Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Internet Financial ReportingTerhadap Volume Perdagangan Saham, Harga Saham, Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei
SKRIPSI
PENGARUH SEBELUM DAN SESUDAH
INTERNET FINANCIAL
REPORTING
TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN
SAHAM,HARGA SAHAM, DAN
ABNORMAL RETURN
SAHAMPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
OLEH:
ZESSY JULIANA SIMANJUNTAK 120522172
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Internet Financial
ReportingTerhadap Volume Perdagangan Saham, Harga Saham, Dan Abnormal Return
Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat iin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Februari 2015 Penulis.
Zessy Juliana Simanjuntak NIM. 120522172
(3)
ABSTRAK
PENGARUH SEBELUM DAN SESUDAH INTERNET FINANCIAL REPORTING
(IFR) TERHADAP PERDAGANGAN SAHAM, HARGA SAHAM, DAN
ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah internet financial reporting (IFR) yang diukur dengan volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Sampel yang digunakan terdiri dari 135 perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2013. Volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return saham diuji dengan uji bedaWilcoxon Sign Testuntuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah melakukan IFR.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah melakukan IFR, baik yang diukur dengan volume perdagangan saham,
harga saham dan abnormal return saham. Perusahaan yang menerapkan IFR
memiliki rata-rata volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return
saham lebih besar sesudah melakukan IFR.
Kata Kunci: Internet Financial Reporting, volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return saham.
(4)
ABSTRACT
EFFECT BEFORE AND AFTER THE IFR TO TRADING VALUE ACTIVITY, STOCK PRICE, AND ABNORMAL RETURN ON MANUFACTURING COMPANIES
IN BEI
This research aims to determine the differences market reaction before and after the internet financial reporting (IFR) as measured by trading value activity, stock price and abnormal return on manufacturing companies in BEI.
The sample used consist of 135 listed companies in BEI period 2013. Trading value activity, stock price, and abnormal return tested by Wilcoxon Sign Test to determine the difference before and after the IFR.
The results of this research indicate that there are differences market reaction before and after the IFR, which were measured by trading value activity, stock price, and abnormal return. The companies which use IFR will have higher average of trading value activity, stock price, and abnormal return after the IFR.
Keywords: Internet Financial Reporting, trading value activity, stock price, abnormal return.
(5)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kasih, berkat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Sebelum dan Sesudah Internet Financial Reporting (IFR) Terhadap Volume Perdagangan Saham, Harga Saham dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”,
disusun dalam rangka memenuhisalah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Miduk F. Simanjuntak, Ibunda Torop M. Siahaan, kakak Ruth Eva Maryanti Simanjuntak dan adek Indri Suryani Simanjuntak, Uci Friskila Simanjuntak dan Yosia Rikardo Simanjuntak yang telah banyak memberi bantuan, motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis. Selama penulis menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi USU dan menyusun skripsi ini, penulis banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E., MAFIS., Ak., CPA selaku
Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak. Selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(6)
3. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak. Selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. Selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari awal hingga selesainy skripsi ini.
5. Serta seluruh staf pengajar, staf Departemen Akuntansi, dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Februari 2015 Penulis
Zessy Juliana Simanjuntak NIM. 120522172
(7)
DAFTARISI
Hala man
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Landasan Teori ... 10
2.1.1 Teori Pasar Efisien ... 10
2.1.2 Teori Sinyal ... 12
2.1.3 Pengertian Laporan Keuangan ... 13
2.1.4 Karakteristik Laporan Keuangan ... 14
2.1.5 Tujuan Laporan Keuangan ... 15
2.1.6 Jenis Pengungkapan Laporan Keuangan ... 16
2.1.6.1Pengungkapan Sukarela ... 16
2.1.6.2Pengungkapan Wajib ... 18
2.1.7 Internet Financial Reporting (IFR) ... 18
2.1.8 Volume Perdagangan Saham ... 22
2.1.9 Harga Saham... 23
2.1.10 Abnormal Return Saham ... 24
2.2 Penelitian Terdahulu ... 25
2.3 Kerangka Konseptual ... 26
2.4 Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Jenis Penelitian ... 28
(8)
3.3 Batasan Operasional ... 28
3.4 Definisi Operasional ... 29
3.5 Populasi dan Sampel ... 33
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 37
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 37
3.8 Teknik Analisis Data ... 38
3.8.1Event Study ... 38
3.8.2Uji Normalitas ... 40
3.8.3 Uji Beda ... 41
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Data Penelitian ... 42
4.2 Hasil Penelitian ... 43
4.2.1 Pola Pergerakan ... 43
4.2.2 Uji Normalitas ... 46
4.2.3 Uji Beda ... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 53
5.3 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(9)
DAFTARGAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
(10)
DAFTARTABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Statistik Pengguna Internet Dunia ... 2
2.1 Penelitian Terdahulu ... 25
3.1 Operasional Variabel ... 30
3.2 Sampel Perusahaan yang Melakukan IFR ... 34
4.1 Penentuan Sampel Penelitian ... 42
4.2 Uji Hipotesis Volume Perdagangan Saham ... 47
4.3 Uji Hipotesis Harga Saham ... 49
(11)
DAFTARGRAFIK
No. Grafik Judul Halaman
4.1 ... Volume Perdagangan Saham ... 43 4.2 Harga Saham ... 44 4.3 Abnormal Return Saham ... 45
(12)
ABSTRAK
PENGARUH SEBELUM DAN SESUDAH INTERNET FINANCIAL REPORTING
(IFR) TERHADAP PERDAGANGAN SAHAM, HARGA SAHAM, DAN
ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah internet financial reporting (IFR) yang diukur dengan volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Sampel yang digunakan terdiri dari 135 perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2013. Volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return saham diuji dengan uji bedaWilcoxon Sign Testuntuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah melakukan IFR.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah melakukan IFR, baik yang diukur dengan volume perdagangan saham,
harga saham dan abnormal return saham. Perusahaan yang menerapkan IFR
memiliki rata-rata volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return
saham lebih besar sesudah melakukan IFR.
Kata Kunci: Internet Financial Reporting, volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return saham.
(13)
ABSTRACT
EFFECT BEFORE AND AFTER THE IFR TO TRADING VALUE ACTIVITY, STOCK PRICE, AND ABNORMAL RETURN ON MANUFACTURING COMPANIES
IN BEI
This research aims to determine the differences market reaction before and after the internet financial reporting (IFR) as measured by trading value activity, stock price and abnormal return on manufacturing companies in BEI.
The sample used consist of 135 listed companies in BEI period 2013. Trading value activity, stock price, and abnormal return tested by Wilcoxon Sign Test to determine the difference before and after the IFR.
The results of this research indicate that there are differences market reaction before and after the IFR, which were measured by trading value activity, stock price, and abnormal return. The companies which use IFR will have higher average of trading value activity, stock price, and abnormal return after the IFR.
Keywords: Internet Financial Reporting, trading value activity, stock price, abnormal return.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era kini ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat di dunia termasuk Indonesia, yang berdampak di bidang kehidupan ekonomi, telekomunikasi, pendidikan dan lain-lain. Perkembangan tersebut membuat teknologi begitu penting bagi masyarakat terutama teknologi informasi.Internet merupakan teknologi informasi yang memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan dan sangat lengkap bila dibandingkan mencari informasi di buku perpustakaan.Internet secara tidak langsung memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pandangan dunia.
Internet telah menjadi alat komunikasi yang semakin luas digunakan oleh masyarakat, dimana semua orang dapat menggunakan internet secara umum dan hampir semua orang dapat mengaplikasikannya.Internet bermanfaat untuk mentransmit video, audio, grafis, teks, animasi dan data.“Internet memiliki beberapa
karakteristik dan keunggulan seperti mudah menyebar (pervasiveness), tidak
mengenal batas (borderless-ness), real time, berbiaya rendah (low cost), dan
mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction)” (Ashbaugh et al.,
1999).Keunggulan itulah yang dapat diterima dan menarik banyak masyarakat pada internet.
(15)
Keunggulan internet dari media lain menyebabkan pertumbuhan jumlah pengguna internet meningkat tajam terkhusus di Indonesia. Terbukti menurut Internet World Stats (2014) mencatat bahwa jumlah pemakaian internet di Asia pada tahun 2012 mencapai 44.8% dari total jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan pemakai tahun 2000-2012 mencapai 841.9%.
Tabel 1.1
Statistik Pengguna Internet Dunia Tahun 2000 dan 2012 Regional
Pengguna Internet Tahun
2000
Populasi Tahun 2012
Pengguna Internet Tahun 2012 (Juni
2012)
Afrika 4.514.400 991.002.342 67.371.700
Asia 114.304.000 3.808.070.503 738.257.230
Eropa 105.096.093 803.850.858 418.029.796
Timur Tengah 3.284.800 202.687.005 57.425.046 Amerika Utara 108.096.800 340.831.831 252.908.000 Amerika Latin 18.068.919 586.662.468 179.031.479 Oceania/Australia 7.620.480 34.700.201 20.970.490 Total 360.985.492 6.767.805.208 1.733.993.741
Sumbe
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat juga turut serta mendorong sektor bisnis mengalami perubahan dengan mengikuti perkembangan zaman.Menurut Ramadhani (2012) “untuk mengikuti perkembanagna zaman, perusahaan-perusahaan
memanfaatkan teknologi internet untuk mempublikasikan informasi financial
maupun non-financial perusahaan kepada masyarkat umum. Perlahan tapi pasti, perusahaan-perusahaan telah beralih dari paper based menjadi technology based
dalam pengungkapan laporan keuangan perusahaan”. Karena internet dipandang sebagai salah satu media pelaporan yang penting, sehingga informasi tentang kinerja
(16)
perusahaan dapat dijangkau oleh seluruh investor secara global, selain melalui cara-cara tradisional, oleh berbagai pihak seperti kreditor, pemegang saham, dan analis (Ashbaugh et al., 1999).
Menurut Lymer et al. (1999) “semakin banyak perusahaan yang telah
menggunakan internet sebagai media untuk menyebarluaskan informasi Akuntansi”.Didukung oleh Xiao yang menyebutkan bahwa internet menawarkan berbagai macam kemungkinan bagi perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi keuangan yang lebih baik dengan biaya yang lebih rasional serta dapat meraih pengguna lebih luas tanpa keterbatasan secara geografis. Penggunaan teknologi internet untuk menginformasikan laporan keuangan dan informasi mengenai perusahaan inilah yang disebut dengan Internet Financial Reporting
(IFR).Menurut Lai et al., (2009) “secara sederhana, Internet Financial Reporting
(IFR) dapat didefinisikan sebagai pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website”.
“Pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan (Internet FinancialReporting-IFR) merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela yang dipraktekkan oleh berbagai perusahaan” (Hargyantoro, 2010).IFR yang dilakukan perusahaan secara bebas dan tidak ada batasan dalam pengungkapan informasi perusahaan. Pada bulan Agustus 2000, SEC membuat pernyataan bahwa semua perusahaan publik direkomendasikan untuk membuat dan memberikan semua informasi legal yang dimandatkan tentang kinerja perusahaan untuk diberikan kepada semua pihak yang berkepentingan di waktu yang sama. Dengan kata lain, kreditor,
(17)
pemegang saham, analis, dan investor harus memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses informasi di internet. Pernyataan dari SEC ini mendorong lebih banyak perusahaan untuk menggunakan IFR dalam diskriminasi informasi. Namun perusahaan telah diberi kebebasan dalam menentukan bagaimana dan apa yang harus diungkapkan (Lai et al., 2009).
Di Indonesia Bapepam mengeluarkan peraturan melalui Keputusan Ketua Bapepam No.86 Tahun 1996 mengenai keterbukaan informasi yang harus diumumkan kepada publik yang berbunyi :
“Setiap Perusahaan Publik atau Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terdapatnya Informasi atau Fakta Material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal” Bapepam berharap dengan adanya peraturan tersebut dapat mendorong upaya-upaya perusahaan untuk secepatnya mengumumkan kepada masyarakat mengenai informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan yang mungkin dapat mempengaruhi suatu efek.Beberapa tahun belakangan ini, IFR muncul dan berkembang sebagai media yang paling cepat untuk menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan.
FASB, (2000) dalam Kelton dan Yang (2008) “perusahaan-perusahaan memiliki beberapa alasan atau motif dalam mengadopsi IFR seperti memperluas jangkauan
penyampaian informasi, memberikan informasi yang up to date, efisiensi dan
efektifitas dalam IFR”.Alasan itu semakin didukung dengan fakta bahwa “calon-calon investor memiliki minat yang tinggi untuk mengadopsi IFR sebagai sumber
(18)
informasi yang akan dipakai dalam pengambilan keputusan mereka” (Wibisono, 2011).
Beaver (1968) dalam Lai et al., (2009) menyatakan bahwa “sebuah manfaat besar bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi sebanyak mungkin sehingga investor mampu membedakan mana perusahaan yang baik dan yang buruk.Semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi dalam kuantitas atau transparansi, maka semakin besar dampak dari pengungkapan pada keputusan investor”.
IFR telah membuka sebuah domain penelitian baru pada bidang akuntansi dan keuangan, tetapi masih sedikit yang meneliti bagaimana IFR mempengaruhi saham. Hanya Lai et al., (2009) yang mencoba menghubungkan antara IFR dengan saham. Lai menemukan bahwa perusahaan yang menerapkan IFR dan perusahaan dengan tingkat pengungkapan informasi yang tinggi cenderung mempunyai abnormal return
saham yang lebih besar dan harga saham yang bergerak lebih cepat. Pada penelitian ini, Lai menggunakan Autoregresi dan Final Prediction Error untuk mengetahui kecepatan perubahan saham atas informasi baru dalam IFR.Di Indonesia sendiri penelitian IFR masih sedikit dan hanya berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi praktek Internet Financial Reporting di Indonesia.
Chariri dan Lestari (2005) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pencantuman laporan keuangan di website perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2005.Hasilnya, ukuran perusahaan muncul sebagai faktor yang sering muncul mengenai penerapan IFR yang sejalan dengan penelitian di luar
(19)
negeri. Kemudian leverage, profitabilitas, sektor industri muncul sebagai faktor lain yang turut mempengaruhi penerapan IFR.
Amilia (2009) meneliti penggunaan website pada perusahaan go public di Indonesia. Penelitian ini mengukur kualitas isi informasi Financial and Sustainability Reporting pada website perusahaan. Hasil penelitian, bahwa Amilia menemukan dari 343 perusahaan yang terdaftar di bursa, sebanyak 213 perusahaan yang telah memiliki website dan 115 perusahaan diantaranya mengungkapkan laporan keuangan melalui media internet, dengan tingkat pengungkapan yang bervariasi. Isi dari
Financial Reporting meliputi komponen informasi keuangan seperti laporan neraca, laba rugi, arus kas, perubahan posisi keuangan dan laporan keberlanjutan perusahaan.
Hergyantoro (2010) meneliti pengaruh IFR dan tingkat pengungkapan informasi
website terhadap frekuensi perdagangan saham. Semakin banyak informasi yang tersedia dan semakin cepat informasi itu tersedia akan mempermudah investor dalam mengevaluasi portofolio saham yang dimiliki. Informasi tersebut akan menciptakan penawaran dan permintaan oleh para investor yang berujung pada transaksi perdagangan saham.
Damayanti (2012) meneliti pengaruh IFR terhadap abnormal return dan
frekuensi perdagangan saham antara perusahaan yang menerapkan IFR dan non-IFR. Hasil penelitian bahwa abnormal return pada perusahaan yang menerapkan IFR berbeda signifikan dengan perusahaan yang tidak menerapkan IFR. Perusahaan yang menerapkan IFR memiliki abnormal return yang lebih tinggi dari pada yang tidak menerapkan IFR, artinya IFR direspon oleh pasar. Hasil bertolak belakang terjadi
(20)
pada pengujian variabel frekuensi perdagangan saham, perusahaan yang menerapkan IFR tidak berbeda secara signifikan dengan perusahaan yang tidak menerapkan IFR.
Rendi dan Supatmi (2013) meneliti pengaruh sebelum dan sesudah IFR terhadap volume perdagangan saham dan abnormal return. Hasil penelitian, bahwa rata-rata
volume perdagangan dan abnormal return berbeda secara signifikan sebelum
perusahaan mengunggah IFR dan dengan sesudah perusahaan mengunggah IFR. Adanya juga nilai rata-rata volume perdagangan saham dan abnormal return setelah publikasi lebih besar dibandingkan sebelum publikasi IFR.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti ini mengambil judul
“PENGARUH SEBELUM DAN SESUDAH INTERNET FINANCIAL
REPORTING TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, HARGA
SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”
(21)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada perbedaan volume perdagangan saham saat sebelum dan sesudah
IFR pada perusahaan manufaktur di BEI?
2. Apakah ada perbedaan harga saham saat sebelum dan sesudah IFR pada
perusahaan manufaktur di BEI?
3. Apakah ada perbedaan abnormal return saat sebelum dan sesudah IFR pada perusahaan manufaktur di BEI?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dipaparkan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian adalah :
a. Menganalisis perbedaan volume perdagangan saham saat sebelum dan
sesudah IFR pada perusahaan manufaktur di BEI
b. Menganalisis perbedaan harga saham saat sebelum dan sesudah IFR pada perusahaan manufaktur di BEI
c. Menganalisis Apakah ada perbedaan abnormal return saat sebelum dan sesudah IFR pada perusahaan manufaktur di BEI
(22)
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
Bagi penulis bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis dari bidang dan hasil penelitian.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini bermanfaat untuk mendorong perusahaan agar perusahaan dapat menerapkan dan mempraktekkan IFR secara optimal sebagai sarana pelaporan informasi yang transparan dan cepat.
c. Bagi Pihak Akademis
Bagi pihak akademis dapat bermanfaat sebagai pengembangan teori dan pengetahuan di bidang keuangan, terutama berkaitan dengan penerapan Internet Financial Reporting (IFR), perbedaan sebelum dan sesudah disajikannya laporan keuangan di website terhadap volume perdagangan saham, harga saham dan abnormal return.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini berguna bagi peneliti selanjutnya sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik ini.
(23)
e. Bagi Investor
Investor diharapkan dapat ngmemanfaatkan IFR dalam pengambilan keputusan di pasar modal sehingga memperoleh keuntungan.
(24)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pasar Efisien
Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970).Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital marketing) dan pasar uang. “Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorang pun, baik investor individu maupun investor institusi, akan memperoleh return yang tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada” (Akhiruddin, 2012). Artinya volume, harga, dan
abnormal return saham yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada.
Lai et al. (2009) menyatakan bahwa “informasi mengenai pengumuman laba perusahaan dapat mengakibatkan perubahan harga saham karena informasi tersebut merupakan informasi yang berguna bagi investor”. Yang perlu diperhatikan bahwa harga terbentuk melalui proses transaksi atau bertemunya penawaran dan permintaan yang secara otomatis akan meningkatkan volume perdagangan saham atau bisa dikatakan bahwa perubahan harga saham akan diikuti dengan peningkatan volume perdagangan dan abnormal return saham.
Definisi menurut Beaver (1968) dalam Lai et al., (2009) tidak dapat disangkal bahwa informasi yang diyakini akan menjadi sorotan banyak pihak yang
(25)
berkepentingan di pasar modal. Pihak-pihak yang dimaksud antara lain adalah pembuat kebijakan (pemerintah badan pengawas pasar modal atau asosiasi penentu kebijakan akuntansi), manajemen perusahaan sebagai pembuat laporan keuangan akuntan, (auditor) sebagai pihak yang memberi sertifikat, dan perantara informasi seperti pelanggan dan pesaing serta investor.
Menurut Gumantri dan Utami (2002) teori pasar efisien, yang harus diperhatikan adalah “sejauh mana dan seberapa cepat informasi mempengaruhi reaksi pasar, hal ini akan tercermin dalam perubahan harga sekuritas”. Dalam penelitian ini, reaksi saham
diukur dengan menggunakan volume perdagangan saham, harga saham, abnormal
return saham.
Fama (1970) dalam Hartono (2008) menyajikan tiga macam bentuk utama efisiensi pasar, yaitu :
1. Bentuk Lemah
Efisiensi pasar modal dalam bentuk lemah menyatakan bahwa harga-harga sekuritas mencerminkan seluruh informasi yang terkandung dalam harga sikuritas di masa lalu.Dalam kondisi ini, tidak ada investor yang dapat memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan menggunakan pedoman berdasarkan atas informasi harga masa lalu.
2. Bentuk Setengah Kuat
Efisiensi pasar modal dalam bentuk setengah kuat menyatakan bahwa harga-harga sekuritas bukan hanya mencerminkan harga-harga-harga-harga di masa lalu, tetapi juga seluruh informasi yang dipublikasikan, seperti pengumuman laba,
(26)
deviden, merger, perubahan sistem akuntansi dan sebagainya.Dalam kondisi ini tidak ada investor yang dapat memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan memanfaatkan sumber informasi yang dipublikasikan.
3. Bentuk Kuat
Dalam efisiensi pasar modal dalam bentuk kuat, harga sekuritas tidak hanya mencerminkan seluruh informasi yang dipublikasikan. Investor dapat memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan mencermati gelagat dari investor lain yang memiliki informasi.
2.1.2 Teori Sinyal
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. “Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenisnya” (Hargyantoro, 2010).Sebagai contoh, laba merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laba seharusnya juga berguna untuk keputusan kredit. “Laba dapat digunakan untuk
menilai prospek perusahaan misalnya untuk (a) mengevaluasi performance
(27)
datang, (d) menilai risiko investasi atau pinjaman pada perusahaan” (SFAC No.1, 1978).
“Alasan perusahaan memberikan informasi adalah untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dibanding pihak luar.Dan pengungkapan keuangan dan non-keuangan secara sukarela di internet dapat menciptakan transparansi informasi yang lebih tinggi” (Hargyantoro, 2010).
Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka dapat melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.
2.1.3 Pengertian Laporan Keuangan
“Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu” (Arum, 2011).“Laporan keuangan merupakan sarana yang penting bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik” (Mohamad, 2006).Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai sarana pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan.Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai salah satu indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
(28)
Bentuk dan isi laporan keuangan disesuaikan dengan ketentuan yang diatur oleh Peraturan Bapepam nomor III.1.2 dan sesuai dengan PSAK nomor 1 tahun 2009; laporan keuangan ini meliputi laporan keuangan tahunan perusahaan secara lengkap, yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, serta Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. Kep-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, menyatakan: “Laporan keuangan tahuan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan”.
2.1.4 Karakteristik Laporan Keuangan
Ada empat karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu : A. Dapat dipahami
Kualitas informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai laporan keuangan.Informasi keuangan yang dapat dipahami adalah informasi yang disajikan dalam bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat pengertian pemakai.
(29)
B. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.
C. Andal
Informasi memiliki kualitas andal adalah jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur.
D. Dapat dibandingkan
Informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, atau dengan perusahaan sejenis lainnya pada periode waktu yang sama.
2.1.5 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari pelaporan keuangan yang terdapat dalam Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial Concept (SFAC) No. 1 adalah menyajikan informasi sebagai berikut :
1) Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam membuat keputusan investasi, pemberi kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan itu harus memadai bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan
(30)
dan peristiwa ekonomi serta bermaksud untuk menelaah informasi tersebut secara sungguh-sungguh.
2) Dapat membantu investor dan kreditor yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa mendatang yang berasal dari dividen atau bunga pelunasan dan jatuh temponya surat berharga atau pinjaman. Oleh karena itu, rencana penerimaan dan pengeluaran uang seorang kreditor atau investor itu berkaitan dengan cash flow perusahaan. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang membantu investor, kreditur dan pihak lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas masuk (sesudah dikurangi kas keluar) di masa mendatang untuk perusahaan.
3) Menunjukkan sumber ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber ekonomi
perusahaan (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber ke perusahaan lain dan pemilik perusahaan), dan pengaruh transaksi, kejadian, keadaan yang mempengaruhi sumber dan klaim atas sumber tersebut.
Sedangkan menurut PSAK nomor 1 Standar Akuntansi Keuangan (2000) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yaitu : “Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”
(31)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk menilai suatu perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan investor, kreditor dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.
2.1.6 Jenis Pengungkapan Laporan Keuangan
Penerbitan laporan keuangan sebaiknya diterbitkan 4 kali dalam setahun.“Penerbitannya harus dilakukan secara tepat waktu agar investor tidak terlambat dalam mengambil keputusan beli atau jual saham setelah menganalisis laporan keuangan.Penerbitan laporan keuangan yang terlambat akan sangat merugikan investor karena mereka kehilangan kesempatan untuk mengambil keuntungan atau menghindari kerugian” (Muhamad, 2006).Pengungkapan laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan sukarela (Voluntary Disclosure) dan pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure).
2.1.6.1 Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
perusahaan berhak untuk memberi informasi tambahan yang bersifat sukarela untuk mempermudah para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Luas pengungkapan sukarela tergantung pada kebijakan perusahaan. Kebijakan perusahaan satu akan berbeda dengan kebijakan perusahaan lain. Itu karena belum adanya peraturan mengenai luas pengungkapan sukarela.
Pengungkapan sukarela mengenai kegiatan perusahaan mengurangi asimetri informasi antara investor dan manajemen tentang kondisi keuangan perusahaan dan hasil operasi dalam lingkungan perusahaan.Dasar pertimbangan perusahaan
(32)
melakukan pengungkapan sukarela salah satunya adalah memberikan sarana pengambilan keputusan yang lebih informatif bagi pemakai laporan keuangan. Informasi yang lebih lengkap akan menjadi lebih relevan untuk pengembilan keputusan.
Terdapat lima manfaat pengungkapan sukarela, yaitu : a. Memperbaiki reputasi perusahaan
b. Menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik bagi investor
c. Memperbaiki akuntabilitas
d. Memperbaiki prediksi risiko yang dilakukan oleh investor e. Menyajikan kewajaran harga saham yang lebih baik
Penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela bermanfaat bagi perusahaan. Beaver dalam Lai et al (2009) menyatakan bahwa “sebuah manfaat yang besar bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi sebanyak mungkin sehingga investor mampu membedakan mana perusahaan yang baik dan yang buruk”. Praktek pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan (Internet Financial Reporting- IFR) merupakan salah satu contoh bentuk pengungkapan sukarela.
2.1.6.2 Pengungkapan Wajib (Mandaroty Disclosure)
Menurut keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, “perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan yang memuat Ikhtisar Data
(33)
Keuangan Penting, Analisis dan Pembahasan Umum oleh Manajemen, Laporan Keuangan yang telah diaudit dan Laporan Manajemen”. Laporan keuangan yang disampaikan harus disusun sesuai dengan prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Bapepam dalam bidang akuntansi serta harus diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam.
2.1.7 Internet Financial Reporting (IFR)
“Internet FinancialReporting adalah pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website” (Lai et al., 2009). Diatas telah dibukakan bahwa IFR dikenal sebagai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), bukan karena isi pengungkapannya tetapi karena alat yang digunakan. Chandra (2008) ada tiga cara penyajian laporan keuangan melalui website, yaitu :
a) Membuat duplikat laporan keuangan yang sudah dicetak ke dalam format
electronic paper.
b) Mengkonversi laporan keuangan ke dalam format HTML.
c) Meningkatkan pencantuman laporan keuangan melalui website sehingga lebih mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan daripada laporan keuangan dalam format cetak.
Terdapat langkah dalam mengidentifikasikan perkembangan pencantuman informasi keuangan melalui internet. Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Menentukan penggunaan website dalam perusahaan, generalisasi pertama dari penggunaan website mencakup informasi perusahaan yang umum yang
(34)
hanya menarik sedikit perhatian dari investor. Website ini tidak mengkomunikasikan informasi atau tujuan perusahaan kepada pengguna tertentu. Kebanyakan website hanya berfokus pada pelanggan dan kurang berfokus pada investor.
2. Menggunakan internet untuk mempublikasikan laporan tahunan perusahaan. 3. Langkah ini dikarakteristikkan sebagai sebuah taksiran dari kebutuhan yang
berbeda dari beberapa kelompok dimana perusahaan dapat mengkomunikasikan beberapa informasi yang dibutuhkan kepada mereka. Website dilihat sebagai sebuah media distribusi informasi yang efisien dan berbiaya rendah.
4. Penggunaan internet secara penuh untuk mempublikasikan laporan dan
informasi keuangan perusahaan lainnya melalui website.
5. Dalam langkah ini, bermacam-macam karakteristik dan kemungkinan dari penggunaan media interaktif ini meningkatkan bermacam-macam model misalnya presentasi menggunakan slide, animasi, musik, dan streaming audio
dan video.
Menurut Fitriana (2009), Internet Financial Reporting memiliki beberapa keuntungan antara lain :
A.Menawarkan solusi biaya rendah (bagi kedua belah pihak). Bagi investor, memberikan kemudahan dalam mengakses informasi perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, dapat mengurangi biaya untuk mencetak serta mengirim informasi perusahaan kepada investor, menawarkan ketepatan
(35)
waktu dalam penyebaran serta akses informasi sehingga informasi lebih relevan karena tepat waktu.
B. Sebagai media komunikasi massa untuk laporan keuangan. Informasi dapat diakses oleh pengguna yang lebih luas daripada media komunikasi yang lama. Tidak ada batasan wilayah sehingga dapat mengembangkan jumlah investor potensial.
C. Menawarkan informasi keuangan dalam berbagai format yang
memudahkan dan bisa di-download (Hanifa dan Rasyid, 2005 dalam
Fitriana, 2009). Adobe Acrobat Format dalam Portable Document Format
(PDF) biasanya merupakan format yang paling umum digunakan (Pervan, 2006). Selain itu format yang digunakan adalah HTML (Hypertext Markup Language), Excel, XBRL.
D.Memungkinkan pemakai berinteraksi dengan perusahaan untuk bertanya
atau memesan informasi tertentu dengan cara yang jauh lebih mudah dan murah dibandingkan mengirim surta atau telepon ke perusahaan.
Selain memberikan beberapa keuntungan, pengungkapan informasi keuangan melalui website perusahaan juga memilki beberapa kekurangan, antara lain :
1) Belum adanya standar khusus yang mengatur pengungkapan informasi
keuangan kedalam website perusahaan.
2) Biaya untuk membangun serta merawat website terkadang melebihi atas manfaat yang didapat.
(36)
3) Sehubungan dengan market competition, dengan diungkapkannya informasi secara luas, perusahaan akan berpotensi kehilanggan keunggulan kompetitifnya.
Berbagai format yang dapat digunakan dalam mempresentasikan laporan keuangan melalui internet antara lain :
a) Portable Document Format (PDF)
Merupakan sebuah format file yang dikembangkan oleh Adobe Corporation
untuk membuka dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mewakili dokumen yang asli. Semua elemen dalam dokumen asli disimpan sebagai gambaran elektronik.
b) Hypertext Markup Languge (HTML)
HTML merupakan standar yang biasa digunakan untuk mempresentasikan informasi melalui internet.
c) Graphics Interchange Format (GIF)
GIF adalah sebuah format fileberbentuk grafik, dengan meringkas mengenai gambaran informasi tanpa menguruangi informasi tersebut, yang dapat dibaca oleh kebanyakan pengguna.
d) Joint Photographic Expert Group (JPEG)
JPEG adalah sebuah format grafik yang digunakan untuk meringkas foto agar mempunyai ukuran yang dapat digunakan dalam website.
(37)
e) Microsoft Excel Spreadsheet
Sebuah aplikasi komputer yang berupa spreadsheet dengan menyimpan, memperlihatkan dan memanipulasi data yang disusun dalam kolom dan lajur.
f) Microsoft Word
Merupakan aplikasi program komputer yang paling banyak digunakan Dalam IFR.
g) Zip Files
Adalah program windowsyang mengizinkan para pengguna untuk
menyimpan dan meringkas dokumen informasi sehingga mereka dapat menyimpan dan mendistribusikan informasi tersebut dengan lebih efisien.
h) Macromedia Flash Software
Merupakan standar untuk mengirim informasi dengan cepat.
i) Real Networks Real Player Software
Format yang menggunakan efek video.
j) Macromedia Shockwave Software
Merupakan bagian dari multimedia player.
2.1.8 Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham adalah “alat ukur yang digukan untuk mengetahui bagaimana investor individual menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam arti informasi tersebut dapat mempengaruhi investor dalam membuat keputusan perdagangan diatas perdagangan yang normal”
(38)
(Murdiah dkk, 2005).“Volume perdagangan saham merupakan unsur kunci dalam melakukan prediksi terhadap pergerakan harga saham” (Zamroni, 2003 dalam Oktavina, 2008). Hubungan IFR terhadap volume perdagangan saham yaitu jika perusahaan melaksanakan IFR dengan tepat waktu dan infomasi keuangan yang dipublikasikan akurat dan telah diaudit, maka permintaan akan volume perdagangan saham lebih besar, dibandingkan semakin telat pelaksanaan publikasi, maka semakin kurangnya reaksi pasar akan saham jadi permintaan volume saham lebih kecil .
2.1.9 Harga Saham
Harga saham adalah nilai dari pernyataan dan kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Harga saham yang terjadi pada pasar modal efisien merupakan refleksi dari semua informasi yang telah dipublikasikan dan terjadi pada keseimbangan yang berkelanjutan. Berartiharga saham tersebut adalah sama dengan nilai intrinsik dari saham tersebut di setiap waktu. Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan yang menggambarkan kekayaan para pemegang sahamnya. Harga saham akan selalu berfluktuasi karena dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran (demand and supply) dari saham tersebut di pasar modal. Hubungan IFR terhadap harga saham yaitu jika saat IFR dilaksanakan dengan tepat waktu dan informasi keuangan yang akurat maka akan semakin mengundang banyak permintaan dari investor yang menyebabkan harga saham perusahaan semakin meningkat. Sebaliknya jika perusahaan terlambat dalam melaksanakan IFR maka harga saham
(39)
perusahaan pun akan menurun karna kurangnya ada reaksi pasar terhadap saham tersebut.
2.1.10 Abnormal Return Saham
Abnormal Return merupakan salah satu indikator yang dapat dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi, ditunjukkan dengan adanya perbedaan (selisih) antara nilai sesungguhnya (actual return) dengan nilai yang diharapkan (expected return).Actual return sesungguhnya merupakan selisih harga sekarang
dengan harga sebelumnya.Expected Returnmerupakan return estimasi yang
diharapkan investor, yang ditentukan dengan model estimasi. Dalam menentukan model estimasi ditentukan berdasarkan periode estimasi (estimation period), yaitu periode sebelum peristiwa (event period). Jogiyanto (2010) mengatakan bahwa “tidak
ada patokan untuk menentukan lamanya panjang periode return saham yang
diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar”. Hubungan IFR terhadap
abnormal return saham yaitu jika saat IFR dilaksanakan dengan tepat waktu dan informasi keuangan yang akurat maka akan semakin mengundang banyak permintaan dari investor akan saham sehingga harga saham meningkat sahingga return saham yang diperoleh juga semakin besar. Sebaliknya jika IFR tidak tepat waktu semakin berkurang reaksi pasar akan saham sehingga harga saham menurun sehingga abnormal return saham yang diperoleh semakin kecil atau tidak dapat sama sekali.
(40)
2.2 Penelitian Terdahulu
Keseluruan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dapat dilihat dalam tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian
Almilia (2009) Analisis
Kualitas Isi Financial and Sustainability Reporting Dependen: sustainability reporting
melalui website
Independen: Isi / content
Statistik Kruskal wallis Test Perusahaan di Indonesia belum secara optimal memanfaatkan website. Kartika Damayanti dan Supatmi (2012) Internet Financial Reporting (IFR) dan Reaksi Pasar Dependen: frekuensi perdagangan saham dan abnormal return saham Independen: IFR Analisis uji statistik deskriptif dan uji beda Mann whitney U test Perusahaan yang menerapkan IFR memiliki abnormal return
yang lebih tinggi daripada tidak menerapkan IFR. Bertolak belakang dengan frekuensi perdagangan tidak berubah secara signifikan. Herdhita Akhiruddin (2012) Pengaruh Pelaporan Keuangan di Internet Terhadap Reaksi Pasar Dependen: abnormal return saham Independen: IFR Analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial IFR tidak berpengaruh terhadap abnormal return saham, terjadi
dan ada
perbedaan
abnormal return
saham saat sebelum dan sesudah IFR.
Rendi Satria dan Supatmi (2013) Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Internet Dependen: volume perdagangan saham dan Analisi uji beda wilcoxon signed test Rata-rata volume perdagangan dan abnormal return
(41)
Financial Reporting
abnormal return
saham lebih besar sesudah IFR.
Sumber: Data Diolah
2.2 Kerangka Konseptual
Suatu kegiatan yang memperoleh perhatian besar dari investor dan masyarakat adalah pada saat perusahaan mempubliskan laporan keuangan yang telah diaudit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari reaksi pasar (volume perdagangan saham, harga saham dan abnormal returnsaham ) dengan sampel selama satu tahun. Jika hasil uji menunjukkan hasil yang berbeda, maka dapat dikatakan bahwa IFR berpengaruh terhadap reaksi pasar (volume perdagangan saham, harga saham dan abnormal return saham).
Berdasarkan uraian yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka konseptual dari pengaruh sebelum dan sesudah IFR terhadap volume perdagangan saham, harga saham dan abnormal return saham, sebagai berikut :
Uji Beda
Sebelum IFR Sesudah IFR
1. Volume Perdagangan
Saham 2. Harga Saham
1. Volume Perdagangan
Saham 2. Harga Saham
(42)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H1 : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham perusahaan sebelum dan sesudah Internet Financial Reporting.
H2 : Terdapat perbedaan harga saham perusahaan sebelum dan sesudah
Internet Financial Reporting.
H3 : Terdapat perbedaan abnormal return saham perusahaan sebelum dan sesudah Internet Financial Reporting.
BAB III
(43)
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu, penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengujian variabel-variabel penelitian dengan angka yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini menjelaskan pengaruh pengungkapan informasi keuangan di internet terhadap volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return pada tahun 2014.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui websit
da
selesai.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013.
2. Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah Internet Financial Reporting (IFR). Variabel terikat terdiri dari volume perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return saham.
3. Data yang diteliti adalah daftar perusahaan manufaktur yang
(44)
telah diaudit ke internet berupa harga saham, volume perdagangan saham dan
abnormal return saham yang dihasilkan pada tahun 2014. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 hari, yang dibagi menjadi 2 yaitu t= -5 (5 hari sebelum IFR) sampai t=-1 dan t= +5 (5 hari sesudah IFR) sampai t=+1. Pemilihan periode pengamatan ini adalah untuk menghindari terjadinya confounding effect yaitu dampak tercampurnya suatu peristiwa yang diamati dengan peristiwa lain (Jogiyanto, 2000). Data tersebut
diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia
3.4 Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran dan memudahkan dalam melakukan penilaian terhadap variabel yang diteliti, maka perlu ditegaskan mengenai definisi operasional dan cara pengukuran variabel yang dipergunakan berkenaan dengan penelitian ini. Definisi operasional diperlukan agar konsep yang dipergunakan dapat diukur secara empiris serta menghindari terjadinya kesalahpahaman dan pemafsiran makna yang berbeda.Variabel harga saham dan volume perdagangan saham dipergunakan untuk mengetahui likuiditas perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan, sedangkan abnormal return saham dipergunakan untuk mengetahui adanya sinyal positif yang diperoleh oleh investor sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan.
(45)
Berikut ini penjelasan secara singkat tentang definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini :
Tabel 3.1Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Pengukuran Skala Pengukuran
1. Sebelum dan Sesudah IFR
Pencantuman informasi keuangan
perusahaan melalui internet. t-5 sampai t+5 Interval
2.
Volume Perdagangan Saham
Perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar.
TVA=
����� ℎ��ℎ�������� ℎ�������� �������������� ����������� ��������
����� ℎ��ℎ�������� ℎ�������� �������������� ��������� ��������
Ratio
3. Harga Saham Harga yang menunjukkan nilai dari saham tersebut.
Harga saham pada saat t, yaitu periode
sebelum dan sesudah IFR. Nominal
4. Abnormal
Return Saham
Selisih antara return yang sesungguhnya dengan return
ekspektasi masing-masing saham.
ARit = Rit– Rmt
Nominal
3.4.1 Internet Financial Reporting (IFR)
Internet Financial Reporting adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website yang dimiliki perusahaan. Internet Financial Reportingadalah pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website perusahaan yang bersifat sukarela.Perusahaan memanfaatkan website mereka untuk membangun komunikasi yang lebih cepat dan lebih baik dengan mengungkapkan segala informasi penting yang ditujukan pada berbagai pihak, khususnya investor.
Perusahaan yang dianggap menerapkan IFR jika pada website perusahaan
(46)
website namun tidak dicantumkan laporan keuangan maka dianggap tidak menerapkan praktik IFR.Dalam penelitian ini, variabel IFR sebagai variabel bebas merupakan variabel berskala kategori sehingga dalam model regresi variabel ini dinyatakan sebagai model dummy.Perusahaan yang menerapkan IFR dinilai “1”, sedangkan perusahaan yang tidak menerapkan IFR dinilai “0”.
3.4.2 Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangkan dalam periode tertentu.Volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) yaitu dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu.Setelah itu, rata-rata masing-masing volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah IFR dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan.
TVA = ����� ℎ��ℎ�������� ℎ��� ����� �������������� ���� ������� �������� ����� ℎ��ℎ�������� ℎ�������� �������������� ���� ��� ����������
3.4.3 Harga Saham
Harga saham adalah harga yang menunjukkan nilai dari saham tersebut.Pengukurnya adalah harga saham pada saat t, yaitu periode 5 hari sebelum IFR (t-5) sampai 5 hari sesudah IFR (t+5).
(47)
3.4.4 Actual Return
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Besarnya return saham dilihat dari adanya abnormal return
saham yang diperoleh investor sehubungan dengan IFR. Actual return merupakan selisih antara harga sekarang dengan harga sebelumnya secara relatif. Rumus mencari
return saham harian :
��� = ��� –(���−���−1)
1
Dimana : Rit
P
= Return saham masing-masing perusahaan
it
P
= Harga saham masing-masing perusahaan pada tanggal t
it-1 = Harga saham masing-masing perusahaan pada tanggal t-1
3.4.5 Expected Return
Expected return adalah Tingkat keuntungan yang diharapkan investor atas investasi yang ditanamkannya. Perhitungan expected return diestimasi menggunakan
market adjusted model. Expected return diukur dengan rumus :
Rmt = ����� −(����� −1)
(����� −1) Dimana :
Rmt = Return pasar pada hari ke–t
(48)
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan hari t-1
3.4.6 Abnormal Return Saham
Abnormal return saham adalah selisih antara return yang sesungguhnya dengan
expected return masing-masing saham. abnormal return diukur dengan rumus : ARit = Rit– R
Dimana :
mt
ARit
R
= Abnormal return saham i pada periode t
it
R
= Return sesungguhnya terjadi untuk saham i periode t
mt = Return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode t
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Polulasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013.Periode tersebut dipilih karena perekonomian Indonesia dalam kondisi stabil dan merupakan data terkini ditahun 2014.Dimana pada tahun 2014 tercatat sebanyak 135 perusahaan yang bergabung di perusahaan manufaktur.
Sampel adalah bagian dari polulasi dengan karakteristik tertentu yang akan diukur dan dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Pertimbangan atau kriteria untuk menentukan sampel:
(49)
1. Perusahaan-perusahaan yang bergabung dengan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada periode 2013
2. Perusahaan menerapkan Internet Financial Reporting (IFR).
3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh Bapepam (batas waktu
terakhir sampai tanggal 31 Maret 2014) melalui website IDX
4. Perusahaan mencantumkan hari dan tanggal publikasi laporan keuangan. 5. Perusahaan memiliki informasi keuangan yang relevan dan lengkap menurut
Bapepam (terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan).
Adapun daftar sampel dalam penelitian ini 74 perusahaan manufaktur yang melaksanakan IFR tahun 2014 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Sampel Perusahaan yang Melakukan IFR Tahun 2014
No Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman
IFR tahun 2014
1. Polychem Indonesia Tbk 27 Maret 2014 2. Asahimas Flat Glass Tbk 28 Maret 2014 3. Asia Plast Industries Tbk 28 Maret 2014 4. Arwana Citra Mulia Tbk 28 Februari 2014 5. Astra International Tbk 28 Februari 2014
6. Astra Auto Part Tbk 28 Februari 2014
7. Barito Pasific Tbk 28 Maret 2014
(50)
9. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 28 Maret 2014
10. Citra Turbindo Tbk 28 Maret 2014
11. Davomas Abadi Tbk 28 Maret 2014
12. Delta Djakarta Tbk 28 Maret 2014
13. Darya Varia Laboratoria Tbk 28 Maret 2014 14. Ekadharma International Tbk 28 Maret 2014
15. Eratex Djaya Tbk 28 Maret 2014
16. Ever Shine Textile Industry Tbk 28 Maret 2014
17. Fajar Surya Wisesa Tbk 24 Maret 2014
18. Titan Kimia Nusantara Tbk 28 Maret 2014
19. Goodyear Indonesia Tbk 28 Maret 2014
20. Gudang Garam Tbk 28 Maret 2014
21. Gajah Tunggal Tbk 26 Maret 2014
22. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 28 Maret 2014 23. Champion Pasific Indonesia Tbk 14 Maret 2014 24. Indomobil Sukses International Tbk 27 Maret 2014
25. Indofarma Tbk 7 Maret 2014
26. Indal Aluminium Industry Tbk 28 Maret 2014 27. Indofood Sukses Makmur Tbk 24 Maret 2014 28. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 28 Maret 2014 29. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 18 Maret 2014 30. Jembo Cable Company Tbk 28 Maret 2014 31. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 28 Maret 2014
32. Jaya Pari Steel Tbk 28 Maret 2014
33. Kimia Farma Tbk 28 Februari 2014
34. KMI Wire and Cable Tbk 28 Maret 2014
35. Kedawung Setia Industrial Tbk 28 Maret 2014 36. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 28 Maret 2014
37. Kedaung Indag Can Tbk 26 Maret 2014
(51)
39. Langgeng Makmur Industry Tbk 26 Maret 2014 40. Multistrada Arah Sarana Tbk 28 Maret 2014
41. Merck Tbk 7 Maret 2014
42. Multi Bintang Indonesia Tbk 28 Maret 2014
43. Mayora Indah Tbk 28 Maret 2014
44. Nipress Tbk 28 Maret 2014
45. Pan Brothers Tbk 7 Maret 2014
46. Asia Pasific Fibers Tbk 27 Maret 2014
47. Sat Nusa Persada Tbk 28 Maret 2014
48. Pyridam Farma Tbk 26 Maret 2014
49. Ricky Putra Globalindo Tbk 27 Maret 2014 50. Bentoel International Inrestama Tbk 28 Maret 2014 51. Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk 27 Maret 2014
52. Sekar Laut Tbk 28 Maret 2014
53. Holcim Indonesia Tbk 28 Februari 2014
54. Semen Gresik Tbk 28 Februari 2014
55. Selamat Sempurna Tbk 28 Maret 2014
56. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 28 Maret 2014
57. Suparma Tbk 28 Maret 2014
58. Indo Acitama Tbk 27 Maret 2014
59. Sunson Textile Manufacturer Tbk 27 Maret 2014
60. Mandom Indonesia Tbk 19 Maret 2014
61. Tirta Mahakam Resources Tbk 28 Maret 2014 62. Chandra Asri Petrochemical Tbk 27 Maret 2014 63. Unggul Indah Cahaya Tbk 28 Maret 2014
64. Unilever Indonesia Tbk 26 Maret 2014
65. Voksel Electric Tbk 28 Maret 2014
66. Gunawan Dianjaya Steel Tbk 26 Maret 2014
67. Krakatau Steel Tbk 4 Maret 2014
(52)
69. Trisula International Tbk 20 Maret 2014 70. Nusantara Inti Corpora Tbk 28 Maret 2014 71. Nippon Indosari Corporindo Tbk 27 Maret 2014 72. Wismilak Inti Makmur Tbk 26 Maret 2014
73. Martina Berto Tbk 27 Maret 2014
74. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 24 Maret 2014
Sumber: Bursa Efek Indonesi
3.6 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang berupa dokumen dan informasi tertulis yang berhubungan dengan objek penelitian yang tidak langsung didapatkan dari perusahaan tetapi dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah, dan dipublikasikan oleh pihak lain. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis tentang harga saham dan volume perdagangan saham secara harian yang diperoleh dari situs masing-masing perusahaan.Data volume perdagangan saham diperoleh dari Bursa Efek Indonesia di
tahun 2014 melalui websit
3.7 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode : a. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui dokumen. Dalam hal ini data
(53)
b. Studi observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap website perusahaan-perusahaan dengan tahap-tahap :
1. Melihat alamat website perusahaan yang tercantum dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2014.
2. Website perusahaan yang tidak tercantum dalam IDX, peneliti menggunakan mesin pencari (search engine) yang umum digunakan seperti Google dan Yahoo.
3. Websiteperusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk keperluan pengumpulan data.
4. Apabila tidak ditemukan website melalui IDX dan search engine, maka perusahaan dianggap tidak mempunyai website.
5. Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi
keuangan berupa laporan keuangan dianggap melakukan praktik IFR,
sedangkan perusahaan yang memiliki website dan tidak mengungkapkan
laporan keuangan di website dianggap tidak menerapkan IFR.
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Event Study
Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis event study dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal, yang tercermin dalam harga saham dan volume perdagangan saham.Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event)
(54)
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman.Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2010). Langkah-langkah untuk melakukan analisis ini adalah sebagai berikut :
1. Definisi kejadian
Pertama adalah menentukan kejadian apa yang akan diteliti dan pada periode waktu bagaimana harga saham akan dianalisis. Dalam penelitian ini, event
yang dilihat adalah Internet Financial Reporting (IFR) yang terjadi pada tahun 2014.Harga saham yang diamati adalah dari t-5 sampai dengan t+5. 2. Kriteria seleksi
Kedua, menjelaskan kriteria yang digunakan dalam memilih perusahaan mana yang diikutsertakan dalam analisis, misalnya perusahaan dari lingkup industri yang sama atau perusahaan yang terdaftar pada pasar saham tertentu. Dalam penelitian ini, saham-saham yang diamati adalah saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan perusahaan yang termasuk dalam perusahaan manufaktur.
3. Mengukur tingkat pengembalian normal dan abnormal
Tingkat pengembalian normal adalah tingkat pengembalian yang diharapkan apabila tidak terjadi event.
(55)
Terakhir, menguji tingkat pengembalian ternyata adalah abnormal dan signifikan secara statistik. Dalam hal ini, variabel tingkat pengembalian transaksi akan diuji apakah signifikan secara statistik.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data abnormal return saham adalah menghitung actual return harian dan return pasar harian. Hasil dari perhitungan tersebut akan menghasilkan expected return. Langkah selanjutnya adalah menghitung actualreturn selama event period yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 10 hari, yaitu 5 hari sebelum IFR dan 5 hari setelah IFR. Penentuan
event ini bertujuan agar dampak IFR terhadap volume perdagangan saham dan harga saham dapat diukur secara akurat dan tidak terpengaruh faktor lain yang menyebabkan perubahan keputusan investor. Jika periode peristiwa diambil lebih dari 5 hari, dikhawatirkan adanya peristiwa lain yang cukup signifikan mempengaruhi hasilnya, dan jika periode peristiwa diambil kurang dari 5 hari maka akan sulit melihat fluktuasi dari nilai variabel-variabel yang ada. Hasil dari actual return selama
event period dan expected returnakan menghasilkan abnormal return. Perhitungan aktifitas volume perdagangan saham dilakukan dengan membagi jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang diterbitkan/diperdagangkan dan untuk harga saham dengan melihat perubahan setiap harinya.
(56)
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak normal.Walaupun data lebih dari 30 angka namun itu belum menjamin data berdistribusi normal atau tidak.Maka sebaiknya menggunakan uji normalitas untuk memberikan kepastian. Dalam penelitian ini uji normalitas yang
digunakan adalah pengujian Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan tingkat
signifikan 5%, seperti berikut :
a. Apabila nilai probabilitas (sig) < 0,05, berarti data yang digunakan tidak berdistribusi normal.
b. Apabila nilai probabilitas (sig) > 0,05, berarti data yang digunakan berdistribusi normal.
