IV. DISKUSI KASUS
Pada kasus ini telah dirawat seorang pria B, 22 tahun, didiagnosa menderita suatu tumor intrakranial berdasarkan hasil anamnese, pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dari anamnese diperoleh keluhan utama nyeri kepala kepala,dimana telah dialami penderita sejak ± 2 tahun dan memberat dalam 6 bulan ini, nyeri dirasakan os pada seluruh
kepala. Nyeri tidak berkurang dengan obat-obatan dan bertambah berat jika batuk, bersin serta berbaring. Diikuti dengan lemah lengan dan tungkai kanan sejak 5 bulan yang lalu, diawali
dengan rasa kebas, juga disertai dengan penglihatan yang semakin berkurang. Dari pemeriksan neurologis dijumpai papil edema OD dan papil atrofi OS, parese N.VII
UMN dekstra peningkatan reflek fisiologis lengan dan tungkai kanan dan hemiparese dextra. Saat masuk OS didiagnosa banding dengan abses serebri dan stroke berdasarkan tanda-
tanda suatu proses desak ruang. Abses serebri disingkirkan berdasarkan dari perjalanan penyakit tidak dijumpai tanda infeksi dan pada CT scan tidak dijumpai gambaran hipodens dikelilingi
oleh cincin dengan densitas meningkat. Stroke hemoragik disingkirkan karena perjalanan penyakit yang lambat dan tidak
dijumpai gambaran perdarahan pada CT scan. Dari pemeriksaan head CT scan tanpa kontras dijumpai lesi hipodens di bagian perifer
lobus parietal kiri dengan edema perifokal. Pada gambaran CT kontras tampak enhancement dengan batas tegas pada lesi hipodens
di lobus parietal kiri. Dijumpai mass effect sehingga mengakibatkan midline shift ke kanan sejauh ±2 cm ukuran ± 8 x 5 cm. Lesi hipodens kemungkinan suatu proses nekrosis. Didiagnosa
banding dengan Anaplastic Astrocytoma dan GBM. Pada kasus ini OS di konsul ke bagian bedah saraf dan direncanakan menjalani tindakan
pemasangan VP shunt dan operasi tumor removal tetapi keluarga belum bersedia dioperasi.
Universitas Sumatera Utara
V. PERMASALAHAN
1. Apakah diagnosa pasien ini sudah tepat? 2. Apakah tindakan operasi bermanfaat bagi pasien ini?
3. Bagaimana pilihan terapi selain operasi pada pasien ini?
VI. KESIMPULAN