Pemanfaatan Citra Alos Avnir-2 Untuk Interpretasi Tanaman Kelapa Sawit Pada Berbagai Umur (Studi Kasus PTPN VIII Cimulang, Kabupaten Bogor).

PEMANFAATAN CITRA ALOS AVNIR-2 UNTUK
INTERPRETASI TANAMAN KELAPA SAWIT
PADA BERBAGAI UMUR
(Studi Kasus PTPN VIII Cimulang, Kabupaten Bogor)

ROKI MIRZA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Citra Alos
Avnir-2 Untuk Interpretasi Tanaman Kelapa Sawit Pada Berbagai Umur (Studi
Kasus PTPN VIII Cimulang, Kabupaten Bogor) adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2015
Roki Mirza
NIM A14110038

ABSTRAK
ROKI MIRZA. Pemanfaatan Citra Alos Avnir-2 Untuk Interpretasi Tanaman Kelapa
Sawit Pada Berbagai Umur (Studi Kasus PTPN VIII Cimulang, Kabupaten Bogor).
Dibimbing oleh KHURSATUL MUNIBAH dan BABA BARUS.
Data BPS pada tahun 2013 menunjukkan luas lahan kelapa sawit di Indonesia
mencapai 10.586.500 ha. Wilayah penanaman yang luas menyulitkan dalam melakukan
pemantauan perkebunan kelapa sawit, sehimgga diperlukan data penginderaan jauh untuk
mempermudah dalam melakukan pemantauan perkebunan kelapa sawit. Penggunaan citra
satelit sudah banyak digunakan untuk pemantauan perkebunan kelapa sawit, namun dalam
pemantauan umur tanaman kelapa sawit tidak banyak yang melakukan. Pada penelitian ini
pendugaan umur kelapa sawit dianalisis menggunakan citra ALOS AVNIR-2. Hasil
penelitian ini menunjukan dengan teknik interpretasi visual tanaman kelapa sawit dapat
dibedakan menjadi kelas umur 5 tahun, 9 tahun, 11 tahun, dan 12 tahun dengan nilai akurasi

90,95%. Keempat kelas umur tersebut dapat diduga umurnya dengan band 2 dan band 3 pada
citra ALOS AVNIR-2. Pola reflektan pada kedua band tersebut memiliki trend menurun,
dimana semakin tua umur tanaman maka diperoleh nilai reflektan yang semakin kecil.

Kata kunci: ALOS AVNIR-2, Kelapa Sawit, Produktifitas, Umur
ABSTRACT

ROKI MIRZA. Applicating of ALOS AVNIR-2 Imager to Interpretating Age of Palm
Oil (Study at PTPN VIII Cimulang, Bogor). Supervised by KHURSATUL
MUNIBAH and BABA BARUS.
BPS data in 2013 showed palm plantation area are 10.5865 million hectares. Large
growing area indicate that importance of remote sensing data. Bigest growing area make a
problem to monitoring of oil palm plantations, so need remote sensing data required to
facilitate the monitoring of oil palm plantations. The use of satellite imagery has been widely
used for the monitoring of oil palm plantations, but to monitoring of the age of oil palm trees
is not much to do. On this research age estimation of palm oil was analyzed using ALOS
AVNIR-2. These results indicate the visual interpretation techniques of oil palm trees can be
divided into 5 years, 9 years, 11 years, and 12 years with an accuracy of 90.95% . The fourth
age classes may be suspected of age with the band 2 and band 3 on AVNIR ALOS-2.
Reflectance patterns on both bands have a downward trend, where the older the plant, the

reflectance values obtained were smaller.
Keywords: ALOS AVNIR-2, Age ,Palm Oil, Productivity, Transformed Divergence

PEMANFAATAN CITRA ALOS AVNIR-2 UNTUK
INTERPRETASI TANAMAN KELAPA SAWIT
PADA BERBAGAI UMUR
(Studi Kasus PTPN VIII Cimulang, Kabupaten Bogor)

ROKI MIRZA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Sepetember 2014 ini ialah Pemanfaatn
teknologi penginderaan jauh dalam kemajuan pertanian, dengan judul Pemanfaatan
Citra Alos Avnir-2 Untuk Interpretasi Tanaman Kelapa Sawit Pada Berbagai Umur
(Studi Kasus PTPN VIII Cimulang, Kabupaten Bogor).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Khursatul Munibah Msc dan Dr Baba
Barus MSc selaku pembimbing yang telah sabar menuntun dan mengarahkan saya
selama melakukan penyusunan skripsi. Selanjutnya terima kasih sebesar-besarnya
kepada Bambang H Trisasongko SP, MSc, yang telah membantu saya secara materi
dan semangat selama saya melakukan penelitian. Terima kasih juga untuk ide,
motivasi, dan pelajaran-pelajaran yang berharga yang saya peroleh selama saya
dibimbing oleh Bambang H Trisasongko SP, MSc sampai akhinya saya dilimpahkan
ke Dr Khursatul Munibah MSc dan Dr Baba Barus MSc dikarenakan Bambang H
Trisasongko Sp, MSc harus melanjutkan studi ke Australia. Disamping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada ;


Ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Seluruh mahasiswa Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan di bagian
Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial yang telah membantu saya dalam
penelitian dan bimbingan selama melakukan penelitian

Mahasiswa Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan angkatan 48,47, dan 46

Tim asisten praktikum Biologi Tanah tahun 2015

Keluarga terkasih Asrama Sylvapinus dan Ikatan Mahasiswa Kerinci-Bogor

PTPN VIII Cikasungka kebun Cimulang

Spesial terima kasih untuk Asrama Sylvapinus, IMKB, Tim Pendamping
Optimasi Padi IPB3S Kementerian Pertanian, dan Daniella yang telah memberi
semangat kasihnya selama saya melakukan penelitian dan penyusunan skripsi
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015


Roki Mirza

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian


1
1
2

METODE

2

Lokasi Penelitian
Bahan dan Alat
Tahapan penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN

2
3
3
8

Interpertasi Visual Melalui Citra ALOS AVNIR-2 Tanaman Kelapa Sawit pada
Berbagai Umur

8
Konversi Nilai Digital Number ke Nilai Reflektan
14
Hubungan Umur Tanaman Kelapa Sawit Terhadap Produktifitas
18
SIMPULAN DAN SARAN

19

Simpulan

19

Saran

20

DAFTAR PUSTAKA

20


LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR TABEL

1 Keterkaitan tujuan, data, sumber data, dan teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian
2 Tinggi dan diameter tanaman kelapa sawit
3 Nilai Transformed Divergence
4 Tranformasi nilai DN ke nilai reflektan
5 Produktifitas Tanaman Kelapa Sawit di PTPN VIII Cimulang

6
12

14
15
19

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Peta daerah PTPN VIII Cimulang
Cara memperoleh data tinggi dan diameter tanaman kelapa sawit

Diagram alir tahapan penelitian
Hasil digitasi kelas umur tanam 0 tahun
Hasil digitasi kelas umur tanam 4 tahun
Hasil digitasi kelas umur tanam 6 tahun
Hasil digitasi kelas umur tanam 7 tahun
Hasil Interpretasi Kelas Umur Tanam Tanaman Kelapa Sawit
Peta Kelas Lereng Pada Perkebunan Kelapa Sawit Cimulang
Pola Reflektan Citra ALOS AVNIR-2
Pola reflektan berbagai band terhadap vegetasi, tanah, dan air
Produktifitas tanaman kelapa sawit pada berbagai umur tanam

2
4
7
8
9
9
10
11
12
15
16
18

DAFTAR LAMPIRAN
13 Tinggi dan diameter tanaman kelapa sawit pada berbagai umur
14 Nilai reflektansi pada band berbagai umur tanman kelapa sawit
15 Produktifitas tanaman Kelapa Sawit PTPN VIII Cimulang

22
24
31

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan komoditas pertanian yang menyumbang devisa
negara dalam pembangunan perekonomian bangsa Indonesia. Indonesian
Sustainable Palm Oil (2012) menyatakan, pada tahun 2011 produksi minyak
kelapa sawit yang dihasilkan Indonesia mencapai 23.9 juta ton (40.27 %) dari
total produksi minyak sawit dunia, yakni 50.9 juta ton. BPS (2013) menyatakan
luas lahan yang dikembangkan untuk tanaman kelapa sawit mencapai 10.46 juta
hektar Luas lahan tersebut meliputi, perkebunan rakyat 4.36 juta hektar,
perkebunan besar nasional 727 ribu hektar, dan perkebunan besar swasta 5.38 juta
hektar. Sebagian besar perkebunan kelapa sawit terletak di Sumatera (6.6 juta
hektar) dan Kalimanta (3.5 juta hektar), namun ada beberapa terdapat di pulau
Jawa, seperti di Jawa barat (11,7 ribu hektar) dan Banten. Setiap tahun
perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang diusahakan oleh rakyat mengalami
peningkatan. Pertumbuhan budidaya kelapa sawit mencapai 2.19 % per tahun oleh
rakyat, sedangkan secara nasional pertumbuhan perkebunan kelapa sawit
mencapai 4.69 %. Pertumbuhan produksi minyak kelapa sawit berbanding lurus
dengan pertumbuhan lahan perkebunan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit
menyebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia.. Wicke et al (2010)
memprediksi pada tahun 2020 lahan sawit di Indonesia akan mencapai 28 juta
hektar. Velez (2012) menyatakan pertumbuhan perkebunan kelapa sawit
diprediksi berdasarkan laju perubahan penggunaan lahan di Indonesia 30 tahun
terakhir mencapai 30% atau sekitar 40 juta hektar lahan dan 10% dari data
tersebut digunakan untuk pembukaan lahan budidaya kelapa sawit. Jomla (2009)
menyatakan, tingginya permintaan CPO dunia membuat pemerintah tertarik untuk
membuka perkebunan kelapa sawit hingga 20 juta hektar yang tersebar hampir di
seluruh wilayah di Indonesia.
Pertumbuhan luas lahan perkebunan tanaman kelapa sawit dapat dipantau
dengan teknologi yang berkembeng saat ini. Salah satu teknologi yang mampu
memberi informasi yang cepat dan luas yakni dengan teknologi penginderaan
jauh. Penggunaan teknologi tersebut memerlukan biaya lebih murah dan mudah
dibandingkan jika melakukan survei langsung ke wilayah perkebunan kelapa
sawit. Pengamatan menggunakan teknologi penginderaan jauh membutuhkan
sampel lapangan yang mampu mewakilkan keadaan seluruh wilayah, yang
kemudian bisa diterapkan pada skala yang lebih luas.
Penggunaan teknologi penginderaan jauh kini berkembang pesat dari waktu
ke waktu. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya penggunaan teknologi
penginderaan jauh baik berupa pengembangan dan analisis data, maupun hanya
pengambilan data. Morrow (1995;2010) mengaplikasikan teknologi penginderaan
jauh dalam pemantauan umur kelapa sawit menunjukkan lima band yang mampu
memisahkan kelas umur secara baik, yakni band 2, 3, 4, 5 dan 7.
Penerapan teknologi penginderaan jauh dapat berupa analisis pola spektral
yang dipantulkan oleh objek ke satelit. Schowengerdt (2007) menyatakan pola
spektral tersusun oleh respon spektral beberapa panjang gelombang terhadap
suatu obyek. Setiap obyek memiliki karakteristik yang berbeda dalam interaksinya

2

dengan suatu panjang gelombang elektromagnetik, sehingga kondisi tersebut bisa
digunakan untuk melihat pola spektral pada berbagai band citra satelit. Band yang
memiliki trend pola teratur mampu digunakan dalam pendugaan umur tanaman
ataupun produksi tanaman.
.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah (i) Intrerpretasi Tanaman kelapa Sawit
pada Berbagai Umur Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 (ii) Analisis Pola
Nilai Piksel dan Reflektan Tanaman Kelapa Sawit pada Berbagai Kelas Umur (iii)
Hubungan Antar Produktivitas dengan Umur Tanaman Kelapa Sawit

METODE
Lokasi Penelitian
Secara geografis, kebun kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII terletak
pada koordinat 106° 42’ 00” - 106° 44’ 00” BT dan 06° 29’ 30”- 06° 32’ 30” LS.
Wilayah perkebunan PT. Perkebunan Nusantara VIII berada pada Kabupaten
Bogor, Jawa Barat di dua kecamatan berbeda, yaitu Kecamatan Kemang yakni
Desa Candali, Desa Cimulang, Desa Bantar Sari, Desa Bantar Jaya, Desa Pasirgaok.
Kecamatan Rancabungur, yaitu Desa Pabuaran, Desa Kemang, , dan Desa Bojong.

Gambar 1 Peta daerah PTPN VIII Cimulang

3

Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2
(Advanced Land Observing Satellite-Advanced Visible and Near Infared
Radiometer Type-2) yang diakuisisi pada 17 Juli 2009. Agar diperoleh
kenampakan citra yang alami maka digunakan kombinasi tiga band 321 (RGB).
Sensor AVNIR-2 memiliki lebar liputan satuan citra sebesar 70 km sampai 1500
km, dengan resolusi spasial 10 meter. Resolusi spasial ialah ukuran terkecil obyek
yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor. Dengan kata lain maka resolusi
spasial mencerminkan kerincian informasi yang dapat disajikan oleh suatu sistem
sensor. Citra ALOS AVNIR-2 memiliki kemampuan side looking dari sensor dan
kemampuan dan kemampuan sensor untuk melakukan cross track kurang lebih
44o. Panjang gelombang pada masing-masing band citra ALOS AVNIR-2 ialah
sebagai berikut, band 1 (0,42 µm-0,50 µm), band 2 (0,52 µm-0,60 µm), band 3
(0,61 µm-0,69 µm), dan band 4 (0,76 µm -0,89 µm) yang merupakan resolusi
spektral, resolusi spektral menunjukkan kerincian λ yang digunakan dalam
perekaman obyek. Resolusi temporal frekuensi perekaman ulang atas daerah yang
sama, yaitu 46 hari. Resolusi radiometrik ialah kepekaan sensor terhadap
perbedaan terkecil kekuatan sinyal,yaitu 8 bit. Data tinggi dan diameter tanaman
kelapa sawit, data produktivitas tanaman kelapa sawit PTPN VIII Cimulang. Alat
yang digunakan adalah laptop/komputer yang telah dilengkapi program pengolah
citra, seperti ENVI dan BEAM VISAT, pengolah data Statistica 7, Microsoft
Office, Global Positioning System (GPS), kamera dijital, meteran, dan laser
rangefinder.
Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) Tahap persiapan yang
meliputi, perizinan penelitian, penggabungan band citra,pemotongan citra, koreksi
geometri dan studi pustaka. (2) Pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan
pengumpulan data tinggi dan diameter tanaman kelapa sawit, serta data
produktivitas tanaman kelapa sawit. (3) Tahap pengolahan data berupa klasifikasi
visual. Kegiatan klasifikasi dimulai dengan mengkomposisikan citra ALOS
AVNIR-2 dengan spesifikasi RGB 4-3-2 agar mempermudah proses interpertasi
citra visual dengan memperhatikan unsur-unsur interpretasi. Liliesand et a.l
(2004) menyatakan interpretasi citra adalah kegiatan mengenali objek pada citra
dengan menganalisis kenampakan objek pada citra. Ada delapan kunci interpretasi
citra, diantaranya, rona/warna, tekstur, bentuk, ukuran, pola, situs, bayangan, dan
asosiasi. Secara lebih lengkap tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.


Persiapan
1) Perizinan penelitian
Surat izin penelitian ditujukan kepada kepala PTPN VIII Provinsi Jawa
Barat di Bandung.
2) Penggabungan band citra

4

Semua band digabungkan untuk memperoleh gambar atau citra yang
bisa digunakan dengan mudah untuk membatasi kelas umur tanaman
kelapa sawit.
3) Pemotongan citra
Pemotongan citra bertujuan untuk mengecilkan ukuran citra dan
memfokuskan pengamatan pada objek tanaman kelapa sawit.
4) Koreksi geometri
Pencocokan titik yang terdapat pada citra dengan titik lapang
dilakukan untuk memperoleh kesamaan koordinat antara citra dan
lapang.
5) Studi pustaka
Pemahaman lebih lanjut terhadap metode dan cara analisis data, serta
studi mengenai keadaan kelapa sawit dan penginderaan jauh secara
lengkap.


Pengumpulan Data Lapang

Kegiatan lapang pertama yang dilakukan adalah verifikasi lapang untuk
membuktikan bahwa daerah tersebut merupakan daerah perkebunan kelapa
sawit.Pengumpulan data lapang dilakukan untuk mengukur tinggi dan diameter
tanaman kelapa sawit. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ialah GPS,
kamera, meteran, rangefinder.
Jumlah keseluruhan titik yang diambil yakni 90 titik yang terbagi dalam
empat kelas umur, yakni umur 5 tahun, 9 tahun, 11 tahun, dan 12 tahun. Selain itu
dilakukan pengumpupulan produktivitas tanaman sawit PT. Perkebunan
Nusantara VIII Cimulang.
Data tinggi yang diperoleh dibagi menjadi
dua, data tinggi pertama diukur dari atas permukaan
tanah sampai ke ujung tunas daun teratas, yang
berhubungan dengan dengan lebar kanopi yang
ditangkap oleh citra dalam pendugaan umur.
Selanjutnya data tinggi kedua diukur dari
permukaan tanah sampai bagian paling bawah
pelepah daun tanaman kelapa sawit.
Gambar 2 Cara Memperoleh
Data Tinggi dan Diameter

Pengambilan contoh sampel dilakukan
dengan statified random sampling, dimana setiap
kelas umur diambil data secara acak. Setiap kelas
umur diambil 25 sampel, namun pada kelas umur 5 tahun hanya 15 sampel. Hal
ini disebabkan luas area kelas umur 5 tahun lebih sedikit dibandingkan kelas
lainnya. Berikut diagram alir penelitian. Selain itu, data sekunder yang digunakan
terdiri dari data produktivitas perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Nasional
VIII Cimulang. Data sebaran umur tanam juga diperoleh dari PT. Perkebunan
Nusantara VIII Cimulang.

5



Analisis Pola Spektral Berbagai Umur Tanam Kelapa Sawit

Analisis dilakukan untuk melihat pola reflektan pada tiap band yang telah
dilakukan konversi nilai DN ke Reflektan, agar diperoleh band yang cocok atau
mampu digunakan untuk menduga umur tanaman kelapa sawit. Pada tahap ini,
dilakukan kalibrasi nilai DN ke nilai reflektan, melihat nilai transformed
divergence, dan analisis statistika.
1.

Konversi nilai Digital Number ke nilai reflectance
Koreksi matahari dilakukan untuk menghilangkan perbedaan nilai digital
piksel yang disebabkan posisi matahari yang berbeda. Koreksi dilakukan
dengan merubah nilai digital piksel menjadi nilai reflektan, nilai G dan B
diperoleh dengan menggunakan program BEAMS yang terdapat di metadata
Citra ALOS AVNIR-2. Kalibrasi dilakukan dengan memasukkan rumus
sebagai berikut;
� = � � �� + � ……... (Tadono,2009)

Dimana; L= Radian,G= Gradien (Kanal gain),DN= Digital Number,B= Kanal
offset
ρ�=

฀ � �� � � 2

����� � cos ��

…… ……...

(Tadono,2009)

Dimana; ρp= Reflectance,Lλ= Radiance,ESUNλ= Irandiance,Cos θs= Sudut
zenith matahari,d2= Rasio jarak bumi ke matahari.
2.

Nilai keterpisahan antar kelas umur tanam
Nilai transformed divergence bertujuan untuk menunjukkan tingkat
keterpisahan spectral antar data. Nilai transformed divergence (TD)
diketahui berkisar antara 0 sampai dengan 2 (Panuju et al 2010).
���� = 2000[1 − exp �

−���
8

�]…………. (D’Urso dan Menenti, 1996).

Dimana TDcd merupakan parameter TD dan Dcd adalah parameter yang
diperoleh dari persamaan berikut:

Dcd = 0.5tr[(Vc-Vd)(Vd-1-Vc-1)] + 0.5tr[(Vc-1+Vd-1)(Mc-Md)(Mc-Md)T]
………..(D’Urso dan Menenti, 1996).
Keterangan:
tr
: fungsi teras (trace) dalam fungsi matriks
V c dan V d
: matriks kovarian dari 2 kelas (c dan d)
M c dan M d : nilai rataan vector untuk kelas c dan d
T
: Transformed
3.

Analisis pola nilai reflektan tiap band
Analisis ini dilakukan untuk melihat pola tiap band terhadap umur tanaman
sawit, dengan menggunakan analisis boxplot.

6

Tabel 1 Keterkaitan tujuan, data, sumber data, dan teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian
Tujuan
Data dan
Sumber
Teknik Analisis
Output
Alat
Data
Interpretasi
Citra ALOS NASDA
Melakukan digitasi Peta
tanaman kelapa
AVNIR-2,
pada
lahan Interpretasi
sawit pada
Arc Map 9.3
tanaman
perkebunan
berbagai umur
tanaman
kelapa kelapa sawit
menggunakan
sawit berdasarkan pada berbagai
Citra ALOS
kunci interpretasi, umur
AVNIR-2
serta membaginya
kedalam kelas umur
0 tahun (5 tahun), 4
tahun (9 tahun), 6
tahun (11 tahun),
dan 7 tahun (12
tahun)
Menganalisis pola
spektral tanaman
kelapa sawit pada
berbagai umur
tanaman

Citra ALOS
AVNIR-2,
peta
umur
tanaman
kelapa sawit,
ENVI,
BAMS,
GPS,
meteran,Mic
rosoft Office,
Statistica 7,
laser
rangefinder

Mengidentifikasi
hubungan umur
tanaman kelapa
sawit terhadap
produktifitas

Data
produktifitas
tanaman, Ms
Excell.

NASDA
(National
Space
Developme
nt Agency
of Japan),
PT.
Perkebunan
Nusantara
VIII
Cimulang

Transformasi nilai nilai reflektan
DN ke Reflektan ,
setiap umur
tanam, Nilai
��� = � � �� + �
keterpisahan
kelas
antar
฀ � �� � �2
umur tanam.
��� =
����� � cos ��
Serta
pola
reflektan
Nilai TD,
yang dilihat
dengan
����
boxplot.
= 2000[1
−���
− exp �
�]
8
serta
Analisis
Boxplot
PT.
Analisis deskritif
Grafik
Perkebunan
produktifitas
Nusantara
tanaman
VIII
kelapa sawit
Cimulang

7

Gambar 3 Diagram Alir Penelitian

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Interpretasi Visual Tanaman Kelapa Sawit pada Berbagai Umur

Citra ALOS AVNIR-2 yang digunakan merupakan citra yang diakuisisi pada
17 Juli 2009, sehingga umur tanaman kelapa sawit yang diinterpretasi merupakan
kelas umur 0 tahun, 4 tahun, 6 tahun, dan umur 7 tahun. Tanaman kelapa sawit yang
berumur 0 tahun secara berkelompok terdapat di bagian selatan perkebunan kelapa
sawit. Kelas umur tanaman 0 tahun memiliki luas lahan yang paling kecil dibanding
kelas lainnya. Umur tanam 0 tahun berbatasan langsung dengan kelas umur 6 tahun,
kelas umur 0 tahun terlihat memiliki warna hijau muda yang mengindikasikan warna
daun yang lebih muda dibandingkan dengan kelas umur 6 tahun.

a

b

Gambar 4 a) Kelas Umur Tanaman Kelapa Sawit 0 Tahun pada Citra ALOS AVNIR-2 yang
Diakuisisi pada tahun 2009, b) Kondisi Lapang Tanaman Kelapa Sawit pada
Tahun 2014
Gambar 4 menunujukkan tanaman kelapa sawit umur tanam 0 tahun memiliki
tekstur yang halus dengan warna hijau muda. Pola tanam yang teratur yaitu 8 meter x 8 meter
membuat pola yang terlihatpun teratur pada interpretasi. Pada tahun 2014 kelas umur 0 tahun
telah menjadi kelas umur 5 tahun memiliki tinggi rata-rata 11,0 meter yang diukur

sampai pucuk daun.
Kelas umur 4 tahun memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan
kelas umur lainnya. Warna yang lebih cerah diakibatkan pertumbuhan daun yang jauh
lebih cepat dan banyak pada tananam muda. Pada tanaman muda daun tumbuh 30
daun per pelepah. Sebaran tanaman umur 4 tahun menurut data pada citra banyak
terdapat di bagian timur dan tengah perkebunan kelapa sawit. Kelas umur 4 tahun
juga berbatasan langsung dengan kelas umur 6 tahun yang memiliki warna hijau tua.
Meskipun memiliki warna dominan adalah hijau cerah, namun pada kelas
umur tanam 4 tahun terlihat warna bercak-bercak hijau tua yang terdapat hampir
diseluruh area tanam 4 tahun. Warna hijau tua tersebut mengindikasikan tumbuhan

9

yang berada di bawah pohon kelapa sawit, yang diakibatkan oleh banyak tanaman
kelapa sawit yang mati atau tumbuh tidak sempurna sehingga terlihat tanaman
dibawahnya, kelas umur 4 tahun diperoleh rata-rata tinggi tanaman mencapi 11,77
meter yang diukur pada tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2. Gambar 5
menunjukkan hasil interpretasi kelas umur 4 tahun .

a

b

Gambar 5 a) Kelas Umur Tanaman Kelapa Sawit 4 Tahun pada Citra ALOS AVNIR-2 yang
Diakuisisi pada tahun 2009, b) Kondisi Lapang Tanaman Kelapa Sawit pada
Tahun 2014
Kelas umur tanam 6 tahun.Daerah tanam yang memiliki warna hijau tua pada citra
menunjukkan kelas umur tanam 6 tahun. Kelas umur tersebut terdapat banyak di bagian barat
dan timur perkebunan kelapa sawit. Warna hijau tua menunjukkan daun pada kelas umur
tanam 4 tahun sudah tua. Selain warna yang berbeda dengan kelas lainnya, unsur interpretasi
yang membantu dalam membatasi kelas tanam adalah garis yang terdapat di sepanjang
perkebunan yang merupakan jalan pada perkebunan. Jalan yang digunakan di area
perkebunan juga merupakan pembatas antar blok tanam, sehingga garis tersebut mampu
digunakan. Daerah tanam pada kelas umur 6 tahun memiliki tekstur yang kasar, hal ini
disebabkan area tanam tersebut memiliki tinggi tanaman yang cukup beragam dengan tinggi
rata-rata 10,83 meter . Gambar 6 menunjukkan hasil digitasi kelas umur 6 tahun, serta
kenampakan tekstur yang kasar pada citra.

10

Gambar 6 Hasil digitasi kelas umur tanam 6 tahun

Kelas umur tanam 7 tahun. Sebelah barat perkebunan yang merupakan
kelas umur 7 tahun terlihat memiliki warna yang lebih gelap dibanding kelas umur
lainnya, serta memiliki pola yang teratur. Warna hijau yang lebih gelap
mengindikasikan kandungan klorofil pada daun yang lebih banyak pada kelas umur 7
tahun. Pada kelas umur tanam 7 tahun juga berbatas langsung dengan perkampungan,
sehingga gampang membatasi kelas tersebut dengan perberbedaan dengan daerah
sekitar perkebunan.

Gambar 7 Hasil digitasi kelas umur 7 tahun
Gambar 7 menunjukkan tekstur yang terdapat pada citra terlihat lebih halus
dibanding dengan kelas umur 6 tahun. Selain itu, garis jalan yang banyak terdapat di area
tanam 6 tahun juga tidak terlihat banyak , hal ini disebabkan daerah kelas umur tanam 7
tahun yang berbatas langsung dengan perkampungan yang memiliki banyak jalan desa yang
bisa digunakan untuk pengangkutan hasil panen. Secara umum pada umur 7 tahun

11

diperoleh rata-rata tinggi 11,54 meter yang diukur pada tahun 2014, seperti pada
Tabel 2.
Kesulitan dalam melakukan interpretasi umur tanaman disebabkan oleh jarak
umur tanam yang terlalu dekat sehingga menghasilkan warna yang hampir sama.
Topografi yang beraneka ragam menyulitkan untuk membedakan antar objek satu
dengan yang lain dari sisi rentang warna yang terlihat pada Gambar 8. Sinar matahari
yang kontras meskipun sebenarnya daerah tersebut merupakan satu kelompok umur
juga menyulitkan dalam melakukan interpretasi, hal ini dijumpai pada kelompok
umur 9 dan 11 tahun. Peta kelas lereng dapat dilihat pada Gambar 9. Perbedaan
kontras warna juga disebabkan banyak bagian pohon yang telah mati dan kosong
sehingga ditumbuhi oleh rumput atau tanaman lainnya yang memberikan warna yang
hampir sama di setiap lahan yang kosong.

Gambar 8 Hasil Interpretasi Tanaman Kelapa Sawit pada Berbagai Umur

Umur tanam kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang
dibedakan menjadi empat kelas umur, yakni kelas tahun tanam 2002 (12 tahun),
tahun tanam 2003 (11 tahun), tahun tanam 2005 (9 tahun), dan tahun tanam 2009 (5
tahun). Kelapa sawit yang paling muda adalah umur 5 tahun yang terletak pada
bagian selatan kebun, yang memiliki luas paling kecil dibandingkan kelas yang lain.
Keempat umur tanaman kelapa sawit ini tersebar dalam 38 blok kebun dengan total
luasan 1004.33 hektar.

12

Tabel 2 Tinggi dan diameter tanaman kelapa sawit
Umur di
Citra
Minimum
Maximum
Rata-rata
Stdev
Minimum
Maximum
Rata-rata
Stdev
Minimum
Maximum
Rata-rata
Stdev
Minimum
Maximum
Rata-rata

Umur
Lapang

0 tahun

5 tahun

4 tahun

9 tahun

6 tahun

11 tahun

7 tahun

12 tahun

Tinggi
1 (m)

Tinggi
2 (m)

Diameter
(cm)

8,8
14
11

3,6
7,4
5,1

239
312
264,1

1,5
8,8
14,4
11,7

1,1
4,5
8
6,168

22,4
166,5
305
269,2

1,4
7,4
13,4
10,8
1,7
8
13,1
10,8

0,8
3
7
5,2
1,1
2
7,3
4,5

30,1
217,5
300
260,3
24,7
218
320
283,5

Perbedaan lereng pada lahan perkebunan kelapa sawit mempengaruhi dalam
melakukan interpretasi, hal ini disebabkan kenampakan pada citra yang lebih gelap
pada daerah dibawah lereng yang berbeda. Hasil interpretasi secara kualitatif maupun
kuantitaif menunjukkan hasil yang cukup baik, namun perbedaan daerah hasil interpertasi
dengan peta yang diperoleh dari PTPN VIII Cimulang disebabkan oleh faktor lereng didaerah
perkebunan. Lereng mempengaruhi paparan sinar matahari yang ditangkap oleh satelit.
Daerah perkebunan kelapa sawit yang berada tepat dibawah daerah yang memiliki perbedaan
lereng memiliki warna yang gelap sehingga diinterpretasi menjadi kelas umur yang lebih tua.

13

Gambar 9 Peta Kelas Lereng Pada Perkebunan Kelapa Sawit Cimulang Sebelah Barat

Pemisahan Kelas Umur Tanaman Kelapa Sawit Secara Kuantitatif
Secara kuantitatif pemisahan kelas umur tanaman dapat dianalisi dengan
pendekatan nilai transformed divergence. Setiap umur tanam kelapa sawit memiliki
respon yang berbeda terhadap gelombang elektromagnetik sehingga menghasilkan
nilai reflektan yang berbeda pada setiap band di citra ALOS AVNIR-2. Untuk
memisahkan kelas umur tanaman kelapa sawit dilakukan dengan membandingkan
nilai Transformed Divergence (TD) antar kelas umur.
TD berada pada kisaran 0-2. Nilai TD 2 berarti keterpisahan kelas yang
dibangun cukup baik. Nilai TD < 1,25 menunjukkan nilai antar kelas cenderung mirip
dan tidak terpisah dengan baik.

14

Tabel 3 Nilai Transformed Divergence
Umur
7
6
4
7
1.29
1.99
6
1.93
4
0

0
2.00
1.98
1.92

Tabel 3 menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit pada kelas umur 7 tahun
mudah dipisahkan dengan kelas umur 0 tahun yang ditunjukkan dengan nilai TD 2.
Kelas umur 7 tahun juga mudah dipisahkan dengan kelas umur 4 tahun, nilai TD 1.99
menunjukkan bahwa pemisahan kelas umur tanaman tersebut bisa dilakukan. Namun
kelas umur 7 tahun agak sulit dengan kelas umur 6 tahun, hal ini ditunjukkan dengan
nilai TD 1.29. Kecilnya nilai yang diperoleh disebabkan oleh jarak antar umur tanam
hanya berbeda 1 tahun, sehingga nilai yang diperolehpun sulit untuk dipisahkan.
Fenomena yang sama juga terjadi pada kelas umur tanam 6 tahun, diperoleh kelas
umur tersebut bisa dipisahkan dengan kelas umur 0 tahun dan 4 tahun dengan mudah,
secara berturut-turut diperoleh nilai TD 1.98 dan 1.93, namun dengan tanaman yang
memiliki kelas umur tanam paling dekat yaitu kelas umur 7 diperoleh TD 1.29.
Kelas umur 4 tahun memiliki nilai TD yang semuanya bisa dipisahkan dengan
baik, yaitu secara berturut-turut 1.92, 1.93, dan 1.99 untuk kelas umur 0 tahun, 6
tahun, dan 7 tahun. Nilai TD yang besar disebabkan jarak antar kelas umur tanam
juga cukup jauh, yakni jarak umur tanam 2-4 Semakin jauh jarak tanam maka
diperoleh nilai TD yang besar, hal ini dibuktikan dengan perbedaan nilai TD umur 11
tahun yang dibandingkan dengan kelas umur lainnya. Pada kelas umur yang hanya
berjarak 1 tahun diperoleh nilai TD paling kecil sedangkan jarak umur tanam yang
jauh, yakni 7 tahun diperoleh nilai TD mencapai 2,00.
Secara interpretasi visual pada citra ALOS AVNIR-2 RGB (3-2-1) juga
diperoleh perbedaan warna pada kelas umur muda dan tua, yakni warna hijau muda
untuk kelas umur tanam muda dan hijau tua umur tanam lebih tua. Menurut Xiao
(2005) perbedaan kenampakan warna tersebut dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan
vegetatif pada tanaman, dimana semakin tua umur tanaman akan menghasilkan
jumlah klorofil yang tinggi. Selain itu, perbedaan nilai TD juga dipengaruhi oleh
pertumbuhan pada tanaman tersebut. Jika tanaman tumbuh dengan baik maka akan
menghasilkan klorofil yang baik sebagai pemberi respon terhadap nilai spektral citra
satelit. Datt (1999) menyatakan tanamn kelapa sawit memiliki pertumbuhan yang
berbeda-beda tergantung umurnya, sehingga diperoleh perbedaan nilai TD yang baik.
Konversi Nilai Digital Number ke Nilai Reflektan
Transformasi nilai DN ke reflektan pada citra ALOS AVNIR-2 bertujuan
untuk menghilangkan efek pengurangan atau penambahan intesitas energi matahari
ke bumi. Tabel 4 menunjukkan setiap umur tanam memiliki nilai DN dan reflektan
yang berbeda, yang disebabkan oleh masing-masing band memiliki spesifikasi yang
berbeda untuk memisahkan tingkat kelas umur. Nilai reflektan yang diperoleh

15

memiliki pola yang sama dengan DN, yaitu nilai reflektan pada band 1 ke band 3
semakin menurun, dan naik pada band 4 terlihat pada Gambar 8.
Tabel 4 Tranformasi nilai DN ke nilai reflektan
B1

Umur

5 tahun

9 tahun

11
tahun

12
tahun

B2

B3

B4

DN

Reflektan

DN

Reflektan

DN

Reflektan

DN

Reflektan

Min

89

0,119

61

0,088

42

0,06

96

0,231

Maks
Ratarata
STD

98
92,8
5

0,124

76
67,7
5

0,098

62

0,076

0,309

0,093

47,8

0,065

110
75,7
1

Min
Maks
Ratarata
STD

90
98
93,9
3

Min

88

0,118

85

0,082

39

0,055

99

0,244

Maks
Ratarata
STD

94

0,123

0,091

104
92,2
1

0,302

0,12

52
41,6
6

0,062

90,6

69
62,6
8

Min

90

0,119

60

0,084

40

0,056

95

0,265

Maks
Ratarata
STD

96

0,124

70

0,09

55

0,06

103

0,292

92

0,122

63

0,087

42

0,058

102

0,278

0,122
0.001

0.003

0,122
0,126

60
78

0,088
0,104

0,124

67

0,093

0.001

41
64
45,4
7

0.003

0.001

0.001

0.003

0,086

0,063

0.018
92
115
95,2
6

0.002

0.002

0.001

0,059
0,069

0,058

0,289
0,343
0,311
0.011

0.001

0.001

0,264

0,264
0.012

0.006

Nilai yang diperoleh pada masing-masing band dipengaruhi nilai yang
dipantulkan oleh permukaan daun tanaman kelapa sawit terhadap sensor. Setiap umur
tanam akan menghasilkan nilai reflektan yang berada pada sebaran nilai yang sama,
namun yang membedakan antar kelas umur tanam adalah pola yang dibentuk dari
nilai reflektan tersebut. Jika perubahan setiap nilai reflektan yang diperoleh memiliki
trend yang jelas, maka hal itu membuktikan adanya perbedaan yang nyata pada setiap
umur tanam kelapa sawit. Sedangkan pola yang berantakan menyulitkan dalam
melakukan analisis.
Gambar 10 menunjukkan pada semua kelas umur diperoleh perubahan nilai
reflektan pada masing-masing band memiliki pola yang sama. Nilai yang diperoleh
dari band 1 ke band 3 mengalami trend penurunan pada semua umur tanam.
Kemudian mengalami kenaikan pada band 4 atau band infra merah dekat.

16

0.350
Umur 5 Tahun

0.311

0.300
Umur 9 Tahun
0.250

0.278

0.264
0.264

Umur 11 Tahun

0.200

Umur 12 Tahun

0.150

0.124
0.122

0.100

0.122

0.086
0.093
0.093

0.120

0.087

0.050

0.058
0.063
0.065
0.058

0.000
1

2

3

4

Gambar 10 Pola Reflektan Citra ALOS AVNIR-2

Menurut Elachi (2006) nilai reflektan yang diberikan vegetasi akan menurun
pada selang panjang gelombang 0.4 µm-0.6 µm dan akan mengalami kenaikan secara
ekstrem pada panjang gelombang 0.7 µm -1.1 µm. Pada citra ALOS ANIR-2 band 1
(0.42 µm-0.50 µm), band 2 (0.52 µm-0.60 µm), band 3 (0.61 µm-0.69 µm) sehingga
menghasilkan nilai reflektan yang semakin rendah tiap band, sedangkan pada band 4
(NIR) terjadi kenaikan nilai reflektan diakibatkan panjang gelombang pada band
tersebut adalah 0.76 µm-0.89 µm, panjang gelombang band dapat dilihat pada
Gambar 9. Meningkatnya nilai reflektan pada band 4 disebabkan oleh tingginya
gelombang pantulan ke satelit. Band 4 merupakan band infra merah dekat yang
merupakan band yang sensitif terhadap klorofil tanaman. Tajuk tanaman kelapa sawit
yang mengandung baanyak klorofil merespon gelombang yang dipancarkan band 4,
sehingga membuat naiknya nilai reflektan pada band 4. Pola reflektan pada berbagai
band terhadap vegetasi dapat dilihat pada Gambar 11. Jika dibandingkan perubahan
nilai band perumur akan terlihat perubahan seperti pada Gambar 9.

Gambar 11 Pola reflektan berbagai band terhadap vegetasi, tanah, dan air

17

Hasil penelitian pada Band 1 citra ALOS AVNIR-2 menunjukan adanya
inkonsistensi pada nilai reflektan pada masing-masing umur tanam. Umur tanaman 5
tahun diperoleh rata-rata nilai reflektan 0,122 dan pada umur 9 tahun nilai yang
didapatkan naik menjadi 0.124. Hasil pengamatan pada umur 11 tahun didapatkan
nilai reflektan 0.120. Keadaan ini menunjukan adanya penurunan nilai reflektan.
Akan tetapi, pada umur 12 tahun terjadi kenaikan nilai reflektan menjadi 0.122.
Selain itu perubahan nilai reflektan yang tidak terlalu signifikan menyulitkan dalam
melakukan pembatasan kelas umur, sehingga band 1 tidak bisa digunakan dalam
pendugaan umur vegetasi atau umur tanaman kelapa sawit. Hal ini disebabkan, band
1 pada citra ALOS AVNIR-2 biasanya digunakan dalam menganalisis tubuh air pada
permukaan bumi, sehingga bila digunakan dalam menganalisis vegetasi
menghasilkan pola spektral yang tidak teratur, grafik pola spektral band 1 dapat
dilihat pada Gambar 9 (NASDA 2004).
Band 2 diperoleh grafik yang menunjukkan adanya trend penurunan seiring
dengan bertambahnya umur tanaman. Band 2 pada citra ALOS AVNIR-2 berfungsi
untuk mengindera puncak pantulan vegetasi (NASDA, 2004), sehingga pada umur
tanaman yang lebih muda akan memantulkan lebih banyak gelombang yang diterima,
sedangkan umur tanaman yang tua mampu menyerap lebih banyak gelombang yang
diterima. Pada umur 12 tahun diperoleh nilai band 2 yakni 0.087. Umur 11 tahun nilai
reflektan yang diperoleh 0,086. Pada umur tanam 9 tahun grafik naik menjadi 0.093.
Perubahan yang tidak terlalu signifikan pada umur 11 tahun dan 12 tahun yang
berkorelasi dengan nilai TD yang kecil untuk memisahkan kedua kelas tersebut.
Band 3 pada umur 12 tahun diperoleh nilai reflektan 0.058. Umur 11 tahun
diperoleh nilai reflektan 0.056. Terjadi perubahan yang tidak signifikan pada nilai
reflektan umur 12 tahun ke 11 tahun. Sedangkan pada umur 9 tahun diperoleh nilai
reflektan 0.063 dan pada umur 5 tahun diperoleh nilai reflektan sebesar 0.065. Sama
halnya dengan band 2, band 3 juga mampu digunakan untuk membedakan umur
tanaman berdasarkan pola spektralnya. Pola spektral yang memiliki trend menurun
pada band 3 disebakan band tersebut mampu membedakan nilai absorbsi klorofil
pada vegetasi. Sehingga semakin tua umur tanaman maka tingkat absorbsi klorofil
akan semakin besar yang membuat pantulan gelombang yang dipantulkan menjadi
lebih kecil.
Band 4 citra ALOS AVNIR-2 pada pengamatan kelas umur tanaman memiliki
pola reflektan yang sama dengan band 1. Band 4 merupakan band inframerah dekat
yang mampu mengidentifikasikan vegetasi, namun band tersebut biasa digunakan
untuk pendugaan biomasa dan tipe vegetasi. Band 4 tidak mampu membedakan setiap
kelas yang memiliki tipe vegetasi yang sama.
Umur tanaman 5 tahun berada dalam cakupan nilai reflektan yang sama
dengan umur tanam 9 tahun. Sama halnya dengan kelas umur 5 tahun dan 9 tahun,
kelas umur 11 tahun dan 12 tahunpun memiliki cakupan nilai reflektan yang sama.
Secara umum dapat dibedakan kelas umur tanaman sawit kedalam 2 kelas besar,
yakni gabungan kelas umur 5 dan 9 tahun serta gabunngan kelas umur 11 dan 12
tahun.

18

Hubungan Umur Terhadap Produktifitas Kelapa Sawit
Produktifitas tanaman kelapa sawit akan semakin meningkat setiap tahunnya
pada umur 8-12 tahun, setelah umur 12 tahun produksi akan menurun secara perlahan
hingga mencapai umur ekonomis 25-30 tahun (Siregar, 2003). Dengan melihat
hubungan umur tanaman kelapa sawit diharapkan mampu mebantu dalam proses
peremajaan perkebunan untuk tetap berproduksi tinggi. Berikut adalah data
produktifitas tanaman kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang.

Gambar 13. Produktifitas kelapa sawit pada berbagai umur tanam
Rata-rata umur tanaman sawit di PT. Perkebunan Nusantara VIII kebun
Cimulang berada dalam umur produktifitas tinggi atau umur pertumbuhan produksi
cepat, yakni umur 3-12 tahun. Produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara
VIII Cimulang dari tahun 2005 sampai tahun 2012 terus mengalami kenaikan
produksi, namun pada produksi tahun 2013 terlihat terjadi penurunan produksi pada
semua tahun tanam, hal ini disebabkan oleh buah yang busuk, sehingga menyebabkan
penurunan produktifitas sawit. Pada kelas umur tanam 12 tahun produktifitas
tanaman kelapa sawit terus mengalami kenaikan sampai umur 7 tahun, kemudian
produktifitas stabil sampai umur 10 tahun. Ketika umur 11 tahun dan seterusnya
produktifitas tanaman kelapa sawit mengalami penurunan. Fenomena yang sama juga
terjadi pada kelas umur lainnya, pada umur tanam 11 tahun kenaikan terjadi sampai
umur 8 tahun, sedangkan pada kelas umur 9 tahun produktivitas maksimum sampai
pada umur 7 tahun. Pada kelas umur 5 tahun diperoleh kenaikan produktivitas, namun
belum terlihat fenomena yang sama dengan kelas umur lainnya, hal ini disebabkan
tanaman tersebut baru berproduktifitas 2 tahun.

19

Tabel 5 Produktifitas Tanaman Kelapa Sawit di PTPN VIII Cimulang
umur
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

12
tahun(ton/ha)
1,26
8,43
11,69
14,41
17,50
17,21
17,39
17,26
14,58
11,10

11 tahun
(ton/ha)
1,70
6,69
11,66
15,87
17,52
18,47
15,99
13,83
10,83

9 tahun
(ton/ha)

3,53
11,07
17,74
20,87
21,44
17,03
12,66
12,66

5 tahun
(ton/ha)

6,45
6,70
6,70

Pada perkebunan milik PT. Perkebunan Nusantara setiap tahunnya mengalami
kenaikan produksi sebesar 71.66 %. Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi
pendugaan umur dan produktifitas tanaman kelapa sawit. Sehingga dengan melihat
pola spektaral umur tanaman kelapa sawit mampu melihat pertumbuhan produksi
kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang. Faktor lereng juga
mempengaruhi produksi tanaman. Tanaman dengan umur tanam 5 tahun diperoleh
produktifitas 6,61 ton/ha pada produksi awal atau semua tandan belum bisa dipanen
secara keseluruhan, selanjutnya pada produktifitas tahun tanam yang sudah mampu
dipanen seluruh pohon diperoleh pada umur tanam 9 tahun 14,63 ton/ha. Umur tanam
12 tahun diperoleh produktifitas 12,90 ton/ha, sedangkan pada umur tanam 11 tahun
memiliki produktifitas 12,34 ton/ha, yang terlihat pada Tabel 5.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Interpretasi secara visual umru tanaman kelapa sawit pada citra ALOS
AVNIR-2 mampu dibedakan kedalam 4 kelas umur tanaman, yakni 0 tahun, 4 tahun,
6 ahun, dan 7 tahun. Pemisahan kelas tersebut didukung dengan nilai TD yang besar
antar kelas umur tanam yang berjarak 2-4 tahun, yakni 1.92-2.00 .Kelas besar
dipisahkan berdasarkan kesamaan nilai reflektans pada citra, yakni gabungan kelas
umur 5 dan 9 tahun serta kelas umur 11 dan 12 tahun. Band yang bisa digunakan
untuk interpretasi kelas umur pada perkebunan tanaman kelapa sawit di perkebunan
kelapa sawit PTPN VIII Cimulang ialah band 2 dan band 3. Pola spektral yang
diperoleh berdasarkan umur tanam akan menunjukan penurunan nilai reflektan, hal
ini disebabkan klorofil yang banyak pada daun tanaman kelapa sawit yang lebih tua
menyerap lebih banyak gelombang yang dipantulkan oleh satelit.

20

Produktivitas tanaman kelapa sawit pada PTPN VIII Cimulang terus
mengalami kenaikan sampai pada umur 7-8 tahun. Grafik produktivitas yang
terbentuk membentuk grafik kuadratik, dimana setelah produksi maksimum
produktivitas akan menurun.
Saran
Diperlukan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap semua umur tanaman
kelapa sawit untuk melihat pola yang terbentuk dari umur tanaman kelapa sawit
tersebut. Selain itu diperlukan pnegamatan dengan citra lain yang lebih tinggi
resolusinya untuk memudahkan dalam pengamatan tajuk kelapa sawit.

DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Kelapa Sawit di Indonesia. Badan
Pusat Staistik.Jakarta
Datt Bisun.1999. A new Reflectance Index for Remote Sensing of Chlorophyll
Content in Higher Plants: Tests Using Eucalyptus Leaves. Journal of Plant
Physiology, 154: 30-36
D’Urso G, Menenti M. 1996. Performance indicators for the statistical evaluation of
digital image classifications. ISPRS Journal of Photogrammetry and Remote
Sensing, 51:78-90.
ISPO. 2012. Indonesian Palm Oil Statistic.Sekretariat ISPO: Jakarta
Jomla. 2009. Krisis Resesi Ekonomi Global, Inflasi dan Pengaruh terhadap Petani
Sawit Contributed by Saveourborneo, Tuesday, 02 December 2008.
Morrow JMc. 1995. Relation of oil palm spectral response to stand age.
International Journal of Remote Sensing. 16: 3203-3209
Morrow JMc. 2010. Linear regression modelling for the estimation of oil
palm age from Landsat TM. International Journal of Remote Sensing 22:
2243-2264
Panuju DR, Laode SI, Bambanh HT, Baba B, Dhiar S. 2010. Simulasi Data Losat
Untuk Pemantauan Pesisir. LAPAN, 204-216
Siregar,I.M. 2003. Manajemen Pabrik Kelapa Sawit, Hal 319-484. Dalam
Mangoensoekarjo,S dan Semangun, H. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.
2003. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

21

Tadono T. 2009. Calibration of PRISM and AVNIR-2 Onboard ALOS “Daichi”.
IEEE Transactions on Geoscience and Remote Sensing, 47(12) 4042-4050
Velez VHG, Ruth DF. 2012. Annual Multi-resolution Detection of Land Cover
Conversion to Oil Palm in the Peruvian Amazon. Remote Sensing of
Environment, 129: 154-167
Wicke B, Richard S, Veronika D, Andre F. 2010. Exploring Land Use Changes and
the Role of Palm Oil in Indonesia and Malaysia. Land Use Policy, 28: 193206
Xiao X, Stephen B, Jiyun L, Dafang Z, Steve F, Changseng L, William S, Berrien
MI. 2005. Mapping Paddy Rice Agriculture in Southern China Using MultiTemporal MODIS Images. Remote Sensing of Environment. 95 : 480–492.

22

Tabel 1. Lampiran data tinggi dan diameter
kelapa sawit 12 tahun

Tabel 2. Lampiran data tinggi dan diameter
kelapa sawit 11 tahun

Titik

No

H1 (m)

H2 (m)

D (cm)

TT

Titik

No

H1 (m)

H2 (m)

D (cm)

TT

16

1

12

5,2

218

2002

41

1

12,6

5,4

278,5

2003

17

2

9,2

4,2

300

2002

42

2

12,4

6,2

293

2003

18

3

10,6

3,8

278

2002

43

3

12,9

4,8

235

2003

19

4

8

2

298

2002

44

4

9

3,8

300

2003

20

5

11

4,8

300

2002

45

5

12,6

4,6

231

2003

21

6

11,6

5,2

270

2002

46

6

13,4

6,4

217,5

2003

22

7

12,6

4

234

2002

47

7

8

6,5

231

2003

23

8

9,6

3

274

2002

48

8

12

7

224

2003

24

9

13

4,4

262

2002

49

9

8,4

3

225

2003

25

10

11,8

5,8

300

2002

50

10

9,4

4,2

287

2003

26

11

10,4

2,6

293

2002

51

11

10

5

277

2003

27

12

10

4,3

281

2002

52

12

11,4

6,3

258

2003

28

13

10,5

5

297

2002

53

13

12,1

6,1

278

2003

29

14

12,3

5,7

284

2002

54

14

11,7

5

256

2003

30

15

12

5,9

289

2002

55

15

9,4

4,2

264

2003

31

16

9,8

4,2

287

2002

56

16

9,9

5,3

277

2003

32

17

10,2

3

251

2002

57

17

13

7

248

2003

33

18

9,8

5,1

277

2002

58

18

11,9

5,9

291

2003

34

19

9

2,6

320

2002

59

19

8,9

4

241

2003

35

20

10,8

3,4

315

2002

60

20

7,4

3,7

239

2003

36

21

12,4

6

311

2002

61

21

10,1

5,4

279

2003

37

22

13,1

7,3

279

2002

62

22

10

4,8

267

2003

38

23

9,6

3,6

280

2002

63

23

12,3

7

288

2003

39

24

10,9

6,1

299

2002

64

24

11

4,2

251

2003

40

25

12

6,2

291

2002

65

25

11

5

272

2003

Min

8

2

218

Min

7,4

3

217,5

Max

13,1

7,3

320

Max

13,4

7

300

rataan

10,888

4,536

283,52

rataan

10,832

5,232

260,32

23

Tabel 4. Lampiran data tinggi dan diameter
kelapa sawit 5 tahun

Tabel 3. Lampiran data tinggi dan diameter
kelapa sawit 9 tahun
Titik

No

H1 (m)

H2 (m)

D (cm)

TT

Titik

No

H1 (m)

H2 (m)

D (cm)

TT

91

1

9,6

7,2

234

2005

1

1

11,4

3,6

244

2009

92

2

12

6

282

2005

2

2

10,2

5,2

280

2009

93

3

8,8

7

261

2005

3

3

14

5,8

281

2009

94

4

10,8

5,6

298

2005

4

4

10,2

3,8

281

2009

95

5

13

6,8

166,5

2005

5

5

13,2

5,6

247

2009

96

6

10,8

6,6

275

2005

6

6

13,4

7,4

240

2009

97

7

11,6

5,8

245

2005

7

7

11

5,6

249

2009

98

8

14,4

6,8

280

2005

8

8

12,6

6,2

268

2009

99

9

11,8

6,2

298,5

2005

9

9

10,4

5

250

2009

100

10

13

6

233

2005

10

10

11,2

6,2

249

2009

101

11

12,9

6,8

278

2005

11

11

10,4

5.1

276

2009

102

12

11,7

5,7

305

2005

12

12

9,5

4

296

2009

103

13

13,6

8

293

2005

13

13

10

5,1

239

2009

104

14

9,8

4,5

279

2005

14

14

8,8

4,4

250

2009

105

15

10

5,8

288

2005

15

15

9,2

3,8

312

2009

106

16

11,9

6,1

258

2005

Min

8,8

3,6

239

107

17

12

6,5

263

2005

Max

14

7,4

312

108

18

12,9

7

288

2005

rataan

11,0

5,1

264,1

109

19

11,3

4,5

251

2005

110

20

14

7,3

297

2005

111

21

13,3

6,5

248

2005

112

22

9,5

5

297

2005

113

23

12,2

6,2

264

2005

114

24

11,6

4,9

294

2005

115

25

11,8

5,4

255

2005

Min

8,8

4,5

166,5

Max

14,4

8

305

rataan

11,772

6,168

269,24

24

Tabel 5. Nilai Reflektan Citra ALOS AVNIR-2
Umur

B1

B2

B3

B4

5

0,123

0,097

0,069

0,261

5

0,123

0,094

0,065

0,282

5

0,124

0,094

0,070

0,255

5

0,123

0,097

0,069

0,285

5

0,123

0,098

0,076

0,278

5

0,124

0,098

0,070

0,275

5

0,121

0,094

0,066

0,278

5

0,124

0,095

0,063

0,285

5

0,124

0,097

0,070

0,265

5

0,124

0,097

0,065

0,282

5

0,122

0,093

0,065

0,278

5

0,123

0,098

0,070

0,272

5

0,121

0,094

0,066

0,251

5

0,122

0,095

0,068

0,255

5

0,121

0,094

0,066

0,275

5

0,124

0,094

0,065

0,275

5

0,122

0,094

0,063

0,278

5

0,122

0,093

0,066

0,238

5

0,123

0,093

0,063

0,258

5

0,122

0,093

0,066

0,272

5

0,122

0,094

0,066

0,272

5

0,122

0,093

0,062

0,275

5

0,121

0,093

0,066

0,244

5

0,124

0,093

0,065

0,238

5

0,121

0,093

0,068

0,241

5

0,122

0,093

0,069

0,272

5

0,122

0,094

0,068

0,285

5

0,122

0,094

0,063

0,272

5

0,124

0,090

0,063

0,265

5

0,121

0,093

0,065

0,234

5

0,121

0,093

0,069

0,238

5

0,123

0,093

0,068

0,248

5

0,122

0,095

0,062

0,306

5

0,122

0,097

0,066

0,302

5

0,123

0,097

0,063

0,268

5

0,122

0,090

0,065

0,268

5

0,121

0,091

0,068

0,241

5

0,121

0,093

0,068

0,248

5

0,123

0,097

0,062

0,309

25

5

0,121

0,093

0,068

0,295

5

0,124

0,097

0,069

0,272

5

0,121

0,093

0,063

0,268

5

0,121

0,093

0,062

0,234

5

0,122

0,093

0,066

0,241

5

0,122

0,090

0,065

0,241

5

0,121

0,093

0,062

0,275

5

0,121

0,094

0,063

0,275

5

0,121

0,094

0,068

0,282

5

0,123

0,090

0,065

0,268

5

0,122

0,090

0,060

0,272

5

0,122

0,088

0,066

0,255

5

0,123

0,088

0,062

0,255

5

0,123

0,090

0,063

0,265

5

0,119

0,090

0,060

0,261

5

0,121

0,091

0,063

0,272

5

0,121

0,090

0,063

0,278

5

0,123

0,090

0,063

0,248

5

0,122

0,090

0,062

0,251

5

0,121

0,091

0,063

0,278

5

0,122

0,091

0,062

0,268

5

0,121

0,090

0,062

0,275

5

0,122

0,093

0,063

0,231

5

0,123

0,091

0,066

0,238

5

0,121

0,090

0,062

0,238

5

0,122

0,091

0,063

0,265

5

0,122

0,091

0,063

0,261

5

0,123

0,091

0,063

0,268

5

0,121

0,090

0,063

0,265

5

0,122

0,093

0,063

0,268

5

0,122

0,088

0,060

0,231

9

0,123

0,095

0,065

0,326

9

0,123

0,094

0,065

0,306

9

0,124

0,094

0,062

0,312

9

0,124

0,093

0,063

0,302

9

0,123

0,091

0,063

0,333

9

0,126

0,095

0,063

0,326

9

0,126

0,095

0,063

0,319

9

0,124

0,094

0,063

0,326

9

0,126

0,094

0,063

0,316

9

0,122

0,093

0,063

0,319

9

0,126

0,093

0,063

0,312

9

0,123

0,091

0,063

0,333

26

9

0,126

0,100

0,068

0,343

9

0,126

0,094

0,063

0,312

9

0,124

0,094

0,063

0,319

9

0,122

0,091

0,062

0,302

9

0,124

0,091

0,062

0,319

9

0,124

0,094

0,062

0,312

9

0,123

0,091

0,063

0,312

9

0,126

0,093

0,063

0,336

9

0,124

0,095

0,065

0,329

9

0,124

0,097

0,065

0,316

9

0,122

0,091

0,063

0,306

9

0,124

0,094

0,063

0,312

9

0,124

0,094

0,063

0,316

9

0,124

0,091

0,062

0,312

9

0,124

0,091

0,063

0,312

9

0,126

0,094

0,065

0,316

9

0,122

0,094

0,063

0,306

9

0,123

0,097

0,063

0,323

9

0,126

0,104

0,068

0,323

9

0,123

0,095

0,068

0,312

9

0,124

0,093

0,063

0,312

9

0,124

0,0