Perencanaan Jalur Interpretasi di Kawasan Wisata Gunung Padang, Sumatera Barat.

PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI DI KAWASAN
WISATA GUNUNG PADANG SUMATERA BARAT

LERISSA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Jalur
Interpretasi di Kawasan Wisata Gunung Padang, Sumatera Barat adalah benar
karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada peguruan tinggi mana pun. Sumber Informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.


Bogor, September 2014
Lerissa
NIM E34090121

ABSTRAK
LERISSA. Perencanaan Jalur Interpretasi di Kawasan Wisata Gunung Padang
Sumatera Barat. Dibimbing oleh EVA RACHMAWATI dan AKHMAD ARIFIN
HADI.
Gunung Padang merupakan salah satu kawasan wisata alam di Kota Padang,
Sumatera Barat. Potensi Gunung Padang dapat digunakan sebagai penyampai
informasi tentang kelestarian kawasan kepada pengunjung melalui kegiatan
interpretasi. Beberapa potensi yang keberadaannya belum disadari dapat
diinterpretasikan dengan jalur interpretasi yang didukung dengan perencanaan
lanskap jalur interpretasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan
jalur melalui potensi kawasan dan preferensi pengunjung. Data yang dikumpulkan
meliputi potensi objek, preferensi pengunjung dan identifikasi jalur eksisting,
dengan metode wawancara, studi pustaka dan pengamatan lapang. Data kemudian
dianalisis dan dinilai dengan penilaian jalur dan objek sebagai dasar perencanaan
intepretasi. Gunung Padang memiliki 20 jenis flora, empat jenis mamalia,
sembilan jenis burung, lima jenis aspek sejarah budaya dan tiga daya tarik fisik

yang terdapat pada tiga jalur eksisting. Objek yang paling disenangi responden
yaitu panorama alamnya dan materi interpretasi yang diinginkan yaitu mengenai
sejarah atau kondisi Gunung Padang. Konsep dasar perencanaan jalur kemudian
dikembangkan menjadi konsep tata ruang, sirkulasi dan konsep aktivitas fasilitas.
Kata kunci: gunung Padang Sumatera Barat, jalur interpretasi
ABSTRACT
LERISSA. Interpretive Trail Planning in Tourism Area of Padang Mountain West
Sumatera. Supervised by EVA RACHMAWATI and AKHMAD ARIFIN HADI.
Padang Mountain is one of tourism areas in West Sumatera. This place’s
resources could become great visitor destination and could be seen as messages
about conserving this area through interpretive activity. Some of these resources
were not noticeable yet because unaccessable. It should be connected by trail,
especially by interpretive trail and supported by landscape planning. The purposes
of this study were to arrange interpretive trail plan by the potentials object and
visitor preference. Data that had been collected consist of potential objects, visitor
preference and existing trail through interview, literature study and direct
observation. Various data would be analyzed and scored with trail and object
scores as a base interpretation plan. Padang Mountain has 20 species of flora, four
species of mammals, nine species of birds, five historic, cultural and physical
things, which could be found in three existed trail. Visitor’s preference shows that

panoramic site is the most favorite of all the potentials objects. Padang
Mountain’s history and condition is the most chosen subject for interpretive
learning. Interpretive landscape trail plan’s base concept will be developed into
room arrangement concept, circulation concept and activities & facilities concept.
Keywords: Padang Mountain West Sumatera, trail interpretive.

PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI DI KAWASAN
WISATA GUNUNG PADANG SUMATERA BARAT

LERISSA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Judul Skripsi : Perencanaan Jalur Interpretasi di Kawasan Wisata
Gunung Padang, Sumatera Barat.
Nama
: Lerissa
NIM
: E34090121

Disetujui oleh

Eva Rachmawati, SHut, MSi
Pembimbing I

Akhmad Arifin Hadi, SP, MA
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perencanaan Jalur
Interpretasi di Kawasan Wisata Gunung Padang, Sumatera Barat”. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Eva Rachmawati, SHut, MSi dan Bapak
Akhmad Arifin Hadi, SP, MA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan serta bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih juga
diucapkan kepada Ibu Ir. Anida Krisstini, MSi dan Bapak Trisna Putra SS, MSc
selaku staf Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Padang, serta Bapak Slamet
dan Bapak Sanusi, yang telah membantu selama pengunpulan data. Ungkapan
terimakasih yang tak terhingga untuk papa, mama, abang Zyan, Percy, temanteman seperjuangan saya Iin, Deka, Tatan, Puji, Damay dan Azis Maulana atas
doa, usaha dan kasih sayangnya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan skripsi ini dapat
memberi manfaat dan kebaikan bagi semua pihak.

Bogor, September 2014


Lerissa

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan

1

Manfaat

2

METODE

2

Lokasi dan Waktu

2


Alat dan Bahan

2

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3

Analisis Data

7

Sintesis Data

13

Perencanaan Interpretasi

14


HASIL DAN PEMBAHASAN

14

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

14

Jalur Eksisting Kawasan Gunung Padang

15

Potensi Objek Interpretasi Kawasan

20

Preferensi Pengunjung

28


Perencanaan Jalur Interpretasi

30

Perencanaan Lanskap Jalur Interpretasi

39

SIMPULAN DAN SARAN

49

Simpulan

49

Saran

49


DAFTAR PUSTAKA

49

LAMPIRAN

51

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Jenis alat, bahan dan software yang digunakan dalam penelitian
Jenis data, informasi dan metode pengumpulan data
Kategori kelompok umur pengunjung dan proporsi sampel pengambilan responden
Kriteria penilaian pemilihan jalur interpretasi
Interval hasil penilaian objek interpretasi
Kriteria penilaian objek interpretasi aspek flora
Kriteria penilaian objek interpretasi aspek sejarah
Kriteria penilaian objek interpretasi aspek fauna
Penilaian jalur yang berpotensi sebagai jalur interpretasi
Daftar jenis tumbuhan menarik, status konservasi, lokasi pada jalur
dan kualitasnya.
Daftar jenis fauna, status konservasi, lokasi pada jalur
dan kualitasnya.
Hasil penilaian objek interpretasi dan lokasi pada jalur aspek sejarah
Karakteristik responden
Pengelolaan keselamatan
Tema interpretasi pada setiap jalur
Jenis ruang, aktivitas dan fasilitas dalam perencanaan kawasan

3
4
5
7
10
11
12
13
16
21
22
26
28
38
39
41

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Peta lokasi penelitian
Tahapan proses penelitian modifikasi Gold (1980)
Metode Fix Circular Plot untuk pengamatan burung
Metode Line Transect untuk pengamatan mamalia
Bentuk jalur menurut Ham (1992) diacu dalam (MBRS (2005)
Peta jalur eksisting di kawasan wisata Gunung Padang
Peta potensi objek interpetasi di jalur Wisata Utama Gunung Padang
Peta potensi objek interpetasi di jalur alternatif puncak
Peta potensi objek interpetasi di jalur pemukiman
Pemandangan Samudera Hindia dilihat dari Gunung Padang
Bebatuan besar
Kuburan Cina
Reruntuhan benteng dan meriam Jepang
Makam Sitti Nurbaya
Peta fasilitas sarana dan prasarana eksisting
Jenis fasilitas, sarana dan prasarana eksisting
Fasilitas yang dibutuhkan pengunjung (atas); Material jalur yang
diinginkan responden pengunjung (bawah)
18 Peta sebaran objek, sarpras dan jalur eksisting
19 Peta potensi dan jalur interpretasi jalur baru I
20 Peta potensi dan jalur interpretasi jalur baru II

2
3
7
7
10
16
17
18
19
23
23
24
24
25
27
28
30
31
32
33

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Peta potensi dan jalur interpretasi jalur baru III
Peta potensi dan jalur interpretasi jalur baru IV Muara
Peta jalur interpretasi di Kawasan Wisata Gunung Padang
Peta perencanaan lanskap Kawasan Wisata Gunung Padang
Ilustrasi (a) Ruang Penerimaan, (b) Ruang Pelayanan, (c) Ruang
Interpretasi, (d) Ruang Rekreasi dan (e) Ruang Konservasi
Peta perencanaan interpretasi pada jalur wisata utama
Peta perencanaan interpretasi pada jalur alternatif puncak
Peta perencanaan interpretasi pada jalur pemukiman
Peta perencanaan interpretasi pada jalur baru I
Peta perencanaan interpretasi pada jalur baru III
Peta perencanaan interpretasi pada jalur baru IV muara

34
35
37
40
42
43
44
45
46
47
48

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3

Hasil penilaian objek interpretasi aspek flora
Hasil penilaian objek interpretasi aspek sejarah
Hasil penilaian objek interpretasi aspek fauna

51
51
52

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gunung Padang merupakan salah satu kawasan wisata alam yang berada di
Kota Padang, Sumatera Barat. Kawasan ini dikelola oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Padang (Padang Tourism Official Guide 2012). Potensi wisata
yang menjadi tujuan pengunjung Gunung Padang adalah keindahan alam,
peninggalan sejarah dan objek utamanya yaitu Makam Sitti Nurbaya. Gunung
Padang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga dari puncak bukit
bisa dinikmati indahnya Pantai Padang, gerbang Samudera. Selain itu, Gunung
Padang juga memiliki keanekaragaman hayati fauna dan flora dari berbagai tipe
vegetasi perwakilan ekosistem pantai serta ekosistem hutan dataran rendah.
Potensi-potensi ini dapat digunakan sebagai penyampai informasi tentang
kelestarian kawasan dan sumberdaya didalamnya kepada pengunjung. Kelestarian
dan pemanfaatan kawasan diharapkan tetap terjaga melalui kegiatan interpretasi.
Interpretasi adalah pelayanan kepada pengunjung berupa rantai komunikasi antara
pengunjung dengan sumberdaya yang ada (Sharpe 1982). Potensi-potensi tersebut
tersebar di kawasan wisata Gunung Padang, tetapi tidak semua potensi yang
menarik bisa diakses oleh pengunjung. Beberapa potensi yang keberadaannya
belum disadari atau belum diperhatikan, dapat diinterpretasikan dengan bantuan
jalur interpretasi. Jalur interpretasi menurut MBRS (2005) merupakan salah satu
cara menikmati kawasan alam sehingga menciptakan hubungan yang kuat dengan
lingkungan sekitarnya. Dengan jalur interpretasi tersebut, informasi mengenai
kawasan dalam kegiatan wisata yang meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
untuk melestarikan kawasan wisata alam dapat tercapai.
Perencanaan jalur interpretasi yang menunjang kegiatan wisata tersebut
memerlukan kajian yang dapat menginventarisasi potensi objek interpretasi di
seluruh kawasan, mengidentifikasi jalur yang berpotensi untuk dikembangkan
sebagai jalur interpretasi dan mempertimbangkan karakteristik dan keinginan
pengunjung mengenai kenyamanan, keamanan dan kemudahan dalam jalur (Ham
2002 dalam Heriyaningtyas 2009). Perencanaan jalur interpretasi juga perlu
didukung dengan perencanaan lanskap jalur interpretasi, dengan tujuan
mendapatkan suatu model lanskap yang fungsional estetik dan lestari untuk
mendukung kebutuhan dan keinginan manusia dalam upaya meningkatkan
kenyamanan dan kesejahteraannya (Nurisjah dan Pramukanto 2008 diacu dalam
Saepulloh 2009).

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun suatu perencanaan jalur
interpretasi alam di kawasan wisata Gunung Padang. Untuk mencapai tujuan
tersebut, langkah yang ditempuh yaitu:
1. Mengidentifikasi jalur yang sudah ada untuk dikembangkan sebagai jalur
interpretasi
2. Menginventarisasi potensi objek interpretasi disepanjang jalur dan kawasan

2

3. Mengidentifikasi preferensi pengunjung
4. Membuat perencanaan lanskap interpretasi.

Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah memberi masukan dalam perencanaan
jalur interpretasi untuk pengelola kawasan, sehingga dapat memberikan kepuasan
pengunjung serta kesadaran terhadap kelestarian alam di kawasan wisata Gunung
Padang.

METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilasanakan di Kawasan Wisata Alam Gunung Padang,
Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2013. Peta
lokasi penelitian disajikan pada gambar 1 berikut ini.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan alat, bahan dan software yang disajikan pada
tabel 1.

3

Tabel 1 Jenis alat, bahan dan software yang digunakan dalam penelitian
Alat
Bahan
Software
GPS Garmin Vista HCx Kuesioner
Google Sketch Up 8.0
Meteran
Panduan wawancara
Map Source 4.0
Binocular
Literatur
Photoscape 1.0
Kamera digital Canon Peta dasar Gunung Padang
Map info Professional
EOS 500D
(topografi, sungai, fungsi lahan) 10.0
Tape recorder
Fieldguide mamalia dan burung

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui metode studi pustaka, wawancara, dan
pengamatan lapang. Tahapan kerja dari penelitian ini terdiri dari lima langkah,
yaitu persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis dan perencanaan (Gold 1980).
Berikut diagram langkah-langkah kerja dalam penelitian ini (Gambar 2)
o
o
o

Persiapan

Tujuan Penelitian
Usulan penelitian
Informasi
sementara
o

Pengumpulan data/
inventarisasi

Data
Primer

o
o
o

Data
Sekunder

o
o

Analisis

Potensi objek di
kawasan dan di jalur
Sarana dan prasarana
Pengunjung
Aspek kondisi fisik
Kondisi umum
Gunung Padang
Peta dasar

1. Analisis fisik jalur eksisting
2. Analisis objek interpretasi
3. Analisis preferensi pengunjung
Overlay

Peta komposit

Sintesis

Klasifikasi jalur

Konsep

Konsep dasar jalur
interpretasi

Pembuatan jalur baru
Konsep
pengembangan

Rencana Jalur Interpretasi
Perencanaan
Rencana Lanskap Jalur Interpretasi
Kawasan Wisata Alam Gunung Padang
o Rencana ruang
o Rencana sirkulasi
o Rencana aktivitas dan fasilitas
Gambar 2 Tahapan proses penelitian modifikasi Gold (1980)

4

Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi potensi objek interpretasi,
identifikasi jalur yang sudah ada dan preferensi pengunjung Gunung Padang
(Tabel 2).
Tabel 2 Jenis data, informasi dan metode pengumpulan data
No
Jenis Data
Informasi yang dikumpulkan
1 Identifikasi jalur yang sudah ada
1. Kondisi fisik
Desain dan keamanan jalur: keamanan,
jalur
topografi, lebar dan panjang jalur, waktu
tempuh, bentuk jalur dan permukaan jalur.
2. Fasilitas sarana Jenis, jumlah, posisi dan kondisi.
dan prasarana
2 Potensi Objek Interpretasi
1. Daya tarik
a) Flora (jenis, morfologi, endemisitas, status
biologi
konservasi, manfaat, tingkat perjumpaan,
lokasi)
b) Fauna (jenis, morfologi, waktu perjumpaan,
status konservasi, endemisitas)
2. Daya tarik fisik a) Panorama alam (pantai, bebatuan, bukit dan
lainnya)
3. Daya tarik
a) Masyarakat (aktivitas, kesenian, mata
sosial budaya
pencaharian, mitos yang berkembang)
b) Peninggalan bersejarah, makam, area
keramat, legenda, mitos dan lainnya.
3 Pengunjung di Gunung Padang
1) Karakteristik
Nama, umur, jenis kelamin, asal, pendidikan
dan pekerjaan.
2) Tujuan
a) Tujuan utama datang ke Gunung Padang
b) Kegiatan yang dilakukan
c) Objek yang disenangi dan alasannya
3) Preferensi
a) Materi interpretasi yang diinginkan
b) Jalur yang sering dilewati dan alasannya.
c) Penilaian terhadap jalur
d) Fasilitas yang diinginkan
e) Material jalur
4) Harapan dan
Harapan dan saran untuk pengembangan
saran
wisata alam

Metode
Pengamatan lapang

Pengamatan lapang
dan wawancara
Wawancara,studi
pustaka dan
pengamatan lapang

Pengamatan lapang
dan wawancara.
Pengamatan lapang
dan wawancara.

Kuesioner dan
wawancara

Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan tiga
metode, yaitu:
1.
Studi Pustaka
Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder. Studi pustaka
diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, skripsi, website yang
dapat menyediakan data untuk kegiatan penelitian.
2.
Wawancara dan Penyebaran Kuesioner
Wawancara dilakukan kepada responden yang mengetahui kondisi lokasi
dan informasi yang bertujuan untuk penelitian.

5

a. Pengunjung
Kegiatan wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan kuesioner.
Ukuran sampel pengunjung ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin
(1990) dalam Umar (2003), yaitu:

�=
1+� �

2

Keterangan:
n = ukuran sampel yang dibutuhkan
N = ukuran populasi pada waktu tertentu
e = batas ketelitian (10%)

Penentuan ukuran populasi (N) menggunakan data jumlah pengunjung pada
tahun 2012, yaitu 6400 orang. Maka ukuran sampel yang didapatkan yaitu
sebanyak 98 orang. Selanjutnya, responden dikelompokkan dengan metode
stratified random sampling, yaitu metode mengambil sampel dengan
memperhatikan suatu tingkatan dalam populasi. Data populasi
dikelompokkan dengan tingkatan anak-anak, remaja, dewasa awal dan
dewasa akhir (Santrock 1996). Proporsi sampel berdasarkan kelompok umur
yang ditentukan sama setiap kelas umur yaitu sebesar 25% (Tabel 3).
Tabel 3 Kategori kelompok umur pengunjung dan proporsi sampel
pengambilan responden
No.
Kategori Umur
Kelompok Umur
Proporsi
Pengunjung
Sampel
1. Anak- anak
5-11 tahun
24 orang
2. Remaja
12-22 tahun
25 orang
3. Dewasa Awal
23-55 tahun
25 orang
4. Dewasa Akhir
>56 tahun
24 orang
Jumlah
98 orang
b. Masyarakat
Wawancara dilakukan secara langsung dengan panduan wawancara. Sasaran
wawancara ditentukan dengan metode snowball yaitu penentuan responden
dengan peran tertentu yang dapat memberikan informasi yang bertujuan
dengan penelitian (Buangin 2011). Responden berjumlah delapan orang
masyarakat yang tinggal, beraktivitas dan berperan dalam kawasan wisata
Gunung Padang.
c. Pengelola Kawasan
Pengelola yang diwawancarai yaitu Humas Dinas Kepariwisataan dan
Kebudayaan Kota Padang yang ahli dibidang budaya dan wisata.
3.
Pengamatan Lapang
Pengamatan lapang bertujuan untuk mencari data yang menunjang kegiatan
penelitian. Kegiatan ini dilakukan dengaan mengamati, mengukur, mencatat
dan mendokumentasikan foto mengenai kondisi jalur, fasilitas sarana
prasarana dan potensi objek di kawasan dan sepanjang jalur. Koordinat
objek, jalur dan sarana prasarana ditandai dengan GPS. Selain itu dilakukan
juga verifikasi keberadaan potensi dari hasil wawancara dengan pengelola
dan masyarakat.

6

1) Identifikasi jalur yang sudah ada
Identifikasi kondisi fisik jalur dilakukan dengan cara mengamati desain dan
keamanan jalur (keamanan, topografi, lebar dan panjang jalur, waktu
tempuh, bentuk dan permukaan jalur) dan mengamati fasilitas sarana dan
prasarana. Inventarisasi terhadap sarana dan prasarana mencakupi seluruh
kawasan dan lokasinya didokumentasikan dan ditandai dengan GPS. Sarana
prasarana yang ditemukan dilihat kondisi fisik kelayakannya.
Identifikasi juga dilakukan dengan mengamati tingkat kesulitan di setiap
kelerengan pada jalur yang ada ataupun jalur yang akan dibuat berdasarkan
pengamatan peneliti di lapangan (Heriyaningtyas 2009). Kegiatan ini
dilakukan agar pemilihan jalur prioritas sesuai dengan kemampuan
pengunjung sesuai kelas umur dan kondisi jalur yang digunakan.
2) Inventarisasi potensi objek interpretasi
Objek interpretasi adalah segala sesuatu di dalam suatu kawasan yang
digunakan sebagai objek dalam menyelenggarakan interpretasi (Muntasib
2003). Jenis objek interpretasi yang diinventarisasi yaitu potensi flora,
fauna, panorama alam, sejarah dan budaya, dengan lokasi yang tidak
terdapat bahaya seperti jurang, sarang lebah, pohon tumbang dll.
a) Flora
Metode yang digunakan yaitu eksplorasi yang dilakukan dengan tiga kali
pengulangan pada seluruh kawasan dan sepanjang jalur. Eksplorasi
dilakukan dengan berjalan mencakupi seluruh kawasan, dan eksplorasi
untuk jalur dengan mencatat jenis flora yang menarik di sepanjang jalur.
Jenis flora yang berpotensi menjadi objek interpretasi yaitu tumbuhan
yang unik atau bermanfaat. Data yang didapatkan berupa data jenis,
morfologi, endemisitas, status konservasi, manfaat, tingkat perjumpaan dan
lokasi.

b) Fauna
Inventarisasi keanekaragaman jenis fauna dilakukan pada dua taksa yaitu
mamalia dan burung. Pengamatan dilakukan dengan tiga kali
pengulangan pada seluruh kawasan dan setiap jalur. Metode yang
digunakan untuk inventarisasi mamalia dan burung di seluruh kawasan
yaitu metode Rapid assessment. Metode ini merupakan metode
pengamatan cepat untuk mengetahui jenis- jenis mamalia dan burung
yang terdapat pada lokasi pengamatan. Pengamatan dilaksanakan pada
waktu aktif burung dan mamalia, yaitu pagi (06.00-09.00) dan sore hari
(16.00-18.00).
Inventarisasi burung di jalur menggunakan metode Point transect atau
Circular plot (Bibby et al 2000). Metode ini menggabungkan dua jenis
metode yaitu titik dan jalur. Panjang jalur yang digunakan sesuai dengan
jalur yang ditemukan di lapang per satu kali pengamatan, jarak antar titik
ditetapkan 100 meter dengan radius pengamatan 50 meter. Plot yang
didapatkan yaitu sebanyak 3-7 plot dengan mengamati selama 10-15
menit. Pengamat mencatat jenis burung yang terlihat dan atau terdengar
disepanjang jalur pengamatan (Gambar 3).

7

r=50m

100m
500 m

Gambar 3 Metode Fix Circular Plot untuk pengamatan burung
Metode yang digunakan untuk pengamatan mamalia disepanjang jalur
yaitu metode Transek Jalur (Line Transect). Panjang jalur eksisting
sekitar 300-700 meter, dengan lebar jalur yang tidak ditentukan (Gambar
4). Data dicatat dari perjumpaan langsung dengan satwa mamalia yang
berada dalam jalur pengamatan (Bismark 2011).
Keterangan :
L : garis transek
Z : posisi pengamat
X : satwa yang diamati
ri : jarak pengamatan
W : lebar transek
θi : sudut pengamatan
yi : jarak tegak lurus ( y = r sin θ)

Gambar 4 Metode Line transect untuk pengamatan mamalia
c) Panorama alam
Pengumpulan data potensi panorama alam dilakukan dengan berjalan di
seluruh kawasan dan sepanjang jalur sampai ditemukan potensi yang
dapat dijadikan objek interpretasi seperti air terjun, pantai, goa, dll.
d) Sejarah dan budaya
Potensi sejarah-seperti peninggalan sejarah, benda purbakala, legenda
dan mitos-diinventarisasi dengan cara berjalan di sepanjang jalur dan
kawasan. Verifikasi juga dilakukan apabila terdapat potensi budaya
seperti: kesenian, mata pencaharian dan aktivitas dari hasil wawancara
dengan masyarakat yang menambah nilai wisata dari Gunung Padang.

Analisis Data
1.

Analisis fisik jalur yang sudah ada
Hasil inventarisasi jalur yang sudah ada akan dianalisis dengan penilaian
aspek fisik jalur menggunakan metode skoring dengan skor 1-3, dimana nilai 3
adalah yang tertinggi dan nilai 1 terendah. Nilai ini mewakili kriteria jalur, pada
aspek objek interpretasi, jalur interpretasi dan sarana prasarana. Penentuan bobot
objek interpretasi sebesar 20% dan sarana prasarana sebesar 20% lebih rendah
dibandingkan aspek jalur interpretasi sebesar 60%. Hal ini dikarenakan apabila
kondisi fisik jalur tidak baik, keberadaan potensi dan sarana prasarana pada proses
interpretasi dapat terganggu dan menimbulkan bahaya. Berikut faktor jalur
interpretasi yang dirangkum untuk dijadikan penilaian pada jalur yang sudah ada
(Tabel 4).

8

8

Tabel 4 Kriteria penilaian pemilihan jalur interpretasi
Aspek
1) Desain dan
keamanan jalur
interpretasi (60%)

Faktor pemilihan Objek
a)
Keamanan

b)
Topografi (Booth
1983)

c)
Lebar jalur (Sharpe
1982)
d)
Panjang jalur/ waktu
tempuh (Sharpe 1982 dan
Veverka 1994)
e)
Bentuk jalur (Ham
(1992) (Gambar 5)

Kriteria
Aman

Kurang aman
Berbahaya
Datar
Berlereng
Bergelombang
Curam
Baik
Cukup
Sempit
Baik
Cukup
Kurang
Model
lingkaran

Skor
3

2
1
3
2
1
1
3
2
1
3
2
1
3

Keterangan
Tidak terdapat bahaya disepanjang jalur. Bahaya (natural hazards)
yang dimaksud disini menurut Sharpe (1982) yaitu:
a.Tebing yang curam
b. Daerah yang rawan longsor
c. Terlalu dekat dengan kumpulan air yang dalam (kolam, danau,
sungai)
d. Jalan berlumpur atau licin
e. Tumpang tindih dengan jalur lain yang berbeda fungsi, contoh: rel
kereta api, track sepeda
f. Benda-benda yang berbahaya, contoh: pohon nyaris tumbang,
sarang lebah, dll.
Terdapat 1-3 jenis bahaya di sepanjang jalur
Terdapat >3 jenis bahaya disepanjang jalur
Kelerengan antara 1-5%
Kelerengan antara 5-10%
Kelerengan antara 10-15%
Kelerengan >15%
Lebar jalur >1,2 m
Lebar jalur antara 0,6m-1,2m
Lebar jalur 45 menit
Panjang jalur 0,8km-1,2km, dengan waktu tempuh 30-45 menit
Panjang jalur