Gambaran Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet

(1)

GAMBARAN KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP

PEMBELIAN MELALUI MEDIA INTERNET

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh

NOVITA ARMAYANTI

071301040

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GANJIL, 2011/2012


(2)

GAMBARAN KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP

PEMBELIAN MELALUI MEDIA INTERNET

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh

NOVITA ARMAYANTI

071301040

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GANJIL, 2011/2012


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

Gambaran Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2012

NOVITA ARMAYANTI NIM 071301040


(4)

Gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet

Novita Armayanti dan Ferry Novliadi

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berperan penting dalam memudahkan aktivitas kehidupan manusia, contohnya penggunaan internet. Penggunaan internet dapat dimanfaatkan untuk membeli barang dan jasa yang disebut pembelian melalui media internet atau e-commerce. Mahasiswa merupakan pengguna internet terbanyak sehingga memiliki potensi untuk membeli melalui media internet lebih besar dari pada pengguna internet lainnya. Namun, sebelum membeli mahasiswa membutuhkan kepercayaan untuk mengurangi resiko serta untuk mempertimbangkan melakukan transaksi atau tidak. Teori kepercayaan konsumen yang digunakan dalam teori ini adalah teori yang dikemukakan oleh McKnight (2002), dimana kepercayaan memiliki dua dimensi, yaitu trusting belief dan trusting intention. Kedua dimensi tersebut akan menghasilkan gambaran kepercayaan konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepercayaan konsumen yang disusun oleh peneliti, dengan jumlah aitem 21 buah dan reliabilitas alpha sebesar 0,889. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 405orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen rendah terhadap peembelian melalui media internet sebanyak 56 orang (13,8%), kepercayaan konsumen sedang terhadap pembelian melalui media internet sebanyak 262 orang (64,7%), dan kepercayaan konsumen tingi terhadap oembelian melalui media internet sebanyak 87 orang (21,5). Secara umum, konsumenn memiliki kepercayaan sedang terhadap pembelian melalui media internet.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan kekuatan dalam penyelesaian skripsi ini yang berjudul “ Gambaran Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet” guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga peneliti, khususnya kepada papa dan mama yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti selama penyusunan proposal ini.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan pihak lain maka peneliti tidak mampu menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti tujukan kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ferry Novliad,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi peneliti yang telah membimbing peneliti dari awal hingga akhir penyusunan penelitian ini. Terima kasih atas bimbingan, saran, arahan dan waktu yang diluangkan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

3. Ibu Filia Dina Anggaraeni, M. Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang mendukung pembuatan skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan arahan selama peneliti mengikuti perkuliahan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara serta atas segala masukan yang telah diberikan guna membuat penelitian ini menjadi lebih baik.


(6)

4. Kepada kak Rahmi Rangkuti,M.Si dan seluruh dosen di departemen Psikologi Umum dan eksperimen yang juga turut memberikan saran dan masukan kepada peneliti selama penyusunan proposal ini.

5. Kakak dan adik kandungku, Kak Sonya Armayanti dan Septita Armayanti. Terima kasih atas dukungan dan pengertian yang selalu diberikan kepada peneliti dari awal sampai selesainya skripsi ini. Terima kasih juga kepada keluarga besar yang telah mendukung peneliti untuk segera menyelesaikan penelitian ini.

6. Seluruh kakak senior yang telah memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Seluruh sahabat-sahabat ku yang luar biasa Lely ’07, Leny ’07, Fenny ’07, Rina ’07, Maria ’07, Geget ’07, Sari ‘07, dan seluruh teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu per satu. terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini dan bantuan serta dukungan yang sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. 8. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti.

9. Kepada Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penelitian ini, peneliti menyampaikan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

Seluruh isi penelitian ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak guna menyempurnakan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Januari 2012 Peneliti


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah ... 1

I. B. Rumusan Masalah... ... 10

I. C. Tujuan Penelitian ... 10

I. D. Manfaat Penelitian ... 11

I. E. Sistematika Penulisan... 12

BAB II LANDASAN TEORI II. A. Kepercayaan ... 13

II. A. 1. Definisi Kepercayaan ... 13

II. A. 2. Dimensi Kepercayaan ... 15

II. A. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan.... ... 17

II. A. 4. Cara Meningkatkan Kepercayaan Konsumen Pada Pembelian Melalui Media internet... ... 18

II. B. Pembelian Melalui Media Internet... ... 19


(8)

II. B. 2. Keuntungan dan Kerugian Pembelian Melalui Media

Internet Bagi Pembeli……….. 20

II. C. Gambaran Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet ... 21

BAB III METODE PENELITIAN III. A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 26

III. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 26

III. C. Pertanyaan Penelitian ... ... 27

III. D. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel ... 28

III. D. 1. Populasi dan Sampel ... 28

III. D. 2. Metode Pengambilan Sampel ... 29

III. D. 3. Jumlah Sampel Penelitian ... 29

III. E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 30

III. F. Uji Coba Alat Ukur ... 33

III. F. 1. Uji Validitas ... 33

III. F. 2. Uji Daya Beda Item………. .... 34

III. F. 3. Reliabilitas Alat Ukur ... 35

III. G. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 35

III. H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 39

III. H.1. Tahap Persiapan Penelitian ... 39

III. H. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 40

III. H. 3. Tahap Pengolahan Data... ... 40


(9)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV. A. Analisis Data ... 42

IV. A. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 42

a. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

b. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 43

c. Gambaran Subjek Berdasarkan Sumber Belajar Internet ... 44

IV. A. 2. Hasil Penelitian ... 45

a. Hasil Utama Penelitian ... 46

1. Uji Normalitas ... 46

2. Gambaran Umum Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet ... 47

3. Gambaran Dimensi Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet ... 50

b. Hasil Tambahan Penelitian ... 52

1. Gambaran Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet Berdasarkan Jenis kelamin ... 53

2. Gambaran Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 58

3. Gambaran Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet Berdasarkan Sumber Belajar Internet ... 62

IV. B. Pembahasan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V. A. Kesimpulan ... 74

V. B. Saran ... 75


(10)

V. B. 2. Saran Praktis ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 81 DAFTAR LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Blueprint skala kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui

media internet sebelum uji coba ... ...

Tabel 2 Distribusi aitem skala kepercayaan konsumen sebelum uji coba...

Tabel 3 Distribusi aitem skala kepercayaan konsumen setelah uji coba... Tabel 4 Distribusi aitem dengan penomoran baru pada skala penelitian...

Tabel 5 Persentase subjek berdasarkan jenis kelamin... Tabel 6 Persentase subjek berdasarkan jenjang

pendidikan...

Tabel 7 Persentase subjek berdasarkan sumber belajar

internet...

Tabel 8 Hasil uji normalitas data penelitian dari skala kepercayaan konsumen Tabel 9 Deskripsi umum skor maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi

skor kepercayaan konsumen...

Tabel 10 Pengkategorian kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui

media internet………

Tabel 11 Pengkategorian kepercayaan konsumen terhadap pembelian

melalui media Internet berdasarkan skor kepercayaan konsumen……. Tabel 12 Kategorisasi dimensi trusting belief berdasarkan skala kepercayaan konsumen………... Tabel 13 Kategorisasidimensi trusting intention berdasarkan skala kepercayaan

konsumen……… Tabel 14 Gambaran kepercayaan konsumen pria terhadap pembelian


(12)

melalui media internet ………...

Tabel 15 Gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet berdasarkan jenis kelamin ……….………..

Tabel 16 Gambaran kepercayaann konsumen perempuan ... Tabel 17 Gambaran kepercayaan konsumen perempuan terhadap pembelian

melalui media internet………

Tabel 18 Tabel homogenitas kelompok berdasarkan jenis kelamin……… Tabel 19 Tabel uji perbedaan berdasarkan jenis kelamin……… Tabel 20 Gambaran kepercayaan konsumen berdasarkan jenis kelamin………. Tabel 21 Gambaran kepercayaan konsumen jenjang pendidikan D3 terhadap

pembelian melalui media internet ditinjau dari jenjang pendidikan…

Tabel 22 Gambaran kepercayaan konsumen jenjang pendidikan D3 terhadap

pembelian melalui media internet ………..

Tabel 23 Gambaran kepercayaan konsumen jenjang pendidikan S1 terhadap

pembelian melalui media internet ditinjau dari jenjang pendidikan ..

Tabel 24 Gambaran kepercayaan konsumen jenjang pendidikan S1 terhadap

pembelian melalui media internet ………..

Tabel 25 Tabel homogenitas kelompok berdasarkan jenjang pendidikan……. Tabel 26 Tabel uji perbedaan berdasarkan jenjang pendidikan……… Tabel 27 Gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media

internet ditinjau dari sumber belajar internet menggunakan buku……

Tabel 28 Gambaran kepercayaan konsumen tehadap pembelian melalui media

internet berdasarkan sumber belajar internet dari buku……….

Tabel 29 Gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media


(13)

Tabel 30 Gambaran kepercayaan konsumen tehadap pembelian melalui media

internet berdasarkan sumber belajar internet dari teman………..

Tabel 31 Gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media

internet ditinjau dari sumber belajar internet dari kursus………..

Tabel 32 Kategorisasi kepercayaan konsumen tehadap pembelian melalui media

internet berdasarkan sumber belajar internet dari kursus

Tabel 33 Gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media

internet ditinjau dari sumber belajar internet dengan langsung mencoba..

Tabel 34 Gambaran kepercayaan konsumen tehadap pembelian melalui media

internet berdasarkan sumber belajar internet lanngsung mencoba…….

Tabel 35 Tabel homogenitas kelompok berdasarkan sumber belajar internet….. Tabel 36 Tabel uji perbedaan berdasarkan sumber belajar internet………..


(14)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin...

Grafik 2 Penyebaran subjek berdasarkan jenjang pendidikan...

Grafik 3 Penyebaran subjek berdasarkan sumber belajar internet...

Grafik 4 Pengkategorian kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet berdasarkan skala kepercayaan konsumen…...


(15)

Gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet

Novita Armayanti dan Ferry Novliadi

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berperan penting dalam memudahkan aktivitas kehidupan manusia, contohnya penggunaan internet. Penggunaan internet dapat dimanfaatkan untuk membeli barang dan jasa yang disebut pembelian melalui media internet atau e-commerce. Mahasiswa merupakan pengguna internet terbanyak sehingga memiliki potensi untuk membeli melalui media internet lebih besar dari pada pengguna internet lainnya. Namun, sebelum membeli mahasiswa membutuhkan kepercayaan untuk mengurangi resiko serta untuk mempertimbangkan melakukan transaksi atau tidak. Teori kepercayaan konsumen yang digunakan dalam teori ini adalah teori yang dikemukakan oleh McKnight (2002), dimana kepercayaan memiliki dua dimensi, yaitu trusting belief dan trusting intention. Kedua dimensi tersebut akan menghasilkan gambaran kepercayaan konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepercayaan konsumen yang disusun oleh peneliti, dengan jumlah aitem 21 buah dan reliabilitas alpha sebesar 0,889. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 405orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen rendah terhadap peembelian melalui media internet sebanyak 56 orang (13,8%), kepercayaan konsumen sedang terhadap pembelian melalui media internet sebanyak 262 orang (64,7%), dan kepercayaan konsumen tingi terhadap oembelian melalui media internet sebanyak 87 orang (21,5). Secara umum, konsumenn memiliki kepercayaan sedang terhadap pembelian melalui media internet.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

I. A. LATAR BELAKANG MASALAH

Teknologi telah berkembang begitu pesat dari masa ke masa. Teknologi telah membuat segalanya menjadi lebih sederhana. Dampak dari adanya perkembangan teknologi semua sudah dapat dirasakan, mulai dari kecanggihan video, audio, pesawat televisi, air conditioner, telepon seluler, komputer sampai peralatan rumah tangga. Salah satu perkembangan teknologi yang cukup pesat saat ini adalah penggunaan internet (Saptono, 2003).

Internet merupakan sarana elektronik yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktivitas didalam kehidupan seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis, dan lainnya. Teknologi internet menghubungkan ribuan jaringan komputer individual dan organisasi di seluruh dunia. Setidaknya, ada enam alasan mengapa teknologi ini begitu popular. Keenam alasan tersebut adalah internet memiliki jangkauan yang lebih luas, dapat mengurangi biaya, interaktif, fleksibel dan mudah, serta memiliki kemampuan untuk mendisitribusikan pengetahuan secara cepat (Laudon & Laudon, 2000).

Menurut catatan World Development Report Research (WDR), pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mencapai 105% per tahun dan merupakan pertumbuhan paling tinggi diantara negara-negara di Asia setelah China (Boerhanoeddin,2003). Menurut Siti Sumaryati (2010a), di Indonesia sendiri, riset diselenggarakan pada 8 – 28 Maret 2010 dengan jumlah responden


(17)

lebih dari 500 ribu pengguna internet di kota-kota besar di Indonesia. Hasilnya menunjukkan, jumlah respon lebih dari 500 ribu tersebut merepresentasikan hampir 30 juta konsumen pengguna internet Indonesia.

Semakin banyaknya pengguna internet maka hal ini dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam melakukan pembelian barang atau jasa. Sebagaimana hasil penelitian Liao dan Cheung (2001) terhadap pengguna internet di Singapura bahwa semakin banyak seseorang mempergunakan internet maka semakin besar pula kemungkinan orang tersebut untuk melakukan pembelian melalui internet.

Pada tahun 2009, transaksi melalui media internet di Indonesia tercatat mencapai 3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 35 triliun. Oleh karena itu, prospek belanja melalui media internet tampaknya telah berkembang begitu pesat. Menurut data dari Foreester Research, nilai transaksi atau belanja melalui media internet secara global pada tahun 2010 mencapai angka 172,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1,7 triliun. Hasil penelitian terbaru dari AC Nielsen menemukan Kondisi tersebut dapat dijadikan pemicu untuk menumbuhkan aktivitas bisnis melalui internet. Penggunaan internet untuk membeli barang dan jasa juga memiliki potensi yang cukup baik. Konsumen dapat mengujungi toko atau melakukan transaksi 24 jam setiap hari dan dapat dilakukan dimana saja. Hal ini didukung oleh penelitian Boerhanoeddin (2003) yang menyatakan bahwa pada tahun 2000 tercatat nilai transaksi pembelian melalui media internet di Indonesia mencapai US$ 100 juta. Sedangkan, nilai transaksi melalui media internet diseluruh dunia mencapai US$ 390 milyar. Sehingga nilai transaksi di Indonesia sudah mencapai 0,026% dari seluruh total nilai transaksi diseluruh dunia.


(18)

adanya kecenderungan yang meningkat dari budaya transaksi lewat internet di Indonesia. Diperkirakan, hingga akhir tahun 2010, masyarakat yang akan melakukan pembelian melalui media internet di Indonesia sebanyak 80 persen dari 30 juta pengguna internet yang ada. Ini merupakan peningkatan yang cukup besar dibandingkan sebelumnya yang hanya 68 persen (Ahira, 2010).

Adapun berbelanja melalui media internet memiliki beberapa defenisi. Menurut Liang & Lai (2000), membeli melalui media internet adalah proses membeli produk atau jasa melalui internet. Keunikan dari proses membeli melalui media internet adalah dengan mencari informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan sebelum membeli. Kemudian mereka mengevaluasi berbagai alternatif dan memilih salah satu yang paling cocok dengan kriteria barang atau jasa yang mereka inginkan. Haubl & Trifts (2000) mendefinisikan berbelanja melalui media internet sebagai pertukaran atau aktivitas komputer yang dilakukan seorang konsumen terhubung dengan internet dan dapat berinteraksi dengan toko maya yang menjual produk atau jasa melalui jaringan internet.

Penggunaan internet sebagai media untuk berbelanja memiliki beberapa keuntungan seperti harga lebih murah, akses penuh selama 24 jam, pengaksesannya tidak perlu melakukan perjalanan dan menghemat waktu (Shim et al, 2002). Secara lebih rinci, keuntungan yang didapat dengan menggunakan internet sebagai media berbelanja adalah (1) konsumen bisa mencari berbagai macam produk dengan usaha


(19)

minimal, dengan kenyamanan yang lebih dan dapat menghemat waktu, (2) konsumen bisa secara efisien memperoleh pengetahuan mengenai suatu perusahaan, produk, dan merk sehingga meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan ketika berbelanja, (3) konsumen dapat dengan mudahnya membandingkan penampilan produk, ketersediaannya, dan harganya dengan lebih efisien dan efektif daripada berbelanja secara konvensional, (4) berbelanja melaui media internet dapat menjaga kerahasiaan diri konsumen ketika berbelanja untuk produk sensitif tertentu, (5) belanja melalui media internet menawarkan kenyamanan yang lebih baik dari pada berbelanja secara konvensional (Grewal et al dalam Monsuwe, Dellaert, & Ruyter, 2004).

Selain memiliki bermacam keuntungan, berbelanja melalui media internet juga memiliki tingkat ketidakpastian dan resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan berbelanja secara konvensional, sehingga ada kerugian yang mungkin saja diperoleh konsumen saat berbelanja melalui media internet. Kerugian yang dapat diperoleh adalah (1) kejahatan berupa penipuan, (2) pembajakan kartu kredit (carding), (3) pentransferan dana ilegal dari rekening tertentu. Oleh karena itu, keamanaan infrastruktur pada pembelian melalui media internet menjadi kajian penting bagi ahli komputer dan informatika (Liddy &

“Saya gak pernah mau membeli online-online gitu, karena takut barang yang dipesan gak sesuai dengan yang diharepin… atau… yang dilihat Sturgeon,1988; Udo; 2001; McLeod dkk, 2004:51). Kekurangan yang lain dari pembelian yang dilakukan melalui media internet adalah ketidaksesuaian barang yang dikirim dengan saat melihat diinternet. Hal ini didukung dari komunikasi personal terhadap M, seorang Mahasiswa Fakultas Psikologi USU:


(20)

waktu buka situsnya. Trus, kalau barang yang dibeli gak tepat… maka harus tukar lagi kan. Nah, repotnya itu loh yang membuat saya malas melakukan pembelian online. Karena harus kirim-kirim lagi dan nunggu

lagi, jadi mau praktis aja.” ( Komunikasi

Personal, 20 Maret 2011)

Berbelanja melalui media internet memiliki bentuk yang unik, hal ini sesuai dengan penelitian Sonja &

Pada umumnya konsumen yang melakukan transaksi melalui media internet pada pertama kali akan merasa enggan untuk membeli melalui internet karena resiko yang diterima oleh konsumen lebih besar dibandingkan ketika Ewald 2003. Konsumen yang melakukan transaksi melalui media internet harus memberikan data pribadi berupa alamat e-mail atau nomor telepon, informasi finansial seperti kartu kredit, resiko produk atau pelayanan yang tidak sesuai seperti yang digambarkan oleh website, dan resiko kerugian proses pengiriman. Menurut hasil penelitian pada tahun 2001 yang dilakukan oleh ClearCommerce.com yang berkantor di Texas, Indonesia dinyatakan berada di urutan kedua tingkat kejahatan melalui media internet dari negara asal pelaku yaitu Ukraina. Riset tersebut mensurvei 1.137 toko maya, 6 juta transaksi, dan 40 ribu pelanggan (Utoyo, 2003). Menyangkut cara pembayaran pada pembelian melalui media internet, pengguna internet di Indonesia lebih banyak menggunakan paypal, diikuti kartu debit, transfer bank, kartu kredit, dan transfer uang. Banyaknya kasus pembobolan kartu kredit di internet menyebabkan banyak konsumen yang takut menggunakannya sebagai metode pembayaran transaksi melalui media internet. Sehingga, konsumen umumnya membutuhkan referensi, baik dalam bentuk review produk maupun informasi dari teman tentang produk yang akan dibelinya (Ahira, 2010).


(21)

berbelanja secara tradisional yaitu berbelanja langsung ke outlet atau retail. Oleh karena kepercayaan sangat berperan penting dalam perdagangan melalui elektronik sejak bisnis internet diyakini oleh konsumen (Sonja & Ewald, 2003). Di Indonesia sendiri, kepercayaan masyarakat untuk berbelanja dengan menggunakaan media internet mengalami pertumbuhan pesat. Namun, besarnya nilai transaksi melalui media internet itu tampaknya masih dinikmati perusahaan-perusahaan online besar dan dari luar negeri, sedangkan perusahaan lokal tampaknya masih belum berani secara total menggeluti bisnis di dunia maya ini. Apalagi tidak sedikit kasus penipuan dan toko maya fiktif yang terjadi dan meyebabkan kerugian konsumen termasuk penyalahgunaan kartu kredit (Ahira, 2010).

Menurut Sumaryati (2010b), berdasarkan riset yang dilakukan The Nielsen Consumer Confidence Index menyatakan bahwa kepercayaan konsumen di Indonesia merupakan kepercayaan terbesar di Asia Pasifik setelah India dan Thailand meskipun pada tahun 2010 terjadi penurunan kepercayaan konsumen. Hal ini disebabkan bahwa konsumen Indonesia masih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka dan menabung masih menjadi pilihan yang paling tinggi dipilih konsumen.

Kepercayaan didasarkan atas hubungan personal dan interaksi antar konsumen dengan pedangangnya (Kim, Ferrin, & Rao, 2003). Hasil studi Grabosky (2001)


(22)

menyatakan bahwa kunci sukses pada bisnis melalui media internet adalah dengan membangun kepercayaan, dimana penjual dapat menciptakan lingkungan yang dapat diyakini oleh konsumen untuk dipercaya melakukan transaksi melalui media internet. Kalimat senada juga dikatakan oleh peneliti lain yaitu kepercayaan merupakan faktor penting dalam pemasaran, ilmu mengenai perilaku, dan perdagangan melalui elektronik (Hoffman et al, 1999; Jarvenpa et al, 1999; McKnight & Chervany, 2001).

Kepercayaan membuat hubungan antara penjual dengan pembeli memiliki hubungan yang kuat antara resiko dan kepercayaan (Doney, 1997). Hal ini dapat dilihat pada komunikasi M, seorang mahasiswi Fakultas Psikologi yang mengatakan:

“ Aku ngelihat dan menilai online shop itu dari comment-comment nya, kalau comment nya bagus-bagus kali dan terlalu berlebihan untuk toko maya itu…biasanya aku gak gitu percaya…. Bisa sajakan komentar di toko yang bagus-bagus kek gitu dibuat sama si toko itu sendiri, misalnya..kek dia bilang..wah,situs ini patut dipercaya.. atau komentar yang lain lah yang terlalu berlebihan. Lagian kan banyak toko-toko online yang komentarnya aja yang bagus, padahal pas beli.. Eh.. barangnya gak sampai. He..he..he.. Trus, kalau banyak yang komentar mengeluh, aku langsung gak percaya.. Ada tuh beberapa situs atau web yang kek gitu.”

( Komunikasi Personal, 20 Maret 2011) Terlihat dari komunikasi personal tersebut bahwa mahasiswa tersebut tidak mempercayai toko maya saat ada komunikasi yang berlebihan dari toko tersebut. Persepsi terhadap resiko berperan penting dalam penelitian perilaku konsumen dan hubungannya dengan pemasaran (Morgan & Hunt, 1994). Kurangnya kepercayaan merupakan hambatan dalam berbelanja melalui media internet. Kepercayaan dan


(23)

bisnis yang dilakukan melalui internet adalah suatu petunjuk bagaimana sebuah bisnis atau transaksi dapat dilakukan dengan mengembangkan privasi dan keamanaan dari bisnis atau transaksi tersebut (Paul Shaw, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Pavlou & Gefen (2002), menyatakan dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi transaksi melalui internet, faktor kepercayaan menjadi faktor kunci. Hanya pelanggan yang memiliki kepercayaan yang akan berani melakukan transaksi melalui media internet. Hal ini didukung oleh komunikasi personal terhadap F, seorang mahasiswi Fakultas Psikologi :

“Kalau aku sih tergantung tokonya kak… Ada memang toko yang udah bisa dipercaya mutu dan kiriman barangnya…mmm, kek Nah, kalau itu aku percaya…Kalau yang lain sih, gak percaya walaupun aku belum pernah melakukan pembelian secara online karena menurutku lebih praktis kalau beli langsung aja. “

(Komunikasi Personal, 22 Maret 2011) Disamping itu, ada juga konsumen yang percaya dengan pembelian melalui media internet, meskipun ada perasaan takut dan cemas saat melakukan transaksi atau pembelian melalui media internet. Seperti komunikasi yang dilakukan terhadap E, seorang mahasiswi Fakultas Psikologi:

“Kakak sudah pernah melakukan pembelian secara online. Kalau ditanya tentang percaya atau gak sih, ya.. percaya sih percaya. Tapi.. pernah pas kakak beli barang dari online, katanya barangnya sampai ke rumah dalam 3 hari. Eh.. udah lewat 3 hari gak nyampek juga. Kakak agak khawatir jadinya. Nah, 2 hari kemudian barang itu datang, barulah kakak lega dan percaya. Jadi total hari sih jadi 5 hari padahal sebelumnya menjanjikan 3 hari, tapi kakak sih masih bisa maklum karena mungkin salah dipengiriman atau apalah. Nah, ada kekurangan memang sih kalau beli online itu. Waktu itu kakak beli kalung, tapi ternyata kalungnya ukurannya besar, padahal kakak mengimajinasikan ukuran sedang gitu. Jadi kecewa lah. Emang ada sih dikasi ukurannya di informasi, tapi dengan yang digambar gak sesuai, jadi kakak


(24)

kira sama dengan yang digambar. Jadi nyesal juga belinya karena kebesaran ukurannya.

(Komunikasi Personal , 22 Maret 2011)

Dalam penelitian Gounaris dan Venetis (dalam Rusdin, 2004) dikemukakan bahwa kepercayaan merupakan faktor penting dalam menjalin hubungan secara timbal balik. Di samping itu, secara empiris dapat diteliti peranan kualitas pelayanan dan keterikatan pelanggan sebagai penyebab adanya kepercayaan. Dengan demikian, kepercayaan dapat ditinjau sebagai komponen yang berharga dalam setiap keberhasilan menjalin hubungan dan lebih jauh berfungsi sebagai upaya untuk mengurangi risiko serta membangun hubungan jangka panjang dan meningkatkan komitmen.

McKnight et al (2001) menawarkan sebuah rangkaian faktor dan proses dimana kepercayaan (trust) dibangun oleh dua dimensi yaitu (1) trusting intention yaitu sebuah keinginan untuk berkomitmen dengan bergantung pada resiko yang diterima dari pihak lain, (2) trusting belief yaitu rasa keyakinan bahwa pihak lain memiliki hal yang menguntungkan. Dimensi diatas menjadi dasar untuk membangun kepercayaan seseorang untuk melakukan transaksi melalui media internet.

Dalam penelitian ini ruang lingkup subjek yang dipilih adalah mahasiswa. Mahasiswa dipilih oleh peneliti karena merupakan pengguna internet terbanyak sehingga memiliki potensi untuk membeli melalui media internet lebih besar dari pada pengguna internet lainnya. Selain itu, kemampuan para mahasiswa menggunakan komputer dan internet lebih dari pada individu lainnya serta mereka


(25)

yang melakukan belanja melalui media internet kebanyakan orang yang sedang berada pada pendidikan universitas, tamatan universitas atau pendidikan lebih tinggi (Li, Kuo, &Russel, 1999).

Dari penjelasan diatas maka peneliti memandang bahwa konsumen membutuhkan kepercayaan sebagai kunci dalam sebelum melakukan sebuah transaksi. Kepercayaan sangat dibutuhkan untuk mengurangi resiko yang bisa terjadi dan dibutuhkan untuk pertimbangan apakah akan melakukan transaksi melalui media internet atau tidak. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Gambaran Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet.

I. B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti merumuskan permasalahan yang ingin diketahui dari penelitian ini yaitu “Bagaimana gambaran kepercayaan mahasiswa terhadap pembelian melalui media internet?”

I. C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepercayaan konsumen mahasiswa terhadap pembelian melalui media internet di Kota Medan.


(26)

I. D. MANFAAT PENELITIAN

I. D. 1. Manfaat Teoritis

a.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya temuan dalam bidang psikologi, khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi, mengenai gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet sehingga dapat memperkaya teori-teori yang sudah ada sebelumnya.

b.

Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi penelitian-penelitian sejenis dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi

c.

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai dimensi-dimensi yang mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet

I. D. 2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi dunia bisnis yaitu bagi penjual atau pemilik toko maya mengenai prospek pembelian melalui media internet pada masa yang akan datang sehingga dapat diketahui bagaimana tingkat kepercayaan konsumen. Maka penjual dapat memiliki strategi yang tepat untuk mensiasati kelemahan dari pembelian melalui media internet dengan


(27)

mengetahui gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet.

I. E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini dibagi atas lima bab dengan sistematika berikut: Bab I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan kepustakaan yang menjadi landasan teori yang mendasari masalah, yang menjadi masalah, yang menjadi objek penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Berisikan metode-metode dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, instrument dan alat ukur yang digunakan, metode pengambilan sampel, uji daya beda aitem, dan metode analisis data. Bab IV : Analisa dan Interpretasi Data Hasil Penelitian

Terdiri dari analisis data dan pembahasan yang berisi tentang gambaran subjek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan Dan Saran

Merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

II. A. KEPERCAYAAN

II. A. 1. Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).

Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).

Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.


(29)

Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).

Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.

Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.


(30)

II. A. 2. Dimensi Kepercayaan

Menurut McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), kepercayaan dibangun antara pihak-pihak yang belum saling mengenal baik dalam interaksi maupun proses transkasi. McKnight et al (2002a) menyatakan bahwa ada dua dimensi kepercayaan konsumen, yaitu:

a. Trusting Belief

Trusting belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa yakin terhadap orang lain dalam suatu situasi

i. Benevolence

. Trusting belief adalah persepsi pihak yang percaya (konsumen) terhadap pihak yang dipercaya (penjual toko maya) yang mana penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan konsumen. McKnight et al (2002a) menyatakan bahwa ada tiga elemen yang membangun trusting belief, yaitu benevolence, integrity, competence.

Benevolence (niat baik) berarti seberapa besar seseorang percaya kepada penjual untuk berperilaku baik kepada konsumen. Benevolence merupakan kesediaan penjual untuk melayani kepentingan

ii.Integrity

konsumen.

Integrity (integritas) adalah seberapa besar keyakinan seseorang terhadap kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat kepada konsumen.


(31)

iii. Competence

Competence (kompetensi) adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki penjual untuk membantu konsumen dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen tersebut. Esensi dari kompetensi adalah seberapa besar keberhasilan penjual untuk menghasilkan hal yang diinginkan oleh konsumen. Inti dari kompetensi adalah kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

b. Trusting Intention

Trusting intention adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap bergantung pada orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi dan mengarah langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan pada kepercayaan kognitif seseorang kepada orang lain. McKnight et al (2002a) menyatakan bahwa ada dua elemen yang membangun trusting intention yaitu willingness to depend dan subjective probability of depending.

i. Willingness to depend

Willingness to depend adalah kesediaan konsumen untuk bergantung kepada penjual berupa penerimaan resiko atau konsekuensi negatif yang mungkin terjadi. ii.Subjective probability of depending

Subjective probability of depending adalah kesediaan konsumen secara subjektif berupa pemberian informasi pribadi kepada penjual, melakukan transaksi, serta bersedia untuk mengikuti saran atau permintaan dari penjual.


(32)

II. A. 3. Faktor- Faktor yang Memperngaruhi Kepercayaan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan seseorang. McKnight et al (2002b) menyatakan bahwa ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen yaitu perceived web vendor reputation, dan perceived web site quality.

a. Perceived web vendor reputation

Reputasi merupakan suatu atribut yang diberikan kepada penjual berdasarkan pada informasi dari orang atau sumber lain. Reputasi dapat menjadi penting untuk membangun kepercayaan seorang konsumen terhadap penjual karena konsumen tidak memiliki pengalaman pribadi dengan penjual, Reputasi dari mulut ke mulut yang juga dapat menjadi kunci ketertarikan konsumen. Informasi positif yang didengar oleh konsumen tentang penjual dapat mengurangi persepsi terhadap resiko dan ketidakamanan ketika bertransaksi dengan penjual. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan konsumen tentang kompetensi, benevolence, dan integritas pada penjual.

b. Perceived web site quality

Perceived web site quality yaitu persepsi akan kualitas situs dari toko maya. Tampilan toko maya dapat mempengaruhi kesan pertama yang terbentuk. Menurut Wing Field (dalam Chen & Phillon, 2003), menampilkan website secara professional mengindikasikan bahwa toko maya tersebut berkompeten dalam menjalankan operasionalnya. Tampilan website yang professional memberikan rasa


(33)

nyaman kepada pelanggan, dengan begitu pelanggan dapat lebih percaya dan nyaman dalam melakukan pembelian.

II. A. 4. Cara Meningkatkan Kepercayaan Konsumen Pada Pembelian Melalui Media internet

Proses yang paling penting dalam pembelian melalui media internet adal;ah dengan meningkatkan kepercayaan dari konsumen, terutama konsumen yang baru pertama kali mengunjungi toko maya. Adapun beberapa cara untuk meningktakan kepercayaan konsumen yaitu:

a. Hubungan Antarindividu

Menurut Luhman (1979), interaksi interpersonal dengan orang lain maupun organisasi haruslah diperluas karena kepercayaan dapat dibangun dengan interaksi yang lebih jauh yang mampu membuat individu memiliki harapan dengan orang lain atau pihak lain.

b. Penggunaan Media

Kurangnya hubungan antar individu saat berinteraksi secara online disebabkan karena mereka tidak melihat satu sama lain (Shneiderman, 2000). Penggunaan media juga penting diperhatikan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Penggunaan media seperti video, foto, atau lainnya dapat meningkatkan kepercayaan.

c. Desain Web

Fogg et al (2001) menyatakan bahwa desain toko maya dapat meningkatkan keinginan dan ketertarikan pengguna internet. Hal ini juga dipertimbangkan untuk


(34)

mengembangkan kepercayaan konsumen terhadap toko maya yang memiliki desain yang baik (Egger, 2001).

II. B. PEMBELIAN MELALUI MEDIA INTERNET II. B. 1. Pengertian Pembelian Melalui Media Internet

Menurut Liang dan Lai (2000), perilaku membeli melalui media internet (online shopping) adalah proses membeli produk atau jasa melalui media internet. Kekhasan dari proses membeli melalui media internet adalah ketika konsumen yang berpotensial menggunakan internet dan mencari-cari informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan. Secara lebih detail, perilaku membeli melalui media internet adalah tindakan konsumen dari mulai mengunjungi atau mengunjungi kembali toko maya, membuat pesanan untuk membeli produk atau jasa, serta menyetujui kontrak untuk menerima dan menggunakan pelayanan melalui media internet (Liang & Lai, 2002).

Haubl dan Trifts (2000) mendefinisikan belanja melalui media internet sebagai pertukaran atau aktivitas komputer yang dilakukan seorang konsumen melalui alat penghubung komputer sebagai dasarnya, dimana komputer konsumen terhubung dengan internet dan bisa beinteraksi dengan retailer atau toko maya yang menjual produk atau jasa melalui jaringan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa berbelanja melalui media internet adalah proses membeli produk atau jasa melalui media internet, yang mana dalam proses tersebut konsumen pertama sekali mengunjungi toko maya yang


(35)

(36)

ada di internet dan menggunakan pelayanan melalui media internet yang telah dibuat oleh toko maya yang mereka kunjungi.

II. B. 2. Keuntungan dan Kerugian Pembelian Melalui Media Internet Bagi Pembeli

Menurut Gaertner dan Smith (2001), dari hasil kajian literature dan empiris permasalahan yang dapat diidentifikaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian pembelian melalui media internet meliputi keuangan dan penjualan, pembelian, kenyamanan dan informasi, serta administrasi dan komunikasi. Secara terinci, identifikasi keuntungan melakukan pembelian melalui media internet yakni (1) lebih cepat atau nyaman dalam pembelian, (2) pilihan produk atau layanan terus ditingkatkan, (3) memiliki akses yang lebih banyak terhadap informasi (4) harga lebih kompetitif, (5) dapat melakukan umpan balik terhadap supplier, vendor, dan biro iklan, (6) metode pembelian yang lebih mudah dan cepat, (7) meningkatkan ketersediaan pelayanan konsumen, (8) meningkatkan kepercayaan.

Kerugian dalam pembelian melalui media internet yakni (1) masalah keamanan, (2) tidak semua pembeli menggunakan teknologi yang sama, (3)masalah hukum atau aspek legalitas, (4) bukan pengalaman belanja didunia nyata, (5) tidak semua orang memiliki akses terhadap internet, (6) konsumen masih takut terhadap penjual yang belum diketahui atau dikenal, (7) akses internet bukanlah hal yang mudah bagi pemula.

Berdasarkan uraian diatas, pada sisi keuntungan diketahui bahwa dengan menggunakan internet untuk melakukan pembelian dapat dilakukan secara lebih


(37)

leluasa, terutama dalam memilih dan memandingkan barang atau jasa yang akan dibeli diantara beberapa penjual toko maya. Dengan demikian, pembeli akan memperoleh barang atau jasa yang tepat, baik harga maupun fiturnya. Sedangkan dari sisi kerugian, banyak yang menyangkut pada aspek keamanan, pengetahuan pembeli, dan ketersediaan infrastruktur internet. Semakin berkembangnya teknologi keamanan maka semakin kecil pula kerugian yang ditimbulkan saat bertransaksi melalui memdia internet.

II. C. GAMBARAN KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN MELALUI MEDIA INTERNET

Pembelian melalui media internet merupakan alternatif dalam berbelanja selain berbelanja secara konvensional. Pembelian melalui media internet sangat berkembang dalam bidang pemasaran pada beberapa negara saat ini (Ac Nielsen,2007). Pembelian melalui media internet merupakan proses membeli produk atau jasa melalui media internet (Liang & Lai,2000). Secara lebih detail, perilaku membeli melalui media internet adalah tindakan konsumen dari mulai mengunjungi, membuat pesanan untuk membeli produk atau jasa, serta menyetujui kontrak untuk menerima dan menggunakan pelayanan melalui media internet. Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk melalui media internet yaitu kemungkinan postif dan negatif yang diperoleh konsumen ketika berbelanja melalui media internet. Kemungkinan positif yang bisa terjadi berupa kemudahan dalam proses transaksi, pengaksesan dapat menghemat waktu ( Shim et al, 2002). Namun, kejahatan berupa penipuan


(38)

yang mungkin bisa terjadi, atau perbedaan barang yang dinginkan dengan yang dikirim merupakan kerugian yang didapat oleh konsumen ketika mereka melakukan transaksi melalui media internet (Liddy &

Hambatan dalam proses pembelian melalui internet adalah karena konsumen merasa kurang percaya sehingga para pengguna internet tidak cukup yakin untuk menjalin hubungan yang lebih dengan penjual toko maya baik mengenai uang maupun informasi pribadi (Hoffman et al,1999). Menurut Sonja dan Ewald (2003) menyatakan bahwa faktor kepercayaan adalah kunci penting dalam perdagangan melalui media eletronik seperti internet (Sonja & Ewald, 2003).

Sturgeon,1988; Udo; 2001; McLeod dkk, 2004:51). Sehingga konsumen akan merasa enggan untuk melakukan transaksi (Sonja & Ewald, 2003).

Dalam penelitian Gounaris dan Venetis (Dalam Rusdin 2004) dikemukakan bahwa kepercayaan merupakan faktor penting dalam menjalin hubungan secara timbal balik. Disamping itu, secara empiris dapat diteliti peranan kualitas pelayanan dan keterikatan pelanggan sebagai penyebab adanya kepercayaan. Dengan demikian kepercayaan dapat ditinjau sebagai komponen yang berharga dalam setiap keberhasilan menjalin hubungan dan lebih jauh berfungsi sebagai upaya untuk mengurangi risiko serta membangun hubungan jangka panjang dan meningkatkan komitmen .

Kepercayaan didasarkan atas hubungan personal dan interaksi antar konsumen dengan pedangangnya (Dan J. Kim, Donald L.Ferrin, & H. Raghav Rao, 2003). Dimana penjual dapat menciptakan lingkungan yang dapat diyakini konsumen


(39)

(40)

untuk percaya melakukan transaksi melalui media internet sehingga konsumen berkeinginan untuk melakukan transaksi (Grabosky, 2001).

Selain itu, peneliti juga mengamati bahwa ada konsumen yang percaya dengan pembelian melalui media internet, namun ada juga yang tidak percaya. Ketidakpercayaan konsumen disebabkan karena ketidakinginan mereka untuk menerima resiko yang bisa terjadi. Menurut Mcknight et al (2002a), konsumen yang pertama kali mengunjungi toko maya akan kurang percaya dengan toko maya, hal ini disebabkan mereka kurang memiliki informasi untuk berinteraksi dengan toko maya. Namun, ada juga konsumen yang tidak terlalu memikirkan resiko yang mungkin terjadi, mereka lebih memilih mencoba membeli dan yakin dengan pembelian melalui media internet.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti merasa perlu untuk memastikan bagaimana sebenarnya kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet. Menurut McKnight et al (2002a), kepercayaan adalah keyakinan konsumen terhadap niat baik, integritas, dan kompetensi penjual dalam suatu situasi, kesediaan konsumen untuk menerima resiko apapun, serta kesediaan konsumen untuk memberikan informasi mengenai dirinya ketika melakukan transaksi melalui media internet. Berdasarkan teori tersebut, peneliti belum dapat memastikan bagaimana tingkat kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet dan kesimpulan yang bisa dibuat oleh peneliti untuk sementara adalah bahwa secara umum konsumen memiliki pendapat (yang berkaitan dengan kepercayaan konsumen) yang berbeda-beda terhadap pembelian melalui media internet. Untuk lebih jelasnya,


(41)

hasil penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana sebenarnya gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.


(42)

Gambaran Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet

Konsumen tertarik melakukan transaksi secara online

Pertimbangan keuntungan membeli melalui media

internet

Mempengaruhi kepercayaan konsumen pada pembelian melalui media internet

Pertimbangan kerugian membeli melalui media

internet

Bagaimana gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet ?

Perkembangan teknologi

Penggunaan internet meningkat

Aktivitas bisnis di dunia maya meningkat


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data dan analisis data penelitian (Hadi, 2000). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Azwar (2001) berpendapat bahwa penelitan deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai fakta dan karakteristik populasi atau bidang tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran kepercayaan konsumen pada pembelian melalui media internet.

III. A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang ada dalam penelitian ini hanya satu, yaitu kepercayaan konsumen.

III. B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional untuk variabel kepercayaan konsumen yaitu kemauan untuk yakin terhadap penjual toko maya dan kesediaan konsumen untuk melakukan transaksi pada penjual toko maya dengan memiliki rasa aman meskipun ada konsekuensi negatif yang mungkin terjadi. Walaupun konsumen belum pernah melakukan transaksi atau saling mengenal satu sama lain, namun konsumen merasa yakin dengan integritas, kompetensi, dan kejujuran penjual maka konsumen bersedia menerima resiko atau rasa aman yang dimiliki ketika akan melakukan transaksi.


(44)

Kepercayaan konsumen diukur pada subjek penelitian yang belum pernah melakukan pembelian melalui media internet. Hal ini dikarenakan kepercayaan dibangun sebelum mereka mengenal satu sama lain. Faktor kepercayaan dapat menjadi kunci agar konsumen dapat memutuskan untuk melakukan pembelian atau tidak melakukan pembelian. Dimensi dari kepercayaan konsumen terdiri dari trusting belief dan trusting intention yang dikemukakan oleh McKnight et al (2002a). Dalam skala tersebut, semakin tinggi skor yang didapat oleh subjek penelitian, semakin tinggi pula kepercayaan yang dimiliki oleh subjek.

III. C. PERTANYAAN PENELITIAN

Pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet secara umum?

2. Bagaimana gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet berdasarkan dimensi trusting belief ?

3. Bagaimana gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet berdasarkan dimensi trusting intention ?

4. Bagaimana gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet berdasarkan jenis kelamin ?

5. Bagaimana gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet berdasarkan jenjang pendidikan ?

6. Bagaimana gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet berdasarkan lama berinteraksi dengan internet ?


(45)

(46)

7. Bagaimana gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet berdasarkan sumber belajar internet ?

III. D. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL III. D. 1. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang setidaknya memiliki satu sifat atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Kota Medan, berusia 18-22 tahun dengan karakteristik belum pernah melakukan transaksi atau pembelian melalui media internet, namun pernah mengakses website atau toko maya.

Mahasiswa dipilih oleh peneliti karena merupakan pengguna internet terbanyak sehingga memiliki potensi untuk membeli melalui media internet lebih besar dari pada pengguna internet lainnya. Selain itu, kemampuan para mahasiswa menggunakan komputer dan internet lebih daripada individu lainnya serta mereka yang melakukan belanja melalui media internet kebanyakan orang yang sedang berada pada pendidikan universitas, tamatan universitas atau pendidikan lebih tinggi (Li, Kuo, &Russel, 1999). Usia 18-22 tahun dipilih karena usia muda khususnya berumur dibawa 25 tahun lebih tertarik menggunakan teknologi baru seperti internet untuk menemukan produk baru, mencari informasi, dan membandingkan serta mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada daripada konsumen yang lebih tua (Wood,2002).


(47)

(48)

III. D. 2. Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel yang dapat mewakili populasi. Mengingat keterbatasan waktu, jumlah populasi yang tidak diketahui secara pasti, biaya, tenaga, dan tidak mungkin untuk meneliti keseluruhan populasi. Dari keseluruhan populasi yang ada, hanya sebagian sampel yang memenuhi kriteria saja yang diambil. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana subjek penelitian didasarkan atas ciri tertentu yang dianggap memiliki kaitan dengan tujuan penelitian (Hadi,2000).

III. D. 3. Jumlah Sampel Dalam Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian subjek yang diteliti (Hadi, 2000). Menurut Azwar (2004), secara tradisional, statistika menganggap bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Dengan memperhatikan sisi ekonomi dan efisiensi, maka banyaknya responden yang digunakan sebagai subjek uji-coba sebaiknya adalah sebanyak mungkin yang dapat diperoleh. Jumlah sampel dapat ditentukan berdasarkan jumlah populasi.

Menentukan ukuran sampel dari populasi yang tidak diketahui jumlahnya secara (infinite) digunakan rumus berikut:


(49)

Keterangan: N adalah Jumlah sampel, z adalah harga standar norma, p adalah estimator proporsi populasi, q = 1-p, dan d adalah penyimpangan yang ditolerir.

Berdasarkan rumus diatas, dapat ditentukan ukuran sampel yang ideal untuk populasi yang tidak diketahui jumlahnya. Dengan menentukan nilai penyimpangan yang dapat ditolerir atau nilai signifikansi penelitian ini (d) sebesar 95% = 0,05. Harga standar norma yang digunakan adalah 1,96. Nilai p dianggap 0,5 sehingga nilai q = 1-p = 0,5, maka :

N =

=

= 384,16 348 orang

Dari rumus diatas, diperoleh minimal sebanyak 384 orang yang dapat dijadikan sebagai subjek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 405 orang yang menjadi subjek dalam penelitian ini yang diperoleh sesuai dengan karakteristik subjek penelitian.

III. E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala atau disebut dengan metode skala. Skala merupakan suatu bentuk pengukuran terhadap performansi tipikal individu yang cenderung dimunculkan dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu yang sering dihadapi (Azwar, 2009).


(50)

Azwar (2009) menguraikan beberapa karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi, antara lain:

1. Stimulusnya berupa pernyataan yang tidak secara langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.

2. Skala psikologi selalu berisi banyak aitem dan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru dapat dicapai apabila semua aitem telah direspon oleh subjek. 3. Respon subjek tidak dapat diklasifikasikan sebagai jawaban yang “benar” atau “salah”.

Hadi (2000) menyatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Subjek adalah orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri,

2. Apa yang dinyatakan oleh subjek dalam penelitian adalah benar dan dapat dipercaya, dan

3. Interpretasi subjek mengenai pernyataan-pernyataan yang diajukan sama dengan yang dimaksudkan peneliti.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepercayaan konsumen. Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh McKnight et al (2002a), yang menyatakan bahwa kepercayaan memiliki 2 komponen, yaitu trusting belief dan trusting intention. Skala kepercayaan konsumen disusun berdasarkan uraian yang terdapat dalam landasan teoritis.


(51)

(52)

Skala kepercayaan konsumen ini menggunakan model skala ordinal yang disusun berdasarkan penskalaan model Likert. Skala disusun berdasarkan skala psikologi yang terdiri dari dua kategori aitem yaitu aitem favorable dan aitem unfavorable. Aitem disebut favorable apabila isinya mendukung, memihak atau menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur, sedangkan aitem disebut unfavorable apabila isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar, 2009).

Tabel 1. Blue Print Aitem Skala Kepercayaan Konsumen Terhadap Pembelian Melalui Media Internet Sebelum Uji Coba.

N o

Dimensi Aspek Aitem

Favorable Aitem Unfavorable Jumlah 1 Trusting Belief

Konsumen yakin dengan

kesediaan penjual melayani kepentingan pembeli (Benevolence)

4 3 7

2 Konsumen yakin dengan

kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat (Integrity)

3 5 8

3 Konsumen yakin dengan

kemampuan penjual memenuhi kebutuhan pembeli (Competence)

6 2 8

4

Trusting Intention

Kesediaan konsumen bergantung pada penjual (Willingness to depend)

7 3 10

5 Kesediaan pembeli

secara subjektif (Subjective probability of

depending)

4 3 7


(53)

Pada pengisian skala kepercayaan konsumen, subjek diminta mengisi memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang akan disediakan pada skala kepercayaan konsumen adalah Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Netral (N), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Bobot penilaian untuk penilaian pernyataan favorable adalah STS=1, TS=2, N= 3, S=4, SS=5. Dalam skala kepercayaan konsumen yang dirancang oleh peneliti, semakin tinggi skor yang didapat oleh subjek, semakin tinggi pula kepercayaan yang dimiliki oleh subjek. Selain aitem-aitem tersebut, terdapat juga identitas diri, seperti nama dan jenis kelamin, yang harus diisi oleh subjek penelitian. Skala kepercayaan konsumen terlebih dahulu akan diuji coba untuk menganalisis validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan untuk mengambil data.

