Pengaruh Pemberian Kayu Manis terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Mas

(1)

ABSTRAK

ARIEF ADITYA HUTAMA.Pengaruh Penambahan Daun Kayu Manis terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Mas. Dibimbing oleh DEDI JUSADIdanTATI NURHAYATI.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian kayu manis Cinnamomun burmanni sebagai suplemen dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan kualitas fisik daging ikan mas. Penelitian ini menggunakan lima pakan uji yang mengandung 0%; 0,25%; 0,5%; 0,75%; 1% kayu manis pada pakan. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan. Bobot ikan yang dipelihara 7,88±1,41 g dalam akuarium berukuran 50x40x35 cm dengan kepadatan 10 ekor/akuarium. Ikan diberi pakan secara at satiationselama 37 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kayu manis pada pakan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan. Pemberian kayu manis pada pakan berpengaruh terhadap tekstur dan rasa daging ikan mas. Hasil optimal terdapat pada pakan yang mengandung 0,75% kayu manis dengan tekstur kompak dan rasa manis. Kata kunci: kayu manis, ikan mas, pertumbuhan


(2)

4

ABSTRACT

ARIEF ADITYA HUTAMA.Effect of AdditionCinnamomun burmanniLeaf in the Diet on the Growth Performance and Flesh Quality of Common Carp Cyprinus carpio.Supervised byDEDI JUSADIdanTATI NURHAYATI

This research was carried out to evaluate the effect ofCinnammomun burmannias a supplement in the diet on the growth performance and flesh quality of the common carp Cyprinus carpio. A triplicate experiment was conducted using fish with an initial body weight of 7,88 ± 1,41 g. Fish were culture in aquaria 50x40x35 cm3 at a density of 10 fish/aquaria. Fish were fed on the diet contained either 0%,0,25%, 0,5%, 0,75%, or 1% respectively. Fish fed on the diet at satiation for 37 days. The results showed that the addition of Cinnammomun burmanni in the diet from 0% to 1% was insignificantly affected the growth and survival rate of fish. However, the addition of Cinnamomumn burmanni reduced feed efficiency. On the other hand, fish flavor and flesh texture were affected by the addition of Cinnamomun burmanni in the diet. The diet of 0,75% Cinnamomumn burmanniwere the optimal result of this research with the sweet flavor and compact texture.


(3)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan mas (Cyprinus carpio)merupakan salah satu ikan konsumsi favorit di Indonesia dikarenakan rasanya enak dan dagingnya tebal. Pada tahun 2007 produksi ikan mas mencapai lebih dari 50% total produksi budidaya ikan konsumsi air tawar di Indonesia. Ikan air tawar ini memiliki konsumen cukup besar, terutama di Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Utara. Data KKP menunjukkan bahwa produksi ikan mas pada tahun 2010 mencapai 374.112 ton (KKP 2010).

Pembudidaya ikan mas di Jambi diberitakan mencampurkan daun kayu manis (Cinnamomun burmanni) dalam pakan ikan mas dan mendapatkan rasa daging ikan mas yang lebih manis dibandingkan dengan rasa daging ikan mas tanpa penambahan daun kayu manis. Selain itu, berdasarkan pada analisa usaha pada Lampiran 1, penambahan daun kayu manis pada pakan dapat meningkatkan keuntungan yang dihasilkan oleh pembudidaya dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan. Pemakaian daun kayu manis pada pakan belum pernah dilakukan sebelumnya pada ikan, oleh karena itu diperlukan kajian secara ilmiah untuk menganalisis seberapa besar kadar kandungan daun kayu manis yang dapat digunakan untuk menghasilkan rasa manis pada daging ikan mas.

Kayu manis merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama untuk diambil hasilnya. Hasil utama kayu manis adalah kulit batang, dahan, ranting, dan daun. Selain digunakan sebagai rempah atau pemberi cita rasa (flavor). Hasil olahan lain kayu manis seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, makanan, minuman, rokok, dan sebagainya (Mawaddah 2008).

Pemberian kayu manis pada pakan memberikan aroma yang harum serta rasa manis pada pakan. Kayu manis bersifat aromatik dan memiliki sifat fisik hangat, pedas, wangi, dan manis. Rasa dan aroma yang harum tersebut diduga berasal dari senyawa–senyawa dalam kayu manis. Kayu manis memiliki kandungan berbagai senyawa kimia, yaitu minyak atsiri, eugenol, safrole, juga kandungan sinamaldehid, tanin, kalsium oksalat, damar, dan penyamak (Azima


(4)

2 2004). Minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, senyawa fenol dan tannin bersifat antimikroba sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh pada ikan dan menghambat pertumbuhan jamur, bakteri dan parasit yang menyerang ikan (Ayuningtyas 2008). Selain itu, senyawa seperti tannin, flavonoid dan saponin merupakan zat antinutrisi pada pakan sehingga perlu dikaji lebih lanjut pengaruh pemberian kayu manis terhadap pertumbuhan ikan. Penelitian tentang penggunaan kayu manis dalam pakan telah dilakukan oleh Azima (2004) dan dari penelitian tersebut didapatkan bahwa penambahan kayu manis sebanyak 200 mg/kg dalam pakan dapat menurunkan kadar kolesterol dan kadar trigliserida dalam tubuh kelinci. Kayu manis menurut Riyadi (2007) memiliki komposisi kimia berupa kadar abu 4,2–6 %, kadar air 7,79–10,48, kadar karbohidarat 16,6-21%, kadar serat kasar 34,4-38,5%, kadar protein 3,2-4,1%, kadar lemak 1,35-1,68%.

1.2 Tujuan

Mengevaluasi pengaruh penambahan daun kayu manis terhadap kinerja pertumbuhan dan kualitas fisik daging ikan mas.


(5)

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Penelitian Pendahuluan

Penelitian ini didahului dengan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui dosis awal dari daun kayu manis yang harus ditambahkan dalam pakan yang sesuai untuk penelitian utama. Penelitian ini menggunakan ikan mas dengan bobot 8,12±1,21 g. Ikan dipelihara selama 37 hari dengan pemberian pakan secara at satiation pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00. Perlakuan dosis penambahan kayu manis pada pakan yang digunakan adalah :

1. Perlakuan A : pakan komersial (kontrol) 2. Perlakuan B : pakan A + 1% daun kayu manis 3. Perlakuan C : pakan A + 2 % daun kayu manis

Ikan yang telah dipelihara kemudian diuji secara organoleptik untuk menganalisis pengaruh pakan terhadap tekstur dan daging ikan mas. Hasil penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penambahan daun kayu manis 1% pada pakan memberikan hasil terbaik dibandingkan perlakuan lain.

Tabel 1 Hasil uji organoleptik penelitian pendahuluan

Parameter

Perlakuan Daun Kayu Manis (%)

0% 1% 2%

Tekstur Lembek Kompak Kompak

Rasa

Agak Gurih, Agak


(6)

4 2.2 Pakan Uji

Pakan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan komersial yang dicampur dengan daun kayu manis pada dosis yang berbeda. Perlakuan yang digunakan adalah :

1. Perlakuan A : pakan komersial (kontrol)

2. Perlakuan B : pakan A + 0,25% daun kayu manis 3. Perlakuan C : pakan A + 0,5% daun kayu manis 4. Perlakuan D : pakan A + 0,75% daun kayu manis 5. Perlakuan E : pakan A + 1% daun kayu manis

Kayu manis yang digunakan pada pakan uji berasal dari bagian daun kayu manis. Daun kayu manis tersebut dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan dengan blender hingga berbentuk tepung. Perlakuan pakan A yang merupakan pakan komersial digunakan langsung dalam penelitian tanpa di re-pelleting terlebih dahulu. Pada pakan perlakuan dengan penambahan daun kayu manis, pakan komersil dihaluskan kemudian dicampur dengan tepung daun kayu manis. Setelah itu direkatkan dengan tepung sagu sebanyak 3% dari total pakan (Edriani 2011). Bahan tersebut diaduk merata dan dibentuk pelet kering kemudian dilakukan analisis proksimat. Hasil proksimat pakan uji dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil analisis proksimat pakan uji (% bobot kering) Komposisi

Proksimat

Perlakuan Daun Kayu Manis (%)

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

Protein (%) 33,38 32,55 32,45 32,24 32,14

Lemak (%) 7,94 7,18 7,20 7,22 7,25

Serat Kasar (%) 4,29 4,44 4,55 4,62 4,75

Abu (%) 11,02 10,70 10,61 10,69 11,52

BETN (%) 43,36 45,11 45,18 45,21 45,17

GE (kkal/100 g) 439,37 434,84 434,67 433,89 433,38

Rasio C/P 13.16 13.35 13.39 13.45 13.48

Keterangan :

BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen *GE =Gross Energy (Watanabe 1988)

1 gram protein = 5,6 kkal GE 1 gram karbohidrat/BETN = 4,1 kkal GE 1 gram lemak = 9,4 kkal GE


(7)

5 2.3 Pemeliharaan Ikan

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas yang berasal dari Sukabumi kemudian dilakukan aklimatisasi pada akuarium selama 15-20 menit, dan dipindahkan ke dalam bak fiber bervolume 2000 liter secara perlahan sebagai wadah pemeliharaan sementara. Setelah 2 hari, ikan mulai diberi pakan pelet sebagai bentuk adaptasi terhadap pelet yang diberikan secara at satiation sebanyak 3 kali sehari. Setelah ikan mulai dapat membiasakan diri terhadap pelet dalam waktu 4 hari,samplingikan mas mulai dilakukan.

Ukuran ikan yang digunakan untuk percobaan yaitu 7,88±1,41 g. Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan uji yaitu akuarium berdimensi 50x40x35 cm berjumlah 15 unit serta satu buah bak fiber. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 37 hari dengan sistem resirkulasi dan diaerasi 24 jam. Dinding luar akuarium pemeliharaan ikan uji ditutupi plastik hitam untuk meminimalkan stres pada ikan. Pemanas air masing-masing diletakkan dalam akuarium yang bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu. Ikan ditebar ke dalam masing masing akuarium sebanyak sepuluh ekor per akuarium dan dipuasakan selama 24 jam sebelum perlakuan pakan. Penimbangan bobot ikan uji dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan. Selama masa pemeliharaan dilakukan uji kualitas air setiap 10 hari. Suhu selama masa pemeliharaan berkisar antara 28-30 0C, pH 6,86-7, DO 6,0-6,89, alkalinitas 48-96 ppm dan TAN 0,064-0,156 ppm. Ikan yang mati selama wadah pemeliharaan segera diangkat dan ditimbang. Pakan diberikan sebanyak tiga kali sehari yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB secaraat satiation. Sisa pakan yang tidak termakan dikumpulkan untuk dihitung jumlah konsumsi pakannya. Satu hari sebelum panen dilakukan penimbangan bobot ikan akhir. Pada hari ke 37 ikan dipanen dengan jumlah tertentu dan dipilih sesuai keperluan uji, yakni uji organoleptik dan uji kimia.


(8)

6 2.4. Parameter yang Diukur

2.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan

Jumlah konsumsi pakan = jumlah pakan awal–jumlah pakan akhir

2.4.2 Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR) dihitung berdasarkan persamaan berikut:

SR = x 100%

2.4.3 Efisiensi Pakan

Nilai efisiensi pakan dapat dihitung dengan persamaan berikut: EP =[( ) ]x 100%

Keterangan : Wt = bobot rata-rata individu pada waktu t (g)

D = bobot total ikan yang mati selama pemeliharaan (g) Wo = bobot rata-rata individu pada waktu t (g)

F = jumlah pakan yang diberikan

2.4.4 Laju Pertumbuhan Harian

Laju Pertumbuhan dapat dihitung dengan rumus berikut (Takeuchi 1988):

Wt = Wo (1 + 0,01α)t

Keterangan :

Wt = bobot rata-rata ikan pada waktu t (g) Wo = bobot rata-rata ikan pada waktu awal (g)

α = laju pertumbuhan harian (%) t = waktu pemeliharaan (hari)

2.4.5 Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik yang dilakukan adalah uji organoleptik terhadap rasa dan tekstur daging ikan mas. Uji organoleptik ini dilakukan kepada 16 orang yang dipilih secara secara acak dan dilakukan sesuai dengan SNI01-2346-2006. Pengujian organoleptik dilakukan dengan ikan dimatikan terlebih dahulu


(9)

7 kemudian dibuang sisik dan organ bagian dalamnya. Ikan tersebut kemudian dikukus selama lima menit kemudian disajikan untuk diuji tekstur dan rasa dagingnya. Setiap penguji mendapatkan satu ekor ikan setiap perlakuan. Penguji yang telah selesai menilai tekstur dan rasa daging kemudian mengisi lembar uji organoleptik yang telah disediakan. Lembar uji organoleptik dapat dilihat pada Lampiran 1. Data uji organoleptik kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik non parametric Kruskal-Wallis sedangkan uji lanjutannya menggunakan multiple comparison (Lampiran 3,4 dan 5)

2.5 Analisis Statistika

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Untuk menguji perngaruh perlakuan terhadap konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup dan efisiensi pakan digunakan analisis sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji lanjutan menggunakan uji wilayah berganda Duncan.

2.6 Analisis Kimia

Analisis kimia yang dilakukan terdiri dari analisis proksimat (Lampiran 6) pakan uji, tubuh ikan awal dan tubuh ikan akhir, masing-masing duplo tiap perlakuan, serta analisis beberapa kualitas air berupa suhu, pH dan kadar NH3. Untuk keperluan uji proksimat tubuh ikan, jumlah ikan yang digunakan adalah tiga ekor ikan untuk setiap perlakuan.


(10)

0 50 100 150 200 250

0,00% 0,25% 0,50% 0,75% 1,00%

B

io

m

a

s

s

a

(

g

ra

m

)

Pe rla k ua n Da un K a yu M a nis

Biomassa Awal Biomassa Akhir

7 4 ,9 6 7 9 ,0 7 7 3 ,8 3 7 4 ,8 2 7 9 ,6 1 2 1 1 ,0 8

2 0 9 ,8 2 2 1 2 ,9 0

2 2 6 ,4 5 2 1 0 ,9 3


(11)

9 Tabel 3 Parameter pengamatan selama masa pemeliharaan ikan

Parameter Perlakuan Daun Kayu Manis (%)

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

JKP (gram) 164,58±0,92ab 178,36±4,02ab 181,7±2,10bc 188,06±6,42bc 193,74±9,91c LPH(%) 2,80±0,067a 2,96±0,096a 2,86±0,085a 2,91±0,061a 2,94±0,026a EP (%) 79,67±0,49c 77,59±0,62b 75,49±0,159a 74,76±0,205a 77,72±0,72b KH (%) 100±0a 93,33±5,77a 100±0a 96,67±5,77a 96,67±5,77a Keterangan : 1. Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang

tidak berbeda nyata (P>0.05).

2. JKP (Jumlah Konsumsi Pakan); LPH (Laju Pertumbuhan Harian); FCR (Jumlah Konversi Pakan); EP (Efesiensi Pakan); KH (Kelangsungan Hidup)

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai parameter laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup ikan tidak berbeda nyata antar perlakuan (p>0,05). Nilai jumlah konsumsi pakan berbeda nyata dengan kecenderungan naik sebanding dengan kandungan kayu manis dalam pakan (p<0,05). Nilai efisiensi pakan berbeda nyata dengan nilai tertinggi pada perlakuan penambahan 0% daun kayu manis serta terendah pada pakan dengan penambahan 0,75% kayu manis(p<0,05). Data lengkap dari parameter pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 7, Lampiran 8 dan Lampiran 9.

Tabel 4 Komposisi proksimat tubuh ikan

Tabel 4 menunjukkan hasil proksimat ikan uji sebelum dan setelah pemeliharaan selama 37 hari. Setelah dilakukan analisa statistik, nilai protein, lemak, dan kadar air untuk setiap ikan uji memiliki nilai yang berbeda nyata sehingga penambahan kayu manis pada pakan memberikan pengaruh yang berbeda pada kualitas daging setiap perlakuan (p<0,05).

Parameter Ikan awal

Perlakuan Daun Kayu Manis

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

Protein 6,833 ± 0,25 15,10 ± 0,26a 15,28 ± 0,56a 14,76 ± 0,02a 15,37 ± 0,54a 17,18 ± 0,53b

Lemak 8,62 ± 0,32 8,19 ± 0,28e 6,31 ± 0,17d 5,58 ± 0,02c 5,10 ± 0,11b 4,41 ± 0,02a


(12)

10 Tabel 5 Hasil uji organoleptik tekstur dan rasa daging ikan mas

Tabel 5 menunjukkan hasil uji organoleptik terhadap tekstur dan rasa daging ikan mas. Pada kedua uji tersebut menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05; Lampiran 4 dan 5). Penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan tekstur dan rasa yang lebih baik dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan daun kayu manis.

3.2 Pembahasan

Penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan hasil jumlah konsumsi pakan (JKP) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan. Nilai JKP cenderung meningkat sebanding dengan banyaknya penambahan daun kayu manis (Tabel 3). Mayersdalam Halver and Hardy (2002) mengungkapkan bahwa aroma atau bau dari pakan dapat menarik ikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kayu manis sebagai atraktan dapat meningkatkan nafsu makan ikan karena aroma dan rasa yang khas dari pakan yang ditambahkan daun kayu manis. Aroma dan rasa khas dari daun kayu manis berasal dari senyawa aromatik yang terdapat dalam kayu manis diantaranya sinnamaldehid, eugenol, safrol atau camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam jumlah kecil (Kusuma 2008). Namun meningkatnya nilai JKP tidak berpengaruh terhadap nilai laju pertumbuhan harian. Hal ini diduga karena adanya zat antinutrisi pada kayu manis yang menyebabkan penyerapan nutrien yang penting untuk pertumbuhan berkurang. Penyerapan nutrisi yang berkurang akan meningkatkan jumlah pakan yang dibutuhkan sehingga ikan akan membutuhkan lebih banyak jumlah pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ikan tersebut (Widodo dan Handayani 2010).

Parameter

Perlakuan Daun Kayu Manis

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

Tekstur Lembek Agak Kompak Agak Kompak Kompak Kompak

Rasa Agak Gurih Agak Gurih, Agak Manis

Agak Gurih, Agak


(13)

11 Lemak merupakan sumber energi utama pada ikan selain protein dan karbohidrat. Asam lemak pada ikan ditunjukkan dalam bentuk triasligliserol atau phospholipids yang dibentuk dari gliserol 3-fosfat (Sergeant et al. 1972). Kadar lemak pada ikan dengan penambahan kayu manis bila dibandingkan dengan pakan kontrol mengalami penurunan sejalan dengan meningkatnya jumlah daun kayu manis yang ditambahkan dalam pakan (Tabel 4). Pada pakan dengan penambahan daun kayu manis, pembentukan triasligliserol dihambat karena adanya senyawa tannin, flavonoid dan saponin dalam kayu manis sebagai anti-hiperkolestreolmia (Azima 2004). Hal tersebut yang diduga menjadi alasan rendahnya kadar lemak perlakuan yang diberi pakan dengan penambahan kayu manis. Pembentukan triasilgliserol yang merupakan deposit utama lemak dalam jaringan ikan dihambat dengan adanya zat aktif dari kayu manis. Dengan dihambatnya deposit lemak dalam tubuh ikan tersebut, diduga lemak digunakan oleh ikan sebagai sumber energi. Hal ini berakibat berkurangnya jumlah kadar protein dalam tubuh ikan yang dirombak untuk menghasilkan energi sehingga kadar protein ikan lebih tinggi dibanding ikan yang diberi pakan kontrol. Hubungan antara lemak, protein, dan karbohidrat semacam ini disebutprotein sparing effect(NRC 1993).

Pengujian organoleptik/sensori merupakan cara pengujian menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk menilai mutu produk. Penilaian menggunakan alat indera ini meliputi spesifikasi mutu kenampakan, bau, rasa, dan konsistensi/tekstur serta beberapa faktor lain yang diperlukan untuk menilai produk tersebut (BSN 2006). Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa pakan dengan penambahan daun kayu manis memiliki tekstur dan rasa daging yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa penambahan. Pakan tanpa penambahan kayu manis (pakan kontrol) memiliki tekstur lembek dan rasa agak gurih. Pada parameter tekstur dan rasa, hasil terbaik terdapat pada pakan dengan penambahan kayu manis 0,75%dan 1%. Tekstur daging ikan pada pakan kontrol yang lembek diduga disebabkan kandungan lemak yang tinggi pada tubuh ikan. Pada pakan dengan daun kayu manis 0,75% dan 1% kandungan lemak lebih sedikit dibandingkan dengan pakan kontrol sehingga daging ikan lebih kompak.

Rasa daging yang lebih manis pada pakan dengan penambahan daun kayu manis diduga karena senyawa-senyawa yang terdapat pada kayu manis. Menurut


(14)

12 Kusuma (2008), semua kayu manis adalah aromatik, aromanya tergantung pada substansi dengan susunan yang berbeda. Substansi yang terkandung dalam kayu manis antara lain adalah sinnamaldehid, eugenol, safrol atau camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam jumlah kecil.


(15)

IV.

KESIMPULAN

Penambahan daun kayu manis pada pakan tidak memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan ikan mas, namun penambahan 0,75% daun kayu manis memberikan hasil optimal terhadap kualitas (tekstur dan rasa) daging ikan mas.


(16)

PENGAR

TERHAD

PROGRA

DE FAKULT

RUH PEMBERIAN DAUN KAYU M

DAP PERTUMBUHAN DAN KUALI

DAGING IKAN MAS

ARIEF ADITYA HUTAMA

AM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEM PERIKANAN BUDIDAYA

EPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN LTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUT

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

MANIS

LITAS

JEMEN


(17)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

PENGARUH PEMBERIAN DAUN KAYU MANIS TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN DAN KUALITAS DAGING IKAN MAS

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, Juli 2012

Arief Aditya Hutama C14070027


(18)

ABSTRAK

ARIEF ADITYA HUTAMA.Pengaruh Penambahan Daun Kayu Manis terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Mas. Dibimbing oleh DEDI JUSADIdanTATI NURHAYATI.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian kayu manis Cinnamomun burmanni sebagai suplemen dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan kualitas fisik daging ikan mas. Penelitian ini menggunakan lima pakan uji yang mengandung 0%; 0,25%; 0,5%; 0,75%; 1% kayu manis pada pakan. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan. Bobot ikan yang dipelihara 7,88±1,41 g dalam akuarium berukuran 50x40x35 cm dengan kepadatan 10 ekor/akuarium. Ikan diberi pakan secara at satiationselama 37 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kayu manis pada pakan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan. Pemberian kayu manis pada pakan berpengaruh terhadap tekstur dan rasa daging ikan mas. Hasil optimal terdapat pada pakan yang mengandung 0,75% kayu manis dengan tekstur kompak dan rasa manis. Kata kunci: kayu manis, ikan mas, pertumbuhan


(19)

4

ABSTRACT

ARIEF ADITYA HUTAMA.Effect of AdditionCinnamomun burmanniLeaf in the Diet on the Growth Performance and Flesh Quality of Common Carp Cyprinus carpio.Supervised byDEDI JUSADIdanTATI NURHAYATI

This research was carried out to evaluate the effect ofCinnammomun burmannias a supplement in the diet on the growth performance and flesh quality of the common carp Cyprinus carpio. A triplicate experiment was conducted using fish with an initial body weight of 7,88 ± 1,41 g. Fish were culture in aquaria 50x40x35 cm3 at a density of 10 fish/aquaria. Fish were fed on the diet contained either 0%,0,25%, 0,5%, 0,75%, or 1% respectively. Fish fed on the diet at satiation for 37 days. The results showed that the addition of Cinnammomun burmanni in the diet from 0% to 1% was insignificantly affected the growth and survival rate of fish. However, the addition of Cinnamomumn burmanni reduced feed efficiency. On the other hand, fish flavor and flesh texture were affected by the addition of Cinnamomun burmanni in the diet. The diet of 0,75% Cinnamomumn burmanniwere the optimal result of this research with the sweet flavor and compact texture.


(20)

(21)

PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Pemberian Kayu Manis terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Mas

Nama : Arief Aditya Hutama

NIM : C14070027

Departemen : Budidaya Perairan

Disetujui,

Diketahui,

Ketua Departemen Budidaya Perairan

Dr. Odang Carman . NIP. 19591222 198601 1 001

Tanggal Lulus : Pembimbing I

Dr. Dedi Jusadi . NIP. 19621026 198803 1 001

Pembimbing II

Dr. Tati Nurhayati . NIP. 19700807 199603 2 002


(22)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu prasyarat dalam memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2012 sampai dengan April 2012. Penulis melakukan pemeliharaan ikan dan analisis proksimat di Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Uji organoleptik dilakukan pada Laboratorium Uji Organoleptik, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dedi Jusadi dan Dr. Tati Nurhayati selaku dosen pembimbing atas dukungan, bimbingan, dan nasihat yang telah diberikan selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr.Odang Carman selaku penguji pada skripsi penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya yakni Ibunda Renny K. Hadiaty dan Ayahanda Elistyo Sritaman, serta adik-adik saya atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang tidak terbatas. Ucapan terima kasih pada Dewi Agustina atas doa, dukungan dan kesabaran. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kang Dama, Kang Dedi, Kang Yosi, Pak Wasjan, Mba Retno, dan Kang Abe yang telah membantu penulis dalam pengerjaan penelitian ini, Bapak Maryanta, Ibu Yuli, dan Kang Asep yang telah membantu dalam mengurus administrasi. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara seperjuangan Bale, Koi, Fateh, Azis, Ridho, Tryan, Reki, Danbo, Wahyu, Tante, Yunikathanks a lot guys, serta teman-teman BDP 44 dan 45.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2012


(23)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Juli 1989 dari pasangan Bapak Elistyo Sritaman dan Ibu Renny K. Hadiaty. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun 2007, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di IPB melalui jalur USMI (Undangan Saringan Masuk IPB) pada Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan, Pengurus Merpati Putih IPB 2008-2010, Himpunan Mahasiswa Akuakultur periode 2009-2010. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Nutrisi Ikan semester ganjil 2010/2011, dan Teknologi Pembuatan Pakan Alami, Bentos, dan Alga semester ganjil 2010/2011. Penulis pernah mengikuti Pekan Kreativitas Mahasiswa yang berjudul: Si Doktor dari Negeri Air, Sang Penghasil Rupiah ; Pendederan Ikan Garra Rufa sebagai Alternatif Wirausaha yang Prospektif; Efektivitas Kawin Suntik Doctor Fish ; Peningkatan Kontinuitas Produksi Benih Garra Rufa.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul “Pengaruh Pemberian Kayu Manis terhadap Kinerja


(24)

i

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR ... iii DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan... 2

II. BAHAN DAN METODE... 3 2.1 Penelitian Pendahuluan ... 3 2.2 Pakan Uji ... 4 2.3 Pemeliharaan Ikan ... 5 2.4. Parameter yang Diukur... 6 2.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan... 6 2.4.2 Kelangsungan Hidup... 6 2.4.3 Efisiensi Pakan... 6 2.4.4 Laju Pertumbuhan Harian ... 6 2.4.5 Uji Organoleptik ... 6 2.5 Analisis Statistika ... 7 2.6 Analisis Kimia ... 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN... 8 3.1 Hasil... 8 3.2 Pembahasan ... 10

IV. KESIMPULAN... 13

DAFTAR PUSTAKA... 14


(25)

ii

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Hasil Uji Organoleptik Penelitian Pendahuluan ... 3 2. Hasil Analisis Proksimat Pakan Uji (% bobot kering)... 4 3. Parameter Pengamatan Selama Masa Pemeliharaan Ikan... 9 4. Komposisi Proksimat Tubuh Ikan... 9 5. Hasil Uji Organoleptik Tekstur dan Rasa Daging Ikan Mas ... 10


(26)

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Perubahan Biomassa Individu Ikan Mas pada Perlakuan Penambahan Kayu


(27)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Analisa Usaha ... 16 Lampiran 2. Lembar Uji Organoleptik ... 18 Lampiran 3. Data Uji Organoleptik Tekstur dan Rasa Daging Ikan Mas ... 19 Lampiran 4. Hasil Uji Kruskal–Wallis... 19 Lampiran 5. Uji Lanjut Parameter Tekstur dan Rasa... 20 Lampiran 6. Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) ... 23 Lampiran 7. Analisis Kelangsungan Hidup ... 27 Lampiran 8. Laju Pertumbuhan Harian (LPH) ... 28 Lampiran 9. Jumlah Konsumsi Pakan dan Efisiensi Protein ... 28


(28)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan mas (Cyprinus carpio)merupakan salah satu ikan konsumsi favorit di Indonesia dikarenakan rasanya enak dan dagingnya tebal. Pada tahun 2007 produksi ikan mas mencapai lebih dari 50% total produksi budidaya ikan konsumsi air tawar di Indonesia. Ikan air tawar ini memiliki konsumen cukup besar, terutama di Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Utara. Data KKP menunjukkan bahwa produksi ikan mas pada tahun 2010 mencapai 374.112 ton (KKP 2010).

Pembudidaya ikan mas di Jambi diberitakan mencampurkan daun kayu manis (Cinnamomun burmanni) dalam pakan ikan mas dan mendapatkan rasa daging ikan mas yang lebih manis dibandingkan dengan rasa daging ikan mas tanpa penambahan daun kayu manis. Selain itu, berdasarkan pada analisa usaha pada Lampiran 1, penambahan daun kayu manis pada pakan dapat meningkatkan keuntungan yang dihasilkan oleh pembudidaya dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan. Pemakaian daun kayu manis pada pakan belum pernah dilakukan sebelumnya pada ikan, oleh karena itu diperlukan kajian secara ilmiah untuk menganalisis seberapa besar kadar kandungan daun kayu manis yang dapat digunakan untuk menghasilkan rasa manis pada daging ikan mas.

Kayu manis merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama untuk diambil hasilnya. Hasil utama kayu manis adalah kulit batang, dahan, ranting, dan daun. Selain digunakan sebagai rempah atau pemberi cita rasa (flavor). Hasil olahan lain kayu manis seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, makanan, minuman, rokok, dan sebagainya (Mawaddah 2008).

Pemberian kayu manis pada pakan memberikan aroma yang harum serta rasa manis pada pakan. Kayu manis bersifat aromatik dan memiliki sifat fisik hangat, pedas, wangi, dan manis. Rasa dan aroma yang harum tersebut diduga berasal dari senyawa–senyawa dalam kayu manis. Kayu manis memiliki kandungan berbagai senyawa kimia, yaitu minyak atsiri, eugenol, safrole, juga kandungan sinamaldehid, tanin, kalsium oksalat, damar, dan penyamak (Azima


(29)

2 2004). Minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, senyawa fenol dan tannin bersifat antimikroba sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh pada ikan dan menghambat pertumbuhan jamur, bakteri dan parasit yang menyerang ikan (Ayuningtyas 2008). Selain itu, senyawa seperti tannin, flavonoid dan saponin merupakan zat antinutrisi pada pakan sehingga perlu dikaji lebih lanjut pengaruh pemberian kayu manis terhadap pertumbuhan ikan. Penelitian tentang penggunaan kayu manis dalam pakan telah dilakukan oleh Azima (2004) dan dari penelitian tersebut didapatkan bahwa penambahan kayu manis sebanyak 200 mg/kg dalam pakan dapat menurunkan kadar kolesterol dan kadar trigliserida dalam tubuh kelinci. Kayu manis menurut Riyadi (2007) memiliki komposisi kimia berupa kadar abu 4,2–6 %, kadar air 7,79–10,48, kadar karbohidarat 16,6-21%, kadar serat kasar 34,4-38,5%, kadar protein 3,2-4,1%, kadar lemak 1,35-1,68%.

1.2 Tujuan

Mengevaluasi pengaruh penambahan daun kayu manis terhadap kinerja pertumbuhan dan kualitas fisik daging ikan mas.


(30)

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Penelitian Pendahuluan

Penelitian ini didahului dengan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui dosis awal dari daun kayu manis yang harus ditambahkan dalam pakan yang sesuai untuk penelitian utama. Penelitian ini menggunakan ikan mas dengan bobot 8,12±1,21 g. Ikan dipelihara selama 37 hari dengan pemberian pakan secara at satiation pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00. Perlakuan dosis penambahan kayu manis pada pakan yang digunakan adalah :

1. Perlakuan A : pakan komersial (kontrol) 2. Perlakuan B : pakan A + 1% daun kayu manis 3. Perlakuan C : pakan A + 2 % daun kayu manis

Ikan yang telah dipelihara kemudian diuji secara organoleptik untuk menganalisis pengaruh pakan terhadap tekstur dan daging ikan mas. Hasil penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penambahan daun kayu manis 1% pada pakan memberikan hasil terbaik dibandingkan perlakuan lain.

Tabel 1 Hasil uji organoleptik penelitian pendahuluan

Parameter

Perlakuan Daun Kayu Manis (%)

0% 1% 2%

Tekstur Lembek Kompak Kompak

Rasa

Agak Gurih, Agak


(31)

4 2.2 Pakan Uji

Pakan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan komersial yang dicampur dengan daun kayu manis pada dosis yang berbeda. Perlakuan yang digunakan adalah :

1. Perlakuan A : pakan komersial (kontrol)

2. Perlakuan B : pakan A + 0,25% daun kayu manis 3. Perlakuan C : pakan A + 0,5% daun kayu manis 4. Perlakuan D : pakan A + 0,75% daun kayu manis 5. Perlakuan E : pakan A + 1% daun kayu manis

Kayu manis yang digunakan pada pakan uji berasal dari bagian daun kayu manis. Daun kayu manis tersebut dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan dengan blender hingga berbentuk tepung. Perlakuan pakan A yang merupakan pakan komersial digunakan langsung dalam penelitian tanpa di re-pelleting terlebih dahulu. Pada pakan perlakuan dengan penambahan daun kayu manis, pakan komersil dihaluskan kemudian dicampur dengan tepung daun kayu manis. Setelah itu direkatkan dengan tepung sagu sebanyak 3% dari total pakan (Edriani 2011). Bahan tersebut diaduk merata dan dibentuk pelet kering kemudian dilakukan analisis proksimat. Hasil proksimat pakan uji dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil analisis proksimat pakan uji (% bobot kering) Komposisi

Proksimat

Perlakuan Daun Kayu Manis (%)

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

Protein (%) 33,38 32,55 32,45 32,24 32,14

Lemak (%) 7,94 7,18 7,20 7,22 7,25

Serat Kasar (%) 4,29 4,44 4,55 4,62 4,75

Abu (%) 11,02 10,70 10,61 10,69 11,52

BETN (%) 43,36 45,11 45,18 45,21 45,17

GE (kkal/100 g) 439,37 434,84 434,67 433,89 433,38

Rasio C/P 13.16 13.35 13.39 13.45 13.48

Keterangan :

BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen *GE =Gross Energy (Watanabe 1988)

1 gram protein = 5,6 kkal GE 1 gram karbohidrat/BETN = 4,1 kkal GE 1 gram lemak = 9,4 kkal GE


(32)

5 2.3 Pemeliharaan Ikan

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas yang berasal dari Sukabumi kemudian dilakukan aklimatisasi pada akuarium selama 15-20 menit, dan dipindahkan ke dalam bak fiber bervolume 2000 liter secara perlahan sebagai wadah pemeliharaan sementara. Setelah 2 hari, ikan mulai diberi pakan pelet sebagai bentuk adaptasi terhadap pelet yang diberikan secara at satiation sebanyak 3 kali sehari. Setelah ikan mulai dapat membiasakan diri terhadap pelet dalam waktu 4 hari,samplingikan mas mulai dilakukan.

Ukuran ikan yang digunakan untuk percobaan yaitu 7,88±1,41 g. Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan uji yaitu akuarium berdimensi 50x40x35 cm berjumlah 15 unit serta satu buah bak fiber. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 37 hari dengan sistem resirkulasi dan diaerasi 24 jam. Dinding luar akuarium pemeliharaan ikan uji ditutupi plastik hitam untuk meminimalkan stres pada ikan. Pemanas air masing-masing diletakkan dalam akuarium yang bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu. Ikan ditebar ke dalam masing masing akuarium sebanyak sepuluh ekor per akuarium dan dipuasakan selama 24 jam sebelum perlakuan pakan. Penimbangan bobot ikan uji dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan. Selama masa pemeliharaan dilakukan uji kualitas air setiap 10 hari. Suhu selama masa pemeliharaan berkisar antara 28-30 0C, pH 6,86-7, DO 6,0-6,89, alkalinitas 48-96 ppm dan TAN 0,064-0,156 ppm. Ikan yang mati selama wadah pemeliharaan segera diangkat dan ditimbang. Pakan diberikan sebanyak tiga kali sehari yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB secaraat satiation. Sisa pakan yang tidak termakan dikumpulkan untuk dihitung jumlah konsumsi pakannya. Satu hari sebelum panen dilakukan penimbangan bobot ikan akhir. Pada hari ke 37 ikan dipanen dengan jumlah tertentu dan dipilih sesuai keperluan uji, yakni uji organoleptik dan uji kimia.


(33)

6 2.4. Parameter yang Diukur

2.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan

Jumlah konsumsi pakan = jumlah pakan awal–jumlah pakan akhir

2.4.2 Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR) dihitung berdasarkan persamaan berikut:

SR = x 100%

2.4.3 Efisiensi Pakan

Nilai efisiensi pakan dapat dihitung dengan persamaan berikut: EP =[( ) ]x 100%

Keterangan : Wt = bobot rata-rata individu pada waktu t (g)

D = bobot total ikan yang mati selama pemeliharaan (g) Wo = bobot rata-rata individu pada waktu t (g)

F = jumlah pakan yang diberikan

2.4.4 Laju Pertumbuhan Harian

Laju Pertumbuhan dapat dihitung dengan rumus berikut (Takeuchi 1988):

Wt = Wo (1 + 0,01α)t

Keterangan :

Wt = bobot rata-rata ikan pada waktu t (g) Wo = bobot rata-rata ikan pada waktu awal (g)

α = laju pertumbuhan harian (%) t = waktu pemeliharaan (hari)

2.4.5 Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik yang dilakukan adalah uji organoleptik terhadap rasa dan tekstur daging ikan mas. Uji organoleptik ini dilakukan kepada 16 orang yang dipilih secara secara acak dan dilakukan sesuai dengan SNI01-2346-2006. Pengujian organoleptik dilakukan dengan ikan dimatikan terlebih dahulu


(34)

7 kemudian dibuang sisik dan organ bagian dalamnya. Ikan tersebut kemudian dikukus selama lima menit kemudian disajikan untuk diuji tekstur dan rasa dagingnya. Setiap penguji mendapatkan satu ekor ikan setiap perlakuan. Penguji yang telah selesai menilai tekstur dan rasa daging kemudian mengisi lembar uji organoleptik yang telah disediakan. Lembar uji organoleptik dapat dilihat pada Lampiran 1. Data uji organoleptik kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik non parametric Kruskal-Wallis sedangkan uji lanjutannya menggunakan multiple comparison (Lampiran 3,4 dan 5)

2.5 Analisis Statistika

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Untuk menguji perngaruh perlakuan terhadap konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup dan efisiensi pakan digunakan analisis sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji lanjutan menggunakan uji wilayah berganda Duncan.

2.6 Analisis Kimia

Analisis kimia yang dilakukan terdiri dari analisis proksimat (Lampiran 6) pakan uji, tubuh ikan awal dan tubuh ikan akhir, masing-masing duplo tiap perlakuan, serta analisis beberapa kualitas air berupa suhu, pH dan kadar NH3. Untuk keperluan uji proksimat tubuh ikan, jumlah ikan yang digunakan adalah tiga ekor ikan untuk setiap perlakuan.


(35)

0 50 100 150 200 250

0,00% 0,25% 0,50% 0,75% 1,00%

B

io

m

a

s

s

a

(

g

ra

m

)

Pe rla k ua n Da un K a yu M a nis

Biomassa Awal Biomassa Akhir

7 4 ,9 6 7 9 ,0 7 7 3 ,8 3 7 4 ,8 2 7 9 ,6 1 2 1 1 ,0 8

2 0 9 ,8 2 2 1 2 ,9 0

2 2 6 ,4 5 2 1 0 ,9 3


(36)

9 Tabel 3 Parameter pengamatan selama masa pemeliharaan ikan

Parameter Perlakuan Daun Kayu Manis (%)

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

JKP (gram) 164,58±0,92ab 178,36±4,02ab 181,7±2,10bc 188,06±6,42bc 193,74±9,91c LPH(%) 2,80±0,067a 2,96±0,096a 2,86±0,085a 2,91±0,061a 2,94±0,026a EP (%) 79,67±0,49c 77,59±0,62b 75,49±0,159a 74,76±0,205a 77,72±0,72b KH (%) 100±0a 93,33±5,77a 100±0a 96,67±5,77a 96,67±5,77a Keterangan : 1. Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang

tidak berbeda nyata (P>0.05).

2. JKP (Jumlah Konsumsi Pakan); LPH (Laju Pertumbuhan Harian); FCR (Jumlah Konversi Pakan); EP (Efesiensi Pakan); KH (Kelangsungan Hidup)

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai parameter laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup ikan tidak berbeda nyata antar perlakuan (p>0,05). Nilai jumlah konsumsi pakan berbeda nyata dengan kecenderungan naik sebanding dengan kandungan kayu manis dalam pakan (p<0,05). Nilai efisiensi pakan berbeda nyata dengan nilai tertinggi pada perlakuan penambahan 0% daun kayu manis serta terendah pada pakan dengan penambahan 0,75% kayu manis(p<0,05). Data lengkap dari parameter pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 7, Lampiran 8 dan Lampiran 9.

Tabel 4 Komposisi proksimat tubuh ikan

Tabel 4 menunjukkan hasil proksimat ikan uji sebelum dan setelah pemeliharaan selama 37 hari. Setelah dilakukan analisa statistik, nilai protein, lemak, dan kadar air untuk setiap ikan uji memiliki nilai yang berbeda nyata sehingga penambahan kayu manis pada pakan memberikan pengaruh yang berbeda pada kualitas daging setiap perlakuan (p<0,05).

Parameter Ikan awal

Perlakuan Daun Kayu Manis

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

Protein 6,833 ± 0,25 15,10 ± 0,26a 15,28 ± 0,56a 14,76 ± 0,02a 15,37 ± 0,54a 17,18 ± 0,53b

Lemak 8,62 ± 0,32 8,19 ± 0,28e 6,31 ± 0,17d 5,58 ± 0,02c 5,10 ± 0,11b 4,41 ± 0,02a


(37)

10 Tabel 5 Hasil uji organoleptik tekstur dan rasa daging ikan mas

Tabel 5 menunjukkan hasil uji organoleptik terhadap tekstur dan rasa daging ikan mas. Pada kedua uji tersebut menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05; Lampiran 4 dan 5). Penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan tekstur dan rasa yang lebih baik dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan daun kayu manis.

3.2 Pembahasan

Penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan hasil jumlah konsumsi pakan (JKP) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan. Nilai JKP cenderung meningkat sebanding dengan banyaknya penambahan daun kayu manis (Tabel 3). Mayersdalam Halver and Hardy (2002) mengungkapkan bahwa aroma atau bau dari pakan dapat menarik ikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kayu manis sebagai atraktan dapat meningkatkan nafsu makan ikan karena aroma dan rasa yang khas dari pakan yang ditambahkan daun kayu manis. Aroma dan rasa khas dari daun kayu manis berasal dari senyawa aromatik yang terdapat dalam kayu manis diantaranya sinnamaldehid, eugenol, safrol atau camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam jumlah kecil (Kusuma 2008). Namun meningkatnya nilai JKP tidak berpengaruh terhadap nilai laju pertumbuhan harian. Hal ini diduga karena adanya zat antinutrisi pada kayu manis yang menyebabkan penyerapan nutrien yang penting untuk pertumbuhan berkurang. Penyerapan nutrisi yang berkurang akan meningkatkan jumlah pakan yang dibutuhkan sehingga ikan akan membutuhkan lebih banyak jumlah pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ikan tersebut (Widodo dan Handayani 2010).

Parameter

Perlakuan Daun Kayu Manis

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

Tekstur Lembek Agak Kompak Agak Kompak Kompak Kompak

Rasa Agak Gurih Agak Gurih, Agak Manis

Agak Gurih, Agak


(38)

11 Lemak merupakan sumber energi utama pada ikan selain protein dan karbohidrat. Asam lemak pada ikan ditunjukkan dalam bentuk triasligliserol atau phospholipids yang dibentuk dari gliserol 3-fosfat (Sergeant et al. 1972). Kadar lemak pada ikan dengan penambahan kayu manis bila dibandingkan dengan pakan kontrol mengalami penurunan sejalan dengan meningkatnya jumlah daun kayu manis yang ditambahkan dalam pakan (Tabel 4). Pada pakan dengan penambahan daun kayu manis, pembentukan triasligliserol dihambat karena adanya senyawa tannin, flavonoid dan saponin dalam kayu manis sebagai anti-hiperkolestreolmia (Azima 2004). Hal tersebut yang diduga menjadi alasan rendahnya kadar lemak perlakuan yang diberi pakan dengan penambahan kayu manis. Pembentukan triasilgliserol yang merupakan deposit utama lemak dalam jaringan ikan dihambat dengan adanya zat aktif dari kayu manis. Dengan dihambatnya deposit lemak dalam tubuh ikan tersebut, diduga lemak digunakan oleh ikan sebagai sumber energi. Hal ini berakibat berkurangnya jumlah kadar protein dalam tubuh ikan yang dirombak untuk menghasilkan energi sehingga kadar protein ikan lebih tinggi dibanding ikan yang diberi pakan kontrol. Hubungan antara lemak, protein, dan karbohidrat semacam ini disebutprotein sparing effect(NRC 1993).

Pengujian organoleptik/sensori merupakan cara pengujian menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk menilai mutu produk. Penilaian menggunakan alat indera ini meliputi spesifikasi mutu kenampakan, bau, rasa, dan konsistensi/tekstur serta beberapa faktor lain yang diperlukan untuk menilai produk tersebut (BSN 2006). Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa pakan dengan penambahan daun kayu manis memiliki tekstur dan rasa daging yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa penambahan. Pakan tanpa penambahan kayu manis (pakan kontrol) memiliki tekstur lembek dan rasa agak gurih. Pada parameter tekstur dan rasa, hasil terbaik terdapat pada pakan dengan penambahan kayu manis 0,75%dan 1%. Tekstur daging ikan pada pakan kontrol yang lembek diduga disebabkan kandungan lemak yang tinggi pada tubuh ikan. Pada pakan dengan daun kayu manis 0,75% dan 1% kandungan lemak lebih sedikit dibandingkan dengan pakan kontrol sehingga daging ikan lebih kompak.

Rasa daging yang lebih manis pada pakan dengan penambahan daun kayu manis diduga karena senyawa-senyawa yang terdapat pada kayu manis. Menurut


(39)

12 Kusuma (2008), semua kayu manis adalah aromatik, aromanya tergantung pada substansi dengan susunan yang berbeda. Substansi yang terkandung dalam kayu manis antara lain adalah sinnamaldehid, eugenol, safrol atau camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam jumlah kecil.


(40)

IV.

KESIMPULAN

Penambahan daun kayu manis pada pakan tidak memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan ikan mas, namun penambahan 0,75% daun kayu manis memberikan hasil optimal terhadap kualitas (tekstur dan rasa) daging ikan mas.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas A.2008. Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum Untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp.[Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Azima F. 2004. Aktivitas Antioksidan Dan Anti-Agregasi Platelet Ekstrak Cassia Vera (Cinnamomum burmanni), Serta Potensinya Dalam Pencegahan Aterosklerosis pada Kelinci [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

BSN. 2006. Petunjuk Pengujian dan atau Organ Sensori. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Edriani G. 2011. Evaluasi Kualitas dan Kecernaan Biji Karet, Biji Kapuk, Kulit Singkong, Palm Kernel Meal, dan Kopra yang Difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae pada Pakan Juvenil Ikan Mas Cyprinus carpio. [Skripsi]. Departemen Teknologi dan Manajemen Perairan Budidaya. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Guillame J, Kaushik S, Bergot P, Metailler. 1999. Nutrition and Feeding of Fish and Crustacean. Springer-Praxia Book in Aquaculture and Fisheries. Chichester. UK.

Halver J.E and Hardy R.W. 2002.Fish Nutrition. Academic press, USA.

Kusuma R, 2008. Pengaruh Penggunaan Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Kayu Manis (Cinnamomum sp.) sebagai pengawet alami terhadap daya simpan roti manis.[Skripsi]. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Produksi Ikan Mas Tahun Ini Bisa Mencapai 380 Ton. . http://www.kkp.go.id [28 November 2011]. Mawaddah R. 2008. Kajian Hasil Riset Potensi Antimikroba Alami dan

Aplikasinya Dalam Bahan Pangan di Pusat Informasi Teknologi Pertanian. Fakultas Teknik Pertanian. Bogor: Intitut Pertanian Bogor.

National Research Council [NRC]. 1993. Nutrien Requirement of Fish. National Academy Press, Washington DC.

Riyadi D. 2007. Pemanfaatan Rumput Laut dalam Pembuatan Manisan dengan Penambahan Kayu Manis. [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.


(42)

15 Sergeant JR, Gatten RR, McIntosh R. 1972.Lipids7, p. 240-245

Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutriens. In Watanabe T. Department of Aquatic Bioscience. Tokyo University of Fisheries. JICA p.179-226.

Widodo W dan Handayani H. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press.Malang.

Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Department of Aquatic Biosience. Tokyo University of Fisheries. JICA. p:79-82.


(43)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Usaha

Asumsi :

1. Harga pakan yang digunakan : Rp 6.000,00 2. Harga jual ikan mas normal : Rp 15.000,00

3. Harga jual ikan mas dengan penambahan daun kayu manis : Rp. 18.000,00 4. Pakan yang digunakan adalah pakan dengan penambahan daun kayu

manis 1% dengan efisiensi pakan (EP) 78% sehingga ikan jumlah ikan mas yang dihasilkan per 100 kg pakan adalah 78 kg.

5. Tepung kanji yang digunakan adalah 3% per kilogram pakan.

IKAN MAS DENGAN PAKAN PENAMBAHAN DAUN KAYU MANIS 1%

Biaya Produksi

No. Keterangan Harga per kilo Harga per 100kg

1 Pakan 6000 Rp 600,000.00

2 Daun Kayu manis 5000 Rp 5,000.00

3 Kanji 6000 Rp 18,000.00

4 Ongkos kirim 20000 Rp 20,000.00

5 Dll. Rp 500,000.00

Total Rp 1,143,000.00

Hasil Usaha

= Rp 18.000,00/kg x 78 kg = Rp 1,404,000.00

Keuntungan

Hasil Usaha–Biaya Produksi = Rp 1,404,000.00 - Rp1,143,000.00 =Rp261,000.00


(44)

17 IKAN MAS TANPA PAKAN PENAMBAHAN DAUN KAYU MANIS (0%)

Biaya Produksi

Hasil Usaha

= Rp 15.000,00/kg x 78 kg = Rp1,170,000.00

Keuntungan

Hasil Usaha–Biaya Produksi = Rp1,170,000.00 - Rp.1,100,000.00 =Rp 70,000.00

 Secara analisa ekonomi ikan mas yang diberi penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan ikan mas yang diberi pakan tanpa penambahan daun kayu manis.

No. Keterangan Harga per kilo Harga per

100kg

1 Pakan Rp. 6,000.00 Rp 600,000.00

2 Dll Rp. 500,000.00


(45)

18 Lampiran 2. Lembar Uji Organoleptik

UJI SKOR ORGANOLEPTIK

RASA DAN TESTUR IKAN MAS YANG DIBERI PAKAN BERBEDA

Nama Panelis :

Tanggal/Jam Pengujian :

Produk :

Instruksi : Nyatakan penilaiananda dan beri tanda (v)pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian anda

No. Parameter Nilai Kode Sampel

A B C D E

1 TEKSTUR

Sangat Kompak 5

Kompak 4

Agak Kompak 3

Lembek 2

Rapuh 1

2 RASA

Lebih Manis 5

Manis 4

Agak Manis, Agak Gurih 3

Agak Gurih 2

Tawar 1


(46)

19 Lampiran 3. Data Uji Organoleptik Tekstur dan Rasa Daging Ikan Mas

Tekstur Jumlah Responden

Pakan 0 % Pakan 0,25% Pakan 0,5% Pakan 0,75 % Pakan 1%

Rapuh 1 0 0 0 0

Lembek 10 5 5 0 1

Agak Kompak 3 6 5 3 3

Kompak 1 4 4 8 6

Sangat Kompak 1 1 2 5 6

Rasa Jumlah Responden

Pakan 0% Pakan 0,25% Pakan 0,5% Pakan 0,75% Pakan 1%

Tawar 3 2 2 0 0

Agak Gurih 9 4 3 1 1

Agak gurih,Agak Manis 2 5 5 5 5

Manis 1 3 4 7 4

Lebih Manis 1 2 2 3 6

Lampiran 4. Hasil Uji Kruskal–Wallis

Test Statisticsa,b

rasa tekstur Chi-Square 20.087 26.839

df 4 4

Asymp. Sig. .000 .000 a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: panelis

Hipotesis : Asymp. Sig < 0,05 = Tolak Ho = Berbeda nyata


(47)

20 Lampiran 5. Uji Lanjut Parameter Tekstur dan Rasa

ANOVA

tekstur

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 32.750 4 8.188 9.595 .000

Within Groups 64.000 75 .853

Total 96.750 79

Descriptives

tekstur

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 16 2.4375 .96393 .24098 1.9239 2.9511 1.00 5.00

2 16 3.0625 .92871 .23218 2.5676 3.5574 2.00 5.00

3 16 3.1875 1.04682 .26171 2.6297 3.7453 2.00 5.00

4 16 4.1250 .71880 .17970 3.7420 4.5080 3.00 5.00

5 16 4.0625 .92871 .23218 3.5676 4.5574 2.00 5.00

Total 80 3.3750 1.10665 .12373 3.1287 3.6213 1.00 5.00

Multiple Comparisons

tekstur Tukey HSD

(I) kode (J) kode

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

a b -.62500 .32660 .319 -1.5379 .2879

c -.75000 .32660 .158 -1.6629 .1629

d -1.68750* .32660 .000 -2.6004 -.7746

e -1.62500* .32660 .000 -2.5379 -.7121

b a .62500 .32660 .319 -.2879 1.5379

c -.12500 .32660 .995 -1.0379 .7879

d -1.06250* .32660 .014 -1.9754 -.1496


(48)

21

c a .75000 .32660 .158 -.1629 1.6629

b .12500 .32660 .995 -.7879 1.0379

d -.93750* .32660 .041 -1.8504 -.0246

e -.87500 .32660 .067 -1.7879 .0379

d a 1.68750* .32660 .000 .7746 2.6004

b 1.06250* .32660 .014 .1496 1.9754

c .93750* .32660 .041 .0246 1.8504

e .06250 .32660 1.000 -.8504 .9754

e a 1.62500* .32660 .000 .7121 2.5379

b 1.00000* .32660 .025 .0871 1.9129

c .87500 .32660 .067 -.0379 1.7879

d -.06250 .32660 1.000 -.9754 .8504

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

tekstur

Tukey HSD

kode N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

a 16 2.4375

b 16 3.0625

c 16 3.1875 3.1875

e 16 4.0625 4.0625

d 16 4.1250

Sig. .158 .067 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

ANOVA

rasa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 25.000 4 6.250 5.878 .000

Within Groups 79.750 75 1.063


(49)

22 Descriptives

rasa

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 16 2.2500 1.06458 .26615 1.6827 2.8173 1.00 5.00

2 16 2.9375 1.23659 .30915 2.2786 3.5964 1.00 5.00

3 16 3.0625 1.23659 .30915 2.4036 3.7214 1.00 5.00

4 16 3.7500 .85635 .21409 3.2937 4.2063 2.00 5.00

5 16 3.9375 .99791 .24948 3.4057 4.4693 2.00 5.00

Total 80 3.1875 1.22313 .13675 2.9153 3.4597 1.00 5.00

rasa

Tukey HSD

panelis N

Subset for alpha = 0.05

1 2

1 16 2.2500

2 16 2.9375 2.9375

3 16 3.0625 3.0625

4 16 3.7500

5 16 3.9375

Sig. .226 .081

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Rasa

Tukey HSD

(I) kode (J) kode

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

a b -.68750 .36458 .334 -1.7066 .3316

c -.81250 .36458 .181 -1.8316 .2066

d -1.68750* .36458 .000 -2.7066 -.6684


(50)

23

b a .68750 .36458 .334 -.3316 1.7066

c -.12500 .36458 .997 -1.1441 .8941

d -1.00000 .36458 .057 -2.0191 .0191

e -.50000 .36458 .648 -1.5191 .5191

c a .81250 .36458 .181 -.2066 1.8316

b .12500 .36458 .997 -.8941 1.1441

d -.87500 .36458 .127 -1.8941 .1441

e -.37500 .36458 .841 -1.3941 .6441

d a 1.68750* .36458 .000 .6684 2.7066

b 1.00000 .36458 .057 -.0191 2.0191

c .87500 .36458 .127 -.1441 1.8941

e .50000 .36458 .648 -.5191 1.5191

e a 1.18750* .36458 .014 .1684 2.2066

b .50000 .36458 .648 -.5191 1.5191

c .37500 .36458 .841 -.6441 1.3941

d -.50000 .36458 .648 -1.5191 .5191

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 6. Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) Prosedur Analisis Kadar Air

= ( + ) × 100%

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan timbang(X1)

Cawan dan bahan dipanaskan selama 4 jam pada suhu 105-110oC, didinginkan dan ditimbang(X2)


(51)

24 Prosedur Analisis Kadar Serat Kasar

= ( ) × 100%

Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi

Bahan ditimbang 0,5 gram(A), lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 50 ml H2SO40,3 N lalu dipanaskan di atashotplate

Setelah 30 menit ditambahkan 25 ml NaOH 1,5 N, lalu dipanaskan kembali selama 30 menit

Kertas saring dipanaskan pada labu Buchneryang telah terhubung dengan

vacumm pump

Kertas saring dipanaskan dalam oven, didinginkan, dan ditimbang(X1)

Dilakukan penyaringan larutan bahan dengan pembilasan secara berurutan sebagai berikut: 50 ml air panas, 50 ml H2SO40,3 N, 50 ml air panas, dan 25 ml Aceton.

Kertas saring hasil penyaringan dimasukkan ke dalam cawan porselen

Dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan, dan ditimbang(X2)

Dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000C hingga berwarna putih, didinginkan, dan ditimbang(X3)

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110oC

selama 1 jam, lalu

Dimasukkan ke dalam labu Kjedhal dan dipanaskan hingga berwarna hijau bening, didinginkan, dan diencerkan hingga volume 100 ml


(52)

25 Tahap Destruksi

Tahap Titrasi

= 0,0007 × ( ) × 6,25 × 20 × 100%

Keterangan:

Vb = ml 0,05 N titran NaOH untuk blanko Vs = ml 0,05 N titran NaOH untuk sampel A = bobot sampel (gram)

* = setiap 0,05 NaOH ekivalen dengan 0,0007 gram N ** = Faktor nitrogen

Hasil destruksi dititrasi dengan NaOH 0,05 N

Dititrasi hingga 1 tetes setelah larutan menjadi bening

ml titran dicatat (V)

BLANKO

SAMPEL 2-3 tetes indikator Phenolpthalein 10 ml H2SO40,05 N

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 5 ml larutan hasil oksidasi dimasukkan

ke dalam labu destilasi


(53)

26 Prosedur Analisis Kadar Lemak

= ( ) × 100%

Prosedur Analisis Kadar Abu

= ( ) × 100% Labu dipanaskan pada suhu 104-110oC selama 1 jam,

didinginkan dalam desikator, dan timbang(X1)

Dimasukkan ke dalam tabung Sochlet dan beri 100-150 ml N-Hexan hingga selongsong terendam. Sisa N-Hexan dimasukkan ke dalam labu

Bahan ditimbang 2-3 gram(A)lalu dimasukkan ke dalam selongsong

Labu dipanaskan di atashotplatehingga larutan perendam selongsong dalam Sochlet berwarna bening

Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15 menit, didinginkan, lalu ditimbang(X2)

Cawan dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang(X1)

Bahan ditimbang 2-3 gram(A), lalu dimasukkan ke dalam cawan

Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 600oC, didinginkan dan ditimbang(X2)


(54)

27 Lampiran 7. Analisis Kelangsungan Hidup

Perlakuan Ulangan Jumlah

Tebar Jumlah Panen SR %

A

1 10 10 100

2 10 10 100

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 100 ± 0

B

1 10 9 90

2 10 10 100

3 10 9 90

Rata–rata dan Standar Deviasi 93,33 ± 5,7

C

1 10 10 100

2 10 10 100

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 100 ± 0

D

1 10 10 100

2 10 9 90

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 96,67 ± 5,7

E

1 10 9 90

2 10 10 100

3 10 10 100


(55)

28 Lampiran 8. Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Lampiran 9. Jumlah Konsumsi Pakan dan Efisiensi Protein

Biomassa Awal Biomassa Mati Biomassa Akhir Konsumsi Pakan EP A

72,86 207,74 169,04 79,78 79,04 215,37 170,18 80,11 72,98 206,35 168,52 79,14 Rata–rata 74,96 ± 3,53 209,82 ± 4,8 169,24 ± 0,84 79,67 ± 0,49

B

79,40 12,1 216,09 175,06 78,08 79,80 220,42 182,85 76,90 78,00 13,62 202,21 177,18 77,79 Rata–rata 79,07 ± 0,94 212,90 ± 9,5 178,36 ± 4,02 77,59 ± 0,61

C

70,09 207,45 182,39 75,31 75,12 210,79 179,46 75,60 76,29 215,00 183,54 75,58 Rata–rata 73,83 ± 3,29 211,08 ± 3,8 181,79 ± 2,10 75,49 ± 0,61

D

74,60 219,87 193,74 74,98 73,18 13,5 194,72 181,08 74,58 76,70 218,21 189,35 74,74 Rata–rata 74,82 ± 1,77 210,93 ± 14,1 188,06 ± 6,42 74,76 ± 0,20

E

79,15 7,9 207,69 182,71 77,00 79,80 237,16 200,58 78,45 79,90 234,50 198,2 77,71 Rata–rata 79,62 ± 0,41 226,45 ± 16,3 193,83 ± 9,70 77,72 ± 0,72

Perlakuan Ulangan Biomasa Tebar Biomasa Panen SGR

A

1 72,86 207,74 2,85 2 79,04 215,37 2,72 3 72,98 206,35 2,83 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,80 ± 0,067

B

1 79,40 216,09 3,02 2 79,80 220,42 3,07 3 78,00 202,21 2,88 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,96 ± 0,096

C

1 70,09 207,45 2,96 2 75,12 210,79 2,81 3 76,29 215,00 2,82 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,86 ± 0,085

D

1 74,60 219,87 2,95 2 73,18 194,72 2,96 3 76,70 218,21 2,84 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,91 ± 0,061

E

1 79,15 207,69 2,92 2 79,80 237,16 2,97 3 79,90 234,50 2.93 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,94 ± 0,026


(56)

(57)

PENGAR

TERHAD

PROGRA

DE FAKULT

RUH PEMBERIAN DAUN KAYU M

DAP PERTUMBUHAN DAN KUALI

DAGING IKAN MAS

ARIEF ADITYA HUTAMA

AM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEM PERIKANAN BUDIDAYA

EPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN LTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUT

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

MANIS

LITAS

JEMEN


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas A.2008. Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum Untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp.[Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Azima F. 2004. Aktivitas Antioksidan Dan Anti-Agregasi Platelet Ekstrak Cassia Vera (Cinnamomum burmanni), Serta Potensinya Dalam Pencegahan Aterosklerosis pada Kelinci [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

BSN. 2006. Petunjuk Pengujian dan atau Organ Sensori. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Edriani G. 2011. Evaluasi Kualitas dan Kecernaan Biji Karet, Biji Kapuk, Kulit Singkong, Palm Kernel Meal, dan Kopra yang Difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae pada Pakan Juvenil Ikan Mas Cyprinus carpio. [Skripsi]. Departemen Teknologi dan Manajemen Perairan Budidaya. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Guillame J, Kaushik S, Bergot P, Metailler. 1999. Nutrition and Feeding of Fish and Crustacean. Springer-Praxia Book in Aquaculture and Fisheries. Chichester. UK.

Halver J.E and Hardy R.W. 2002.Fish Nutrition. Academic press, USA.

Kusuma R, 2008. Pengaruh Penggunaan Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Kayu Manis (Cinnamomum sp.) sebagai pengawet alami terhadap daya simpan roti manis.[Skripsi]. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Produksi Ikan Mas Tahun Ini Bisa Mencapai 380 Ton. . http://www.kkp.go.id [28 November 2011]. Mawaddah R. 2008. Kajian Hasil Riset Potensi Antimikroba Alami dan

Aplikasinya Dalam Bahan Pangan di Pusat Informasi Teknologi Pertanian. Fakultas Teknik Pertanian. Bogor: Intitut Pertanian Bogor.

National Research Council [NRC]. 1993. Nutrien Requirement of Fish. National Academy Press, Washington DC.

Riyadi D. 2007. Pemanfaatan Rumput Laut dalam Pembuatan Manisan dengan Penambahan Kayu Manis. [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.


(59)

15 Sergeant JR, Gatten RR, McIntosh R. 1972.Lipids7, p. 240-245

Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutriens. In Watanabe T. Department of Aquatic Bioscience. Tokyo University of Fisheries. JICA p.179-226.

Widodo W dan Handayani H. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press.Malang.

Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Department of Aquatic Biosience. Tokyo University of Fisheries. JICA. p:79-82.


(60)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Usaha

Asumsi :

1. Harga pakan yang digunakan : Rp 6.000,00 2. Harga jual ikan mas normal : Rp 15.000,00

3. Harga jual ikan mas dengan penambahan daun kayu manis : Rp. 18.000,00 4. Pakan yang digunakan adalah pakan dengan penambahan daun kayu

manis 1% dengan efisiensi pakan (EP) 78% sehingga ikan jumlah ikan mas yang dihasilkan per 100 kg pakan adalah 78 kg.

5. Tepung kanji yang digunakan adalah 3% per kilogram pakan.

IKAN MAS DENGAN PAKAN PENAMBAHAN DAUN KAYU MANIS 1%

Biaya Produksi

No. Keterangan Harga per kilo Harga per 100kg

1 Pakan 6000 Rp 600,000.00

2 Daun Kayu manis 5000 Rp 5,000.00

3 Kanji 6000 Rp 18,000.00

4 Ongkos kirim 20000 Rp 20,000.00

5 Dll. Rp 500,000.00

Total Rp 1,143,000.00

Hasil Usaha

= Rp 18.000,00/kg x 78 kg = Rp 1,404,000.00

Keuntungan

Hasil Usaha–Biaya Produksi = Rp 1,404,000.00 - Rp1,143,000.00 =Rp261,000.00


(61)

17 IKAN MAS TANPA PAKAN PENAMBAHAN DAUN KAYU MANIS (0%)

Biaya Produksi

Hasil Usaha

= Rp 15.000,00/kg x 78 kg = Rp1,170,000.00

Keuntungan

Hasil Usaha–Biaya Produksi = Rp1,170,000.00 - Rp.1,100,000.00 =Rp 70,000.00

 Secara analisa ekonomi ikan mas yang diberi penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan ikan mas yang diberi pakan tanpa penambahan daun kayu manis.

No. Keterangan Harga per kilo Harga per

100kg

1 Pakan Rp. 6,000.00 Rp 600,000.00

2 Dll Rp. 500,000.00


(62)

18 Lampiran 2. Lembar Uji Organoleptik

UJI SKOR ORGANOLEPTIK

RASA DAN TESTUR IKAN MAS YANG DIBERI PAKAN BERBEDA

Nama Panelis :

Tanggal/Jam Pengujian :

Produk :

Instruksi : Nyatakan penilaiananda dan beri tanda (v)pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian anda

No. Parameter Nilai Kode Sampel

A B C D E

1 TEKSTUR

Sangat Kompak 5

Kompak 4

Agak Kompak 3

Lembek 2

Rapuh 1

2 RASA

Lebih Manis 5

Manis 4

Agak Manis, Agak Gurih 3

Agak Gurih 2

Tawar 1


(63)

19 Lampiran 3. Data Uji Organoleptik Tekstur dan Rasa Daging Ikan Mas

Tekstur Jumlah Responden

Pakan 0 % Pakan 0,25% Pakan 0,5% Pakan 0,75 % Pakan 1%

Rapuh 1 0 0 0 0

Lembek 10 5 5 0 1

Agak Kompak 3 6 5 3 3

Kompak 1 4 4 8 6

Sangat Kompak 1 1 2 5 6

Rasa Jumlah Responden

Pakan 0% Pakan 0,25% Pakan 0,5% Pakan 0,75% Pakan 1%

Tawar 3 2 2 0 0

Agak Gurih 9 4 3 1 1

Agak gurih,Agak Manis 2 5 5 5 5

Manis 1 3 4 7 4

Lebih Manis 1 2 2 3 6

Lampiran 4. Hasil Uji Kruskal–Wallis

Test Statisticsa,b

rasa tekstur Chi-Square 20.087 26.839

df 4 4

Asymp. Sig. .000 .000 a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: panelis

Hipotesis : Asymp. Sig < 0,05 = Tolak Ho = Berbeda nyata


(64)

20 Lampiran 5. Uji Lanjut Parameter Tekstur dan Rasa

ANOVA

tekstur

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 32.750 4 8.188 9.595 .000

Within Groups 64.000 75 .853

Total 96.750 79

Descriptives

tekstur

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 16 2.4375 .96393 .24098 1.9239 2.9511 1.00 5.00

2 16 3.0625 .92871 .23218 2.5676 3.5574 2.00 5.00

3 16 3.1875 1.04682 .26171 2.6297 3.7453 2.00 5.00

4 16 4.1250 .71880 .17970 3.7420 4.5080 3.00 5.00

5 16 4.0625 .92871 .23218 3.5676 4.5574 2.00 5.00

Total 80 3.3750 1.10665 .12373 3.1287 3.6213 1.00 5.00

Multiple Comparisons

tekstur Tukey HSD

(I) kode (J) kode

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

a b -.62500 .32660 .319 -1.5379 .2879

c -.75000 .32660 .158 -1.6629 .1629

d -1.68750* .32660 .000 -2.6004 -.7746

e -1.62500* .32660 .000 -2.5379 -.7121

b a .62500 .32660 .319 -.2879 1.5379

c -.12500 .32660 .995 -1.0379 .7879

d -1.06250* .32660 .014 -1.9754 -.1496


(65)

21

c a .75000 .32660 .158 -.1629 1.6629

b .12500 .32660 .995 -.7879 1.0379

d -.93750* .32660 .041 -1.8504 -.0246

e -.87500 .32660 .067 -1.7879 .0379

d a 1.68750* .32660 .000 .7746 2.6004

b 1.06250* .32660 .014 .1496 1.9754

c .93750* .32660 .041 .0246 1.8504

e .06250 .32660 1.000 -.8504 .9754

e a 1.62500* .32660 .000 .7121 2.5379

b 1.00000* .32660 .025 .0871 1.9129

c .87500 .32660 .067 -.0379 1.7879

d -.06250 .32660 1.000 -.9754 .8504

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

tekstur

Tukey HSD

kode N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

a 16 2.4375

b 16 3.0625

c 16 3.1875 3.1875

e 16 4.0625 4.0625

d 16 4.1250

Sig. .158 .067 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

ANOVA

rasa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 25.000 4 6.250 5.878 .000

Within Groups 79.750 75 1.063


(66)

22 Descriptives

rasa

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 16 2.2500 1.06458 .26615 1.6827 2.8173 1.00 5.00

2 16 2.9375 1.23659 .30915 2.2786 3.5964 1.00 5.00

3 16 3.0625 1.23659 .30915 2.4036 3.7214 1.00 5.00

4 16 3.7500 .85635 .21409 3.2937 4.2063 2.00 5.00

5 16 3.9375 .99791 .24948 3.4057 4.4693 2.00 5.00

Total 80 3.1875 1.22313 .13675 2.9153 3.4597 1.00 5.00

rasa

Tukey HSD

panelis N

Subset for alpha = 0.05

1 2

1 16 2.2500

2 16 2.9375 2.9375

3 16 3.0625 3.0625

4 16 3.7500

5 16 3.9375

Sig. .226 .081

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Rasa

Tukey HSD

(I) kode (J) kode

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

a b -.68750 .36458 .334 -1.7066 .3316

c -.81250 .36458 .181 -1.8316 .2066

d -1.68750* .36458 .000 -2.7066 -.6684


(67)

23

b a .68750 .36458 .334 -.3316 1.7066

c -.12500 .36458 .997 -1.1441 .8941

d -1.00000 .36458 .057 -2.0191 .0191

e -.50000 .36458 .648 -1.5191 .5191

c a .81250 .36458 .181 -.2066 1.8316

b .12500 .36458 .997 -.8941 1.1441

d -.87500 .36458 .127 -1.8941 .1441

e -.37500 .36458 .841 -1.3941 .6441

d a 1.68750* .36458 .000 .6684 2.7066

b 1.00000 .36458 .057 -.0191 2.0191

c .87500 .36458 .127 -.1441 1.8941

e .50000 .36458 .648 -.5191 1.5191

e a 1.18750* .36458 .014 .1684 2.2066

b .50000 .36458 .648 -.5191 1.5191

c .37500 .36458 .841 -.6441 1.3941

d -.50000 .36458 .648 -1.5191 .5191

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 6. Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) Prosedur Analisis Kadar Air

= ( + ) × 100%

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan timbang(X1)

Cawan dan bahan dipanaskan selama 4 jam pada suhu 105-110oC, didinginkan dan ditimbang(X2)


(68)

24 Prosedur Analisis Kadar Serat Kasar

= ( ) × 100%

Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi

Bahan ditimbang 0,5 gram(A), lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 50 ml H2SO40,3 N lalu dipanaskan di atashotplate

Setelah 30 menit ditambahkan 25 ml NaOH 1,5 N, lalu dipanaskan kembali selama 30 menit

Kertas saring dipanaskan pada labu Buchneryang telah terhubung dengan

vacumm pump

Kertas saring dipanaskan dalam oven, didinginkan, dan ditimbang(X1)

Dilakukan penyaringan larutan bahan dengan pembilasan secara berurutan sebagai berikut: 50 ml air panas, 50 ml H2SO40,3 N, 50 ml air panas, dan 25 ml Aceton.

Kertas saring hasil penyaringan dimasukkan ke dalam cawan porselen

Dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan, dan ditimbang(X2)

Dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000C hingga berwarna putih, didinginkan, dan ditimbang(X3)

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110oC

selama 1 jam, lalu

Dimasukkan ke dalam labu Kjedhal dan dipanaskan hingga berwarna hijau bening, didinginkan, dan diencerkan hingga volume 100 ml


(69)

25 Tahap Destruksi

Tahap Titrasi

= 0,0007 × ( ) × 6,25 × 20 × 100%

Keterangan:

Vb = ml 0,05 N titran NaOH untuk blanko Vs = ml 0,05 N titran NaOH untuk sampel A = bobot sampel (gram)

* = setiap 0,05 NaOH ekivalen dengan 0,0007 gram N ** = Faktor nitrogen

Hasil destruksi dititrasi dengan NaOH 0,05 N

Dititrasi hingga 1 tetes setelah larutan menjadi bening

ml titran dicatat (V)

BLANKO

SAMPEL 2-3 tetes indikator Phenolpthalein 10 ml H2SO40,05 N

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 5 ml larutan hasil oksidasi dimasukkan

ke dalam labu destilasi


(70)

26 Prosedur Analisis Kadar Lemak

= ( ) × 100%

Prosedur Analisis Kadar Abu

= ( ) × 100% Labu dipanaskan pada suhu 104-110oC selama 1 jam,

didinginkan dalam desikator, dan timbang(X1)

Dimasukkan ke dalam tabung Sochlet dan beri 100-150 ml N-Hexan hingga selongsong terendam. Sisa N-Hexan dimasukkan ke dalam labu

Bahan ditimbang 2-3 gram(A)lalu dimasukkan ke dalam selongsong

Labu dipanaskan di atashotplatehingga larutan perendam selongsong dalam Sochlet berwarna bening

Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15 menit, didinginkan, lalu ditimbang(X2)

Cawan dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang(X1)

Bahan ditimbang 2-3 gram(A), lalu dimasukkan ke dalam cawan

Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 600oC, didinginkan dan ditimbang(X2)


(71)

27 Lampiran 7. Analisis Kelangsungan Hidup

Perlakuan Ulangan Jumlah

Tebar Jumlah Panen SR %

A

1 10 10 100

2 10 10 100

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 100 ± 0

B

1 10 9 90

2 10 10 100

3 10 9 90

Rata–rata dan Standar Deviasi 93,33 ± 5,7

C

1 10 10 100

2 10 10 100

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 100 ± 0

D

1 10 10 100

2 10 9 90

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 96,67 ± 5,7

E

1 10 9 90

2 10 10 100

3 10 10 100


(72)

28 Lampiran 8. Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Lampiran 9. Jumlah Konsumsi Pakan dan Efisiensi Protein

Biomassa Awal Biomassa Mati Biomassa Akhir Konsumsi Pakan EP A

72,86 207,74 169,04 79,78 79,04 215,37 170,18 80,11 72,98 206,35 168,52 79,14 Rata–rata 74,96 ± 3,53 209,82 ± 4,8 169,24 ± 0,84 79,67 ± 0,49

B

79,40 12,1 216,09 175,06 78,08 79,80 220,42 182,85 76,90 78,00 13,62 202,21 177,18 77,79 Rata–rata 79,07 ± 0,94 212,90 ± 9,5 178,36 ± 4,02 77,59 ± 0,61

C

70,09 207,45 182,39 75,31 75,12 210,79 179,46 75,60 76,29 215,00 183,54 75,58 Rata–rata 73,83 ± 3,29 211,08 ± 3,8 181,79 ± 2,10 75,49 ± 0,61

D

74,60 219,87 193,74 74,98 73,18 13,5 194,72 181,08 74,58 76,70 218,21 189,35 74,74 Rata–rata 74,82 ± 1,77 210,93 ± 14,1 188,06 ± 6,42 74,76 ± 0,20

E

79,15 7,9 207,69 182,71 77,00 79,80 237,16 200,58 78,45 79,90 234,50 198,2 77,71 Rata–rata 79,62 ± 0,41 226,45 ± 16,3 193,83 ± 9,70 77,72 ± 0,72

Perlakuan Ulangan Biomasa Tebar Biomasa Panen SGR

A

1 72,86 207,74 2,85 2 79,04 215,37 2,72 3 72,98 206,35 2,83 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,80 ± 0,067

B

1 79,40 216,09 3,02 2 79,80 220,42 3,07 3 78,00 202,21 2,88 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,96 ± 0,096

C

1 70,09 207,45 2,96 2 75,12 210,79 2,81 3 76,29 215,00 2,82 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,86 ± 0,085

D

1 74,60 219,87 2,95 2 73,18 194,72 2,96 3 76,70 218,21 2,84 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,91 ± 0,061

E

1 79,15 207,69 2,92 2 79,80 237,16 2,97 3 79,90 234,50 2.93 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,94 ± 0,026


(1)

b a .68750 .36458 .334 -.3316 1.7066

c -.12500 .36458 .997 -1.1441 .8941

d -1.00000 .36458 .057 -2.0191 .0191

e -.50000 .36458 .648 -1.5191 .5191

c a .81250 .36458 .181 -.2066 1.8316

b .12500 .36458 .997 -.8941 1.1441

d -.87500 .36458 .127 -1.8941 .1441

e -.37500 .36458 .841 -1.3941 .6441

d a 1.68750* .36458 .000 .6684 2.7066

b 1.00000 .36458 .057 -.0191 2.0191

c .87500 .36458 .127 -.1441 1.8941

e .50000 .36458 .648 -.5191 1.5191

e a 1.18750* .36458 .014 .1684 2.2066

b .50000 .36458 .648 -.5191 1.5191

c .37500 .36458 .841 -.6441 1.3941

d -.50000 .36458 .648 -1.5191 .5191

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 6. Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) Prosedur Analisis Kadar Air

= ( + ) × 100%

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan timbang(X1)

Cawan dan bahan dipanaskan selama 4 jam pada suhu 105-110oC, didinginkan dan ditimbang(X2)


(2)

Prosedur Analisis Kadar Serat Kasar

= ( ) × 100%

Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi

Bahan ditimbang 0,5 gram(A), lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 50 ml H2SO40,3 N lalu

dipanaskan di atashotplate

Setelah 30 menit ditambahkan 25 ml NaOH 1,5 N, lalu dipanaskan kembali selama 30 menit

Kertas saring dipanaskan pada labu Buchneryang telah terhubung dengan

vacumm pump

Kertas saring dipanaskan dalam oven, didinginkan, dan ditimbang(X1)

Dilakukan penyaringan larutan bahan dengan pembilasan secara berurutan sebagai berikut: 50 ml air panas, 50 ml H2SO40,3 N, 50 ml air panas, dan 25 ml Aceton.

Kertas saring hasil penyaringan dimasukkan ke dalam cawan porselen

Dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan, dan ditimbang(X2)

Dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000C hingga berwarna putih, didinginkan, dan ditimbang(X3) Cawan porselen dipanaskan

pada suhu 105-110oC selama 1 jam, lalu


(3)

Tahap Destruksi

Tahap Titrasi

= 0,0007 × ( ) × 6,25 × 20 × 100%

Keterangan:

Vb = ml 0,05 N titran NaOH untuk blanko Vs = ml 0,05 N titran NaOH untuk sampel A = bobot sampel (gram)

* = setiap 0,05 NaOH ekivalen dengan 0,0007 gram N ** = Faktor nitrogen

Hasil destruksi dititrasi dengan NaOH 0,05 N

Dititrasi hingga 1 tetes setelah larutan menjadi bening

ml titran dicatat (V)

BLANKO

SAMPEL 2-3 tetes indikator Phenolpthalein 10 ml H2SO40,05 N

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 5 ml larutan hasil oksidasi dimasukkan

ke dalam labu destilasi


(4)

Prosedur Analisis Kadar Lemak

= ( ) × 100%

Prosedur Analisis Kadar Abu

Labu dipanaskan pada suhu 104-110oC selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan timbang(X1)

Dimasukkan ke dalam tabung Sochlet dan beri 100-150 ml N-Hexan hingga selongsong terendam. Sisa N-Hexan dimasukkan ke dalam labu

Bahan ditimbang 2-3 gram(A)lalu dimasukkan ke dalam selongsong

Labu dipanaskan di atashotplatehingga larutan perendam selongsong dalam Sochlet berwarna bening

Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15 menit, didinginkan, lalu ditimbang(X2)

Cawan dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang(X1)

Bahan ditimbang 2-3 gram(A), lalu dimasukkan ke dalam cawan

Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 600oC, didinginkan dan ditimbang(X2)


(5)

Lampiran 7. Analisis Kelangsungan Hidup

Perlakuan Ulangan Jumlah

Tebar Jumlah Panen SR %

A

1 10 10 100

2 10 10 100

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 100 ± 0

B

1 10 9 90

2 10 10 100

3 10 9 90

Rata–rata dan Standar Deviasi 93,33 ± 5,7

C

1 10 10 100

2 10 10 100

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 100 ± 0

D

1 10 10 100

2 10 9 90

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 96,67 ± 5,7

E

1 10 9 90

2 10 10 100

3 10 10 100


(6)

Lampiran 8. Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Lampiran 9. Jumlah Konsumsi Pakan dan Efisiensi Protein

Biomassa Awal Biomassa Mati Biomassa Akhir Konsumsi Pakan EP A

72,86 207,74 169,04 79,78

79,04 215,37 170,18 80,11

72,98 206,35 168,52 79,14

Rata–rata 74,96 ± 3,53 209,82 ± 4,8 169,24 ± 0,84 79,67 ± 0,49

B

79,40 12,1 216,09 175,06 78,08

79,80 220,42 182,85 76,90

78,00 13,62 202,21 177,18 77,79

Rata–rata 79,07 ± 0,94 212,90 ± 9,5 178,36 ± 4,02 77,59 ± 0,61

C

70,09 207,45 182,39 75,31

75,12 210,79 179,46 75,60

76,29 215,00 183,54 75,58

Perlakuan Ulangan Biomasa Tebar Biomasa Panen SGR

A

1 72,86 207,74 2,85

2 79,04 215,37 2,72

3 72,98 206,35 2,83

Rata–rata dan Standar Deviasi 2,80 ± 0,067

B

1 79,40 216,09 3,02

2 79,80 220,42 3,07

3 78,00 202,21 2,88

Rata–rata dan Standar Deviasi 2,96 ± 0,096

C

1 70,09 207,45 2,96

2 75,12 210,79 2,81

3 76,29 215,00 2,82

Rata–rata dan Standar Deviasi 2,86 ± 0,085

D

1 74,60 219,87 2,95

2 73,18 194,72 2,96

3 76,70 218,21 2,84

Rata–rata dan Standar Deviasi 2,91 ± 0,061

E

1 79,15 207,69 2,92

2 79,80 237,16 2,97

3 79,90 234,50 2.93