Fungsi Pajak Syarat Pemungutan Pajak Pengelompokan pajak

3.1.2. Fungsi Pajak

Ada 2 dua fungsi dari Pajak, yaitu : 1. Fungsi Penerimaan Budgetair Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

2. Fungsi Mengatur Regulered

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3.1.3 Syarat Pemungutan Pajak

Agar pelaksanaan pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Pemungutan Pajak Harus Adil Syarat Keadilan Adil dalam pelaksanaan pemungutan yaitu memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Badan Penyelesai Sengketa Perpajakan BPSP. Mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. 2. Pemungutan Pajak Harus Berdasarkan Undang-Undang Syarat Yuridis Dalam hal pemungutan pajak, harus berdasarkan Undang-Undang, dan pemungutannya tidak boleh melanggar ketentuan yang berlaku. Seperti yang Universitas Sumatera Utara diatur dalam Undang-Undang Pasal 23 ayat 2 : “Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan Undang-Undang” 3. Tidak Mengganggu Perekonomian Syarat Ekonomis Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. 4. Pemungutan Pajak Harus Efisien Syarat Finansial Dalam hal ini biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemungutan pajak harus dapat ditekan. Sehingga tidak menimbulkan biaya yang lebih besar daripada hasil yang diperoleh. 5. Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Misalnya, pelaksanaan pemungutan pajak dengan Sistem Self Assessment.

3.1.4 Pengelompokan pajak

Pajak dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Menurut Lembaga Pemungutannya

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : PPh, PPN dan PPnBM dan Bea Materai. Universitas Sumatera Utara b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas :  Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.  Pajak KabupatenKota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan. 2. Menurut Sifatnya Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Penghasilan. b. Pajak Objektif, yaitu Pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3. Menurut Golongannya a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan. b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai Universitas Sumatera Utara

3.2. Pengertian Penagihan Pajak 1. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, SH mengatakan bahwa: