Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis Pada Pakan Terhadap Kinerja Pertumbuhan Dan Kandungan Lemak Daging Ikan Patin

EVALUASI PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KAYU MANIS
PADA PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN DAN
KANDUNGAN LEMAK DAGING IKAN PATIN

FEBRINA ROLIN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi Pemberian
Ekstrak Daun Kayu Manis pada Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan
Kandungan Lemak Daging Ikan Patin adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015

Febrina Rolin
NIM C151130181

RINGKASAN
FEBRINA ROLIN. Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis pada Pakan
terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Kandungan Lemak Daging Ikan Patin.
Dibimbing oleh MIA SETIAWATI dan DEDI JUSADI.
Ekstrak daun kayu manis merupakan bahan aditif dari tanaman yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas daging ikan karena mengandung senyawa
polifenol seperti tannin, flavonoid, methylhydroxychalcone polymer (MHCP) dan
sinnamaldehid. Senyawa polifenol tersebut berperan dalam menurunkan
kandungan lemak daging ikan patin. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pengaruh pemberian ekstrak daun kayu manis Cinnamomum burmannii pada
pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan kandungan lemak daging ikan patin
Pangsianodon hypopthalmus. Ekstrak daun kayu manis dicampurkan ke dalam
pakan dengan 5 dosis yaitu: 0 (kontrol), 0,5, 1, 2, dan 4 g/kg pakan. Ikan patin
dengan bobot 7,43+0,01 g dipelihara dalam 15 akuarium yang berukuran 100 x

40 x 50 cm dengan kepadatan 30 ekor/akuarium selama 60 hari. Ikan dipelihara
menggunakan sistem resirkulasi top filter dan diberi pakan secara at satiation
sebanyak 3 kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB.
Pada akhir pemeliharaan dilakukan pengukuran beberapa parameter
penelitian. Parameter uji yang diamati yaitu biomassa awal, biomassa akhir,
jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup, efisiensi
pakan, retensi protein, retensi lemak, kadar lemak (tubuh, hati, daging), protein
tubuh, indeks hepatosomatik (IHS), dan biokimia darah (total kolesterol dan
trigliserida). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Data dianalisis secara statistik
dengan ANOVA (one-way analysis of variance) menggunakan program SPSS
17.0. Parameter yang berbeda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan analisis
Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun kayu manis
sebanyak 1 g/kg pakan dapat meningkatkan retensi protein dan efisiensi pakan
sebesar 24,6% dan 23,4% dibandingkan perlakuan lainnya. Selain itu juga dapat
menurunkan kandungan lemak tubuh sebesar 15,13% bobot kering, lemak daging
sebesar 26,86% bobot kering, indeks hepatosomatiks sebesar 26,72%, lemak hati
sebesar 8,11% bobot kering, kolesterol sebesar 36,03%, dan trigliserida sebesar
55,53% dengan laju pertumbuhan yang sama dengan perlakuan tanpa penambahan

ekstrak daun kayu manis (kontrol). Hasil ini membuktikan bahwa zat aktif yang
terdapat di dalam ekstrak daun kayu manis dapat meningkatkan kinerja
pertumbuhan dan menurunkan kandungan lemak daging ikan patin. Ekstrak daun
kayu manis dapat digunakan dalam pakan ikan patin untuk meningkatkan kualitas
produk ikan patin.
Kata kunci: Pangsianodon hypopthalmus, Cinnamomum burmannii, kinerja
pertumbuhan, lemak, daging

SUMMARY
FEBRINA ROLIN. Evaluation the Addition of Cinnamon Leaves Extract in Diet
for Growth Performance and Fat Content of Catfish Flesh. Supervised by MIA
SETIAWATI and DEDI JUSADI.
Cinnamon leaves extract is an additive substance from plants that can be
used to improve quality the flesh of fish because they contain polyphenols
compound as tannin, flavonoid, methylhydroxychalcone polymer (MHCP) and
sinnamaldehid. Those polyphenols compound can lower fat content of fish flesh.
This study aimed to evaluate the effects of cinnamon Cinnamomum burmannii
leaves extract supplemented in diet on the growth performance and fat content of
catfish Pangasianodon hypopthalmus flesh. The cinnamon leaves extract were
mixed into the diet with 5 doses i.e: 0 (control), 0.5, 1, 2, and 4 g/kg diet. Fish at

the weight of 7.43+0.01 g were reared in 15 aquariums at the size of 100x40x50
cm with density of 30 fishes for each aquarium for 60 days. Fish were reared with
recirculating system using top filter and fed at satiation three times daily at 08.00,
12.00, 16.00 WIB.
At the end of rearing period some parameters were measured. Some
parameters were measured including early biomassa, final biomassa, feeding
consumption, spesific growth rate, survival, feed efficiency, protein retention,
lipid retention, lipid content (body, hepar, flesh), body protein, hepatosomatic
index (HSI), blood biochemistry (cholesterol total and triglycerides).
Experimental design was set according to completely randomized design with five
treatment and three replications. All data were analyzed with ANOVA (one-way
analysis of variance) SPSS 17.0 program. Parameters that significant were then
analyzed using Duncan test.
The result showed that the addition of cinnamon leaves extract 1 g/kg diet
could improved protein retention and feed efficiency up to 24.6% and 23.4%
compared to other treatments. Furthermore, that dose could also decreased
15.13% dry weight fat content of the body, 26.86% dry weight fatty flesh, 26.72%
hepatosomatic index, 8.11% dry weight fat in liver, 36.03% cholesterol, 55.53%
triglycerides. No significant different was found in growth rate. These results have
proven that polyphenols compound found in cinnamon leaves extract could

improve the growth performance and decreased a fat content of catfish flesh.
Cinnamon leaves extract can be used in catfish diet to improve quality catfish
product.
Keywords: Pangasianodon hypopthalmus, Cinnamomum burmannii, growth
performance, fat, flesh

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

EVALUASI PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KAYU MANIS
PADA PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN DAN
KANDUNGAN LEMAK DAGING IKAN PATIN


FEBRINA ROLIN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji luar komisi pada ujian tesis: Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi, MSi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis pada Pakan terhadap
Kinerja Pertumbuhan dan Kandungan Lemak Daging Ikan Patin pada Program

Studi Ilmu Akuakultur, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan secara khusus kepada Ibu Dr Ir Mia
Setiawati, MSi dan Bapak Dr Dedi Jusadi selaku dosen pembimbing atas waktu,
kebijaksanaan, tuntunan, perhatian, kesabaran, nasehat, semangat, serta masukanmasukan yang telah diberikan hingga tesis ini dapat diselesaikan. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi, MSi
sebagai dosen penguji luar komisi dan Ibu Dr Dinamella Wahjuningrum,SSi MSi
sebagai komisi program studi yang telah memberikan saran dalam ujian sidang
tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
ayahanda Ropiadi dan Ibunda Tangga Olena R juga Ibunda Eti Junaeti atas doa,
semangat, kasih sayang, dan keteladanan untuk selalu pantang menyerah, fokus,
dan saling berbagi ilmu antar sesama. Adik-adikku Mayolla Adha Rolin, Nadia
Rolin, dan Fahmi Baharuddin atas doa dan semangatnya. Kekasih hatiku Fuad
Mushthafa Burhanuddin atas doa, semangat, cinta, dan kasih sayang yang tulus
selama ini.
Terimakasih juga kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) atas penyediaan
Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) sehingga penulis
dapat memperdalam ilmu di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu serta memberikan

masukan dan ide yang membangun, Bapak Wasjan, Mba Retno, Bapak Ranta, Ibu
Safratilofa SPi MSi, Diah Ayu Satyari Utami, SPi MSi, Abung Maruli S, SPi,
Putri Pratamaningrum, SPi, Dendi Hidayatullah, SPi, Ahmad Fahrul Syarif, SPi,
serta teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Akuakultur Angkatan 2013
atas kebersamaan, kekompakan serta motivasinya dalam menempuh studi.
Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu
pengetahuan umumnya dan perikanan khususnya.

Bogor, Agustus 2015

Febrina Rolin

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis

1
1
2
2
3
3

2 METODE PENELITIAN
Ekstraksi Daun Kayu Manis
Pakan Uji
Pemeliharaan Ikan
Parameter yang Diamati

Analisis Kimia
Analisis Data

3
3
3
4
5
7
7

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan

7
7
9

5 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Saran

12
12
12

DAFTAR PUSTAKA

12

LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

19

DAFTAR TABEL
1
2

3
4

Hasil proksimat pakan uji (% bobot kering)
Biomassa awal (Bo), biomassa akhir (Bt), jumlah konsumsi
pakan (JKP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), efisiensi
pakan (EP), laju pertumbuhan harian (LPH), dan tingkat
kelangsungan hidup (TKH)
Hasil analisis proksimat tubuh, daging, dan hati ikan patin
selama pemeliharaan 60 hari
Total kolesterol dan trigliserida darah ikan patin pada berbagai
perlakuan dosis ekstrak daun kayu manis

4

8
9
9

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Perhitungan rendemen terkoreksi ekstrak daun kayu manis
Prosedur analisis proksimat

16
16

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umumnya ikan patin saat ini dipasarkan tidak hanya dalam bentuk
hidup, melainkan dalam bentuk filet beku dan segar. Filet patin hasil budidaya di
Indonesia sering kali kalah bersaing dengan filet patin Vietnam dan tidak laku di
pasaran Internasional karena tekstur daging patin Indonesia kurang
kompak/lembek akibat kandungan air yang tinggi (Suryaningrum et al. 2010).
Selain itu ikan patin Indonesia yang banyak dibudidayakan di karamba
mengandung kadar lemak daging yang tinggi. Hasil penelitian lapang Suwarsito
(2004) menunjukkan bahwa kandungan lemak ikan patin hasil budidaya kolam air
deras berbobot sekitar 1,5 kg adalah 3,04% bobot basah atau 13,26% bobot
kering, sedangkan kandungan lemak daging ikan patin hasil budidaya di karamba
maupun kolam air tenang adalah 7,98% bobot basah atau 30,59% bobot kering.
Sementara filet patin Vietnam memiliki kandungan lemak yang rendah berkisar
1,1-3% bobot basah atau 5,79-20% bobot kering (Orban et al. 2008). Kandungan
lemak daging yang tinggi pada ikan patin tidak menguntungkan bagi industri fillet
ikan, karena lemak daging akan menurunkan kualitas fillet sehingga diperlukan
suatu cara untuk menurunkan kandungan lemak daging ikan patin.
Suwarsito (2004) meningkatkan kualitas daging ikan patin dengan
menambahkan zat aditif L-karnitin pada pakan untuk menurunkan kandungan
lemak pada daging ikan patin siam (Pangasianodon hypophthlamus). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada dosis L-karnitin 0,18% dapat menghasilkan
ikan dengan kadar lemak daging sebesar 9,51%, sementara ikan yang tidak diberi
L-karnitin memiliki kadar lemak daging sebesar 32,35%. Dosis L-karnitin 0,18%
juga menghasilkan retensi protein, pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan yang
tertinggi. Selain L-karnitin, zat aditif yang saat ini banyak dikembangkan dan
berpotensi untuk meningkatkan kualitas daging ikan yaitu berasal dari tanaman
seperti penggunaan daun kayu manis (Cinnamomum burmannii) pada pakan.
Daun kayu manis mengandung beberapa jenis zat aktif seperti tannin,
eugenol, safrole, kalsium oksalat, damar, saponin, zat penyamak, dan
sinnamaldehid (Sulistiyani et al. 2006). Menurut penelitian Wang et al. (2009)
senyawa polifenol yang dominan pada daun kayu manis (C. burmannii) adalah
dari golongan aldehid yaitu trans-sinnamaldehid sebesar 60,17%. Komponen
bioaktif dari golongan polifenol ini memiliki aktifitas seperti insulin (insulin
mimetic) yang disebut zat methylhydroxychalcone polymer (MHCP) (JarvillTaylor et al. 2001). Menurut Goldberg (2001) insulin juga berperan penting dalam
proses metabolisme lipid pada jaringan adiposa dan hepar dan telah diuji oleh
Jarvill-Taylor et al. (2001) secara in vitro; Qin et al. (2003) dan Preuss et al.
(2006) pada kelinci; serta Chao et al. (2010) pada tikus. Karena memiliki aktivitas
seperti insulin ini senyawa polifenol diduga dapat menurunkan kandungan lemak
daging pada ikan. Pada kelinci kayu manis juga berpotensi sebagai antihiperkolesterolemia (Azima et al. 2004), dapat menurunkan total kolesterol
sebesar 68,6%, LDL kolesterol sebesar 66,6%, dan kandungan trigliserida sebesar
49,9%, serta peningkatkan HDL kolesterol sebesar 54,3%. Penelitian dengan

