ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH Analisis Abnormal Return Saham, Likuiditas Saham, dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Stock Split)(Pada Perusahaan Go Publik

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN
VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
PEMECAHAN SAHAM ( STOCK SPLIT )
(Pada Perusahaan Go Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015)

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi pada Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:
LIA AMELIA
B 200130149

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

i


ii

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN
VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
PEMECAHAN SAHAM ( STOCK SPLIT )
( Pada Perusahaan Go Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015 )
ABSTRACT
This study aims to determine and analyze the extent to which the stock split
event can influence the public or the owners of the funds (investors) in trading
stocks with a variable measuring the difference in abnormal returns, liquidity and
trading volume of the stock before and after the stock split at a go public company
listed on the Stock Exchange Office Indonesia period 2011-2015. The data used in
research were taken from secondary data in terms of announcement date of stock
split applied as event date (
), daily closing price, indeks daily closing of the
companies applying stock split within observation period ( IHSG ), the amount of
daily traded share and the amount of listed share.The sampling method used is
purposive sampling number of samples based on predetermined criteria is 35
samples companies which implemented stock split.The analytical method used is

the test for normality of data using one sample kolmogorov smirnov test and
hypothesis testing used different test analysis model (Paired Sample T-test).Based
on the result of hypotheses testing, the first hypothesis states that there are no
differences in abnormal return before and after the stock split. While the second
and third hypothesis shows that there are differences in the liquidity and stock
trading volume of shares before and after stock split.
Keyword : Stock Split, Abnormal Return, Liquidity of the stock, Trading Volume

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis sejauh mana
peristiwa stock split dapat mempengaruhi masyarakat atau pemegang saham
(investor) dalam perdagangan saham dengan mengukur perbedaan variabel dalam
abnormal return, likuiditas, dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah
stock split di sebuah perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder berupa tanggal pengumuman stock split yang digunakan sebagai event
date ( ), harga saham, Index Harga Saham Gabungan ( IHSG ) harian, jumlah
saham yang diperdagangkan, dan jumlah saham yang beredar atau listed share.
Metode penentuan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling, jumlah
sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan adalah 35 sampel perusahaan

yang melakukan stock split. Metode analisis yang digunakan adalah uji normalitas
data menggunakan one sample kolmogorov smirnov, dan uji beda dua rata-rata
(paired sample t-test) untuk menguji hipotesis. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, hipotesis pertama menyatakan banwa tidak ada perbedaan abnormal
return sebelum dan sesudah stock split. Sementara hipotesis kedua dan ketiga
menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam likuiditas dan volume perdagangan
saham sebelum dan sesudah stock split.

1

Kata kunci : stock split, abnormal return, likuiditas saham, volume perdagangan
saham

1. PENDAHULUAN
Suatu pengumuman di pasar modal yang memiliki kandungan informasi akan
memperoleh reaksi dari para investor bila informasi tersebut membawa sinyal
yang berkualitas dan dapat dipercaya. Kualitas informasi tersebut dapat tercermin
melalui kondisi fundamental perusahaan. Hendrawijaya (2009) berpendapat
bahwa perusahaan yang memiliki kondisi fundamental yang dipercaya oleh
investor akan dapat dibedakan dari perusahaan yang memiliki kondisi

fundamental yang kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat”costly”
atau mahal mengakibatkan informasi tersebut sulit untuk ditiru, sehingga reaksi
dari para investor terhadap informasi tersebut menunjukkan bahwa investor
percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.
Salah satu informasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar modal
adalah informasi pemecahan saham (stock split). Pemecahan saham adalah suatu
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk mengubah jumlah
saham yang beredar. Pada dasarnya terdapat dua jenis pemecahan saham yang
dapat dilakukan, yaitu pemecahan naik (split up/ stock split) dan pemecahan turun
(split down/ reverse split). Pemecahan naik adalah peningkatkan jumlah saham

yang beredar dengan cara memecah selembar saham menjadi n lembar saham,
sedangkan pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per-lembar saham
dengan mengurangi jumlah saham yang beredar. Pemecahan saham yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pemecahan saham naik (split up/ stock split)
(Savitri dan Martani, 2010).
Investor melihat peristiwa stock split sebagai suatu informasi yang
menghasilkan berita baik dan mengartikan sebagai sinyal positif karena
mendeskripsikan optimisme perusahaan atas laba di masa yang akan datang.
Alasan sinyal yang positif ini didukung oleh kenyataan bahwa perusahaan yang


2

melakukan stock split merupakan perusahaan yang memiliki kinerja yang baik
(Jogiyanto, 2013).
Abnormal return merupakan selisih antara return yang sebenarnya (Actual
Return) dengan return yang diharapkan (Expected Return) (Jogiyanto, 2013:609-

610). Tingkat keuntungan yang sesungguhnya merupakan perbandingan antara
selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya. Motivasi utama
investor menanamkan modalnya dalam suatu investasi adalah mendapatkan
tingkat pengembalian (return) investasi yang optimal.
Investor tertarik berinvestasi pada saham yang benar-benar diketahui dengan
pasti segala sesuatunya dimana hal ini ditunjukkan dengan adanya abnormal
return yang positif disekitar pengumuman split. Dengan adanya sinyal positif

yang diterima investor, sehingga investor tertarik untuk membeli saham tersebut
maka akan meningkatkan jumlah transaksi saham setelah pemecahan saham yang
berdampak terhadap tingkat likuiditas. Likuiditas saham merupakan salah satu
indikator untuk melihat pasar bereaksi terhadap suatu pengumuman. Likuiditas

saham dapat dilihat dari aktivitas volume perdagangan saham atau trading volume
activity.

Volume perdagangan saham adalah tingkat permintaan dan penawaran
terhadap saham suatu perusahaan. Dalam kondisi normal, jika return saham
mengalami peningkatan maka volume perdagangan juga akan meningkat.
Perubahan volume perdagangan saham dipasar modal menunjukkan aktivitas
perdagangan saham dan mencerminkan keputusan investasi investor.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ali Sadikin (2011) serta
Andi Pramana dan Wisnu Mawardi (2012) dengan perbedaan pada sampel
penelitian, periode pengamatan serta tambahan variabel independen yaitu
likuiditas saham. Tujuan penelitian ini

ingin menganalisis abnormal return,

likuiditas saham, dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah
pemecahan saham.

3


2. METODE PENELITIAN
Populasi, Sample, dan Teknik Sampling
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perusahaan go public dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pemecahan saham (stock split)
dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Sampel yang digunakan untuk
penelitian ini berjumlah 35 dengan populasi 58 perusahaan. Teknik pengambilan
data dilakukan secara tidak random atau bersifat purposive sampling. Kriteria
kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1)
Perusahaan tersebut listing di BEI selama tahun 2011– 2015. (2) Perusahaan
tersebut hanya melakukan pemecahan saham. (3) Perusahaan tersebut tidak
melakukan corporate action lain, seperti right issue, pembagian deviden dan
pembagian saham bonus. (4) Datanya tersedia secara lengkap.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variable
Pemecahan Saham (Stock Split)
Pemecahan saham (stock split) adalah perubahan nilai nominal per lembar
saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan factor
pemecahan saham. Tingginya harga saham yang beredar akan mengurangi
investor untuk membeli saham tersebut. Cara yang terbaik dilakukan emiten untuk
mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang

optimal maka dilakukan pemecahan saham.

Abnormal Return Saham

Return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh investor atas investasi

yang dilakukannya. Besarnya return saham dilihat dari adanya abnormal return
yang akan diperoleh investor sehubungan dengan peristiwa pemecahan saham
(stock split). Return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return
sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2003), sebagai
berikut :
AR it = R it - E (R it)

4

Likuiditas Saham
Dalam peristiwa pemecahan saham (stock split) tingkat likuiditas saham
dapat diukur dengan menggunakan persamaan Trading Volume Activity ( TVA ).
Menghitung persamaan TVA dengan menggunakan rumus :
TV i,t =






Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangakan
dalam periode tertentu. Adapun rumus yang digunakan yaitu
 Rata-rata sebelum pengumuman stock split, rumusnya:
TVA Sebelum = ∑

 Rata-rata sesudah pengumuman stock split, rumusnya:
TVA Sesudah = ∑
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
perusahaan perusahaan yang melakukan pemecahan saham dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011–2015. Data data tersebut diantaranya: (1) Tanggal
pengumuman stock split yang digunakan sebagai event date (

). (2) Harga


saham penutupan harian perusahaan yang melakukan stock split dalam periode
pengamatan, yaitu lima hari sebelum pengumuman stock split dan lima hari
sesudah pengumuman stock split. (3) Index Harga Saham Gabungan ( IHSG )
harian. (4) Jumlah saham yang diperdagangkan secara harian. (5) Jumlah saham
yang beredar atau listed share.
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat time series, yaitu data yang
diamati selama periode tertentu terhadap objek penelitian. Data diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) 2011 sampai dengan 2015,
IDXStatistics 2015, www.yahoofinance.comdan www.idx.co.id.

5

Metode Analisis Data
Pengujian Normalitas Data
Pengujian normalitas data rata-rata abnormal return, volume perdagangan
saham, dan likuiditas dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah data
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan
adalah Uji One Sample Kolmogrov Smirnov.Kaidah penggunaan keputusan yang
digunakan adalah: Jika P value atau Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Jika P value atau Sig. < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal ( Ghozali,
2012). Untuk pengujian hipotesis yaitu menggunakan uji beda t test dengan
sampel berhubungan (paired sampel t-test ).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Statistik
Pada variabel abnormal return saham sebelum pemecahan saham yang
terendah sebesar -0,02425 yang merupakan return dari PT Centris Multipersada
Pratama Tbk (CMPP). Abnormal return tertinggi sebesar 0,03239 terjadi pada PT
Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). Abnormal return saham setelah
pemecahan saham yang terendah -0,02833 terjadi pada PT Astra Otoparts Tbk
(AUTO). Abnormal return tertinggi 0,04726 terjadi pada PT Sepatu Bata Tbk
(BATA).
TVA sebelum pemecahan saham terendah sebesar 0,000 terjadi pada PT Jaya
Real Property Tbk (JRPT). TVA tertinggi sebesar 0,01841 terjadi pada PT Intraco
Penta Tbk (INTA). TVA setelah pemecahan saham terendah sebesar 0,000 terjadi
pada PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). TVA tertinggi sebesar 0,00221
terjadi pada PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Likuiditas sebelum peristiwa pemecahan saham terendah sebesar 0,000 terjadi
pada PT Jaya Real Property Tbk (JRPT). Likuiditas tertinggi sebesar 0,09204
terjadi pada PT Intraco Penta Tbk (INTA). Likuiditas saham setelah pemecahan
saham terendah sebesar 0,000 terjadi pada PT Jaya Real Property Tbk (JRPT).
Likuiditas tertinggi sebesar 0,01104 terjadi pada PT Surya Semesta Internusa Tbk
(SSIA).

6

Uji Normalitas
Uji Normalitas Variabel Abnormal Return
Berdasarkan

tingkat signifikansi sebelum stock split adalah sebesar 0,594

dan

signifikan sesudah stock split sebesar 0,613 yang berarti lebih besar dari nilai
probabilitas sebesar 0,05. Hasil ini berarti bahwa data telah terdistribusi dengan
normal.
Uji Normalitas Variabel Likuiditas Saham
Berdasarkan tingkat signifikansi sebelum stock split adalah sebesar 0,251 dan
signifikan sesudah stock split sebesar 0,315 yang berarti lebih besar dari nilai
probabilitas sebesar 0,05. Hasil ini berarti bahwa data telah terdistribusi dengan
normal.
Uji Normalitas Variabel Volume Perdagangan Saham
Berdasarkan tingkat signifikansi sebelum stock split adalah sebesar 0,251 dan
signifikan sesudah stock split sebesar 0,315 yang berarti lebih besar dari nilai
probabilitas sebesar 0,05. Hasil ini berarti bahwa data telah terdistribusi dengan
normal.
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil uji beda AAR sebelum dan sesudah peristiwa. Dari tabel
tersebut diperoleh t hitung sebesar -0,927 dan nilai signifikansi sebesar 0,360
yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 ( H1 ditolak ). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan AAR pada periode
sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham.
Uji Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil uji beda rata rata Likuiditas sebelum dan sesudah peristiwa.
Tabel tersebut menunjukkan t hitung sebesar 2,879 dan nilai signifikansi sebesar
0,007 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 ( H2 diterima ).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan likuiditas pada
periode sebelum dan sesudah pemecahan saham.

