METODE PENELITIAN Estimasi Populasi Dan Karakteristik Fisik Burung Maleo (Macrophalon Maleo) Di Resort Saluki Desa Tuva Kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) | Yanto Samana | GeoTadulako 5790 19169 1 PB

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD-Email:Gie_jhufryyahoo.co.id Nasional Lore Lindu ini merupakan salah satu tempat penangkaran burung Maleo, yang bisa dijadikan model bagi penyelamatan burung langka. Desa Tuwa memang digunakan sebagai tempat penangkaran burung Maleo yang hampir punah, namun kenyataannya tempat ini dari tahun ketahun burung maleo yang ada di Wilayah Saluki Desa Tuwa semakin berkurang karena banyaknya masyarakat yang belum sadar akan pentingnya pelestarian ini dan penjagaan atau keamanan belum terlalu ketat atau belum terlalu banyak petugas keamanan yang bertugas di daerah ini sehingga mengakibatkan banyak masyarakat yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kesempatan ini guna mengambil telur-telur burung maleo yang ingin ditetaskan.

II. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif yang memberikan penjelasan tentang inventaris potensi wilayah untuk selanjutnya diadakan proses zonasi terhadap objek dan wilayah pariwisata. Selain itu penulis memeilih menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan masalah yang berhubungan dengan objek penelitian serta memberikan penjelasan secara rinci terhadap pemecahan suatu masalah. Penelitian kualitatif dipilih karena data dan informasi yang dikumpulkan berbentuk kata-kata dan gambar, selain itu data dan informasi yang berbentuk angka juga dikumpulkan sebagai penunjang data dan informasi yang telah ada. Karya Bogdan dan Taylor dalam Ismail, 2013:22 . Menurut Bogdan dan Taylor dalam J. Moleong, 2001:3 : “ Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.” Moleong sendiri menjelaskan : “ Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.” Penyebaran burung maleo di Sulawesi Tengah antara lain : di Taman Nasional Lore Lindu TNLL, Cagar Alam Morowali, Suaka Margasatwa Bakiriang, Cagar Alam Tanjung Api, Cagar Alam Tanjung Dako, Suaka Margasatwa Pinjan Tanjung Matop. Khusus di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu tersebar pada beberapa lokasi habitat bertelur, yaitu : Pakuli, Saluki, Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD-Email:Gie_jhufryyahoo.co.id Kadidia, Huluwara, Mapane, Taveki, Mangku, Kaya, Karetambe, dan Bora Ma’dika 2001. Burung maleo oleh penduduk Sulawesi Tengah dikenal dengan nama Mamua, sedangkan di daerah Sulawesi Utara dikenal dengan nama Senkawor. Klasifikasi burung maleo menurut Widyastuti 1993 adalah sebagai berikut : Ordo : Galliformes Subordo : Galli Family : Megapodidae Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Class : Aves Genus : Macrocephalon Spesies : Macrocephalon maleo Dilihat dari aspek morfologi burung maleo mempunyai ukuran tubuh sebesar ayam kampung dewasa. Panjang tubuh ± 50 cm bentangan sayap berukuran ± 272 – 303 mm atau sekitar 30,2 cm untuk burung betina dan 29,4 cm untuk burung jantan Wiriosoepartho, 1997. Berat badannya ± 1,6 kg dan ukuran lingkaran badan burung dewasa 39,5 cm. Bila di bandingkan antara panjang dan berat bobot tubuh dengan lebar sayap burung ini, tidak ideal untuk melakukan penerbangan yang baik. Hal ini menyeebabkan bila melakukan penerbangan bunyi kepakan sayapnya sangat keras terdengar. Burung maleo mempunyai panjang tubuh sekitar 55 cm diukur dari ujung paruh sampai ujung ekor. Pada bagian kepalanya terdapat tonjolan semacam topi yang berwarna hitam mengkilat. Topi ini terbentuk dari sel-sel jarring tanduk. Paruhnya besar dan runcing, berwarna hitam dengan ujung merah kekuning- kuningan dan leher burung maleo hamper tidak berbulu sehingga kelihatan keunguan. Umumnya warna bulu burung maleo berwarna keungu-unguan penerbangan hanya sekedar saja, sebagai warna utama, sedangkan dada dan perutnya berwarna putih kemerah-merahan. Pada bagian leher tidak ditutupi bulu, paruhnya besar dan lancip, berwarna hitam pada bagian ujungnya berwarna merah kekuning-kuningan. Burung maleo mempunyai pengaturan suhu tubuh yang tetap Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD-Email:Gie_jhufryyahoo.co.id Homithermal dan kelengkapan bulu yang cukup tebal. Kaki burung maleo kuat dan besar yang dipergunakan untuk menggali lubang pasir untuk keperluan bertelur. Panjang kaki burung maleo 25 cm, jari-jari cakar sekitar 5-8 cm. Ukuran telurnya kira-kira sama dengan telur angsa. Panjang 10 – 11 cm dengan diameter 6 – 7 cm, sehingga perbandingan dengan telur ayam biasa adalah 1 butir telur burung maleo sama dengan 5 butir telur ayam kampong. Dalam keadaan segar telur burung maleo berwarna jambu dan lama-kelamaan kecoklat-coklatan. Menurut Mallombasang 1995, burung maleo dijumpai di Kabupaten Mamuju Sulawesi Selatan yang kini telah menjadi Sulawesi Barat di dua desa yaitu desa Belang-belang dan Papalang yang terbagi atas lima satuan habitat bertelur yaitu Papalang Timur, Papalang Barat, Belang-belang, Bakengkeng Timur dan Bakengkeng Barat. Lebih lanjut _____ 1990 dalam Mallombasang, 1995 dinyatakan bahwa di Sulawesi Utara terdapat di Dumoga Bone yang menyebar dibeberapa lokasi peneluran antara lain di Tumokang, Hungayono, Leda-leda, Pahulongo, sinondu, Tambun, Pilomanu, Muara Pusian Tulabolo dan Bakan, serta sebagian terdapat di Tangkoko. Di Sulawesi Tenggara tersebar di bagian Utara dan Selatan Kawasan Suaka Margasatwa Buton Utara, juga sebagian ditemukan di Suaka Margasatwa Tanjung Batikolo dan Rawa Awopa.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

0 16 97

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

11 49 113

Analisis Preferensi Habitat Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah

3 27 70

Karakteristik Fisik Sarang Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Di Suaka Margasatwa Pinjan-Tanjung Matop, Sulawesi Tengah.

0 0 7

PREDIKSI EROSI TANAH DI SUB DAS MIU PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU (TNLL) | Pagiu | AGRISAINS 6088 20219 1 PB

0 0 8

KARAKTERISTIK FISIK HABITAT TARSIUS (Tarsius dentatus) DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Krisnatalia | Jurnal Warta Rimba 1944 5669 1 PB

1 1 10

KARAKTERISTIK TANAH DAN MIKROKLIMAT HABITAT BURUNG MALEO (MACROCEPHALON MALEO) DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU SULAWESI TENGAH (Soil Characteristics and Microclimate of Habitat Maleo Bird (Macrocephalon Maleo) in Lore Lindu National Park Central Sulawesi | H

0 0 6

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI HABITAT MALEO (Macrocephalon maleo) TAMAN NASIONAL LORE LINDU BIDANG PENGELOLAAN WILAYAH (BPW) I SALUKI KEC. GUMBASA KAB. SIGI | Nurdianti | Jurnal Warta Rimba 1945 5673 1 PB

0 0 8

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU (TNLL) DI DESA MATAUE KECAMATAN KULAWI KABUPATEN SIGI | Arnold | Jurnal Warta Rimba 8704 28580 1 PB

0 0 9

STUDI KARAKTERISTIK MIKRO-HABITAT BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI TENGGARA

0 1 14