Dasar Hukum Penagihan Pajak

Direktorat Jenderal Pajak, berhubungan dengan wajib pajak tidak melunasi baik sebagian atau seluruh kewajiban perpajakan menurut undang-undang perpajakan yang berlaku”. Agar Penagihan pajak dapat tercapai secara efektivitas dan efesien penagihan pajak harus didasari oleh surat paksa. Ketentuan ini memberikan kekuatan ”EKSEKUTORIAL” serta memberikan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada surat paksa. Dengandemikian surat paksa langsung dapat dilaksanakan tanpa bantuan putusan pengadilan lagi dan tidak dapat diajukan banding.

3.2.1. Dasar Hukum Penagihan Pajak

1 Undang-Undang No.16 Tahun 2000 tentang ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan. 2 Undang-Undang No.19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 3 KMK No. 561KMK.032000 tentang Cara Pelaksaan penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. 4 KMK No. 85KMK.032002 tentang Tatacara Penyitaan Kekayaan Penanggung Pajak berupa Piutang dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 5 PP No.135 Tahun 2000 tentang Tatacara Penyitaan dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara 6 Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-02PJ.752002 tentang Kebijaksanaan Penagihan Pajak 2002. 7 Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-05PJ.752002 tentang Tindak Lanjut Atas Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-02PJ.752002 tentang Kebijaksanaan Penagihan Pajak Tahun 2002. 8 Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-08PJ.752002 tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak Delinquency Audit. 9 UU No.28 Thn 2007” Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan penagihan pajak diatur dalam pasal 19 sampai dengan pasal 24 dalam UU KUP,dasar penagihannya antara lain : Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Ketetapan Pembetulan, Surat Keberatan, Putusan Banding merupakan dasar penagihan pajak. Pada dasarnya besarnya utang pajak dihitung sendiri oleh wajib pajak. Baru apabila kemudian ternyata terdapat kekeliruankesalahan wajib pajak dalam melakukan perhitungan pajak terutang atau wajib pajak melanggar ketentuan yang diatur dalam UU Perpajakan. Direktur Jendral Pajak Kepala Kantor Pelayanan Universitas Sumatera Utara Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurng Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan. Ketiga surat ini merupakan sarana administrasi bagi Direktorat Jendral Pajak DJP. Dalam hal tagihan pajak tersebut tidak dibayar pada jatuh tempo yang telah ditentukanditetapkan penagihannya dapat dilakukan dengan surat paksa. Untuk penerbitan dan keseragaman tindakan dalam melaksanakan penagihan pajak. Menteri Keuangan akan mengatur tata carannya termasuk aspek administrasi baik mengenai tindakan penagihan itu sendiri maupun aspek pelaksanaan pembayaran atas tagihan pajak.

3.2.2. Jenis-Jenis Penagihan a