1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai banyak kelebihan. Inilah yang disebut potensi positif, yakni suatu potensi yang
menentukan eksistensinya, misalnya, manusia unggul dalam segi intelektual, sehingga dalam mengarungi kehidupannya, ia mempergunakan tujuan, program
rencana dan mengambil langlah–langkah yang sistematis guna mencapai tujuan itu. Dengan keunggulan intelektualnya pula manusia memiliki kemampuan
menanggulangi hambatan dan tantangan. Manusia juga dikenal memiliki perasaan emosional, yang dapat dikontrol
sehingga menjadi unsur yang produktif, misalnya melahirkan karya seni yang indah dan menakjubkan. Manusia juga di karuniai nafsu, yang dikendalikan,
sehingga menjadi unsur psikologis yang mendorongnya untuk tetap bertahan dan mencapai kemajuan. Tanpa nafsu, kehidupan manusia barang kali menjadi statis.
Tiga element di atas bersama- sama membangun apa yang dinamakan peradaban. Dari hal tersebut lahirlah ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaankesenian,
tradisi, sistem sosial, sistem ekonomi dan sebagainya. Berbicara mengenai apa yang dimaksud dengan tradisi atau kebudayaan,
menurut Siregar, seperti yang dikutip Panuju, 1994:29 membagi kecenderungan kebudayaan atau tradisi menjadi dua: “Kebudayaan atau Tradisi Kontemporer dan
Kebudayaan atau Tradisi Tradisional”. Jadi tradisi atau kebudayaan adalah: suatu
2
kebiasaan yang ada dalam setiap orang yang terbentuk oleh lingkungan, dan lingkungan pembentuk ini biasanya di sebut tradisi. Sebaliknya manusia juga
membentuk kebudayaan atau tradisi. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat
Hidayati, Sabtu:13 Nopember 2004 diperoleh informasi bahwa tradisi beratan adalah sebuah tradisi yang diselenggarakan atau diadakan secara turun temurun
oleh masyarakat di desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara. Peserta tradisi tersebut adalah anak–anak yang berumur sekitar 2 sampai 12 tahun
baik laki–laki maupun perempuan. Didalam tradisi beratan tersebut anak–anak diharuskan membawa Lampion Cina yang didalamnya dinyalakan sebuah lilin
untuk bisa menerangi dan memberi warna pada Lampion Cina tersebut. Setelah itu anak-anak yang membawa lampion tersebut berjalan mengelilingi desa sambil
menyanyikan lagu khas tradisi beratan. Lampion tidak hanya dinyalakan pada waktu dibawa anak–anak, tetapi lampion juga diharuskan dinyalakan mengililingi
setiap rumah–rumah penduduk desa tersebut. Selain menyalakan lampion di sekitar rumah, setiap rumah atau setiap keluarga diharuskan membawa kue atau
jajan buatan sendiri untuk dibawa ke langgar atau mushola disekitarnya untuk selamatan. Didalam selamatan itu sesepuh desa membacakan doa–doa untuk
kesejahteraan, kedamaian, keamanan, dan kerukunan penduduk. Prosesi selamatan tersebut dinamakan selamatan ruwahan, karena dilaksanakan pada
bulan ramadhan. Pelaksaan tradisi beratan dan selamatan ruwahan di desa Margoyoso
kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara setiap tahunnya dilaksanakan setiap
3
tanggal 15 bulan Ruwah. Selamatan Ruwahan selain meminta kesejahteraan, kedamaian, keamanan dan kerukunan penduduk desa, tetapi juga untuk
menyambut kedatangan bulan suci ramadhan. Adapun sejarah yang melatar belakangi adanya tradisi beratan dan
selamatan ruwahan menjelang bulan ramadhan di desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara berasal dari tradisi akulturasi budaya Cina dan
tepatnya tanggal 15 ruwah saatnya penduduk sekitar desa tersebut dianjurkan oleh sunan Kalijaga untuk melaksanakan ibadah sholat taubat. Ibadah sholat taubat
tersebut pada dasarnya dilaksanakan oleh orang–orang desa. Agar supaya anak– anak kecil tidak mengganggu pelaksanan ibadah sholat taubat tersebut maka
sunan Kalijaga membuat acara beratan, mereka bermain dengan mengunakan Lampion Cina yang di dalamnya disinari oleh sebuah lilin.
Mengingat sejarah yang melatar belakangi adanya tradisi tersebut, maka sangat menarik untuk dikaji dan diungkapkan melalui kegiatan penelitian tentang
pemahaman dengan bentuk keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan tradisi serta dampak yang ditimbulkan dari tradisi beratan dan selamatan ruwahan pada
masyarakat desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran riil dan akurat tentang “Pemahaman dan
Partisipasi Masyarakat dalam Tradisi Beratan dan Selamatan Ruwahan Menjelang Bulan Ramadhan Serta Dampaknya Pada Masyarakat Desa Margoyoso
Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara“.
4
B. Identifikasi Masalah