Ayo Menganalisis Ebook Belajar Saham Komplit - Investasi Saham Pemula maf

3. Ayo Menganalisis

Sebelum kita membahas harga sahamnya, pertama-tama kita ‘keluarkan’ dulu rasio- rasio fundamental penting dari tabel yang sudah kita buat diatas, juga pake MS Excel. Berikut hasilnya: Tabel 2 Ratios 1H10 1H09 Change EDR 48.6 57.7 -15.8 EER 94.6 94.1 0.5 EAR 32.7 36.6 -10.6 Annualized ROA 36.2 37.5 -3.3 Annualized ROE 117.3 109.0 7.6 OPM 23.8 23.2 2.8 NPM 17.8 16.7 6.9 Semua angka dalam persentase . Membaca tabel diatas sangat mudah, yaitu: pokoknya semakin besar angkanya, maka semakin bagus perusahaannya. Berikut penjelasannya: Rasio neraca EDR = Equity to Debt Ratio = rasio ekuitas terhadap kewajiban. Semakin besar jumlah ekuitas dibanding utangnya, maka tentunya semakin bagus perusahaannya. Angka 48.6 berasal dari 3,192 6,573 = 0.486 = 48.9, sehingga bermakna: pada 1H10, jumlah ekuitas UNVR adalah 48.6 kewajibannya . Karena jumlah ekuitas bisa lebih besar dari kewajiban, maka nilai EDR bisa diatas 100. Pada contoh diatas, ekuitas UNVR lebih kecil dari liabilities-nya, sehingga EDR-nya menjadi dibawah 100. Jika dilihat dari sini, maka UNVR tidak begitu bagus. Namun mengingat mayoritas liabilities UNVR bukanlah utang-utang yang berbahaya, seperti utang bank, obligasi, dll.. baca lagi LK halaman kedua, melainkan utang- utang operasional, maka meski EDR-nya kecil, namun UNVR tetap merupakan perusahaan yang bagus. EER = Earnings to Equity Ratio = rasio saldo laba terhadap ekuitas. Angka 94.6 berasal dari 3,019 : 3192 = 0.946 = 94.6. Angka ini menunjukkan bahwa ekuitas UNVR hampir sepenuhnya berasal dari saldo laba-nya, atau berarti UNVR merupakan perusahaan yang ‘padat berisi’, sekaligus secara sekilas menunjukkan bahwa kinerja UNVR dimasa lalu sama baiknya dengan saat inifirst half 2010. Karena saldo laba merupakan bagian dari ekuitas, maka EER tidak bisa lebih besar dari 100. Semakin EER mendekati 100, maka semakin bagus perusahaannya. Caution: hati-hati jika EER ini nilainya terlalu kecil, apalagi minus, karena itu menunjukkan bahwa perusahaan yang bersangkutan gak ada isinya alias rugi melulu. EAR = Equity to Assets Ratio = rasio ekuitas terhadap aset. Pada prinsipnya, EAR sama saja dengan EDR. Kalau EDR membandingkan ekuitas dengan utang, maka EAR membandingkan ekuitas dengan aset. Semakin EAR mendekati 100, maka semakin besar nilai modal bersih dibanding total asetnya. Pada tabel diatas, tampak bahwa EAR UNVR pada 1H10 adalah 32.7, turun 10.6 dibanding 1H09, 6 yang mencapai 36.6. Hal ini disebabkan karena kewajiban UNVR naik lebih banyak dibanding ekuitasnya baca lagi tabel 1 Rasio Laba bersih terhadap neraca Annualized ROA = Annualized Return on Asset = rasio laba bersih dibanding total aset yang sudah disetahunkan. Rasio ini diperoleh dari laba bersih dikalikan dua kemudian dibagi aset, sehingga 1,770 x 2 9,770 = 0.362 = 36.2. Kenapa harus dikali dua dulu? Karena LK-nya merupakan LK first half 2010, alias untuk 6 bulan, jadi harus disetahunkan dulu dengan cara dikali dua 6 bulan x 2 = 12 bulan = 1 tahun. Semakin besar rasio ini, maka semakin menguntungkan perusahaannya. Catatan: Jika LK-nya adalah LK kuartal pertama, maka laba bersihnya di-setahun-kan dengan cara dikali empat terlebih dahulu 3 bulan x 4 = 12 bulan = 1 tahun, kemudian baru dibagi aset. Sedangkan jika LK-nya adalah LK kuartal ketiga, maka laba bersihnya disetahunkan dengan cara dikali empat per tiga 9 bulan x 43 = 12 bulan = 1 tahun. Bagaimana kalau LK-nya adalah LK full year? Ya laba bersihnya ga perlu disetahunkan terlebih dahulu, karena memang sudah untuk satu tahun. Annualized ROE sama saja dengan Annualized ROA. Jika ROA membandingkan laba bersih dengan aset, maka ROE ini membandingkan laba bersih dengan ekuitas. Pada tabel diatas, tampak bahwa Annualized ROE UNVR untuk 1H10 mencapai 117.3, atau dengan kata lain, laba bersih UNVR pada 1H10 secara annualized, sudah lebih besar dari ekuitas UNVR itu sendiri. Berarti, usaha UNVR bisa balik modal hanya dalam tempo 1 tahun. Catatan: Angka ROE inilah yang membuat saham UNVR sangat mahal. Di perusahaan manapun diseluruh dunia, jika ROE mencapai 20 saja sudah termasuk bagus. Atau dengan kata lain, sebuah perusahaan dikatakan bagus jika nilai investasinya bisa balik modal dalam tempo 5 tahun. Dan ternyata, UNVR tidak perlu waktu sampai 5 tahun untuk balik modal, melainkan hanya 1 tahun saja. Seperti ROA, semakin besar ROE ini maka semakin menguntungkan perusahaannya. Hati-hati pada perusahaan yang ROE-nya dibawah 5. Bagaimana jika ROA dan ROE minus? Itu berarti perusahaan mengalami rugi. Jangan beli sahamnya Rasio laba bersih dan pendapatan OPM = operating profit margin = margin laba usaha terhadap pendapatan, yaitu laba usaha dibagi pendapatan. Sedangkan NPM = net profit margin = margin laba bersih terhadap pendapatan, yaitu laba bersih dibagi pendapatan. Catatan: OPM dan NPM ini tidak begitu penting jika dibandingkan dengan ROA dan ROE, karena hanya menggambarkan persentase keuntungan dibanding nilai total pendapatan perusahaan. Namun boleh tetap diperhatikan untuk jadi bahan pertimbangan. Perusahaan-perusahaan dengan kinerja solid seperti INKP, UNVR, dan TLKM, rata-rata memiliki OPM dan NPM yang tinggi, sehingga mereka layak dikoleksi untuk long term. 7 4. Analisis yang Lebih Mendetail Ketika anda sedang membaca neraca aset, kewajiban, dan ekuitas, perhatikan hal- hal berikut: 1. Goodwill: terkadang dalam susunan aset sebuah perusahaan, terdapat poin yang disebut goodwill. Goodwill ini adalah aset yang baru akan direalisasikan di masa depan, atau dengan kata lain, aset tersebut sebenarnya tidak ada. Hati-hati pada perusahaan yang memiliki nilai goodwill atau semacamnya yang terlalu besar pada asetnya. Tapi kalau nilainya kecil sih gak masalah. 2. Hati-hati pula jika poin ‘aset lain-lain’ jumlahnya terlalu besar. Bisa jadi ‘aset lain- lain’ ini merupakan semacam goodwill juga. 3. Bentuk aset yang paling bagus adalah uang tunai cash. Biasanya diletakkan dibagian paling atas dari aset. Semakin besar kas, semakin bagus perusahaannya. 4. Bentuk kewajiban yang paling jelek adalah utang bank, obligasi, senior notes, dan semacamnya. Sebab bunga yang harus dibayar dari pinjaman-pinjaman tersebut dapat dengan mudah menggerogoti laba bersih perusahaan, sehingga sebuah perusahaan bisa saja mengalami rugi bersih karena besarnya bunga pinjaman, meski pendapatannya sebenarnya meningkat. Hati-hati jika sebuah perusahaan memiliki banyak utang dalam bentuk-bentuk tersebut dalam susunan kewajibannya. 5. Pada ekuitas, perhatikan apakah jumlah ekuitas yang besar memang berasal dari saldo labanya, atau berasal dari poin-poin lainnya, seperti tambahan modal disetor dll. Hal ini sebenarnya bisa langsung dilihat dengan membaca EER. Tapi lebih baik jika anda mengeceknya agar lebih pasti. Berikut adalah contoh LK dengan komposisi ekuitas yang nggak bagus: 8 Perhatikan bagian yang ditandai: Disana tampak bahwa ekuitas perusahaan naik drastis dari Rp 2.6 trilyun pada 1H09, menjadi Rp 7.6 trilyun pada 1H10. Padahal saldo labanya sendiri hanya naik sedikit, yaitu dari Rp 644 milyar menjadi Rp 810 milyar. Lalu dari mana sumber peningkatan ekuitas tersebut? Ternyata dari tambahan modal ditempatkan dan disetor. Seperti yang bisa anda lihat, tambahan modal disetor meningkat dari Rp 1.6 trilyun menjadi Rp 5.5 trilyun. Peningkatan ekuitas ini sekilas membuat perusahaan menjadi tampak lebih baik, karena rasio EDR-nya membaik, padahal sebenarnya tidak. LK diatas adalah milik Bakrie Sumatra Plantations UNSP. Tambahan modal disetor sebesar Rp 5.5 trilyun tersebut berasal dari right issue perusahaan pada sekitar awal tahun 2010. Itu sebabnya right issue tidak pernah disukai investor karena hanya membuat perusahaan menjadi lebih besar, namun fundamentalnya justru menjadi lemah, karena porsi saldo laba terhadap total ekuitasnya menjadi sangat kecil. Meski demikan, ekuitas UNSP diatas terbilang masih lumayan karena saldo labanya masih positif, dan memang meningkat. Di BEI ada banyak perusahaan yang kerjaannya merugi melulu sehingga posisi saldo labanya negatif defisit. Jika anda melihat bahwa saldo laba sebuah perusahaan minus, maka tidak ada toleransi: jangan beli sahamnya Lima poin diatas adalah yang perlu diperhatikan dari halaman neraca. Anda bisa menambahkan poin-poin lainnya jika perlu. Dan berikut ini adalah yang perlu diperhatikan dari halaman laba rugi. 1. Idealnya, sebuah perusahaan seharusnya mengalami peningkatan pendapatan dan laba secara konstan setiap tahunnya, sehingga perusahaan yang baik adalah yang pendapatan, laba operasional, dan laba bersihnya senantiasa lebih besar dari periode sebelumnya. 2. Yang paling harus dicermati adalah beban atau pendapatan non operasional. Perusahaan yang baik biasanya tidak memiliki beban non operasional dalam nilai besar yang bisa menggerus laba bersih, seperti bunga utang, beban karena selisih kurs, dll. Idealnya beban non operasional tidak lebih dari pajak saja, dan beban-beban lainnya seperti faktor kurs Rupiah, yang jumlahnya kecil. 3. Logikanya, laba bersih nilainya lebih kecil dari laba usaha karena sudah dikurangi pajak. Jika terjadi sebaliknya laba bersih lebih besar dari laba usaha, maka biasanya itu karena perusahaan mendapat tambahan pendapatan diluar pendapatan secara operasional. Jika tambahan pendapatan tersebut bersifat nyata, seperti laba dari perusahaan asosiasi, maka itu bagus. Tapi jika tambahan pendapatan tersebut bersifat tidak nyata, seperti revaluasi, pendapatan kurs, keuntungan dari perubahan nilai obligasi, pendapatan dari penjualan aset dsb, maka itu buruk. 4. EPS yang dicantumkan dibawah laba bersih terkadang ada dua, yitu EPS dasar dan EPS terdilusi. Jika demikian, maka ambil nilai EPS yang terdilusi. EPS terdilusi adalah EPS yang dihitung berdasarkan jumlah saham yang terbaru, yang mungkin bertambah atau berkurang dibanding jumlah saham sebelumnya, karena right issue dsb. 9

5. Menilai Harga Wajar Saham