TAHAP PENGESAHAN ATAU PENETAPAN

• RUU yg tlh disetujui bersama disampaikan ke Presiden • Paling lama 7 hr PENYAMPAIAN PENGESAHAN • Mensesneg membubuh kan no + thn PENOMORAN • Menkum mengundang kan dalam LNTLN PENGUNDANGAN A. PENGESAHAN RUU

4. TAHAP PENGESAHAN ATAU PENETAPAN

Naskah RUU disahkan Presiden dengan memubuhkan tandatangan Paling lama 30 hr sjk tgl persetujuan bersama • Presiden menetapkan RPerppu, RPP RPerpres PENETAPAN • Mensesneg atau Seskab membubuhi nomor + tahun PENOMORAN • Menkum mengundang kan dlm LNTLN PENGUNDANGAN B. PENETAPAN PP, PERPPU, PERPRES 2 • Raperda disampaikan pimp DPRD kpd GubBup Wal paling lama 7 hr sejak tgl persetujuan bersama PENYAMPAIAN • Ditetapkan oleh GubBupWal dlm waktu 30 hr sejak mndpt persetujuan bersama PENETAPAN • SekDa membubuh kan nomor dan thn PENOMORAN • Raperda 3diampaikan kpd Mendagri untuk mndptkan no register sblm diundangkan Sekda REGISTER  Naskah disiapkan Sekda menggunakan lambang negara pd hlm pertama  Jika tidak ditandatangani dalam waktu 30, Raperda sah menjadi Perda dan wajib diundangkan “Peraturan Daerah ini dinyatakan sah” 3 C. PENETAPAN PERDA DASAR HUKUM Pasal 72 UU No. 12 Tahun 2011 1 RUU yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi UU 2 Penyampaian RUU sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama Pasal 73 1 RUU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lama 30 tiga puluh hari terhitung sejak RUU tersebut disetujui bersama oleh DPR dan Presiden 2Dalam hal RUU sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari terhitung sejak RUU tersebut disetujui bersama, RUU tersebut sah menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan 3 Dalam hal sahnya RUU sebagaimana dimaksud pada ayat 2, kalimat pengesahannya berbunyi: Undang-Undang ini dinyatakan sah berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat 5 UUD 1945 4 Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 harus dibubuhkan pada halaman terakhir Undang- Undang sebelum pengundangan naskah UU ke dalam Lembaran Negara Republik Indonesia PENETAPAN DASAR HUKUM PENETAPAN PP, PERPPU PERPRES Pasal 74 1 Dalam setiap UU harus dicantumkan batas waktu penetapan Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya sebagai pelaksanaan Undang- Undang tersebut 2 Penetapan Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak atas perintah suatu UU dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal 78 1 Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang telah disetujui bersama oleh DPRD Provinsi dan Gubernur disampaikan oleh pimpinan DPRD Provinsi kepada Gubernur untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Provinsi. 2 Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama. Pasal 79 1 Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ditetapkan oleh Gubernur dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak Rancangan Peraturan Daerah Provinsi tersebut disetujui bersama oleh DPRD Provinsi dan Gubernur. 2Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak ditandatangani oleh Gubernur dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak Rancangan Peraturan Daerah Provinsi tersebut disetujui bersama, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi tersebut sah menjadi Peraturan Daerah Provinsi dan wajib diundangkan. 