Definisi Analisis Fundamental Yang Perlu Diperhatikan dari Laporan Keuangan

METODE ANALISIS FUNDAMENTAL by Teguh Hidayat, www.teguhidx.blogspot.com Contact author by email: teguh.idxgmail.com

1. Definisi Analisis Fundamental

Pada dasarnya, analisis fundamental adalah cara untuk menilai seberapa baik kinerja sebuah perusahaan emiten, dan untuk menilai apakah harga sahamnya di market wajar atau tidak jika dibandingkan dengan kinerjanya tersebut. Analisis fundamental ini rumus-rumusnya sebenarnya gampang kok, karena hanya menggunakan kali, bagi, tambah, dan kurang. Jika anda tidak mengerti matematika dasar seperti ini, maka anda harus ikutan acara Are You Smarter Than a Fifth Grader. Oke, kembali ke masalah saham. Layaknya sebuah barang yang diperjual belikan, dimana semakin bagus sebuah barang maka akan semakin mahal pula harganya, maka demikian pula perusahaan: semakin bagus kinerjanya maka semakin tinggi pula harga sahamnya. Artinya? Harga saham sebuah emiten bisa saja tinggi, tapi bisa jadi harga yang tinggi tersebut masih termasuk wajar, karena kinerja perusahaannya bagus. Sebaliknya, harga saham sebuah emiten bisa saja rendah, tapi mungkin termasuk mahal karena kinerja perusahaannya payah. Tentunya, anda jangan sampai memilih saham yang harganya tinggi dan kinerjanya jelek. Biasakanlah untuk memilih saham yang harganya masih rendah dan kinerjanya bagus.

