Pengaruh kesejahteraan objektif keluarga dan stimulasi Psikososial terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun di pemukiman marjinal
PENGARUH KESEJAHTERAAN OBJEKTIF KELUARGA DAN STIMULASI
PSIKOSOSIAL TERHADAP PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN
ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PEMUKIMAN MARJINAL
WINNY FARAMULI
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh
Kesejahteraan Objektif Keluarga dan Stimulasi Psikososial terhadap
Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di Pemukiman
Marjinal adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Winny Faramuli
NIM I24100028
ABSTRAK
WINNY FARAMULI. Pengaruh Kesejahteraan Objektif Keluarga dan
Stimulasi Psikososial terhadap Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak Usia
3-5 Tahun di Pemukiman Marjinal. Dibimbing oleh EUIS SUNARTI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kesejahteraan
objektif keluarga dan stimulasi psikososial terhadap pemenuhan tugas
perkembangan anak balita usia 3-5 tahun. Penelitian ini merupakan bagian
dari penelitian payung yang berjudul “Lingkungan Spasial, Modal Sosial,
Perkembangan Anak, dan Ketahanan Keluarga di Pemukiman Marjinal Kota
Bogor”. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan mengambil
lokasi di Kelurahan Paledang dan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah
yang dipilih secara purposif. Sebanyak 126 keluarga, termasuk anak, dipilih
secara simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan kesejahteraan objektif
keluarga menurut pemenuhan kebutuhan dasar serta stimulasi psikososial
berada pada kategori sedang, sedangkan rataan capaian pemenuhan tugas
perkembangan anak berada pada kategori rendah. Terdapat pengaruh positif
signifikan pada dimensi stimulasi akademik dari stimulasi psikososial
terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak. Pengaruh negatif signifikan
ditemukan pada dimensi kesejahteraan objektif, yakni pemenuhan
pendidikan serta subvariabel kehangatan-penerimaan stimulasi psikososial
terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak. Usia anak dan pendidikan
anak juga berpengaruh positif signifikan terhadap pemenuhan tugas
perkembangan. Keluarga beretnis non-Sunda dan keluarga dengan anak
perempuan cenderung lebih menentukan skor pemenuhan tugas
perkembangan.
Kata kunci: kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial,
perkembangan anak
ABSTRACT
WINNY FARAMULI. The Effects of Family Objective Well-Being and
Psychosocial Stimulation on Development Tasks Fulfillment of 3 to 5 Years
Old Children of Marginal Settlement. Supervised by EUIS SUNARTI.
The general aim of this study was to analyze the effect of family
objective well-being and psychosocial stimulation on development tasks
fulfillment of 3 to 5 years old children. This study is a subsampling research
from the main research “Spatial Areas, Social Capital, Children’s
Development, and Family Strength of Marginal Settlement in Bogor City”.
Cross sectional was applied as the design of research while the location
took place at Paledang and Babakan Pasar Sub-districts which had been
chosen purposively. Using simple random sampling, 126 marginal families,
including their children, were involved. Study finding reveals that the
averages of objective well-being and psychosocial stimulation are in the
moderate-rank. However, the average of development tasks fulfillment is in
the low-rank. Academic stimulation as a part of psychososial stimulation
has influenced positively significant on children’s development tasks
fulfillment. Education need fulfillment as a dimension of family objective
well-being and warmth-affection stimulation are known have a negative
effects on children’s development tasks fulfillment. Age of child and
participation on early childhood education also influence positively
significant toward children’s development task fulfillment. Non-Sundanese
families and families with girls are likely determined the development tasks
fulfillment score.
Keywords: family objective well-being, psychosocial stimulation, children’s
development
PENGARUH KESEJAHTERAAN OBJEKTIF KELUARGA DAN STIMULASI
PSIKOSOSIAL TERHADAP PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN
ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PEMUKIMAN MARJINAL
WINNY FARAMULI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Pengaruh Kesejahteraan Objektif Keluarga dan Stimulasi
Psikososial terhadap Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak
Usia 3-5 Tahun di Pemukiman Marjinal
Nama
: Winny Faramuli
NIM
: I24100028
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Euis Sunarti, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Tanggal Lulus:
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hanya
dengan kasih karunia, hikmat, dan berkat dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Kesejahteraan Objektif
Keluarga dan Stimulasi Psikososial Terhadap Pemenuhan Tugas
Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di Pemukiman Marjinal”. Penulis
menyadari dalam penyusunan hingga penyelesaian karya ilmiah ini tidak
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan penuh rasa
hormat, terima kasih diucapkan kepada:
1.
Prof Dr Ir Euis Sunarti MSi, selaku dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan saran, masukan, serta arahan dalam proses
penyusunan karya ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik.
2.
Dr Ir Diah Krisnatuti Pranadji, MS dan Ir Retnaningsih, MSi selaku
dosen penguji; Ir MD Djamaludin, MSc sebagai dosen pembimbing
akademik; serta seluruh dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang
senantiasa memberikan dukungan, banyak ilmu, dan pemahamannya
kepada penulis.
3.
Orang tua, saudara, dan sahabat atas doa, dorongan, dan semangat
selama penulis menempuh dan menyelesaikan studi di IPB.
4.
Teman-teman seperjuangan penulis dalam penelitian payung S1
(Zulfa Rahmawati, Ridha Vivianti, Dwifeny Ramadhany, dan Nurul
Fatwa).
5.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dengan nama,
atas kesediaan dan kasihnya dalam membantu penyelesaian karya
ilmiah ini.
Penulis masih terbuka terhadap saran sebagai upaya untuk belajar
menjadi lebih baik kedepannya. Semoga skripsi ini senantiasa bermanfaat
dan menjadi berkat bagi semua pihak. Amin.
Bogor, Juli 2014
Winny Faramuli
v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vi
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Perumusan Masalah ................................................................................ 2
Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
KERANGKA PIKIR .................................................................................. 4
METODE PENELITIAN ............................................................................ 6
Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ...................................................... 6
Teknik Pengambilan Contoh ................................................................... 6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................................... 7
Pengolahan dan Analisis Data ................................................................. 8
Definisi Operasional .............................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 11
Hasil ..................................................................................................... 11
Pembahasan .......................................................................................... 18
SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 22
Simpulan ............................................................................................... 22
Saran ..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 23
LAMPIRAN ............................................................................................. 27
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 36
vi
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
Variabel, skala, dan sumber kuesioner
Sebaran contoh menurut karakteristik keluarga
Sebaran contoh menurut karakteristik anak
Sebaran contoh menurut pendidikan anak dan status kerja ibu
Sebaran contoh menurut pendidikan anak dan golongan etnis
Sebaran contoh menurut karakteristik lingkungan
Persentase rata-rata capaian kesejahteraan objektif keluarga
menurut pemenuhan kebutuhan dasar
8 Persentase rata-rata capaian stimulasi psikososial
anak usia 3-5 tahun menurut dimensi
9 Persentase rata-rata capaian pemenuhan tugas perkembangan
anak usia 3-5 tahun menurut dimensi
10 Hasil uji regresi, variabel, dan subvariabel
(komponen) yang berpengaruh signifikan
8
12
13
13
13
14
15
16
17
18
DAFTAR GAMBAR
1
2
Kerangka pikir antara kesejahteraan objektif keluarga,
stimulasi psikososial, dan pemenuhan tugas perkembangan anak
Bagan teknik penarikan contoh
5
6
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Sebaran capaian stimulasi psikososial setiap item pertanyaan
Hasil uji korelasi Spearman antar variabel
Hasil uji model regresi linier berganda
Peta lokasi wilayah
Dokumentasi
27
28
30
33
35
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lebih dari setengah penduduk dunia, termasuk anak, kini tinggal di
perkotaan. Masyarakat urban di Indonesia kini telah mencapai 106.2 juta atau
sekitar 44 persen dari keseluruhan populasi (UNICEF 2012). Urbanisasi yang
terjadi memaksa lahan perkotaan untuk menampung manusia dalam jumlah lebih
banyak. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan tempat
hunian yang layak dan terbatas menciptakan pemukiman informal, yang
didalamnya termasuk pemukiman marjinal (WHO 2003). Pemukiman marjinal
merupakan pemukiman yang letaknya berada di bantaran sungai, rel kereta api,
penghuni merupakan pendatang, sudah memiliki bangunan permanen yang buruk
hingga cukup baik, dan tumbuh di dekat sumber mencari nafkah (WHO 2003;
Yudohusodo dalam Poedjioetami 2005). Keluarga marjinal, yang menjadi bagian
dari masyarakat urban sendiri, dinilai memiliki posisi krusial dalam
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kondisi makro-mikro, baik dari lingkup
luas, keluarga, hingga anak.
Perkembangan anak erat kaitannya dengan kondisi keluarga. Sesuai
dengan teori Psikososial Erikson, anak usia 3-5 tahun berada pada tahapan
initiative versus guilt, dimana pada tahap ini, pihak yang terlibat secara langsung
dalam perkembangan anak adalah keluarga. Jika pada tahapan ini anak tidak
berhasil melaluinya, anak akan mengalami krisis tujuan atau harapan (purpose)
(Turner dan Helms 1991). Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam
pengembangan sumberdaya manusia (Sunarti 2006) memegang peran krusial di
sepanjang kehidupan perkembangan anak. Brofenbrenner dalam Cross (2007)
menyatakan mikrosistem merupakan setting lingkungan kehidupan awal, dimana
seorang anak menerima berbagai pengaruh melalui relasi dengan orang tua, sanak
keluarga, dan teman-teman bermainnya. Perkembangan anak dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya kondisi stimulasi yang tersedia dan diberikan dalam
lingkungan rumah (Hastuti et al. 2010; Bradley dan Caldwell 1988; Salimar et al.
2011), pengalaman bermain anak (Goldstein 2012), hingga status sosioekonomi
keluarga (Hoff 2003; Gottschling-Lang et al. 2013).
Lingkungan keluarga merupakan salah satu lingkungan bagi anak untuk
memperoleh stimulasi psikososial. Stimulasi psikososial menggambarkan kondisi
dukungan yang diberikan orangtua dan keluarga dalam memberikan kehangatan,
suasana penerimaan, pemberian teladan, pemberian pengalaman, dorongan
belajar, dan berbahasa serta dorongan bagi kemampuan akademik anak. Sesuai
dengan pernyataan Bradley dan Caldwell (1988), bahwa penilaian lingkungan
rumah yang melihat proses yang terjadi di dalam lingkungan anak adalah penting.
Adanya interaksi spesifik antara orangtua dan anak, tipe, dan kuantitas dari objekobjek yang ada di lingkungan, kejadian-kejadian tertentu yang terjadi di rumah
atau fitur-fitur tertentu di lingkungan fisik rumah. Pemukiman marjinal tersorot
sebagai pemukiman dengan kondisi keterjaminan kualitas lingkungan yang masih
rendah, mengingat tumbuh di tengah perkotaan namun dalam kondisi terapit
dalam ruang yang padat. Pentingnya kualitas lingkungan fisik dan non-fisik bagi
2
anak untuk menunjang tumbuh dan kembangnya (UNICEF 2002), khususnya
dalam pemukiman marjinal, menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Dalam kehidupan keluarga, keadaan sosioekonomi dapat menjadi
indikator dari keberdayaan keluarga. Kesejahteraan objektif merupakan wujud
yang lebih utuh dalam melihat peran sosioekonomi keluarga dan terkait erat
dengan kemiskinan (Sunarti 2011). Sesuai dengan pernyataan Sunarti (2006),
kesejahteraan objektif keluarga adalah tingkat pemenuhan kebutuhan dasar dan
perkembangan secara objektif, yaitu mengacu kepada standar normatif dan ideal.
Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan makanan maupun non-makanan yang bersifat mendasar.
Masyarakat marjinal rata-rata memiliki pekerjaan di sektor informal (Suparlan
dalam Baharudin 2009) yang cenderung rentan menjamin penghasilan selalu
tetap. Pada akhirnya, hal tersebut memberi gambaran bahwa demografi keluarga
dan anak di pemukiman marjinal menjadi penting untuk dicermati.
Sudah terdapat cukup banyak penelitian mengenai kesejahteraan keluarga dan
keterkaitannya dengan karakteristik keluarga, begitu pula penelitian yang
mengaitkan antara stimulasi psikososial dengan perkembangan anak. Namun,
belum ditemukan studi yang meneliti mengenai kesejahteraan objektif keluarga,
stimulasi psikososial, dan pemenuhan tugas perkembangan anak, khususnya pada
pemukiman marjinal. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini dengan tujuan
untuk menganalisis pengaruh kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi
psikososial yang disediakan keluarga terhadap pemenuhan tugas perkembangan
anak usia 3-5 tahun di wilayah pemukiman marjinal.
Perumusan Masalah
Data Sensus Penduduk Nasional tahun 2012 menyatakan bahwa pada
tahun 2011 penduduk Indonesia berumur nol hingga tujuh belas tahun mencapai
33,9 persen dari keseluruhan penduduk. Dilihat dari sudut pandang
ketergantungan, maka sepertiga penduduk Indonesia masih membutuhkan
perlindungan baik oleh keluarga, masyarakat, maupun negara (Profil Anak
Indonesia 2012). Rata-rata jumlah anak pada rumah tangga miskin lebih tinggi
daripada jumlah anak pada rumah tangga yang lebih mampu. Kemudian, proporsi
dari semua anak Indonesia yang berada pada keluarga yang secara khusus
berpendapatan rendah lebih tinggi daripada proporsi orang kurang mampu pada
populasi yang lebih besar, mengindikasikan bahwa anak menderita secara tidak
merata dari kemiskinan di Indonesia (UNICEF 2012a).
Penyelenggaraan praktik stimulasi perkembangan anak yang secara
langsung dilakukan oleh keluarga, dalam hal ini adalah orangtua, salah satunya
dapat dilihat dari angka partisipasi pendidikan usia dini (PAUD). Menurut data
UNICEF (2012a), di Kota Bogor anak usia tiga hingga enam tahun yang tidak
mengikuti PAUD sebesar 75.20 persen dan anak yang terikat sebagai pekerja
ekonomi dan tidak bersekolah adalah sebesar 8.4 persen. Kemudian, angka
kematian anak dibawah umur lima tahun yang, walaupun mengalami penurunan
selama rentang tahun 2003-2009, tetap saja dalam rataan yang masih cukup tinggi
(54 persen menjadi 44 persen) (IDHS 2003 dan 2009 dalam UNICEF 2012a).
Semua angka demikian kemudian memunculkan dugaan bahwa standar hidup dan
keadaan sosioekonomi yang rendah tidak jauh dari angka kemiskinan yang masih
3
tinggi. Hal tersebut mengindikasikan masih rendahnya perhatian terhadap jaminan
keselamatan anak dan kualitas lingkungan stimulasi yang diberikan keluarga
dalam rumah. Maka dari itu, untuk dapat meningkatkan kualitas anak dengan
peningkatan kesejahteraan keluarga dan kualitas stimulasi psikososial, terdapat
masalah-masalah yang dinilai perlu dikaji lebih lanjut, yakni antara lain:
1. Bagaimana karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan karakteristik
lingkungan di wilayah pemukiman marjinal?
2. Bagaimana kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial, dan
pemenuhan tugas perkembangan anak di wilayah pemukiman marjinal?
3. Apakah terdapat pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak,
karakteristik lingkungan, kesejahteraan objektif keluarga, dan stimulasi
psikososial terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak di wilayah
pemukiman marjinal?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
kesejahteraan objektif keluarga dan stimulasi psikososial terhadap pemenuhan
tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun.
Tujuan Khusus
Terdapat beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai penelitian ini, yaitu:
1. Menganalisis karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan karakteristik
lingkungan keluarga;
2. Menganalisis kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial, dan
pemenuhan tugas perkembangan anak; dan
3. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak,
karakteristik lingkungan, kesejahteraan objektif keluarga, dan stimulasi
psikososial terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak.
Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini antara lain:
1. Bagi peneliti, perguruan tinggi serta akademisi bidang keluarga dan anak.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, informasi, masukan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang keluarga,
dan sebagai referensi tambahan dalam membantu memahami keterkaitan
hingga pengaruh kesejahteraan objektif keluarga dengan stimulasi
psikosososial terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak.
2. Bagi anak, keluarga, dan masyarakat umum. Penelitian ini diharapkan
dapat memudahkan keluarga memahami indikator-indikator yang perlu
diperbaiki dalam menstimulasi perkembangan anak, khususnya pada
kelompok keluarga di pemukiman marjinal dan pada anak kelompok usia
balita.
3. Bagi pemerintah daerah. Diharapkan dapat memberi gambaran dalam
penyusunan kebijakan dan program yang salah satunya fokusnya adalah
mengutamakan lingkungan fisik tempat tinggal ramah anak dan indikator
4
penting lainnya untuk menunjang kesejahteraan objektif keluarga secara
optimal.
KERANGKA PIKIR
Anak sebagai bagian inti dari keluarga (Sunarti 2004) tidak dapat terlepas
dari keterkaitannya dengan beragam faktor di dalam lingkungannya. Karakteristik
anak dan karakteristik keluarga dapat berbeda-beda. Dengan menggunakan
pendekatan struktural-fungsional yang melihat pada keberagaman fungsi dalam
suatu struktur (Puspitawati 2009), dapat dilihat bahwa setiap elemen dalam
lingkungan keluarga memiliki dampak dan peran masing-masing yang dapat
mempengaruhi kompetensi dan capaian perkembangan anak. Variabel-variabel
yang diteliti dapat secara sederhana terkait dan digambarkan dalam Gambar 1.
Perkembangan anak merupakan suatu perubahan atau kemajuan yang
terjadi pada anak. Terdapat beberapa dimensi perkembangan, yakni
perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik; perilaku bahasa dan perilaku
kognitif; perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan; dan
perkembangan afektif emosi, dan kepribadian (Sunarti 2004). Pengukuran dimensi
perkembangan antara lain kemampuan motorik kasar, motorik halus, bahasa,
kecerdasan, kemandirian, dan sosial. Perkembangan anak dipengaruhi oleh banya
faktor, diantaranya stimulasi psikososial dan keadaan sosioekonomi keluarga yang
dapat dilihat dari kesejahteraan objektif.
Stimulasi psikososial adalah kuantitas maupun kualitas sosial, emosional,
dan dukungan kognitif yang dibuat dan disediakan bagi anak di dalam lingkungan
rumahnya (UNICEF 2002). Lingkungan stimulasi di dalam rumah, menurut
Caldwell dan Bradley (1984) anak usia 3-6 tahun dapat dilihat dalam delapan
dimensi penting, yakni stimulasi belajar, stimulasi bahasa, lingkungan fisik,
kehangatan dan penerimaan, stimulasi akademik, modelling, variasi stimulasi
kepada anak, dan pemberian hukuman fisik. Stimulasi psikososial selanjutnya
berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Kesejahteraan objektif merupakan indikator pencapaian tujuan yang
dianggap penting bagi sebuah keluarga, yakni terpenuhinya kebutuhan dasar.
Dimensi kebutuhan dasar meliputi kebutuhan pangan, sandang, papan,
pendidikan, dan kesehatan. Sesuai dengan pernyataan Werdiningsih dan Astarani
(2012), pemenuhan kebutuhan dasar anak secara umum berhubungan dengan
perkembangan anak. Komponen kesejahteraan keluarga merupakan output dari
sebuah proses pengelolaan sumberdaya dalam keluarga (Sunarti 2006), namun
dapat menjadi variabel proses untuk melihat pengaruhnya terhadap capaian
perkembangan anak.
Karakteristik keluarga, yang meliputi usia orangtua, besar keluarga, status
pekerjaan orangtua, pendapatan per kapita, dan pendidikan orangtua adalah
penting untuk diketahui sebagai gambaran lebih jelas mengenai keluarga di
pemukiman marjinal. Begitupun halnya dengan karakteristik anak yang terdiri
dari usia anak, jenis kelamin, urutan kelahiran, dan pendidikan anak. Selain itu,
adanya karakteristik pemukiman marjinal yang khusus menjadi menarik diketahui
pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terkait relasinya dengan
indikator kesejahteraan objektif yang dapat dilihat dari kondisi ketersediaan
5
sumberdaya fisik. Karakteristik pemukiman marjinal yang diteliti adalah berupa
karakteristik lingkungan dan aspek tambahan karakteristik keluarga, yakni
golongan etnis dan lama bermukim. Sosioekonomi, karakteristik fisik, dan
pelayanan yang tersedia di tempat tinggal juga ikut mempengaruhi perkembangan
anak (Hertzman 2010).
Karakteristik
Keluarga
Besar keluarga
Usia orangtua
Status kerja
orangtua
Pendapatan per
kapita
Pendidikan
orangtua
Karakteristik Anak
Usia anak
Jenis kelamin
Urutan kelahiran
Pendidikan
Kesejahteraan Objektif Keluarga
Pemenuhan kebutuhan pangan
Pemenuhan kebutuhan sandang
Pemenuhan kebutuhan papan
Pemenuhan kebutuhan
pendidikan
Pemenuhan kebutuhan
kesehatan
Karakteristik Marjinal
A. Lingkungan
Jarak rumah dari
sungai
Lingkungan
fisik
tempat tinggal
B. Keluarga
Etnis
Lama bermukim di
daerah
Stimulasi Psikososial
Stimulasi belajar
Stimulasi bahasa
Lingkungan fisik
Kehangatan dan penerimaan
Stimulasi akademk
Modelling
Variasi stimulasi
Pemberian hukuman
Pemenuhan Tugas
Perkembangan Anak Balita
Motorik kasar
Motorik halus
Komunikasi pasif
Komunikasi aktif
Kecerdasan
Kemandirian
Sosial
Ket:
= variabel tidak dianalisis
= variabel dianalisis
Gambar 1 Kerangka pikir antara kesejahteraan keluarga, stimulasi psikososial,
dan pemenuhan tugas perkembangan anak
6
METODE PENELITIAN
Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang
berjudul “Lingkungan Spasial, Modal Sosial, Perkembangan Anak, dan
Ketahanan Keluarga di Pemukiman Marjinal Kota Bogor”. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dalam
satu waktu tertentu. Penelitian ini mengambil lokasi di kawasan pemukiman
marjinal Kota Bogor, yakni pada Kelurahan Paledang dan Kelurahan
Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah. Pemilihan lokasi ditentukan
melalui cara purposive dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut
memenuhi beberapa kriteria pemukiman marjinal (Yudohusodo dalam
Poedjioetami 2005). Kota Bogor sebagai salah satu kota yang mewakili
Provinsi Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin
terbesar menurut periode September 2013 (BPS 2014) dan dengan kondisi
kemudahan akses.
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2013 hingga Juli 2014.
Kegiatan penelitian meliputi survei awal, uji coba instrumen, pengumpulan
data, pengolahan dan analisis data, hingga penyusunan hasil penelitian.
Teknik Pengambilan Contoh
Teknik penarikan contoh yang digunakan adalah simple random
sampling dari populasi sebanyak 338 keluarga. Populasi penelitian adalah
seluruh keluarga utuh yang memiliki anak usia 3-5 tahun di pemukiman
marjinal. Contoh merupakan keluarga utuh yang memiliki anak usia 3-5
tahun di pemukiman marjinal di wilayah Kelurahan Paledang dan Kelurahan
Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa
Barat. Adapun contoh yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah
126 unit keluarga, dimana contoh yang diwawancarai adalah ibu dan yang
diukur perkembangannya adalah anak.
Kota Bogor
Purposive
Kecamatan Bogor
Tengah
Purposive
Kelurahan
Paledang (7 RW) dan Kelurahan
Babakan Pasar (4 RW)
N= 338 keluarga
Purposive
n= 126 keluarga
Simple Random
Sampling
Gambar 2 Bagan teknik penarikan contoh
7
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan berdasarkan sumbernya adalah data
primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perseorangan. Dengan menggunakan kuesioner, data
primer dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan kepada ibu dan
pengukuran kepada anak. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
karakteristik anak, karakteristik lingkungan, kesejahteraan objektif keluarga,
stimulasi psikososial, dan pemenuhan tugas perkembangan anak balita.
Kemudian, data sekunder yang dikumpulkan adalah data umum kondisi
wilayah, data jumlah keluarga per RW tiap kelurahan, data jumlah balita
(data Cohort Posyandu), dan data garis kemiskinan Kota Bogor dari BPS
Jawa Barat tahun 2011.
Pengukuran kesejahteraan objektif dinilai berdasarkan pemenuhan
kebutuhan dasar instrumen yang dimodifikasi peneliti dari sumberdaya dan
kesejahteraan fisik dalam ketahanan keluarga (Sunarti 2003) sejumlah 12
item pertanyaan (Cronbach’s Alpha=0.516) yang terbilang cukup reliabel.
Selain itu, juga dilihat melalui pertimbangan pendapatan per kapita per
bulan keluarga terhadap cut-off point garis kemiskinan Kota Bogor tahun
2011, yakni sebesar Rp305 870,00 (BPS 2012). Selain itu, stimulasi
psikososial dinilai menggunakan instrumen Caldwell dan Bradley (1984),
Home Observation for Measurement of The Environment (HOME)
Inventory untuk usia 3-6 tahun dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0.707. Kemudian, pemenuhan tugas perkembangan anak dinilai
menggunakan instrumen Bina Keluarga Balita dari BKKBN, dengan nilai
Cronbach’s Alpha untuk usia 3-4 tahun sebesar 0.858 sedangkan untuk
kuesioner anak usia 4-5 tahun mempunyai Cronbach’s Alpha sebesar 0.860.
8
Tabel 1 Variabel, skala, dan sumber kuesioner
Variabel
Karakteristik Keluarga
1. Besar keluarga (orang)
2. Usi orangtua (tahun)
3. Lama pendidikan orangtua (tahun)
4. Status pekerjaan orangtua
5. Pendapatan perkapita (Rp/kapita/bulan)
6. Etnis
7. Lama bermukim di daerah (tahun)
Karakteristik Anak
1. Umur (tahun)
2. Jenis kelamin
3. Urutan kelahiran
4. Pendidikan
Kondisi Lingkungan Fisik dan Fasilitas Tempat
Tinggal
1. Tipe dinding
2. Tipe atap
3. Keberadaan loteng
4. Tipe lantai
5. Sumber air minum
6. Tempat pembuangan sampah
7. Daya penerangan
8. Saluran pembuangan air dan limbah
9. Jarak rumah dari sungai (meter)
Kesejahteraan Objektif Keluarga
Skala Data
Rasio
Rasio
Rasio
Ordinal
Ordinal
Sumber Kuesioner
BKKBN (1996)
Hurlock (1980)
Garis
Kota
2011
Kemiskinan
Bogor tahun
Ordinal
Rasio
Rasio
Nominal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Rasio
Interval
Stimulasi Psikososial
Interval
Tugas Perkembangan Anak Balita
Interval
Diacu dan
dimodifikasi dari
Ritonga (2007)
Modifikasi dari model
output kesejahteraan
fisik
ketahanan
keluarga
(Sunarti
2003)
Diacu asli dari Home
Observations
and
Measurement of The
Environments
(HOME)
Inventory
untuk anak umur 3-6
tahun (Caldwell dan
Bradley 1984)
Kuesioner
Bina
Keluarga Balita untuk
anak usia 37-48 bulan
dan 49-60 bulan
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diolah melalui beberapa
tahapan, yakni proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning,
analyzing, dan interpretasi data. Data dianalisis menggunakan program
Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Science (SPSS) for
Windows. Data kemudian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif
dan analisis inferensia. Analisis deskriptif, meliputi frekuensi distribusi,
nilai rataan, standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum, dan tabulasi
9
silang. Analisis inferensia yang dilakukan, meliputi uji hubungan korelasi
Spearman-Rank dan pengaruh yang menggunakan uji regresi linier
berganda.
Selanjutnya dilakukan analisis data sesuai dengan tujuan penelitian,
yakni sebagai berikut.
1. Karakteristik keluarga (besar keluarga, usia orangtua, lama
pendidikan orangtua, status kerja orangtua, pendapatan per kapita
per bulan, etnis, dan lama bermukim); karakteristik anak (usia, jenis
kelamin, urutan kelahiran, pendidikan), karakteristik lingkungan,
variabel kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial, dan
pemenuhan tugas perkembangan anak dianalisis menggunakan
statistik deskriptif. Pemberian nilai setiap variabel dilakukan
menggunakan skor 0 untuk jawaban “tidak” dan 1 untuk jawaban
“ya”. Selanjutnya masing-masing subvariabel dan komponen
variabel
dikompositkan.
Untuk
karakteristik
lingkungan,
kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial, dan
pemenuhan tugas perkembangan anak setelah dikompositkan,
kemudian dilakukan perhitungan capaian menurut rumus:
Persentase capaian = (Skor yang dicapai – skor terendah) x 100
(Skor tertinggi – skor terendah)
Pengkategorian karakteristik lingkungan, kesejahteraan objektif,
stimulasi psikososial mengacu pada Khomsan (2002):
a) Baik, bila skor >80
b) Sedang, bila skor 60-80
c) Rendah atau kurang, bila skor 60 tahun)
Pendidikan
< 9 tahun
≥ 9 tahun
Status Kerja
Tidak bekerja
Bekerja tidak tetap
Bekerja tetap
Besar Keluarga
Kecil (≤ 4 orang)
Sedang (5-7 orang)
Besar (>7 orang)
Pendapatan/kapita/bulan
Miskin (< Rp305
870,00/kapita/bulan)
Tidak Miskin (≥Rp305
870,00/kapita/bulan)
Etnis
Sunda
Bukan Sunda
Lama Bermukim (tahun)
Ayah (%)
Ibu (%)
Min-Maks
Rataan±Sd
71.43
28.57
0
92.06
7.94
0
19-59
34.21±7.359
15.87
84.13
23.81
76.19
4-17
10.13±2.587
0
51.58
46.82
67.46
20.63
11.90
-
-
3-10
4.31±1.341
-
-
-
-
1-47
23.49±12.655
65.08
31.75
3.17
26.98
73.02
90.5
9.5
-
Karakteristik Anak
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 3 dari 5 contoh berjenis
kelamin laki-laki (59.52%). Terdapat lebih dari separuh contoh (50.92%)
yang berusia 3-4 tahun. Hampir 6 dari 10 contoh bukan dilahirkan sebagai
anak pertama (58.73%), dan sebanyak 4 dari 5 contoh tidak atau belum
mengikuti PAUD (82.54%).
13
Tabel 3 Sebaran contoh menurut karakteristik anak
Karakteristik Anak
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Usia
3-4 tahun
4-5 tahun
Urutan Lahir
Anak pertama
Bukan anak pertama
Pendidikan Anak
Tidak mengikuti PAUD
Mengikuti PAUD
Total (%)
40.48
59.52
50.79
49.21
41.27
58.73
82.54
17.46
Tabel 4 Sebaran contoh menurut pendidikan anak dan status kerja ibu
Anak Tidak PAUD (%)
Anak PAUD (%)
Total (%)
Ibu Tidak
Bekerja
(%)
83.53
16.47
Ibu Bekerja
(%)
Total
(%)
80.49
19.51
82.54
17.46
67.46
32.54
100
Seperti yang diketahui, 6 dari 9 contoh adalah ibu tidak bekerja,
namun sebagian besar kelompok ibu tidak bekerja maupun ibu bekerja
memiliki anak yang tidak disekolahkan pendidikan anak usia dini (PAUD)
(Tabel 4). Juga dapat dilihat bahwa persentase anak yang mengikuti PAUD
tidak berbeda jauh, baik pada kelompok ibu bekerja maupun tidak bekerja.
Tabel 5 Sebaran contoh menurut pendidikan anak dan golongan etnis
Etnis Sunda
(%)
Anak Tidak PAUD (%)
Anak PAUD (%)
81.58
18.42
Etnis NonSunda
(%)
91.67
8.33
Total (%)
90.48
9.52
Total
(%)
82.54
17.46
100
Hampir seluruh contoh beretnis Sunda, persentase anak yang tidak
mengikuti PAUD adalah cukup besar pada dua kelompok etnis contoh
(Tabel 5). Namun, pada kelompok etnis non-Sunda ditemukan mempunyai
anak tidak PAUD yang lebih banyak daripada kelompok etnis Sunda
(91.67%). Persentase anak yang mengikuti PAUD lebih banyak ditemukan
pada kelompok keluarga etnis Sunda.
Karakteristik Lingkungan
Tabel 6 menunjukkan bahwa hampir 7 dari 8 keluarga contoh
memiliki rumah dengan dinding tembok (86.51%), 7 dari 9 keluarga contoh
telah memiliki loteng (77.78%), dan hampir seluruhnya memiliki fasilitas
14
air PAM (96.82%). Sebanyak 4 dari 6 contoh memiliki atap genteng
(66.67%), 3 dari 5 contoh memiliki lantai keramik (61.90%), dan 3 dari 5
contoh memiliki saluran pembuangan air dan limbah melalui selokan
(61.11%). Namun, hampir dari separuh contoh membuang sampah di sungai
(49.21%), dan 4 dari 9 keluarga contoh baru memiliki listrik sebesar 450
watt (46.83%). Jarak rumah contoh dengan sungai rata-rata kurang dari 50
meter (46.71 meter) dengan minimum jarak sebesar 1 meter. Secara
keseluruhan, lebih dari separuh contoh mempunyai kondisi lingkungan fisik
pada kategori baik (51.60%).
Tabel 6 Sebaran contoh menurut karakteristik lingkungan
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
a.
Karakteristik Lingkungan
Kondisi Fisik Rumah
Tipe dinding
Kayu/papan
Sebagian Tembok
Tembok
Tipe atap
Bambu
Beton/kayu/gips/asbes/seng
Genteng
Keberadaan loteng
Tidak ada loteng
Ada loteng
Tipe lantai
Tanah/kayu
Semen
Ubin
Keramik
Fasilitas Rumah
Sumber air minum
Mata air/sungai
Sumur
PDAM
Tempat pembuangan sampah
Halaman rumah
Sungai
TPS
Daya penerangan listrik
Listrik 0-450 watt
Listrik 900 watt
Listrik >900 watt
Lingkungan Fisik Sekitar Rumah
Saluran pembuangan air dan limbah
Sembarang tempat
Sungai
Selokan
Jarak rumah dari sungai (meter)
Min-Maks
Rataan±Sd
Rata-rata kondisi lingkungan
Kurang
Sedang
Baik
Total (%)
0.79
12.70
86.51
0
33.33
66.67
22.22
77.78
2.38
22.22
13.49
61.90
0.79
2.38
96.82
0
49.21
50.79
46.83
46.03
7.14
0
38.89
61.11
1-500
46.71±102.947
8.70
39.70
51.60
15
Kesejahteraan Objektif Keluarga
Kesejahteraan objektif keluarga dapat dilihat berdasarkan
pemenuhan kebutuhan dasar, yakni meliputi pemenuhan kebutuhan pangan,
kebutuhan sandang, kebutuhan papan, kebutuhan pendidikan, dan
kebutuhan kesehatan (Sunarti 2013). Tabel 7 menggambarkan bahwa
pemenuhan kebutuhan yang paling tinggi dicapai contoh yakni pada item
jumlah-rata-rata pakaian anggota keluarga dewasa (pemenuhan sandang),
yang diikuti dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan anak usia sekolah.
Item yang rata-rata paling rendah dicapai adalah pada item keragaman
makan (pemenuhan pangan), contoh hanya dapat memenuhi 1 dari 5 skor
ideal keragaman makan (19.05%). Selain itu, status kepemilikan rumah
(pemenuhan papan) juga hanya mampu dicapai contoh sebanyak 3 dari 8
skor ideal itemnya (37.30%). Secara umum, dimensi pemenuhan dengan
rataan capaian paling rendah terdapat pada pemenuhan pangan (36.11%),
sedangkan dimensi pemenuhan tertinggi dicapai contoh adalah pada
pemenuhan pendidikan (93.65%). Secara keseluruhan, rata-rata capaian
kesejahteraan objektif keluarga menurut pemenuhan kebutuhan dasar berada
pada kategori sedang. Dengan kata lain, contoh rata-rata telah dapat
memenuhi 3 dari 5 skor kesejahteraan objektif ideal (62.76%).
Tabel 7
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Persentase rata-rata capaian kesejahteraan objektif keluarga
menurut pemenuhan kebutuhan dasar
Pernyataan
Pemenuhan pangan
Frekuensi makan per hari
Keragaman pangan setiap hari (makan lengkap nasi, lauk pauk, sayur
dan buah)
Rata-rata ketercapaian dimensi
Pemenuhan sandang
Jumlah rata-rata pakaian yang dimiliki anggota keluarga (dewasa)
Keragaman berpakaian (ganti pakaian untuk di rumah, bekerja/sekolah,
bepergian)
Daya beli pakaian rata-rata setiap anggota keluarga dalam setahun
Rata-rata ketercapaian dimensi
Pemenuhan papan
Luas rumah/kapita (m2/orang)
Status kepemilikan rumah
Status kepemilikan tanah rumah
Kepemilikan WC
Rata-rata ketercapaian dimensi
Pemenuhan pendidikan
Anak usia sekolah (7-15 tahun) yang bersekolah
Rata-rata ketercapaian dimensi
Pemenuhan kesehatan
Penanganan keluarga yang sakit serius
Intensitas berobat ke sarana kesehatan
Rata-rata ketercapaian dimensi
Rata-rata capaian keseluruhan
Rata-rata
capaian
(%)
53.17
19.05
36.11
98.41
52.38
76.19
75.66
43.65
37.30
67.46
73.81
55.55
93.65
93.65
84.13
53.97
69.05
62.76
16
Stimulasi Psikososial
Stimulasi psikososial merupakan stimulasi yang disediakan sebagai
upaya mengembangkan aspek sosial, emosional, mental, dan motorik, dan
kognitif anak (UNICEF 2002; Depdiknas dalam Latifah et al. 2010). Tabel
8 memperlihatkan bahwa rata-rata ketercapaian tertinggi keluarga contoh
terdapat pada dimensi stimulasi bahasa (92.40%), diikuti stimulasi
akademik (85,24%), dan hukuman (81.15%). Sedangkan dimensi yang
paling rendah ketercapaiannya adalah pada dimensi lingkungan fisik
(48.19%). Secara keseluruhan, rata-rata capaian stimulasi psikososial berada
pada kategori sedang. Contoh telah memiliki kualitas stimulasi psikososial
sebanyak 4 dari 6 skor ideal (65.30%). Sebaran rata-rata ketercapaian
contoh per item secara rinci tersaji pada Lampiran 1.
Tabel 8 Persentase rata-rata capaian stimulasi psikososial anak usia 3-5
tahun menurut dimensi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Subvariabel Stimulasi Psiksosial
Stimulasi belajar (11 item)
Stimulasi bahasa (7 item)
Lingkungan fisik (7 item)
Kehangatan dan penerimaan (7 item)
Stimulasi akademik (5 item)
Modelling (5 item)
Variasi stimulasi kepada anak (9 item)
Hukuman (4 item)
Rata-rata ketercapaian semua dimensi
Rata-rata
capaian
(%)
49.06
92.40
48.19
63.72
85.24
66.51
59.79
81.15
65.30
Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun
Tugas perkembangan adalah jalan pertengahan antara kebutuhan
individual dengan permintaan masyarakat (Berns 1997). Menurut
Havighurst diacu dalam Sunarti (2004), jika seorang individu berhasil dalam
pencapaian tugas tersebut, akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan
pelaksanaan tugas perkembangan pada tahap berikutnya. Tabel 9
menunjukkan bahwa dimensi dengan rata-rata ketercapaian tertinggi
perkembangan contoh adalah pada dimensi gerakan kasar (76.33%), diikuti
oleh dimensi sosial (65.52%), dan komunikasi pasif (61.90%). Rata-rata
ketercapaian terendah contoh berada pada dimensi gerakan halus (39.92%).
Secara keseluruhan, rata-rata capaian pemenuhan tugas perkembangan anak
berada pada kategori rendah. Dengan kata lain, rata-rata contoh baru dapat
memenuhi tugas perkembangan anaknya hanya sebanyak setengah dari skor
pemenuhan tugas perkembangan secara ideal (55.86%).