3 Dalam hal sahnya Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 2, kalimat pengesahannya berbunyi: Peraturan Daerah ini dinyatakan sah. 4 Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 harus dibubuhkan pada halaman terakhir Peraturan Daerah Provinsi sebelum pengundangan naskah Peraturan Daerah Provinsi dalam Lembaran Daerah. Pasal 80 Ketentuan mengenai penetapan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 dan Pasal 79 berlaku secara mutatis mutandis terhadap penetapan Peraturan Daerah KabupatenKota. KabupatenKota 5. TAHAP PENGUNDANGAN “agar setiap orang mengetahuinya” – berdasarkan Ps. 81 UU 122011 “ mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat ” pada tanggal diundangkan, kecuali ditentukan lain di dalam Peraturan Perundang- undangan yang bersangkutan. berdasarkan Ps. 81 UU 122011 “saat mulai berlaku” Perda mulai berlaku setelah diundangkan dalam LD Pasal 135 ayat 5 UU No, 32 2004 PENGUNDANGAN Esensi perlunya pengundangan adalah untuk memenuhi asas publisitas agar setiap orang dianggap mengetahui peraturan perundang-undangan atau ketidaktahuan seseorang terhadap peraturan perundang-undangan tidak dapat diterima. FUNGSI PENGUNDANGAN • Apabila tidak diundangkan, Peraturan perundang-undangan akan kehilangan kekuatan mengikat terhadap publik, maka instrumen pengundangan merupakan salah satu penguatan yang ditentukan oleh undang-undang; • Masyarakat tidak terikat dengan peraturan perundang-undangan sebelum peraturan perundang-undangan tersebut diundangkan; • Pengundangan dapat membantu upaya penataan administrasi peraturan perundang-undangan • Pengundangan dapat menghemat biaya penyebarluasan produk legislasi yang seharusnya dibebankan kepada menteri pemrakarsa • Pengundangan dapat memperkuat hubungan kerjasama dan sinergitas antar kementerianlembaga pemerintah non kementerian PENGUNDANGAN DAN DAYA IKAT • Dengan diundangkannya peraturan perundang- undangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, maka peraturan perundang-undangan tersebut dianggap mempunyai daya laku dan daya ikat bagi setiap orang. • “Peraturan Perundang-undangan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat pada tanggal diundangkan, kecuali ditentukan lain di dalam Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan ” Pasal 87 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011  Peraturan tersebut dinyatakan berlaku pada tanggal diundangkan. Artinya bahwa peraturan tersebut mempunyai daya ikat dan daya laku pada tanggal yang sama dengan tanggal pengundangan. Contoh: Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 diundangkan pada tanggal 22 Juni 2014 Maka secara otomatis undang-undang tersebut mempunyai daya ikat pada tanggal 22 Juni 2014. Lanjutan...  Peraturan tersebut dinyatakan berlaku beberapa waktu setelah diundangkan. Artinya bahwa peraturan tersebut mempunyai daya laku pada tanggal diundangkan, tetapi daya ikatnya setelah tanggal yang ditentukan. Contoh: Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2014 diundangkan pada tanggal 22 Juni 2014 yang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Nopember 2014. Maka undang-undang tersebut mempunyai daya laku pada tanggal 22 Juni 2014, tetapi baru berdaya ikat mengikat umum pada tanggal 1 Nopember 2004. Lanjutan  Peraturan tersebut dinyatakan berlaku pada tanggal diundangkan, tetapi dinyatakan berlaku surut sampai tanggal yang ditentukan. Contoh: Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 2 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013. Undang-undang ini diundangkan pada tanggal 20 Desember 2014, tetapi mempunyai daya laku surut sejak tanggal 1 April 2014. A B C D E “…… mulai berlaku pada tanggal diundangkan.” BERLAKUNYA PENGUNDANGAN A B C D E 30 hari “…… mulai berlaku setelah tiga puluh hari terhitung sejak tanggal diundangkan .” A B C D E “ ….. Mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan mempunyai daya laku surut sejak tanggal ….” a. Lembaran Negara Republik Indonesia LNRI b. Lembaran Negara Republik Indonesia TLNRI c. Berita Negara Republik Indonesia BNRI d. Tambahan Berita Negara Republik Indonesia e. Lembaran Daerah