ANALISIS PERBANDINGAN TRADING COST, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Go Public Yang Melakukan Stock Split Periode Tahun 2010 – 2013)

(1)

vii ABSTRACT

Stock split is one kind of corporate action implemented by companies in order to rearrange stock price to be a more liquid range and provide more positive signal to investor. The purpose of this research is to analyze the differences of trading cost(bid-ask spread), trading volume activity, and excess return before and after stock split announcement event, so that investors could use this event to gain benefit.

This research uses event study method to observe average trading cost(bid-ask spread), trading volume activity, and excess return within five days before and after event date. This research uses secondary data that collected from finance.yahoo.com and www.sahamok.com 2010 up to 2013. The data used in research were taken from : announcement date of stock split applied as event date ( t 0 ), daily closing price, index daily closing of the companies applying stock split within observation period ( IHSG ), the amount of daily traded share and the amount of listed share. There are 30 for this research. They are stocks of the companies which implemented stock split policy within 2010 up to 2013 and which have been listed in BEI.

Results of the study show that there are no significant differences of trading cost, trading volume activity, and excess return from pre and post event. The results also give empirical evidence that stock split event support the semi-strong form of market efficient hypothesis (EMH).

Keyword : stock split, bidask spread, stock price, trading volume activity, excess return, event study.


(2)

vii ABSTRAK

Pemecahan saham adalah salah satu aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten untuk menyusun kembali harga saham agar berada pada kisaran yang lebih likuid serti memberikan sinyal positif kepada investor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis biaya perdagangan, aktivitas volume perdagangan dan pendapatan abnormal sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham, jadi investor dapat menggunakan peristiwa ini untuk meningkatkan keuntungan.

Penelitian ini menggunakan event study, yaitu pengamatan terhadap rata-rata biaya perdagangan(bid-ask spread), aktivitas volume perdagangan, dan pendapatan abnormal selama lima hari sebelum peristiwa dan lima hari sesudah peristiwa. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari finance.yahoo.comdan www.sahamok.com 2010 sampai 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tanggal pengumuman pemecahan saham yang digunakan sebagai event date (0), harga saham penutupan harian emiten yang melakukan pemecahan saham dalam periode pengamatan, IHSG harian, jumlah saham yang diperdagangkan secara harian, jumlah saham yang beredar atau listed share. Sampel yang digunakan berjumlah 30 yang adalah saham dari emiten yang melakukan pemecahan saham selama tahun 2010–2013 dan terdaftar di BEI.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari biaya perdagangan(bid-ask spread), aktivitas volume perdagangan saham, dan pendapatan abnormal dari peristiwa sebelum dan sesudah. Hasil penelitian juga memberikan bukti empiris bahwa pemecahan saham mendukung hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat.


(3)

ANALISIS PERBANDINGANTRADING COST, VOLUME PERDAGANGAN

SAHAM DAN ABNORMALRETURNSAHAM SEBELUM DAN SESUDAH

STOCK SPLIT

(Studi Pada PerusahaanGo PublicYang MelakukanStock Split

Periode Tahun 2010–2013)

Oleh Ari Irawan

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar MAGISTER MANAJEMEN

Pada

Program Pascasarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(4)

ANALISIS PERBANDINGANTRADING COST, VOLUME PERDAGANGAN

SAHAM DAN ABNORMALRETURNSAHAM SEBELUM DAN SESUDAH

STOCK SPLIT

(Studi Pada PerusahaanGo PublicYang MelakukanStock Split

Periode Tahun 2010–2013)

(Tesis)

Oleh

Ari Irawan

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(5)

DAFTAR GAMBAR


(6)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 PERMASALAHAN... 8

1.3 TUJUAN PENELITIAN... 8

1.4 MANFAAT PENELITIAN ... 9

1.5 KERANGKA PEMIKIRAN ... 9

1.6 HIPOTESIS... 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 LANDASAN TEORI... 11

2.1.1EFFICIENT MARKET THEORY(TEORI EFISIENSI PASAR) ... 11

2.1.2SIGNALING THEORY (TEORI SINYAL) ... 13

2.1.3TRADING RANGE THEORY...13

2.1.4EVENT STUDY (STUDI PERISTIWA) ... 14

2.1.5STOCK SPLIT(PEMECAHAN SAHAM) ... 15

2.1.5.1 JENIS–JENIS PEMECAHAN SAHAM ... 16

2.1.6TRADING COST (BID-ASK PRICE)... 17

2.1.7TRADING VOLUME ACTIVITY...18

2.1.8ABNORMAL RETURNSAHAM ... 19

2.2. PENELITIAN TERDAHULU... 21

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 25

3.1 METODE PENGUMPULAN DATA... 25

3.2 POPULASI DAN SAMPEL ... 25

3.3 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 26

3.4 METODE ANALISIS... 30

3.4.1 UJI NORMALITAS DATA ... 31

3.4.2 UJI BEDA ... 31

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 33


(7)

4.1.1 STATISTIK DESKRIPTIF PADA VARIABEL TRADING COST PERIODE

SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM ... 34

4.1.2 STATISTIK DESKRIPTIF PADA VARIABEL VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PERIODE SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM ... 35

4.1.3 STATISTIK DESKRIPTIF PADA VARIABEL ABNORMAL RETURN PERIODE SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM... 36

4.2 PENGUJIAN NORMALITAS DATA ... 38

4.2.1 PENGUJIAN UJI NORMALITAS DATA VARIABELTRADING COST ...38

4.2.2 PENGUJIAN NORMALITAS DATA VARIABELTVA...39

4.2.3 UJI NORMALITAS DATA VARIABELABNORMAL RETURN... 40

4.3 PENGUJIAN INDUKTIF (PENGUJIAN HIPOTESIS) ... 41

4.3.1 UJI BEDA HIPOTESIS 1 ... 41

4.3.2 UJI BEDA HIPOTESIS 2 ... 42

4.3.3 UJI BEDA HIPOTESIS 3 ... 43

4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 45

4.4.1 HIPOTESIS 1... 45

4.4.2 HIPOTESIS 2... 46

4.4.3 HIPOTESIS 3... 46

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 48

5.1 KESIMPULAN... 48


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Populasi Emiten Yang Melakukan Stok Split Pada Tahun 2010–2013 Lampiran 2 Daftar Sampel Emiten Yang Melakukan Stok Split Pada Tahun 2010–2013 Lampiran 3 DataBid Price

Lampiran 4 DataAsk Price

Lampiran 5 DataTrading Cost(Bid Ask Price) Lampiran 6 Data Volume Saham Diperdagangkan Lampiran 7 Data Volume Saham Beredar

Lampiran 8 Data Volume Perdagangan Saham (TVA) Lampiran 9 Data Sampel TVA Setelah Normalisasi Lampiran 10 Data Harga Saham

Lampiran 11 DataActual Return

Lampiran 12 Data Index Harga Saham Gabungan Lampiran 13 DataExpected ReturnSaham Lampiran 14 DataAbnormal Return

Lampiran 15 Data SampelAbnormal ReturnSetelah Normalisasi

Lampiran 16 Hasil Pengujian NormalitasTrading Cost(Bid-Ask Spread) Lampiran 17 Hasil Pengujian Normalitas TVA

Lampiran 18 Hasil Pengujian NormalitasAbnormal Return Lampiran 19 Hasil Uji BedaTrading Cost(Bid-Ask Spread) Lampiran 20 Hasil Uji Beda Volume Perdagangam Saham (TVA) Lampiran 21 Hasil Uji BedaAbnormal Return

Lampiran 22 Data Statistik DeskriptifTrading Cost Lampiran 23 Data Statistik Deskriptif TVA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rata-rataBid-Ask Spread, TVA, dan AbnormalReturn... 33 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data VariabelTrading Cost (Bid Ask Spread)saham sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham ... 39 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data VariabelTrading Volume Activitysaham sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham ... 39 Tabel 4.4 Uji Normalitas Data VariabelAbnormal Returnsaham sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham... 40 Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata RataTrading Cost (Bid Ask Spread)sebelum dan

sesudah pengumuman pemecahan saham ... 42 Tabel 4.6 Hasil Uji Beda Rata RataTrading Volume Activitysebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham... 43 Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Rata RataAbnormal Returnsebelum dan sesudah


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas berkat dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dengan penuh ketekunan dan kerja keras. Tesis dengan judul “Analisis PerbandinganTrading Cost, Volume Perdagangan Saham Dan AbnormalReturnSaham Sebelum Dan SesudahStock Split(Studi Pada Perusahaan Go PublicYang Melakukan Stock Split Periode Tahun 2010– 2013)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen pada Program Pascasarjana Magister Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan belum

sempurna, penulis mendapatkan dorongan dan motivasi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. H Irham Lihan, SE, M.Si selaku Ketua Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sekaligus Pembahas Utama yang telah banyak memberikan dorongan kepada penulis.


(11)

x

3. Bapak Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing I yang banyak memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

4. Bapak Iban Sofyan, SE, MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan mengingatkan penulis agar cepat menyelesaikan tesis ini.

5. Seluruh Dosen, Staff dan karyawan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak memberikan bantuan demi kelancaran studi penulis.

6. Seluruh teman-teman Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Lampung Angkatan 2013 yaitu Wendra, Ayumi, Asri, Vera, Yulia Permatasari,

Albaasith, Billi, Olan, Yuli, Rizka, Eci, Valdo, Saddam, Ardinan, Vero, Nety, Mas Erwin, Bang Krisna, Annisa, Stevian, Mbak Novi, Tania, Bang Erfan, Aji, Shafitra, Avin, Resty, Pak Mirwan, Pak Herry, Cia, Reza, Nis Sih, Pak Rudi, dan lainnya yang terus memberikan dorongan dan motivasi agar selesainya tesis ini.

7. Teristimewa untuk keluargaku tercinta : Ayah, Ibu, dan saudara-saudariku yang tak pernah putus untuk selalu berdoa dan memberikan dukungan moral dan materil.


(12)

xi

8. Semua pihak yang telah berkenan memberikan wawasan pemikiran dan fasilitas demi terselesaikannya tesis ini.

Pada akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan mereka dan penulis berharap semoga tesis yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 05 Oktober 2015 Penulis,

Ari Irawan 1321011037


(13)

(14)

(15)

MOTO

Commit to the LORD wahtever you do,

and your plans will succeed..

Proverbs 16:3

PERSEMBAHAN

Tesis ini dipersembahkan kepada : Kedua orang tuaku yang tercinta


(16)

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ari Irawan

Tempat & Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 06 Desember 1984

Agama : Katolik

Status Perkawinan : Belum Menikah

Keluarga :

Ayah : Chandra Irawan

Ibu : Emi Yati

Kakak : Irawati

Adik : Yusi Permatasari Julius Caesar Tanjung

Alamat Rumah : Jl. Wijaya Kesuma no 29 Rawa Laut, B. Lampung Pendidikan : 1. SD Xaverius Lampung Utara, Lulus tahun 1996 2. SLTP Immanuel Teluk Betung, Lulus tahun 1999 3. SMA Arjuna Tanjung Karang, Lulus tahun 2002 4. S1–Teknik Informatika UBL, Lulus tahun 2006 5. Mahasiswa S2 Program Pascasarjana Universitas


(17)

(18)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya (www.idx.co.id). Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Investasi di pasar modal mengandung unsur ketidakpastian atau resiko yang akan dihadapi. Apabila investor mengharapkan tingkat keuntungan yang tinggi, maka mereka harus bersedia menanggung resiko yang tinggi pula. Untuk mengurangi ketidakpastian dan resiko dari investasi tersebut, maka para investor membutuhkan ketersediaan informasi dan sesuai dengan kondisi di pasar modal. Salah satu informasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar modal adalah pengumuman pemecahan saham (stock split).


(19)

2

Pemecahan saham ataustock splitadalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham sehingga harga per lembar saham baru setelahstock splitadalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya (Hartono, 2010). Pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan oleh emiten untuk mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal, sehingga daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil (Ewijaya dan Indriantoro, 1999). Investor menganggap

pengumumanstock splitsebagai informasi yang dapat membantu mereka dalam menetapkan keputusan. Pemecahan saham menyebabkan harga saham akan menjadi lebih rendah sehingga akan lebih mudah dan menarik minat investor. Hal ini akan menimbulkan peningkatan permintaan saham dan investor akan menerima tambahan jumlah saham namun proporsi kepemilikan perusahaannya tidak berubah. Harga pasar saham akan menurun sehingga total nilai saham yang dipegang tetap sama dengan tidak adanya perubahan nilai saham maka dalam hal ini pemecahan saham tidak mempunyai nilai ekonomis (Horne dan Wachowicz, 1997).

Tujuan perusahaan melakukan pemecahan saham adalah :

1. Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk membeli/memiliki saham tersebut.

2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham.

3. Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki saham tersebut. 4. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut karena jika terlalu mahal maka kepemilikan dana dari investor kecil tidak akan terjangkau.


(20)

3

5. Menambah jumlah saham yang beredar.

6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut artinya telah terjadi diversifikasi investasi. (Fahmi dan Hadi, 2009)

Aktivitasstock splitdapat memengaruhi jumlah saham yang beredar ataupun harga yang berlaku di pasar. Seberapa cepat perubahan harga karenastock splitdipengaruhi oleh seberapa efisien pasar modal yang bersangkutan. Husnan (2005) mendefinisikan pengertian pasar modal yang efisien sebagai pasar yang harga-harga sekuritasnya telah mencerminkan informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas semakin efisien pasar modal tersebut. Manurung (2010)

menjelaskanEfficient Market Hypothesismenyatakan bahwa harga pasar telah merefleksikan segala informasi yang tersedia seketika. Dengan demikian harga kedepan tidak dapat diprediksi dan bersifat random. Salah satu asumsi dalam teori pasar efisien adalah investor bertindak rasional, dan sifat ketidakrasionalan akan saling meniadakan.

Blake (1990) menjelaskan istilah pasar modal yang efisien memiliki beberapa konsep yang berbeda yaitu : (1) Efisiensi secara alokasi (allocatively efficient); (2) Efisiensi secara operasional (operationally efficient) dan (3) Efisiensi secara informasi

(informationally efficient) yaitu suatu pasar dikatakan efisien secara informasi jika harga pasar saat ini segera dan sepenuhnya merefleksikan semua informasi yang tersedia. Walaupun terdapat beberapa konsep pasar efisien, istilah pasar efisien pada


(21)

4

umumnya hanya dikaitkan dengan salah satu dari tiga konsep tersebut, yaitu efisiensi secara informasi (informationally efficient). Ketika pasar bersifat efisien, tidak ada seorang investorpun yang memperolehabnormal return.

Penelitian terdahulu dengan adanyastock splitdalam konteks EMH menunjukkan bahwacorporate actionini berpengaruh terhadaptrading cost, volume perdagangan saham danabnormal returnsaham. Ambarwati dan Dewi (2008) menjelaskan bahwa bid-ask spreadmerupakan selisih antara tawaran harga jual saham terendah ( bid-price) dan harga beli saham tertinggi (ask-price) pada akhir jam perdagangan atas suatu jenis saham di BEI. Apabilabid-ask spreadsuatu saham lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas saham tersebut meningkat.

Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari (Hanafi dan Husnan,1991). M. Samsul (2006) mendefinisikan harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga saham pada hakikatnya merupakan pencerminan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahan. Sedangkan Lorie dan

Kimpton (1985) menjelaskan harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Tingginya harga saham dapat menyebabkan investor kurang tertarik untuk membelinya sehingga manajemen berinsiatif untuk menata kembali harga


(22)

5

saham dalam rentang harga yang lebih rendah dibanding sebelumnya (Irvine, 2007). Harga saham akan menjadi lebih murah dengan adanya pemecahan saham sehingga volatilitas harga saham menjadi lebih besar dan akan menarik investor untuk

memiliki saham tersebut atau menambah jumlah saham yang diperdagangkan.

Brennan, M., dan T. Copeland, (1988) menjelaskan semakin banyak investor yang akan melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka volume perdagangan sahamnya akan meningkat. Pemecahan saham menyebabkan harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga investor merasa aman bertransaksi saham dengan harga yang terjangkau (Kalay, 2012). Ewijaya dan Nur Indrantoro (1999) menghasilkan penelitian yang menunjukkan bahwa harga saham menurun setelah pemecahan saham dibandingkan sebelum pemecahan saham, sedangkan penelitian yang sama dilakukan oleh Hendrawaty (2007) yang menunjukkan bahwa harga saham bergerak secara randomsebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham di Bursa Efek Jakarta. Pergerakan harga saham yangrandommembuktikan bahwa pasar modal Indonesia tidak efisien dalam bentuk lemah.

Volume perdagangan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap peristiwa atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur denganTrading Volume Activity(TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Besar


(23)

6

kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham. Cepat dan lambatnya saham yang dapat diperjualbelikan tercermin pada likuiditas saham. Saham yang likuid adalah saham yang sering diperdagangkan. Likuiditas saham dapat dilihat melalui aktivitas volume perdagangan atautrading volume activities(TVA). Peter dan Robin (2011)

menjelaskan bahwa semakin besar aktivitas volume perdagangan mengindikasikan bahwa semakin likuid saham tersebut karena semakin banyak investor yang sedang melakukan transaksi saham, baik menjual saham ataupun membeli saham.

Alasan perusahaan melakukan pemecahan saham kemungkinan dikarenakan harga saham yang terlalu tinggi sehingga saham tersebut tidak likuid. Jika saham tidak likuid maka transaksi perdagangan terhadap saham tersebut akan semakin sedikit. Sedikitnya transaksi perdagangan yang terjadi menyebabkan harga tidak bergerak fluktuatif, sehingga harapan untuk mendapatkanabnormal returnjuga akan semakin sedikit.

Brennan, M., dan T. Copeland, (1988) menjelaskan bahwa pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membelinya. Besar kecilnya pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham terlihat dari besar kecilnya jumlah saham yang diperdagangkan. Iin Indarti (2011) menemukan perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah peristiwa


(24)

7

pemecahan saham, sedangkan penelitian Utami (2009) menemukan tidak adanya perbedaan pada volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham. Pada penelitian Utami sejalan dengan teori efisiensi pasar dalam bentuk lemah yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudahstock split.

Abnormal returnmerupakan kelebihan dari imbal hasil yang sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap imbal hasil normal. Imbal hasil normal merupakan imbal hasil ekspektasi (expected return) atau imbal hasil yang diharapkan oleh investor. (Hartono, 2010). Marwata (2000) menyatakan bahwa harga saham yang menjadi lebih murah menyebabkan banyaknya transaksi yang akan dilakukan sehingga harga saham sering berubah dan dapat memberikan peluang untuk memperolehabnormal returnbagi investor. Abnormal returnini akan dihitung dengan selisih antaraactual returndanexpected return.Actual returnmerupakan perbandingan harga saham hari ini dengan harga saham sebelumnya secara relatif, sedangkanexpected return

dihitung denganreturnpasar yang diperoleh dari selisih IHSG pada waktu tertentu dengan IHSG sebelumnya. Tabibian (2013) menemukan bahwaabnormal return saham bereaksi positif signifikan terhadapstock split.Hal tersebut berbeda dengan penelitian Hendrawijaya (2009) yang menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan padaabnormal returnsebelum dan sesudahstock split. Penelitian yang dilakukan Hendrawijaya telah kosisten dengan teori efisiensi pasar setengah kuat yang menyatakan bahwa investor akan sulit bahkan tidak memperoleh keuntungan


(25)

8

abnormal return, karena semua investor memiliki informasi yang sama, dan harga saham sudah mencerminkan semua informasi yang ada secara cepat.

Hasil penelitian terdahulu yang tidak konklusif menjadikan penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentangstock split dan tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul yaitu:

Analisis PerbandinganTrading Cost, Volume Perdagangan Saham dan

Abnormal ReturnSaham Sebelum dan SesudahStock Split(Studi pada

PerusahaanGo Publicyang MelakukanStock SplitPeriode Tahun 2010–2013)”.

1.2 PERMASALAHAN

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan padatrading cost(bid-ask price) sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan padaabnormal returnsaham sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan padatrading cost(bid-ask price), volume perdagangan saham dan abnormal returnsaham sesudah pengumuman pemecahan saham.


(26)

9

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Sebagai informasi dan bahan masukan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal yang berkaitan khususnya mengenaistock split.

2. Manfaat Praktis

Sebagai referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta acuan penerapan kebijaksanaanstock splitguna mencapai tujuan perusahaan.

3. Manfaat Keilmuan

Menambah pengalaman menulis karya ilmiah dan memperdalam wawasan keilmuan penulis mengenai dunia pasar modal dan fenomenastock split.

1.5 KERANGKA PEMIKIRAN

Harga saham yang terus berubah-ubah setiap waktu pada periode 5 hari sebelum pengumumanstock split, pada hari peristiwa (event date), dan 5 hari sesudah pengumumanstock split, membuat hasil yang berbeda pada penelitian terdahulu mengenaitrading cost, volume perdagangan saham, danabnormal returnsaham. Telaah pustaka yang dilakukan penulis dengan menganalisis pada penelitian terdahulu, membuat penulis menyusun kerangka pemikiran teoritis seperti nampak dibawah ini :


(27)

10

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran teoritis yang diajukan Penulis

Sebelum Sesudah

1.6 HIPOTESIS

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan padatrading costantara periode sebelum dan sesudah pengumumanstock split.

2. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham antara periode sebelum dan sesudah pengumumanstock split.

3. Tidak ada perbedaan yang signifikan padaabnormal returnsaham antara periode sebelum dan sesudah pengumumanstock split.

H1

Trading Costsebelum pengumumanstock split

Volume perdagangan saham sebelum pengumumanstock split

Abnormal return

sebelum pengumuman

stock split

Trading Costsesudah pengumumanstock split

Abnormal return

sesudah pengumuman

stock split

Volume perdagangan saham sesudah pengumumanstock split

H2


(28)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1EFFICIENT MARKET THEORY(TEORI EFISIENSI PASAR)

Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi yang mungkin terjadi dengan cepat serta akurat. Konsep efisiensi pasar menyatakan bahwa pemodal selalu menyertakan faktor informasi yang tersedia kedalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada harga yang mereka transaksikan. Jadi harga yang berlaku di pasar telah mengandung informasi tersebut (Ang, 1997). Jika pasar efisien, maka suatu pengumuman yang tidak ekonomis maka tidak akan mengakibatkan reaksi pasar atas pengumuman peristiwa tersebut maka apabila pasar bereaksi pada pengumuman yang tidak memiliki nilai ekonomis berarti pasar tersebut belum efisien karena tidak bisa membedakan pengumuman yang berisi informasi ekonomis dengan informasi yang tidak ekonomis.

Fama, Eugene F. (1976) mendefinisikan pengujian bentuk–bentuk efesiensi pasar dibagi menjadi 3 yaitu :


(29)

12

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi tersebut (seperti harga dan volume perdagangan di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa mempredikisi nilai pasar saham di masa yang akan datang menggunakan data historis.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat merupakan bentuk pasar yang lebih komperenhensif karena dalam bentuk ini harga saham selain dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan masa lalu), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan sepertiearning, deviden, pengumuman stock split, penerbitan saham baru dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. Pada pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat ini, investor tidak dapat berharap

mendapatkanabnormal returnjika strategi perdagangan yang dilakukan hanya didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan. Penulis thesis menggunakan teori efisiensi setengah kuat untuk melihat seberapa cepat informasi yang dipublikasikan tersebut terefleksi pada harga sekuritas.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar efisien dalam bentuk kuat, semua informasi baik yang terpublikasi maupun tidak dipublikasikan sudah tercermin dalam harga sekuritas ini. Jika pasar efisien dalam bentuk kuat, maka tidak ada investor yang dapat memperoleh keuntungan abnormal.


(30)

13

2.1.2SIGNALING THEORY(TEORI SINYAL)

Signaling theorymenyatakan bahwastock splitdianggap perusahaan memberikan sinyal yang baik kepada publik berkaitan dengan prospek perusahaan yang bagus dimasa depan, karena perusahaan yang melakukan pemecahan saham adalah

perusahaan yang memiliki saham dengan harga yang tinggi, harga saham yang tinggi tersebutlah sebagai sinyal bahwa perusahaan memilik prospek masa depan yang baik, dimana harga saham yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik (Hartono, 2010).

Brennan, M., and T. Copeland, (1988) menyatakan bahwastock splitmemerlukan biaya transaksi yang besar, misalnya mencetak sertifikat baru sehingga perusahaan yang memiliki prospek yang baik saja yang mampu menaggung biaya tersebut. Jika bereaksi pada waktu pemecahan saham bukan berarti pasar bereaksi atas informasi stock splityang tidak memiliki nilai ekonomis, melainkan mengetahui prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan melalui pemecahan saham. Jadi faktor yang memotivasi perusahaan melakukan pemecahan saham adalah kinerja

perusahaan.

2.1.3TRADING RANGE THEORY

Trading range theorymerupakan teori pemecahan saham bertujuan untuk mengatur kembali harga saham pada kisaran harga yang diinginkan.Trading range theory diharapkan bisa memungkinkan investor untuk membeli saha dalam jumlah yang banyak. Apabila harga pada saat sebelum pemecahan cukup tinggi, makastock split


(31)

14

akan semakin menguatkan kebenaran akan motif tersebut (Leung, 2005). Hikmah, Khoirul & Satoto, Shinta Heru (2010) menjelaskantrading range theorymenyatakan bahwa alasan manajemen melakukanstock splitakibat didorong oleh perilaku praktisi pasar yang selalu beranggapan bahwa dengan dilakukannya kebijakanstock split diharapkan dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal.

2.1.4EVENT STUDY(STUDI PERISTIWA)

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi-reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan.Event studydapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar setengah kuat. (Wismar’ien, 2004). Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakanreturnsebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakanabnormal return. Jika digunakanabnormal returnmaka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberiabnormal returnkepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikanabnormal returnkapada pasar. Kandungan informasi yang ada kemudian diuji untuk melihat reaksi suatu pengumuman.

Harapan pasar akan bereaksi oleh pengumuman yang diterima, jika pengumuman mengandung informasi. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan-perubahan dari sekuritas yang bersangkutan, misalnya tercermin dari perubahan-perubahan harga, volume perdagangan saham danabnormal return(Hartono, 2010)


(32)

15

2.1.5STOCK SPLIT(PEMECAHAN SAHAM)

Stock splitadalah tindakan untuk menaikkan jumlah saham yang beredar, seperti melipat gandakan jumlah saham dengan menukar satu saham lama dengan saham yang nilainya setengah dari saham lama. Jika ternyata kemudian harga saham bergerak mantap diatas harga waktu dilakukan pemecahan saham maka kekayaan pemegang saham akan bertambah. (Weston & Brigham, 1996). Stock splitadalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan nilai nominal yang lebih rendah per lembar nya secara proporsional (Halim, 2005).

Harga per-lembar saham baru setelah pemecahan saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Pemecahan saham merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh para manajer perusahaan dengan melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengansplit factor. Split factor merupakan perbandingan jumlah saham yang beredar sebelum dilakukannyastock splitdengan jumlah saham yang beredar setelah dilakukanstock split.

Pemecahan saham biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi, sehingga akan mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya. Dengan demikian, sebenarnya pemecahan saham tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain pemecahan saham tidak mempunyai nilai ekonomis. Setelah pengumuman masuk ke dalam bursa saham maka akan mempengaruhi pasar untuk bereaksi.


(33)

16

2.1.5.1 JENIS–JENIS PEMECAHAN SAHAM

Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan (Ewijaya dan Nur Indriantoro, 1999):

1) Pemecahan turun (split downataureverse split)

Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3, dan 1:4.

2) Pemecahan naik (split upatauforward split)

Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang

mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan yang telah ditentukan sebelumnya 2:1, 3:1, dan 4:1 (2:1, angka 2 merupakan jumlah saham yang beredar dan angka 1 adalah nilai nominal saham). Jadisplitupmerupakan kebalikan darisplitdown.

Penulis menggunakan pemecahan naik (split up) sebagai bahan penelitian tesis ini. Pemecahan tersebut hanya menambah jumlah lembar saham dari 1 lembar saham dipecah menjadi beberapa lembar saham. Untuk mempermudah pengamatan pada periode sebelum peristiwa, penulis sudah memecah harga saham sesuai dengan rasio pemecahan saham pada tiap emiten.Stock splitterjadi hanya pada pemecahan harga saham, tidak dengan nilai volume perdagangan saham dan nilai ekonomis lainnya.


(34)

17

2.1.6TRADING COST(BID-ASK PRICE)

Bid-ask pricemerupakanspreadpasar, yaitu selisih antara harga penawaran jual terendah (lowest ask) atau biasa disebut sebagaiask pricedengan harga permintaan beli tertinggi (highest bid)atau biasa disebut sebagaibid price. Ask pricedanbid priceyang digunakan adalahask pricedanbid pricepenutupan di bursa.Spreadyang digunakan adalah rata-rataspreadselama lima hari sebelum dan lima hari sesudah pengumumanstock split.Adapun,bid-ask spreaddihitung dengan menggunakan rumus (Ang,1997 ) :

(Ask–Bid) Bid-Ask Spread =

---½(Ask+Bid)

Bid-ask spreadyang besar berarti bahwa biaya yang harus ditanggung oleh investor menjadi semakin tinggi dikarenakan tidak aktifnya volume perdagangan saham. Begitu juga sebaliknya jika volume perdagangan saham yang meningkat

menyebabkan investor tidak perlu menyimpan saham terlalu lama sehingga menurunkan biaya pemilikan saham yang berdampak semakin kecilnyabid-ask spread.

Hamilton (1991) menjelaskan bahwa ada dua modelspreadyaknidealer spreaddan market spread. Modelspreadyang dapat digunakan adalahmarket spreadyang merupakan beda antarahighest biddenganlower askyang terjadi pada saat tertentu, sedangkandealer spreadtidak digunakan yang karena tidak sesuai untuk diteliti.


(35)

18

Besarnyaspreadditentukanmarket makersebagai kompensasi untuk menutupi tiga jenis biaya yaituinventory holding cost(biaya pemilikan),order processing cost (biaya pesanan) daninformation cost(Stoll, 1989). Berkaitan denganask pricedan bid priceyang sama-sama mewakili daftar keterangan mengenai saham, maka

Copeland dan Galai (1983) menyatakan bahwa besar kecilnyaspreadditentukan oleh harga, volume perdagangan dan volume saham.

2.1.7TRADING VOLUME ACTIVITY

Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham

diperdagangankan pada waktu tertentu dengan jumlah lembar saham yang beredar pada waktu tertentu (Suad Husnan, 2005). Sedangkan menurut Suryajaya dan Faizal (1998)trading volume activitymerupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi volume perdagangan saham suatu perusahaan di pasar modal.

Volume perdagangan saham merupakan salah satu parameter aktivitas jual beli saham di bursa, semakin meningkat jual beli saham maka aktivitas perdagangan saham dibursa juga akan semakin meningkat. Hal tersebut akan berpengaruh pada

permintaan dan penawaran akan saham tersebut. Semakin meningkat permintaan dan penawaran suatu saham, maka pengaruhnya pun akan semakin besar terhadap

fluktuasi harga saham di bursa. Sedangkan semakin meningkatnya volume


(36)

19

oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naik atau turunnya harga ataureturnsaham tersebut.

2.1.8ABNORMAL RETURNSAHAM

Returnsaham adalah tingkat keuntungan yang akan dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukannya. Sedangkanabnormal returnadalah selisih antarareturn yang sesungguhnya terjadi denganreturnekspektasi (Hartono, 2010).Abnormal returnyang positif menunjukkan bahwareturnyang diterima lebih besar dari pada return yang diharapkan, sebaliknya jikareturnyang diterima itu lebih kecil dari pada yang diharapkan maka disebutabnormal returnnegatif.

Penelitian Brown dan Warner (1985) menjelaskan bahwareturnekspektasi merupakanreturnyang harus diestimasi.Returnekspektasi dapat dicari dengan menggunakan tiga model, yaitu :

1. Mean - adjusted model

Mean–adjustedmodel menganggapreturnekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-ratareturnrealisasi sebelumnya selamaestimation period

E(Rit) =Σ Rit T

Keterangan :

E(Rit) =returnekspektasi sekuritas ke-i pada waktu t Rit =actual returnsekuritas ke-i pada waktu t


(37)

20

2. Market model

Market modeldalam menghitungreturnekspektasi dilakukan dengan dua tahap yaitu, membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasireturnekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat di bentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS( ordinary least square)dengan persamaan :

E(Rit) =αi + βi Rmt + εit

Keterangan :

E(Rit) =returnekspektasi sekuritas ke-i pada waktu t αi=intercept, independen terhadap Rmt

βi=slope, resiko sistematis, dependen terhadap Rmt εit= kesalahan redisu sekuritas i pada periode estimasi ke t

Rmt = (IHSGt–IHSGt-1) IHSGt-1

3.Market adjusted model

Pada penelitian ini, digunakanMarket adjusted modelsebagai acuan dalam

perhitungan.Market adjusted modelmenganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasireturnsuatu sekuritas adalahreturnindeks pasar pada saat tersebut. Keunggulan metode ini bahwareturnsekuritas yang diperoleh emiten dianggap sesuai denganreturnindeks pasar pada saat itu sehinggareturnsaham mengikuti returnindek pasar. Jadiexpected returnsama denganreturnpasar pada saat itu. Rumus yang digunakan sebagai berikut :


(38)

21

ARit = Rit–E(R) Keterangan :

ARit =abnormal returnsaham ke i pada hari ke t Rit =actual returnsaham ke i pada hari ke t E(R) =expected return.

Dihitung dengan rumus :

E(R) = (IHSHt–IHSGt-1) IHSGt-1

2.2. PENELITIAN TERDAHULU

1. HENDRAWIJAYA DJ (2009) meneliti tentang Perbandingan Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, DanAbnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pemecahan Saham Periode Tahun 2005–2008 Di BEI ). Sampel yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah 28 dengan populasi 35 perusahaan. Teknik

pengambilan data dilakukan secara tidak random atau bersifatpurposive sampling. Peiode pengamatan 5 hari sebelum pengumuman, hari pengumuman, dan 5 hari sesudah pengumumanstock split. Secara statistik hasil uji beda terhadap rata rata Trading Volume Activitypada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA sebelum dan sesudah pemecahan saham. Hasil ini bertolak daritrading range theory yang menyatakan bahwa peristiwa pemecahan saham akan menyebabkan

meningkatnya volume perdagangan atau meningkatnya likuiditas akibat harga yang lebih menarik bagi investor. Hasil ini mengindikasikan bahwa peristiwa pemecahan saham tidak mengakibatkan volume perdagangan berubah secara signifikan setelah


(39)

22

pengumuman pemecahan saham. Dari hasil uji beda terhadap rata rataabnormal returnpada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham, tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antaraabnormal returnsebelum dan sesudah peristiwa. Penelitian Michael Hendrawijaya telah kosisten dengan teori efisiensi pasar setengah kuat yang menyatakan bahwa investor akan sulit bahkan tidak memperoleh keuntunganabnormal return, karena semua investor memiliki informasi yang sama, dan harga saham sudah mencerminkan semua informasi yang ada secara cepat.

2. REINIKAINEN (2010) menganalisis tentang Pengaruh dari Pemecahan Saham terhadap Return Saham : Sebuah Studi Kejadian dari Perusahaan Finlandia (Effects of stock splits on stock returns: An event study of Finnish companies). Data diambil dari Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Finlandia dengan periode watu dari 1996 –2007. Populasi terdiri dari 38 saham. Dari 38 saham, termasuk 23 berisi saham lain yang tercampur pengumuman seperti pembagian deviden, dan hanya 15 saham yang bebas dari pengumuman-pengumuman lain perusahaan yang spesifik. Ini menyajikan masalah untuk membedakan antarastock splitdan dividen saham sebagai penyebab kemungkinanabnormal return. Metodologievent studydigunakan untuk memeriksa abnormal return disekitar tanggal pengumuman dari pemecahan saham. Periode yang digunakan 5 hari sebelumstock split,event date, dan 5 hari sesudahstock split. Pada studi ini tidak ditemukan bukti dari efek sinyal daristock splityang dihadirkan pada Bursa Efek Finlandia selama periode 1996–2007. Dalam kata lain, investor tidak mempertimbangkanstock splitsebagai sinyal positif dari manajemen. Disisi lain,


(40)

23

pasar saham Finlandia bekerja efisien seperti ditemukan pada penelitian ini tidak adanya perbedaanabnormal returnsebelum dan sesudahstock split.

3. JAIN & ROBBANI (2014) menganalisis tentang Pengaruh dari Pengumuman Pemecahan Saham dalamAbnormal ReturnSelama Krisis Keuangan (The effect of stock split announcements on abnormal returns during a financial crisis). Data yang diambil dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2011. Penulis membagi menjadi 2 sub-sampel, yaitu tahun 2004 sampai dengan 2007 terdapat 336 pemecahan saham dan tahun 2008 sampai dengan 2011 terdapat 80 pemecahan saham. Metodologi yang digunakan oleh penulis menggunakanEvent Studystandar. Tujuan penulisan tersebut adalah untuk menginvestigasi bagaimana reaksi pasar terhadap pengumuman

pemecahan saham selama krisis keuangan, saat sentimen pasar negatif dibandingkan dengan kondisi ekonomi normal. Seperti yang diharapkan, jumlah pemecahan saham menurun dari 336 selama 2004-2007 sampai menjadi 80 selama 2008-2011. Peneliti menemukan bahwa reaksi pasar adalah positif untuk pengumuman pemecahan saham bahkan selama krisis keuangan (2008-2011). Bukti ini adalah dari pasar positif disesuaikan rata-rata kumulatifabnormal returnuntuk periode yang diteliti. Namun, abnormal returnpositif selama krisis keuangan berkurang dalam jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan sebelum krisis saatabnormal return yang diamati selama periode yang lebih lama.

4. HENDRAWATY (2007) menganalisis Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 di Bursa Efek Jakarta.


(41)

24

Emiten yang melakukan stock split sebanyak 15 emiten. Alat uji yang digunakan adalah Run Test (uji runtun) dan Uji T-Test. Kesimpulan yang didapat harga saham bergerak secara random sebelum dan sesudah peristiwa pengumumanstock split. Pergerakan haraga saham yangrandommembuktikan bahwa pasar modal Indonesia sudah efisien dalam bentuk lemah. Tidak terjadi tingkatabnormal returnsaham sebelum dan sesudahstock split. Tidak adanyaabnormal returnyang dapat diperoleh investor pada saat pengumumanstock splitmembuktikan bahwa pasar modal


(42)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODE PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan data historis tentang harga saham, jumlah lembar saham dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun 2010 - 2013. Sedangkan data tentang perusahaan yang melakukan pemecahan saham di peroleh dari www.sahamok.com

3.2 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah keseluruhan elemen/subyek riset yang akan diteliti, sedangkan sampel merupakan perwakilan dari populasi yang diambil berdasarkan pada karakteristik tertentu yang akan diamati atau diukur.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 masih tercatat sebagai perusahaan yanggopublicdi BEI. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 41 perusahaan, sedangkan jumlah sampel pada penelitian ini adalah

sebanyak 30 perusahaan yang melakukanstock split. Untuk mendapatkan data yang telah berbentuk normalitas, maka sampel setiap variabel dapat disesuaikan menjadi Trading Cost(Bid-Ask Spread) sebanyak 30 data, Volume Perdagangan Saham (Trading Volume Activity) sebanyak 25 data danAbnormal Returnsebanyak 29 data.


(43)

26

Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metodepurposive samplingdengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria berikut :

1. Perusahaan harus tetap listing di BEI dan melakukanstock splitdari tahun 2010 sampai dengan 2013.

2. Perusahaan harus memiliki data harga saham harian yang lengkap yaitu dari peristiwa (event period) atau disebut sebagai periode pengamatan atau periode jendela (event window) 11 hari yaitu 5 hari sebelum pengumuman, 1 hari saat pengumuman, dan 5 hari setelah pengumumanstock split. Hal ini diharapkan agar data yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

3. Tidak melakukan pembayaran dividen kas dan tidak menggunakan kebijakan lainnya sepertiright issue, bonus ataupuncorporate event lainnya selama 11 hari hari periode jendela (event window) pengumuman pemecahan saham.

3.3 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Variabel penelitian adalah suatu hal yang ditetapkan oleh peneliti untuk di analisis dan dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut yang kemudian ditarik kesimpulan. Definisi operasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(44)

2✂

1. Trading Cost (Bid-Ask Price)

Stoll (1989) menyatakan bahwa broker memperoleh kompensasi dari selisih antara harga jual (ask) dan harga beli (bid).James L Hamilton (1991) mendefinisikan bid-ask spreadadalah presentase selisih antarabid-pricedenganask-priceataubid-price mempunyai arti harga tertinggi yang diinginkan oleh dealer, sedangkanask-price adalah harga terendah yang ditawarkan oleh penjual untuk pembeli. Copeland dan Galai (1983) menyatakan bahwa besar kecilnyaspreadditentukan oleh harga, volume perdagangan dan volume saham.Bid-ask pricemenurut Fitriati Akmila dan Hadri Kusuma (2003) adalah :

(Ask–Bid) Bid-Ask Spread =

---½(Ask+Bid)

2. Volume perdagangan saham (Trading Volume Activity)

Jumlah saham yang diperdagangkan dalam periode tertentu disebut juga dengan volume perdagangan saham dimana volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity(TVA).Trading Volume Activitydiukur dengan cara membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam periode tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Kemudian, rata-rata masing-masing volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui perbedaan. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya digunakan statistik uji beda dua rata-rata TVA sebelum dan sesudah pemecahan saham. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


(45)

28

Jumlah saham i yang diperdagangkan pada periode t

TVA = ---Jumlah saham i yang beredar pada waktu t

Sumber : Andrew W Lo & Jiang Wang (2001) 3. Abnormal return

Returnsaham merupakan keuntungan yang diperoleh investor atas apa yang telah diinvestasikannya. Besarnyareturnsaham dapat terlihat dari adanyaabnormal return yang diperoleh investor berkaitan dengan adanya peristiwa pemacahan saham.

Abnormal returnadalah selisih dariexpected returndenganactual return(AR = Rit– ER), sedangkanactual returnadalah selisih antara harga sekarang dengan harga sebelumnya secara relatif.

Kemudian dihitung besarnya rata-rataabnormal returnsaham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya dilakukan dengan statistik uji beda dua rata–rata abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham.

Perhitunganabnormal returnpenelitian ini dilakukan dengan menggunakan model yang disesuaikan-pasar yaitumarket adjusted model. Abnormal returnmerupakan selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya (actual return) dengan

tingkatkeuntungan yang diharapkan (expected return).

Pada model ini menganggap bahwa penduga paling baik untukreturnsuatu sekuritas adalahreturnindeks pasar pada saat itu. Jikareturnindeks pasar pada saat


(46)

2✄

pengumuman adalah 10% makaexpected returnsemua sekuritas pada saat yang sama adalah sama denganreturnindeks pasarnya yaitu 10%. Jikareturnsuatu sekuritas pada saat yang sama sebesar 25% makaabnormal returnuntuk sekuritas tersebut adalah 15% (25% - 10%) Hartono Jogiyanto (2010).

Rumus yang digunakan yaitu sesuai denganmarket adjusted modelsebagai berikut : 1. Menghitungabnormal return:

ARit = Rit–E(R) Kerangan:

ARit =abnormal returnsaham i pada hari ke t Rit =actual returnsaham i pada hari ke t E(R) =expected returnpasar pada hari ke t

Untuk menghitungabnormal returndilakukan langkah–langkah sebagai berikut : a. Menghitungactual return

Actual returnsaham yang diperoleh dengan mencari selisih antara harga sekarang dikurangi dengan harga saham hari sebelumnya dibagi harga saham hari sebelumnya. Menghitungactual returnuntuk mengetahui perbandingan harga saham

hari ini dengan harga saham pada hari sebelumnya digunakan persamaan sebagai berikut :

Pit- Pit-1 Rit=

---Pit-1 Keterangan :

Rit:Returnsaham i pada waktu t Pit: Harga saham i pada waktu t Pit-1: Harga saham i pada waktu t-1


(47)

30

b. Menghitungexpected return :

Expected returndihitung dengan mengunakan indeks pasar karena menurut market adjusted modelpenduga terbaik untuk mengestimasireturnsuatu sekuritas adalah indeks pasar pada saat hari itu. Model ini tidak perlu menggunakanestimation period karenareturnefek yang diestimasi sama denganreturnindeks pasar (Hartono, 2009). Indeks pasar yang digunakan adalah IHSG. Maka untuk menghitungexpected return digunakan rumus sebagai berikut :

IHSGt–IHSGt-1

E(R) = ---IHSGt-1

Keterangan :

E(R) =expected return

IHSGt= Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t IHSGt-1= Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t-1

3.4 METODE ANALISIS

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji normalitas data dan uji beda dua rata-rata. Pengujian dengan cara ini menggunakan metodologi studi peristiwa (event study). Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda dua rata–rata (t-test). Menentukaneventperiode, yaitu periode waktu disekitarevent time(ketikaeventbenar–benar terjadi).Eventperiode yang dipilih dalam penelitian ini adalah selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum pengumuman stock split, hari pengumuman (event date), dan 5 hari setelah pengumumanstock split.


(48)

31

3.4.1 UJI NORMALITAS DATA

Hendrawidjaja (2009) menjelaskan normalitas data dapat dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov testdengan tingkat keyakinan yang digunakan adalah 95% dan tingkat kesalahan 0,05. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Sampel

berdistribusi normal apabilaAsymptotic sig> tingkat keyakinan. Sebaliknya dikatakan tidak normal apabilaasymptotic sig< tingkat keyakinan. Jika hasil uji menunjukan sampel berdistribusi normal maka uji beda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji parametrik (paired sampel t-test).

3.4.2 UJI BEDA

Uji beda dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan yang cukup signifikan padatrading cost, trading volume activity,danabnormal returnpada sebelum dan sesudah pemecahan saham. Alat pengujian yang akan dipakai untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji t sampel berpasangan (paired sample t-test). Usman dan Akbar (2003) menjelaskan uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan (kesamaan) antara dua buah data. Uji t dalam penelitian ini akan menggunakan SPSS. Rumus untuk


(49)

32

Keterangan:

X1 : Rata-rata hitung sampel pertama (sebelum) X2 : Rata-rata hitung sample kedua (sesudah)

Std dev : Standar deviasi gabungan sampel pertama dan kedua

n : Jumlah sampel

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis statistiknya:

H0:µ2=µ1dan H1atau Ha :µ2≠µ1

2. Mencari thitungdengan rumuspaired sample t-test 3. Menetapkan taraf signifikansi (α= 0.05)

4. Mencari ttabeldengan mencari pada df (degree of freedom) = n1-1, tingkat signifikansi 0,05 tabel, dan dengan menggunakan tabel ttwo tailed test didapat nilai ttabel.

5. Menentukan kriteria pengujian, jika thitung≤ttabel, maka H0diterima. 6. Membandingkan thitungdengan ttabel.


(50)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaantrading cost, volume perdagangan saham danabnormal returnsebelum dan sesudah pengumuman pemecahan lembar saham. Kesimpulan yang dapat diambil setelah pengujian

hipotesis adalah :

1. Hasil uji beda terhadapbid-ask spreadmenunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaanbid-ask spreadyang signifikan sebelum dan sesudah pengumumanstock split. Hal ini menunjukkan tidak terdapatnya perbedaantrading costsebelum dan sesudah pengumumanstock split. Investor menganggap bahwa peristiwa pemecahan saham bukanlahgood newsdan tidak merubah kemakmuran pemegang saham (investor).

2. Hasil uji beda menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumumanstock split. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendrawidjaja (2009). Hasil uji ini didukung oleh hasil uji beda padapoint1, artinya ketika tidak terdapat perbedaan trading costmaka volume perdagangan saham cenderung tidak berubah.


(51)

☎ ✆

3. Hasil uji beda menunjukkan tidak terdapatnya perbedaanabnormal return antara sebelum dan sesudah pengumumanstock split. Hasil uji ini didukung oleh hasil uji beda padapoint1 dan 2, artinya ketika pengumumanstock splittidak menyebabkan perbedaantrading costdan volume perdagangan saham maka

abnormalreturnjuga tidak berbeda secara statistik. Hasil penelitianabnormal return sejalan dengan teori efisiensi pasar berbentuk setengah kuat, yang menyatakan bahwa tidak terjadi tingkat abnormalreturnpada saat sesudah pengumumanstock splitdan investor sama sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk mendapatabnormal returndari peristiwa pengumumanstock splittersebut. Hendrawaty(2007).

Kesimpulan pada point-point diatas telah sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan padatrading cost, volume perdagangan saham, danabnormal return saham pada saat sebelum dan sesudah pengumumanstock split.

5.2 SARAN

Kesimpulan diatas dapat menghasilkan beberapa saran mengenai perbedaantrading cost, volume perdagangan saham, danabnormal return.Saran-saran yang dapat menjadi masukan adalah :

1. Bagi pemegang saham (investor) perusahaan yang terdaftar dalam saham-saham yang terdaftar di BEI sebaiknya tidak menjadikan informasi pemecahan saham-saham sebagai tolok ukur satu-satunya dalam menentukan keputusan untuk membeli saham perusahaan yang melakukanstock split.


(52)

✝0

2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jumlah sampel yang lebih besar dan memperpanjang rentang waktu penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat.

3. Pada penelitian ini penulis menggunakan metodemarket adjusted model, diharapkan penggunaan metode lainnya sepertimean adjusted modelataumarket modeldalam menentukanabnormal returndapat memperkaya hasil penelitian dengan temastock split.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, S.D.A. dan Dewi, S. 2008.Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham, dan Varian Return Saham Terhadap Bid–Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ45 Periode Tahun 2003–2005. Jurnal Siasat Bisnis, 12 (1), h: 27-38.

http://www.journal.uii.ac.id/index.php/JSB/article/viewFile/43/140

Andrew W Lo dan Jiang Wang. 2001.Stock Market Trading Volume - Financial

support from the Laboratory for Financial Engineering and the National Science Foundation (Grant No. SBR-9709976). MIT Sloan School of Management.