17
Tabel 9
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Persentase rata-rata capaian pemenuhan tugas
perkembangan anak balita usia 3-5 tahun menurut
dimensi
Subvariabel Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak
Gerakan kasar
Gerakan halus
Mengerti isyarat dan pembicaraan (komunikasi pasif)
Mengungkap dengan isyarat/kata-kata (komunikasi aktif)
Kecerdasan (kognitif)
Menolong diri sendiri (kemandirian)
Bergaul (tingkah laku sosial)
Rata-rata ketercapaian semua dimensi
Rata-rata
capaian
(%)
76.33
39.62
61.90
57.94
48.47
49.60
65.52
55.86
Sebelum dilakukan uji pengaruh, telah dilakukan terlebih dahulu uji
hubungan setiap variabel (Lampiran 2). Terdapat variabel maupun
subvariabel yang mempunyai hubungan dengan pemenuhan tugas
perkembangan anak, yakni usia anak (p
PSIKOSOSIAL TERHADAP PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN
ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PEMUKIMAN MARJINAL
WINNY FARAMULI
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh
Kesejahteraan Objektif Keluarga dan Stimulasi Psikososial terhadap
Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di Pemukiman
Marjinal adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Winny Faramuli
NIM I24100028
ABSTRAK
WINNY FARAMULI. Pengaruh Kesejahteraan Objektif Keluarga dan
Stimulasi Psikososial terhadap Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak Usia
3-5 Tahun di Pemukiman Marjinal. Dibimbing oleh EUIS SUNARTI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kesejahteraan
objektif keluarga dan stimulasi psikososial terhadap pemenuhan tugas
perkembangan anak balita usia 3-5 tahun. Penelitian ini merupakan bagian
dari penelitian payung yang berjudul “Lingkungan Spasial, Modal Sosial,
Perkembangan Anak, dan Ketahanan Keluarga di Pemukiman Marjinal Kota
Bogor”. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan mengambil
lokasi di Kelurahan Paledang dan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah
yang dipilih secara purposif. Sebanyak 126 keluarga, termasuk anak, dipilih
secara simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan kesejahteraan objektif
keluarga menurut pemenuhan kebutuhan dasar serta stimulasi psikososial
berada pada kategori sedang, sedangkan rataan capaian pemenuhan tugas
perkembangan anak berada pada kategori rendah. Terdapat pengaruh positif
signifikan pada dimensi stimulasi akademik dari stimulasi psikososial
terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak. Pengaruh negatif signifikan
ditemukan pada dimensi kesejahteraan objektif, yakni pemenuhan
pendidikan serta subvariabel kehangatan-penerimaan stimulasi psikososial
terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak. Usia anak dan pendidikan
anak juga berpengaruh positif signifikan terhadap pemenuhan tugas
perkembangan. Keluarga beretnis non-Sunda dan keluarga dengan anak
perempuan cenderung lebih menentukan skor pemenuhan tugas
perkembangan.
Kata kunci: kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial,
perkembangan anak
ABSTRACT
WINNY FARAMULI. The Effects of Family Objective Well-Being and
Psychosocial Stimulation on Development Tasks Fulfillment of 3 to 5 Years
Old Children of Marginal Settlement. Supervised by EUIS SUNARTI.
The general aim of this study was to analyze the effect of family
objective well-being and psychosocial stimulation on development tasks
fulfillment of 3 to 5 years old children. This study is a subsampling research
from the main research “Spatial Areas, Social Capital, Children’s
Development, and Family Strength of Marginal Settlement in Bogor City”.
Cross sectional was applied as the design of research while the location
took place at Paledang and Babakan Pasar Sub-districts which had been
chosen purposively. Using simple random sampling, 126 marginal families,
including their children, were involved. Study finding reveals that the
averages of objective well-being and psychosocial stimulation are in the
moderate-rank. However, the average of development tasks fulfillment is in
the low-rank. Academic stimulation as a part of psychososial stimulation
has influenced positively significant on children’s development tasks
fulfillment. Education need fulfillment as a dimension of family objective
well-being and warmth-affection stimulation are known have a negative
effects on children’s development tasks fulfillment. Age of child and
participation on early childhood education also influence positively
significant toward children’s development task fulfillment. Non-Sundanese
families and families with girls are likely determined the development tasks
fulfillment score.
Keywords: family objective well-being, psychosocial stimulation, children’s
development
PENGARUH KESEJAHTERAAN OBJEKTIF KELUARGA DAN STIMULASI
PSIKOSOSIAL TERHADAP PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN
ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PEMUKIMAN MARJINAL
WINNY FARAMULI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Pengaruh Kesejahteraan Objektif Keluarga dan Stimulasi
Psikososial terhadap Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak
Usia 3-5 Tahun di Pemukiman Marjinal
Nama
: Winny Faramuli
NIM
: I24100028
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Euis Sunarti, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Tanggal Lulus:
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hanya
dengan kasih karunia, hikmat, dan berkat dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Kesejahteraan Objektif
Keluarga dan Stimulasi Psikososial Terhadap Pemenuhan Tugas
Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di Pemukiman Marjinal”. Penulis
menyadari dalam penyusunan hingga penyelesaian karya ilmiah ini tidak
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan penuh rasa
hormat, terima kasih diucapkan kepada:
1.
Prof Dr Ir Euis Sunarti MSi, selaku dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan saran, masukan, serta arahan dalam proses
penyusunan karya ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik.
2.
Dr Ir Diah Krisnatuti Pranadji, MS dan Ir Retnaningsih, MSi selaku
dosen penguji; Ir MD Djamaludin, MSc sebagai dosen pembimbing
akademik; serta seluruh dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang
senantiasa memberikan dukungan, banyak ilmu, dan pemahamannya
kepada penulis.
3.
Orang tua, saudara, dan sahabat atas doa, dorongan, dan semangat
selama penulis menempuh dan menyelesaikan studi di IPB.
4.
Teman-teman seperjuangan penulis dalam penelitian payung S1
(Zulfa Rahmawati, Ridha Vivianti, Dwifeny Ramadhany, dan Nurul
Fatwa).
5.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dengan nama,
atas kesediaan dan kasihnya dalam membantu penyelesaian karya
ilmiah ini.
Penulis masih terbuka terhadap saran sebagai upaya untuk belajar
menjadi lebih baik kedepannya. Semoga skripsi ini senantiasa bermanfaat
dan menjadi berkat bagi semua pihak. Amin.
Bogor, Juli 2014
Winny Faramuli
v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vi
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Perumusan Masalah ................................................................................ 2
Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
KERANGKA PIKIR .................................................................................. 4
METODE PENELITIAN ............................................................................ 6
Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ...................................................... 6
Teknik Pengambilan Contoh ................................................................... 6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................................... 7
Pengolahan dan Analisis Data ................................................................. 8
Definisi Operasional .............................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 11
Hasil ..................................................................................................... 11
Pembahasan .......................................................................................... 18
SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 22
Simpulan ............................................................................................... 22
Saran ..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 23
LAMPIRAN ............................................................................................. 27
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 36
vi
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
Variabel, skala, dan sumber kuesioner
Sebaran contoh menurut karakteristik keluarga
Sebaran contoh menurut karakteristik anak
Sebaran contoh menurut pendidikan anak dan status kerja ibu
Sebaran contoh menurut pendidikan anak dan golongan etnis
Sebaran contoh menurut karakteristik lingkungan
Persentase rata-rata capaian kesejahteraan objektif keluarga
menurut pemenuhan kebutuhan dasar
8 Persentase rata-rata capaian stimulasi psikososial
anak usia 3-5 tahun menurut dimensi
9 Persentase rata-rata capaian pemenuhan tugas perkembangan
anak usia 3-5 tahun menurut dimensi
10 Hasil uji regresi, variabel, dan subvariabel
(komponen) yang berpengaruh signifikan
8
12
13
13
13
14
15
16
17
18
DAFTAR GAMBAR
1
2
Kerangka pikir antara kesejahteraan objektif keluarga,
stimulasi psikososial, dan pemenuhan tugas perkembangan anak
Bagan teknik penarikan contoh
5
6
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Sebaran capaian stimulasi psikososial setiap item pertanyaan
Hasil uji korelasi Spearman antar variabel
Hasil uji model regresi linier berganda
Peta lokasi wilayah
Dokumentasi
27
28
30
33
35
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lebih dari setengah penduduk dunia, termasuk anak, kini tinggal di
perkotaan. Masyarakat urban di Indonesia kini telah mencapai 106.2 juta atau
sekitar 44 persen dari keseluruhan populasi (UNICEF 2012). Urbanisasi yang
terjadi memaksa lahan perkotaan untuk menampung manusia dalam jumlah lebih
banyak. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan tempat
hunian yang layak dan terbatas menciptakan pemukiman informal, yang
didalamnya termasuk pemukiman marjinal (WHO 2003). Pemukiman marjinal
merupakan pemukiman yang letaknya berada di bantaran sungai, rel kereta api,
penghuni merupakan pendatang, sudah memiliki bangunan permanen yang buruk
hingga cukup baik, dan tumbuh di dekat sumber mencari nafkah (WHO 2003;
Yudohusodo dalam Poedjioetami 2005). Keluarga marjinal, yang menjadi bagian
dari masyarakat urban sendiri, dinilai memiliki posisi krusial dalam
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kondisi makro-mikro, baik dari lingkup
luas, keluarga, hingga anak.
Perkembangan anak erat kaitannya dengan kondisi keluarga. Sesuai
dengan teori Psikososial Erikson, anak usia 3-5 tahun berada pada tahapan
initiative versus guilt, dimana pada tahap ini, pihak yang terlibat secara langsung
dalam perkembangan anak adalah keluarga. Jika pada tahapan ini anak tidak
berhasil melaluinya, anak akan mengalami krisis tujuan atau harapan (purpose)
(Turner dan Helms 1991). Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam
pengembangan sumberdaya manusia (Sunarti 2006) memegang peran krusial di
sepanjang kehidupan perkembangan anak. Brofenbrenner dalam Cross (2007)
menyatakan mikrosistem merupakan setting lingkungan kehidupan awal, dimana
seorang anak menerima berbagai pengaruh melalui relasi dengan orang tua, sanak
keluarga, dan teman-teman bermainnya. Perkembangan anak dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya kondisi stimulasi yang tersedia dan diberikan dalam
lingkungan rumah (Hastuti et al. 2010; Bradley dan Caldwell 1988; Salimar et al.
2011), pengalaman bermain anak (Goldstein 2012), hingga status sosioekonomi
keluarga (Hoff 2003; Gottschling-Lang et al. 2013).
Lingkungan keluarga merupakan salah satu lingkungan bagi anak untuk
memperoleh stimulasi psikososial. Stimulasi psikososial menggambarkan kondisi
dukungan yang diberikan orangtua dan keluarga dalam memberikan kehangatan,
suasana penerimaan, pemberian teladan, pemberian pengalaman, dorongan
belajar, dan berbahasa serta dorongan bagi kemampuan akademik anak. Sesuai
dengan pernyataan Bradley dan Caldwell (1988), bahwa penilaian lingkungan
rumah yang melihat proses yang terjadi di dalam lingkungan anak adalah penting.
Adanya interaksi spesifik antara orangtua dan anak, tipe, dan kuantitas dari objekobjek yang ada di lingkungan, kejadian-kejadian tertentu yang terjadi di rumah
atau fitur-fitur tertentu di lingkungan fisik rumah. Pemukiman marjinal tersorot
sebagai pemukiman dengan kondisi keterjaminan kualitas lingkungan yang masih
rendah, mengingat tumbuh di tengah perkotaan namun dalam kondisi terapit
dalam ruang yang padat. Pentingnya kualitas lingkungan fisik dan non-fisik bagi
2
anak untuk menunjang tumbuh dan kembangnya (UNICEF 2002), khususnya
dalam pemukiman marjinal, menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Dalam kehidupan keluarga, keadaan sosioekonomi dapat menjadi
indikator dari keberdayaan keluarga. Kesejahteraan objektif merupakan wujud
yang lebih utuh dalam melihat peran sosioekonomi keluarga dan terkait erat
dengan kemiskinan (Sunarti 2011). Sesuai dengan pernyataan Sunarti (2006),
kesejahteraan objektif keluarga adalah tingkat pemenuhan kebutuhan dasar dan
perkembangan secara objektif, yaitu mengacu kepada standar normatif dan ideal.
Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan makanan maupun non-makanan yang bersifat mendasar.
Masyarakat marjinal rata-rata memiliki pekerjaan di sektor informal (Suparlan
dalam Baharudin 2009) yang cenderung rentan menjamin penghasilan selalu
tetap. Pada akhirnya, hal tersebut memberi gambaran bahwa demografi keluarga
dan anak di pemukiman marjinal menjadi penting untuk dicermati.
Sudah terdapat cukup banyak penelitian mengenai kesejahteraan keluarga dan
keterkaitannya dengan karakteristik keluarga, begitu pula penelitian yang
mengaitkan antara stimulasi psikososial dengan perkembangan anak. Namun,
belum ditemukan studi yang meneliti mengenai kesejahteraan objektif keluarga,
stimulasi psikososial, dan pemenuhan tugas perkembangan anak, khususnya pada
pemukiman marjinal. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini dengan tujuan
untuk menganalisis pengaruh kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi
psikososial yang disediakan keluarga terhadap pemenuhan tugas perkembangan
anak usia 3-5 tahun di wilayah pemukiman marjinal.
Perumusan Masalah
Data Sensus Penduduk Nasional tahun 2012 menyatakan bahwa pada
tahun 2011 penduduk Indonesia berumur nol hingga tujuh belas tahun mencapai
33,9 persen dari keseluruhan penduduk. Dilihat dari sudut pandang
ketergantungan, maka sepertiga penduduk Indonesia masih membutuhkan
perlindungan baik oleh keluarga, masyarakat, maupun negara (Profil Anak
Indonesia 2012). Rata-rata jumlah anak pada rumah tangga miskin lebih tinggi
daripada jumlah anak pada rumah tangga yang lebih mampu. Kemudian, proporsi
dari semua anak Indonesia yang berada pada keluarga yang secara khusus
berpendapatan rendah lebih tinggi daripada proporsi orang kurang mampu pada
populasi yang lebih besar, mengindikasikan bahwa anak menderita secara tidak
merata dari kemiskinan di Indonesia (UNICEF 2012a).
Penyelenggaraan praktik stimulasi perkembangan anak yang secara
langsung dilakukan oleh keluarga, dalam hal ini adalah orangtua, salah satunya
dapat dilihat dari angka partisipasi pendidikan usia dini (PAUD). Menurut data
UNICEF (2012a), di Kota Bogor anak usia tiga hingga enam tahun yang tidak
mengikuti PAUD sebesar 75.20 persen dan anak yang terikat sebagai pekerja
ekonomi dan tidak bersekolah adalah sebesar 8.4 persen. Kemudian, angka
kematian anak dibawah umur lima tahun yang, walaupun mengalami penurunan
selama rentang tahun 2003-2009, tetap saja dalam rataan yang masih cukup tinggi
(54 persen menjadi 44 persen) (IDHS 2003 dan 2009 dalam UNICEF 2012a).
Semua angka demikian kemudian memunculkan dugaan bahwa standar hidup dan
keadaan sosioekonomi yang rendah tidak jauh dari angka kemiskinan yang masih
3
tinggi. Hal tersebut mengindikasikan masih rendahnya perhatian terhadap jaminan
keselamatan anak dan kualitas lingkungan stimulasi yang diberikan keluarga
dalam rumah. Maka dari itu, untuk dapat meningkatkan kualitas anak dengan
peningkatan kesejahteraan keluarga dan kualitas stimulasi psikososial, terdapat
masalah-masalah yang dinilai perlu dikaji lebih lanjut, yakni antara lain:
1. Bagaimana karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan karakteristik
lingkungan di wilayah pemukiman marjinal?
2. Bagaimana kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial, dan
pemenuhan tugas perkembangan anak di wilayah pemukiman marjinal?
3. Apakah terdapat pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak,
karakteristik lingkungan, kesejahteraan objektif keluarga, dan stimulasi
psikososial terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak di wilayah
pemukiman marjinal?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
kesejahteraan objektif keluarga dan stimulasi psikososial terhadap pemenuhan
tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun.
Tujuan Khusus
Terdapat beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai penelitian ini, yaitu:
1. Menganalisis karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan karakteristik
lingkungan keluarga;
2. Menganalisis kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial, dan
pemenuhan tugas perkembangan anak; dan
3. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak,
karakteristik lingkungan, kesejahteraan objektif keluarga, dan stimulasi
psikososial terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak.
Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini antara lain:
1. Bagi peneliti, perguruan tinggi serta akademisi bidang keluarga dan anak.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, informasi, masukan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang keluarga,
dan sebagai referensi tambahan dalam membantu memahami keterkaitan
hingga pengaruh kesejahteraan objektif keluarga dengan stimulasi
psikosososial terhadap pemenuhan tugas perkembangan anak.
2. Bagi anak, keluarga, dan masyarakat umum. Penelitian ini diharapkan
dapat memudahkan keluarga memahami indikator-indikator yang perlu
diperbaiki dalam menstimulasi perkembangan anak, khususnya pada
kelompok keluarga di pemukiman marjinal dan pada anak kelompok usia
balita.
3. Bagi pemerintah daerah. Diharapkan dapat memberi gambaran dalam
penyusunan kebijakan dan program yang salah satunya fokusnya adalah
mengutamakan lingkungan fisik tempat tinggal ramah anak dan indikator
4
penting lainnya untuk menunjang kesejahteraan objektif keluarga secara
optimal.
KERANGKA PIKIR
Anak sebagai bagian inti dari keluarga (Sunarti 2004) tidak dapat terlepas
dari keterkaitannya dengan beragam faktor di dalam lingkungannya. Karakteristik
anak dan karakteristik keluarga dapat berbeda-beda. Dengan menggunakan
pendekatan struktural-fungsional yang melihat pada keberagaman fungsi dalam
suatu struktur (Puspitawati 2009), dapat dilihat bahwa setiap elemen dalam
lingkungan keluarga memiliki dampak dan peran masing-masing yang dapat
mempengaruhi kompetensi dan capaian perkembangan anak. Variabel-variabel
yang diteliti dapat secara sederhana terkait dan digambarkan dalam Gambar 1.
Perkembangan anak merupakan suatu perubahan atau kemajuan yang
terjadi pada anak. Terdapat beberapa dimensi perkembangan, yakni
perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik; perilaku bahasa dan perilaku
kognitif; perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan; dan
perkembangan afektif emosi, dan kepribadian (Sunarti 2004). Pengukuran dimensi
perkembangan antara lain kemampuan motorik kasar, motorik halus, bahasa,
kecerdasan, kemandirian, dan sosial. Perkembangan anak dipengaruhi oleh banya
faktor, diantaranya stimulasi psikososial dan keadaan sosioekonomi keluarga yang
dapat dilihat dari kesejahteraan objektif.
Stimulasi psikososial adalah kuantitas maupun kualitas sosial, emosional,
dan dukungan kognitif yang dibuat dan disediakan bagi anak di dalam lingkungan
rumahnya (UNICEF 2002). Lingkungan stimulasi di dalam rumah, menurut
Caldwell dan Bradley (1984) anak usia 3-6 tahun dapat dilihat dalam delapan
dimensi penting, yakni stimulasi belajar, stimulasi bahasa, lingkungan fisik,
kehangatan dan penerimaan, stimulasi akademik, modelling, variasi stimulasi
kepada anak, dan pemberian hukuman fisik. Stimulasi psikososial selanjutnya
berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Kesejahteraan objektif merupakan indikator pencapaian tujuan yang
dianggap penting bagi sebuah keluarga, yakni terpenuhinya kebutuhan dasar.
Dimensi kebutuhan dasar meliputi kebutuhan pangan, sandang, papan,
pendidikan, dan kesehatan. Sesuai dengan pernyataan Werdiningsih dan Astarani
(2012), pemenuhan kebutuhan dasar anak secara umum berhubungan dengan
perkembangan anak. Komponen kesejahteraan keluarga merupakan output dari
sebuah proses pengelolaan sumberdaya dalam keluarga (Sunarti 2006), namun
dapat menjadi variabel proses untuk melihat pengaruhnya terhadap capaian
perkembangan anak.
Karakteristik keluarga, yang meliputi usia orangtua, besar keluarga, status
pekerjaan orangtua, pendapatan per kapita, dan pendidikan orangtua adalah
penting untuk diketahui sebagai gambaran lebih jelas mengenai keluarga di
pemukiman marjinal. Begitupun halnya dengan karakteristik anak yang terdiri
dari usia anak, jenis kelamin, urutan kelahiran, dan pendidikan anak. Selain itu,
adanya karakteristik pemukiman marjinal yang khusus menjadi menarik diketahui
pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terkait relasinya dengan
indikator kesejahteraan objektif yang dapat dilihat dari kondisi ketersediaan
5
sumberdaya fisik. Karakteristik pemukiman marjinal yang diteliti adalah berupa
karakteristik lingkungan dan aspek tambahan karakteristik keluarga, yakni
golongan etnis dan lama bermukim. Sosioekonomi, karakteristik fisik, dan
pelayanan yang tersedia di tempat tinggal juga ikut mempengaruhi perkembangan
anak (Hertzman 2010).
Karakteristik
Keluarga
Besar keluarga
Usia orangtua
Status kerja
orangtua
Pendapatan per
kapita
Pendidikan
orangtua
Karakteristik Anak
Usia anak
Jenis kelamin
Urutan kelahiran
Pendidikan
Kesejahteraan Objektif Keluarga
Pemenuhan kebutuhan pangan
Pemenuhan kebutuhan sandang
Pemenuhan kebutuhan papan
Pemenuhan kebutuhan
pendidikan
Pemenuhan kebutuhan
kesehatan
Karakteristik Marjinal
A. Lingkungan
Jarak rumah dari
sungai
Lingkungan
fisik
tempat tinggal
B. Keluarga
Etnis
Lama bermukim di
daerah
Stimulasi Psikososial
Stimulasi belajar
Stimulasi bahasa
Lingkungan fisik
Kehangatan dan penerimaan
Stimulasi akademk
Modelling
Variasi stimulasi
Pemberian hukuman
Pemenuhan Tugas
Perkembangan Anak Balita
Motorik kasar
Motorik halus
Komunikasi pasif
Komunikasi aktif
Kecerdasan
Kemandirian
Sosial
Ket:
= variabel tidak dianalisis
= variabel dianalisis
Gambar 1 Kerangka pikir antara kesejahteraan keluarga, stimulasi psikososial,
dan pemenuhan tugas perkembangan anak
6
METODE PENELITIAN
Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang
berjudul “Lingkungan Spasial, Modal Sosial, Perkembangan Anak, dan
Ketahanan Keluarga di Pemukiman Marjinal Kota Bogor”. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dalam
satu waktu tertentu. Penelitian ini mengambil lokasi di kawasan pemukiman
marjinal Kota Bogor, yakni pada Kelurahan Paledang dan Kelurahan
Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah. Pemilihan lokasi ditentukan
melalui cara purposive dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut
memenuhi beberapa kriteria pemukiman marjinal (Yudohusodo dalam
Poedjioetami 2005). Kota Bogor sebagai salah satu kota yang mewakili
Provinsi Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin
terbesar menurut periode September 2013 (BPS 2014) dan dengan kondisi
kemudahan akses.
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2013 hingga Juli 2014.
Kegiatan penelitian meliputi survei awal, uji coba instrumen, pengumpulan
data, pengolahan dan analisis data, hingga penyusunan hasil penelitian.
Teknik Pengambilan Contoh
Teknik penarikan contoh yang digunakan adalah simple random
sampling dari populasi sebanyak 338 keluarga. Populasi penelitian adalah
seluruh keluarga utuh yang memiliki anak usia 3-5 tahun di pemukiman
marjinal. Contoh merupakan keluarga utuh yang memiliki anak usia 3-5
tahun di pemukiman marjinal di wilayah Kelurahan Paledang dan Kelurahan
Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa
Barat. Adapun contoh yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah
126 unit keluarga, dimana contoh yang diwawancarai adalah ibu dan yang
diukur perkembangannya adalah anak.
Kota Bogor
Purposive
Kecamatan Bogor
Tengah
Purposive
Kelurahan
Paledang (7 RW) dan Kelurahan
Babakan Pasar (4 RW)
N= 338 keluarga
Purposive
n= 126 keluarga
Simple Random
Sampling
Gambar 2 Bagan teknik penarikan contoh
7
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan berdasarkan sumbernya adalah data
primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perseorangan. Dengan menggunakan kuesioner, data
primer dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan kepada ibu dan
pengukuran kepada anak. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
karakteristik anak, karakteristik lingkungan, kesejahteraan objektif keluarga,
stimulasi psikososial, dan pemenuhan tugas perkembangan anak balita.
Kemudian, data sekunder yang dikumpulkan adalah data umum kondisi
wilayah, data jumlah keluarga per RW tiap kelurahan, data jumlah balita
(data Cohort Posyandu), dan data garis kemiskinan Kota Bogor dari BPS
Jawa Barat tahun 2011.
Pengukuran kesejahteraan objektif dinilai berdasarkan pemenuhan
kebutuhan dasar instrumen yang dimodifikasi peneliti dari sumberdaya dan
kesejahteraan fisik dalam ketahanan keluarga (Sunarti 2003) sejumlah 12
item pertanyaan (Cronbach’s Alpha=0.516) yang terbilang cukup reliabel.
Selain itu, juga dilihat melalui pertimbangan pendapatan per kapita per
bulan keluarga terhadap cut-off point garis kemiskinan Kota Bogor tahun
2011, yakni sebesar Rp305 870,00 (BPS 2012). Selain itu, stimulasi
psikososial dinilai menggunakan instrumen Caldwell dan Bradley (1984),
Home Observation for Measurement of The Environment (HOME)
Inventory untuk usia 3-6 tahun dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0.707. Kemudian, pemenuhan tugas perkembangan anak dinilai
menggunakan instrumen Bina Keluarga Balita dari BKKBN, dengan nilai
Cronbach’s Alpha untuk usia 3-4 tahun sebesar 0.858 sedangkan untuk
kuesioner anak usia 4-5 tahun mempunyai Cronbach’s Alpha sebesar 0.860.
8
Tabel 1 Variabel, skala, dan sumber kuesioner
Variabel
Karakteristik Keluarga
1. Besar keluarga (orang)
2. Usi orangtua (tahun)
3. Lama pendidikan orangtua (tahun)
4. Status pekerjaan orangtua
5. Pendapatan perkapita (Rp/kapita/bulan)
6. Etnis
7. Lama bermukim di daerah (tahun)
Karakteristik Anak
1. Umur (tahun)
2. Jenis kelamin
3. Urutan kelahiran
4. Pendidikan
Kondisi Lingkungan Fisik dan Fasilitas Tempat
Tinggal
1. Tipe dinding
2. Tipe atap
3. Keberadaan loteng
4. Tipe lantai
5. Sumber air minum
6. Tempat pembuangan sampah
7. Daya penerangan
8. Saluran pembuangan air dan limbah
9. Jarak rumah dari sungai (meter)
Kesejahteraan Objektif Keluarga
Skala Data
Rasio
Rasio
Rasio
Ordinal
Ordinal
Sumber Kuesioner
BKKBN (1996)
Hurlock (1980)
Garis
Kota
2011
Kemiskinan
Bogor tahun
Ordinal
Rasio
Rasio
Nominal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Rasio
Interval
Stimulasi Psikososial
Interval
Tugas Perkembangan Anak Balita
Interval
Diacu dan
dimodifikasi dari
Ritonga (2007)
Modifikasi dari model
output kesejahteraan
fisik
ketahanan
keluarga
(Sunarti
2003)
Diacu asli dari Home
Observations
and
Measurement of The
Environments
(HOME)
Inventory
untuk anak umur 3-6
tahun (Caldwell dan
Bradley 1984)
Kuesioner
Bina
Keluarga Balita untuk
anak usia 37-48 bulan
dan 49-60 bulan
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diolah melalui beberapa
tahapan, yakni proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning,
analyzing, dan interpretasi data. Data dianalisis menggunakan program
Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Science (SPSS) for
Windows. Data kemudian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif
dan analisis inferensia. Analisis deskriptif, meliputi frekuensi distribusi,
nilai rataan, standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum, dan tabulasi
9
silang. Analisis inferensia yang dilakukan, meliputi uji hubungan korelasi
Spearman-Rank dan pengaruh yang menggunakan uji regresi linier
berganda.
Selanjutnya dilakukan analisis data sesuai dengan tujuan penelitian,
yakni sebagai berikut.
1. Karakteristik keluarga (besar keluarga, usia orangtua, lama
pendidikan orangtua, status kerja orangtua, pendapatan per kapita
per bulan, etnis, dan lama bermukim); karakteristik anak (usia, jenis
kelamin, urutan kelahiran, pendidikan), karakteristik lingkungan,
variabel kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial, dan
pemenuhan tugas perkembangan anak dianalisis menggunakan
statistik deskriptif. Pemberian nilai setiap variabel dilakukan
menggunakan skor 0 untuk jawaban “tidak” dan 1 untuk jawaban
“ya”. Selanjutnya masing-masing subvariabel dan komponen
variabel
dikompositkan.
Untuk
karakteristik
lingkungan,
kesejahteraan objektif keluarga, stimulasi psikososial, dan
pemenuhan tugas perkembangan anak setelah dikompositkan,
kemudian dilakukan perhitungan capaian menurut rumus:
Persentase capaian = (Skor yang dicapai – skor terendah) x 100
(Skor tertinggi – skor terendah)
Pengkategorian karakteristik lingkungan, kesejahteraan objektif,
stimulasi psikososial mengacu pada Khomsan (2002):
a) Baik, bila skor >80
b) Sedang, bila skor 60-80
c) Rendah atau kurang, bila skor 60 tahun)
Pendidikan
< 9 tahun
≥ 9 tahun
Status Kerja
Tidak bekerja
Bekerja tidak tetap
Bekerja tetap
Besar Keluarga
Kecil (≤ 4 orang)
Sedang (5-7 orang)
Besar (>7 orang)
Pendapatan/kapita/bulan
Miskin (< Rp305
870,00/kapita/bulan)
Tidak Miskin (≥Rp305
870,00/kapita/bulan)
Etnis
Sunda
Bukan Sunda
Lama Bermukim (tahun)
Ayah (%)
Ibu (%)
Min-Maks
Rataan±Sd
71.43
28.57
0
92.06
7.94
0
19-59
34.21±7.359
15.87
84.13
23.81
76.19
4-17
10.13±2.587
0
51.58
46.82
67.46
20.63
11.90
-
-
3-10
4.31±1.341
-
-
-
-
1-47
23.49±12.655
65.08
31.75
3.17
26.98
73.02
90.5
9.5
-
Karakteristik Anak
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 3 dari 5 contoh berjenis
kelamin laki-laki (59.52%). Terdapat lebih dari separuh contoh (50.92%)
yang berusia 3-4 tahun. Hampir 6 dari 10 contoh bukan dilahirkan sebagai
anak pertama (58.73%), dan sebanyak 4 dari 5 contoh tidak atau belum
mengikuti PAUD (82.54%).
13
Tabel 3 Sebaran contoh menurut karakteristik anak
Karakteristik Anak
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Usia
3-4 tahun
4-5 tahun
Urutan Lahir
Anak pertama
Bukan anak pertama
Pendidikan Anak
Tidak mengikuti PAUD
Mengikuti PAUD
Total (%)
40.48
59.52
50.79
49.21
41.27
58.73
82.54
17.46
Tabel 4 Sebaran contoh menurut pendidikan anak dan status kerja ibu
Anak Tidak PAUD (%)
Anak PAUD (%)
Total (%)
Ibu Tidak
Bekerja
(%)
83.53
16.47
Ibu Bekerja
(%)
Total
(%)
80.49
19.51
82.54
17.46
67.46
32.54
100
Seperti yang diketahui, 6 dari 9 contoh adalah ibu tidak bekerja,
namun sebagian besar kelompok ibu tidak bekerja maupun ibu bekerja
memiliki anak yang tidak disekolahkan pendidikan anak usia dini (PAUD)
(Tabel 4). Juga dapat dilihat bahwa persentase anak yang mengikuti PAUD
tidak berbeda jauh, baik pada kelompok ibu bekerja maupun tidak bekerja.
Tabel 5 Sebaran contoh menurut pendidikan anak dan golongan etnis
Etnis Sunda
(%)
Anak Tidak PAUD (%)
Anak PAUD (%)
81.58
18.42
Etnis NonSunda
(%)
91.67
8.33
Total (%)
90.48
9.52
Total
(%)
82.54
17.46
100
Hampir seluruh contoh beretnis Sunda, persentase anak yang tidak
mengikuti PAUD adalah cukup besar pada dua kelompok etnis contoh
(Tabel 5). Namun, pada kelompok etnis non-Sunda ditemukan mempunyai
anak tidak PAUD yang lebih banyak daripada kelompok etnis Sunda
(91.67%). Persentase anak yang mengikuti PAUD lebih banyak ditemukan
pada kelompok keluarga etnis Sunda.
Karakteristik Lingkungan
Tabel 6 menunjukkan bahwa hampir 7 dari 8 keluarga contoh
memiliki rumah dengan dinding tembok (86.51%), 7 dari 9 keluarga contoh
telah memiliki loteng (77.78%), dan hampir seluruhnya memiliki fasilitas
14
air PAM (96.82%). Sebanyak 4 dari 6 contoh memiliki atap genteng
(66.67%), 3 dari 5 contoh memiliki lantai keramik (61.90%), dan 3 dari 5
contoh memiliki saluran pembuangan air dan limbah melalui selokan
(61.11%). Namun, hampir dari separuh contoh membuang sampah di sungai
(49.21%), dan 4 dari 9 keluarga contoh baru memiliki listrik sebesar 450
watt (46.83%). Jarak rumah contoh dengan sungai rata-rata kurang dari 50
meter (46.71 meter) dengan minimum jarak sebesar 1 meter. Secara
keseluruhan, lebih dari separuh contoh mempunyai kondisi lingkungan fisik
pada kategori baik (51.60%).
Tabel 6 Sebaran contoh menurut karakteristik lingkungan
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
a.
Karakteristik Lingkungan
Kondisi Fisik Rumah
Tipe dinding
Kayu/papan
Sebagian Tembok
Tembok
Tipe atap
Bambu
Beton/kayu/gips/asbes/seng
Genteng
Keberadaan loteng
Tidak ada loteng
Ada loteng
Tipe lantai
Tanah/kayu
Semen
Ubin
Keramik
Fasilitas Rumah
Sumber air minum
Mata air/sungai
Sumur
PDAM
Tempat pembuangan sampah
Halaman rumah
Sungai
TPS
Daya penerangan listrik
Listrik 0-450 watt
Listrik 900 watt
Listrik >900 watt
Lingkungan Fisik Sekitar Rumah
Saluran pembuangan air dan limbah
Sembarang tempat
Sungai
Selokan
Jarak rumah dari sungai (meter)
Min-Maks
Rataan±Sd
Rata-rata kondisi lingkungan
Kurang
Sedang
Baik
Total (%)
0.79
12.70
86.51
0
33.33
66.67
22.22
77.78
2.38
22.22
13.49
61.90
0.79
2.38
96.82
0
49.21
50.79
46.83
46.03
7.14
0
38.89
61.11
1-500
46.71±102.947
8.70
39.70
51.60
15
Kesejahteraan Objektif Keluarga
Kesejahteraan objektif keluarga dapat dilihat berdasarkan
pemenuhan kebutuhan dasar, yakni meliputi pemenuhan kebutuhan pangan,
kebutuhan sandang, kebutuhan papan, kebutuhan pendidikan, dan
kebutuhan kesehatan (Sunarti 2013). Tabel 7 menggambarkan bahwa
pemenuhan kebutuhan yang paling tinggi dicapai contoh yakni pada item
jumlah-rata-rata pakaian anggota keluarga dewasa (pemenuhan sandang),
yang diikuti dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan anak usia sekolah.
Item yang rata-rata paling rendah dicapai adalah pada item keragaman
makan (pemenuhan pangan), contoh hanya dapat memenuhi 1 dari 5 skor
ideal keragaman makan (19.05%). Selain itu, status kepemilikan rumah
(pemenuhan papan) juga hanya mampu dicapai contoh sebanyak 3 dari 8
skor ideal itemnya (37.30%). Secara umum, dimensi pemenuhan dengan
rataan capaian paling rendah terdapat pada pemenuhan pangan (36.11%),
sedangkan dimensi pemenuhan tertinggi dicapai contoh adalah pada
pemenuhan pendidikan (93.65%). Secara keseluruhan, rata-rata capaian
kesejahteraan objektif keluarga menurut pemenuhan kebutuhan dasar berada
pada kategori sedang. Dengan kata lain, contoh rata-rata telah dapat
memenuhi 3 dari 5 skor kesejahteraan objektif ideal (62.76%).
Tabel 7
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Persentase rata-rata capaian kesejahteraan objektif keluarga
menurut pemenuhan kebutuhan dasar
Pernyataan
Pemenuhan pangan
Frekuensi makan per hari
Keragaman pangan setiap hari (makan lengkap nasi, lauk pauk, sayur
dan buah)
Rata-rata ketercapaian dimensi
Pemenuhan sandang
Jumlah rata-rata pakaian yang dimiliki anggota keluarga (dewasa)
Keragaman berpakaian (ganti pakaian untuk di rumah, bekerja/sekolah,
bepergian)
Daya beli pakaian rata-rata setiap anggota keluarga dalam setahun
Rata-rata ketercapaian dimensi
Pemenuhan papan
Luas rumah/kapita (m2/orang)
Status kepemilikan rumah
Status kepemilikan tanah rumah
Kepemilikan WC
Rata-rata ketercapaian dimensi
Pemenuhan pendidikan
Anak usia sekolah (7-15 tahun) yang bersekolah
Rata-rata ketercapaian dimensi
Pemenuhan kesehatan
Penanganan keluarga yang sakit serius
Intensitas berobat ke sarana kesehatan
Rata-rata ketercapaian dimensi
Rata-rata capaian keseluruhan
Rata-rata
capaian
(%)
53.17
19.05
36.11
98.41
52.38
76.19
75.66
43.65
37.30
67.46
73.81
55.55
93.65
93.65
84.13
53.97
69.05
62.76
16
Stimulasi Psikososial
Stimulasi psikososial merupakan stimulasi yang disediakan sebagai
upaya mengembangkan aspek sosial, emosional, mental, dan motorik, dan
kognitif anak (UNICEF 2002; Depdiknas dalam Latifah et al. 2010). Tabel
8 memperlihatkan bahwa rata-rata ketercapaian tertinggi keluarga contoh
terdapat pada dimensi stimulasi bahasa (92.40%), diikuti stimulasi
akademik (85,24%), dan hukuman (81.15%). Sedangkan dimensi yang
paling rendah ketercapaiannya adalah pada dimensi lingkungan fisik
(48.19%). Secara keseluruhan, rata-rata capaian stimulasi psikososial berada
pada kategori sedang. Contoh telah memiliki kualitas stimulasi psikososial
sebanyak 4 dari 6 skor ideal (65.30%). Sebaran rata-rata ketercapaian
contoh per item secara rinci tersaji pada Lampiran 1.
Tabel 8 Persentase rata-rata capaian stimulasi psikososial anak usia 3-5
tahun menurut dimensi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Subvariabel Stimulasi Psiksosial
Stimulasi belajar (11 item)
Stimulasi bahasa (7 item)
Lingkungan fisik (7 item)
Kehangatan dan penerimaan (7 item)
Stimulasi akademik (5 item)
Modelling (5 item)
Variasi stimulasi kepada anak (9 item)
Hukuman (4 item)
Rata-rata ketercapaian semua dimensi
Rata-rata
capaian
(%)
49.06
92.40
48.19
63.72
85.24
66.51
59.79
81.15
65.30
Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun
Tugas perkembangan adalah jalan pertengahan antara kebutuhan
individual dengan permintaan masyarakat (Berns 1997). Menurut
Havighurst diacu dalam Sunarti (2004), jika seorang individu berhasil dalam
pencapaian tugas tersebut, akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan
pelaksanaan tugas perkembangan pada tahap berikutnya. Tabel 9
menunjukkan bahwa dimensi dengan rata-rata ketercapaian tertinggi
perkembangan contoh adalah pada dimensi gerakan kasar (76.33%), diikuti
oleh dimensi sosial (65.52%), dan komunikasi pasif (61.90%). Rata-rata
ketercapaian terendah contoh berada pada dimensi gerakan halus (39.92%).
Secara keseluruhan, rata-rata capaian pemenuhan tugas perkembangan anak
berada pada kategori rendah. Dengan kata lain, rata-rata contoh baru dapat
memenuhi tugas perkembangan anaknya hanya sebanyak setengah dari skor
pemenuhan tugas perkembangan secara ideal (55.86%).
17
Tabel 9
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Persentase rata-rata capaian pemenuhan tugas
perkembangan anak balita usia 3-5 tahun menurut
dimensi
Subvariabel Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak
Gerakan kasar
Gerakan halus
Mengerti isyarat dan pembicaraan (komunikasi pasif)
Mengungkap dengan isyarat/kata-kata (komunikasi aktif)
Kecerdasan (kognitif)
Menolong diri sendiri (kemandirian)
Bergaul (tingkah laku sosial)
Rata-rata ketercapaian semua dimensi
Rata-rata
capaian
(%)
76.33
39.62
61.90
57.94
48.47
49.60
65.52
55.86
Sebelum dilakukan uji pengaruh, telah dilakukan terlebih dahulu uji
hubungan setiap variabel (Lampiran 2). Terdapat variabel maupun
subvariabel yang mempunyai hubungan dengan pemenuhan tugas
perkembangan anak, yakni usia anak (p