Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Bakteri Asam Laktat

3 sebelumnya Lindawati dan Suardana, 2014. Disisi lain, uji antimikroba dari isolat BAL 9A belum di ukur secara pasti disamping analisis untuk menentukan strain isolat BAL secara akurat belum dilakukan sehingga penelitian dengan judul “Kajian Molekuler Bakteri Asam Laktat Isolat 9A Hasil Isolasi dari Kolon Sapi Bali Melalui Analisis Gen 16S rRNA” menarik untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan aktivitas antimikroba bakteri asam laktat isolat 9A. 2. Bagaimanakah susunan nukleotida dan bagaimana gambaran phylogenetic tree bakteri asam laktat isolat 9A yang di isolasi dari kolon sapi bali dengan analisis sekuen gen 16S rRNA.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan kemampuan aktivitas antimikroba bakteri asam laktat isolat 9A. 2. Analisis susunan nukleotida dan gambaran phylogenetic tree bakteri asam laktat isolat 9A yang di isolasi dari kolon sapi bali dengan analisis sekuen gen 16S rRNA.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan bermanfaat secara akademik dan praktis sebagai berikut 1. Manfaat praktis, mendapatkan bakteri asam laktat yang memiliki kemampuan antimikroba sehingga bisa di manfaatkan sebagai kandidat probiotik. 2. Manfaat akademik, adalah diketahui spesies dari isolat 9A yang diisolasi dari kolon sapi bali yang lebih akurat secara molekuler. 4 BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri Asam Laktat

Bakteri asam laktat BAL ditemukan pertama kali oleh Pasteur, seorang professor Kimia di University of Lille, tahun 1887. Lister mengisolasi bakteri asam laktat asal susu yang tengik. Selain itu bakteri asam laktat juga di temukan pada saluran pencernaan hewan maupun manusia Surono, 2004. BAL pernah diisolasi dari feses bayi Ruzanna, 2011, dan diisolasi dari cairan rumen sapi bali Suardana dan Suarsana, 2007. Bakteri asam laktat merupakan bakteri Gram positif yang menghasilkan asam laktat sebagai hasil dari fermentasi karbohidrat, katalase negatif, mikroaerotoleran dan asidotoleran. Bakteri asam laktat juga memiliki ciri-ciri non-motil, tidak berspora, berbentuk basil atau kokus, dan bersifat anaerob aerotolerant Axelsson, 1998. Bakteri asam laktat bisa tumbuh pada suhu 5-45 ° C. Sebagian besar bakteri asam laktat dapat tumbuh pada suasana lingkungan dengan pH 4.0-4.5, dan membutuhkan asam amino dan vitamin B untuk dapat tumbuh Jay et al., 2005. Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang termasuk dalam filum Firmicute. Bakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Lactosphaera, Leuconostoc, Melissococcus, Oenococcus, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus dan Weissella Jay et al., 2005. Secara fisiologis dan aktivitas metabolismenya, bakteri asam laktat dibedakan menjadi bakteri asam laktat homofermentative melibatkan jalur Embden Meyerhof, yaitu glikolisis yang menghasilkan asam laktat, 2 mol ATP dari satu molekul glukosaheksosa dalam kondisi normal, tidak menghasilkan CO 2, dan menghasilkan biomassa sel dua kali lebih banyak daripada bakteri asam laktat heterofermentative. Sedangkan Bakteri asam laktat heterofermentative, melalui jalur 6-fosfoglukonatfosfoketolase selain menghasilkan asam laktat juga 5 menghasilkan etanol asam asetat, senyawa citarasa, dan mannitol serta 1 mol ATP dari heksosa dan tidak mempunyai enzim aldolase Surono, 2004. Bakteri asam laktat banyak ditemukan pada produk makanan olahan, baik produk hewani seperti daging dan ikan yang difermentasi, susu fermentasi, maupun pada produk nabati seperti fermentasi sayuran dan buah-buahan, serta silase. Selain itu bakteri asam laktat juga banyak terdapat pada organ dalam makhluk hidup, seperti pada saluran pembuangan, jalur genital, jalur intestin, maupun jalur respiratori pada manusia dan hewan Stamer, 1979. Berikut merupakan beberapa jenis bakteri asam laktat menurut Sumanti 2008 dalam Pradani dan Hariastuti 2009 antara lain sebagai berikut : 1. Streptococcus thermophilus, Streptococcus lactis dan Streptococcus cremoris. Semuanya ini adalah bakteri Gram positif, berbentuk bulat coccus yang terdapat sebagai rantai dan semuanya mempunyai nilai ekonomis penting dalam industri susu. 2. Pediococcus cerevisae Bakteri ini adalah Gram positif berbentuk bulat, khususnya terdapat berpasangan atau berempat tetrads. Walaupun jenis ini tercatat sebagai perusak bir dan anggur, bakteri ini berperan penting dalam fermentasi daging dan sayuran. 3. Leuconostoc mesenteroides dan Leuconostoc dextranicum. Bakteri ini adalah Gram positif berbentuk bulat yang terdapat secara berpasangan atau rantai pendek. Bakteri-bakteri ini berperanan dalam perusakan larutan gula dengan produksi pertumbuhan dekstran berlendir. Walaupun demikian, bakteri-bakteri ini merupakan jenis yang penting dalam 18 permulaan fermentasi sayuran dan juga ditemukan dalam sari buah, anggur, dan bahan pangan lainnya. 4. Lactobacillus lactis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus delbrueckii. Organisme-organisme ini adalah bakteri berbentuk batang, Gram positif dan sering berbentuk pasangan dan rantai dari sel-selnya. Jenis ini umumnya lebih tahan terhadap keadaan asam dari pada jenis-jenis Pediococcus atau 6 Streptococcus dan oleh karenanya menjadi lebih banyak terdapat pada sayuran. Sebagai bakteri bermanfaat dalam saluran pencernaan, bakteri asam laktat berpotensi dalam memproduksi bakteriosin dan bersifat probiotik Ruzanna, 2011. Bakteriosin memiliki peranan penting dalam menanggulangi terjadinya suatu infeksi, serta memiliki kelebihan dari pada senyawa antimikroba yang lain yaitu dapat bekerja secara selektif, aman dan mampu mencegah atau menghambat resistensi Marshall dan Arenas, 2003. Kemampuan BAL dalam memproduksi senyawa antimikrobia menunjukkan pentingnya peranan BAL dalam melindungi makanan terhadap pembusukan yang disebabkan oleh bakteri dan kapang karena BAL dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk, bakteri patogenik, dan bakteri penghasil bioamin yang mungkin mengkontaminasi produk bahan makanan fermentasi Lawalata, 2012.

2.2 Bakteri Asam Laktat dalam Saluran Pencernaan