f. Tambahan Lembaran Daerah g. Berita Daerah a. Undang-Undang PERPU b. Peraturan Pemerintah c. Peraturan Presiden d. Peraturan Perundang-undangan lain yang menurut PUU yang berlaku harus diundangkan dalam LNRI Penjelasan PUU di tempatkan dalam Tambahan LNRI a. surat pengajuan permohonan Pengundangan yang dibubuhi tanda tangan basah serta diterakan cap dinas jabatan ; b. 2 dua naskah asli PUU -- yang diketik dgn: jenis huruf bookman old style; ukuran huruf 12 dua belas; dan di atas kertas F4. c. 1 satu soft copy Nasakah Asli sesuai dengan Format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Pengundangan dalam LNRITLNRI PENGUNDANGAN dalam LNRITLNRI Permenkumhham No. 16 Th 2015 Ditujukan kpd Menkumham melalui Dirjen PP Pemeriksaan oleh Dirjen PP - kelengkapan dokumen ; dan - kesesuaian antara naskah asli dengan soft copy naskah asli. Permohonan diajukan secara tertulis oleh Mensesneg atau Pimp. Lembaga Jika terdapat t perbedaan Nskah asli dan Softcopy, Dirjen berkoordinasi Permohonan yg lengkap di REGISTER dan diberikan tanda bukti pengajuan permohonan diperiksa kesesuaian NA dan soft copy Naskah Asli disampaikan kpd Menkum untuk ditandatangani disampaikan secara langsung oleh Petugas yg ditunjuk Pemeriksaan kelengkapan pada saat dok diterima UU 12 Th 2011 tidak merinci mengenai jenis PUU yang harus diundangkan dalam BNRI Pasal 149 ayat 1 Perpres 872014: Menteri mengundangkan PUU yang ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY, menteri, badan, lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan UU atau Pemerintah atas perintah UU, ataupun berdasarkan kewenangan Penjelasan Peraturan Perundang-undangannya ditempatkan di Tambahan BNRI a. surat pengajuan permohonan Pengundangan yang dibubuhi tanda tangan basah dan diterakan cap dinas jabatan ; serta memuat keterangan yang menyatakan PUU tsb tidak terdapat permasalahan baik secara substansi danatau prosedur . b. 2 dua naskah asli PUU -- yang diketik dgn: - jenis huruf bookman old style; - ukuran huruf 12 dua belas; dan - di atas kertas F4. c. 1 satu soft copy Naskah Asli sesuai dengan Format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Pengundangan dalam BNRI dan TBNRI PENGUNDANGAN dalam BNRITBNRI Permenkumhham No. 16 Th 2015 Ditujukan kpd Menkumham melalui Dirjen PP Pemeriksaan oleh Dirjen PP - kelengkapan dokumen ; dan - kesesuaian antara naskah asli dengan soft copy naskah asli. Permohonan diajukan secara tertulis oleh Pejabat yg berewenang dr instansi ybs Sekjen Es I tusi PUU Jika terdapat perbedaan Naskah asli dan Softcopy, Dirjen PP berkoordinasi Permohonan yg lengkap di REGISTER dan diberikan tanda bukti pengajuan permohonan diperiksa kesesuian NA dan soft copy Naskah Asli ditandatangani oleh Dirjen PP isampaikan seccara langsung oleh Petugasyg ditunjuk Pemeriksaan kelengkapa n pada saat dok diterima diundangkan dengan memberi nomor dan tahun Lembaran Negara Republik Indonesia dan Berita Negara Republik Indonesia. diundangkan dengan memberi nomor Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. NASKAH ASLI YANG TELAH DITANDATANGANI Pemrakarsa belum melaksanakan pembentukan peraturan perundang-undangan sesuai dengan tahapan yang diatur dalam Undang-Undang 12 Tahun 2011. Penyusunan PUU tidak sesuai dengan teknik penyusunan PUU sebagaimana diatur dalam Lampiran II UU 122011; Dalam banyak hal Lampiran II U 122011 sudah mengatur format baku membakukan baik untuk penggunaan kata, istilah, frasa, namun sering menuangkan dalam cara yang berbeda. Misalnya butir terakhir untuk konsiderans, istilah “membentuk” dan “menetapkan”, termasuk rumusan perintah pengundangan. 43 RUMUSAN PERINTAH PENGUNDANGAN

1. Pengundangan dan Penempatan Per-uu dalam Lembaran Negara: