Komunitas Semut Pada Bunga Jantan Kelapa Sawit di Kebun Cimulang PTPN VIII Bogor, Jawa Barat.

KOMUNITAS SEMUT PADA BUNGA JANTAN KELAPA
SAWIT DI KEBUN CIMULANG DI PTPN VIII
BOGOR, JAWA BARAT

NURUL FITRIA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

ABSTRAK
NURUL FITRIA. Komunitas Semut pada Bunga Jantan kelapa Sawit di Kebun Cimulang PTPN
VIII Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan TARUNI SRI PRAWASTI.
Semut merupakan serangga eusosial yang sukses di bumi karena memiliki adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan mempelajari komunitas semut pada bunga
jantan kelapa sawit. Pengamatan semut dilakukan dengan fix sample method selama 10 menit
dalam 3 periode waktu, yaitu pagi (08.00-10.00), siang (10.00-12.00), dan sore (13.00-15.00).
Pengamatan semut dilakukan selama 4 hari setiap bulannya, yaitu April, Mei, Juni 2012. Selama
pengamatan komunitas semut, dilakukan pengambilan sampel semut untuk keperluan identifikasi.

Pengukuran unsur cuaca meliputi suhu udara, kelembapan nisbi, dan intensitas cahaya dilakukan
selama pengamatan semut. Sembilan genus semut didapatkan dalam penelitian ini, yaitu
Leptanilla (subfamili Leptanillinae), Oecophylla, Polyrhachis, Plagiolepis, Camponotus
(subfamili Formicinae), Odontoponera, Platyhyrea, Pachycondyla (subfamili Ponerinae), dan
Myrmica (subfamili Myrmicinae). Leptanilla ditemukan dominan pada bunga jantan kelapa sawit.
Komunitas semut pada bunga jantan kelapa sawit yang diamati memiliki keragaman yang rendah
(H’=0,99) dengan kemerataan sedang (E=0,45).
Kata kunci : Komunitas semut, bunga jantan, kelapa sawit, keragaman

ABSTRACT
NURUL FITRIA. Ant Community on Male Flowers of Oil Palm in Cimulang Plantation Bogor,
West Java. Supervised by TRI ATMOWIDI and TARUNI SRI PRAWASTI.
Ants are the most successful eusocial insect in the world, since highly adapted to the
environment. The objective of this research was to study ants community on male flower of oil
palm. Observation of ants were done by using fix sample method during 10 minutes in 3 time
periods, which is in the morning (08. 00 - 10.00 am), noon (10. 00 - 12. 00 am), and evening (13.
00 - 15. 00 pm). The observations of ants were conducted during four days in each month, i.e.
April, May, June 2012. During observation we collected ant samples to identification process.
Weather elements, i.e. air temperature, humidity, and light intensity were measured. Results
showed that ant community on male flower of oil palm consist of nine genera belong to four

subfamilies, i.e. Leptanilla (subfamily Leptanillinae), Oecophylla, Polyrhachis, Plagiolepis,
Camponotus (subfamily Formicinae), Odontoponera, Platyhyrea, Pachycondyla (subfamily
Ponerinae), and Myrmica (subfamily Myrmicinae). Leptanilla was a dominant ant species on male
flower of oils palm. Diversity of ant community on male flower of oils palm was lower (H ’=0,99)
and medium evennes (E=0,45).
Key word : Ants community, male flower, oil palm, diversity

KOMUNITAS SEMUT PADA BUNGA JANTAN KELAPA
SAWIT DI KEBUN CIMULANG PTPN VIII
BOGOR, JAWA BARAT

NURUL FITRIA

skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Komunitas Semut Pada Bunga Jantan Kelapa Sawit di Kebun
Cimulang PTPN VIII Bogor, Jawa Barat.
Nama
: Nurul Fitria
NIM
: G34080066

Disetujui,

Dr. Ir. Tri Atmowidi, M.Si
Pembimbing I

Dra. Taruni Sri Prawasti, M.Si
Pembimbing II

Diketahui,


Dr. Ir.Ence Darmo Jaya Supena, M.Si
Ketua Departemen Biologi

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, sehingga
karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Penelitian dengan judul “Komunitas Semut pada Bunga Jantan
Kelapa Sawit di Kebun Cimulang PTPN VIII Bogor, Jawa Barat” ini dilaksanakan mulai April
2012 sampai Juli 2012. Penelitian ini atas izin dari perkebunan kelapa sawit perseroan terbatas
perkebunan nusantara (PTPN) VIII.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Tri Atmowidi, M.Si dan Dra. Taruni Sri
Prawasti, M.Si atas bimbingan dan arahan yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Ir. Muhadiono, M.sc selaku dosan penguji wakil komisi pendidikan yang telah bersedia
menguji dan memberikan saran saat ujian dan penulisan karya ilmiah. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Agus, Bapak Uwis, serta seluruh pegawai PTPN VIII, AFD II Toge,
kebun Cimulang Bogor atas bantuannya selama pengamatan di lapang, Ibu Wara atas bantuannya
selama verifikasi sampel, Ibu Tini, Ibu Ani atas bantuan dan saran selama penulis melakukan
penelitian di laboratorium, Ayang Eka Y dan Dini Anggraini F atas bantuan selama penelitian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu memberi doa dan dukungan
dan teman-teman Departemen Biologi khususnya angkatan 45, teman-teman KCB, wisma firas,
dan wisma bintang yang telah memberi doa, bantuan dan semangat.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2012
Nurul Fitria

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di DKI Jakarta pada tanggal 6 Mei 1990 dari pasangan H. Nadjib
Badjeber dan Trisnawati. Penulis merupakan anak pertama dari satu bersaudara. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SDN Kramat 08 pagi pada tahun 2002, SMPN
216 Jakarta pada tahun 2005, dan SMAN 27 Jakarta pada tahun 2008. Setelah itu, penulis
melanjutkan pendidikan tinggi pada Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB.
Penulis mempunyai pengalaman sebagai asisten praktikum pada mata kuliah Avertebrata
tahun 2012 dan Botani Umum pada tahun 2012. Selama menempuh studi di Departemen Biologi,
penulis melakukan penelitian dalam studi lapang mengenai diversitas serangga sosial di
Pangandaran pada tahun 2010 dan praktik lapang di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia (BPBPI) mengenai kultur jaringan kelapa kopyor pada tahun 2011.


DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

vi

PENDAHULUAN ............................................................................................

1

Latar Belakang.....................................................................................................................
Tujuan ..................................................................................................................................

1

1

BAHAN DAN METODE .................................................................................................

1
1
1
2

Waktu dan Tempat ..............................................................................................................
Alat dan Bahan ....................................................................................................................
Metode .................................................................................................................................

HASIL.....................................................................................................................................
KomunitasSemut Pada Bunga Jantan Kelapa Sawit ............................................................
Hubungan Komunitas Semut dengan Unsur Cuaca .............................................................

2
2
5


PEMBAHASAN ...............................................................................................

6

SIMPULAN ......................................................................................................

7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

8

LAMPIRAN ......................................................................................................

10

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

2.
3.
4.
5.

Jumlah individu semut dan indeks keragaman yang ditemukan pada bunga
jantan kelapa sawit per periode waktu pada bulan April, Mei, dan Juni. ..................................
Kesamaan Semut pada bunga jantan kelapa sawit berdasarkan indeks similaritas
Sorenson kuantitatif .................................................................................................................
Jumlah individu dan keragaman semut yang ditemukan pada bunga jantan kelapa
sawit berdasarkan waktu pengamatan. .....................................................................................
Data unsur cuaca di lokasi pengamatan pada bulan April, Mei, Juni 2012 ..............................
Korelasi Pearson antara rata-rata individu semut dengan unsur cuaca .....................................

3
3
4
5
6


DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

2.

Semut yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit: Leptanilla (a), Oecophylla (b),
Odontoponera (c), Myrmica (d), Polyrhachis (e), Plagiolepis (f), Pachycondyla (g),
Camponotus (h), Platyhyrea (i) ...............................................................................................
Scatter plot rata –rata individu semut dalam kaitannya dengan suhu udara (a), kelembapan
nisbi (b), dan intensitas cahaya (c) ...........................................................................................

4
5

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.


Kunci deteminasi famili Formicidae ........................................................................................
Kunci determinasi subfamili Formicinae ................................................................................
Kunci determinasi subfamili Ponerinae ...................................................................................

11
11
11

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semut merupakan serangga eusosial yang
paling sukses diantara serangga lain (Borror et
al. 1992). Semut memiliki adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungan, sehingga dapat
dijumpai di berbagai habitat (Holldobler &
Wilson 1990) dan memiliki struktur sosial
yang efektif (Ananthakrishnan 2009). Semut
memiliki banyak spesies dan tersebar di
seluruh dunia (Triplehorn & Johnson 2005).
Semut termasuk ke dalam kingdom
Animalia, kelas Insekta, ordo Hymenoptera,
dan famili Formicidae. Tubuh semut terbagi
menjadi kepala, mesosoma (toraks dan ruas
abdomen pertama propodium), penduncule
(ruas abdomen ke-2 dan atau ke-3 yang
menyempit), dan gaster (Bolton 1994).
Semut dapat bertahan pada kondisi
lingkungan yang beragam (Newman & Dalton
1967). Habitat semut sangat bervariasi,
diantaranya arboreal, yaitu bersarang di dalam
rongga-rongga tanaman, di dalam kayu, dan
terestrial, yaitu bersarang di dalam tanah
(Boror et al. 1992). Semut berperan penting
dalam ekosistem terestrial, yaitu sebagai
predator, scavenger, herbivor, dan detritivor.
Semut juga memiliki peranan yang unik
dalam interaksinya dengan organisme lain,
seperti tumbuhan atau serangga lain
(Holldobler & Wilson 1990).
Pfeiffer et al. (2008) melaporkan semut
merupakan serangga dominan (53 spesies) di
perkebunan kelapa sawit di Peninsular
Malaysia dan Kalimantan. Spesies semut yang
paling banyak ditemukan di kedua perkebunan
tersebut
ialah
Anoplolepis
gracilipes,
Oecophylla smaragdina, dan Technomyrmex
albipes. Di PTPN VIII AFD IV Bogor
ditemukan 5 genus semut, yaitu Camponotus,
Dolichoderus, Cerapachys, Crematogaster
dan Heteroponera. Camponotus merupakan
semut yang berperan sebagai predator dari
Elaeidobius kamerunicus Faust sebagai
serangga
penyerbuk
kelapa
sawit
(Kusumawardhani 2011).
Saat ini, perkebunan kelapa sawit
berkembang sangat pesat dan meluas ke
daerah tropik seperti di Indonesia dan
Malaysia (Fayle et al. 2010). Kelapa sawit
merupakan tanaman yang memiliki banyak
manfaat. Selain minyak kelapa sawit yang
dihasilkan oleh daging buah (mesocarp) yang
dikenal dengan Crude Palm Oil (CPO), kelapa
sawit juga menghasilkan minyak yang
dihasilkan dari inti sawit. Kelapa sawit
merupakan tanaman yang berasal dari Afrika.

Tanaman ini bersifat monoecious, yaitu bunga
jantan dan bunga betina terdapat pada satu
pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama.
Bunga kelapa sawit merupakan bunga
majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet
dan tersusun dalam infloresen yang berbentuk
spiral. Jumlah spikelet dalam satu infloresen
bunga betina dapat mencapai 200 spikelet,
sedangkan pada bunga jantan ditemukan lebih
700-1200 spikelet. Bunga jantan menyediakan
serbuk sari dan nektar, sedangkan bunga
betina hanya menyediakan nektar sebagai
sumber pakan. Penelitian tentang komunitas
semut pada bunga jantan kelapa sawit di
perkebunan Perseroan Terbatas Perkebunan
Nusantara (PTPN) VIII, Afdeling (AFD) II
Toge, Kebun Cimulang Bogor, Jawa Barat
belum pernah dilaporkan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mempelajari
komunitas semut pada bunga jantan kelapa
sawit di perkebunan Perseroan Terbatas
Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, Afdeling
(AFD) II Toge, Kebun Cimulang Bogor, Jawa
Barat.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan dari bulan April
2012 sampai bulan Juli 2012. Penelitian ini
dilakukan di perkebunan kelapa sawit
Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara
(PTPN) VIII, Afdeling (AFD) II Toge, Kebun
Cimulang Bogor. Identifikasi semut dilakukan
di Laboratorium Biosistematika dan Ekologi
Hewan, Departemen Biologi, Fakultas MIPA,
IPB.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini ialah semut dan bunga jantan kelapa sawit
yang berada di perkebunan kelapa sawit
Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara
(PTPN) VIII, Afdeling (AFD) II Toge, Kebun
Cimulang Bogor. Bahan untuk mengawetkan
sampel semut adalah alkohol 70%. Alat yang
digunakan antara lain adalah botol film,
Environment meter (4 in 1 Digital
Anenometer,
Humidity
meter,
and
Thermometer), pinset, mikroskop stereo,
cawan petri, kuas, dan kamera.

2

Metode
Pengamatan
Komunitas
Semut.
Pengamatan komunitas semut pada bunga
jantan kelapa sawit dilakukan dengan
menggunakan fix sample method selama 10
menit (Dafni 1992) dalam 3 periode waktu,
yaitu pagi (pukul 08.00-10.00), siang (pukul
10.00-12.00), dan sore hari (pukul 13.0015.00). Pengamatan dilakukan selama 4 hari
setiap bulannya, yaitu April, Mei, dan Juni
2012. Komunitas semut diamati pada bunga
jantan kelapa sawit yang sedang antesis.
Pengamatan komunitas semut pada hari yang
sama dilakukan pada satu tandan bunga.
Pengamatan pada hari berikutnya dilakukan
pada bunga dari pohon berbeda. Selama
pengamatan komunitas semut, dilakukan juga
pengukuran unsur cuaca, yang meliputi suhu
udara, kelembapan nisbi, dan intensitas
cahaya. Selama pengamatan, dilakukan
pengambilan sampel semut untuk keperluan
identifikasi.
Identifikasi Spesies Semut. Identifikasi
semut
dilakukan
di
Laboratorium
Biosistematika
dan
Ekologi
Hewan,
Departemen Biologi, Fakultas MIPA, IPB
berdasarkan Bolton (1994). Verifikasi sampel
dilakukan di Laboratorium Entomologi, LIPI,
Cibinong, Jawa Barat.
Analisis Data. Data komunitas semut
pengunjung bunga jantan kelapa sawit
dihitung rata-rata individu dan persentasenya
per periode waktu. Indeks keanekaragaman
semut dihitung dengan indeks keragaman dan
kemerataan Shannon (H’ dan E) (Krebs 1999).
Kesamaan semut antar periode pengamatan
(April, Mei, dan Juni) dihitung dengan indeks
Sorenson kuantitatif (Magurran 1978). Rumus
yang digunakan ialah :
H’= -Ʃ Pi ln Pi
CN =
Pi = ni/N
E’= H’/lnS
Keterangan :
H’ = indeks keragaman Shannon-Wiener
Pi = proporsi genus ke-i terhadap total
individu seluruh genus
ni = jumlah individu dalam genus ke – i
N = jumlah total individu seluruh genus
CN = indeks Sorenson
jN = total individu terkecil yang ditemukan di
ke-2 lokasi
aN = jumlah individu dilokasi A
bN= jumlah individu dilokasi B
E = indeks kemerataan
S = jumlah genus yang ditemukan

Hubungan antara rata-rata individu semut
dengan faktor lingkungan, yaitu suhu,
kelembapan,
dan
intensitas
cahaya
digambarkan dalam scatter plot, regresi linier,
dan uji korelasi Pearson menggunakan
program SPSS 16.0.

HASIL
Komunitas Semut Pada Bunga Jantan
Kelapa Sawit.
Selama pengamatan, berhasil ditemukan 9
genus semut yaitu, Leptanilla (subfamili
Leptanillinae), Oecophylla, Polyrhachis,
Plagiolepis,
Camponotus
(subfamili
Formicinae), Odontoponera, Pachycondyla,
Platyhyrea (subfamili Ponerinae), dan
Myrmica (subfamili Myrmicinae) (Gambar 1).
Leptanilla memiliki ciri-ciri: panjang
tubuh kurang dari 2,5 mm;
mandibula
berbentuk segitiga dengan 3-5 gigi. Genus
dari subfamili Formicinae yang ditemukan
pada
pengamatan
yaitu
Oecophylla,
Polyrhachis, Plagiolepis dan Camponotus.
Oecophylla memiliki ciri-ciri: antena terdiri
dari 12 segmen; mandibula terdiri dari 10 gigi;
tungkai belakang terdapat lubang tetapi tidak
terbuka. Polyrhachis mempunyai ciri-ciri:
antena terdiri 12 segmen; ujung segmen dari
antena tidak membentuk club; mandibula
biasanya terdiri dari 5-7 gigi; tidak terdapat
lubang kelenjar metapleura; terdapat duri atau
gigi pada petiol; segmen pertama dari gaster
sangat panjang, yaitu kurang lebih setengah
dari total panjang gaster jika dilihat dari
bagian dorsal. Plagiolepis memiliki ciri-ciri:
antena terdiri 9-11; scape pada antena
melebihi batas belakang kepala; propedium
tanpa gigi atau duri; permukaan atas dari
petiol membulat dan tidak memiliki gigi atau
duri. Camponotus memiliki ciri-ciri: antena
terdiri 12 segmen; mandibula terdapat lebih
dari 5-7 gigi; lubang kelenjar metapleural
terlihat dari sisi metepleuron di atas koksa
kaki belakang dan di bawah spirakel
propodeum; petiol tanpa duri atau gigi;
segmen pertama dari gaster pendek, yaitu
kurang dari total panjang gaster.
Subfamili Ponerinae memiliki ciri-ciri:
antena terdiri dari 6-12 segmen; terdapat mata;
pinggang terdiri dari 1 segmen. Genus yang
ditemukan dalam penelitian ini ialah
Odontoponera yang mempunyai ciri-ciri:
mandibula terdiri dari 5 gigi; mandibula tidak
berbentuk lurus; bagian basal dari mandibula
tanpa lubang tepi dorsal; rongga antena
dibelakang garis clypeus; lubang frontal jauh

3

dibelakang garis clypeus. Genus dari
subfamili Ponerinae lain yang ditemukan
adalah Pachycondyla. Genus ini mempunyai
ciri-ciri: bagian basal dari mandibula
berbentuk segitiga; bagian basal dari
mandibula terdapat lubang tepi dorsal;
permukaan di tengah tibia dan basitarsus
tanpa seta; pada metatibia terdapat hanya 1
spur. Genus berikutnya yang ditemukan ialah
Platyhyrea. Genus ini memiliki mata,
mandibula berbentuk segitiga, pronotum dan
mesonotum terlihat jelas dibatasi oleh sutura,
dan metatibia terdapat 2 spur.
Subfamili Myrmicinae memiliki ciri-ciri:
memiliki mata; tidak terdapat lubang frontal;
tidak terdapat sutura promesonotum; tibia
pada tungkai belakang tanpa spur. Genus yang
teramati ialah Myrmica yang memiliki ciri-ciri:
antena terdiri dari 12 segmen; spur pada
posterior tibia selalu pectinate.

Jumlah individu semut tertinggi yang
ditemukan berkunjung pada bunga jantan
kelapa sawit terjadi pada bulan Mei (1.461
individu), diikuti bulan April (986 individu),
dan Juni (434 individu). Keragaman dan
kemerataan semut pengunjung paling tinggi
terjadi pada bulan April ( H’= 1,47 , E = 0,67),
diikuti bulan Mei (H’= 0,80, E = 0,37), dan
Juni (H’= 0,69, E = 0,31) (Tabel 1).
Kesamaan spesies semut pengunjung pada
bulan April-Mei (CN= 0,81) lebih tinggi
dibandingkan dengan bulan April-Juni (CN=
0,61) dan Mei-Juni (CN= 0,46) (Tabel 2).
Berdasarkan waktu pengamatan, keragaman
dan kemerataan semut paling tinggi terjadi
pada pagi hari (H’= 1,63, E=0,74), diikuti
pada siang hari (H’=1,35, E=0,61), dan sore
hari (H’=1,26, E=0,57) (Tabel 2).

Tabel 1 Jumlah individu semut dan indeks keragaman yang ditemukan pada bunga jantan kelapa
sawit per periode waktu pada bulan April, Mei, dan Juni
Subfamili
Genus
Leptanillinae
Leptanilla
Formicinae
Oecophylla
Polyrhachis
Plagiolepis
Camponotus
Ponerinae
Odontoponera
Pachycondyla
Platyhyrea
Myrmicinae
Myrmica
Jumlah individu
Jumlah spesies
H’
E

Jumlah individu
Juni
Total

Persentase (%)

April

Mei

17,42

96,92

28,67

143,01

59,57%

7,83
3,17
32,75
0

0,08
4,33
3,83
0,66

0
0
0,33
3,50

7,91
7,50
36,92
4,16

3,30%
3,12%
15,37%
1,73%

1,42
0
0

0,66
0
11,42

0
3,67
0

2,08
3,67
11,42

0,86%
1,53%
4,76%

0
121,74
7
0,80
0,37

0
36,17
4
0,69
0,31

19,92
240,09
9
0,99
0,45

8,30%
100%
-

19,92
82,17
6
1,47
0,67

Tabel 2 Kesamaan semut pada bunga jantan kelapa sawit berdasarkan indeks similaritas Sorenson
kuantitatif
April
Mei
Juni

April
1
0,81
0,61

Mei

Juni

1
0,46

1

4

Tabel 3 Jumlah individu dan keragaman semut yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit
berdasarkan waktu pengamatan
Subfamili
Genus

Pagi
(08.00-10.00)

Leptanillinae
Leptanilla
Formicinae
Oecophylla
Polyrachis
Plagiolepis
Camponotus
Ponerinae
Odontoponera
Pachycondyla
Plathyrea
Myrmicinae
Myrmica
Jumlah individu
H’
E

Jumlah individu
Siang
Sore
(10.00-12.00)
(13.00-15.00)

288

686

742

1716

23
32
89
25

41
37
125
13

31
21
229
12

95
90
443
50

1
18
54

29
15
58

37
11
25

67
44
137

68
598
1,63
0,74

95
1099
1,35
0,61

76
996
1,26
0,57

239
2881
1,06
0,48

1mm

1 mm

(a)

(b)

(c)

1mm

(e)

1mm

(g)

1mm

1mm

1mm

(d)

Total

(f)

1mm

1mm

(h)

(i)

Gambar 1 Semut yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit Leptanilla (a), Oecophylla (b),
Odontoponera (c), Myrmica (d), Polyrhachis (e), Plagiolepis (f), Pachycondyla (g), Camponotus
(h), dan Platyhyrea (i).

5

Hubungan Komunitas Semut dengan
Unsur Cuaca
Berdasarkan hasil pengukuran, suhu udara
dilokasi penelitian berkisar 27-34 oC,
kelembapan udara berkisar 56%-87%, dan
intensitas cahaya berkisar 653-19060 lux
(Tabel 3). Rata-rata individu semut paling
banyak ditemukan pada kisaran suhu 28-32 oC,
kelembapan nisbi 60-90%, kisaran intensitas

cahaya
818-5000
lux
(Gambar
2).
Berdasarkan hasil korelasi Pearson, suhu
lingkungan,
intensitas
cahaya,
dan
kelembapan tidak berkorelasi dengan jumlah
rata-rata semut yang mengunjungi bunga
jantan kelapa sawit (r = 0,157, p = 0,188; r =
0,0706, p = 0,56; r= -0,181, p=0,127). (Tabel
4).

Tabel 4 Data unsur cuaca di lokasi pengamatan pada bulan April, Mei, Juni 2012
Unsur Cuaca
Suhu Udara (⁰C)
Kelembapan Nisbi (%)
Intensitas Cahaya (Lux)

April
30,04 (27-33)
73,08 (61-87)
5390,21(818-18570)

Bulan
Mei
30,12 (27-33)
74,00 (61-88)
2874,83(652-10580)

Juni
30,96 (28-34)
69,38 (56-83)
5193,38(903-19060)

Keterangan : Nilai di dalam tabel merupakan nilai rata-rata setiap unsur cuaca dan angka di dalam
kurung merupakan nilai minimum dan maksimum

(b)
Rata-rata Individu

Rata-rata Individu

(a)

(a)

Suhu Udara

Kelembapan Nisbi

Rata-rata Individu

(c)

Intensitas Cahaya
Gambar 2 Scatter plot rata –rata individu semut dalam kaitannya dengan suhu udara (a),
kelembapan nisbi (b), dan intensitas cahaya (c).

6

Tabel 5 Korelasi Pearson antara rata-rata individu semut dengan unsur cuaca
Unsur cuaca
Suhu
Kelembapan Nisbi
Intensitas Cahaya

Korelasi Pearson (r)
0,157
-0,181
0,0706

PEMBAHASAN
Identifikasi dan determinasi semut
berdasarkan Bolton (1990) ditemukan 9 genus
yang termasuk dalam 4 subfamili, yaitu
Leptanilla
(subfamili
Leptanillinae),
Oecophylla,
Polyrhachis,
Plagiolepis,
Camponotus
(subfamili
Formicinae),
Odontoponera, Platyhyrea, Pachycondyla
(subfamili Ponerinae), Myrmica (subfamili
Myrmicinae).
Subfamili Leptanillinae dapat ditemukan
di wilayah Indo-Australian, Palaeartic, dan
Oriental (Bolton 1994). Subfamili ini dikenal
sebagai semut yang memiliki prajurit
berukuran kecil. Leptanillinae memiliki sengat
yang berfungsi dan berkembang dengan baik
(Bolton 1994). Genus dari subfamili
Leptanillinae
yang
ditemukan
dalam
penelitian ini adalah Leptanilla. Leptanilla
ialah genus yang dominan ditemukan selama
pengamatan. Genus ini paling banyak
ditemukan pada sore hari. Semut ini juga
ditemukan di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat
dengan jumlah pekerja mencapai 300 individu
(Billen et al. 1998). Genus ini memiliki
kelenjar eksokrin di kepala dengan ukuran
terbesar diantara genus semut yang lain.
Kelenjar ini berfungsi sebagai sarana
komunikasi kimiawi antar koloni (Billen et al.
1998).
Subfamili Formicinae adalah subfamili
kedua terbesar dan tersebar di dunia (Boror et
al. 1992). Genus dari subfamili Formicinae
yang ditemukan dalam pengamatan ini ialah
Oechophylla, Polyrhachis, Plagiolepis, dan
Camponotus. Di PTPN VIII kebun Cimulang,
Plagiolepis
paling
banyak
ditemukan
dibandingkan keempat genus lain. Plagiolepis
termasuk genus polygynous (banyak ratu
dalam 1 koloni) yang menyebabkan genus ini
mempunyai banyak sarang (Thurin & Aron
2007). Genus lain yang ditemukan ialah
Oecophylla. Oecophylla dilaporkan dapat
melindungi tanaman kelapa dan cokelat dari
serangan kepik, mengendalikan sebagian
besar hama pada tanaman jeruk dan mete, dan
dapat menahan serangan tikus (Mele 2004).
Pfeiffer et al. (2008) melaporkan bahwa O.
Smaragdina termasuk spesies yang dominan

Signifikasi (p)
0,188
0,127
0,526

di perkebunan kelapa sawit di Penisular,
Malaysia. Hasil pengamatan menunjukkan
aktivitas Oecophylla terjadi sepanjang hari.
Hal ini sesuai dengan Harlan (2006) yang
melaporkan bahwa aktivitas O. smaragdina
terjadi sepanjang hari, tetapi aktivitas diurnal
lebih dominan dibandingkan nokturnal. O.
smaragdina mulai mencari makan saat suhu
udara 23-30 oC (Harlan 2006). Genus lain
yang ditemukan adalah Polyrhachis. Genus
ini dikenal sebagai genus Indo-Autralia,
karena penyebarannya yang umum diwilayah
tersebut (Morley 1953). Noor (2008)
melaporkan bahwa Polyrhachis merupakan
genus yang umum di cagar alam Telaga
Warna, Jawa Barat dan di perkebunan teh.
Polyrhachis umumnya memakan nektar dan
serangga lain (Morley 1953). Genus ini juga
dikenal sebagai pemangsa ulat bulu pada
tanaman jeruk (Morley 1953). Genus lain
yang ditemukan dari subfamili Fomicinae
ialah Camponotus. Dalam penelitian ini
berhasil diamati 25 individu Camponotus pada
pagi hari. Hasil ini berbeda dengan hasil yang
didapatkan oleh Kusumawardhani (2011),
yaitu 66 individu di kebun Cikasungka pada
pagi hari. Habitat Camponotus terdapat pada
vegetasi dan tanah atau serasah (Rizali 2006).
Selain mencari makan berupa nektar pada
berbagai
tanaman,
Camponotus
juga
memangsa beberapa Homoptera pada bunga
pada tanaman anggrek (Ananthakrishnan
2009). Menurut Kusumawardhani (2011)
Camponotus berperan sebagai predator dari E.
kamerunicus yang merupakan penyerbuk
kelapa sawit.
Subfamili
Ponerinae
merupakan
pemangsa penting di daerah tropik (Boror et
al. 1992). Subfamili ini sebagian besar hidup
di gua (Morley 1953). Sarang Ponerinae tidak
membentuk gundukan tanah, tetapi membuat
liang-liang di dalam tanah (Morley 1953).
Genus dari subfamili Ponerinae yang
ditemukan
selama
pengamatan,
yaitu
Odontoponera, Pachycondyla, dan Platyhyrea.
Menurut Brown (2000), spesies O. denticula
merupakan spesies endemik di wilayah
Indomalaya. Odontoponera termasuk genus
yang dominan ditemukan di perkebunan
kelapa sawit Sabah, Malaysia, selain
Dolichoderus sp. dan Anoplolepis sp. (Brühl

7

& Eltz 2010). Berdasarkan hasil pengamatan,
Odontoponera merupakan genus dengan
jumlah individu paling sedikit yang ditemukan
pada bunga jantan kelapa sawit dibandingkan
dengan genus yang lain. Hal ini diduga karena
habitat Odontoponera umumnya terestrial.
Genus lain yang ditemukan adalah
Pachycondyla. Pachycondyla merupakan
salah satu genus yang ditemukan di
perkebunan kelapa sawit di Sabah, Malaysia
(Brühl & Eltz 2010). Pachycondyla juga
ditemukan di kepulauan Seribu, Indonesia
yaitu di pulau Rambut, pulau Bira, dan pulau
Nyamplung. Genus ini ditemukan di dua
habitat yaitu didalam tanah atau serasah dan
diatas permukaan tanah (Rizali 2006).
Platyhyrea adalah genus yang ditemukan dari
subfamili Ponerinae. Genus ini umumnya
bersarang di dahan kering dan di bawah
bebebatuan
(Villet
1991).
Platyhyrea
umumnya dikenal sebagai pemangsa serangga
lain dan habitatnya di arboreal (Lordon et al.
2001).
Myrmicinae merupakan subfamili terbesar
diantara subfamili semut. Anggota dari
subfamili ini memiliki variasi dalam
kebiasaan makan. Kebanyakan genus dari
subfamili Myrmicinae memakan biji-bijian
dan jamur. Myrmicinae berperan sebagai
hama-hama penting di dunia, diantaranya
adalah genus Solenopsis dan Srichteri (Boror
et al. 1992). Subfamili ini umumnya memiliki
kasta pekerja monomorfik (Clark 1951).
Genus yang teramati dalam penelitian ini
adalah Myrmica. Myrmica
biasanya
memangsa arthopoda kecil dan memanfaatkan
larutan gula (Biseau & Pasteels 2000).
Keragaman dan kemerataan semut pada
bunga jantan kelapa sawit tertinggi pada bulan
April, diikuti bulan Mei, dan bulan Juni.
Secara umum, keragaman semut tergolong
rendah
dengan
kemerataan
sedang.
Keragaman semut yang rendah kemungkinan
berkaitan dengan kondisi lingkungan di
perkebunan kelapa sawit umumnya panas dan
kering (Brühl & Eltz 2010) dan adanya
ganguan manusia disekitar perkebunan kelapa
sawit. Mclntyre dan Hostetler (2001)
melaporkan bahwa ganguan manusia dapat
mempengaruhi keragaman serangga, seperti
lebah.
Kesamaan spesies semut pengunjung
pada
bulan
April-Mei
lebih
tinggi
dibandingkan dengan bulan April-Juni dan
Mei-Juni. Hal ini menunjukkan bahwa spesies
yang ditemukan pada bulan April dan Mei
memiliki tingkat kesamaan sebesar 81%. Hal

ini diduga karena letak pengamatan lokasi
pada bulan April dan Mei yang berdekatan.
Keragaman semut pada bunga jantan
kelapa sawit pada pagi hari lebih tinggi
dibandingkan dengan pada siang hari dan sore
hari. Keragaman serangga yang tinggi di pagi
hari juga dilaporkan oleh Atmowidi et al.
(2007) pada tanaman caisin (Brassica rapa)
dan Fajarwati et al. (2009) pada bunga tomat
(Lycopersicon esculentum Mill). Harlan (2006)
juga melaporkan aktivitas O. smaragdina
tertinggi terjadi pada pagi hari dan sore hari.
Keragaman
spesies
antara
lain
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, yaitu
suhu, kelembapan nisbi, dan intensitas cahaya
(Krebs 1978). Suhu merupakan salah satu
parameter yang sering diukur karena
kegunaannya dalam mempelajari prosesproses fisika, kimia dan biologi (Sidjabat
1983). Suhu merupakan faktor pembatas
ukuran populasi. Perubahan suhu terjadi
seiring
dengan
perubahan
intensitas
penyinaran matahari. Secara tidak langsung,
perubahan suhu di alam mempercepat
kehilangan lalu lintas air yang dapat
menyebabkan organisme mati (Odum 1993).
Menurut Riyanto (2007), suhu optimal dan
toleran bagi aktivitas semut di daerah tropis
ialah berkisar 25-30 oC. Suhu udara di lokasi
pengamatan masih dalam kisaran suhu toleran
tersebut.
Kelembapan adalah bagian yang penting
dari kondisi cuaca dan ikim (Kramadibrata
1995). Menurut Odum (1993) pertumbuhan
suatu organisme dipengaruhi oleh keadaan
kelembapan. Kelembapan memberikan efek
lebih kritis terhadap organisme pada suhu
yang ekstrim tinggi atau rendah. Unsur cuaca
yang berpengaruh lainnya adalah intensitas
cahaya.
Aktivitas
serangga
untuk
mendapatkan makanan dan menentukan
tempat hidup dipengaruhi oleh intensitas
cahaya. Pengaruh intensitas cahaya terhadap
spesies
serangga
dalam
melakukan
aktivitasnya berbeda. Statistik menunjukkan
unsur cuaca, seperti suhu udara, kelembapan
nisbi dan intensitas cahaya tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap komunitas semut.
Faktor lain, seperti hari antesis bunga jantan
kemungkinan
menentukan
komunitas
semutnya.

SIMPULAN
Pengamatan pada bunga jantan kelapa
sawit di kebun PTPN VIII didapatkan
sembilan genus semut, yaitu Leptanilla,
Oecophylla,
Polyrhachis,
Plagiolepis,
Camponotus, Odontoponera, Pachycondyla,

8

Platyhyrea, dan Myrmica. Semut yang paling
dominan di perkebunan tersebut ialah
Leptanilla. Keragaman semut pada bunga
jantan kelapa sawit tergolong rendah dengan
kemerataan sedang. Keragaman semut
tertinggi terjadi ditemukan di pagi hari.

DAFTAR PUSTAKA
Ananthakrishnan TN. 2009. Ecodynamics of
Insect Communities. India:Scientific
Publishers.
Atmowidi T, Buchori D, Manuworoto S,
Suryobroto B, Hidayat P. 2007.
Diversity of insect pollinators and seed
set of mustard (Brassica rapa:
Brassicaceae). Hayati 14:155-161.
Billen J, Ito F, Maile R, Morgan ED. 1998.
The mandibular gland, probably the
source of the alarm substance in
Leptanilla
sp.
(Hymenoptera,
Formicidae) Naturwissenschafte 85:596597.
Biseau JC, Pasteels JM. 2000. Response
thresholds to recuitment signals and the
regulation of foraging intensity in the ant
Myrmica
sabuleti
(Hymenoptera,
Formicidae). Behav proc 48:137-148.
Bolton B. 1994. The Identification Guide to
the Ant Genera of The World.
Massachusetts: Harvard Univ.Pr.
Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1992.
Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi
Keenam. Terjemah oleh Soetiyono
Partosoedjono.Yogyakarta: GadjahMada
University Pr.
Brown WL. 2000. Diversity of Ants.
Washington: Smithsonian Institution
Press.
Brühl CA, Eltz T. 2010. Fuelling the
biodiversity crisis: spesies loss of
ground-dwelling forest ants in oil palm
plantations in Sabah, Malaysia (Borneo).
Biodivers Conserv 19:519-529.
Clark J. 1951. The Formicidae of Australia.
Australia: Commonwealth Scientific and
Industrial Research Organization.
Dafni A. 1992. Pollination Ecology: A
Pratical Approach. Oxford: Univ Pr.
Fajarwati MR, Atmowidi T, Dorly. 2009.
Keanekaragaman serangga pada bunga
tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)
di lahan pertanian organik. J Entomol
Indones 6:77-85.
Fayle et al. 2010. Oil palm expansion into rain
forest greatly reduces ant biodiversity in
canopy, epiphytes and leaf-litter. Bas
Appl Ecol 11: 337-345.

Harlan I. 2006. Aktivitas pencarian makan
dan pemindahan larva semut rangrang
Oecophylla smaragdina (Formicidae:
Hymenoptera)
[skripsi].
Bogor:
Departemen
Biologi,
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor.
Holldobler B, Wilson E. 1990. The Ants.
Cambridge Massachusetts: The Belknap
Pr of Harvard Univ Pr.
Kramadibrata I. 1995. Entomologi Hewan.
Bandung: ITB.
Krebs, J.C. 1978. Ecology The Experimental
Analisis Of Distribution AndAbundance.
New York: Harper and Row.
Krebs. 1999. Pollinator as bioindicators of the
state the environment: species, activity
and diversity. Agric Ecosyt Environ
74:373-393.
Kusumawardhani G. 2011. Keragaman
serangga pengunjung bunga jantan
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)
[skripsi]. Bogor: Departemen Biologi,
Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.
Lordon CD, Orivel J, Dejean A. 2001.
Consuming large prey on the spot: the
case of the arboreal foraging ponerinae
ant Platyhyrea modesta (Hymenoptera,
Formicidae). Insect Soc 48:234-326.
Magurran AE. 1987. Ecological Diversity and
Its Measurement. New Jersey: Princeton
Univ Pr.
Mclntyre NE, Hostetler ME. 2001. Effect of
urban
land
use
on
pollinator
(Hymenoptera: Apoidea) communities in
a desert metropolis. Bas Appl Ecol
2:209-218.
Mele
PV.
2004.
Semut
Sahabat
Petani;Meningkatkan
Hasil
BuahBuahan. Jakarta: World Agroforestry
Centre.
Morley DW. 1953. The Ant World. London:
Riverside Books Pty Ltd.
Newman H, Dalton S. 1967. Ants from Close
Up. New York: USA L.C card.
Noor MF. Diversitas semut (Hymenoptera,
formicidae) di beberapa vertikal
ketinggian dikawasan cagar alam telaga
warna Jawa Barat [tesis]. Bogor: Sekolah
Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Odum E. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.
Yogyakarta: UGM Press.
Pfeiffer M, Tuck CH, Lay TC. 2008.
Exploring arboreal ant community
composition and co-occurrence patterns
in plantations of oil palm Elaeis

9

guineensis in Borneo and Peninsular
Malaysia. Ecography 31:21-32.
Rizali A. 2006. Keanekaragaman semut di
Kepulauan Seribu, Indonesia [tesis].
Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Riyanto. 2007. Kepadatan, pola distiribusi dan
peranan semut pada tanaman di sekitar
lingkungan tempat tinggal. J Penelitian
Sains 10: 241-253.
Sidjabat. 1993. Pengantar Oceanografi.
Malang: Fakultas Perikanan Universitas
Brawijaya.

Thurin N, Aron S. 2007. Seasonal nestmate
recognition in the polydomous ant
Plagiolepis pygmaea. Anim Behav
75:1023-1030.
Triplehorn CA, Johnson NF. 2005. Borror
and Delong’s Introduction to the Study
of Insects. 7th ed. Pasific Grove:
Thomson Brook/Cole.
Villet MH. 1991. Social differentiation and
division of labour in the quenless ant
Platyhyrea
schultzei
Forel
1910
(Hymenoptera Formicidae). Trop Zool
4 :13-29.