Ang, Robert. 1997.Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Erlangga. Blake, David. 1990.Financial Market Analysis, Mc. Graw-Hill Book Company Brennan, M., and T. Copeland, (1988), “Stock splits, stock prices, and transaction costs,” Journal of Financial Economics 22, 83-101

Brown dan J.B Warner, 1985. ”Using Daily Stock Return: The Case of Event Studies,” Journal of Financial Economics 14. Hal 3-31.

Conroy, Robert M. Robert S. Harris and Bruch A. Bennet. 1990. "The effect of stock splits on Bid Ask Spread, Journal of Finance. Vol XLV No.4 (September) p.1285-1295

Copeland T.E and D. Galai. 1983, "Information Effect on the Bid Ask Spread", Journal of Finance 38. p.1457-1469

Ewijaya dan Indriantoro, Nur. 1999.Analisis Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Perubahan Harga Saham, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Volume 2, No.1. Jakarta. Fahmi, Irham & Hadi, Yovi Lavianti (2009).Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Teori dan Tanya Jawab). Bandung: CV Alfabeta.

Fama, Eugene F. 1976.Foundation of Finance, Portofolio Decisions and Securities Prices, Basic Books, Inc., Publisher, New York.

Fitriati Akmila dan Hadri Kusuma.2003. “The Effect of Stock Splits on Liquidity: The Case of Companies Listied on Jakarta Stock Exchange (JSX)”. The Journal of Accounting, Management, and Economics Reseach. Volume 3 No.1. Page 35-49.

Halim, Abdul. 2005.Analisis Investasi. Edisi 2. Salemba Empat.

Hanafi dan Husnan. 1991.Pasar Modal Indonesia Efisiensikah? Pengamatan Selama tahun 1990 “Manajemen dan Usahawan Indonesia”. Tahun XX No. 6.


(54)

Hasan, I. , 2005.Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Hendrawaty, Ernie. 2007, ” Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005– 2006 Di Bursa Efek Jakarta ”,Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol. III, No. 2, Hal. 205 - 223.

Hendrawijaya Dj, Michael 2009.Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume

Perdagangan Saham, Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pemecahan Saham ( Studi pada perusahaan go public yang melakukan pemecahan saham antara tahun 2005–2008 di BEI ). Masters Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Hikmah, Khoirul & Satoto, Shinta Heru. 2010.Analisis Tingkat Kemahalan Harga Saham dan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebagai Faktor Pembeda Keputusan Pemecahan Saham (Stock Split): Pengujian Terhadap Trading Range Hypotesis danSignalingHypotesis. Buletin Ekonomi. Vol. 8, No. 1, April 2010 hal 1-70

Horne, Van, James C dan Wachowicz, John M Jr. 1997.Prinsip-prinsipManajemen Keuangan. Alih Bahasa Heru Sutojo. Edisi Kesembilan. Salemba Empat. Jakarta.

Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar. 2003.Pengantar Statistika. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Husnan, Suad. 2005.Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi kelima, Yogyakarta : BPFE.

Indarti, Iin. 2011.Analisis Perbandingan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split. Jurnal Umum STIE Widya Manggala. Vol. 13 No. 1. Irvine, Paul J., Lipson, M. and Puckett, A. 2007.Tipping, Review of Financial Studies. Jain, Ajeet dan G Robbani, Mohammad. 2014.The effect of stock split announcements on abnormal returns during a financial crisis. Alabama A&M University.

James L Hamilton. 1991.The Dealer and Market Concepts of Bid-Ask Spread: Comparison for NASDAQ Stocks, The Journal of Financial Research, Vol XIV, No 2

Johnson. K.B. 1996, "Stock Splits and Price Change" Journal of Finance. P.675-686 Kalay, Alon. 2012.The Market Reaction to Stock Split Announcements: Earnings Information After All. Columbia School of Business.

Lamoureux, C.G, and P.Poon, 1987.The market reaction to stock splits. Journal Of Finance 42, 1347-1370

Leung, Tak Yan.2005, “Do Stock Splits Really Signal ?“, pp. 1–33.

Lorie, J.H., P. Dodd, dan M.H. Kimpton. 1985. The Stock Market: Theories and Evidence. Chicago: Richard D. Irwin.


(55)

Marwata, 2000.Kinerja Keuangan, Harga Saham Dan Pemecahan Saham, Seminar Nasional Akuntansi III, hal. 751-769.

Melinda Savitri dan Dwi Martani. 2008.The Analisys Impact of Share Split and Reverse Split on Stock Return and Volume The Case of Jakarta Stock Exchange.

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2008/02/stock-split.pdf

Peter dan Robin. 2011.Pengaruh Volume Perdagangandan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham : Studi Emiten PT. Astra Agro Lestari,Tbk Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2004-2007. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 05 Tahun ke-2 Mei-Agustus 2011. Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Reinikainen, Mikko. 2010.Effects of stock splits on stock returns: An event study of Finnish companies. Lappeenranta University Of Technology. Finland.

Samsul, Mohammad. 2006.Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Stoll, Hans R. 1989. Infering the Components of the Bid-Ask Spread :Theory and Empirical Tests. The Journal of Finance Vol. XLIV No. 1. March.

Suryajaya, Marwan Asri. dan Faizal Arif Setyawan. (1998)Reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa politik dalam negeri, Kelola No.18/VII/1998, UGM, Jogyakarta. Tabibian, Seyed Amir. 2013.The Effect of Stock Split on Stock Return: Evidence from Malaysia. National University of Malaysia.

Tanti Yuliastari, 2008.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread Sebelum Dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2005.Masters Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Utami, Tiwi Nurjannati. 2009.Impact Of Stock Split Anouncement On Return, Security Return Variability And Trading Volume Activity (A Study On Manufacturer Companies At The Jakarta Stock Exchange During 1997–1999).Wacana Vol. 12 No. 4 Oktober 2009. ISSN. 1441-0199.

http://wacana.ub.ac.id/index.php/wacana/article/view/159/136

Weston, J. Fred & Eugence F. Brigham,Modern Portfolio,11 edition, 1996, The Dryden Pass, New York.

Wismar’ien,Dian. 2004.Reaksi Pasar Atas Pengumuman. Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Likuiditas Saham (Studi Kasus Pada Bursa Efek Jakarta).Masters Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

http://financial.yahoo.com http://www.idx.co.id http://www.sahamok.com


(1)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaantrading cost, volume perdagangan saham danabnormal returnsebelum dan sesudah pengumuman pemecahan lembar saham. Kesimpulan yang dapat diambil setelah pengujian

hipotesis adalah :

1. Hasil uji beda terhadapbid-ask spreadmenunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaanbid-ask spreadyang signifikan sebelum dan sesudah pengumumanstock split. Hal ini menunjukkan tidak terdapatnya perbedaantrading costsebelum dan sesudah pengumumanstock split. Investor menganggap bahwa peristiwa pemecahan saham bukanlahgood newsdan tidak merubah kemakmuran pemegang saham (investor).

2. Hasil uji beda menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumumanstock split. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendrawidjaja (2009). Hasil uji ini didukung oleh hasil uji beda padapoint1, artinya ketika tidak terdapat perbedaan trading costmaka volume perdagangan saham cenderung tidak berubah.


(2)

☎ ✆

3. Hasil uji beda menunjukkan tidak terdapatnya perbedaanabnormal return antara sebelum dan sesudah pengumumanstock split. Hasil uji ini didukung oleh hasil uji beda padapoint1 dan 2, artinya ketika pengumumanstock splittidak menyebabkan perbedaantrading costdan volume perdagangan saham maka

abnormalreturnjuga tidak berbeda secara statistik. Hasil penelitianabnormal return sejalan dengan teori efisiensi pasar berbentuk setengah kuat, yang menyatakan bahwa tidak terjadi tingkat abnormalreturnpada saat sesudah pengumumanstock splitdan investor sama sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk mendapatabnormal returndari peristiwa pengumumanstock splittersebut. Hendrawaty(2007).

Kesimpulan pada point-point diatas telah sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan padatrading cost, volume perdagangan saham, danabnormal return saham pada saat sebelum dan sesudah pengumumanstock split.

5.2 SARAN

Kesimpulan diatas dapat menghasilkan beberapa saran mengenai perbedaantrading cost, volume perdagangan saham, danabnormal return.Saran-saran yang dapat menjadi masukan adalah :

1. Bagi pemegang saham (investor) perusahaan yang terdaftar dalam saham-saham yang terdaftar di BEI sebaiknya tidak menjadikan informasi pemecahan saham-saham sebagai tolok ukur satu-satunya dalam menentukan keputusan untuk membeli saham perusahaan yang melakukanstock split.


(3)

✝0

2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jumlah sampel yang lebih besar dan memperpanjang rentang waktu penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat.

3. Pada penelitian ini penulis menggunakan metodemarket adjusted model, diharapkan penggunaan metode lainnya sepertimean adjusted modelataumarket modeldalam menentukanabnormal returndapat memperkaya hasil penelitian dengan temastock split.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, S.D.A. dan Dewi, S. 2008.Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham, dan Varian Return Saham Terhadap Bid–Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ45 Periode Tahun 2003–2005. Jurnal Siasat Bisnis, 12 (1), h: 27-38.

http://www.journal.uii.ac.id/index.php/JSB/article/viewFile/43/140

Andrew W Lo dan Jiang Wang. 2001.Stock Market Trading Volume - Financial

support from the Laboratory for Financial Engineering and the National Science Foundation (Grant No. SBR-9709976). MIT Sloan School of Management.

Ang, Robert. 1997.Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Erlangga. Blake, David. 1990.Financial Market Analysis, Mc. Graw-Hill Book Company Brennan, M., and T. Copeland, (1988), “Stock splits, stock prices, and transaction costs,” Journal of Financial Economics 22, 83-101

Brown dan J.B Warner, 1985. ”Using Daily Stock Return: The Case of Event Studies,” Journal of Financial Economics 14. Hal 3-31.

Conroy, Robert M. Robert S. Harris and Bruch A. Bennet. 1990. "The effect of stock splits on Bid Ask Spread, Journal of Finance. Vol XLV No.4 (September) p.1285-1295

Copeland T.E and D. Galai. 1983, "Information Effect on the Bid Ask Spread", Journal of Finance 38. p.1457-1469

Ewijaya dan Indriantoro, Nur. 1999.Analisis Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Perubahan Harga Saham, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Volume 2, No.1. Jakarta. Fahmi, Irham & Hadi, Yovi Lavianti (2009).Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Teori dan Tanya Jawab). Bandung: CV Alfabeta.

Fama, Eugene F. 1976.Foundation of Finance, Portofolio Decisions and Securities Prices, Basic Books, Inc., Publisher, New York.

Fitriati Akmila dan Hadri Kusuma.2003. “The Effect of Stock Splits on Liquidity: The Case of Companies Listied on Jakarta Stock Exchange (JSX)”. The Journal of Accounting, Management, and Economics Reseach. Volume 3 No.1. Page 35-49.

Halim, Abdul. 2005.Analisis Investasi. Edisi 2. Salemba Empat.

Hanafi dan Husnan. 1991.Pasar Modal Indonesia Efisiensikah? Pengamatan Selama tahun 1990 “Manajemen dan Usahawan Indonesia”. Tahun XX No. 6.


(5)

Hasan, I. , 2005.Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Hendrawaty, Ernie. 2007, ” Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005– 2006 Di Bursa Efek Jakarta ”,Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol. III, No. 2, Hal. 205 - 223.

Hendrawijaya Dj, Michael 2009.Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume

Perdagangan Saham, Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pemecahan Saham ( Studi pada perusahaan go public yang melakukan pemecahan saham antara tahun 2005–2008 di BEI ). Masters Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Hikmah, Khoirul & Satoto, Shinta Heru. 2010.Analisis Tingkat Kemahalan Harga Saham dan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebagai Faktor Pembeda Keputusan Pemecahan Saham (Stock Split): Pengujian Terhadap Trading Range Hypotesis danSignalingHypotesis. Buletin Ekonomi. Vol. 8, No. 1, April 2010 hal 1-70

Horne, Van, James C dan Wachowicz, John M Jr. 1997.Prinsip-prinsipManajemen Keuangan. Alih Bahasa Heru Sutojo. Edisi Kesembilan. Salemba Empat. Jakarta.

Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar. 2003.Pengantar Statistika. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Husnan, Suad. 2005.Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi kelima, Yogyakarta : BPFE.

Indarti, Iin. 2011.Analisis Perbandingan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split. Jurnal Umum STIE Widya Manggala. Vol. 13 No. 1. Irvine, Paul J., Lipson, M. and Puckett, A. 2007.Tipping, Review of Financial Studies. Jain, Ajeet dan G Robbani, Mohammad. 2014.The effect of stock split announcements on abnormal returns during a financial crisis. Alabama A&M University.

James L Hamilton. 1991.The Dealer and Market Concepts of Bid-Ask Spread: Comparison for NASDAQ Stocks, The Journal of Financial Research, Vol XIV, No 2

Johnson. K.B. 1996, "Stock Splits and Price Change" Journal of Finance. P.675-686 Kalay, Alon. 2012.The Market Reaction to Stock Split Announcements: Earnings Information After All. Columbia School of Business.

Lamoureux, C.G, and P.Poon, 1987.The market reaction to stock splits. Journal Of Finance 42, 1347-1370

Leung, Tak Yan.2005, “Do Stock Splits Really Signal ?“, pp. 1–33.

Lorie, J.H., P. Dodd, dan M.H. Kimpton. 1985. The Stock Market: Theories and Evidence. Chicago: Richard D. Irwin.


(6)

Marwata, 2000.Kinerja Keuangan, Harga Saham Dan Pemecahan Saham, Seminar Nasional Akuntansi III, hal. 751-769.

Melinda Savitri dan Dwi Martani. 2008.The Analisys Impact of Share Split and Reverse Split on Stock Return and Volume The Case of Jakarta Stock Exchange.

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2008/02/stock-split.pdf

Peter dan Robin. 2011.Pengaruh Volume Perdagangandan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham : Studi Emiten PT. Astra Agro Lestari,Tbk Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2004-2007. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 05 Tahun ke-2 Mei-Agustus 2011. Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Reinikainen, Mikko. 2010.Effects of stock splits on stock returns: An event study of Finnish companies. Lappeenranta University Of Technology. Finland.

Samsul, Mohammad. 2006.Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Stoll, Hans R. 1989. Infering the Components of the Bid-Ask Spread :Theory and Empirical Tests. The Journal of Finance Vol. XLIV No. 1. March.

Suryajaya, Marwan Asri. dan Faizal Arif Setyawan. (1998)Reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa politik dalam negeri, Kelola No.18/VII/1998, UGM, Jogyakarta. Tabibian, Seyed Amir. 2013.The Effect of Stock Split on Stock Return: Evidence from Malaysia. National University of Malaysia.

Tanti Yuliastari, 2008.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread Sebelum Dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2005.Masters Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Utami, Tiwi Nurjannati. 2009.Impact Of Stock Split Anouncement On Return, Security Return Variability And Trading Volume Activity (A Study On Manufacturer Companies At The Jakarta Stock Exchange During 1997–1999).Wacana Vol. 12 No. 4 Oktober 2009. ISSN. 1441-0199.

http://wacana.ub.ac.id/index.php/wacana/article/view/159/136

Weston, J. Fred & Eugence F. Brigham,Modern Portfolio,11 edition, 1996, The Dryden Pass, New York.

Wismar’ien,Dian. 2004.Reaksi Pasar Atas Pengumuman. Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Likuiditas Saham (Studi Kasus Pada Bursa Efek Jakarta).Masters Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

http://financial.yahoo.com http://www.idx.co.id http://www.sahamok.com


Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

1 71 120

Analisis Dampak Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham

0 29 79

Analisis dampak pengumuman stock split dan reverse stock split terhadap abnormal return dan perubahan beta saham

0 38 121

Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dengan analisis stock split dan reverse stock split

0 6 47

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM Analisis Abnormal Return Saham, Likuiditas Saham, dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Stock Split)(Pada Perusahaan Go Publik yang Terdaftar di Bu

0 2 18

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH Analisis Abnormal Return Saham, Likuiditas Saham, dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Stock Split)(Pada Perusahaan Go Publik

2 21 15

ANALISIS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT : Studi kasus pada perusahaan yang melakukan stock split tahun 2010-2012 di BEI.

0 1 43

Analisis Trading Volume Activity dan Abnormal Return Sebelum Sesudah Stock Split.

0 1 21

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

0 0 34

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

0 0 11