-faktor tersebut tidaklah baku seperti halnya pembagian bilangan prima ataupun rumusan-rumusan yang ada dalam keuangan. Penentuan produktivitas setiap perusahaan berbeda-beda tergantung konsep yang diterapkan dan tolak ukur yang digunakan sebagai penilaian dan ada kalanya satu tolak ukur beranak menjadi beberapa aspek penilaian.

Contohnya adalah faktor sumber daya manusia atau tenaga kerja yang mungkin saja dapat dinilai bagaimana kinerja sumber daya manusia atau tenaga kerja yang baik akan meningkatkan produktivitas atau dikembangkan menjadi beberapa aspek seperti halnya waktu yang digunakan pekerja dalam suatu proses produksi, kontribusi fisik dan intelektualnya, serta hal-hal lainnya yang dapat berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia.


(19)

6

Dalam tulisan ini produktivitas parsial pada manajemen operasional saling berkaitan dengan bidang manajemen yang lainnya seperti manajemen sumber daya manusia yang berkenaan dengan tenaga kerja dan manajemen keuangan yang berkenaan dengan modal.

Dari uraian tersebut terlihat bahwa produktivitas merupakan hal yang flexible karena tidak dapat ditentukan dengan baku, namun kita dapat mengukurnya dengan tolak ukur tertentu sesuai dengan yang dijalankan oleh perusahaan.

Seperti halnya dalam produksi marmer dari perusahaan PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya) yang beralamatkan di Jl. Raya Padalarang-Cipatat, Citatah Padalarang kabupaten Bandung Barat. Hasil produksi marmer tidak dapat dihitung dengan sekala unit dikarenakan bahan baku produksi yang berupa bongkahan batu dengan skala hitungan kubik memiliki karakteristik yang tidak pasti dimana tidak ada standar hasil dari setiap bongkahan batu yang diperoleh semisal jika satu bongkahan batu dengan ukuran 8 m3 menghasilkan 200 lembar marmer dengan ukuran 40cm2 dan bongkahan batu lainnya dengan ukuran 10 m3 hanya menghasilkan 160 lembar marmer dengan ukuran 40 cm2.

Perbedaan hasil yang didapat tersebut dikarenakan karakteristik yang terdapat dalam setiap bongkahan batu tersebut. Dengan demikian pengukuran dilakukan melalui penilaian nilai keuangan dari biaya dan perolehan atau penghasilan dalam rupiah.


(20)

7

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berikut data yang tercantum dalam nilai uang dari tahun 2007 hingga 2011.

Tabel 1.1. Ikhtisar Keuangan

Tahun Berakhir 31 Desember

Dalam Jutaan Rupiah

2007 2008 2009 2010 2011 Penjualan Bersih 29.593 48.073 44.703 45.768 46.035 Biaya Tenaga Kerja 7.588 7.829 8.430 9.439 10.366

Modal 12.626 13.678 18.688 22.523 22.798 Input Material 8.790 7.198 9.766 10.034 11.180 Biaya Energi 1.449 1.605 1.610 1.507 1.091

Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN

Data diatas merupakan data yang penulis dapatkan secara langsung dari perusahaan, data tersebut dihitung berdasarkan data tahunan yang berakhir per 31 Desember periode 2007 sampai 2011 mengenai penjualan bersih, biaya energi, biaya modal, biaya input material dan biaya tenaga kerja.

Dengan data diatas kita dapat menghitung gambaran produktivitas total serta produktivitas parsial tenaga kerja, produktivitas material, produktivitas energi, dan produktivitas modal sebagai berikut :

Tabel 1.2. Produktivitas Total

Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas Output Input

2007 29.593 30.453 0,97 2008 48.075 30.310 1,59 2009 44.703 38.494 1,16 2010 45.768 43.503 1,05 2011 46.035 45.435 1,01 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN


(21)

8

Produktivitas total merupakan produktivitas keseluruhan yang dihitung dengan membandingkan output total dengan input total. Data di atas membandingkan output total dengan input total dari PT. PUMARIN pada periode 2007 sampai 2011.

Tabel 1.3. Produktivitas Parsial Tenaga Kerja

Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas Output Input

2007 29.593 7.588 3,89 2008 48.075 7.829 6,14 2009 44.703 8.430 5,30 2010 45.768 9.439 4,85 2011 46.035 10.366 4,44 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN

Produktivitas parsial tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input tenaga kerja perusahaan periode 2007 sampai 2011.

