Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era Globalisasi yang sedang dihadapi salah satunya oleh Negara Indonesia, yang tentunya mendorong banyak perusahaan yang beroperasi di Indonesia semakin
mencemaskan keadaan yang akan terjadi selanjutnya, jika unsur-unsur pembentuk suatu perusahaan tidak dapat dioperasikan dengan baik, maka banyak ancaman yang
mungkin akan dihadapi oleh perusahaan tersebut, baik itu dari dalam maupun luar perusahaan, perusahaan harus dapat memakai dengan baik segala sumber daya atau
sumber dana yang ada dengan seefektif dan seefisien mungkin Yusar, 2013.
Semua perusahaan tentunya ingin berkembang dan bertumbuh, dalam era globalisasi ini perusahaan dihadapkan pada tiga pilihan besar, apakah perusahaan
akan memundurkan dirinya dari persaingan, terus mempertahankan posisinya, atau maju sebagai yang terbaik. Untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan
tersebut, ada beberapa upaya yang harus dilakukan, meliputi upaya penyehatan, peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan.
Namun seperti yang sudah dijelaskan di atas, ketika menjalankan upaya-upaya tersebut, ada banyak ancaman yang dihadapi, salah satunya adalah fraud
kecurangan, kecurangan bermula dari yang kecil, kemudian membesar dan
akhirnya akan mencelakakan perusahaan Yusar, 2013.
Kecurangan adalah suatu bentuk kejahatan. Kecurangan biasanya dikenal sebagai tindak korupsi, penggelapan, pencurian, kebocoran, dan lain-lain. Semakin
Universitas Kristen Maranatha
besar perusahaan, semakin besar pula risiko kecurangan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan, kecurangan dapat terjadi dari luar perusahaan maupun dari dalam
perusahaan, tetapi tidak sedikit juga perusahaan yang menyembunyikan masalah
tersebut untuk mempertahankan kredibilitas perusahaan Angela, 2009.
Association of Certified Fraud Examinations ACFE-2000, mengkategorikan
kecurangan menjadi tiga kelompok Fikry, 2012 :
1. Kecurangan Laporan Keuangan Financial Statement Fraud
2. Penyalahgunaan Aset Asset Misappropriation
3. Korupsi Corruption
Sedangkan menurut Arens dalam buku “Auditing and Assurance services-
An Integrated Approach”2008:338, kecurangan terdiri dari Wulandari, 2011 :
1. Fraudulent Financial Reporting
2. Missappropriation of Assets
Pelaku kecurangan diatas dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu manajemen dan karyawan pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan
biasanya untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan misstatements arising from fraudulent financial
reporting. Sedangkan karyawan pegawai melakukan kecurangan untuk kepentingan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva aset
misstatements arising from misappropriation of assets Wulandari, 2011.
Pada umumnya fraud kecurangan yang dilakukan oleh manajemen lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan fraud kecurangan yang dilakukan oleh
Universitas Kristen Maranatha
karyawan pegawai, oleh karena itu suatu perusahaan organisasi butuh auditor internal yang dapat membantu untuk membuat perusahaan dapat berjalan dengan
lebih baik lagi Wulandari, 2011.
Pelaksanaan audit internal sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk memberikan penilaian dan jasa konsultasi secara objektif dan independen. Audit
internal dirancang untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan meningkatkan operasional perusahaan. Aktivitas audit internal membantu suatu
perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuannya dengan cara yang sistematis agar mudah dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas dari manajemen
risiko, pengendalian, dan proses tata kelola Angela, 2009.
Pemeriksaan dan penilaian yang dilakukan oleh auditor internal akan menghasilkan temuan-temuan dan pada setiap temuan akan diberikan suatu
rekomendasi dan saran-saran yang diperlukan. Salah satu jenis pemeriksaan dan penilaian yang dilakukan oleh Auditor Internal adalah pendeteksian dan pencegahan
Fraud kecurangan. Auditor Internal harus jeli serta memiliki daya analisis yang tinggi sehingga kecurangan yang terjadi dapat terdeteksi sehingga fraud
kecurangan tersebut dapat segera dikelola oleh manajemen perusahaan agar tidak
menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan Fikry, 2012.
