commit to user
13 pemerintah juga berupaya mencampuri dan mempengaruhi organisasi, cara
kerja dan orientasi LSM.
2. Tinjauan Tentang Pra Peradilan
a. Pengertian Pra Peradilan
Kalau kita teliti istilah yang dipergunakan oleh KUHAP ”Pra Peradilan” maka maksud dan artinya yang harfiah berbeda. Pra artinya
sebelum, atau mendahului, berarti ”Pra Peradilan” sama dengan sebelum pemeriksaan di sidang pengadilan Andi Hamzah, 1996:1.
Menurut Pasal 1 butir ke-10 KUHAP, Pra Peradilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang
diatur undang-undang ini tentang : 1 sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas
permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka.
2 sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan.
3 permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak
diajukan ke pengadilan. b.
Tujuan Pra Peradilan Memang sangat beralasan untuk mengawasi tindakan upaya paksa
yang dilakukan penyidik atau penuntut umum terhadap tersangka, supaya tindakan itu benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
undang-undang, dan benar-benar proporsional dengan ketentuan hukum serta tidak merupakan tindakan yang bertentangan dengan hukum.
Pengawasan dan penilaian upaya paksa inilah yang tidak dijumpai dalam tindakan penegakkan hukum di masa HIR. Bagaimanapun
perlakuan dan cara pelaksanaan tindakan upaya paksa yang dilakukan penyidik pada waktu itu, semuanya lenyap ditelan kewenangan yang
tidak terawasi dan tidak terkendali oleh koreksi lembaga manapun. HIR
commit to user
14 tidak memberi hak dan upaya untuk memintakan perlindungan dan
koreksi. Bertahun-tahun pun tersangka ditahan, dianggap lumrah dan
tersangka tidak mempunyai daya untuk mengadukan nasibnya kepada siapapun, karena HIR tidak memiliki lembaga yang berwenang untuk
menguji sah atau tidaknya tindakan upaya paksa yang dikenakan terhadap tersangka. Berpijak dari pengalaman suram di masa HIR,
pembuat undang-undang menanggapi betapa pentingnya menciptakan suatu lembaga yang diberi wewenang melakukan koreksi, penilaian dan
pengawasan terhadap setiap tindakan upaya paksa yang dikenakan pejabat penyidik atau penuntut umum kepada tersangka, selama
pemeriksaan berlangsung dalam tingkat proses penyidikan dan penuntutan.
c. Wewenang Pra Peradilan
1 Memeriksa dan memutus sah atau tidaknya upaya paksa 2 Memeriksa sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan. 3 Berwenang memeriksa tuntutan ganti rugi
4 Memeriksa permintaan rehabilitasi d. Acara Pra Peradilan
Acara Pra Peradilan untuk ketiga hal yaitu pemeriksaan sah tidaknya suatu penangkapan atau penahanan Pasal 79 KUHAP,
pemeriksaan sah tidaknya suatu penghentian penyidikan atau penuntutan Pasal 80 KUHAP, pemeriksaan tentang permintaan ganti
kerugian dan atau rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan atau akibat sahnya penghentian penyidikan Pasal 81
KUHAP ditentukan beberapa hal berikut : 1
Dalam waktu tiga hari setelah diterimanya permintaan, hakim yang ditunjuk menetapkan hari sidang
2 Dalam memeriksa dan memutus tentang sah atau tidaknya
penangkapan atau penahanan sah atau tidaknya penghentian
commit to user
15 penyidikan atau penuntutan, permintaan ganti kerugian dan atau
rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan, akibat sahnya penghentian penyidikan atau penuntutan dan ada
benda yang disita yang tidak termasuk alat pembuktian, hakim mendengar keterangan baik tersangka atau pemohon maupun dari
pejabat yang berwenang. 3
Pemeriksaan tersebut dilakukan secara cepat dan selambat- lambatnya tujuh hari hakim harus sudah menjatuhkan putusannya
4 Dalam hal suatu perkara sudah mulai diperiksa oleh pengadilan
negeri, sedangkan pemeriksaan mengenai permintaan kepada Pra Peradilan belum selesai maka permintaan tersebut gugur.
5 Putusan Pra Peradilan pada tingkat penyidikan tidak menutup
kemungkinan untuk mengadakan pemeriksaan Pra Peradilan lagi pada tingkat pemeriksaan oleh penuntut umum, jika untuk itu
diajukan permintaan baru semua yang tersebut pada butir 1 sampai dengan 5 ini diatur dalam Pasal 82 ayat 1 KUHAP.
6 Putusan hakim dalam acara pemeriksaan peradilan dalam ketiga
hal tersebut di atas harus memuat harus memuat dengan jelas dasar dan alasannya Pasal 82 ayat 2 KUHAP
7 Selain daripada yang tersebut pada butir 6, putusan hakim itu
memuat pula : a
dalam hal putusan menetapkan bahwa sesuatu penangkapan atau penahanan tidak sah maka penyidik atau jaksa penuntut
umum pada tingkat pemeriksaan masing-masing harus segera membebaskan tersangka.
b Dalam hal putusan menetapkan bahwa sesuatu penghentian penyidikan atau penuntutan tidak sah, penyidikan atau
penuntutan terhadap tersangka wajib dilanjutkan. c
Dalam hal putusan menetapkan bahwa suatu penangkapan atau penahanan tidak sah maka dalam putusan dicantumkan
jumlah besarnya ganti rugi dan rehabilitasi yang diberikan,
commit to user
16 sedangkan dalam hal suatu penghentian penyidikan atau
penuntutan adalah sah dan tersangkanya tidak ditahan maka dalam putusan dicantumkan rehabilitasinya.
4 Dalam hal putusan menetapkan bahwa benda yang disita ada yang tidak termasuk alat pembuktian maka dalam
putusan dicantukan bahwa benda tersebut harus segera dikembalikan kepada tersangka atau dari siapa benda itu
disita.
3. Tinjauan tentang Peninjauan Kembali