3.8.3 Uji Beda
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji T berpasangan (Paired Sample T Test) jika data berdistribusi normal dan uji perbedaan dua rata-rata (Wilcoxon Signed Rank Test) jika data berdistribusi tidak normal. Dari uji ini akan dilihat apakah terjadi pengaruh perbedaan signifikan atau tidak terhadap volume perdagangan
saham, harga saham, dan abnormal return saham perusahaan sebelum dan
sesudah IFR. Kesimpulan dapat diambil melalui penerimaan dan penolakan hipotesis yang diusulkan dengan dasar pengambilan keputusan, yaitu :
a. Jika probabilitas < 0,05, maka H1, H2 dan H3 diterima b. Jika probabilitas > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak Hipotesis statistiknya sebagai berikut :
(57)
H0 :
µ
R1= µ
H1 :
µ
R2
R1
≠
µ
H2 :
µ
R2
R1
≠
µ
H3 :
µ
R2
R1
≠
µ
Dimana
µ
R2
R1 adalah rata-rata volume perdagangan saham sebelum publikasi
IFR, dan
µ
R2 adalah rata-rata volume perdagangan saham sesudah publikasiIFR.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengilah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi. Terdapat 135
(58)
perusahaan yang tercatat di BEI dampai dengan Desember 2013
purposive sampling, yaitu teknik penarikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria dan dapat dijadikan sampel perusahaan adalah sebanyak 74 perusahaan.Penentuan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 4.1
Penentuan Sampel Penelitian
No. Kriteria Sampel Jumlah
1. Perusahaan yang termasuk dalam anggota perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013 135 2. Perusahaan yang tidak mempublikasi laporan keuangan periode
2013
(1)
3. Perusahaan yang tidak tepat waktu dalam mempublikasikan laporan keuangannya
(56) 4. Perusahaan yang melakukan corporate action (4)
Jumlah Sampel Penelitian 74
Sumber: Data sekunder yang telah diolah, 2014
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Pola Pergerakan
4.2.1.1 Volume Perdagangan Saham
Pola pergerakan rata-rata volume perdagangan saham disajikan pada gambar 4.1.Dari grafik dibawah menunjukkan H-2 dan H-1 menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata volume perdagangan saham pada saat menjelang pempublikasian laporan keuangan (IFR) dan mengalami penurunan pada H-4.Nilai TVA mencapai
(59)
puncak tertinggi pada saat H+1 yaitu sehari setelah pempublikasian laporan keuangan.Namun di H+2 volume perdagangan saham mengalami penurunan dan hanya meningkat sedikit saja di H+3. Artinya jumlah transaksi yang terus bertambah 2 hari sebelum IFR mengindikasikan adanya kebocoran informasi dari dalam perusahaan, sehingga 2 hari sesudah IFR jumlah transaksi tersebut kembali normal.
Grafik 4.1 Volume Perdagangan Saham
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2015
Volume perdagangan saham bergerak cukup stabil pada H-3,H-4, H+4, dan H+5. Rata-rata volume perdagangan saham sebelum IFR senilai 0,0004 dan rata-rata volume perdagangan saham sesudah IFR senilai 0,00065, membuktikan bahwa reaksi pasar atau pihak eksternal yang diukur dari volume perdagangan saham sesudah IFR lebih tinggi daripada sesudah IFR. Hal ini sejalan dengan penelitian Rendi dan Supatmi (2013) yang menemukan nilai rata-rata volume perdagangan saham setelah publikasi IFR lebih tinggi dari sebelum publikasi IFR, karena terdapat sejumlah perusahaan yang dianggap investor memiliki prospek bagus, sehingga menyebabkan
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
TVA
Periode 2014
Volume Perdagangan Saham
(60)
perbedaan volume perdagangan saham yang cukup besar setelah informasi dipublikasikan.
4.2.1.2 Harga Saham
Grafik 4.2 Harga Saham
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2015
Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa setelah publikasi IFR rata-rata harga saham menunjukkan peningkatan pada H sampai H+1dan H+4 sampai H+5.Sebelum publikasi IFR dari ada H-5 sampai H-1 rata-rata harga saham berjalan stabil.Artinya dampak publikasi laporan keuangan mengakibatkan harga saham semakin tinggi karena adanya permintaan dari pihak eksternal terhadap saham yang diperdagangkan. Rata-rata harga saham sebelum publikasi IFR senilai 1.502.491,9 dan rata-rata sesudah publikasi IFR senilai 1.544.338,9, ini membuktikan bahwa reaksi pasar yang
1460000 1480000 1500000 1520000 1540000 1560000 1580000 R at a -R at a H ar g a S ah am Periode 2014
Harga Saham
Harga Saham(61)
diukur dengan harga saham lebih tinggi sebelum publikasi IFR daripada sesudah publikasi IFR.
4.2.1.3 Abnormal Return Saham
Grafik 4.3Abnormal Return Saham
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2015
Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa tara-rata abnormal return saham
menunjukkan peningkatan pada H-3 sampai H-1 sebelum publikasi IFR dan meningkat kembali di saat H+3 sesudah publikasi IFR yang mampu mencapai nilai positif. Namun abnormal return saham pada H-4 terjadi penurunan pada saat sebelum publikasi IFR, dan penurunan sampai mencapai titik terendah yaitu pada saat H+1 sesudah publikasi IFR.Grafik tersebut mengindikasikan kemungkinan munculnya informasi yang negatif sesudah publikasi IFR. Rata-rata abnormal return saham
-0.06 -0.04 -0.02 0 0.02 0.04 0.06 0.08
Ni
la
i
Periode 2014
Abnormal Return Saham
(62)
sebelum publikasi IFR senilai 0,027204 dan rata-rata abnormal return saham sesudah publikasi IFR senilai -0,00615, yang membuktikan bahwa rekasi pasar/reaksi dari pihak eksternal yang diukur dari variabel abnormal return saham lebih tinggi sebelum publikasi IFR daripada sesudah publikasi IFR.
4.2.2 Uji Normalitas
Langkah pertama dalam pengujian data penelitian adalah data yang akan diteliti
dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang digunakan. Jika hasil uji normalitas dari masing-masing variabel bernilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal dan apabila masing-masing variabel bernilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data beristribusi tidak normal.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 2. Bahwa hasil dari ketiga variabel setelah diuji dengan Kolmogorov-Smirnovyang bernilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga data dikatakan berdistribusi tidak normal. Maka pengujian selanjutnya menggunaka metode statistika non parametrik dua sampel berpasangan dengan menggunakan Wilcoxon Sign Test.
4.2.3 Uji Beda
Hasil pengujian terhadap volume perdagangan saham disajikan dalam tabel4.2.Berdasarkan hasil pegujian Wilcoxon Sign Test tersebut membuktikan bahwa IFR memiliki kandungan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
(63)
investor, sehingga bereaksi terhadap informasi tersebut. Jika hasil Wilcoxon Sign Test
masing-masing variabel dengan nilai signifikansi > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak, dan jika masing-masing wariabel dengan nilai signifikansi < 0,05 maka H1/H2/H3 diterima.
1. Volume Perdagangan Saham
Tabel 4.2
Uji Hipotesis Volume Perdagangan Saham (Tahun 2014)
Keterangan Z Asymp Sig Kesimpulan
RataRata Sebelum
-Rata-Rata Sesudah -2,458 0,014 H1diterima
H-5 – H+5 -0,060 0,952 H0 tidak dapat ditolak H-4 – H+4 -2,499 0,012 H1 diterima
H-3 – H+3 -2,419 0,016 H1 diterima H-2 – H+2 -2,464 0,014 H1 diterima H-1 – H+1 -2,153 0,031 H1 diterima
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2015
Hasil pengujian hipotesis pertama berdasarkan tabel 4.2, reaksi pihak eksternal atau investor yang diukur melalui variabel volume perdagangan saham, terlihat adanya kesamaan atau tidak ada perbedaan volume perdagangan saham saat sebelum dan sesudah melakukan IFR yaitu pada saat H-5 dengan H+5. Namun ada perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah tanggal perusahaan mengunggah IFR. Terlihat adanya perbedaan signifikan rata-rata sebelum dengan rata-rata sesudah tanggal publikasi IFR, pada saat H-4 dengan H+4, H-3 dengan H+3, H-2 dengan
(64)
H+2, dan H-1 dengan H+1 serta pada rata-rata TVA sebelum dan sesudah dilakukan IFR.
Berdasarkan hasil Wilcoxon Sign Test yang tertera pada lampiran 3 ,
menunjukkan bahwa Sig. (2-Tailed) dari variabel volume perdagangan saham lebih kecil dari nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa bahwa adanya pengaruh volume perdagangan saham saat sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan (IFR). Terbuktinya hipotesis pertama ini memunculkan dugaan bahwa sudah banyak pihak eksternal/investor memahami dampak positif dari IFR dan memanfaatkan Internet Financial Reporting (IFR) yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengambil keputusan atas investasi, sehingga terdapat perbedaan rata-rata volume perdagangan saham saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan IFR.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pengujian Murdiyah dan Najib (2005) yang menemukan volume perdagangan saham mengalami peningkatan signifikan sebelum melakukan publikasi laporan keuangan dengan sesudah melakukan publikasi laporan keuangan.
2. Harga Saham
Tabel 4.3
Uji Hipotesis Harga Saham (Tahun 2014)
Keterangan Z Asymp Sig Kesimpulan
RataRata Sebelum
-Rata-Rata Sesudah -1,945 0,052** H2 diterima
(65)
H-4 – H+4 -1,725 0,085** H2 diterima
H-3 – H+3 -1,766 0,077** H2 diterima
H-2 – H+2 -1,215 0,224 H0 tidak dapat ditolak
H-1 – H+1 -2487 0,013* H2 diterima
Keterangan: *) **) pada tingkat signifikansi 5% dan 10% Sumber: Data Sekunder Diolah, 2015
Dibuktikan dalam pengujian Wilcoxon Sign Test pada variabel harga saham yang dipaparkan melalui tabel 4.3, adanya perbedaan yang signifikan pada harga saham saat sebelum dan sesudah melakukan IFR yaitu H-4 dengan H+4, H-3 dengan H+3 dan H-2 dengan H+2 serta pada rata-rata harga saham sebelum dengan sesudah melakukan IFR.
Berdasarkan hasil pengujian dengan Wilcoxon Sign Test yang tertera pada lampiran 3, menunjukkan bahwa Sig. (2-Tailed) dari variabel harga saham lebih kecil dari nilai probabilitas sebesar 0,05 dan 0,1. Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa adanya pengaruh harga saham saat sebelum dan sesudah melakukan publikasi laporan keuangan.Hipotesis kedua dapat terbukti memunculkan dugaan bahwa adanya permintaan dan penawaran saham dari pihak ekternal/investor dengan perusahaan, sehingga pihak perusahaan meningkatkan harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.Maka ada perbedaan harga saham yang meningkat saat sesudah dengan sebelum melakukan publikasi laporan keuangan.
3. Abnormal Return Saham
(66)
Uji Hipotesis Abnormal Return Saham (Tahun 2014)
Keterangan Z Asymp Sig Kesimpulan
RataRata Sebelum
-Rata-Rata Sesudah -2,255 0,024 H3 diterima
H-5 – H+5 -3,274 0,001 H3 diterima
H-4 – H+4 -2,153 0,031 H3 diterima
H-3 – H+3 -0,898 0,369 H0 tidak dapat ditolak H-2 – H+2 -0,623 0,534 H0 tidak dapat ditolak
H-1 – H+1 -2,422 0,015 H3 diterima
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2015
Pengujian hipotesis ketiga terkait penggunaan variabel abnormal return saham dapat dijelaskan melalui tabel 4.4. Dari pengujian tersebut, maka dapat diinterpretasikan adanya perbedaan yang signifikan pada nilai abnormal return saham saat sebelum dan sesudah tanggal perusahaan melakukan publikasi laporan keuangan. Dibuktikan dengan adanya perbedaan signifikan H-5 dengan H+5, H-4 dengan H+4, H-1 dengan H+1 dan rata-rata abnormal return saham saat sebelum dan sesudah melakukan IFR. Perbedaan tersebut mengindikasikan bahwa adanya pengaruh pada
abnormal return saham saat sebelum dan sesudah melakukan publikasi laporan keuangan oleh perusahaan.
Hasil pengujian Wilcoxon Sign Text terkait variabel abnormal return saham ditunjukkan pada lampiran 3 .perbedaan abnormal return saham secara signifikan mengindikasikan adanya selisih ekspektasi investor saat sebelum dan sesudah melakukan IFR oleh perusahaan, kemungkinan investor memahami IFR, sehingga
(67)
bersedia membeli saham dengan harga tinggi sekalipun. Sedangkan respon pasar pada H-1 dengan H+1, muncul dugaan adanya bocoran informasi dari dalam perusahaan sehingga pasar/pihak eksternal mulai bereaksi.Pada sehari sebelum tanggal publikasi laporan keuangan, nilai abnormal return saham meningkat drastis dari nilai negatif menuju nilai positif. Realisasi yang terjadi di pasar saham, sehari setelah melakukan IFR nilai abnormalreturn saham kembali mengalami penurunan yang tajam.
Berdasarkan lampiran 3, pada saat H-3 dengan H+3 dan H-2 dengan H+2 konsisten menunjukkan peningkatan abnormal return saham. Peningkatan tersebut mengindikasikan publikasi laporan keuangan berpengaruh terhadap abnormal return saham, namun tidak signifikan. Ada dugaan munculnya ketidak pastian informasi untuk investor sehingga beberapa kelompok investor kurang mempedulikan informasi keuangan yang dipublikasikan melalui internet.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Lai et al. (2010) yang menemukan bahwa perusahaan yang menerapkan IFR dengan tingkat transparansi informasi yang tinggi dan tepat waktu cenderung mempunyai abnormal return yang lebih besar dan harga saham bergerak lebih cepat. Penelitian ini juga mendukung penelitian
Damayanti (2012) yang menemukan adanya perbedaan signifikan abnormal return
perusahaan yang menerapkan IFR dengan yang tidak menerapkan IFR diseputar tanggal IFR dirilis.
(68)
mendorong terjadinya pengaruh terhadap variabel volume pardagangan saham, harga saham dan abnormal return saham dari reaksi pasar/pihak eksternal. Rata-rata volume perdagangan saham, harga saham dan abnormal return saham berbeda atau berpengaruh secara signifikan sebelum perusahaan melakukan IFR dan sesudah perusahaan melakukan IFR. Penelitian ini juga menemukan adanya nilai rata-rata volume perdagangan saham dan harga saham setelah melakukan IFR lebih besar dibandingkan sebelum melakukan IFR. Namun pada abnormal return saham nilai rata-rata saat sebelum melakukan IFR lebih besar dibandingkan sesudah melakukan IFR. Ini menguatkan bukti terjadinya efisiensi pasar saham bentuk setengah kuat di Indonesia, yaitu informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan IFR (Hartono, 2008).
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu mengabaikan adanya faktor makro ekonomi dan mikro ekonomi.Seperti inflasi, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah dan perbedaan variasi industri di Indonesia yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian.Peneliti kesulitan menemukan akses data karena keterbatasan data mengenai IFR di Bursa Efek Indonesia.
(1)
a. h3 < h_3 b. h3 > h_3 c. h3 = h_3
Test Statisticsb
h3 - h_3
Z -1.766a
Asymp. Sig. (2-tailed) .077
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
H-2 dan H+2
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
h2 - h_2 Negative Ranks 27a 26.81 724.00
Positive Ranks 32b 32.69 1046.00
Ties 15c
Total 74
a. h2 < h_2 b. h2 > h_2 c. h2 = h_2
Test Statisticsb
h2 - h_2
Z -1.215a
Asymp. Sig. (2-tailed) .224
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
(2)
H-1 dan H+1
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
h1 - h_1 Negative Ranks 22a 24.30 534.50
Positive Ranks 36b 32.68 1176.50
Ties 16c
Total 74
a. h1 < h_1 b. h1 > h_1 c. h1 = h_1
Test Statisticsb
h1 - h_1
Z -2.487a
Asymp. Sig. (2-tailed) .013
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
(3)
Wilcoxon Signed Test Abnormal Return Saham
Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Abnormal Return Saham
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ratah - ratah_ Negative Ranks 46a 39.26 1806.00
Positive Ranks 28b 34.61 969.00
Ties 0c
Total 74
a. ratah < ratah_ b. ratah > ratah_ c. ratah = ratah_
Test Statisticsb
ratah - ratah_
Z -2.255a
Asymp. Sig. (2-tailed) .024
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
H-5 dan H+5
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
h5 - h_5 Negative Ranks 54a 36.94 1995.00
Positive Ranks 20b 39.00 780.00
Ties 0c
Total 74
a. h5 < h_5 b. h5 > h_5 c. h5 = h_5
(4)
Test Statisticsb
h5 - h_5
Z -3.274a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
H-4 dan H+4
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
h4 - h_4 Negative Ranks 32a 30.88 988.00
Positive Ranks 42b 42.55 1787.00
Ties 0c
Total 74
a. h4 < h_4 b. h4 > h_4 c. h4 = h_4
Test Statisticsb
h4 - h_4
Z -2.153a
Asymp. Sig. (2-tailed) .031
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
H-3 dan H+3
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
h3 - h_3 Negative Ranks 42a 37.00 1554.00
(5)
a. h3 < h_3 b. h3 > h_3 c. h3 = h_3
Test Statisticsb
h3 - h_3
Z -.898a
Asymp. Sig. (2-tailed) .369
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
H-2 dan H+2
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
h2 - h_2 Negative Ranks 35a 42.94 1503.00
Positive Ranks 39b 32.62 1272.00
Ties 0c
Total 74
a. h2 < h_2 b. h2 > h_2 c. h2 = h_2
Test Statisticsb
h2 - h_2
Z -.623a
Asymp. Sig. (2-tailed) .534
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
(6)
H-1 dan H+1
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
h1 - h_1 Negative Ranks 48a 38.27 1837.00
Positive Ranks 26b 36.08 938.00
Ties 0c
Total 74
a. h1 < h_1 b. h1 > h_1 c. h1 = h_1
Test Statisticsb
h1 - h_1
Z -2.422a
Asymp. Sig. (2-tailed) .015
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test