7

Uji Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil uji beda rata rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa. Tabel
tersebut menunjukkan t hitung sebesar 2,879 dan nilai signifikansi sebesar 0,007
yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 ( H3 diterima ).Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada volume perdagangan
saham periode sebelum dan sesudah peristiwa.

Pembahasan
Hipotesis Pertama
H1= Terdapat perbedaan abnormal return saham pada periode sebelum dan
sesudah pemecahan saham. Nilai signifikan 0,360 > 0,05 artinya H1 ditolak dan
H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
AAR pada periode sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham. Tidak
adanya perbedaan AAR periode sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham
dapat diartikan bahwa peristiwa pemecahan saham tidak membawa kandungan
kandungan informasi / signalling tentang akan adanya keuntungan di masa
mendatang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Sadikin ( 2011 ), Akhmad dan Ramadiyansari ( 2013 ), Damayanti, et al (
2014 ), Pramana dan Mawardi ( 2012 ), dan Lasmanah dan Bagja ( 2014 ) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat adanya abnormal returm yang signifikan
sebelum dan sesudah pemecahan saham.
Hipotesis Kedua
H2 = Terdapat perbedaan likuiditas saham pada periode sebelum dan sesudah
pemecahan saham. Nilai signifikansi sebesar 0,007 < 0,05 artinya H2 diterima dan
H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
likuiditas pada periode sebelum dan sesudah peristiwa.Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Elistarani dan Kesuma
(2013), Akhmad dan Ramadiyansari ( 2013), dan Al Azhar, et al ( 2013 ) yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah
pemecahan saham.

8

Hipotesis Ketiga
H3 = Terdapat perbedaan volume perdagangan saham pada periode sebelum
dan sesudah pemecahan saham. Nilai signifikansi sebesar 0,007 < 0,05 artinya H3
diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat perbedaan
pada volume perdagangan saham periode sebelum dan sesudah peristiwa. TVA
merupakan indikator yang dapat menyatakan tinggi rendahnya likuiditas saham
suatu

perusahaan.

Suatu

saham

dikatakan

likuid

bila

saham

sering

diperdagangkan. Dengan pemecahan saham dimana harga saham menjadi lebih
rendah, para investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga saham
menjadi lebih likuid (trading range theory) sehingga saham tersebut menjadi lebih
likuid untuk di perdagangkan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Sadikin ( 2011), Akhmad dan Ramadiyansari ( 2013),
Damayanti, et al ( 2014), dan Pramana dan Mawardi ( 2012) yang menyatakan
bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah
pemecahan saham.

4. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

penelitian

mengenai

analisis

perbedaan

anormal

returnsaham, likuiditas saham, dan volume perdagangan saham sebelum dan

sesudah pemecahan saham ( stock split ) di bursa efek indonesia periode 2011 –
2015 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Abnormal return dengan nilai
signifikan 0,360 lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 yang artinya H1 ditolak
yang artinya tidak terdapat perbedaan AAR pada periode sebelum dan sesudah
peristiwa pemecahan saham. Likuiditas saham dengan nilai signifikan 0,007 lebih
kecil dari tingkat signifikan 0,05 yang artinya H2 diterima yang artinya terdapat
perbedaan likuiditas saham padaperiode sebelum dan sesudah pemecahan saham.
Volume perdagangan saham dengan nilai signifikansi sebesar 0,007 yang berarti
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H3 diterima atau terdapat perbedaan pada volume perdagangan saham
periode sebelum dan sesudah peristiwa.

9

Saran
Atas dasar kesimpulan serta keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka
penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut:
1. Peneliti berikutnya dapat menambah tahun pengamatan guna memperoleh
jumla sampel yang lebih banyak dan hasil penelitian yang lebih baik.
2. Peneliti berikutnya dapat menambah variabel lain yang juga mengalami
perubahan akibat peristiwa pemecahan saham (stock split ), seperti varian
saham, risiko sistematis, dan lain sebagainya.
3. Peneliti Berikutnya dapat memperpanjang periode pengamatan, serta dapat

menggunakan model lain selain Market Adjusted Model untuk menghitung
abnormal return yaitu Mean Adjusted Model atau Market Model.

DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Arifin dan Rika Ramadiyansari. 2013.”Analisis Perbandingan Abnormal
Return,Volume Perbandingan Saham dan Likuiditas Saham Sebelum dan
Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”.Jurnal Ekonom,Vol 16, No.1, Januari 2013: 19-29.
Al-Azhar A, dkk. 2013. .”Analisis Perbandingan Abnormal Return
saham,Volume Perdagangan Saham, Likuiditas Saham dan Variabilitas
Tingkat Keuntungan Sahamam, dan Variab Sebelum dan Sesudah Stock
Split.”Jurnal Akuntansi,Vol.2, No.1.(ISSN.2337-4314).
Beni Suhendra Winarso, 2010, ” Analisis Empiris Perbedaan Kinerja Keuangan
Antara Perusahaan yang Melakukan Stock Split Dengan Perusahaan yang
Tidak Melakukan Stock Split : Pengujian The Signaling Hypotesis ”, Jurnal
Akuntansi dan Manajemen, Vol. XVI, No. 3, Hal. 209 – 218.
Damayanti Ni Luh, dkk. 2014.”Analisis Pengaruh Pemecahan Saham(Stock Split)
Terhadap Tingkat Keuntungan (Return) Saham dan Likuiditas Saham (Studi
pada perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia periode 20082013)”.e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi
Program S1, Vol.2, No.1 Tahun 2014.
Elistarani Putu Raras dan I Ketut Wijaya Kesuma.2013.”Analisis Perbandingan
Abnormal Return dan Likuiditas Sebelum dan Sesudah Stock Split,”Jurnal
ISSN.3054

10

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hendrawijaya, Michael Dj. 2009. “Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume
Perdagangan Saham, dan Abnoemal Return Saham Sebelum dan Sesudah
Pemecahan Saham (Studi pada perusahaan go publik yang melakukan
pemecahan saham antara tahun 2005-2008 di BEI). Tesis Program Studi
Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Hernoyo, Muhammad Ade. 2013.“Pengaruh Stock Split Announcement Terhadap
Volume Perdagangan dan Return”. Management Analysis Journal, 2 (1),
h:20-34
Jogiyanto Hartono.2013.Teori
Yogyakarta; BPFE.

dan

Analisis

Investasi.

Edisi

Kedelapan.

Lasmanah dan Bambang bagja. 2014.”Abnormal Return and Stock Trading
Volume Analysis on the Company Taking Stock Split at Indonesia Stock
Exchange Period 2010-2013”. International Journal of Science and
Research (IJSR).
Leung, Tak Yan, et al, 2011, “ Do Stock Splits Really Signal ? “, pp. 1 – 33.
Pramana Andi dan Wisnu Mawardi. 2012.”Analisis Perbandingan Trading
Volume Activity dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah
Pemecahan Saham (studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007-2011)”.Diponegoro Journal Management,Vol
I, No.1, hal.1-9.
Sadikin,IAli.
2011.I
AnalisisAbnormalReturnSahamdanVolumePerdaganganSaham
SebelumdanSesudahPeristiwaPemecahanSaham (Studipada perusahaan
yang GoPublik diBEI), JurnalManajemendanAkuntansi, Vol.12, No.1,
April. 2011. h:25-34
Savitri, Melinda dan Dwi Martani, 2006. “ The Analysis Impact of Stock Split And
Reverse Stock Split on Stock Return and Volume The Case of Jakarta Stock
Exchange.” Jurnal Akuntansi Universitas Indonesia.
Suad Husnan, 2008. Dasar Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas , UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
www.ksei.co.id
www.yahoofinance.com

11

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Internet Financial ReportingTerhadap Volume Perdagangan Saham, Harga Saham, Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei

0 110 94

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Tahun 2006 – 2011

5 132 59

Analisis Dampak Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham

0 29 79

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Tahun 2006 – 2011

2 39 59

ANALISIS PERBANDINGAN TRADING COST, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Go Public Yang Melakukan Stock Split Periode Tahun 2010 – 2013)

1 11 55

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pasar Efisien - Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Internet Financial ReportingTerhadap Volume Perdagangan Saham, Harga Saham, Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Internet Financial ReportingTerhadap Volume Perdagangan Saham, Harga Saham, Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei

0 0 10

SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Dampak Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN - Analisis Dampak Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham

0 0 9