Perkembangan Psikososial Remaja Dan Kepuasan Hidup Remaja Di Pemukiman Marjinal

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA DAN KEPUASAN
HIDUP REMAJA DI WILAYAH PERMUKIMAN MARJINAL

SHELLY NURCAHYA ROSANDY

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perkembangan
Psikososial Remaja dan Kepuasan Hidup Remaja di Permukiman Marjinal adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Shelly Nurcahya Rosandy
NIM I24110004

ABSTRAK
SHELLY NURCAHYA ROSANDY. Perkembangan Psikososial Remaja dan
Kepuasan Hidup remaja di Pemukiman Marjinal. Dibimbing oleh EUIS
SUNARTI.
Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan
darah atau adopsi, terdiri dari suami, istri, anak-anak, serta anggota keluarga
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perkembangan
psikososial remaja terhadap kepuasan hidup remaja di permukiman marjinal.
Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan lokasi penelitian
di Kelurahan Balumbang Jaya dan Kelurahan Kebon Pedes, Kota Bogor. Masingmasing kelurahan dilakukan simple random sampling sehingga diperoleh total
sebanyak 160 keluarga lengkap memiliki anak remaja. Data dikumpulkan melalui
wawancara dengan alat bantu kuesioner. Data dianalisis menggunakan analisis
deskriptif, uji korelasi, dan uji pengaruh. Hasil menujukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik remaja terhadap
perkembangan psikososial remaja dan kepuasan hidup remaja. Faktor yang

berpengaruh terhadap Perkembangan psikososial tahap initiative dan identity
secara konsisten berpengaruh terhadap kepuassan hidup remaja.
Kata kunci: kepuasan hidup remaja, perkembangan psikososial remaja,
permukiman marjinal, remaja.
ABSTRACT
SHELLY NURCAHYA ROSANDY. Psychosocial Development and Adolescent
Life Satisfaction in Marginalized Settlement. Supervised by EUIS SUNARTI.
Families are united by blood or adoption, consisting of husband, wife, children
and other family member. The aim of this research was to analyze the effect of
psychosocial development on adolescent life satisfaction. The cross sectional
study was used as the design of this research. This research were located in
Balumbang Jaya and Kebon Pedes district in Bogor. In each district were chosen
by simple random sampling technique then total was 160 families with adolescent.
Data were collected by interview using questionnaire. Data were analyzed by
descriptive, correlation test and regression test. The result showed that family and
adolescent characteristic have no correlation with psychosocial development and
adolescent life satisfaction. Psychosocial development have positive significant
correlation with adolescent life satisfaction. Initiative and identity constantly has
positive significant effect toward adolescent life satisfaction.
Keywords: adolescent life satisfaction, adolescent pshychosocial development,

marginalized settlement, adolescent.

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA DAN KEPUASAN
HIDUP REMAJA DI PERMUKIMAN MARJINAL

SHELLY NURCAHYA ROSANDY

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi

Nama
NIM

Perkembangan Psikososial Remaja dan Kepuasan Hidup
Remaja di Wilayah Pennukiman Marjinal
Shelly Nurcahya Rosandy
124110004

Di setujui oleh

Prof Dr Ir Euis Sunarti, M Si
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh,
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia IPB

Prof Dr Ir U jan g Sumarwan, MSc
Ketua Departemen


Tanggal Disetujui: "

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan usulan penelitian ini, penelitian
ini berjudul Perkembangan Psikososial Remaja dan Kepuasan Hidup Remaja di
Wilayah Permukiman Marjinal. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof Dr Ir Euis Sunarti, MSi selaku dosen skripsi yang telah membimbing
dan memberikan dukungan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
2. Dr Ir Dwi Hastuti, MSc dan Alfiasari, SP MSi selaku dosen penguji atas
masukannya dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Dr Ir Herien Puspitawati, MSc, MSc selaku pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Departemen
Ilmu Keluarga dan Konsumen.
4. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang
telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.
5. Ayahanda tercinta, A. Firdaus Andriansyah dan Ibunda tercinta, Icah serta
adik kandung saya Anggi Agustian dan kepada teman-teman atas segala

doa dan dungan dan kasih sayangnya.
6. Rekan satu bimbingan Riska Anggraeni Prastya, Evi Oktaviyanti,
Afromalika, dan Siti Maesaroh serta teman-teman Ilmu Keluarga dan
Konsumen angkatan 48 lainnya yang telah memberikan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015

Shelly Nurcahya Rosandy

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

iii


DAFTAR LAMPIRAN

iv

PENDAHULUAN

1

Latar belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3


Manfaat Penelitian

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE PENELITIAN

4

Disain, Waktu, dan Lokasi Penelitian

5

Teknik Pengambilan Contoh

5


Data dan Cara Pengumpulan Data

6

Pengolahan dan Analisis Data

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Hasil

10

Pembahasan

20


SIMPULAN DAN SARAN

23

Simpulan

23

Saran

24

DAFTAR PUSTAKA

24

LAMPIRAN

27


RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Variabel, skala data, dan sumber kuesioner
Sebaran contoh menurut karakteristik keluarga
Sebaran contoh menurut karakteristik remaja
Sebaran indeks capaian komponen perkembangan psikososial
remaja tahap trust
Sebaran indeks capaian komponen perkembangan psikososial
remaja tahap autonomy
Sebaran indeks capaian berdasarkan komponen perkembangan
psikososial remaja tahap initiative
Sebaran indeks capaian berdasarkan komponen perkembangan
psikososial remaja tahap industry
Sebaran indeks capaian berdasarkan komponen perkembangan
psikososial remaja tahap identity
Sebaran indeks capaian perkembangan psikososial remaja
Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja
terhadap keluarga
Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja
terhadap sekolah
Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja
terhadap teman
Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja
terhadap diri sendiri
Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja
terhadap lingkungan
Sebaran indeks capaian kepuasan hidup remaja
Koefisien korelasi antara karakteristik keluarga, karakteristik
remaja, perkembangan psikososial, dan kepuasan hidup remaja
Koefisien korelasi antara karakteristik keluarga, karakteristik
remaja, perkembangan psikososial, dan kepuasan hidup remaja
Hasil uji regresi, variabel karakteristik keluarga, karakteristik
remaja, perkembangan psikososial remaja, dan kepuasan hidup
remaja

6
11
11
12
13
13
14
14
15
16
16
17
17
18
18
19
19

20

DAFTAR GAMBAR
1
2

Kerangka pikir perkembangan psikososial remaja dan kepuasan
hidup remaja
Kerangka Pengambilan Contoh

4
5

DAFTAR LAMPIRAN
1 Pengaruh perkembangan psikososial remaja terhadap kepuasan
hidup remaja
28
2 Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik remaja,
perkembangan psikososial remaja terhadap kepuasan hidup remaja 28
3 Koefisien regresi komponen perkembangan psikososial remaja
terhadap kepuasan hidup remaja
29
4 Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik remaja, komponen
perkembangan psikososial remaja terhadap kepuasan hidup remaja 29
5 Koefisien korelasi karakteristik keluarga, karakteristik remaja,
perkembangan psikososial remaja, dengan kepuasan hidup remaja 30
6 Uji asumsi klasik regresi linier
30

1

PENDAHULUAN
Latar belakang
Populasi penduduk dunia saat ini hampir seperlimanya adalah anak usia
remaja (10 – 24). Menurut data Kemenkes 2013, populasi penduduk saat ini
mencapai 248.4 juta dengan jumlah remaja sabanyak 65.7 juta. Hal tersebut
menunjukkan proporsi anak remaja mencapai 38 persen dari total populasi
penduduk. Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan laju
pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Menurut data BPS 2010, pertumbuhan
penduduk Indonesia sebesar 1.49% per tahun dan diproyeksikan untuk tahun
berikutnya tidak jauh berbeda. Laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat
akan berdampak terhadap berbagai masalah salah satunya yaitu masalah terkait
ketersediaan tempat tinggal yang kurang terhadap akses serta sarana dan prasarana
yang memadai untuk proses tumbuh kembang anak termasuk anak usia remaja.
Kondisi tersebut akan memaksa keluarga untuk tinggal di permukiman liar
termasuk di dalamnya permukiman kumuh dan permukiman marjinal.
Menurut Undang-undang No. 4 pasal 22 tahun 1992 permukiman kumuh
adalah permukiman yang tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan
yang tidak sesuai dengan peruntukkan atau tata ruang, kepadatan bangunan yang
sangat tinggi dalam luasan yang sangat terbatas, rawan penyakit sosial dan
penyakit lingkungan, kualitas umum bangunan yang rendah, tidak terlayani
prasarana lingkungan yang memadai, membahayakan keberlangsungan kehidupan
penghuninya. Sementara itu, pemukiman marjinal adalah zona perumahan yang
sewanya murah, karena kondisi tanah yang paling tidak menguntungkan dari
motivasi ekonomi, misalnya di pinggiran bantaran sungai; atau secara geografis
wilayah-wilayah kota yang sering tergenang banjir di musim hujan dan yang tidak
ditunjang fasilitas kota (Sulistyawati 2007). Keluarga yang bermukim di wilayah
yang rentan terhadap berbagai masalah, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
masalah sosial lainnya menyebabkan keluarga tersebut tidak dapat menjalan peran
dan fungsinya dengan baik serta kurang memperhatikan perkembangan anak
(Nurhidayah 2013).
Lingkungan merupakan aspek yang berpengaruh secara langsung terhadap
perkembangan anak khususnya remaja yang pada periode usia tersebut anak mulai
mengembangkan gambaran mengenai dirinya dalam masyarakat. Harapan
masyarakat terhadap remaja untuk ikut serta dalam kegiatan sosial di lingkungan
merupakan bentuk capaian perkembangan remaja yang salah satunya ditunjukkan
melalui perkembangan psikososial. Berdasarkan tahap perkembangan psikososial
Erikson remaja mulai mengambangkan diri termasuk peran sertanya dalam
lingkungan masyarakat. Namun pada masa ini remaja seringkali dihadapkan
dengan masalah melihat kedudukan remaja dalam masyarakat yang menuntut
untuk selalu diterima oleh lingkungan sekitarnya (Martiastuti 2008).
Permasalahan-permasalahan tersebut menuntut suatu penyelesaian agar tidak
menjadi beban yang dapat mengganggu perkembangan di masa selanjutnya
sehingga remaja merasa puas terhadap hidupnya (Martiastuti 2008).
Kepuasan hidup merupakan aspek dari kesejahteraan subjektif yang hidup
digambarkan sebagai bentuk penilaian individu secara menyuluruh dalam menilai

2
puas atau tidaknya kehidupan yang dijalaninya dari mulai anak-anak, remaja, dan
orang dewasa (Janiati 2011). Kepuasan hidup remaja dapat diukur melalui
perspektif unidimensional dan multidimensional (Yacoob et al 2012). Domain
kepuasan hidup remaja berdasarkan perspektif multidimensional mencakup
bagaimana kepuasan remaja terhadap diri sendiri, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, teman sebaya, dan kepuasan terhadap lingkungan (Yacoob et
al 2012).
Kepuasan hidup pada remaja meruapakan hal yang penting. Remaja yang
merasa tidak puas akan menuntut pada dirinya, keluarga, lingkungan tempat
tinggal, dan teman sebayanya agar terpenuhi kepuasannya. Remaja perlu untuk
dapat menilai kepuasan hidupnya, karena sebelum mencapai kepuasasan, remaja
akan memiliki cita-cita dan harapan untuk dicapai pada masanya. Terkait hal
tersebut, penting dilakukan penelitian yang mengkaji tentang perkembangan
psikososial remaja terhadap kepuasan hidup remaja di wilayah permukiman
marjinal.
Perumusan Masalah
Wilayah perkotaan mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap
tahunnya (BPS 2013). Kondisi tersebut menjadi alasan setiap tahunnya
pemukiman marjinal semakin padat, dikarenakan pemerintah belum mampu
menyediakan lokasi pemukiman yang layak. Permukiman marjinal tersorot
sebagai pemukiman dengan kondisi lingkungan yang masih rendah, dikarenakan
pemukiman tersebut tumbuh dalam ruang yang padat. Lingkungan dengan
kualitas rendah berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak khususnya
remaja karena pada masa ini remaja berada pada tahap pengembangan diri dengan
melihat bagaimana remaja dapat mengoptimalisasikan dirinya di tengah-tengah
lingkungan dimana remaja tersebut tinggal. Remaja yang tidak mampu
menempatkan dirinya dalam lingkungan masyarakat akan menyebabkan berbagai
masalah kenakalan remaja. Menurut data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Bogor, kasus kenakalan remaja di Kota
Bogor mencapai angka 58.3 persen dari jumlah populasi remaja yang ada.
Perkembangan anak usia remaja yang tinggal di pemukiman marjinal
menarik untuk dikaji lebih lanjut salah satunya yaitu perkembangan psikososial.
Penelitian (Faramuli 2014) menyatakan bahwa capaian pemenuhan tugas
perkembangan anak yang hidup di pemukiman marjinal masih tergolong rendah.
Perkembangan psikososial berarti perkembangan sosial individu ditinjau dari
sudut pandang psikologi. Hubungan antara anak dengan dan keluarga, teman
sebaya dan sekolah mempengaruhi perkembangan psikososial remaja.
Pengalaman remaja di masa kanak-kanak akan berimplikasi terhadap kepuasan
hidup remaja itu sendiri. Remaja yang puas terhadap hidupnya akan lebih
menimbulkan emosi positif dibandingkan dengan remaja yang tidak puas terhadap
hidupnya (Diener 1997). Berdasarkan uraian tersebut, ada beberapa permasalahan
yang akan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik keluarga dan karakteristik remaja di wilayah
permukiman marjinal?
2. Bagaimana perkembangan psikososial remaja dan kepuasan hidup remaja
di wilayah permukiman marjinal?

3
3. Apakah terdapat pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik remaja, dan
perkembangan psikososial remaja terhadap kepuasan hidup remaja di
wilayah permukiman marjinal?

Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
perkembangan psiikososial remaja terhadap kepuasan hidup remaja.
Tujuan khusus
1. Menganalisis karakteristik keluarga, karakteristik remaja;
2. Menganalisis perkembangan psikososial remaja dan kepuasan hidup
remaja; dan
3. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik remaja,
perkembangan psikososial remaja terhadap kepuasan hidup remaja.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai
perkembangan psikososial remaja dan kepuasan hidup remaja di wilayah
permukiman marjinal. Penelitian ini juga diharapkan dapat menyediakan
informasi bagi penelitian di bidang ilmu keluarga dan anak yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam proses belajar mengajar. Selain itu, Penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan yang terkait dengan
keluarga yang fokus terhadap upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga dan
perkembangan anak remaja.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka berpikir mengenai pengaruh perkembangan psikologi remaja
terhadap kepuasan hidup remaja di wilayah perrmukiman marjinal disajikan pada
Gambar 1. Kerangka pemikiran menunjukkan bahwa keluarga sebagai unit
terkecil dalam masyarakat memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Karakteristik keluarga meliputi usia orang tua, besar keluarga, lama pendidikan,
status pekerjaan dan pendapata per kapita. Sementara itu karakterisktik remaja
meliputi usia, jenis kelamin, lama pendidikan dan pendidikan remaja. Melalui
pendekatan struktural fungsional keluarga berinteraksi dengan beragam
lingkungan beserta fungsi dan peran dalam setiap sistemnya (Sunarti 2006).
Sementara itu, teori lingkungan keluarga yang merupakan turunan dari teori
ekologi keluarga menggambarkan adanya interaksi antara keluarga dengan
lingkungan sekitarnya sebagai bentuk adaptasi keluarga terhadap lingkungan
(Sunarti 2007).
Keluarga dengan anak remaja memiliki tugas utama untuk mengarahkan
remaja dalam mendapatkan identitas dirinya di lingkungan sekitarnya sesuai
dengan harapan masyarakat. Sesuai dengan tahap perkembangan psikososial
Erikson capaian perkembangan remaja yaitu pengembangan diri dalam

4
lingkungan masyarakat. Pada masa ini orang tua mempunyai peran penting dalam
pemenuhan kebutuhan psikologis remaja untuk menciptakan kepuasan hidup
remaja sesuai dengan yang diharapkan (Janiati 2011). Dimensi kepuasan hidup
remaja terdiri dari lima komponen, yaitu kepuasan terhadap keluarga; kepuasan
terhadap sekolah; kepuasan terhadap diri sendiri; kepuasan terhadap hubungan
pertemanan; dan kepuasan terhadap lingkungan hidup (Yacoob et al 2012).
Perkembangan psikososial menekankan pentingnya tahun-tahun pertama
kehidupan anak sebagai tahap awal pembentukan dasar-dasar kepribadiannya
(Gunarsa 2010). Pengalaman-pengalaman remaja di masa kanak-kanak akan
merefleksikan kepuasan hidupnya pada saat berada di usia remaja. dimensi
perkembangan psikososial yang diukur meliputi komponen trust; autonomy;
initiative; industry; dan komponen identity.

Karakteristik Keluarga
 Besar keluarga
 usia orangtua
 lama pendidikan
 lama menikah
 pendapatan per kapita


















Karakteristik
remaja
Usia
jenis kelamin
pendidikan
lama pendidikan

Perkembangan
Psikososial
Trust
Autonomy
Initiative
Industry
Identity

Kepuasan Hidup Remaja
Kepuasan terhadap keluarga
Kepuasan terhdapa sekolah
Kepuasan terhadap diri sendiri
Kepuasan terhadap pertemanan
Kepuasan terhadap lingkungan.

Keterangan:
Variabel yang diteliti
Bepengaruh
Gambar 1 Kerangka pikir perkembangan psikososial remaja dan kepuasan
hidup remaja

5

METODE PENELITIAN
Disain, Waktu, dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul
“Lingkungan Spasial, Modal Sosial, Perkembangan Remaja, dan Kesejahteraan
Keluarga di Pemukiman Marjinal Kota Bogor”. Penelitian ini menggunakan
disain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara, serta
indept interview dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Penelitian ini
dilakukan di Kecamatan Bogor Barat dan Tanah Sareal yaitu Kelurahan
Balumbang Jaya dan Kelurahan Kebon Pedes. Pemilihan lokasi ini dilakukan
secara purposive Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada bulan
November 2014 hingga Juli 2015.
Teknik Pengambilan Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga lengkap bertempat tinggal di
pinggiran sungai atau bantaran rel kereta api. Contoh dalam penelitian adalah 160
keluarga memiliki anak remaja usia 12-19 tahun dengan teknik simple random
sampling di masing-masing kelurahan. Contoh diambil dari dua kelurahan, Kebon
Pedes dan Balumbang Jaya. Data populasi diperoleh dari Kelurahahan, RW, dan
RT Kebon Pedes dan Balumbang Jaya. Unit analisis dalam penelitian ini keluarga,
dan responden penelitian ibu dan bapak. Penentuan jumlah contoh yang diambil
dari populasi tersebut menggunakan rumus Slovin:

=

n=

= 159.75 ≈ 160 orang

Keterangan :
n
= jumlah keluarga yang diambil (dijadikan contoh)
N
= jumlah keluarga lengkap memiliki anak remaja di Kelurahan
Kebon Pedes dan Balumbang Jaya
e
= batas kesalahan pengambilan contoh
Remaja pada Keluarga di Pemukiman Marjinal

Kecamatan Tanah Sareal
Kelurahan Kebon

Pedes

Kecamatan Bogor Barat
Kelurahan Balumbang
Jaya

N= 173

N= 144

n = 80

n = 80

Gambar 2 Kerangka Pengambilan Contoh

Purposive

Keluarga
lengkap memiliki
anak remaja
Simple
Random
Sampling

6
Data dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan berdasarkan sumbernya yaitu dalam bentuk
data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melaui wawancara dan
pengamatan kepada ibu dan pengukuran kepada anak. Data sekunder yang
dikumpulkan meliputi data umum kondisi wilayah dan data garis kemiskinan Kota
Bogor dari BPS Jawa Barat tahun 2013. Jenis dan variabel penelitian terdiri 4
aspek yaitu aspek karakteristik keluarga yang meliputi usia istri, usia suami, lama
pendidikan istri, lama pendidikan suami, besar keluarga, lama menikah,
pendapatan per kapita keluarga, dan status istri bekerja. Aspek karakteristik
remaja meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lama pendidikan.
Perkembangan psikososial remaja diukur menggunakan The Erikson Inventory
Scale (EPSI) (Rosenthal et al 1981) yang dikembangkan oleh (nurhidayah 2013)
yang telah dimodifikasi menjadi 57 item pertanyaan menggunakan skala likert 1
(tidak pernah), 2 (pernah), 3 (sering), dan 4 (selalu) (Cronbach’s Alpha= 0.903).
Selanjutnya, kepuasan hidup remaja diukur menggunakan Multidimensional
Students’ Life Satisfaction Scale (MSLSS) (Huebner 2011) yang telah
dimodifikasi menjadi 38 item pertanyaan menggunakan skala likert 1 (Tidak
pernah), 2 (Pernah), 3 (Sering), dan 4 (Selalu) (Cronbach’s Alpha= 0.872).
Keseluruhan data primer tersebut dikumpulkan melalui alat bantu kuesioner.
Secara lengkap rincian jenis data dan cara pengumpulan data disajikan dalam
Tabel 1.
Tabel 1 Variabel, skala data, dan sumber kuesioner
Variabel
Karakteristik Keluarga
Besar keluarga (orang)
Usia istri (tahun)
Usia suami (tahun)
Lama pendidikan orangtua (tahun)
Pendapatan perkapita (Rp/kapita/bulan)
Lama menikah
Karakteristik Remaja
Usia (tahun)
Jenis kelamin
Pendidikan
Lama pendidikan
Perkembangan Psikososial
Trust
Autonomy
Initiative
industry
identity
Kepuasan Hidup Remaja
Kepuasan terhadap keluarga
Kepuasan terhadap sekolah
Kepuasan terhadap diri sendiri
Kepuasan terhadap pertemanan
Kepuasan terhadap lingkungan

Skala Data

Sumber Kuesioner

Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Nominal
Ordinal
Rasio
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval

Pengembangan The
Erikson Psychosocial
Inventory Scale (EPSI)
(Rosenthal et al 1981)
dan (Nurhidayah 2013)
Cronbach’s Alpha= 0.903

Interval
Interval
Interval
Interval
Interval

Multidimensional
Students’Life Satisfaction
Scale (MSLSS) (Huebner
2011) Cronbach’s Alpha=
0.872

7

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah melalui beberapa tahapan,
yakni proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning, analyzing, dan
interpretasi data. Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel dan
Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows. Data kemudian
dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensia. Analisis
deskriptif meliputi frekuensi distribusi, nilai rataan, standar deviasi, nilai
mksimum, nilai minimum, dan tabulasi silang. Analisis yang digunakan dyaitu
analisis inferensia, meliputi uji hubungan korelasi Pearson dan uji pengaruh
menggunakan uji regresi linier.
Langkah selanjutnya yaitu dilakukan terhadap data dengan uraian sebagai
berikut:
1. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik keluarga
(usia istri, usia suami, lama pemdidikan istri, lama pendidikan suami, besar
keluarga, lama menikah, pendapatan per kapita per bulan); karakteristik
remaja (usia, jenis kelamin, pendidikan dan lama pendidikan). Variabel
perkembangan psikososial dan kepuasan hidup remaja diukur skor indeks
dengan mentransformaasikan nilai skor yang diperoleh menjadi skor
indeks. Indeks presentase dihitung menggunakan rumus :
Skor indeks = (Skor yang dicapai - skor trendah) x 100
Skor tertinggi – skor terendah
2. Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan uji regresi, data penelitian
harus memenuhi syarat-syarat untuk melakukan uji regresi. Uji regresi
dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesejahteraan subjektif keluarga. Syarat untuk melakukan uji regresi
adalah dengan melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas,
uji multikolineritas, dan autokorelasi. Uji normalitas yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji P-Plot. Pinsip pengujiannya adalah dengan melihat
penyebaran data (titik) di sekitar garis diagonal grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Data dikatakan menyebar normal jika
menyebar di sekitar garis diagonal atau pada grafik histogram
menunjukkan model lonceng. Jika data (titik) menyebar sejauh dari garis
diagonal atau tidak mengikuti antargaris diagonal maka pola distribusinya
tidak normal, sehingga model regresi dikatakan tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali 2011). Uji multikolineritas merupakan uji yang
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antarvariabel
bebas yang diteliti. Variabel yang diharapkan dari uji tersebut agar dapat
memenuhi syarat untuk melakukan uji regresi adalah variabel yang tidak
terjadi multikolineritas. Cara untuk mengetahui apakah terdapat
multikolineritas atau tidak pada model regresi adala dengan melihat nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance
dibawah 0.1 dan nilai Variance Inflation Fctor (VIF) di atas 10 maka
terdapat multikolineritas (Ghozali 2011).
Uji heterokdesitas dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

8
Jika tidak terjadi heterokdesitas, maka uji regresi dapat dilakukan. Model
regresi dikatakan memiliki heterokdesitas apabila nilai signifikansinya di
bawah 0.05 dan pada grafik scatterplot titik-titik tidak menyebar di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y (Ghozali 2011). Uji
autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (Ghozali 2011). Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
autokorelasi pada variabel yang diteliti adalah dengan melihat DurbinWatson dari model regresi. Apabila model Durbin-Watson mendektai +2
maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
3. Uji regresi linier digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh karakteristik
keluarga, karakteristik remaja, perkembangan psikososial terhadap
kepuasan hidup remaja.
Model regresi:
Y1
=
α + β1X1 + ε
Y2
=
α + β2X2 + β3X3 + β4X4 + … + β10X10 + β31X31 +
β32X32 + ε
Y3
=
α + β1aX1a + β1bX1b + β1cX1c + β1dX1d + β1eX1e + ε
Y4
=
α + β1aX1a + β1bX1b + β1cX1c + … + β2aX2a + β2bX2b
+ β2cX2c + … + β2jX2j + β3aX3a + β3bX3b + ε
Keterangan:
Y
α
β2a – β2j
β1a – β15
X1
X1a – X1e
X2a – X2j

X3a
X3b
ε

=
=
=
=

Kepuasan hidup remaja
Konstanta regresi
Koefisien regresi
Koefisien regresi komponen perkembangan
psikososial
= Perkembangan psikososial remaja
= Komponen perkembangan psikososial remaja
= Komponen karakteristik keluarga (usia istri,
usia suami, besar keluarga, lama pendididkan
istri, lama pendidikan suami, lama menikah,
pendapatan perkapita, lama menetap, lama
tinggal di wilayah).
= Usia remaja
= Lama pendidikan remaja
= Error
Definisi Operasional

Perkembangan psikososial adalah tahap perkembangan psikososial remaja yang
diukur melalui pencapaian tahapan trust, autonomy, initiative, industry,
dan identity.
Perkembangan psikososial tahap trust adalah perkembangan rasa percaya dan
mampu membentuk harapan sepanjang hidup bahwa dunia adalah tempat
yang baik dan menyenangkan untuk hidup.
Perkembangan psikososial tahap autonomy adalah perkembangan kemandirian
dan kesadaran tentang kemauannya sendiri.

9
Perkembangan psikososial tahap initiative adalah perkembangan dalam
pengembangkan rasa tanggungjawab dan inisiatif serta keberanian
untuk membayangkan dan mengejar sebuah tujuan.
Perkembangan psikososial tahap industry adalah perkembangan untuk gigih,
merasa mampu dan berkeinginan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Perkembangan psikososial tahap identity adalah perkembangan menemukan
siapa diri dan tumbuhnya keyakinan penuh pada prinsip tertentu
kemampuan untuk memutuskan, bagaimana bersikap, percaya dengan
rekan-rekan remaja atau orang dewasa.
Kepuasan hidup remaja yaitu kepuasan hidup remaja yang diukur melalui
capaian kepuasan hidup remaja terhadap keluarga, kepuasan remaja
terhadap sekolah, kepuasan remaja terhadap diri sendiri, kepuasan remaja
terhadap hubungan pertemanan, dan kepuasan remaja terhadap lingkungan
hidup.
Kepuasan terhadap keluarga adalah dimensi pengukuran kepuasan hidup
remaja yang mengukur kepuasan remaja terhadap lingkungan keluarga
termasuk di dalamnya hubungan interpersonal dengan keluarga.
Kepuasan terhadap sekolah adalah dimensi pengukuran kepuasan hidup remaja
yang mengukur kepuasan remaja terhadap lingkungan sekolah.
Kepuasan terhadap diri sendiri adalah dimensi pengukuran kepuasan hidup
remaja yang mengukur kepuasan remaja terhadap persepsi diri sendiri.
Kepuasan terhadap hubungan pertemanan adalah dimensi pengukuran
kepuasan hidup remaja yang mengukur kepuasan remaja terhadap
hubungan ibterpersonalnya dengan teman yang ada di lingkungan remaja
tersebut tinggal.
Kepuasan terhadap lingkungan hidup adalah dimensi pengukuran kepuasan
hidup remaja yang mengkur kepuasan remaja terhadap lingkungan hidup
yang berada di sekitar remaja.
Permukiman marjinal adalah pemukiman yang berada di bantaran sungai,
sepanjang rel kereta api, dimana penduduknya sebagian besar tidak
bekerja memiliki jarak antar rumah kurang dari 1 meter, kurang
tersedianya tempat pembuangan sampah dan rawan bencana,
termasuk di dalamnya pemukiman kumuh dan pemukiman liar.
Keluarga di pemukiman marjinal adalah susunan orang-orang yang disatukan
oleh ikatan perkawinan darah atau adopsi, terdiri dari suami, istri, anakanak, serta anggota keluarga lainnya yang bertempat tinggal di daerah
marjinal
Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh keluarga yang tinggal
di daerah marjinal yang meliputi usia suami-istri, besar keluarga,
pendidikan suami-istri, pendapatan perkapita per bulan, dan lama menetap
di tempat tinggal.
Usia adalah usia suami dan isteri yang dinyatakan dalam tahun.
Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal dalam satu
rumah atau
yang masih menjadi tanggungan orang tua dalam
memenuhi kebutuhan hidup.
Lama pendidikan adalah lama waktu pendidikan yang ditempuh oleh suami atau
istri.

10
Pendapatan per kapita keluarga adalah rata-rata penghasilan per bulan yang
diperoleh dari pekerjaan utama maupun tambahan ayah dan ibu yang
dinilai dengan uang.
Remaja adalah individu berada pada kategori remaja awal (12-15 tahun), remaja
tengah (15-18 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun).
Karakteristik remaja adalah ciri yang dimiliki oleh remaja yang meliputi: usia,
jenis kelamin, lama pendidikan dan pendidikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Balumbang Jaya terletak di wilayah Bogor Barat dan Kelurahan
Kebon Pedes terletak di wilayah Tanah Sareal. Kelurahan Balumbang Jaya
mempunyai luas sebesar 124,595 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 dan RT
sebanyak 45. Letak geografis Kelurahan Balumbang Jaya 200 M di permukaan
laut dengan curah hujan 3000-4000 mm. Kelurahan Balumbang Jaya mempunyai
batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Situ Gede, sebelah Timur dengan
Kelurahan Bubulak dan Kelurahan Situ Gede, sebelah Selatan dengan Kelurahan
Marga Jaya, serta sebelah Barat dengan Desa Babakan Kecamatan Dramaga.
Kelurahan Kebon Pedes terletak diwilayah Tanah Sareal. Kelurahan Kebon Pedes
mempunyai luas 104 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 RW dan RT sebanyak
74. Letak geografis Kelurahan Kebon Pedes berada pada ketinggian 250 M
dengan curah hujan rata-rata 3500-4000 mm. Kelurahan Kebon Pedes mempunyai
batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Kedung Badak, sebelah Selatan
dengan Kelurahan Cibogor, sebelah Barat dengan Kelurahan Ciwaringin dan
sebelah Timur dengan Kelurahan Tanah Sareal.
Kedua kelurahan tersebut berada di bantaran sungai, pemukiman yang
rawan bencana, memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dengan jarak rumah
kurang dari satu meter. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka lokasi penelitian
termasuk dalam wilayah pemukiman marjinal yang secara umum tidak layak
untuk ditempati. Selain itu, lingkungan memberikan potensi terhadap
perkembangan anak termasuk remaja. Kedua wilayah yang diteliti tidak memiliki
fasilitas untuk menunjang kegiatan remaja seperti karang taruna.
Karakteristik Keluarga
Berdasarkan d ata pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata usia istri
41.49 tahun dan rata usia usia suami 46.49 tahun. Dengan demikian, sebagian
besar usia istri dan suami termasuk pada kategori dewasa madya yaitu dengan
rentang 40 sampai 60 tahun (Hurlock 1980) dengan persentase usia istri 59.4
persen dan usia suami 84.4 persen. Lebih dari separuh istri (55.60%) dan suami
(53.10%) belum memenuhi wajib belajar 9 tahun. Berdasarkan garis kemiskinan
Kota Bogor 2013, lebih dari setengah keluarga contoh (60.60%) berada pada

11
kategori miskin, dengan rata-rata pendapatan perkapita kurang dari Rp 360518.
Rata-rata lama menikah yaitu 21.52 tahun.
Tabel 2 Sebaran contoh menurut karakteristik keluarga
Min.

Karakteristik
Usia istri (tahun)
Usia suami (tahun)
Lama pendidikan istri (tahun)
Lama pendidikan suami (tahun)
Besar keluarga (orang)
Lama menikah (tahun)
Pendapatan perkapita (rupiah)

Maks.

32
32
0
0
3
6
10000

66
74
16
15
9
40
1375000

Rataan±St.dev
41.49±5.81
46.49±7.13
7.57±2.81
8.31±2.76
4.88±1.06
21.52±5.90
3.50068.67±187131.21

Karakteristik Remaja
Usia contoh berkisar antara 12-19 tahun dengan persentase 33.8 persen pada
usia 12 sampai dengan 15 tahun dan 66.3 persen pada usia 16 sampai 19 tahun.
(Arnet 2007 dalam Nurhidayah 2013) mengkategorikan usia remaja ke dalam tiga
periode yaitu early adolescence (10-14 tahun), late adolescence (15-18 tahun) dan
emerging adolescence (19-25 tahun), sedangkan Monks mengelompokkan usia
remaja ke dalam tiga periode, yaitu periode remaja awal (12-15), periode remaja
tengah (16-18), dan periode remaja akhir (19-21). Dengan demikian usia contoh
berada pada periode early adolescence dan late adolescence (Arnet 2007) dan
termasuk kelompok remaja tengah menurut (Monks 1999).
Tabel 3 menunjukkan contoh yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 88
orang (sebanyak 6 dari 10 contoh berjenis kelamin laki-laki berjumlah 72 orang
(45.00%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 88 orang (55.00%).
Tingkat pendidikan contoh menunjukkan persentase tertinggi 46.9 persen adalah
tingkat SMP, tingkat SMA sebesar 44.4 persen dan tingkat SD dengan peresentase
terendah sebesar 4.4 persen.
Tabel 3 Sebaran contoh menurut karakteristik remaja
Karakteristik
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia remaja
Lama pendidikan
remaja
Pendidikan remaja
SD
SMP
SMA

n

Min.

Maks.

Rataan±St.dev

45.0
55.0
-

12

19

15.39±1.93

-

5

12

9.34

8.8
46.9
44.4

-

-

-

12
Perkembangan Psikososial Remaja
Erikson dalam Papalia et. al (2008) menyebutkan bahwa krisis yang terjadi
di masyarakat memengaruhi kepribadian individu. Delapan tahap perkembangan
yang mencakup teori kepribadian Erikson disebut dengan perkembangan
psikososial. Penelitian ini menggunakan lima tahap perkembangan psikososial,
yaitu kompunen trust, autonomy, initiative, industry, dan komponen identiy.
Berdasarkan sebaran capaian perkembangan psisososial remaja tahapan trust
(tabel 4), perkembangan tahapan trust tertinggi disebabkan oleh kepercayaan
terhadap orang sekitar diperoleh sebesar 75.20 persen. Contoh membangun
kepercayaan melalui keyakinan akan kemampuan diri sendiri dengan skor 71.12
persen. Kesiapan untuk menghadapi kemugkinan hal buruk yang akan terjadi
menunjukkan capaian terendah dengan capaian sebesar 36.66 persen atau hanya 3
dari 10 contoh yang merasa siap untuk menghadapi kemungkinan buruk yang
akan terjadi. Item lain dengan capaian yang rendah yaitu sulit percaya terhadap
orang lain sebesar 43.12 ersen.
Tabel 4 Sebaran indeks capaian komponen perkembangan psikososial remaja
tahap trust
Komponen tahap trust
Mampu mengontrol diri saat marah
Dunia merupakan tempat yang penuh harapan
Tidak takut kehilangan kontrol diri pada saat merasa kecewa
Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri
Pemahaman orang lain terhadap keadaan diri sendiri
Keyakinan bahwa hal baik akan berlangsung lama
Kesukaan terhadap orang dikenal
Keyakinan bahwa dunia dipenuhi orang yang baik
Perasaan senang pada saat membantu orang lain
Kesiapan menghadapi hal buruk yang akan terjadi
Merasa sama baiknya dengan orang lain
Sulit percaya terhadap orang lain
Subtotal pencapaian

Indeks
52.08
62.91
66.04
71.12
51.87
60.83
75.20
63.75
71.87
36.66
48.75
43.12
58.85

Tabel 5 menunjukkan indeks capain perkembangan psikososial remaja
tahapan autonomy. Pencapaian tertinggi tahap perkembangan autonomy
disebabkan oleh usaha yang dilakukan untuk mewujudkan apa yang diinginkan
(75.62%), hal tersebut menunjukkan 7 dari 10 contoh mamiliki usaha yang baik
untuk mewujudkan apa yang diinginkan. Capaian autonomy terbesar kedua yaitu
usaha yang tinggi untuk bangkit dari keadaan yang tidak baik (75.20%). Capaian
tahapan autonomy lainnya menunjukkan 5 dari 10 contoh suka terhadap
kebebasan yang memiliki capaian sebesar 58.33 persen. capaian tersebut
merupakan capaian terkecil dari perkembangan psikososial untuk komponen
autonomy contoh. Kesulitan dalam membagi waktu untuk dirinya sendiri dan
untuk orang lain juga memberikan capaian terkecil kedua dengan indeks capaian
sebesar 59.58 persen. Capaian rata-rata perkembangan autonomy contoh sebesar
67.70 persen.

13
Tabel 5 Sebaran indeks capaian komponen perkembangan psikososial remaja
tahap autonomy
Komponen tahap autonomy
Menerima sesuatu apa adanya
Berpikir sebelum bertindak
Berusaha bangkit dari keadaan yang buruk
Dapat membagi waktu untuk diri sendiri dan orang lain
Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki
Tidak merasa malu dengan keadaan saat ini
Berusaha terus mandiri
Memtuskan pilihan sendiri
Berusaha keras mencapai apa yang diinginkan
Keyakinan bahwa keberhasilan dipengaruhi kemampuan diri
Focus menjalani kehidupan
Suka terhadap kebebasan
Subtotal pencapaian

Indeks
71.66
73.33
75.20
59.58
74.37
54.58
74.79
59.79
75.62
62.50
72.70
58.33
67.70

Komponen perkembangan psikososial tahap initiative menunjukkan bahwa
capaian tertinggi perkembangan initiative disebabkan oleh perasaan semangat dan
senang pada saat menemukan pengalaman baru sebesar 73.95 persen. Capaian
tertinggi kedua yaitu semangat untuk melakukan hal yang baik sebesar 72.08
persen. Capaian perkembanga autonomy yang rendah disebabkan oleh inisiatif
dalam mengeluarkan pendapat atau ide baru sebesar 42.70 persen, memiliki
kemampuan yang sama satu sama lain sebesar 43.8 persen (Tabel 6). Rata-rata
capaian tahap initiative contoh sebesar 59.20 persen.
Tabel 6 Sebaran indeks capaian berdasarkan komponen perkembangan
psikososial remaja tahap initiative
Komponen tahapan Initiative
Menjadi yang pertama dalam mengeluarkan ide-ide baru.
Memiliki kemampuan yang sama dengan orang lain.
Inisiatif dalam mengeluarkan ide
Tidak merasa ada kekurangan pada penampilan saya.
Tidak takut melakukan hal yang benar
Semangat dalam melakukan banyak hal.
Dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal yang tidak baik.
Berusaha memperbaiki diri pada saat menyadari kesalahan
Semangat ketika menemukan pengalaman yang baru.
Suka mencari tahu ,mengenai hal-hal yang baru.
Lebih suka menjadi pengikut dibandingkan menjadi pemimpin.
Mampu menahan diri pada saat berniat melakukan hal yang tidak baik.
Subtotal pencapaian

Indeks
42.70
43.12
61.04
42.08
62.29
72.08
70.20
69.16
73.95
68.54
42.70
62.50
59.20

Tabel 7 menunjukkan bahwa capaian tertinggi tahap perkembangan
industry dapat dilihat sebagian besar contoh beruaha keras mencapai apa yang
diinginkan (76.45%), keyakinan setiap masalah ada penyelesaian mendapat

14
capaian tertinggi kedua untuk komponen perkembangan tahap industry (76.66%).
Capaian rata-rata tahap perkembangan komponen industry sebesar 64.50 persen.
Tabel 7 Sebaran indeks capaian berdasarkan komponen perkembangan
psikososial remaja tahap industry
Komponen tahapan Industry
Merasa putus asa pada saat apa yang inginkan tidak tercapai
Senang menunda-nunda pekerjaan.
Pekerja keras.
Merasa berguna bagi orang lain.
Berusaha keras untuk mencapai cita-cita
Menghabiskan waktu untuk hal yang berguna.
Sabar walaupun diejek teman
Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum mengerjakan tugas.
Tidak menunda masalah berlarut-larut
Yakin setiap masalah dapat diselesaikan.
Subtotal capaian

Indeks
64.16
65.41
62.91
58.54
76.66
64.37
64.58
67.08
55.20
76.45
59.58

Pada perkembangan psikososial remaja pada tahap identity, remaja perlu
menentukan identitasnya (Erikson dalam Papalia et al. 2008). Tabel 8
menunjukkan sebaran contoh yang sebagian besar mampu membedakan yang baik
dan yang buruk (80.62%) capaian tersebut merupakan capaian tertinggi dari
komponen perkembangan tahap identity.
Tabel 8 Sebaran indeks capaian berdasarkan komponen perkembangan
psikososial remaja tahap identity
Komponen tahapan Identity
Mengatasi kekurangan yang ada pada diri sendiri
Menjadi pemimpin pada saat berkumpul dengan orang lain.
Bersikap sopan.
Memiliki tujuan dan cita-cita yang jelas.
Mampu memegang apa yang menjadi prinsip hidup.
Saya berlaku jujur dalam bertindak.
Membuat keputusan yang tepat untuk hidup
Bangga dengan apa yang diperjuangkan.
Memahami kodrat sebagai laki-laki/perempuan.
Mampu membedakan mana yang baik dan buruk.
Terlibat dalam berbagai kegiatan.
Subtotal capaian

Indeks
62.29
43.12
76.04
79.16
66.66
68.12
63.54
77.08
75.20
80.62
59.58
68.31

Capaian tertinggi kedua yaitu memiliki tujuan yang jelas dengan capaian
sebesar 79.16 persen. Capaian terendah terdapat pada item kedua yaitu intensitas
untuk selalu menjadi pemimpin yang diperoleh sebesar 43.12 persen. mampu
mengatasi kekurangan yang ada pada dirinya sebesar 49.4 persen, mampu
membuat keputusan untuk hidupnya diperoleh sebesar 47.5 persen, dan sebagian
besar contoh merasa bangga dengan apa yang sedang diperjuangkan saat ini

15
dengan rataan capaian sebesar 45.6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
individu mampu menentukan dan memutuskan tujuan hidupnya makan akan
semakin mampu menentukan identitas dirinya.
Lima tahap pertama dari delapan perkembangan psikososial remaja yaitu
trust vs mistrust, otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu, inisiatif vs rasa
bersalah, produktivitas vs inferioritas, identitas vs kekacauan. Krisis identitas
bukan peristiwa yang membawa bencana melaikan sebuah kesempatan untuk
mengembangkan sikap penyesuaian diri yang bersifat adaptif maupun
maladaptive (Feist & Feist dalam Nurhidayah 2013). Tabel 9 memperlihatkan
bahwa rata-rata ketercapaian tertinggi contoh berada pada dimensi perkembangan
tahap identity sebesar 68.31 persen, diikuti dengan dimensi perkembangan tahap
autonomy sebesar 67.70 persen. Sedangkan dimensi yang paling rendah
ketercapaiannya adalah dimensi pada tahap perkembangan trust sebesar 58.85
persen. Secara keseluruhan, rata-rata capaian perkembangan psikososial remaja
diperoleh sebesar 62.73 persen.
Tabel 9 Sebaran indeks capaian perkembangan psikososial remaja
Subvariabel Perkembangan Psikososial
Dimensi perkembangan tahap Trust (12 item)
Dimensi perkembangan tahap autonomy (12 item)
Dimensi perkembangan tahap initiative (12 item)
Dimensi perkembangan tahap industry (10 item)
Dimensi perkembangan tahap identity (11 item)
Subtotal capaian perkembangan psikososial remaja

Indeks
58.85
67.70
59.20
59.58
68.31
62.73

Kepuasan Hidup remaja
Kepuasan hidup remaja ditunjukkan melalui tingkat kepuasan terhadap
keluarga, kepuasan terhadap sekolah, kepuasan terhadap teman, kepuasan
terhadap diri sendiri, dan kepuasan terhadap lingkungan. Tabel 10 menunjukkan
sebaran capaian kepuasan hidup remaja terhadap keluarga. Capaian tertinggi yaitu
kesenangan pada saat berada di rumah bersama keluarga sebesar 78.95 persen.
Kesenangan menghabiskan waktu bersama keluarga sebagai capaian tertinggi
kedua yang berdampak terhadap kepuasan hidup terhadap keluarga dengan
capaian sebesar 74.37 persen. Capaian terendah terdapat pada rutinitas dalam
melakukan hal yang menyenangkan bersama keluarga sebesar 63.12 persen.
capaian terendah kedua berada pada item bahwa contoh merasa keluarga yang
dimilikinya lebih baik dari keluarga yang lainnya yang dicapai sebesar 71.75
persen. Namun, kedua capaian tersebut masih menunjukkan capaian optimal,
karena lebih dari separuh contoh telah mencapai tugas dengan baik. Capaian ratarata keseluruhan komponen kepuasan terhadap keluarga yaitu sebesar 72.79
persen yang menunjukkan bahwa 7 dari 10 remaja kepuasan hidup terhadap
keluarganya sudah terpenuhi dengan baik. Komunikasi yang baik ditunjukkan
dengan

16
Tabel 10 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap
keluarga
Kepuasan terhadap Keluarga
Senang saat berada di rumah dengan keluarga
Keluarga berkomunikasi dengan baik satu sama lain
Menghabiskan waktu dengan keluarga
Melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama orang tua
Keluarga sendiri lebih baik bila dibandingkan dengan keluarga lainnya
Semua anggota keluarga berbicara dengan bahasa yang baik.
Diperlakukan dengan adil di dalam keluarga.
Subtotal capaian

Indeks
78.95
74.37
75.00
63.12
71.25
73.75
73.12
72.79

Tabel 11 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan kepuasan hidup
terhadap sekolah. Sebagian besar contoh memiliki harapan yang besar untuk dapat
berprestasi di sekolah sebesar 86.25 persen. Harapan untuk terus bersekolah
diperoleh sebesar 90.83 persen memperoleh capaian tertinggi pada komponen
kepuasan hidup terhadap sekolah. Capaian rata-rata kepuasan hidup terhadap
sekolah sebesar 79.71 persen.
Tabel 11 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap
sekolah
Kepuasan terhadap Sekolah
Berharap bisa berprestasi di sekolah
Sekolah adalah kegiatan yang menyenangkan.
Sekolah hal yang menarik
Berharap terus bersekolah
Ada banyak hal yang tidak menyenangkan di sekolah
Menikmati kegiatan yang ada di sekolah
Sekolah mengajarkan banyak hal
Kenyamanan berada di sekolah
Subtotal capaian

Indeks
86.25
80.41
78.95
90.83
71.66
72.29
81.25
76.04
79.71

Tabel 12 menyajikan sebaran capaian kepuasan hidup remaja terhadap
teman diperoleh rata-rata capaian sebesar 70.34 persen. Banyaknya jumlah teman
memperoleh capaian tertinggi yaitu sebesar 77.29 persen, banyaknya manfaat
yang dalam berteman sebagai capaian tertinggi kedua dengan capaian sebesar
75.62 persen. sementara itu, harapan untuk memiliki teman yang beragam
mendapat capaian terendah sebesar 58.12 persen. perasaan bangga terhadap teman
merupakan capaian terendah kedua dengan capaian sebesar 61.25 persen. Capaian
lain yang menunjukkan hasil yang rendah yaitu pada item bantuan dari teman
pada saat mengalami kesulitan yang diperoleh sebesar 69.58 persen.

17
Tabel 12 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap
teman
Kepuasan terhadap Teman
Perlakuan baik dari teman
Teman- teman semuanya baik
Harapan memiliki teman yang berbeda
Teman memberikan banyak manfaat
Rasa bangga terhadap teman
Pengalaman buruk dengan teman
Memiliki banyak pengalaman menyenangkan dengan teman
Memiliki banyak teman
Teman membantu pada saat mengalami kesulitan
Subtotal capaian

Indeks
73.33
74.16
58.12
75.62
61.25
71.66
72.08
77.29
69.58
70.34

Tabel 13 menunjukkan sebaran kepuasan hidup remaja terhadap diri sendiri.
Capaian tertinggi yaitu rasa bangga terhadap diri sendiri sebesar 80.00 persen.
ketertarikan terhadap hal baru berdampak pada kepuasan terhadap diri sendiri
yang merupakan capaian tertinggi kedua dengan capaian sebesar 72.29 persen.
Rata-rata capaian komponen kepuasan remaja terhadap diri sendiri yaitu sebesar
64.40 persen.
Tabel 13 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap diri
sendiri
Kepuasan terhadap Diri Sendiri
Merasa cantik/tampan
Berguna bagi lingkungan sekitar.
Berlaku baik pada orang lain.
Banyak kesamaan dengan orang di sekitar
Tertarik terhadap hal-hal baru.
Bangga terhadap diri saya sendiri.
Subtotal capaian

Indeks
54.16
67.08
69.58
43.33
72.29
80.00
64.40

Komponen kepuasan hidup remaja terhadap lingkungan menunjukkan
tingkat kepuasan contoh terhadap lingkungan sekitar. Tabel 14 menunjukkan
bahwa rasa nyaman dengan lingkungan tempat tinggal memberikan dampak
tertinggi terhadap capaian kepuasan pada lingkungan dengan capaian sebesar
77.50 persen. sebagian besar contoh merasa naman dengan lingkungan tempat
tinggalnya saat ini sebesar 48.80 persen. Namun meskipun sebagian contoh
merasa nyaman, contoh berharap untuk dapat pindah ke tempat lain diperoleh
sebesar 41.20 persen. Hal ini berkaitan dengan sebaran pernyataan yang
menunjukkan bahwa sebagian besar contoh merasa bosan berada di lingkungan
tempat tinggalnya saat ini diperoleh sebesar 38.80 persen.

18
Tabel 14 Sebaran indeks capaian komponen kepuasan hidup remaja terhadap
lingkungan
Kepuasan terhadap Lingkungan
Merasa nyaman dengan lingkungan tempat tinggal
Harapan ada orang baru tinggal di lingkungan sekitar
Harapan untuk dapat pindah rumah ke tempat lain
Harapan orang-orang berlaku baik
Kesukaan terhadap lingkungan tempat tinggal
Lingkungan saya membosankan
Tetangga bersikap baik terhadap terhadap keluarga
Terdapat hal yang menyenangkan di lingkungan tempat tinggal
Subtotal capaian

Sebaran
77.50
67.70
68.12
69.16
59.79
68.33
66.87
66.79
68.41

Diener diacu dalam (Yacoob et al. 2012) mendefinisikan kepuasan hidup
sebagai evaluasi kognitif individu pada beberapa domain. Kepuasan hidup dapat
diukur dengan dua jenis pengukuran, yaitu menggunakan dimensi umum dan
dimensi khusus. Namun dimensi khusus dinilai lebih efektif dalam mengukur
kepuasan hidup remaja. Huebner membagi dimensi khusus tersebut ke dalam lima
komponen yaitu, hubungan interpersonal dengan keluarga, lingkungan sekolah,
persepsi diri, hubungan pertemanan, dan lingkungan hidup (Huebner 1994 dalam
Yacoob et