dimaksud Pasal 8, Pasal 10 dan Pasal 11. Peringatan tertulis sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dapat diberikan paling banyak 3 tiga kali dalam
tenggang waktu 2 dua minggu terhitung sejak tanggal surat peringatan sebelumnya diterbitkan.
2. Denda
Sanksi administratif berupa denda, dikenakan kepada pemberi waralaba yang tidak melakukan pendaftaran prospektus penawaran waralaba sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 atau penerima waralaba yang tidak melakukan pendaftaran perjanjian waralaba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 setelah
diterbitkannya surat peringatan tertulis ketiga. Denda sebagaimana dimaksud dikenakan paling banyak Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah.
3. Pencabutan surat tanda pendaftaran waralaba
Sanksi administratif berupa pencabutan surat tanda pendaftaran waralaba dikenakan kepada pemberi waralaba yang tidak melakukan pembinaan kepada
penerima waralaba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 setelah diterbitkan peringatan tertulis ketiga.
C. Penyelesaian Hambatan atau Masalah Para Pihak Dalam Perjanjian
Waralaba Indomaret Antara PT Indomarco Prismatama Dengan CV. E Makmur
Manusia sebagai mahluk sosial selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Interaksi yang terjalin dalam komunikasi tersebut tidak hanya berdimensi
kemanusiaan dan sosial budaya, namun juga menyangkut aspek hukum, termasuk hukum perdata. Naluri untuk mempertahankan diri, keluarga dan kepentingannya
Universitas Sumatera Utara
membuat manusia berfikir untuk mengatur hubungan usaha bisnis mereka ke dalam sebuah perjanjian
Setelah perjanjian timbul dan mengikat para pihak, hal yang menjadi permasalahan berikutnya adalah pelaksanaan perjanjian itu sendiri. Selama ini sering
timbul permasalahan bagaimana jika salah satu pihak tidak melaksanakan ketentuan yang dinyatakan dalam perjanjian dan apa hal yang seharusnya dilakukan jika itu
terjadi. Menurut perjanjian waralaba Indomaret ini, bilamana salah satu pihak tidak
menjalankan atau tidak memenuhi kewajiban sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian ini ataupun sudah memenuhi kewajibannya namun tidak sebagaimana yang
ditentukan maka perbuatan tersebut dikategorikan sebagai perbuatan wanprestasi atau melanggar ketentuan perjanjian yang ada. Perbuatan wanprestasi ini pasti akan
menimbulkan kerugian pada salah satu pihak. Dalam pelaksanaan perjanjian ini apabila ada salah satu pihak yang melanggar isi kesepakatan perjanjian atau tidak
menjalankan ketentuan yang sudah disepakati maka yang bersangkutan harus diberikan surat peringatan terlebih dahulu sebagai tanda teguran dari pihak yang
merasa dirugikan, dalam hal ini apabila pihak kedua melanggar isi kesepakatan perjanjian atau tidak menjalankan ketentuan yang sudah disepakati maka pihak kedua
akan diberikan surat peringatan oleh pihak pertama sebagai tanda teguran. Surat peringatan tersebut harus menyatakan dengan jelas bahwa salah satu
pihak telah melanggar ketentuan perjanjian dengan mencantumkan pasal yang dilanggar secara jelas, disamping itu disebutkan upaya hukum apa yang akan diambil
Universitas Sumatera Utara
jika pihak pelangar tetap tidak mematuhi surat peringatan yang sudah diberikan kepadanya. Surat peringatan yang tidak diindahkan biasanya diikuti dengan surat
peringatan selanjutnya surat peringatan kedua dengan tenggang waktu 7 tujuh hari kerja dimana surat peringatan tersebut sesuai dengan bunyi Pasal 10.4.2 Perjanjian
Waralaba Indomaret ini. Jika hal seperti ini terjadi, maka akan diambil upaya penyelesaian seperti mengakhiri perjanjian dan apabila perselisihan atau masalah
yang timbul dari perjanjian tersebut maka akan diupayakan penyelesaian secara kekeluargaan musyawarah kedua belah pihak.
Bilamana penyelesaian sengketa tidak dapat diselesaikan melalui jalur kekeluargaan diantara para pihak yang bersengketa, maka penyelesaian sengketa
diantara para pihak bisa dibawa melalui jalur hukum, dimana para pihak sepakat dengan menunjuk Badan Arbitrase Nasional Indonesia BANI guna penyelesaian
hukum selanjutnya Pasal 12.5 Perjanjian Waralaba Indomaret. Mengenai keadaan force majeur dalam perjanjian ini adalah peristiwa yang
terjadi diluar kendali pihak pertama dan pihak kedua, seperti bencana alam, huru hara, perang, kerusuhan masa, pemogokan dan pemutusan keputusan pemerintah
pusat ataupun daerah yang mempengaruhi kegiatan dalam menjalankan perjanjian ini dan mengalami kerugian dalam bentuk apapun karena keadaan force majeur tersebut
maka segala kerugian yang timbul akan sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab masing-masing kedua belah pihak untuk menanggung beban kerugian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
D. Pelaksanaan Penyelesaian Hambatan atau Masalah Para Pihak Dalam