Tabel 1.4. Produktivitas Parsial Modal

Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas Output Input

2007 29.593 12.626 2,34 2008 48.075 13.678 3,51 2009 44.703 18.688 2,39 2010 45.768 22.523 2,03 2011 46.035 22.798 2,02 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN


(22)

9

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Produktivitas parsial modal merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input modal perusahaan periode 2007 sampai 2011.

Tabel 1.5. Produktivitas Parsial Material

Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas Output Input

2007 29.593 8.790 3,36 2008 48.075 7.198 6,68 2009 44.703 9.766 4,58 2010 45.768 10.034 4,56 2011 46.035 11.180 4,12 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN

Produktivitas parsial material merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input material perusahaan periode 2007 sampai 2011.

Tabel 1.6. Produktivitas Parsial Energi

Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Produktivitas Output Input

2007 29.593 1.449 20,42 2008 48.075 1.605 29,95 2009 44.703 1.610 27,76 2010 45.768 1.507 30,37 2011 46.035 1.091 42,19 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN


(23)

10

Produktivitas parsial energi merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input energi perusahaan periode 2007 sampai 2011.

Berikut grafik tingkat produktivitas Total serta Produktivitas Parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi pada periode 2007 sampai 2011.

Gambar 1.1. Grafik Tingkat Produktivitas Parsial

Sumber: Diolah dari hasil perhitungan produktivitas parsial output/input

Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa tren produktivitas parsial tenaga kerja mengalami penurunan karena peningkatan biaya upah pegawai yang dipengaruhi standar upah minimum regional dan biaya lainnya yang berkaitan dengan tenaga kerja, tren produktivitas parsial material mengalami penurunan karena peningkatan biaya material yang dipengaruhi pasokan material, tren produktivitas energi mengalami peningkatan karena biaya energi yang menurun karena dipengaruhi pengoptimalan penggunaan energi, tren produktivitas modal mengalami penurunan akibat dari peningkatan modal yang disertai penurunan pengembalian modal.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

2007 2008 2009 2010 2011

Tenaga Kerja Modal Material Energi Total


(24)

11

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam skema produktivitas terdapat alur yang menunjukan posisi produktivitas berada di akhir sistem dimana produktivitas tidak mempengaruhi input, proses, dan output sebelum produktivitas tersebut di ukur. Namun setelah pengukuran dan evaluasi, produktivitas menghasilkan umpan balik untuk pengendalian sistem produksi agar meningkatkan produktivitas terus menerus sehingga menjaga performansi dari input proses dan output.

Pengukuran produktivitas bukanlah suatu ukuran yang sekali pakai dimana ketika usai digunakan dalam suatu periode waktu tertentu tidak digunakan lagi dalam periode waktu lainnya. Pengukuran produktivitas selalu berkesinambungan dan saling berkaitan meski tidak secara baku namun pengukuran yang telah dilakukan dapat digunakan kembali sebagai acuan dalam pengukuran berikutnya baik dalam berupa masalah yang menimbulkannya maupun solusi penyelesaiannya.

PT. PUMARIN merupakan salah satu pelopor industri batu marmer di kawasan Citatah Padalarang, namun persaingan bisnis tidak akan melihat pada seberapa lama perusahaan berdiri hingga pemasok bahan baku akan lebih bersimpati dan menyuplai penuh bahan baku. Yang terjadi dalam suatu persaingan bisnis adalah yang memberikan penawaran lebih tinggi yang mendapatkan pasokan. Meskipun setiap industri marmer memiliki hak guna lahan tersendiri dari Perum. Perhutani dalam mengelola dan menambang batu sebagai bahan baku, adakalanya ketika permintaan pasar meningkat sedang pemenuhan kebutuhan bahan baku dari tambang yang dikelola tidak mencukupi maka PT. PUMARIN harus mencari pasokan dari penambang batu lain.


(25)

12

Selain dari bahan baku, tenaga kerja merupakan input yang sangat penting dalam sebuah proses produksi. Tenaga kerja yang berkualitas tentu akan menunjang proses produksi dengan baik. PT. PUMARIN memiliki 231 tenaga kerja dimana 113 diantaranya merupakan tenaga kerja tetap dan 118 lainnya merupakan pegawai kontrak atau borongan. Secara umum pekerja dari bagian produksi merupakan orang orang yang telah lama bekerja di PT. PUMARIN sehingga mereka lebih menguasai kegiatan produksi dan pengerjaan pengolahan bahan baku sesuai dengan permintaan pasar.

Kenaikan UMR atau upah minimum regional tidaklah menjadi suatu hambatan karena perusahaan menyadari peran para tenaga kerja yang sangat berpengaruh hingga telah memberikan upah lebih tinggi dari UMR Kabupaten Bandung Barat yang ditetapkan sebesar RP. 1.236.991.

Banyak hal yang dapat merugikan perusahaan salah satunya adalah pemborosan biaya akibat kesalahan dalam proses produksi. Pengukuran produktivitas merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki pemborosan

tersebut sehingga penulis mengambil judul “ANALISIS PRODUKTIVITAS

PARSIAL TENAGA KERJA, MODAL, MATERIAL, DAN ENERGI” yang di

aplikasikan pada PT. PUMARIN untuk mengkaji masalah yang ada secara teoritis dan faktual yang terjadi di lapangan.


(26)

13

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Konsep produktivitas dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi organisasi melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output).

Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas. Kedua pengertian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode pengukuran tertentu yang secara praktek sukar dilakukan.

Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan, pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat kompleks, sedangkan yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya bermacam-macam dan dalam proporsi yang berbeda-beda.

Banyak yang mempengaruhi produktivitas, yaitu faktor langsung dan tidak langsung namun yang akan saya bahas mengenai produktivitas dimensi organisasi dalam produksi yang kaitannya dengan manajemen operasional dengan penggunaan fasilitas operasional yang mempengaruhi output produksi diantaranya adalah: tenaga kerja, modal, material dan energi.


(27)

14

Produktivitas perusahaan tidak dapat diketahui begitu saja tanpa adanya pengukuran, gejala-gejala seperti meningkatnya hasil produksi, menurunnya hasil produksi, kenaikan biaya operasional tidak dapat dikatakan sebagai peningkatan produktivitas maupun penurunan produktivitas. Gejala-gejala tersebut dapat dianggap sebagai gejala yang mempengaruhi produktivitas. Ada banyak cara untuk mengukur produktivitas diantaranya dengan membandingkan output dengan input, kemudian berdasarkan perubahan produktivitas periode waktu tertentu yang biasa diukur dengan menggunakan pengukuran angka indeks hingga dapat terlihat peningkatan atau penurunan yang terjadi. Terdapat dua model pengukuran angka indeks yaitu model Mundel dan model APC. Dari kedua model pengukuran angka indeks tersebut memiliki cara pengukuran berbeda yang akan dijelaskan dengan rumus berikut: Model Mundel

Model APC

{ } ⁄ ⁄ ⁄

Pada model Mundel AOMP menyatakan output agregat untuk periode yang diukur, RIMP menyatakan input agregat untuk periode yang diukur, AOBP menyatakan. Output agregat untuk periode dasar, dan RIBP menyatakan input agregat untuk periode dasar. Sedangkan pada model APC indeks produktivitas dapat diperoleh dengan membagi indeks profitabilitas yang merupakan hasil dari


(28)

15

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perbandingan antara hasil penjualan dengan biaya-biaya dengan indeks perbaikan harga yang merupakan perubahan dalam harga output perusahaan terhadap input.

Jika saya sederhanakan menjadi rumus yang kedua maka O2 menyatakan

output periode yang diukur, I2 menyatakan input periode yang diukur, O1 menyatakan

output periode dasar, dan I1 menyatakan input periode dasar. Sekilas rumus APC

yang disederhanakan hanya istilahnya saja yang berbeda sedangkan konsep pengukurannya sama dengan model Mundel, namun perbedaan terdapat pada pengukuran input periode yang diukur. Jika pada model mundel input yang diukur dinilai berdasarkan nilainya sendiri maka pada model APC input yang diukur berdasarkan nilai harga periode dasar dengan anggapan harga konstan.

Karena perbedaan cara pengukuran angka indeks ini, maka berdasarkan data yang ada harus ada solusi pengukuran angka indeks mana yang lebih mudah digunakan dalam kasus pengukuran produktivitas PT. PUMARIN.

Jika hasil pengukuran menunjukan penurunan maka harus dilakukan analisis untuk mencari penyebab atau masalah yang menimbulkan penurunan tersebut.

1.2.2. Rumusan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas. Dalam penelitian peniliti berfokus pada permasalahan, yaitu:

a. Bagaimana gambaran produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi periode 2007-2011 di PT. PUMARIN.

b. Bagaimana gambaran produktvitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi berdasarkan laporan perubahan produktivitas periode 2007-2011 di PT.


(29)

16

PUMARIN dengan menggunakan pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan angka indeks model mundel dan model APC (The American Produktivity Center Model).

c. Bagimana analisis produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi di PT. PUMARIN dengan menggunakan metode five whys Kaoru Ishikawa.

d. Dengan menggunakan uji beda, metode pendekatan angka indeks mana yang lebih praktis untuk digunakan perusahaan.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Gambaran produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi, periode 2007-2011 di PT.PUMARIN.

b. Gambaran produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi berdasarkan laporan perubahan produktivitas periode 2007-2011 di PT. PUMARIN dengan menggunakan pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan angka indeks model mundel dan APC (The American Produktivity Center Model).

c. Hasil analisis produktivitas parsial tenaga kerja,modal, material, dan energi di PT. PUMARIN dengan menggunakan metode five whys Kaoru Ishikawa.


(30)

17

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Metode Pendekatan angka indeks yang lebih praktis untuk digunakan perusahaan, berdasarkan hasil dari uji beda.

1.3.2. Kegunaan Penelitian 1.3.2.1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya manajemen operasional dalam kaitannya dengan produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi.

1.3.2.2. Kegunaan Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk :

a. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur penilaian tingkat produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi yang merupakan acuan untuk melihat seberapa besar efektivitas proses produksi yang dijalankan perusahaan. Selain itu juga dapat menjadi referensi dalam melakukan perbaikan dan peningkatan produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi secara terus menerus.

b. Bagi Penelitian selanjutnya, secara umum penelitian ini bisa dijadikan untuk penelitian lanjutan tentang produktivitas perusahaan sejenis. Dengan data yang menunjang penelitian selanjutnya dapat difokuskan pada satu faktor secara detail dengan beberapa aspek yang diujikan.


(31)

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya), yaitu sebuah perusahan yang bergerak dalam bidang pertambangan dan pengolahan batu marmer yang berada di daerah Citatah, Cipatat, Padalarang.

Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis bagaimana tingkat produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material dan energi periode 2007-2011, Indeks Produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energy periode 2007-2011, perbedaan pengukuran indeks produktivitas model Mundel dengan APC (American Produktivity Center), dan faktor-faktor penyebab penurunan produktivitas.

3.2. Metode dan Desain Penelitian 3.2.1. Metode Penelitian

Penempatan metode yang akan digunakan dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk mempermudah penelitian yang akan dilakukan dan untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya sehingga dapat mencapai tujuan dan kegunaan tertentu.

Gambaran tentang urutan-urutan pekerjaan yang ada dalam suatu penelitian dapat diketahui dengan memilih metode yang memiliki hubungan erat


(32)

50

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan prosedur, alat, dan desain penelitian yang digunakan untuk membantu dalam pemecahan masalah.

Metode deskriptif atau survei deskriptif, metode explanatori atau survey explanatory/verifikatif dan metode eksperimen merupakan tiga jenis metode yang relevan dan lajim digunakan dalam penelitian manajemen. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan apabila dimaksudkan untuk mendeskripsikan ciri-ciri, unsur-unsur, sifat-sifatsuatu fenomena. Metode explanatory yaitu metode yang digunakan untuk memprediksikan dan menjelaskan hubungan atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel lainnya. Sedangkan metode eksperimen digunakan untuk penelitian eksak atau penelitian tindakan (action research).

Pemilihan metode penelitian sangat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri sehingga pemilihan metode yang tepat akan berpengaruh pada baik atau tidaknya penelitian yang dilakukan.

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive analysist yaitu metode penelitian yang bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode ini tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data-data tersebut.

Menurut Sugiyono (2009:11) dijelaskan bahwa “Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.


(33)

51

Ciri-ciri metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (2000:140) adalah sebagai berikut :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang sedang terjadi pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Oleh karena itu metode ini sering disebut metode analisis.

Metode penelitian deskriptif analisis digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai fakta-fakta dan masalah-masalah produktivitas parsial yang diteliti, membandingkan dua model pengukuran angka indeks, serta mencari faktor penyebab penurunan produktivitas parsial.

Berdasarkan kurun waktu penelitian yang dilaksanakan, pada kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu tiga bulan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional. Menurut pendapat Naresh K. Malhotra (2005:95), metode cross sectional adalah suatu jenis rancangan penelitian yang terdiri dari pengumpulan informasi mengenai sampel tertentu dari elemen populasi hanya

satu kali”.

