BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue DBD merupakan penyakit akibat infeksi virus dengan vektor nyamuk yang paling umum bagi manusia yang dalam beberapa tahun
terakhir telah menjadi perhatian kesehatan publik internasional. Penyakit ini dapat
ditemukan di hampir seluruh belahan bumi dimana nyamuk sebagai vektor penyakit ini dapat hidup khususnya di daerah tropis dimana curah hujan cukup tinggi
sepanjang tahun. Pada tahun 2012 WHO mencatat terdapat lebih dari 100 negara yang menjadi endemik DBD dengan 50 – 100 juta pasien baru setiap tahun di seluruh
dunia. Lebih dari 2,5 miliar atau setara dengan 40 penduduk dunia berpotensi untuk terkena penyakit ini dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk penyakit ini
Depkes RI, 2004; WHO, 2012. Indonesia merupakan wilayah endemis DBD dengan sebaran di seluruh
wilayah Indonesia. Insidensi DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 kasus per 100.000 penduduk 1989 hingga 1995 dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa
tahun 1998 dengan insidensi hingga 35 per 100.000 penduduk, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun mencapai 2 tahun 1999. Di Indonesia, dimana lebih dari
35 populasi negara tinggal di daerah perkotaan, terdapat 150.000 kasus pada tahun 2007 dimana 25.000 kasus di Jakarta dan Jawa Barat. Tingkat kematian DBD sebesar
1 Suhendro et al, 2009. Sampai saat ini, DBD masih menjadi penyakit dengan tingkat mortalitas yang
tinggi. Pada tahun 2011 terdapat 49.868 kasus DBD dengan tingkat mortalitas Case Fatality Rate
CSR mencapai 0,81 dan Incidence Rate IR sebesar 20,83100.000 penduduk. Nilai ini menurun dari tahun 2010 dengan 148.560 kasus, CSR : 0,87,
dan IR sebesar 65,70100.000 penduduk. Walaupun dengan penurunan jumlah kasus yang cukup besar 66,43, CSR dari DBD belum menunjukkan penurunan yang
signifikan Depkes RI, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara merupakan daerah endemis DBD , tahun 2010 kasus DBD di Sumut mencapai 8.889 penderita dengan korban meninggal sebanyak 87 jiwa Dinkes
Provinsi Sumatera Utara, 2012. Tahun 2011 Provinsi Sumatera Utara menempati peringkat nomor 3 di Indonesia untuk kasus DBD dengan jumlah kasus sebesar 2.066
dan Incidence Rate IR sebesar 15,88 Depkes RI, 2011. Pemeriksaan laboratorium sampai sekarang masih menjadi lini depan dalam
penegakan diagnosis DBD. Pada akhir fase akut infeksi Virus Dengue, serologi adalah metode pilihan dalam penegakan diagnosis. Sayangnya sampai saat ini
penggunaan tes serologis pada pasien curiga DBD belum begitu luas. Harga yang cukup mahal serta perlengkapan yang tidak memadai adalah faktor yang
mempengaruhi hal tersebut. Padahal dengan menggunakan tes serologis antibodi IgM dan IgG kita dapat menentukan apakah seseorang terkena infeksi dengue primer atau
sekunder. Infeksi sekunder adalah salah satu faktor resiko terjadinya Dengue Shock Syndrome
DSS yang sangat berbahaya Guzman et al, 2004. Sedangkan dengan menggunakan uji NS1 kita dapat mengetahui infeksi DBD dari hari pertama
munculnya sindrom. Dengan menggunakan gabungan keduanya, tingkat diagnosis DBD tentu lebih baik lagi Depkes RI, 2010
Berdasarkan WHO Global Strategy For Dengue Prevention And Control untuk tahun 2012-2020, rumah sakit umum pusat diharapkan mengadakan
pemeriksaan serologis dan uji antigen misalnya NS1 sebagai uji diagnosis bagi pasien DBD baik uji rapid test maupun uji ELISA. Sedangkan di Indonesia sendiri menurut
“Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue di Indonesia” diagnosis untuk pasien DBD sudah bisa ditegakkan dengan uji ELISA saja namun uji NS1 belum disebut
sebagai salah satu pemeriksaan utama dalam penegakan diagnosis DBD. Banyaknya jurnal yang mengatakan tentang pentingnya penggunaan uji IgG
IgM dan NS1 sebagai uji diagnosis utama dalam penegakan diagnosis DBD maka peneliti ingin melihat gambaran penggunaan uji serologis IgG IgM dan NS1 untuk
mendiagnosa DBD di Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran penggunaan uji serologis IgG dan IgM serta uji antigen
NS1 untuk mendiagnosa pasien demam berdarah dengue di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2012?
1.3.Tujuan Penelitian A.
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran penggunaan uji serologis IgG dan IgM serta uji antigen NS1 untuk mendiagnosa pasien demam berdarah dengue di RSUP Haji Adam
Malik pada tahun 2012.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran karakteristik jenis kelamin Tabel 5.1, umur Tabel 5.2 dan lama hari demam saat pengujian laboratorium
Tabel 5.3 pada pasien DBD 2. Mendapatkan gambaran penggunaan uji antibodi IgG Tabel 5.8 dan IgM
Tabel 5.9 pada pasien DBD 3. Mendapatkan gambaran penggunaan uji antigen NS1Tabel 5.10 pada
pasien DBD 4. Mendapat persentase hasil uji antibodi IgG dan IgM dan antigen NS1 pada
pasien DBD Tabel 5.11
1.4.Manfaat Penelitian
A. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menilai penggunaan pemeriksaan serologis sebagai uji diagnosis di RSUP HAM pada tahun 2012
B. Hasil penelitian dapat digunakan pihak rumah sakit untuk mempertimbangkan penggunaan uji serologis dalam diagnostik pasien DBD
C. Menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA