Penyelarasan Teknologi Informasi dengan dunia
Penyelarasan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis
pada Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
Studi Kasus pada PPM-Manajemen
Bambang Santoso1), Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM2)
Pascasarjana Magister Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara
Kampus Anggrek, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta, 11530
E-mail: bambangsantosoh@gmail.com1), harprabowo@binus.edu2)
Abstrak - Teknologi dan sistem informasi
I.
PENDAHULUAN
telah mendorong dan merubah cara pandang,
dari aktivitas layanan tradisional menjadi
layanan
elektronik
(e-Service)
untuk
mendukung kinerja organisasi. Dalam rangka
persaingan dengan pesaingnya perguruan
tinggi harus memperlengkapi infraksturnya
dengan dukungan informasi teknologi. Fokus
pada kenyamanan dan kepuasan mahasiswa
dalam
proses
belajar-mengajar,
karena
kepuasan menjadi salah satu faktor penting
untuk diperhatikan dan dieksplorasi. Kajian
ini bertujuan mengetahui apakah kualitas
dalam proses pendidikan dan pembinaan
mamajemen dapat mempengaruhi kepuasan
mahasiswa secara positif. Perguruan tinggi
membutuhkan desain infrastruktur untuk
membuat
dasar
yang
kokoh
untuk
implementasi business model yang akan
diimplementasikan pada internet atau yang
disebut e-business.
Strategi
business model.
teknologi informasi ke dalam proses bisnis yang
dilakukannya, tentunya akan ikut memikirkan
peranan yang akan dilakukan oleh TI. Dalam
bidang pendidikan sendiri, saat ini sudah tidak
asing dengan yang namanya sistem informasi
atau teknologi informasi. Masuknya teknologi
informasi
kedalam
bidang
pendidikan,
persaingan antara universitas atau perguruan
tinggi menjadi lebih ketat. Sehingga strategi
pemasaran
sangatlah
dibutuhkan
dalam
persaingan. Salah satu strategi pemasaran yang
direkomendasikan adalah kualitas pelayanan
yang baik karena kualitas layanan dapat
mempengaruhi secara langsung kepuasan dari
mahasiswa/i terhadap suatu perguruan tinggi
atau universitas (Yoon, 2011).
Menurut Bjorn Cumps Stijn Vieane, dan
Guido Dedene, 2006. Dalam menentukan ada
Kata Kunci - Penyelarasan Teknologi
Informasi,
Sebuah organisasi yang telah mengadopsi
Bisnis,
Strategi
TI,
tiga peranan TI dalam organisasi. Pertama
memegang peran konservatif sebagai pendukung
dalam organisasi. Perusahaan ini
memilih
menggunakan teknologi TI yang sudah terbukti
dan matang. Kedua memegang peran yang kritis
dan penting dalam organisasi. Perusahaan ini
memilih menggunakan dan menginvestasikan
pada teknologi TI terkini. Ketiga memegang
peran sebagai inovator dalam bisnis.
2.1 Penyelarasan TI di perguruan Tinggi
Di perguruan tinggi, penyelarasan TI
muncul
PPM-Manajemen adalah sebuah lembaga
dalam
berbagai
aspek
administrasi dan akademik.
pendidikan dalam bidang manajemen. Lembaga
yang didirikan tahun 1967 ini, kini Yayasan
Menurut
Lukito
(2009:57)
PPM menjalankan misinya melalui empat unit
menyatakan setidaknya ada tiga peran
bisnis: (1) PPM School of Management: program
yang dapat dimainkan oleh TI di
pendidikan manajemen bergelar, (2) Program
perguruan tinggi, yaitu: 1) sebagai
Pengembangan Eksekutif: pelatihan manajemen,
integrator
(3) PT Binaman Utama: konsultansi manajemen
perguruan tinggi, 2) sebagai enabler bagi
(4) PT Pustaka Binaman Pressindo: penerbitan
perbaikan/penyempurnaan proses-proses
buku dan seminar manajemen.
akademik
program
dan
dan
kegiatan
administratif
serta
Sebagai organisasi berorientasi pasar yang
munculnya layanan-layanan baru yang
bertanggung jawab dan memiliki misi yang jelas,
inovatif, dan 3) untuk memperluas akses
PPM-Manajemen terus berupaya tanpa henti
seluruh warga kampus.
menjadi lembaga pelopor di bidang manajemen
melalui riset tentang praktik manajemen di
Indonesia.
2.2 Masalah Penelitian
II. PEMBAHASAN
Perkembangan TI telah memberikan
Penyelarasan antar teknologi informasi (TI)
dengan strategi bisnis merupakan permasalahan
pengaruh yang besar terhadap dunia
pendidikan. Telah banyak ditemukan
yang kompleks dan bersifat multidimensi.
berbagai lembaga pendidikan mulai dari
Penyelarasan TI dan strategi bisnis digunakan
taman kanak-kanak sampai perguruan
oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi,
tinggi memanfaatkan TI dalam rangka
mengurangi biaya, menciptakan hambatan untuk
meningkatkan kinerjanya.
pendatang baru, meningkatkan hubungan dengan
konsumen dan suplier, dan menciptakan produk
dan solusi bisnis baru. TI telah menjadi enabler
yang penting bagi strategi bisnis dalam hal
kustomisasi
peningkatan
masal,
diferensiasi
kualitas,
dan
kompetitif,
peningkatan
otomatisasi proses. Kegagalan dalam melakukan
penyelarasan
ini
dapat
mengakibatkan
peningkatan biaya dan kehilangan kesempatan.
2.3 Rumusan Masalah
Kajian ini dilakukan untuk menjawab
pertanyaan
sebagai
berikut:
“Bagaimanakah pengaruh strategi bisnis
dan strategi TI terhadap kinerja lembaga
pendidikan”.
Penyelarasan
dalam
bidang
ini
ini memang nyata ada. Kuncinya adalah
menuntut adanya pemanfaatan TI yang
secara
efektif,
proses
konsumennya atau pemakai aplikasi ini dan
berkesinambungan dari: 1) identifikasi
apa yang mereka inginkan. Kebutuhan untuk
yang
melibatkan
tujuan pedagogis, 2) penentuan aktivitas
untuk mencapai tujuan tersebut, dan 3)
pemilihan
TI
yang
tepat
untuk
pasti
dapat
diketahui
mendapatkan
pelayanan
prima
kenyamanan,
keamanan
dan
siapa
berupa
kecepatan
adalah kualifikasi yang dapat dipenuhi oleh
sistem yang telah di bangun adalah:
mengimplementasikan aktivitas tersebut
a. Manajemen tingkat atas (Dekan, Ketua
(Whitaker & Coste, 2002).
Program Studi);
laporan
Koushik,
Galambos,
Jonathan
Guru
Adams,
Vasudeva,
(2001).
Dalam
&
Srinivas
George
menentukan
model bisnis bagi sistem aplikasi yang akan
dibangun, perguruan tinggi menentukan
kriteria bagi aplikasi yang akan dibangun
sistem
1. Memberikan kemudahan, keamanan,
kecepatan dan kenyamanan bagi user
membantu
b. Dosen; mendapat laporan-laporan yang
mendukung
sistem
pengambilan
keputusan
penilaian
mahasiswa,
bimbingan
akademik
mendapatkan
laporan-laporan
dengan
kegiatan
yang
berhubungan
proses
belajar-
mengajar.
tersebut sebagai berikut:
dalam
mendukung
laporan-
pengambilan keputusan manajemen.
2.4 Analisis Model Bisnis
Menurut
yang
mendapat
user
dalam
menentukan keputusan.
c. Mahasiswa;
memperoleh
informasi
materi pembelajaran, forum diskusi,
nilai akhir, mendapat laporan-laporan
yang mendukung sistem pengambilan
keputusan jumlah mata kuliah yang telah
2. Investasi yang ditanamkan tidak terlalu
diambil.
tinggi tetapi manfaat yang diperoleh
dapat langsung dirasakan.
3. Menjadi sumber pendapatan baru.
2. Daya Saing; Menurut Porter, M.E., (2001).
Untuk melihat posisi dan persaingan dari e-
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap
learning dilakukan dengan menggunakan
pengembangan aplikasi dengan menggunakan 3
analisis untuk industri Porter Five Forces
kriteria seleksi konsep bisnis (Ward, J. &
Competitive Model dari Michael Porter.
Peppard, 2003) sebagai berikut:
1. Potensi Pasar; Kriteria ini digunakan untuk
memastikan apakah potensi pemakai aplikasi
New Entrant:
Perguruan Tinggi Baru
Suppliers:
SMA, SMU, MA etc.
DIKTI, KOPERTIS
Orang Tua/Wali
Dunia Bisnis
Competitor
Customers:
Universitas Lain
Mahasiswa & Mahasiswi
Dunia Bisnis
Substitutes:
Lembaga Kursus, Training
Lembaga Seritifikasi
Gambar 1: 5 forces competition untuk perguruan tinggi.
Berdasarkan analisis gambar diatas yang mana
calon mahasiswa yang akan menjadi
menggunakan 5 forces competitive Michael
kustomer dunia pendidikan perguruan
Porter maka dapat dipetakan ada 5 hal yang
tinggi.
mempengaruhi persaingan yaitu:
Manajemen perlu kerja sama dengan
pihak
1. Competitors; Adalah merupakan pesaing
menyelenggarakan
manajemen
komputer.
Pembinaan
menengah
atas
ini
sekolah menengah atas tersebut untuk
pendidikan
menjadi kustomer.
Pertumbuhan
perguruan tinggi ini harus diperhatikan agar
sekolah
dan
dibutuhkan untuk selalu menarik lulusan
dari dunia perguruan tinggi lain terutama
yang
Pendidikan
o
Peraturan
pemerintah
yang
secara
dapat diketahui siapa saja yang menjadi
khusus untuk perguruan tinggi ditangani
saingan dalam proses bisnis pendidikan ini.
oleh DIKTI (Dirjen Pendidikan Tinggi)
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
dan KOPERTIS (Koordinator Perguruan
perlu direncanakan strategi jangka panjang
Tinggi). Pihak DIKTI dan KOPERTIS
perusahaan untuk dapat bersaing dengan
ini yang bertanggung jawab untuk
perguruan tinggi lain.
mengelola dan mengatur perguruan
2. Suppliers; Adalah merupakan pihak-pihak
yang bertindak sebagai penyedia
mahasiswa sebagai
subyek
baik
yang akan
dididik maupun peraturan pemerintah yang
mendukung
kegiatan
pendidikan
di
tinggi agar dapat berjalan pada aturanaturan pendidikan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah melalui Departemen
Pendidikan Nasional. Pendidikan dan
Pembinaan
Manajemen
harus
memperhatikan aturan - aturan yang
Indonesia adalah sbb:
telah ditetapkan agar dapat bersaing,
o
Sekolah menengah tingkat atas seperti
SMA,
SMU,
MA
dll.
Merupakan
supplier terbesar yang menyediakan
bertahan dan menang dalam persaingan.
o
Masyarakat,
Orang
Dunia
kursus, training dan pelatihan serta lembaga
bisnis. Pandangan / “image” masyarakat
sertifikasi. Pihak Pendidikan dan Pembinaan
sangat dibutuhkan agar menjadi suatu
Manajemen perlu memikirkan bagaimana
“trade mark” dan dikenal masyarakat
agar perguruan tinggi dapat masuk juga
bahwa
institusi
kedalam bidang pengganti ini.
adalah
benar-benar
memenuhi
tua/wali,
pendidikan
tersebut
berkualitas
standar
dan
keinginan
masyarakat. Pendidikan dan Pembinaan
Manajemen harus selalu memperhatikan
2.5 Business Model Dan IT-Strategic
Model
bisnis
adalah
cara
bagaimana
kebutuhan dunia bisnis saat ini dalam
organisasi berinteraksi dengan lingkungannya
dunia kerja dan kemungkinan dunia
dalam upaya memutuskan strategi tertentu yang
kerja yang ada.
unik,
menggunakan
sumberdaya
untuk
3. New Entrant; Adalah merupakan pendatang
membangun
kemampuan
baru dalam dunia pendidikan tinggi. Pihak
menjalankan
strategi
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
menghasilkan value yang memuaskan bagi
harus
stakeholder.
selalu
memperhatikan
dan
organisasi
itu
yang
guna
akhirnya
mewaspadai pertumbuhan perguruan tinggi
Untuk menjadi sukses perusahaan harus
baru, apalagi dengan diperbolehkan pihak
memiliki rencana tindakan untuk mencapai
perguruan tinggi di luar Indonesia untuk
tujuan dan sasaran organisasi. Sebuah model
mengembangkan sayapnya di Indonesia.
bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang
4. Customer; Adalah merupakan individu yang
bagaimana organisasi menciptakan memberikan
menjadi sumber pendapatan dan target
dan menangkap nilai (Osterwalder dan Pigneur,
sasaran bisnis pendidikan tinggi. Mahasiswa
2010:14).
dan mahasiswi yang puas tersebut akan
memperkenalkan 9 komponen penting yang
menjadi iklan yang berjalan dan hidup dan
menggambarkan
secara terus menerus akan menjadi indikator
manfaat bagi dan mendapat manfaat para
kenaikan
pelanggannya dari business models perusahaan:
jumlah
mahasiswa.
Pihak
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
Osterwalder
&
Pigneur
bagaimana
1. Customer Segments;
Target
(2010),
menciptakan
pelanggan
harus selalu memperhatikan dan memuaskan
untuk produk dan jasa bisnis. Customer
mahasiswa sebagai pemakai jasa pendidikan
Segments atau segmen pelanggan adalah
tinggi ini.
pihak yang menggunakan jasa/produk dari
5. Subtitutes; Adalah merupakan pengganti
organisasi dan mereka yang berkontribusi
yang akan mempengaruhi mengurangnya
dalam
jumlah mahasiswa yang menjadi sumber
organisasi.
pemasukan bagi perguruan tinggi. Institusi
pengganti tersebut adalah seperti lembaga
memberikan
penghasilan
bagi
2. Value Proposition; Produk dan jasa yang
ditawarkan
oleh
bisnis
perusahaan.
Mengutip Osterwalder (2004) , sebuah nilai
pendapatan (pendapatan perusahaan). Pada
proposisi adalah pandangan keseluruhan
intinya ada dua jenis pendapatan yaitu yang
terhadap produk dan jasa yang bersama-
bersifat transaksional dan yang berbentuk
sama
pengulangan (recurring).
mewakili
nilai
untuk
segmen
pelanggan tertentu. Ini menggambarkan cara
suatu perusahaan membedakan dirinya dari
para pesaingnya dan merupakan alasan
mengapa
pelanggan
membeli
dari
perusahaan tertentu dan bukan dari yang
lain.
ini
memberi
untuk
memecahkan
masalah
atau
semaksimum
mungkin
Value
tawaran
pelanggan
propositions
memenuhi keinginan pelanggan.
3. Channels;
Sarana
digunakan
perusahaan untuk memberikan produk dan
layanan kepada pelanggan. Ini termasuk
perusahaan
distribusi.
Channel
dan
strategi
menggambarkan
interaksi dengan pelanggan dan berperan
penting dalam proses yang dialami oleh
pelanggan.
daya
yang
diperlukan untuk menciptakan nilai bagi
pelanggan. Key Resources menggambarkan
aset-aset
terpenting
yang
menentukan
keberhasilan pengoperasian model bisnis.
Aset-aset
berharga
memungkinkan
inilah
organisasi
yang
mewujudkan
value proposition yang dijanjikannya kepada
7. Key Activities; Kegiatan yang diperlukan
untuk menjalankan model bisnis perusahaan.
Key Activities
berperan penting dalam
mewujudkan value proposition. Kegiatan
inti dari ini adalah konsultan TI (Information
Technology)
adalah
kemampuan
menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke
dalam suatu sistem TI yang tepat.
4. Customer
Hubungan
Relationship;
pelanggan dimana perusahaan menetapkan
antara dirinya dengan berbagai segmen
pelanggan yang berbeda. Proses pengelolaan
hubungan
Sumber
Resources;
pelanggan, dengan baik.
yang
pemasaran
6. Key
pelanggan
manajemen
disebut
hubungan
sebagai
pelanggan.
Pembinaan hubungan dengan pelanggan
bertujuan untuk mendapatkan pelanggan
8. Key Partnerships; Aliansi bisnis yang
melengkapi aspek-aspek lain dari model
bisnis. Organisasi membutuhkan kemitraan
ini untuk berbagai motif yang umumnya
adalah:
penghematan
karena
tidak
tercapainya ekonomi skala, mengurangi
risiko,
memperoleh
sumber
daya
atau
pembelajaran.
baru (akuisisi), mempertahankan pelanggan
lama (retention), dan menawarkan produk
atau jasa lama dan baru pada pelanggan
9. Cost
Structure;
Konsekuensi
moneter
terhadap praktik yang digunakan dalam
model bisnis. Cost Structure atau struktur
lama.
biaya menggambarkan semua biaya yang
5. Revenue
Streams;
menghasilkan
uang
Cara
melalui
perusahaan
berbagai
muncul
sebagai
model bisnis ini.
akibat
dioperasikannya
Key Partners
(8)
Key Activities
(7)
Value Propositions
(2)
Lecture Notes
yang relevan
dengan topic.
Standarisasi
pengajaran
kurikulum PPMManajemen.
PPM- Manajemen
memberikan pelatihan
manajemen yang
bermanfaaat.
Lembagalembaga di dalam
dan luar negeri
yang terkait
dengan
peningkatan mutu
program.
Customer
Relationships
(4)
Customer
Segments
(1)
Menyebarkan
buku/brosur
program ke
pelanggan baru
dan pelanggan
lama.
Semua Manager
dan eksekutif,
yang ingin
mendapatkan
pelatihan
manajemen.
Key Resources
(6)
Channels
(3)
Instruktor Full
time yang
berpengetahuan
dan pengalaman.
Promosi melalui
iklan, buku
program PPM
Manajemen dan
pembayaran
melalui
customer service
dan kasir.
Pelatihan
dilakukan
dengan kosep,
kasus & diskusi.
Ditunjang oleh
perpustakaan
yang lengkap.
Cost Structure
(9)
Revenue Streams
(5)
Biaya Sumber Daya Manusia dan bahan pelatihan.
Pembayaran peserta Program
Pendanaan oleh Perusahaan sponsor.
Gambar 2: Bisnis Model PPM-Manajemen saat ini.
lebih
2.6 Analisis SWOT
Analisis SWOT akan dipetakan dari
hasil
analisis
mengetahui
lingkungan.
kekuatan
yang
Dengan
dimiliki
organisasi akan dapat mempertahankan dan
bahkan meningkatkan kekuatan sebagai
modal
untuk
dapat
bersaing.
Mengidentifikasi kelemahan
untuk dapat
mengetahui apa kelemahan yang masih ada,
dan
dengan
mengetahui
kelemahan-
kelemahan tersebut, maka perusahaan dapat
berusaha untuk memperbaiki agar menjadi
baik.
Dengan
semakin
cepat
mengetahui kelemahan, maka perusahaan
juga dapat sesegera mungkin mencari solusi
untuk dapat menutupi kelemahan tersebut.
Dengan
mengetahui
peluang,
berbagai
strategi dapat disiapkan lebih dini dan
terencana
dengan
lebih baik sehingga
peluang yang telah diidentifikasi dapat
direalisasikan.
Ancaman
teridentifikasi
dapat
keluarnya
sehingga
yang
dapat
dicarikan
jalan
organisasi
dapat
meminimalkan ancaman tersebut.
No
Aspek
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
1
Customer Segments
Jumlah Peserta yang
banyak setiap
tahunnya.
Tidak secara spesifik
memisahkan
kebutuhan segmen.
Meningkatnya
perusahaan akan
mengembangkan
karyawan semakin
tinggi.
Semakin
banyakprovider
asing yang masuk
pasar Indonesia.
2
Value Propositions
Fokus pada
pelatihan
manajemen.
Kurang tajam untuk
segmen tertentu.
Segmen-segmen
tertentu memiliki
kebutuhan khas.
Tumbuhnya
spesialis-spesiallis
di fungsi tertentu.
3
Channels
Program tahunan
terjadwal dan
terkomunikasi
dengan baik.
Tidak spesifik
dialamatkan kepada
segmen-segmen
bidikan PPMManajemen.
Berkembangnya
media
komunikasi.
Pesaing lebih
cepat
meningkatkan
kemampuan
mengelola channel
4
Customer
Memiliki buku
program yang sudah
dikenal oleh
customer.
Special event untuk
mengundang calon
peserta masih jarang
diadakan.
Masih banyak
potensi calon
peserta program
yang belum
digarap.
Pesaing
menawarkan
program yang
lebih menarik.
Relationships
5
Revenue Streams
Pembayaran peserta
program
sponsorship.
Hanya transaksional.
Eksistensi PPMManajemen
memungkinkan
recurring income.
Sumber-sumber
recurring income
kurang berminat.
6
Key Resources
Citra PPMManajemen sebagai
institusi pelatihan
dan pengembangan
baik instruktur
purnawaktu.
Kurang pemanfaatan
pengetahuan lintas
unit usaha kosultasi
sekolah tinggi.
Kurangnya jumlah
instruktur
bersertifikasi.
Teknologi
informasi
memungkinkan
riset sinergistik
lintas seluruh unit
usaha PPMManajemen dan
dunia luar.
Peluang untuk
bekerja di industri
lain dapat
mengurangi
jumlah instruktur.
7
Key Activities
Pengajaran standar
PPM-Manajemen.
Ada topik-topik
yang masih
menggunakan
standar.
Perkembangan
teknologi memberi
peluang untuk
meningkatkan
efektifiktas
pengajaran.
Pesaing mampu
meniru dalam
waktu cepat.
8
Key Partners
Nama PPMManajemen baik,
sehingga banyak
individu dan
organisasi yang
bangga dapat
bekerjasama.
Terbatasnya Key
Partners yang
memiliki nilai-nilai
sama dengan PPMManajemen.
Kemudahan
bekerjasama
dengan key
partners karena
citra PPMManajemen.
Ketergantungan
waktu pada
individual best
practice key
partners.
9
Cost Structure
Biaya
penyelenggaraan
rendah.
Biaya operasional
semakin meningkat.
Pemanfaatan
teknologi untuk
mengurangi biaya
bahan.
Biaya SDM akan
terus menigkat.
Tabel 1: Analisis Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman PPM-Manajemen
Dari hasil analisis SWOT unit bisnis
ini dapat lebih efektif dan efisien di masa
PPM-Manajemen ini ternyata banyak hal
mendatang,
yang perlu disempurnakan agar unit bisnis
keunggulan unit bisnis PPM-Manajemen.
Key Partners
(8)
Key Activities
(7)
Value Propositions
(2)
Best Practice
Riset dan
Pengembangan
bahan pelatihan
lintas unit usaha.
Segmen A
Pilih topic lengkap
Konten aplikatif.
Lecture Notes
yang relevan
dengan topic.
Pengajaran
standar PPMManajemen
yang
menggunakan
teknologi.
Lembagalembaga di dalam
dan luar negeri
yang terkait
dengan
peningkatan mutu
program.
Lembaga
serifikasi nasional
dan internasional
yang terpandang.
Segmen B
PPM-Manajemen
sebagai lembaga
sertifikasi terpandang.
diharapkan
dapat
menjaga
Customer
Relationships
(4)
Customer
Segments
(1)
Memasang iklan
Membership
program.
Pemasangan
iklan dan special
event.
Eksekutif yang
ingin
berkembang.
Eksekutif yang
butuh sertifikasi.
Perusahaan
yang ingin
karyawannya
berkembang.
Segmen C
Program pelatihan
berjenjang.
Key Resources
(6)
Channels
(3)
Instruktor Full
time yang
berpengetahuan
dan pengalaman.
Promosi melalui
iklan, buku
program PPM
Manajemen dan
pembayaran
melalui
customer service
dan kasir.
Pelatihan
dilakukan
dengan kosep,
kasus dan
diskusi.
Proses
pembelajaran
sinergistik
antara unit
traning, sekolah
tinggi
manajemen.
Penyandang
dana yang
membutuhkan
lembaga
pelaksana
program.
Cost Structure
(9)
Revenue Streams
(5)
Biaya Sumber Daya Manusia dan bahan pelatihan.
Biaya riset dan pengembangan bahan pelatihan
Biaya sertifikasi dan peningkatan kompetensi
pengajar.
Pembayaran peserta Program.
Pendanaan oleh Perusahaan sponsor.
Pendapatan dari membership program.
Pemasukan dari pemasang iklan.
Gambar 3: Bisnis Model PPM-Manajemen yang disempurnakan.
mengenai
2.7 Model Kematangan
Menurut
Luftman,
(2007).
Proses
pengukuran tingkat kematangan keselarasan
dapat memberikan informasi kepada organisasi
kondisi
terkini
dari
keselarasan
strategi mereka dan mengidentifikasi apasaja
yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kondisi
yang
ada.
Pengukuran
tingkat
kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI
dilakukannya, tentunya akan ikut memikirkan
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sebagai
peranan yang akan dilakukan oleh TI.
berikut:
o
o
Penyelarasan TI dengan
strategi
bisnis
Metode agar organisasi dapat menentukan
merupakan kegiatan yang telah lama menjadi
tingkat kematangan keselarasan bisnis dan
perhatian, tetapi sulit untuk dilakukan karena
TI berdasarkan kondisinya terkini.
pada dasarnya strategi bisnis itu sendiri selalu
Dengan mengetahui tingkat kematangan,
organisasi dapat menentukan hal-hal apasaja
yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki.
berubah-ubah. Dalam menyelaraskan TI dan
strategi bisnis perlu diperhatikan arah yang ingin
dicapai dengan jelas, komitmen, komunikasi,
dan integrasi dari fungsi-fungsi yang ada dalam
o
Dengan pengukuran tingkat kematangan,
organisasi.
organisasi dapat mengetahui performa kemajuan mereka dalam mencapai target
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Antara
satu
perguruan
tinggi
dengan
perguruan tinggi lainnya mempunyai keunikan
masing-masing yang bisa saja berbeda dalam
proses bisnis dan implementasi penerapan
teknologi informasi. Dukungan dari semua
manajemen sangat dibutuhkan untuk kelancaran
implementasi dan pengembangan kedepan.
IV. SARAN
Beberapa saran yang disampaikan disini
lebih bersifat sebagai sebuah penyempurnaan
Gambar 4: Gap antara Strategi Bisnis dengan TI di
setiap tingkat kematangan, (Luftman, J., 2003).
untuk penelitian yang lebih lanjut.
1. Bagi
pembaca
yang
tertarik
untuk
melakukan penelitian sejenism disarankan
untuk menambah variable-variabel yang
Gambar 4 diatas adalah mengilustrasikan
gap antara strategi bisnis dan strategi TI untuk
setiap level keselarasan.
mempengaruhi
dalam
pengambilan
keputusan.
2. Bagi Perusahaan diharapkan dapat menjaga
keunggulan unit bisnis PPM-Manajemen.
III. KESIMPULAN
Sebuah organisasi yang telah mengadopsi
teknologi informasi ke dalam proses bisnis yang
V.
Osterwalder, Alexander dan Yves Pigneur,
DAFTAR PUSTAKA
Cumps, B., Viaene, S., Dedene, G., “Managing
for Better Business IT Alignment”, IEEE,
2006.
"Business Model Generation" (terjemahan),
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2012.
Porter, M.E., “Strategy and the Internet”,
Harvard Business Review, pp. 62-78, 2001.
Jonathan
Adams,
Srinivas
Koushik,
Guru
Vasudeva, & George Galambos, “Patterns
Ward, J. & Peppard, J.,”Strategic planning for
for ebusiness: A Strategy for Reuse”, IBM
Information Systems”,3rd, John Willey &
Press, 2001.
Sons, Ltd, West Sussex, England, 2003.
Luftman, J., Competing in The Information Age:
Whitaker, B. & Coste,T.G. "Developing an
Align in The Sand. 2nd Edition, Oxford
Effective
IT
Integration
and
Support
University Press, New York, 2003.
System". Journal of Information Technology
Education Volume 1 No. 1 2002, 53-64.
Luftman, J., Kempaiah, R. An update on
2002.
Business-IT Alignment: "A Line" has been
Drawn. MIS Quarterly Executive. Vol.6,
No.3, 2007.
Yoon, S. Effects of e-Service Quality on
Perceived Value, Satisfaction, and Reuse
Intentions in, 2011.
Lukito Edi Nugroho. "Pemanfaatan Teknologi
Informasi Di Perguruan Tinggi". Prajnya
Media, Yogyakarta. 2009.
http://www.ppm-manajemen.ac.id diakses pada
25 mei 2014.
pada Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
Studi Kasus pada PPM-Manajemen
Bambang Santoso1), Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM2)
Pascasarjana Magister Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara
Kampus Anggrek, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta, 11530
E-mail: bambangsantosoh@gmail.com1), harprabowo@binus.edu2)
Abstrak - Teknologi dan sistem informasi
I.
PENDAHULUAN
telah mendorong dan merubah cara pandang,
dari aktivitas layanan tradisional menjadi
layanan
elektronik
(e-Service)
untuk
mendukung kinerja organisasi. Dalam rangka
persaingan dengan pesaingnya perguruan
tinggi harus memperlengkapi infraksturnya
dengan dukungan informasi teknologi. Fokus
pada kenyamanan dan kepuasan mahasiswa
dalam
proses
belajar-mengajar,
karena
kepuasan menjadi salah satu faktor penting
untuk diperhatikan dan dieksplorasi. Kajian
ini bertujuan mengetahui apakah kualitas
dalam proses pendidikan dan pembinaan
mamajemen dapat mempengaruhi kepuasan
mahasiswa secara positif. Perguruan tinggi
membutuhkan desain infrastruktur untuk
membuat
dasar
yang
kokoh
untuk
implementasi business model yang akan
diimplementasikan pada internet atau yang
disebut e-business.
Strategi
business model.
teknologi informasi ke dalam proses bisnis yang
dilakukannya, tentunya akan ikut memikirkan
peranan yang akan dilakukan oleh TI. Dalam
bidang pendidikan sendiri, saat ini sudah tidak
asing dengan yang namanya sistem informasi
atau teknologi informasi. Masuknya teknologi
informasi
kedalam
bidang
pendidikan,
persaingan antara universitas atau perguruan
tinggi menjadi lebih ketat. Sehingga strategi
pemasaran
sangatlah
dibutuhkan
dalam
persaingan. Salah satu strategi pemasaran yang
direkomendasikan adalah kualitas pelayanan
yang baik karena kualitas layanan dapat
mempengaruhi secara langsung kepuasan dari
mahasiswa/i terhadap suatu perguruan tinggi
atau universitas (Yoon, 2011).
Menurut Bjorn Cumps Stijn Vieane, dan
Guido Dedene, 2006. Dalam menentukan ada
Kata Kunci - Penyelarasan Teknologi
Informasi,
Sebuah organisasi yang telah mengadopsi
Bisnis,
Strategi
TI,
tiga peranan TI dalam organisasi. Pertama
memegang peran konservatif sebagai pendukung
dalam organisasi. Perusahaan ini
memilih
menggunakan teknologi TI yang sudah terbukti
dan matang. Kedua memegang peran yang kritis
dan penting dalam organisasi. Perusahaan ini
memilih menggunakan dan menginvestasikan
pada teknologi TI terkini. Ketiga memegang
peran sebagai inovator dalam bisnis.
2.1 Penyelarasan TI di perguruan Tinggi
Di perguruan tinggi, penyelarasan TI
muncul
PPM-Manajemen adalah sebuah lembaga
dalam
berbagai
aspek
administrasi dan akademik.
pendidikan dalam bidang manajemen. Lembaga
yang didirikan tahun 1967 ini, kini Yayasan
Menurut
Lukito
(2009:57)
PPM menjalankan misinya melalui empat unit
menyatakan setidaknya ada tiga peran
bisnis: (1) PPM School of Management: program
yang dapat dimainkan oleh TI di
pendidikan manajemen bergelar, (2) Program
perguruan tinggi, yaitu: 1) sebagai
Pengembangan Eksekutif: pelatihan manajemen,
integrator
(3) PT Binaman Utama: konsultansi manajemen
perguruan tinggi, 2) sebagai enabler bagi
(4) PT Pustaka Binaman Pressindo: penerbitan
perbaikan/penyempurnaan proses-proses
buku dan seminar manajemen.
akademik
program
dan
dan
kegiatan
administratif
serta
Sebagai organisasi berorientasi pasar yang
munculnya layanan-layanan baru yang
bertanggung jawab dan memiliki misi yang jelas,
inovatif, dan 3) untuk memperluas akses
PPM-Manajemen terus berupaya tanpa henti
seluruh warga kampus.
menjadi lembaga pelopor di bidang manajemen
melalui riset tentang praktik manajemen di
Indonesia.
2.2 Masalah Penelitian
II. PEMBAHASAN
Perkembangan TI telah memberikan
Penyelarasan antar teknologi informasi (TI)
dengan strategi bisnis merupakan permasalahan
pengaruh yang besar terhadap dunia
pendidikan. Telah banyak ditemukan
yang kompleks dan bersifat multidimensi.
berbagai lembaga pendidikan mulai dari
Penyelarasan TI dan strategi bisnis digunakan
taman kanak-kanak sampai perguruan
oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi,
tinggi memanfaatkan TI dalam rangka
mengurangi biaya, menciptakan hambatan untuk
meningkatkan kinerjanya.
pendatang baru, meningkatkan hubungan dengan
konsumen dan suplier, dan menciptakan produk
dan solusi bisnis baru. TI telah menjadi enabler
yang penting bagi strategi bisnis dalam hal
kustomisasi
peningkatan
masal,
diferensiasi
kualitas,
dan
kompetitif,
peningkatan
otomatisasi proses. Kegagalan dalam melakukan
penyelarasan
ini
dapat
mengakibatkan
peningkatan biaya dan kehilangan kesempatan.
2.3 Rumusan Masalah
Kajian ini dilakukan untuk menjawab
pertanyaan
sebagai
berikut:
“Bagaimanakah pengaruh strategi bisnis
dan strategi TI terhadap kinerja lembaga
pendidikan”.
Penyelarasan
dalam
bidang
ini
ini memang nyata ada. Kuncinya adalah
menuntut adanya pemanfaatan TI yang
secara
efektif,
proses
konsumennya atau pemakai aplikasi ini dan
berkesinambungan dari: 1) identifikasi
apa yang mereka inginkan. Kebutuhan untuk
yang
melibatkan
tujuan pedagogis, 2) penentuan aktivitas
untuk mencapai tujuan tersebut, dan 3)
pemilihan
TI
yang
tepat
untuk
pasti
dapat
diketahui
mendapatkan
pelayanan
prima
kenyamanan,
keamanan
dan
siapa
berupa
kecepatan
adalah kualifikasi yang dapat dipenuhi oleh
sistem yang telah di bangun adalah:
mengimplementasikan aktivitas tersebut
a. Manajemen tingkat atas (Dekan, Ketua
(Whitaker & Coste, 2002).
Program Studi);
laporan
Koushik,
Galambos,
Jonathan
Guru
Adams,
Vasudeva,
(2001).
Dalam
&
Srinivas
George
menentukan
model bisnis bagi sistem aplikasi yang akan
dibangun, perguruan tinggi menentukan
kriteria bagi aplikasi yang akan dibangun
sistem
1. Memberikan kemudahan, keamanan,
kecepatan dan kenyamanan bagi user
membantu
b. Dosen; mendapat laporan-laporan yang
mendukung
sistem
pengambilan
keputusan
penilaian
mahasiswa,
bimbingan
akademik
mendapatkan
laporan-laporan
dengan
kegiatan
yang
berhubungan
proses
belajar-
mengajar.
tersebut sebagai berikut:
dalam
mendukung
laporan-
pengambilan keputusan manajemen.
2.4 Analisis Model Bisnis
Menurut
yang
mendapat
user
dalam
menentukan keputusan.
c. Mahasiswa;
memperoleh
informasi
materi pembelajaran, forum diskusi,
nilai akhir, mendapat laporan-laporan
yang mendukung sistem pengambilan
keputusan jumlah mata kuliah yang telah
2. Investasi yang ditanamkan tidak terlalu
diambil.
tinggi tetapi manfaat yang diperoleh
dapat langsung dirasakan.
3. Menjadi sumber pendapatan baru.
2. Daya Saing; Menurut Porter, M.E., (2001).
Untuk melihat posisi dan persaingan dari e-
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap
learning dilakukan dengan menggunakan
pengembangan aplikasi dengan menggunakan 3
analisis untuk industri Porter Five Forces
kriteria seleksi konsep bisnis (Ward, J. &
Competitive Model dari Michael Porter.
Peppard, 2003) sebagai berikut:
1. Potensi Pasar; Kriteria ini digunakan untuk
memastikan apakah potensi pemakai aplikasi
New Entrant:
Perguruan Tinggi Baru
Suppliers:
SMA, SMU, MA etc.
DIKTI, KOPERTIS
Orang Tua/Wali
Dunia Bisnis
Competitor
Customers:
Universitas Lain
Mahasiswa & Mahasiswi
Dunia Bisnis
Substitutes:
Lembaga Kursus, Training
Lembaga Seritifikasi
Gambar 1: 5 forces competition untuk perguruan tinggi.
Berdasarkan analisis gambar diatas yang mana
calon mahasiswa yang akan menjadi
menggunakan 5 forces competitive Michael
kustomer dunia pendidikan perguruan
Porter maka dapat dipetakan ada 5 hal yang
tinggi.
mempengaruhi persaingan yaitu:
Manajemen perlu kerja sama dengan
pihak
1. Competitors; Adalah merupakan pesaing
menyelenggarakan
manajemen
komputer.
Pembinaan
menengah
atas
ini
sekolah menengah atas tersebut untuk
pendidikan
menjadi kustomer.
Pertumbuhan
perguruan tinggi ini harus diperhatikan agar
sekolah
dan
dibutuhkan untuk selalu menarik lulusan
dari dunia perguruan tinggi lain terutama
yang
Pendidikan
o
Peraturan
pemerintah
yang
secara
dapat diketahui siapa saja yang menjadi
khusus untuk perguruan tinggi ditangani
saingan dalam proses bisnis pendidikan ini.
oleh DIKTI (Dirjen Pendidikan Tinggi)
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
dan KOPERTIS (Koordinator Perguruan
perlu direncanakan strategi jangka panjang
Tinggi). Pihak DIKTI dan KOPERTIS
perusahaan untuk dapat bersaing dengan
ini yang bertanggung jawab untuk
perguruan tinggi lain.
mengelola dan mengatur perguruan
2. Suppliers; Adalah merupakan pihak-pihak
yang bertindak sebagai penyedia
mahasiswa sebagai
subyek
baik
yang akan
dididik maupun peraturan pemerintah yang
mendukung
kegiatan
pendidikan
di
tinggi agar dapat berjalan pada aturanaturan pendidikan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah melalui Departemen
Pendidikan Nasional. Pendidikan dan
Pembinaan
Manajemen
harus
memperhatikan aturan - aturan yang
Indonesia adalah sbb:
telah ditetapkan agar dapat bersaing,
o
Sekolah menengah tingkat atas seperti
SMA,
SMU,
MA
dll.
Merupakan
supplier terbesar yang menyediakan
bertahan dan menang dalam persaingan.
o
Masyarakat,
Orang
Dunia
kursus, training dan pelatihan serta lembaga
bisnis. Pandangan / “image” masyarakat
sertifikasi. Pihak Pendidikan dan Pembinaan
sangat dibutuhkan agar menjadi suatu
Manajemen perlu memikirkan bagaimana
“trade mark” dan dikenal masyarakat
agar perguruan tinggi dapat masuk juga
bahwa
institusi
kedalam bidang pengganti ini.
adalah
benar-benar
memenuhi
tua/wali,
pendidikan
tersebut
berkualitas
standar
dan
keinginan
masyarakat. Pendidikan dan Pembinaan
Manajemen harus selalu memperhatikan
2.5 Business Model Dan IT-Strategic
Model
bisnis
adalah
cara
bagaimana
kebutuhan dunia bisnis saat ini dalam
organisasi berinteraksi dengan lingkungannya
dunia kerja dan kemungkinan dunia
dalam upaya memutuskan strategi tertentu yang
kerja yang ada.
unik,
menggunakan
sumberdaya
untuk
3. New Entrant; Adalah merupakan pendatang
membangun
kemampuan
baru dalam dunia pendidikan tinggi. Pihak
menjalankan
strategi
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
menghasilkan value yang memuaskan bagi
harus
stakeholder.
selalu
memperhatikan
dan
organisasi
itu
yang
guna
akhirnya
mewaspadai pertumbuhan perguruan tinggi
Untuk menjadi sukses perusahaan harus
baru, apalagi dengan diperbolehkan pihak
memiliki rencana tindakan untuk mencapai
perguruan tinggi di luar Indonesia untuk
tujuan dan sasaran organisasi. Sebuah model
mengembangkan sayapnya di Indonesia.
bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang
4. Customer; Adalah merupakan individu yang
bagaimana organisasi menciptakan memberikan
menjadi sumber pendapatan dan target
dan menangkap nilai (Osterwalder dan Pigneur,
sasaran bisnis pendidikan tinggi. Mahasiswa
2010:14).
dan mahasiswi yang puas tersebut akan
memperkenalkan 9 komponen penting yang
menjadi iklan yang berjalan dan hidup dan
menggambarkan
secara terus menerus akan menjadi indikator
manfaat bagi dan mendapat manfaat para
kenaikan
pelanggannya dari business models perusahaan:
jumlah
mahasiswa.
Pihak
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
Osterwalder
&
Pigneur
bagaimana
1. Customer Segments;
Target
(2010),
menciptakan
pelanggan
harus selalu memperhatikan dan memuaskan
untuk produk dan jasa bisnis. Customer
mahasiswa sebagai pemakai jasa pendidikan
Segments atau segmen pelanggan adalah
tinggi ini.
pihak yang menggunakan jasa/produk dari
5. Subtitutes; Adalah merupakan pengganti
organisasi dan mereka yang berkontribusi
yang akan mempengaruhi mengurangnya
dalam
jumlah mahasiswa yang menjadi sumber
organisasi.
pemasukan bagi perguruan tinggi. Institusi
pengganti tersebut adalah seperti lembaga
memberikan
penghasilan
bagi
2. Value Proposition; Produk dan jasa yang
ditawarkan
oleh
bisnis
perusahaan.
Mengutip Osterwalder (2004) , sebuah nilai
pendapatan (pendapatan perusahaan). Pada
proposisi adalah pandangan keseluruhan
intinya ada dua jenis pendapatan yaitu yang
terhadap produk dan jasa yang bersama-
bersifat transaksional dan yang berbentuk
sama
pengulangan (recurring).
mewakili
nilai
untuk
segmen
pelanggan tertentu. Ini menggambarkan cara
suatu perusahaan membedakan dirinya dari
para pesaingnya dan merupakan alasan
mengapa
pelanggan
membeli
dari
perusahaan tertentu dan bukan dari yang
lain.
ini
memberi
untuk
memecahkan
masalah
atau
semaksimum
mungkin
Value
tawaran
pelanggan
propositions
memenuhi keinginan pelanggan.
3. Channels;
Sarana
digunakan
perusahaan untuk memberikan produk dan
layanan kepada pelanggan. Ini termasuk
perusahaan
distribusi.
Channel
dan
strategi
menggambarkan
interaksi dengan pelanggan dan berperan
penting dalam proses yang dialami oleh
pelanggan.
daya
yang
diperlukan untuk menciptakan nilai bagi
pelanggan. Key Resources menggambarkan
aset-aset
terpenting
yang
menentukan
keberhasilan pengoperasian model bisnis.
Aset-aset
berharga
memungkinkan
inilah
organisasi
yang
mewujudkan
value proposition yang dijanjikannya kepada
7. Key Activities; Kegiatan yang diperlukan
untuk menjalankan model bisnis perusahaan.
Key Activities
berperan penting dalam
mewujudkan value proposition. Kegiatan
inti dari ini adalah konsultan TI (Information
Technology)
adalah
kemampuan
menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke
dalam suatu sistem TI yang tepat.
4. Customer
Hubungan
Relationship;
pelanggan dimana perusahaan menetapkan
antara dirinya dengan berbagai segmen
pelanggan yang berbeda. Proses pengelolaan
hubungan
Sumber
Resources;
pelanggan, dengan baik.
yang
pemasaran
6. Key
pelanggan
manajemen
disebut
hubungan
sebagai
pelanggan.
Pembinaan hubungan dengan pelanggan
bertujuan untuk mendapatkan pelanggan
8. Key Partnerships; Aliansi bisnis yang
melengkapi aspek-aspek lain dari model
bisnis. Organisasi membutuhkan kemitraan
ini untuk berbagai motif yang umumnya
adalah:
penghematan
karena
tidak
tercapainya ekonomi skala, mengurangi
risiko,
memperoleh
sumber
daya
atau
pembelajaran.
baru (akuisisi), mempertahankan pelanggan
lama (retention), dan menawarkan produk
atau jasa lama dan baru pada pelanggan
9. Cost
Structure;
Konsekuensi
moneter
terhadap praktik yang digunakan dalam
model bisnis. Cost Structure atau struktur
lama.
biaya menggambarkan semua biaya yang
5. Revenue
Streams;
menghasilkan
uang
Cara
melalui
perusahaan
berbagai
muncul
sebagai
model bisnis ini.
akibat
dioperasikannya
Key Partners
(8)
Key Activities
(7)
Value Propositions
(2)
Lecture Notes
yang relevan
dengan topic.
Standarisasi
pengajaran
kurikulum PPMManajemen.
PPM- Manajemen
memberikan pelatihan
manajemen yang
bermanfaaat.
Lembagalembaga di dalam
dan luar negeri
yang terkait
dengan
peningkatan mutu
program.
Customer
Relationships
(4)
Customer
Segments
(1)
Menyebarkan
buku/brosur
program ke
pelanggan baru
dan pelanggan
lama.
Semua Manager
dan eksekutif,
yang ingin
mendapatkan
pelatihan
manajemen.
Key Resources
(6)
Channels
(3)
Instruktor Full
time yang
berpengetahuan
dan pengalaman.
Promosi melalui
iklan, buku
program PPM
Manajemen dan
pembayaran
melalui
customer service
dan kasir.
Pelatihan
dilakukan
dengan kosep,
kasus & diskusi.
Ditunjang oleh
perpustakaan
yang lengkap.
Cost Structure
(9)
Revenue Streams
(5)
Biaya Sumber Daya Manusia dan bahan pelatihan.
Pembayaran peserta Program
Pendanaan oleh Perusahaan sponsor.
Gambar 2: Bisnis Model PPM-Manajemen saat ini.
lebih
2.6 Analisis SWOT
Analisis SWOT akan dipetakan dari
hasil
analisis
mengetahui
lingkungan.
kekuatan
yang
Dengan
dimiliki
organisasi akan dapat mempertahankan dan
bahkan meningkatkan kekuatan sebagai
modal
untuk
dapat
bersaing.
Mengidentifikasi kelemahan
untuk dapat
mengetahui apa kelemahan yang masih ada,
dan
dengan
mengetahui
kelemahan-
kelemahan tersebut, maka perusahaan dapat
berusaha untuk memperbaiki agar menjadi
baik.
Dengan
semakin
cepat
mengetahui kelemahan, maka perusahaan
juga dapat sesegera mungkin mencari solusi
untuk dapat menutupi kelemahan tersebut.
Dengan
mengetahui
peluang,
berbagai
strategi dapat disiapkan lebih dini dan
terencana
dengan
lebih baik sehingga
peluang yang telah diidentifikasi dapat
direalisasikan.
Ancaman
teridentifikasi
dapat
keluarnya
sehingga
yang
dapat
dicarikan
jalan
organisasi
dapat
meminimalkan ancaman tersebut.
No
Aspek
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
1
Customer Segments
Jumlah Peserta yang
banyak setiap
tahunnya.
Tidak secara spesifik
memisahkan
kebutuhan segmen.
Meningkatnya
perusahaan akan
mengembangkan
karyawan semakin
tinggi.
Semakin
banyakprovider
asing yang masuk
pasar Indonesia.
2
Value Propositions
Fokus pada
pelatihan
manajemen.
Kurang tajam untuk
segmen tertentu.
Segmen-segmen
tertentu memiliki
kebutuhan khas.
Tumbuhnya
spesialis-spesiallis
di fungsi tertentu.
3
Channels
Program tahunan
terjadwal dan
terkomunikasi
dengan baik.
Tidak spesifik
dialamatkan kepada
segmen-segmen
bidikan PPMManajemen.
Berkembangnya
media
komunikasi.
Pesaing lebih
cepat
meningkatkan
kemampuan
mengelola channel
4
Customer
Memiliki buku
program yang sudah
dikenal oleh
customer.
Special event untuk
mengundang calon
peserta masih jarang
diadakan.
Masih banyak
potensi calon
peserta program
yang belum
digarap.
Pesaing
menawarkan
program yang
lebih menarik.
Relationships
5
Revenue Streams
Pembayaran peserta
program
sponsorship.
Hanya transaksional.
Eksistensi PPMManajemen
memungkinkan
recurring income.
Sumber-sumber
recurring income
kurang berminat.
6
Key Resources
Citra PPMManajemen sebagai
institusi pelatihan
dan pengembangan
baik instruktur
purnawaktu.
Kurang pemanfaatan
pengetahuan lintas
unit usaha kosultasi
sekolah tinggi.
Kurangnya jumlah
instruktur
bersertifikasi.
Teknologi
informasi
memungkinkan
riset sinergistik
lintas seluruh unit
usaha PPMManajemen dan
dunia luar.
Peluang untuk
bekerja di industri
lain dapat
mengurangi
jumlah instruktur.
7
Key Activities
Pengajaran standar
PPM-Manajemen.
Ada topik-topik
yang masih
menggunakan
standar.
Perkembangan
teknologi memberi
peluang untuk
meningkatkan
efektifiktas
pengajaran.
Pesaing mampu
meniru dalam
waktu cepat.
8
Key Partners
Nama PPMManajemen baik,
sehingga banyak
individu dan
organisasi yang
bangga dapat
bekerjasama.
Terbatasnya Key
Partners yang
memiliki nilai-nilai
sama dengan PPMManajemen.
Kemudahan
bekerjasama
dengan key
partners karena
citra PPMManajemen.
Ketergantungan
waktu pada
individual best
practice key
partners.
9
Cost Structure
Biaya
penyelenggaraan
rendah.
Biaya operasional
semakin meningkat.
Pemanfaatan
teknologi untuk
mengurangi biaya
bahan.
Biaya SDM akan
terus menigkat.
Tabel 1: Analisis Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman PPM-Manajemen
Dari hasil analisis SWOT unit bisnis
ini dapat lebih efektif dan efisien di masa
PPM-Manajemen ini ternyata banyak hal
mendatang,
yang perlu disempurnakan agar unit bisnis
keunggulan unit bisnis PPM-Manajemen.
Key Partners
(8)
Key Activities
(7)
Value Propositions
(2)
Best Practice
Riset dan
Pengembangan
bahan pelatihan
lintas unit usaha.
Segmen A
Pilih topic lengkap
Konten aplikatif.
Lecture Notes
yang relevan
dengan topic.
Pengajaran
standar PPMManajemen
yang
menggunakan
teknologi.
Lembagalembaga di dalam
dan luar negeri
yang terkait
dengan
peningkatan mutu
program.
Lembaga
serifikasi nasional
dan internasional
yang terpandang.
Segmen B
PPM-Manajemen
sebagai lembaga
sertifikasi terpandang.
diharapkan
dapat
menjaga
Customer
Relationships
(4)
Customer
Segments
(1)
Memasang iklan
Membership
program.
Pemasangan
iklan dan special
event.
Eksekutif yang
ingin
berkembang.
Eksekutif yang
butuh sertifikasi.
Perusahaan
yang ingin
karyawannya
berkembang.
Segmen C
Program pelatihan
berjenjang.
Key Resources
(6)
Channels
(3)
Instruktor Full
time yang
berpengetahuan
dan pengalaman.
Promosi melalui
iklan, buku
program PPM
Manajemen dan
pembayaran
melalui
customer service
dan kasir.
Pelatihan
dilakukan
dengan kosep,
kasus dan
diskusi.
Proses
pembelajaran
sinergistik
antara unit
traning, sekolah
tinggi
manajemen.
Penyandang
dana yang
membutuhkan
lembaga
pelaksana
program.
Cost Structure
(9)
Revenue Streams
(5)
Biaya Sumber Daya Manusia dan bahan pelatihan.
Biaya riset dan pengembangan bahan pelatihan
Biaya sertifikasi dan peningkatan kompetensi
pengajar.
Pembayaran peserta Program.
Pendanaan oleh Perusahaan sponsor.
Pendapatan dari membership program.
Pemasukan dari pemasang iklan.
Gambar 3: Bisnis Model PPM-Manajemen yang disempurnakan.
mengenai
2.7 Model Kematangan
Menurut
Luftman,
(2007).
Proses
pengukuran tingkat kematangan keselarasan
dapat memberikan informasi kepada organisasi
kondisi
terkini
dari
keselarasan
strategi mereka dan mengidentifikasi apasaja
yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kondisi
yang
ada.
Pengukuran
tingkat
kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI
dilakukannya, tentunya akan ikut memikirkan
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sebagai
peranan yang akan dilakukan oleh TI.
berikut:
o
o
Penyelarasan TI dengan
strategi
bisnis
Metode agar organisasi dapat menentukan
merupakan kegiatan yang telah lama menjadi
tingkat kematangan keselarasan bisnis dan
perhatian, tetapi sulit untuk dilakukan karena
TI berdasarkan kondisinya terkini.
pada dasarnya strategi bisnis itu sendiri selalu
Dengan mengetahui tingkat kematangan,
organisasi dapat menentukan hal-hal apasaja
yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki.
berubah-ubah. Dalam menyelaraskan TI dan
strategi bisnis perlu diperhatikan arah yang ingin
dicapai dengan jelas, komitmen, komunikasi,
dan integrasi dari fungsi-fungsi yang ada dalam
o
Dengan pengukuran tingkat kematangan,
organisasi.
organisasi dapat mengetahui performa kemajuan mereka dalam mencapai target
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Antara
satu
perguruan
tinggi
dengan
perguruan tinggi lainnya mempunyai keunikan
masing-masing yang bisa saja berbeda dalam
proses bisnis dan implementasi penerapan
teknologi informasi. Dukungan dari semua
manajemen sangat dibutuhkan untuk kelancaran
implementasi dan pengembangan kedepan.
IV. SARAN
Beberapa saran yang disampaikan disini
lebih bersifat sebagai sebuah penyempurnaan
Gambar 4: Gap antara Strategi Bisnis dengan TI di
setiap tingkat kematangan, (Luftman, J., 2003).
untuk penelitian yang lebih lanjut.
1. Bagi
pembaca
yang
tertarik
untuk
melakukan penelitian sejenism disarankan
untuk menambah variable-variabel yang
Gambar 4 diatas adalah mengilustrasikan
gap antara strategi bisnis dan strategi TI untuk
setiap level keselarasan.
mempengaruhi
dalam
pengambilan
keputusan.
2. Bagi Perusahaan diharapkan dapat menjaga
keunggulan unit bisnis PPM-Manajemen.
III. KESIMPULAN
Sebuah organisasi yang telah mengadopsi
teknologi informasi ke dalam proses bisnis yang
V.
Osterwalder, Alexander dan Yves Pigneur,
DAFTAR PUSTAKA
Cumps, B., Viaene, S., Dedene, G., “Managing
for Better Business IT Alignment”, IEEE,
2006.
"Business Model Generation" (terjemahan),
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2012.
Porter, M.E., “Strategy and the Internet”,
Harvard Business Review, pp. 62-78, 2001.
Jonathan
Adams,
Srinivas
Koushik,
Guru
Vasudeva, & George Galambos, “Patterns
Ward, J. & Peppard, J.,”Strategic planning for
for ebusiness: A Strategy for Reuse”, IBM
Information Systems”,3rd, John Willey &
Press, 2001.
Sons, Ltd, West Sussex, England, 2003.
Luftman, J., Competing in The Information Age:
Whitaker, B. & Coste,T.G. "Developing an
Align in The Sand. 2nd Edition, Oxford
Effective
IT
Integration
and
Support
University Press, New York, 2003.
System". Journal of Information Technology
Education Volume 1 No. 1 2002, 53-64.
Luftman, J., Kempaiah, R. An update on
2002.
Business-IT Alignment: "A Line" has been
Drawn. MIS Quarterly Executive. Vol.6,
No.3, 2007.
Yoon, S. Effects of e-Service Quality on
Perceived Value, Satisfaction, and Reuse
Intentions in, 2011.
Lukito Edi Nugroho. "Pemanfaatan Teknologi
Informasi Di Perguruan Tinggi". Prajnya
Media, Yogyakarta. 2009.
http://www.ppm-manajemen.ac.id diakses pada
25 mei 2014.