3.2.2. Desain Penelitian

Menurut David Aaker (2004:73), “Research design is the deailed blueprint

used to guide a research study toward it’s objective (desain penelitian adalah

suatu rancangan yang digunakan sebagai panduan penelitian dalam mencapai


(34)

52

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Desain membantu peneliti mendapatkan jawaban untuk pertanyaan penelitian dan juga membantu peneliti mengontrol varian-varian eksperimental, varian ekstra, dan varian alat pada suatu masalah penelitian tertentu yang sedang dikaji.

Sebagai suatu rancangan yang digunakan sebagai panduan penelitian maka rancangan tersebut harus terstruktur dengan baik, dalam arti memiliki rincian tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambar hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai rancangan analisis data yang dituangkan secara tertulis ke dalam bentuk usulan atau proposal penelitian. Selain itu rancangan tersebut harus tersusun secara strategis sebagai penejelasan rinci tentang langkah-langkah apa yang akan dilakukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

3.3. Overasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2009:58), “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Terdapat satu variabel yang menjadi kajian dari penelitian ini yaitu Produktivitas Parsial sebagai variabel bebas (independent variable). Operasionalisasi variabel penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengukuran variabel-variabel penelitian. Adapun operasionalisasi variabel Produktivitas Parsial diuraikan didalam tabel dibawah ini :


(35)

53

Tabel 3.1. Overasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Ukuran Skala

Produktivitas Parsial (single-factor productivity) merupakan rasio dari output terhadap salah satu jenis input  Tenaga Kerja Biaya tenaga

kerja * Rasio  Modal Biaya Modal

* Rasio

 Material Biaya

Material * Rasio

Energi

Biaya Energi

* Rasio

Keterangan: * meliputi pengukuran yang dilakukan dalam produktivitas di hal 58-59

3.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data penelitian terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari pihak yang bersangkutan (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu objek (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian.

2. Sumber data sekunder merupakan sumber data penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan


(36)

54

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (dokumen) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang meliputi :

1. Data Penjualan Bersih Periode 2007-2011 2. Data Biaya Tenaga Kerja Periode 2007-2011 3. Data Modal periode 2007-2011

4. Data Biaya Material Periode 2007-2011 5. Data Biaya Energi Periode 2007-2011

Jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data primer, data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan b. Data sekunder, data yang berasal dari hasil pengumpulan dan

pengolahan oleh pihak lain.

c. Time series data, yaitu data hasil pengamatan dalam periode waktu

tertentu.

d. Data kuantitatif, data yang dinyatakan dalam angka. Angka tersebut menunjukkan nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakili.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, mengacu pada cara apa data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh. Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan melihat konsep analisis dari penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dapat melalui secara langsung atau tidak.


(37)

55

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian untuk memperoleh data sekunder yang digunakan sebagai landasan teoritis masalah yang diteliti dengan cara membaca, menelaah, mempelajari dan mengutip pendapat dari berbagai sumber buku sebagai pendukung analisis dan mengaplikasikannya sehingga dapat membantu dalam penyelesaian penulisan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam produksi untuk memperoleh data-data yang diperlukan oleh penulis sesuai dengan masalah yang diteliti oleh penulis.

3. Observasi

Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dalam individu-individu yang diteliti.

Dalam teknik ini penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses produksi yang terjadi diperusahaan, penulis melakukan pengamatan mulai dari tahap awal sampai tahap akhir, dengan harapan dapat lebih memahami proses produksi yang terjadi di perusahaan tersebut.


(38)

56

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Pengumpulan Data Tertulis

Dalam teknik ini penulis melakukan pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti yaitu analisis produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material dan energi pengumpulan data tertulis dari perusahaan, seperti struktur organisasi, sejarah perusahaan, dan hal-hal lain yang mendukung perusahaan.

3.4.3. Populasi

Dalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah yang sangat penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2009:115), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah penjualan bersih, biaya tenaga kerja, biaya modal, biaya material, dan biaya energy pada periode 2007 sampai 2011.

3.5. Analisis Produktivitas

Karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material dan energi maka disusun diagram flow chart penyelesaian masalah yang dimulai dari pengukuran produktivitas parsial, menghitung indeks produktivitas, analisis produktivitas berdasarkan laporan perubahan produktivitas, analisi tingkat produktivitas parsial, indeks produktivitas


(39)

57

parsial, identifikasi faktor penyebab, diagram sebab akibat, hingga usulan perencanaan perbaikan peningkatan produktivitas.

Gambar 3.1. Tahapan Analisis Produktivitas

Sumber: Diolah dari Kerangka berfikir

3.5.1. Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio Output / Input

Pengukuran produktivitas berdasarkan rasio output/input merupakan model pengukuran produktivitas yang paling sederhana yang menghasilkan tiga jenis ukuran produktivitas yaitu produktivitas parsial, produktivitas faktor-total, dan produktivitas total dengan rumus umum:


(40)

58

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengukuran produktivitas parsial membandingkan output dengan komponen input tertentu atau satu sumber daya yang digambarkan dengan rumus:

3.5.2. Pengukuran Indeks Produktivitas

Pada dasarnya angka indeks merupakan suatu besaran yang menunjukan variasi perubahan dalam waktu atau ruang mengenaisuatu hal tertentu. Penggunaan angka indeks yang telah umum dilakukan terutama dalam bidang ekonomi adalah indeks harga dan indeks produksi yang biasanya dipergunakan untuk mengukur perubahan harga atau perubahan produksi sepanjang waktu tertentu.

Pengukuran indeks produktivitas yang digunakan adalah pengukuran model Mundel dan APC (The American Produktivity Center Model). Marvin E Mundel dalam Gaspersz (manajemen produktivitas total, 2000,39) memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas pada tingkat perusahaan berdasarkan dua bentuk pengukuran, yaitu :

Di mana :

IP = Indeks produktivitas

AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur AOBP = Output agregat untuk periode dasar RIMP = Input-input untuk periode yang diukur RIBP = Input-input untuk periode dasar


(41)

59

Sedangkan pusat Produktivitas Amerika (The American Productivity Center Model) telah mengemukakan ukuran produktivitas yang didefinisikan melalui kerangka kerja berikut:

( ) { } {( ) ( )}

Dari bentuk pengukuran produktivitas yang dikemukakan oleh APC, tampak bahwa profitabilitas berhubungan secara langsung dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Berdasarkan hubungan ini, profitabilitas perusahaan dapat meningkat melalui peningkatan produktivitas dan atau perbaikan harga produk.

3.5.3. Analisis Produktivitas Berdasarkan Laporan Perubahan Produktivitas

Analisis produktivitas merupakan langkah lanjutan untuk mengetahui perubahan tingkat produktivitas dalam kurun periode pengukuran. Dari analisis ini diperoleh gambaran mengenai penurunan maupun peningkatan produktivitas, sehingga dapat diidentifikasikan produktivitas dari input faktor yang mengalami penurunan untuk dikaji lebih lanjut apa yang menjadi akar penyebab dari masalah produktivitas itu.


(42)

60

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis yang dilakukan adalah analisis tingkat produktivitas parsial dan indeks produktivitas parsial. Analisis produktivitas parsial menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola masing-masing input yang dimiliki, yaitu : input tenaga kerja, modal, material dan energi. Indeks produktivitas parsial membandingkan antara produktivitas parsial pada waktu pengukuran dengan produktivitas pada waktu dasarnya.

3.5.4. Analisis Produktivitas Perusahaan

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah evaluasi terhadap penyebab terjadinya penurunan produktivitas perusahaan selama 5 periode. Untuk mengetahui lebih rinci penyebab–penyebab terjadinya penurunan produktivitas perusahaan digunakan alat bantu dengan bertanya mengapa beberapa kali (five whys) yang di populerkan Kaoru Ishikawa. Dengan metode five whys diharapkan dapat diketahui gejala, penyebab, dan akar penyebab penuruan produktivitas.

3.5.5. Hasil Analisis Produktivitas dan Usulan Peningkatan Produktivitas

Setelah dapat mendefinisikan kondisi dan masalah yang terjadi pada perusahaan, selanjutnya dapat dilakukan usulan perencanaan perbaikan produktivitas untuk mencapai peningkatan produktivitas perusahaan. Langkah pertama yang dapat dilakukan dalam perbaikan produktivitas guna perencanaan produktivitas dimasa yang akan datang.


(43)

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

a. Produktivitas parsial tenaga kerja pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun, produktivitas parsial modal pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun, produktivitas parsial material pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun, dan produktivitas parsial energi pada tahun periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung meningkat.

b. Indeks produktivitas parsial tenaga kerja model mundel dari periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun sedangkan indeks produktivitas parsial tenaga kerja model APC cenderung stabil dan meningkat. Indeks produktivitas parsial modal model mundel pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun sedangkat indeks produktivitas parsial modal model APC pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung stabil dan meningkat. Indeks produktivitas parsial material model mundel pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun sedangkan indeks produktivitas parsial material model APC pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung stabil dan meningkat. Indeks produktivitas parsial energi model mundel pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung stabil dan meningkat sama dengan


(44)

106

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

produktivitas parsial energi model APC pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung stabil dan meningkat.

c. Hasil analisis model Five Whys Kaoru Ishikawa yang mengacu pada hasil pengukuran indeks produktivitas model mundel, diketahui bahwa penyebab menurunnya produktivitas parsial modal adalah kenaikan input modal yang tidak sebanding dengan penjualan yang menghasilkan laba bersih.

d. Hasil uji beda diketahui bahwa indeks produktivitas tenaga kerja dan modal pada model mundel dan APC memiliki variance yang berbeda, sedangkan indeks produktivitas material dan energi pada model mundel dan APC memiliki variance yang sama. Dengan membandingkan cara dan hasil pengukuran indeks produktivitas model mundel dan indeks produktivitas model APC disimpulkan bahwa pengukuran dengan menggunakan indeks produktivitas model mundel lebih mudah digunakan untuk jenis data yang terbatas dengan hasil yang menunjukan nilai nyata dari pengukuran dan tidak terpaku pada nilai konstan periode dasar.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saya menyarankan:

a. Bagi Perusahaan, melakukan pengukuran produktivitas secara berkala untuk melihat perubahan produktivitas perusahaan secara lebih detail dengan tenggat waktu yang lebih singkat.

b. Bagi penelitian selanjutnya, mengumpulkan data yang diperlukan untuk pengukuran produktivitas secara terperinci sehingga pengukuran produktivitas lebih optimal.


(45)

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy

DAFTAR PUSTAKA

Aeker. A. David. 2004. Manajemen Ekuitas Merek. Alih bahasa : Aris Ananda. Jakarta. Mitra Utama.

Gaspearsz, Vincent. 2000. Manajemen Produktivitas Total. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Heizer, Jay & Barry Render. 2006. Operations Management. Salemba Empat. Jakarta.

Herjanto, Eddi. 2008. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Grasindo. Jakarta.

Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran : Pendekatan Terapan Edisi Keempat : Indeks

Manahan P. Tampubolon. 2004. Manajemen Operasional. Jakarta : Ghalia Indonesia

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Winarno, Surakhmad. 2000. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung : Tarsito

Zimmerer, Thomas W, Scarborough, Norman M dan Doug Wilson. 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Salemba Empat. Jakarta.


(46)

108

Dani Zulhaidar, 2013

Analisis Produktivitas Parsial Tenaga Kerja, Modal, Material, Dan Energy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber Lain :

Kamus Besar Bahasa Indonesia, www.kamusbahasaindonesia.org

Susanto, Evelyn. 2009. Analisis Produktivitas Hollowframe di PT. Mulcindo. Digilibpetra.ac.id

Tang Herman, Robertus, et. Al. 2011. Pengukuran Produktivitas Model Mundel dan APC pada PT. ITS Jakarta. Repository.akprind.ac.id


(1)

Sedangkan pusat Produktivitas Amerika (The American Productivity Center Model) telah mengemukakan ukuran produktivitas yang didefinisikan melalui kerangka kerja berikut:

( ) { } {( ) ( )}

Dari bentuk pengukuran produktivitas yang dikemukakan oleh APC, tampak bahwa profitabilitas berhubungan secara langsung dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Berdasarkan hubungan ini, profitabilitas perusahaan dapat meningkat melalui peningkatan produktivitas dan atau perbaikan harga produk.

3.5.3. Analisis Produktivitas Berdasarkan Laporan Perubahan Produktivitas

Analisis produktivitas merupakan langkah lanjutan untuk mengetahui perubahan tingkat produktivitas dalam kurun periode pengukuran. Dari analisis ini diperoleh gambaran mengenai penurunan maupun peningkatan produktivitas, sehingga dapat diidentifikasikan produktivitas dari input faktor yang mengalami penurunan untuk dikaji lebih lanjut apa yang menjadi akar penyebab dari masalah produktivitas itu.


(2)

60

Analisis yang dilakukan adalah analisis tingkat produktivitas parsial dan indeks produktivitas parsial. Analisis produktivitas parsial menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola masing-masing input yang dimiliki, yaitu : input tenaga kerja, modal, material dan energi. Indeks produktivitas parsial membandingkan antara produktivitas parsial pada waktu pengukuran dengan produktivitas pada waktu dasarnya.

3.5.4. Analisis Produktivitas Perusahaan

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah evaluasi terhadap penyebab terjadinya penurunan produktivitas perusahaan selama 5 periode. Untuk mengetahui lebih rinci penyebab–penyebab terjadinya penurunan produktivitas perusahaan digunakan alat bantu dengan bertanya mengapa beberapa kali (five whys) yang di populerkan Kaoru Ishikawa. Dengan metode five whys diharapkan dapat diketahui gejala, penyebab, dan akar penyebab penuruan produktivitas.

3.5.5. Hasil Analisis Produktivitas dan Usulan Peningkatan Produktivitas

Setelah dapat mendefinisikan kondisi dan masalah yang terjadi pada perusahaan, selanjutnya dapat dilakukan usulan perencanaan perbaikan produktivitas untuk mencapai peningkatan produktivitas perusahaan. Langkah pertama yang dapat dilakukan dalam perbaikan produktivitas guna perencanaan produktivitas dimasa yang akan datang.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

a. Produktivitas parsial tenaga kerja pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun, produktivitas parsial modal pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun, produktivitas parsial material pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun, dan produktivitas parsial energi pada tahun periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung meningkat.

b. Indeks produktivitas parsial tenaga kerja model mundel dari periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun sedangkan indeks produktivitas parsial tenaga kerja model APC cenderung stabil dan meningkat. Indeks produktivitas parsial modal model mundel pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun sedangkat indeks produktivitas parsial modal model APC pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung stabil dan meningkat. Indeks produktivitas parsial material model mundel pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung menurun sedangkan indeks produktivitas parsial material model APC pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung stabil dan meningkat. Indeks produktivitas parsial energi model mundel pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung stabil dan meningkat sama dengan


(4)

106

produktivitas parsial energi model APC pada periode tahun 2007 sampai dengan periode tahun 2011 cenderung stabil dan meningkat.

c. Hasil analisis model Five Whys Kaoru Ishikawa yang mengacu pada hasil pengukuran indeks produktivitas model mundel, diketahui bahwa penyebab menurunnya produktivitas parsial modal adalah kenaikan input modal yang tidak sebanding dengan penjualan yang menghasilkan laba bersih.

d. Hasil uji beda diketahui bahwa indeks produktivitas tenaga kerja dan modal pada model mundel dan APC memiliki variance yang berbeda, sedangkan indeks produktivitas material dan energi pada model mundel dan APC memiliki variance yang sama. Dengan membandingkan cara dan hasil pengukuran indeks produktivitas model mundel dan indeks produktivitas model APC disimpulkan bahwa pengukuran dengan menggunakan indeks produktivitas model mundel lebih mudah digunakan untuk jenis data yang terbatas dengan hasil yang menunjukan nilai nyata dari pengukuran dan tidak terpaku pada nilai konstan periode dasar.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saya menyarankan:

a. Bagi Perusahaan, melakukan pengukuran produktivitas secara berkala untuk melihat perubahan produktivitas perusahaan secara lebih detail dengan tenggat waktu yang lebih singkat.

b. Bagi penelitian selanjutnya, mengumpulkan data yang diperlukan untuk pengukuran produktivitas secara terperinci sehingga pengukuran produktivitas lebih optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aeker. A. David. 2004. Manajemen Ekuitas Merek. Alih bahasa : Aris Ananda. Jakarta. Mitra Utama.

Gaspearsz, Vincent. 2000. Manajemen Produktivitas Total. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Heizer, Jay & Barry Render. 2006. Operations Management. Salemba Empat. Jakarta.

Herjanto, Eddi. 2008. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Grasindo. Jakarta.

Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran : Pendekatan Terapan Edisi Keempat : Indeks

Manahan P. Tampubolon. 2004. Manajemen Operasional. Jakarta : Ghalia Indonesia

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Winarno, Surakhmad. 2000. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung : Tarsito

Zimmerer, Thomas W, Scarborough, Norman M dan Doug Wilson. 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Salemba Empat. Jakarta.


(6)

108

Sumber Lain :

Kamus Besar Bahasa Indonesia, www.kamusbahasaindonesia.org

Susanto, Evelyn. 2009. Analisis Produktivitas Hollowframe di PT. Mulcindo. Digilibpetra.ac.id

Tang Herman, Robertus, et. Al. 2011. Pengukuran Produktivitas Model Mundel dan APC pada PT. ITS Jakarta. Repository.akprind.ac.id