III. F. UJI COBA ALAT UKUR III. F. 1. Validitas Alat Ukur

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur untuk melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgment, dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Artinya, sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi


(54)

objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 2004).

III. F. 2. Uji Daya Beda Item

Daya beda atau daya diskriminasi aitem, yaitu kemampuan aitem dalam

membedakan antara subjek yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak. Selain itu, indeks daya beda aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan konsistensi aitem-total.

Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (rix) yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda

aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan rix

> 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga rix < 0,30 dapat

diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar, 2004). Penelitian ini menggunakan batasan rix

Pengujian daya diskriminasi aitem pada skala kepercayaan konsumen dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor tiap aitem dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows Evaluation Version.


(55)

(56)

III. F. 3. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh kesalahan dibandingkan dengan faktor perbedaan yang sesungguhnya. Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relativesama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2004).

Prosedur pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan konsistensi internal, dimana prosedur penyajiannya dikenakan hanya sekali pada sekelompok responden (single-trial administration). Oleh karena itu, pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi. Teknik yang digunakan untuk menghitung reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah koefisien alpha Cronbach. Teknik koefisien alpha untuk menguji reliabilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows Evaluation Version.

III. G. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

Sebelum menjadi alat ukur yang sebenarnya, skala kepercayaan konsumen diujicobakan terlebih dahulu kepada sejumlah responden yang sesuai dengan karakteristik sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui apakah kalimat dalam aitem mudah dan


(57)

dapat dipahami oleh responden sebagaimana diinginkan oleh peneliti (Azwar, 2009).

Pelaksanaan uji coba alat ukur berlangsung pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum penah membeli melalui media internet. Skala sebelum uji coba terdiri dari 40 aitem yang disebarkan kepada mahasiswa. Dari 110 skala yang disebarkan, terdapat 92 skala yang layak untuk dianalisis. Tabel 2 menunjukkan distribusi aitem skala kepercayaan konsumen sebelum uji coba.

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Konsumen Sebelum Diuji Coba

N o

Dimensi Aspek Aitem

Favorable Aitem Unfavorable Jumlah 1 Trusting Belief

Konsumen yakin dengan

kesediaan penjual melayani kepentingan pembeli (Benevolence)

7,33,34 8,14,25, 35

7

2 Konsumen yakin dengan

kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat (Integrity)

9, 27,36 10,15,16, 26,37

8

3 Konsumen yakin dengan

kemampuan penjual memenuhi kebutuhan pembeli (Competence)

1,2,17, 18,19,28

11,38 8

4

Trusting Intention

Kesediaan konsumen bergantung pada penjual (Willingness to depend)

3,5,21, 22,30,40

4,12,20, 29

10

5 Kesediaan pembeli secara subjektif (Subjective probability of depending)

13,23,39 6,24,31, 32

7


(58)

Hasil uji coba alat ukur penelitian diolah melalui tiga kali perhitungan agar memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur dan indeks daya beda aitem di atas 0.30. Pada perhitungan pertama, reliabilitas alat ukur yang diujicobakan adalah sebesar 0.841 dengan nilai rxx` yang bergerak dari –1,16 sampai 0.614 dan terdapat

16 aitem yang memiliki indeks daya beda aitem di bawah 0.3. Pada perhitungan kedua, reliabilitas alat ukur yang diujicobakan adalah sebesar 0.889 dengan nilai rxx` yang bergerak dari 0.083 sampai 0.63 dan terdapat 3 aitem yang memiliki

indeks daya beda aitem di bawah 0.300. Pada perhitungan terakhir, reliabilitas alat ukur yang diujicobakan sebesar adalah 0.896 dengan nilai rxx

Terdapat 21 aitem yang dapat digunakan dalam penelitian dengan reliabilitas alat ukur sebesar 0.889. Distribusi aitem skala kepercayaan konsumen beserta aitem-aitem yang gugur dapat dilihat pada tabel 3.

` yang bergerak dari 0.311 sampai 0.643 dan semua aitem telah memiliki indeks daya beda aitem di atas 0.300.

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Konsumen Setelah Diuji Coba

N o

Dimensi Aspek Aitem

Favorable Aitem Unfavorable Jumlah 1 Trusting Belief

Konsumen yakin dengan

kesediaan penjual melayani kepentingan pembeli (Benevolence)

7,33,34 8,14,25,35 7

2 Konsumen yakin dengan

kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat (Integrity)

9, 27,36 10,15,16, 26,37

8

3 Konsumen yakin dengan

kemampuan penjual/

1,2,17,18, 19,28


(59)

memenuhi kebutuhan pembeli (Competence)

4

Trusting Intention

Kesediaan konsumen bergantung pada penjual (Willingness to depend)

3,5,21,22,3 0,40

4,12,20,29 10

5 Kesediaan pembeli secara subjektif (Subjective probability of depending)

13,23,39 6,24,31,32 7

Total 24 16 40

Keterangan : Nomor yang ditebalkan berarti memiliki daya beda yang rendah dan merupakan aitem yang gugur.

Selanjutnya 21 aitem yang lolos seleksi dikompilasi menjadi alat ukur penelitian yang sesungguhnya dan akan disusun kembali distribusi aitem pada skala penelitian seperti yang ditunjukkan pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Distribusi Aitem dengan Penomoran Baru yang Digunakan Pada Skala Penelitian

N o

Dimensi Aspek Aitem

Favorable Aitem Unfavorable Jumlah 1 Trusting Belief

Konsumen yakin dengan kesediaan penjual melayani

kepentingan pembeli (Benevolence)

6,17,18 - 3

2 Konsumen yakin dengan

kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat (Integrity)

14,19 - 2

3 Konsumen yakin dengan

kemampuan penjual memenuhi kebutuhan pembeli (Competence)

1,3,8,9,10 ,15

- 6

4

Trusting Intention

Kesediaan konsumen bergantung pada penjual (Willingness to depend)

4,5,11,12, 16,21

- 6

5 Kesediaan pembeli secara

subjektif (Subjective probability of depending)

7,13,20 2 4


(60)

III. H. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data.

III. H. 1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan, peneliti akan mempersiapkan alat ukur terlebih dahulu untuk melakukan penelitian, yaitu skala kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan dimensi yang dikemukakan oleh McKnight et al (2002). Skala ini berupa skala Likert dengan pilihan respon yang telah disederhanakan oleh peneliti menjadi 5 pilihan respon, yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Netral (N), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Dengan menggunakan metode professional judgment, skala diajukan kepada dosen pembimbing untuk diperiksa validitasnya. Skala kemudian diujicobakan setelah disetujui.

Peneliti melakukan uji coba setelah alat ukur tersusun. Uji coba alat ukur dilakukan pada mahasiswa Fakultas Psikologi. Peneliti terlebih dahulu meminta kesediaan subjek untuk mengisi skala tersebut. Dari 110 skala tersebut, hanya 92 skala yang datanya dapat digunakan untuk diuji reliabilitasnya. Hasil uji coba diolah melalui tiga kali perhitungan reliabilitas agar memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur. Peneliti menyusun kepercayaan konsumen setelah mengetahui aitem-aitem yang dapat digunakan untuk mengambil data penelitian. Skala dibuat dalam bentuk buku dari kertas berukuran A4 dengan huruf Times New Roman ukuran 12.


(61)

III. H. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah skala penelitian lulus dalam uji validitas dan reliabilitas, maka aitem-aitem dalam skala tersebut disusun kembali. Selanjutnya, aitem-aitem-aitem-aitem yang sudah lulus penyaringan dijadikan alat pengumpulan data pada sampel penelitian yang sesungguhnya.