2
menggunakan tepung daun kayu manis telah dilakukan pada ikan patin (Setiawati
et al. 2014; Sakinah 2014). Pada ikan patin berukuran 7,36+0,27 g penambahan
tepung daun kayu manis pada pakan dapat meningkatkan protein tubuh, retensi
protein, dan kecernaan protein (Setiawati et al. 2014). Namun Setiawati et al.
(2014) tidak mengamati kandungan lemak daging ikan patin akibat pemberian
tepung daun kayu manis tersebut. Sementara hasil penelitian Sakinah (2014) pada
ikan patin berukuran 20,37+3,21 g menunjukkan penambahan tepung daun kayu
manis pada pakan hingga dosis 1,5% dapat menurunkan kandungan lemak daging
ikan sebesar 28,35% bobot kering dengan laju pertumbuhan ikan yang mengalami
penurunan sebesar 52,28% dibandingkan kontrol.
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya peningkatan dari hasil penelitian
Sakinah (2014). Pemberian ekstrak daun kayu manis diharapkan lebih tepat
karena bahan-bahan aktif yang terdapat didalam daun kayu manis diduga dapat
maksimal dimanfaatkan bila dibandingkan menggunakan tepung daun kayu
manis. Komponen kimia tanaman kayu manis dapat bervariasi disebabkan oleh
lokasi dan perbedaan waktu panen (umur panen). Kandungan dari komponen
kimia kayu manis akan semakin meningkat dengan meningkatnya umur pohon
kayu manis, meskipun kandungan komponen kimia tersebut belum atau tidak
merubah komposisi kandungan kimianya (Hamidah et al. 2009). Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai pemanfaatan ekstrak
daun kayu manis terhadap kinerja pertumbuhan dan kandungan lemak daging ikan
patin.

Perumusan Masalah

Kendala pemasaran fillet patin Indonesia yaitu kalah bersaing di pasar
Internasional karena kualitas fillet yang kurang baik. Kualitas fillet patin yang
kurang baik ini disebabkan tekstur daging yang kurang kompak/lembek akibat
kandungan lemak yang tinggi. Selain itu kandungan lemak yang tinggi juga
menyebabkan warna daging menjadi kekuningan dan kurang menarik bagi
konsumen, sehingga diperlukan suatu cara untuk menurunkan kandungan lemak
pada daging ikan patin. Salah satu alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan
pemberian ekstrak daun kayu manis pada pakan ikan patin. Bahan aktif seperti
flavonoid, tannin, dan sinnamaldehid diduga dapat menurunkan kandungan lemak
daging ikan patin. Oleh karena itu, pemanfaatan ekstrak daun kayu manis pada
pakan perlu diteliti lebih lanjut untuk meningkatkan pertumbuhan dan
menurunkan kandungan lemak daging ikan patin.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan ekstrak
daun kayu manis dengan dosis berbeda pada pakan terhadap kinerja pertumbuhan
dan kandungan lemak daging ikan patin.

3
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pembudidaya ikan,
yaitu pemanfaatan ekstrak daun kayu manis pada pakan ikan dapat meningkatkan
kualitas produk (daging).

Hipotesis

Penambahan ekstrak daun kayu manis dengan dosis optimal pada pakan
dapat menghasilkan kinerja pertumbuhan yang optimal dengan kandungan lemak
daging ikan patin yang rendah.

2 METODE
Ekstraksi Daun Kayu Manis

Daun kayu manis diperoleh dari Kebun Percobaan Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika (BALITTRO) Cimanggu, Bogor. Daun kayu manis
dari spesies C. burmannii dibersihkan dari kotoran yang melekat dengan air
mengalir. Kemudian daun dikering udarakan dan dihindari dari sinar matahari
secara langsung. Setelah kering daun kayu manis dihaluskan dengan
menggunakan mesin hingga menjadi serbuk. Serbuk yang digunakan untuk
maserasi sebanyak 650 g.
Serbuk daun kayu manis (C. burmannii) diekstraksi menggunakan etanol
96%. Prosedur ekstraksi yang dilakukan mengikuti prosedur yang dilakukan oleh
Prasad et al. (2009) dengan sedikit modifikasi. Simplisia daun kayu manis
diekstraksi dengan perbandingann 1:10 antara sampel dan pelarut. Ekstraksi
dilakukan menggunakan metode maserasi selama 18 jam sambil diaduk
menggunakan shaker. Setelah itu, filrat yang diperoleh disaring dan diuapkan
dengan evaporator pada suhu 40o C. Hasil yang diperoleh berupa ekstrak kental
daun kayu manis sebanyak 80,15 g dengan rendemen terkoreksi sebesar 13,19%
(Lampiran 1).

Pakan Uji

Pakan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan buatan berupa
pelet komersial untuk catfish yang dicampur ekstrak daun kayu manis dengan 5
dosis berbeda. Pakan mengandung isoprotein 30,97%+0,33 dan rasio

4
energi/protein 14,40+0,10 kkal/g protein. Setiap perlakuan terdiri dari tiga
ulangan. Perlakuan selengkapnya pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Pakan + ekstrak daun kayu manis 0 g/kg pakan
2) Pakan + ekstrak daun kayu manis 0,5 g/kg pakan
3) Pakan + ekstrak daun kayu manis 1 g/kg pakan
4) Pakan + ekstrak daun kayu manis 2 g/kg pakan
5) Pakan + ekstrak daun kayu manis 4 g/kg pakan
Ekstrak daun kayu manis dicampurkan ke dalam pakan secara repelleting.
Pakan komersial ditepungkan terlebih dahulu, selanjutnya ekstrak daun kayu
manis yang telah dilarutkan dengan ethanol (10 ml/kg pakan) dan minyak ikan (5
g/kg pakan) ditambahkan ke dalam pakan sesuai dosis tiap perlakuan. Selain itu
juga ditambahkan vitamin C sebanyak 0,5 g/kg pakan. Pakan lalu diaduk hingga
rata/homogen. Kemudian pakan dicetak menjadi pellet. Untuk menjaga agar
bahan aktif yang terdapat di dalam ekstrak daun kayu manis tidak rusak maka
pakan
dikeringkan
dalam oven
bersuhu
30o C
selama 24
jam
(Rattanachaikunsopon & Phumkhachorn 2010). Pakan uji yang telah selesai
dibuat, dilakukan analisa proksimat untuk mengetahui kadar nutrien yang
terkandung di dalamnya. Hasil proksimat pakan uji dalam bobot kering tercantum
dalam Tabel 1.
Tabel 1 Hasil proksimat pakan uji (% bobot kering)
Komposisi
Nutrien
Protein (%)
Lemak (%)
Abu (%)
Serat Kasar (%)
BETN (%)
GE (kkal 100 g -1 )
Rasio C/P (kkal/g protein)
Ket:
BETN
GE

Perlakuan Ekstrak Daun Kayu Manis (g/kg)
0
30,98
7,83
9,47
4,76
46,97
444,33
14,34

0,5
31,05
7,91
8,67
5,45
46,92
445,31
14,34

1
31,46
7,86
8,45
4,68
47,57
449,78
14,30

2
30,74
7,90
8,66
5,18
47,51
446,00
14,51

4
30,61
7,79
8,60
5,57
47,43
443,83
14,50

= bahan ekstrak tanpa nitrogen
= gross energy (Watanabe 1988), 1 g protein = 5,6 kkal GE, 1 g lemak = 9,4 kkal GE, 1 g
karbohidrat/BETN = 4,2 kkal GE

Pemeliharaan Ikan

Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan patin berukuran 3 inci. Benih
yang digunakan sebanyak 450 ekor dengan berat 7,43+0,01 g. Ikan uji
diaklimatisasi terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan pada 1 bak tandon
bervolume 1 ton selama 7 hari. Pemeliharaan ikan menggunakan akuarium
berukuran 100x40x50 cm3 dengan volume 160 L/akuarium sebanyak 15
akuarium. Padat penebaran ikan 30 ekor/akuarium. Pemeliharaan dilakukan
selama 60 hari dan pakan diberikan secara at satiation tiga kali sehari pada pukul
08.00, 12.00 dan 16.00 WIB. Jumlah pakan yang dihabiskan dicatat untuk
mengetahui tingkat konsumsi pakan.

5
Selama pemeliharaan dilakukan pengelolaan kualitas air dengan cara
melakukan pergantian air sebanyak 30% setiap 3 hari sekali agar kualitas air tetap
terjaga. Pemeliharaan dilakukan menggunakan sistem resirkulasi top filter.
Selama pemeliharaan kondisi kualitas air yaitu suhu berkisar 26o C-29o C
(pengukuran pada pagi dan sore hari), DO berkisar 5,20-8,00 mg/L, dan TAN
berkisar 0,09-0,84 mg/L. Pada awal dan akhir pemeliharaan dilakukan
penimbangan biomassa dan analisis proksimat tubuh dan daging ikan uji.
Penimbangan biomassa dilakukan setelah ikan dipuasakan selama 24 jam. Selain
itu, pada akhir pemeliharaan setelah penimbangan biomassa beberapa ekor ikan
dari setiap perlakuan diambil darahnya untuk uji biokimiawi darah.

Parameter yang Diamati

Jumlah konsumsi pakan
Jumlah konsumsi pakan ditentukan dengan cara jumlah (berat) pakan awal
dikurangkan dengan jumlah (berat) sisa pakan.
Laju pertumbuhan harian
Laju pertumbuhan harian ikan uji dihitung berdasarkan persamaan berikut:
α

=[

-1] x 100

Keterangan:
α
= Laju pertumbuhan harian (%)
wt
= Bobot rata-rata ikan akhir pemeliharaan (g)
wo
= Bobot rata-rata ikan awal pemeliharaan (g)
t
= Lama pemeliharaan (hari)
Tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate)
Tingkat kelangsungan hidup dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
N 
SR   t  x 100
 N0 
Keterangan :
SR
= Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No
= Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Efisiensi pakan
Efisiensi pakan
(Takeuchi 1988):
EP

=

dihitung

menggunakan

persamaan

x 100

Keterangan:
EP
= Efisiensi pakan (%)
Wt
= Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (g)
W0
= Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)

sebagai

berikut

6
Wd
F

= Biomassa ikan yang mati selama pemeliharaan (g)
= Jumlah pakan yang diberikan selama penelitian (g)

Retensi protein
Retensi protein dihitung melalui analisis proksimat protein tubuh ikan uji
pada awal dan akhir pemeliharaan. Rumus perhitungan retensi protein adalah
sebagai berikut (Takeuchi 1988):
RP

=

x 100

Keterangan:
RP
= Retensi protein
F
= Jumlah protein
I
= Jumlah protein
P
= Jumlah protein

(%)
ikan pada akhir pemeliharaan (g)
ikan pada awal pemeliharaan (g)
yang dikonsumsi ikan (g)

Retensi lemak
Retensi lemak dihitung melalui analisis proksimat lemak tubuh ikan uji pada
awal dan akhir pemeliharaan. Selain pengukuran kadar lemak tubuh juga
dilakukan pengukuran kadar lemak daging ikan patin. Rumus perhitungan retensi
lemak adalah sebagai berikut (Takeuchi 1988):
RL

=

x 100

Keterangan:
RL
= Retensi lemak
F
= Jumlah lemak
I
= Jumlah lemak
P
= Jumlah lemak

(%)
ikan pada akhir pemeliharaan (g)
ikan pada awal pemeliharaan (g)
yang dikonsumsi ikan (g)

Pengamatan organ hati
Keadaan organ hati sebelum dan sesudah diberi pakan perlakuan diukur
melalui analisis kandungan air, kandungan lemak hati, dan indeks hepatosomatik
(IHS). Jumlah sampel hati yang digunakan yaitu tiga hati ikan patin dari masingmasing ulangan. Rumus yang digunakan untuk menghitung hepatosomatik indeks
adalah sebagai berikut:
x 100
IHS =
Keterangan : Pengukuran dilakukan dalam bobot basah
Analisis kadar total kolesterol dan trigliserida darah
Tiga ikan dari setiap ulangan diambil secara acak pada akhir penelitian.
Sampel darah ikan diambil dari pembuluh vena pada pangkal sirip ekor
menggunakan syringe yang telah dibilas dengan antikoagulan (3,8% natrium
sitrat) dan kemudian darah dimasukkan ke dalam tabung mikro 1,5 mL. Plasma
darah dipisahkan dengan sentrifugasi pada 3.000 rpm selama 15-20 menit,
kemudian plasma dapat langsung dianalisis atau disimpan pada suhu -20o C hingga
digunakan. Kadar total kolesterol diukur menggunakan metode CHOD-PAP
(enzymatic colorimetric test for cholesterol with lipid clearing factor) dengan kit
CHOLESTEROL liquicolor Human mbH, Jerman. Kadar trigliserida diukur
menggunakan metode CHOD-PAP (enzymatic colorimetric test for triglyserida

7
with lipid clearing factor) dengan kit TRIGLYSERIDA liquicolormono Human
mbH, Jerman.

Analisis Kimia

Analisis kimia yang dilakukan meliputi analisis kandungan bahan aktif
ekstrak daun kayu manis dan analisis proksimat (pakan uji, serbuk daun kayu
manis, tubuh, daging, dan hati ikan awal dan akhir penelitian). Analisis proksimat
pakan uji, serbuk daun kayu manis, dan tubuh ikan terdiri dari pengukuran kadar
air dengan pemanasan dalam oven (105-110o C), protein dengan metode Kjeldhal,
lemak dengan metode Soxhlet untuk pakan dan serbuk daun kayu manis serta
Folch untuk tubuh ikan, kadar abu dengan pemanasan dalam tanur (400-600o C)
dan serat kasar diukur dengan pelarutan dalam asam dan basa kuat serta
pemanasan (AOAC 1990) (Lampiran 2). Sementara analisis proksimat daging dan
hati ikan uji terdiri dari pengukuran kadar air dan lemak.
Berdasarkan hasil analisis proksimat serbuk daun kayu manis didapatkan
hasil kandungan kadar air sebesar 6,55%, kadar abu sebesar 3,36%, kadar protein
sebesar 15,44%, kadar lemak sebesar 5,21%, BETN sebesar 40,30% dan serat
kasar sebesar 29,14%. Ekstrak daun kayu manis mengandung tannin sebesar
9,11%, flavonoid sebesar 9,14%, dan sinnamaldehid sebesar 5,86%.

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5
perlakuan dan 3 ulangan. Semua parameter penelitian diuji secara statistik. Data
yang diperoleh ditabulasi dengan program MS. Office Excel 2007 dan untuk uji
ANOVA dianalisis dengan menggunakan program SPSS 17.0. Perlakuan yang
berbeda nyata akan diuji lanjut dengan uji lanjut Duncan.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Kinerja pertumbuhan ikan yang terdiri dari parameter uji: biomassa awal
(Bo), biomassa akhir (Bt) jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein (RP),
retensi lemak (RL), efisiensi pakan (EP), laju pertumbuhan harian (LPH), dan
tingkat kelangsungan hidup (TKH) ikan patin selama pemeliharaan 60 hari
disajikan pada Tabel 2. Biomassa akhir ikan patin setiap perlakuan selama 60 hari
pemeliharaan mengalami peningkatan. Peningkatan biomassa akhir ikan patin
sama dengan kontrol hingga dosis penambahan ekstrak daun kayu manis 2 g/kg
pakan lalu menurun pada penambahan dosis ekstrak 4 g/kg pakan. Jumlah

8
konsumsi pakan ikan yang diberi perlakuan penambahan ekstrak daun kayu manis
lebih rendah dibandingkan kontrol. Retensi protein lebih tinggi pada ikan yang
diberi dosis ekstrak daun kayu manis 1 g/kg pakan dibandingkan perlakuan
lainnya. Hal ini juga diikuti oleh efisiensi pakan yang semakin meningkat pada
ikan yang diberi ekstrak daun kayu manis hingga dosis 1 g/kg pakan lalu menurun
seiring bertambahnya dosis ekstrak daun kayu manis. Namun peningkatan retensi
protein dan efisiensi pakan ini tidak diikuti dengan peningkatan laju pertumbuhan.
Laju pertumbuhan ikan yang diberi pakan dengan penambahan dosis ekstrak daun
kayu manis hingga dosis 2 g/kg pakan memperlihatkan laju pertumbuhan harian
yang sama dengan kontrol, namun pada penambahan dosis ekstrak daun kayu
manis 4 g/kg pakan laju pertumbuhan ikan menurun. Pemberian pakan yang
mengandung ekstrak daun kayu manis memberi efek yang sama terhadap retensi
lemak dan kelangsungan hidup ikan patin.
Tabel 2 Biomassa awal (Bo), biomassa akhir (Bt), jumlah konsumsi pakan (JKP),
retensi protein (RP), retensi lemak (RL), efisiensi pakan (EP), laju
pertumbuhan harian (LPH), dan tingkat kelansungan hidup (TKH)
Parameter
Perlakuan Ekstrak Daun Kayu Manis (g/kg)
Uji
0
0,5
1
2
4
Bo (g)
222,9+0,4 a
223,4+0,3 a
222,8+0,6 a
222,9+0,4 a
223,1+0,2 a
Bt (g)
1.052,8+132,0 a 898,6+42,0 ab
907,1+42,9 ab
925,6+63,5 ab
884,1+84,3 b
a
c
c
b
JKP (g)
1.248,9+55,09
930,8+33,26
838,4+40,11
1.083,7+55,43 1.130,6+86,97 b
b
b
a
RP (%)
25,00+2,73
26,06+0,90
31,14+2,07
24,86+1,21 b
25,23+3,42b
a
a
a
a
RL (%)
112,31+10,61
109,53+3,15
111,98+7,00
127,59+5,25
119,14+14,97 a
bc
ab
a
bc
EP (%)
66,2+7,75
72,5+2,69
81,7+5,66
64,8+3,42
58,7+8,42 c
a
ab
ab
ab
LPH (%)
2,61+0,22
2,35+0,08
2,37+0,08
2,40+0,11
2,32+0,17 b
TKH (%)
100+0,0
100+0,0
100+0,0
100+0,0
100+0,0
Ket : Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda
nyata (p