Akhir-akhir ini telah kita ketahui bahwa banyak perusahaan besar yang gagal dalam menanggulangi masalah kecurangan tersebut sehingga banyak perusahaan
besar yang terkena dampaknya dan mengalami kerugian dalam organisasinya.
Universitas Kristen Maranatha
Sementara disamping itu perusahaan-perusahaan besar dianggap memiliki
pengendalian internal yang baik Wulandari, 2011.
Pada tahun 2013 Badan Pemeriksa Keuangan BPK mengungkapkan sering menemukan kecurangan yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara BUMN dalam
hal perhitungan akuntansi. Perusahaan milik pemerintah diduga membuat laporan seolah-
olah laba yang diterima lebih besar dari laba yang sebenarnya. “Kami masih banyak menemukan BUMN melakukan rekayasa akuntansi, agar labanya terlihat
besar sehingga mendapatkan reward atau bonus. Soal mereka bayar pajaknya akan lebih besar, itu tidak masalah,” ujarnya Wakil Ketua BPK Hasan Bisri, saat Diskusi
terbatas di Gedung BPK, Jakarta, Kamis 1292013, Liputan6. Sebagai contohnya adalah “Dugaan Kasus Korupsi PLTU Belawan Libatkan
Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji dan Menteri BUMN Dahlan Iskan”. Kejaksaan Agung memeriksa Direktur Utama PT PLN Persero Nur Padmuji atas
dugaan Tindak Pidana Korupsi pengadaan flame turbin GT 2.1 GT 2.2. Kasus korupsi di PLN Belawan tersebut terjadi pada tahun anggaran 2012, dimana dalam
pengadaan barang dan jasa maupun sparepart dilakukan melalui penunjukkan langsung rekanan pelaksana.gresnews.com,2013
Fraud asset misappropriation terjadi pada PT Kereta Api Indonesia yang dilakukan oleh humas perusahaan tersebut, yaitu 1 adanya penjualan aset
perusahaan berupa gerbong kuno dimana hasil penjualan masuk ke kantung pribadi; 2 Pengalihfungsian aset milik perusahaan berupa tanah menjadi milik pribadi,
selain itu di Lampung tanah milik perusahaan beralih menjadi pusat perbelanjaan
Sri, 2012.
Universitas Kristen Maranatha
Dengan banyaknya kasus-kasus korupsi ini merupakan suatu kegagalan perusahaan yang tidak menjalankan perusahaannya dengan optimal dan SOP
Sistem Operasional Perusahaan perusahaan sering dilanggar, karena itu tingkat
korupsi yang terjadi semakin meningkat Maradona, 2008.
Untuk menghilangkan
anggapan tersebut,
auditor internal
harus menggunakan sikap profesionalismenya untuk menjaga dan melakukan pengendalian
internal yang efektif dan efisien di perusahaan agar kecurangan dalam bentuk apapun yang terjadi di perusahaan dapat diperbaiki, oleh karena itu dengan adanya Auditor
Internal yang handal diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam upaya mengambil langkah untuk mencegah atau mengantisipasi setiap tindakan kecurangan
yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Saran rekomendasi perbaikan dari Auditor Internal tentunya akan sangat berguna bagi perusahaan dalam mencegah
kejadian kecurangan agar tidak terulang lagi dalam organisasi perusahaan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka peran Auditor Internal yang profesional sangatlah
dibutuhkan oleh perusahaan Fikry, 2012.
Menyadari pentingnya fungsi Audit Internal dalam suatu organisasi perusahaan, Penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai manfaat
pelaksanaan audit internal pada PT X di Bandung, khususnya dalam rangka pencegahan kecurangan.
Berdasarkan uraian di atas, Penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul
“ Peranan Auditor Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan”.
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Identifikasi Masalah