2. Yang Perlu Diperhatikan dari Laporan Keuangan

Untuk menilai kinerja emiten, maka kita punya sarananya yaitu: laporan keuangan LK. Setiap emiten wajib merilis LK terbarunya setiap tiga bulan sekali di www.idx.co.id , yaitu LK untuk akhir Maret, Juni, September, dan Desember. Biasanya, LK tersebut akan dirilis sebulan setelah tanggal neraca. Misalnya untuk LK yang berakhir pada Juni 2010, maka LK tersebut akan terbit pada akhir Juli 2010. Setiap LK yang diterbitkan memiliki tebal antara puluhan hingga ratusan halaman, sehingga cukup pusing membacanya. Tapi sebenarnya, untuk melakukan analisis fundamental yang mendasar, kita cuma perlu membaca bagian neraca dan laba- rugi , yang tebalnya hanya tiga atau empat halaman, yang terletak dibagian awal LK. Itupun tidak semua angka disana harus kita perhatikan. Berikut adalah contoh LK milik Unilever Indonesia UNVR untuk first half 2010 1H10. Sengaja penulis pilih UNVR karena UNVR merupakan salah satu emiten yang memiliki kinerja yang sangat baik. Halaman pertama adalah catatan aset, halaman kedua adalah catatan kewajiban dan ekuitas, dan halaman ketiga adalah catatan laba rugi. Yang perlu kita perhatikan hanyalah bagian yang ditandai. Berikut adalah halaman pertama angka-angka dalam jutaan Rupiah, kecuali disebutkan lain: 1 Pada bagian ini, yang perlu kita perhatikan adalah A. jumlah asettotal assets. Tabel diatas menunjukkan bahwa total aset UNVR pada 1H10 adalah Rp 9,770 milyar atau Rp 9.8 trilyun. Sedangkan total aset UNVR pada 1H09 adalah Rp 7,979 milyar atau Rp 8.0 trilyun. Jika anda ingin menganalisis secara lebih detail, maka perhatikan pula perbandingan antara jumlah aset lancar dengan jumlah aset tak lancar. Yang dimaksud aset lancar adalah aset yang bisa dicairkandiuangkan dalam waktu maksimal 1 tahun, sementara aset tak lancar kebalikannya. Perusahaan bisa dikatakan bagus jika memiliki aset lancar lebih besar dibanding aset tak lancar-nya, karena itu berarti perusahaan tersebut asetnya likuid dan mudah dicairkan jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya bangkrut. Perhatikan bagian yang dikotak: Pada 1H10, jumlah aset lancar UNVR adalah Rp 5.4 trilyun, lebih besar dari jumlah aset tak lancar-nya yang hanya Rp 4.3 trilyun. Pada periode 1H10 juga sama: aset lancarnya Rp 4.4 trilyun lebih besar dari aset tak 2 lancarnya Rp 3.5 trilyun. Sehingga dari sisi ini, kita bisa menilai bahwa UNVR memiliki kinerja yang cukup baik. Berikut adalah halaman kedua: Pada bagian ini, yang perlu kita perhatikan adalah B. jumlah kewajibantotal liabilities, C. saldo labaretained earnings, D. jumlah ekuitastotal equities, dan E. modal saham share capital. Kewajiban adalah kata lain dari utang. Saldo laba adalah bagian dari ekuitas yang berasal dari laba bersih yang selama ini diperoleh. Ekuitas adalah modal bersih. Modal saham adalah jumlah saham yang diterbitkan perusahaan dan beredar di market. Catatan: 1. Pada modal saham, ambil ‘modal ditempatkan dan disetor penuh’, jangan ambil yang ‘modal dasar’. Pada contoh UNVR diatas, kebetulan modal dasar adalah sekaligus modal ditempatkan. Namun pada beberapa LK emiten lainnya, modal dasar biasanya jumlahnya lebih besar dibanding modal 3 ditempatkan. Terkadang jumlah saham pada periode 1H10 berbeda dengan jumlah saham pada periode sebelumnya 1H09. Jika demikian, ambil jumlah saham pada periode yang terbaru. Terkadang pula, jumlah saham dipisah- pisahkan menjadi saham seri A, seri B, dan seterusnya. Kalau begitu, totalnya tinggal dijumlah saja. 2. Saldo laba, seperti contoh diatas, terkadang dipisahkan menjadi saldo laba yang dicadangkan, dan saldo laba yang belum dicadangkan. Kalau di LK-nya dicantumkan seperti itu, maka tinggal dijumlahkan saja. Seperti diatas, jika anda hendak menganalisis secara lebih detail, maka perhatikan juga jumlah kewajiban lancar dan jumlah kewajiban tak lancar. Analisisnya sama: perusahaan termasuk bagus jika kewajiban lancarnya lebih besar dari kewajiban tak lancarnya. Berikut adalah halaman ketiga: Pada bagian ini, yang perlu kita perhatikan adalah F. penjualan bersihnet sales, G. laba usaha operating income, H. laba bersihnet income, dan I. laba bersih per saham Earnings per Share EPS. Penjualan bersih adalah.. ga perlu dijelasin lagi kan?. Laba usaha adalah laba yang diperoleh dari operasional perusahaan nilai penjualan dikurangi gaji karyawan, dan sebagainya. Laba bersih adalah laba usaha dikurangi beban-beban non operasional biaya pajak, biaya bunga utang, dll. Dan EPS adalah laba bersih dibagi jumlah 4 saham . Dalam contoh ini, EPS UNVR pada 1H10 adalah Rp 1.8 trilyun dibagi 7.6 milyar lembar saham, hasilnya adalah Rp 232 per saham. Setelah semua data-data diatas diolah menggunakan MS Excel, maka jadinya seperti berikut agar lebih mudah, angka-angka dibuat dalam milyar rupiah, kecuali disebutkan lain: Tabel 1 Code Unilever 1H10 1H09 Change A Assets 9,770 7,979 22.4 B Liabilities 6,573 5,055 30.0 C Retained Earnings 3,019 2,745 10.0 D Equity 3,192 2,917 9.4 E Share Capital Million 7,630 7,630 0.0 F Sales 9,923 8,956 10.8 G Operating Income 2,361 2,074 13.9 H Net Income 1,770 1,495 18.4 I EPS Rp 232 196 18.4 in billion Rp, EPS in Rp, shares capital in million Dari tabel diatas, kita tahu bahwa aset kode A UNVR naikbertambah 22.4 pada 1H10 dibanding 1H09. Ngitungnya bagaimana? Dengan 9,770 dibagi 7,979, lalu hasilnya dikurangi 1. Hasilnya adalah 0.224 atau 22.4. Yang lainnya juga caranya sama begitu. Contohnya untuk yang paling bawah yaitu net income, angka 18.4 diperoleh dari 1,770 dibagi 1,495, lalu dikurangi 1. Hasilnya adalah 0.184 alias 18.4. Jika change-nya bernilai minus, maka itu berarti aset dll mengalami penurunanberkurang. Pada contoh diatas, kebetulan semua change-nya bernilai plus, yang berarti semua komponen LK UNVR mengalami kenaikan dengan persentasenya masing-masing. Catatan: 1. Jika asset naik, maka itu tidak berarti apapun. Tapi jika liabilities naik maka itu berarti buruk, sementara jika equity naik maka itu berarti baik. Tapi kenaikan equity berarti baik hanya jika disebabkan oleh kenaikan retained earnings jadi perhatikan apakah retained earnings-nya naik juga atau tidak. Jika kenaikannya disebabkan oleh penambahan modal, right issue, atau lainnya, maka itu justru berarti buruk. 2. Jika sales, operating income, dan net income semuanya naik, maka itu berarti baik. Lebih baik lagi jika kenaikannya berurutan, dari kecil ke besar. Contohnya seperti diatas: sales naik 10.8, operating income naik 13.9, net income naik 18.4. Caution: hati-hati jika net income naik, tapi sales atau operating income-nya malah turun. Lebih hati-hati lagi kalau ketiga tiganya turun semua. 3. Operating dan net income bisa bernilai minus, yang itu berarti perusahaan merugi. Jika net income minus, maka otomatis EPS-nya juga minus. Equity juga bisa bernilai minus biasa disebut defisiensi modal, jika jumlah utang perusahaan lebih lebih besar dari asetnya, yang biasanya disebabkan karena perusahaan terus merugi dalam waktu yang lama. 5

3. Ayo Menganalisis