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 20 November 2011 dibeberapa universitas di kota Medan, yaitu Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, Universitas HKBP Nomensen, STMIK Mikroskill, Poltekkes Medan, Politeknik Negeri Medan, Universitas Medan Area,Sekolah Tinggi Ilmu Perkebunan, Universitas Katolik (UNIKA), LP3i, dan Trigunadarma. Dengan memberikan skala kepada 405 mahasiswa. Untuk memudahkan proses pengambilan data ini, peneliti dibantu oleh 7 orang mahasiswa untuk membimbing responden dalam mengisi skala tersebut. Skala yang disebar sebanyak 405 booklet. Dalam penelitian ini, semua eksemplar skala yang disebarkan tersebut kembali dan semuanya layak untuk dianalisis lebih lanjut.

III. H. 3. Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data akan dilakukan setelah peneliti memperoleh data dari skala kepercayaan konsumen. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows Evaluation Version. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis statistik. Analisis statistik digunakan karena dapat menunjukkan kesimpulan atau generalisasi dari penelitian. Hadi (2000) menyatakan bahwa ciri-ciri statistik adalah statistik bekerja dengan angka-angka,


(62)

statistik bersifat objektif dan statistik bersifat universal yang artinya dapat digunakan dalam hampir semua bidang pendidikan.

III. I. METODE ANALISIS DATA

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya melibatkan satu variabel pada satu kelompok, tanpa menghubungkan dengan variabel lain atau membandingkan dengan kelompok lain. Penelitian dilakukan atas satu kelompok dalam satu hal variabel (Purwanto, 2008). Hadi (2000) menyatakan bahwa penelitian deskriptif akan menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh.

Data yang akan diolah yaitu skor minimum, skor maksimum, mean, dan standard deviasi. Azwar (2001) menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka yang diolah secara tidak terlalu mendalam. Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows Evaluation Version.


(63)

(64)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan gambaran keseluruhan hasil penelitian. Pemaparan dalam bab ini akan diawali mengenai gambaran umum subjek penelitian yang dilanjutkan dengan analisis data penelitian sesuai dengan masalah yang akan dijawab maupun analisis tambahan atas data yang ada.

IV. A. ANALISIS DATA

IV. A. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa berusia 18-25 tahun di kota Medan dan belum pernah melakukan transaksi melalui media internet. Jumlah keseluruhan sampel yang diperoleh adalah 405 orang. Seluruh subjek dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan, dan sumber belajar internet.

a. Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

Subjek dalam penelitian ini sebanyak 405 orang. Subjek dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti tabel 5 dibawah ini:

Tabel 5. Persentasi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-Laki 162 40

Perempuan 243 60


(65)

Tabel 5 menunjukkan jumlah subjek laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah subjek perempuan. Subjek laki-laki berjumlah 162 orang ( 40%), sedangkan subjek perempuan berjumlah 243 orang (60%). Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik 1.

Grafik 1. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

b. Gambaran subjek berdasarkan jenjang pendidikan

Subjek dalam penelitian ini berdasarkan jenjang pendidikan yang berbeda. Jenjang pendidikan subjek dalam penelitian ini adalah Diploma 3 dan Strata 1. Penyebaran subjek berdasarkan jenjang pendidikan dapat digambarkan seperti pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6. Persentase Subjek Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

D3 89 21,9

S1 316 78,1


(66)

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa dari 405 subjek, subjek yang terbanyak dalam penelitian ini adalah subjek dengan jenjang pendidikan Strata 1 yakni sebanyak 316 orang (21,9%). Sedangkan subjek dengan jenjang pendidikan Diploma 3 sebanyak 89 orang (78,1%). Penyebaran subjek jenjang pendidikan dapat dilihat pada grafik 2.

Grafik 2. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenjang Pendidikan

c. Gambaran kepercayaan berdasarkan Sumber Belajar Internet

Berdasarkan sumber belajar internet, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti pada tabel 7 di bawah ini:

Tabel 7. Persentasi Subjek Berdasarkan Sumber Belajar Internet

Sumber Belajar Jumlah (orang) Persentasi (%)

Buku 15 3,7

Teman 121 29,9

Kursus / Kuliah 21 5,2

Langsung Mencoba 248 61,2


(67)

(68)

Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa dari 405 subjek yang belum pernah melakukan transaksi melalui media internet, subjek yang terbanyak dalam penelitian ini adalah subjek yang belajar internet dengan mencoba langsung yakni sebanyak 248 orang (61,2%). Sedangkan subjek yang belajar dari buku ada 15 orang ( 3,7%), subjek yang belajar melalui teman ada 121 orang (29,9 %), dan subjek yang yang belajar internet dari kursus atau kuliah ada sebanyak 21 orang (5,2 %). Penyebaran subjek berdasarkan sumber belajar internet dapat dilihat pada grafik 3.

0 50 100 150 200 250

Buku Teman Kursus Langsung

Mencoba

Sumber Belajar

Grafik 3. Penyebaran Subjek Berdasarkan Sumber Belajar Internet IV. A. 2. Hasil Penelitian

Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti, dalam hal ini gambaran kepercayaan (trust) konsumen terhadap pembelian melalui media internet. Fungsi analisis deskripstif adalah menyederhanakan kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut


(69)

berubah menjadi informasi yang berguna. Secara teknis, analisis deskriptif merupakan kegiatan meringkas kumpulan data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi. Selanjutnya, membandingkan data kelompok subjek satu dan lainnya (Hastono, 2001).

a. Hasil Utama Penelitian

Hasil utama penelitian ini berupa gambaran kepercayaan konsumen terhadap pembelian melalui media internet. Kepercayaan konsumen dalam hal ini adalah kepercayaan mahasiswa yang akan dikategorikan kedalam tiga kategori berdasarkan model distribusi normal, yaitu kepercayaan tinggi, keperayaan sedang, dan kepercayaan rendah.

1. Uji Normalitas

Sebelum melakukan kategorisasi, asumsi skor subjek pada kelompok merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan skor subjek dalam populasi telah terdistribusi secara normal harus terpenuhi. Data diuji menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi secara normal. Menurut Hadi (2000), kaidah yang digunakan yaitu jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas (p) dibawah 0,05 maka sebaran data tidak normal. Sedangkan, apabila nilai probabilitas (p) diatas 0,05 maka data yang diuji tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data normal baku sehingga sebaran data normal. Hasil uji normalitas data penelitian dari skala kepercayaan dalam penelitian


(1)

Langsung

S0301 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

64 S0302 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

82 S0303 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

66 S0304 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

59

S0305 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 74

S0306 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

70 S0307 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

81

S0308 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 44

S0309 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

60

S0310 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 73

S0311 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

54 S0312 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

65 S0313 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

68 S0314 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

48 S0315 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

81 S0316 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

57

S0317 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 72

S0318 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

66

S0319 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Buku 75

S0320 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

77

S0321 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Buku 67

S0322 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

53

S0323 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 75


(2)

Langsung

S0325 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 62

S0326 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 81

S0327 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

67 S0328 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

77 S0329 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

81 S0330 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

80 S0331 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

69 S0332 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

79 S0333 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

77 S0334 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

66 S0335 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

66

S0336 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 74

S0337 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 81

S0338 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 76

S0339 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

82

S0340 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 70

S0341 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 79

S0342 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

84 S0343 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

71 S0344 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

56 S0345 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

59 S0346 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

45

S0347 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 67

S0348 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung


(3)

(4)

S0349 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 95 S0350 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

86 S0351 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

92

S0352 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Kursus 81

S0353 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

75

S0354 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 71

S0355 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

72

S0356 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 74

S0357 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

76

S0358 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 86

S0359 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 91

S0360 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

51 S0361 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

66

S0362 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 73

S0363 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 66

S0364 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

60 S0365 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

69 S0366 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

60 S0367 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

82

S0368 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 86

S0369 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

95

S0370 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 81

S0371 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Kursus 67

S0372 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

64 S0373 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

61 S0374 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung


(5)

S0375 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

68

S0376 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 65

S0377 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

60

S0378 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Buku 58

S0379 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

72

S0380 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 76

S0381 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

90 S0382 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

63 S0383 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

69

S0384 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Buku 73

S0385 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Buku 58

S0386 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

52

S0387 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Teman 62

S0388 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

74 S0389 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

67 S0390 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

72

S0391 laki-laki S1 Sumber Belajar Dari Kursus 73

S0392 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

76

S0393 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 60

S0394 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

58 S0395 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

74 S0396 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

88 S0397 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

63

S0398 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Kursus 76

S0399 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung


(6)

S0400 laki-laki S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

75

S0401 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 65

S0402 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba Langsung

60 S0403 perempuan S1 Sumber Belajar Dengan Mencoba

Langsung

78

S0404 perempuan S1 Sumber Belajar Dari Teman 61