Kepadatan, kesesakan, krivasi dan kesejahteraan subjektif keluarga di pemukiman marjinal Kota Bogor

KEPADATAN, KESESAKAN, PRIVASI DAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF KELUARGA DI
PEMUKIMAN MARJINAL KOTA BOGOR

NURUL FATWA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kepadatan, Kesesakan,
Privasi dan Kesejahteraan Subjektif Keluarga di Pemukiman Marjinal Kota Bogor
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Nurul Fatwa
NIM I24100120

ABSTRAK
NURUL FATWA. Kepadatan, Kesesakan, Privasi dan Kesejahteraan Subjektif
Keluarga di Pemukiman Marjinal Kota Bogor. Dibimbing oleh EUIS SUNARTI.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kepadatan, kesesakan, privasi dan
kesejahteraan subjektif keluarga di pemukiman marjinal. Desain studi yang
digunakan adalah cross sectional. Penelitian dilakukan di Kelurahan Babakan
Pasar dan Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor dengan
melibatkan 126 contoh yang memiliki anak usia 3-5 tahun dipilih secara simple
random sampling. Hasil uji korelasi menunjukkanlama pendidikan istri, lama
pendidikan suami, pendapatan perkapita dan jumlah ruang berhubungan positif
signifikan dengan kesejahteraan subjektif. Lama menikah dan kesesakan
berhubungan signifikan negatif dengan kesejahteraan subjektif. Terdapat tiga
faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif yaitu lama pendidikan
istri, lama tinggal di wilayah tempat tinggal perpengaruh positif terhadap

kesejahteraan subjektif sedangkan kesesakan berpengaruh negatif terhadap
kesejahteraan subjektif.
Kata kunci : kepadatan, kesesakan, kesejahteraan subjektif, privasi

ABSTRACT
NURUL FATWA. Density, Crowded, Privacy and Subjective Well-being of
Marginalized Settlement In Bogor. Supervised by EUIS SUNARTI
This research aimed to analyze the density, crowded, privacy and subjective wellbeing of marginalized settlement. The design of this study was Cross-sectional.
This research was conducted in Sub-District Babakan Pasar, Paledang, Center
Bogor. A total of 126 participants who have childrent from 3-5 years old were
chosen using simple random sampling method. Result showed that wife and
husban education length, per capita incomes and number of space, have positive
correlation with subjective well-being. Familly size and crowded have negative
significant correlation with subjective well-being. There were three factors
influenced on subjective well-being these were wife education length and long
time stayed at region that has positive influence, crowded has negative influence
on subjective well-being.
Keywords : crowded, density, privacy, subjective well-being

KEPADATAN, KESESAKAN, PRIVASI DAN

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA KELUARGA
MARJINAL KOTA BOGOR

NURUL FATWA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Kepadatan, Kesesakan, Privasi dan Kesejahteraan Subjektif
Keluarga di Pemukiman Marjinal Kota Bogor
Nama

: Nurul Fatwa
NIM
: I24100120

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Euis Sunarti,MSi
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan syukur juga
penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan dari
kehidupan yang sempurna.Pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai

pihak, untuk itu penulis sampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Atas bantuanya, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir Euis Sunarti, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, doa
dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
2. Dr. Tin Herawati, S.P, M.Si dan Neti Hernawati, S.P,M.Si selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan
skripsi ini.
3. Ir. Rentaningsih, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan kemudahan bimbingan akademik selama ini serta seluruh dosen
IKK yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan bagi penulis.
4. Kepada Orangtua, Ibunda Sutarni yang selalu memberikan doa, semangat dan
kasih sayangnya yang tak terhingga. Adik-adik yang luar biasa Yurisa, Ridha
Khairiah, Naufal Hidayat dan M. Afkar Fairuz atas doa dan motivasi yang
diberikan kepada penulis.
5. Aparat kelurahan, Kader kelurahan Paledang dan Babakan Pasar atas bantuan
dan kemudahan yang telah diberikan selama proses pengambilan data.
6. Teman-teman IKK 47, Tim GTT (Feny, Zulfa, Vivi, Winny), keluarga Nurul
Fithri, Saudara-Saudara Lingkaran Ukhuwah dan Saudara Ukhuwah Fema
yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.
Akhir kata, semoga sripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membutuhkan segala informasi yang terdapat didalamnya.

Bogor, Juli 2014
Nurul Fatwa

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

4


KERANGKA PIKIR

4

METODE PENELITIAN

6

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

6

Teknik Pengambilan Contoh

6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

6


Pengolahan dan Analisis Data

7

Definisi Operasional

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

11

Hasil

11

Pembahasan

18


SIMPULAN DAN SARAN

20

Simpulan

20

Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

23


RIWAYAT HIDUP

24

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis data, Variabel, skala data, dan sumber kuesioner
Sebaran karakteristik keluarga contoh
Sebaran pencapaian (%) kesesakan
Sebaran pencapaian (%) privasi
Sebaran pencapaian (%) kesejahteraan subjektif
Koefisien korelasi antara karakteristik keluarga, karakteristik
lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, privasi dengan
kesesakan
7. Koefisien korelasi antara karakteristik keluarga, karakteristik
lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, privasi dengan
kesejahteraan subjektif
8. Hasil uji regresi karakteristik keluarga, karakteritik lingkungan
fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan dan privasi
terhadap kesejahteraan subjektif

9
12
13
14
15

16

17

18

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pikir Kepadatan, Kesesakan, Privasi dan Kesejahteraan
Subjektif Keluarga
2. Teknik penarikan contoh

5
6

DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil uji regresi karakteristik keluarga, karakteristik
lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan dan privasi
terhadap kesejahteraan subjektif
2. Hasil uji regresi kepadatan, kesesakan terhadap kesejahteraan subjektif

23
23

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan potensi sumberdaya alam (SDA)dan
sumberdaya manusia (SDM) yang melimpah. Jumlah penduduk Indonesia
menempati posisi keempat di dunia dengan jumlah 253.609.643 jiwa. Potensi
sumberdaya manusia tersebut menjadi sumber kemandirian dan kemajuan bangsa
menuju kehidupan yang berkualitas dan pencapaian kesejahteraan.Saat ini,
kuantitas penduduk Indonesiabelum berbanding lurus dengan kualitas
penduduknya. Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia
menempati posisi 124 dari total 187 negara (UNDP 2012; Republika 2012).
Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya pengelolaan sumberdaya manusia
khususnya unit sosial terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Perbaikan pada
tingkatan keluarga akan menentukan kesehatan masyarakat (Sunarti 2013).
Kesehatan masyarakat memberikan dorongan kepada keluarga dalam mencapai
tujuan akhir keluarga yaitu kesejahteraan.
Kesejahteraan keluarga merupakan tingkat pemenuhan kebutuhan dasar
dan kebutuhan perkembangan keluarga (Sunarti 2013). Penilaian kesejahteraan
terdiri dari dua pendekatan yaitu kesejahteraan objektif dan subjektif.
Kesejahteraan objektif diukur berdasarkan tingkat pemenuhan kebutuhan dasar
dan perkembangan. Kesejahteraan subjektif merupakan kepuasan terhadap tingkat
pemenuhan kesejahteraan yang ditunjukkan secara objektif (Sunarti 2013).
Kesejahteraan subjektif merupakan bagian penting dalam keluarga karena
menunjukkan evaluasi secara keseluruhan atas pencapaian kehidupan yang
dijalani (Diener 1984). Berbagai fakor dapat mempengaruhi keluarga untuk
mencapai kesejahteraan subjektif. Kondisi demografi (usia, pendidikan, pekerjaan,
status pernikahan dan pendapatan)merupakan bagian penting yang berhubungan
dengan kesejahteraan subjektif (Diener 1984;Oswald dalam Sarracino 2008).
Lingkungan tempat tinggal juga erat kaitannya terhadap kesejahteraan (Halim
2008;Cohen, at al 1979).
Lingkungan sekitar tempat tinggal berhubungan erat dengan keluarga
dikarenakan keluarga senantiasa melakukan interaksi dengan lingkungan yang
lebih luas (Sunarti 2007). Kondisi lingkungan buruk dan kurang memadai akan
mendorong menurunnya kualitas hidup dan munculnya pemukiman marjinal.
Pemukiman marjinalmerupakan pemukiman yang berada di sepanjang sungai dan
bantaran sungai, stasiun kereta api, penghuninya merupakan pendatang, bangunan
permanen cukup baik (Yudhohusodo dalam Poedioetami 2005). Disamping itu,
kondisi pemukiman marjinal juga berhubungan erat dengan kepadatan tinggi.
Kota Bogor khususnya Kecamatan Bogor Tengah merupakan daerah dengan
kepadatan penduduk tertinggi 12.564 jiwa/km2 (BPS Kota Bogor dalam Angka
2011). Kepadatan berhubungan erat dengan kesesakan (Sarwono 1992).
Kepadatan yang terjadi dalam rumah memberikan persepsi kesesakan sehingga
kepuasan dan privasi pada penghuni rumahrendah (Halim 2008). Kepadatan tinggi
dapat menimbulkan stres, motivasi rendah, penyakit mental dan fisik hingga
dalam kondisi kepadatan yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian (Cohen,
et al 1997). Kesesakan berkontribusi terhadap kualitas hidup menjadi rendah,

2
trauma pada anak khususnya dalam hubungan seks, munculnya penyakit, serta
menimbulkan interaksi yang berlebihan sehingga kesemuanya berpengaruh
terhadap fungsi keluarga (Melson 1980). Privasi merupakan komponen penting
dalam keluarga karena berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi diri
serta mengembangkan penghargaan terhadap diri (Sarwono 1992;Melson
1980).Terkait hal tersebut, pengkajian dan analisis terkait kepadatan, kesesakan,
privasi dan kesejahteraan subjektif perlu dilakukan pada pemukiman marjinal.

Perumusan Masalah
Lingkungan tempat tinggal dan rumah merupakan dasar dari banyak faktor
yang mempengaruhi kesehatan tempat tinggal (Jackson dalam Bonnefoy 2007).
Pemenuhan kualitas rumah yang memadai akan meningkatkan kepuasan
penghuninya (Halim 2008). Rumah merupakan kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi dan menyangkut semua aktivitas keluarga serta menjadi nilai dan
kesuksesan hidup(Melson 1980). Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera)
mencatat terdapat 7,9 juta rumah tidak layak huni di Indonesia. Deputi Perumahan
Swadaya Kemenpera Jamil Ansari mengungkapkan keadaaan rumah tidak layak
huni di Indonesia mencakup rumah yang rusak sedang, ataupun rusak berat.
Berdasarkan data terdapat 7,9 juta unit rumah tidak layak huni, lebih dari 1 juta
terdapat di provinsi Jawa Barat (Republika 2013). Fenomena rumah kurang layak
dapat menimbulkan berbagai masalah seperti kesehatan, psikologis, sanitasi
kurang memadai, kepadatan rumah tinggi hingga munculnya pemukiman marjinal
dan kumuh.Penanganan pemukiman kumuh Kota Bogor hingga Maret 2014 baru
berhasil menangani 7.06 ha dari luas pemukiman kumuh perkotaan 41.47 ha
(Harian Pelita 2014).Disamping itu, kepadatan tinggi yang juga menjadi sumber
munculnya pemukiman kurang sehat lebih tinggi terjadi di wilayah perkotaan
(Cohen, et al 1997). Kondisi lingkungan kota dengan kepadatan tinggi
berkontribusi munculnya kesesakan, sifat egois dan prososial (Halim 2008).
Gejalan lain yang ditimbulkan dari kesesakan dan kepadatan menurut Holahan
dalam Sarwono (1992) yaitu dampak pada penyakit dan patologi sosial; reaksi
fisiologik (meningkatnya tekanan darah), penyakit fisik (psikosomatik) dan
meningkatnya angka kematian, patologi sosial (meningkatnya kejahatan, bunuh
diri, penyakit jiwa dan kenakalan remaja). Dampak pada tingkah laku sosial
(agresi, menarik diri dari lingkungan sosial, berkurangnya tingkah laku menolong,
cenderungan untuk lebih banyak melihat sisi jelek dari orang lain). Dampak pada
hasil usaha kurang optimal dan susanan hati cenderung murung. Kondisi tersebut
pada akhirnya akan mempengaruhi fungsi keluarga (Melson 1980).
Keadaan rumah kurang layak dengan luasan rumah yang tidak sebanding
dengan jumlah anggota keluarga akan menghambat tercapainya privasi masingmasing penghuni rumah. Privasi merupakan unsur penting bagi keluarga untuk
mengembangkan interaksi antar anggota keluarga (Melson 1980). Apabila fungsi
privasi terganggu secara terus menerus akan terjadi proses ketelanjangan sosial
yaitu merasa semua orang tahu tentang rahasia diri sendiri sehingga timbul rasa
malu menghadapi orang lain dan menjadi deindividualisasi dimana orang merasa
bahwa individunya sudah tidak dihargai lagi karena itu ia menjadi tidak peduli
dengan harga diri sendiri maupun orang lain (Sarwono 1992). Apabila privasi

3
sudah tidak ada dalam unit keluarga maka interaksi yang terbangun dalam
keadaan sakit. Permasalah yang juga muncul sebagai akibat dari lingkungan yang
tidak sehat terhadap privasi dalam keluarga menyangkut kondisi anak dan
otonomi dalam keluarga (McMullen 1992). Oleh karena itu, keluarga yang tinggal
di pemukiman marjinal harus mampu mengelola kondisi fisik lingkungan dengan
baik agar kondisi rumah menjadi nyaman, setiap anggota keluarga mendapatkan
privasi sehingga kesejahteraan subjektif dapat tercapai. Adapun pertanyaanpertanyaan yang ingin diawab dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat
tinggal, kepadatan, privasi dan kesejahteraan subjektif keluarga di pemukiman
marjinal?
2. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik
lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan dan privasi dengan
kesejahteraan subjektif keluarga di pemukiman marjinal?
3. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik
lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, dan privasi dengan kesesakan?
4. Apakah karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal,
kepadatan, kesesakan, dan privasi berpengaruh terhadap kesejahteraan
subjektif keluarga di pemukiman marjinal?

Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepadatan,
kesesakan, privasi dan kesejahteraan subjektif keluarga di pemukiman marjinal.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat
tinggal, kepadatan, kesesakan, privasi dan kesejahteraan subjektif keluarga di
pemukiman marjinal;
2. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik
tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, privasi dengan kesejahteraan subjektif
keluarga di pemukiman marjinal;
3. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik
tempat tinggal, kepadatan, dan privasi terhadap kesesakan;
4. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik
tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi terhadap kesejahteraan
subjektif keluarga di pemukiman marjinal;

4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi bagi
berbagai pihak,diantaranya:
1. Peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai kepadatan, kesesakan, privasi dan kesejahteraan subjektif keluarga
khususnya di pemukiman marjinal.
2. Masyarakat, sebagai tambahan informasi dan pengetahuan mengenai
hubungan dan pengaruh kepadatan, kesesakan dan privasi terhadap
kesejahteraan subjektif keluarga.
3. Kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
literatur dalam menganalisis kepadatan, kesesakan, privasi dan kesejahteraan
subjektif keluarga di pemukiman marjinal.
4. LSM dan pemerhati keluarga. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
tambahan literatur bagi pihak-pihak terkait untuk saling bersinergi sebagai
upaya peningkatkan kesejahteraan keluarga.
5. Pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan memperhatikan kondisi
kepadatan, kesesakan dan privasi pada keluarga.

KERANGKA PIKIR
Kerangka pikir penelitian disajikan pada Gambar 1 yang menjelaskan
tentang kualitas lingkungan yaitu kepadatan, kesesakan dan privasi terhadap
kesejahteraan subjektif.Pencapaian kesejahteraan pada keluarga bervariasi.
Pencapaian ini dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal keluarga
(Sunarti 2009). Keluarga merupakan bagian dari sistem kehidupan keseluruhan
yang berinteraksi dengan beragam lingkungan serta memiliki fungsi dan peran
dalam setiap sistemya. Keluarga yang menjalankan peran dan fungsinya dengan
seimbang menunjukkan bahwa keluarga mencapai kesejahteraan dan hidup
berkualitas.Penelitian ini dilandasi teori struktural fungsional dengan berlandaskan
empat konsep yaitu sistem, struktur, fungsi. Teori ini menjelaskan bahwa selalu
ada interaksi antar sistem dan saling mempengaruhi (Winton dalam Sunarti 2001).
Sementara itu, teori ekologi keluarga dengan turunan teori lingkungan keluarga
menyatakan bahwa keluarga menjalin interaksi dengan berbagai lingkungan dalam
kehidupannya. Interaksi yang terjalin merupakan bentuk dari adaptasi yang
dilakukan keluarga terhadap lingkungannya (Sunarti 2007).
Kemampuan keluarga mencapai kesejahteraan dipengaruhi oleh beragam
faktor. Karakteristik keluarga dan lingkungan yang memadai memberi dukungan
dalam pencapaian kesejahteraan dan kebaikan generasi selanjutnya. Karakteristik
keluarga yang berkontrsibusi terhadap kesejahteraan subjektif adalah pendidikan,
usia, besar keluarga, tipologi wilayah dan pendapatan (Islamia 2013). Hal tersebut
menunjukkan pentingnya meneliti karakteristik keluarga khususnya pada keluarga
di pemukiman marjinal dalam hubungan dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan
subjektif. Karakteristik keluarga yang diteliti dalam penelitian ini adalah usia istri,
usia suami, lama pandidikan istri, lama pendidikan suami, besar keluarga, lama

5
menikah, status kerja istri, status kerja suami, pendapatan, lama tinggal di rumah
dan lama tinggal di wilayah tempat tinggal. Karakteristik lingkungan juga
merupakan komponen penting dalam mencapai kesejahteraan subjektif.
Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal yang diteliti adalah yaitu jumlah
ruang, tipe dinding, langit-langit rumah dan tipe lantai. Disamping itu, keluarga
yang tinggal dipemukiman marjinal juga memiliki tantangan pada kualitas
lingkungan yang berbeda yaitu keadaan kepadatan, kesesakan dan privasi.
Kepadatan yang tinggi berhubungan dengan kepuasan (Halim 2008; Jacinto dan
Mendieta 2002).
Karakteristik keluarga
1. Usia istri
2. Usia suami
3. Lama pandidikan istri
4. Lama pendidikan suami
5. Besar keluarga
6. Lama menikah
7. Status kerja istri
8. Status kerja suami
9. Pendapatan
10. Jumlah tanggungan
11. Jumlah penghuni
12. Lama tinggal di rumah
13. Lama tinggal di wilayah
tempat tinggal

Kualitas Lingkungan
Kepadatan
Kesesakan

KesejahteraanSubje
ktif keluarga :
1. Dimensi Fisikekonomi
2. Dimensi sosial
3. Dimensi
Psikologis

Privasi
Karakteristik
lingkungan
fisik tempat tinggal :
1. Jumlah ruang
2. Tipe dinding
3. Langit-langit rumah
4. Tipe lantai
5. Tipe Atap

Keterangan :
Variabel yang diteliti
Berhubungan

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Karakteristik Keluarga, Karakteristik lingkungan
Rumah, Kepadatan, Privasi dan Kesejahteraan Subjektif.

6
METODE PENELITIAN
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul
“Lingkungan Spasial, Modal Sosial, Perkembangan Anak, dan Ketahanan
Keluarga di Pemukiman Marjinal Kota Bogor”. Penelitian ini menggunakan
desain cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Paledang dan Kelurahan Babakan Pasar,
Kecamatan Bogor Tengah. Pemilihan lokasi pada penelitian dilakukan secara
purposive, dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan karakteristik
pemukiman marjinal (Yudhohusodo dalam Poedjiutami 2005). Waktu penelitian
terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan
penulisan laporan dilakukan dalam jangka waktu sepuluh bulan mulai bulan
Oktober 2013 hingga Juli 2014.
Teknik Pengambilan Contoh
Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga utuh yang memiliki anak 35 tahun tinggal di pemukiman marjinal Kelurahan Paledang dan Kelurahan
Babakan Pasar. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga utuh yang memiliki
anak usia 3-5 tahun yang tinggal di bantaran sungai dan rel kereta api Kelurahan
Paledang dan Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah. Teknik
penarikan contoh dilakukan secara simple random sampling sebanyak 126
keluarga. Adapun kerangka teknik penarikan contoh dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Kota Bogor

Purposive

Kecamatan Bogor Tengah

Purposive

Kelurahan Paledang dan
Kelurahan Babakan Pasar
338 Keluarga

Purposive

126 Keluarga

Simpel
random
sampling

Gambar 2 Teknik penarikan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data
primer dikumpulkan melalui pengisisan kuesioner selanjutnya di uji validitas dan
reabilitasnya. Data primer yang diperoleh dengan bantuan kuesioner meliputi
karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan,

7
kesesakan, privasi dan kesejahteraan subjektif. Data sekunder yang diperoleh
adalah data umum kondisi wilayah, data jumlah keluarga per RW setiap kelurahan
serta data jumlah balita dari Cohort Posyandu. Jenis dan variabel penelitian
terbagi kedalam 5 kelompok yaitu aspek karakteristik keluarga meliputi usia istri
dan suami, lama pendidikan istri dan suami, besar keluarga, jumlah tanggungan,
lama menikah, lama tinggal di wilayah tempat tinggal dan lama tinggal dirumah.
Aspek kepadatan dimana mengukur tinggi rendahnya kepadatan diukur
berdasarkan luas rumah yang dimiliki oleh keluarga dibagi dengan jumlah anggota
keluarga. Aspek persepsi kesesakan diperoleh berdasarkan skala semantik 15(sangat tidak setuju-sangat setuju) sebanyak 14 pertanyaan yang dibagi kedalam
dua dimensi yaitu dimensi kesesakan ruang dan dimensi kesesakan sosial. Aspek
privasi diperoleh dengan menggunakan pilihan jawaban (ya) dan (tidak) sebanyak
7 item pertanyaan. Aspek kesejahteraan subjektif diperoleh dengan menggunakan
skala semantik 1-5 (sangat tidak puas-sangat puas) menggunakan 20 item
pertanyaan yang terbagi kedalam tiga dimensi yaitu dimensi kejahteraan fisik
ekonomi, dimensi sosial dan dimensi psikologis. Kuesioner yang digunakan pada
variabel kepadatan menggunakan pendekatan definisi kepadatan yang
dikemukakan oleh Stokols dalam Melson (1980) dalam Family Environment
dimana kepadatan merupakan pengukuran objektif dari jumlah orang dibagi
luasan rumah. Kuesioner kesesakan merupakan modifikasi dari penelitian Anjani
(2006) dengan nilai cronba’s alpha 0.909.Kuesioner variabel privasi merupakan
hasil dari konstrak teori dengan pendekatan Family and Environment dengan nilai
cronba’s alpha 0.482.Kuesioner Kesejahteraan subjektif menggunakan kuesioner
yang dimodifikasi dari penelitian Sunarti (2001) dengan nilai cronba’s alpha
0.871. Adapun Variabel, skala data dan sumber instrument dapat dilihat pada tabel
1.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah
menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Science
(SPSS). Pengolahan data dilakukan melalui proses editing, coding, scoring, entry
data, cleaning data dan analyzing data. Data kemudian diolah menggunakan
analisis deskriptif dan analisis inferensia. Skala data yang digunakan dalam
kuesioner meliputi skala nominal, ordinal, dan rasio. Sedangkan pengkategorian
di sesaikan dengan jenis variabel yang diteliti. Analisis statistik yang digunakan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik keluarga,
karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, privasi dan
kesejahteraan subjektif keluarga. Untuk karakteristik keluarga dilakukan
pengkategorian. Usia suami dan usia istri dikategorikan menjadi dewasa awal
(18-40 tahun), dewasa madya (40-60 tahun) dan dewasa akhir (>60 tahun).
Selanjutnya, lama pendidikan suami dan istri dikategorikan berdasarkan
standar wajib belajar 9 tahun. Besar keluarga dikategorikan menjadi 3 yaitu
keluarga kecil (0-4 orang), keluarga sedang (5-7 orang) dan keluarga besar (≥8
orang). Pendapatan keluarga dikategorikan miskin (