10

LAMPIRAN

11

Lampiran 1 Kunci determinasi famili Formicidae
1.
2.
3.

Pinggang terdiri dari 1 segmen ..............................................................................
Pinggang terdiri dari 2 segmen ................................................................................
Memiliki sengat .......................................................................................................
Tidak memiliki sengat .............................................................................................
Memiliki mata ........................................................................................................
Tidak memiki mata ................................................................................................

2
3
Ponerinae
Formicinae
Myrmicinae
Leptanillinae

Lampiran 2 kunci determinasi subfamili Formicinae
1.
2.
3.

Antena terdiri dari 9-11 segmen .............................................................................
Antena terdiri dari 12 segmen ................................................................................
Mandibula terdiri 5-7 gigi ......................................................................................
Mandibula terdiri 10 gigi atau lebih .......................................................................
Terdapat lubang kelenjar metapleural ...................................................................
Tidak terdapat lubang kelenjar metapleural .........................................................

Plagiolepis
2
3
Oecophylla
Camponotus
Polyrhachis

Lampiran 3 kunci determinasi subfamili Ponerinae
1.
2.

Metatibia terdiri dari 1 spur ...................................................................................
Metatibia terdiri dari 2 spur ...................................................................................
Bagian basal dari mandibula terdapat lubang dorsolaterally.................................
Bagian basal dari mandibula tanpa lubang dorsolaterally ........ ...........................

2
Platyhyrea
Pachycondyla
Odontoponera

KOMUNITAS SEMUT PADA BUNGA JANTAN KELAPA
SAWIT DI KEBUN CIMULANG DI PTPN VIII
BOGOR, JAWA BARAT

NURUL FITRIA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

ABSTRAK
NURUL FITRIA. Komunitas Semut pada Bunga Jantan kelapa Sawit di Kebun Cimulang PTPN
VIII Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan TARUNI SRI PRAWASTI.
Semut merupakan serangga eusosial yang sukses di bumi karena memiliki adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan mempelajari komunitas semut pada bunga
jantan kelapa sawit. Pengamatan semut dilakukan dengan fix sample method selama 10 menit
dalam 3 periode waktu, yaitu pagi (08.00-10.00), siang (10.00-12.00), dan sore (13.00-15.00).
Pengamatan semut dilakukan selama 4 hari setiap bulannya, yaitu April, Mei, Juni 2012. Selama
pengamatan komunitas semut, dilakukan pengambilan sampel semut untuk keperluan identifikasi.
Pengukuran unsur cuaca meliputi suhu udara, kelembapan nisbi, dan intensitas cahaya dilakukan
selama pengamatan semut. Sembilan genus semut didapatkan dalam penelitian ini, yaitu
Leptanilla (subfamili Leptanillinae), Oecophylla, Polyrhachis, Plagiolepis, Camponotus
(subfamili Formicinae), Odontoponera, Platyhyrea, Pachycondyla (subfamili Ponerinae), dan
Myrmica (subfamili Myrmicinae). Leptanilla ditemukan dominan pada bunga jantan kelapa sawit.
Komunitas semut pada bunga jantan kelapa sawit yang diamati memiliki keragaman yang rendah
(H’=0,99) dengan kemerataan sedang (E=0,45).
Kata kunci : Komunitas semut, bunga jantan, kelapa sawit, keragaman

ABSTRACT
NURUL FITRIA. Ant Community on Male Flowers of Oil Palm in Cimulang Plantation Bogor,
West Java. Supervised by TRI ATMOWIDI and TARUNI SRI PRAWASTI.
Ants are the most successful eusocial insect in the world, since highly adapted to the
environment. The objective of this research was to study ants community on male flower of oil
palm. Observation of ants were done by using fix sample method during 10 minutes in 3 time
periods, which is in the morning (08. 00 - 10.00 am), noon (10. 00 - 12. 00 am), and evening (13.
00 - 15. 00 pm). The observations of ants were conducted during four days in each month, i.e.
April, May, June 2012. During observation we collected ant samples to identification process.
Weather elements, i.e. air temperature, humidity, and light intensity were measured. Results
showed that ant community on male flower of oil palm consist of nine genera belong to four
subfamilies, i.e. Leptanilla (subfamily Leptanillinae), Oecophylla, Polyrhachis, Plagiolepis,
Camponotus (subfamily Formicinae), Odontoponera, Platyhyrea, Pachycondyla (subfamily
Ponerinae), and Myrmica (subfamily Myrmicinae). Leptanilla was a dominant ant species on male
flower of oils palm. Diversity of ant community on male flower of oils palm was lower (H ’=0,99)
and medium evennes (E=0,45).
Key word : Ants community, male flower, oil palm, diversity

KOMUNITAS SEMUT PADA BUNGA JANTAN KELAPA
SAWIT DI KEBUN CIMULANG PTPN VIII
BOGOR, JAWA BARAT

NURUL FITRIA

skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Komunitas Semut Pada Bunga Jantan Kelapa Sawit di Kebun
Cimulang PTPN VIII Bogor, Jawa Barat.
Nama
: Nurul Fitria
NIM
: G34080066

Disetujui,

Dr. Ir. Tri Atmowidi, M.Si
Pembimbing I

Dra. Taruni Sri Prawasti, M.Si
Pembimbing II

Diketahui,

Dr. Ir.Ence Darmo Jaya Supena, M.Si
Ketua Departemen Biologi

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, sehingga
karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Penelitian dengan judul “Komunitas Semut pada Bunga Jantan
Kelapa Sawit di Kebun Cimulang PTPN VIII Bogor, Jawa Barat” ini dilaksanakan mulai April
2012 sampai Juli 2012. Penelitian ini atas izin dari perkebunan kelapa sawit perseroan terbatas
perkebunan nusantara (PTPN) VIII.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Tri Atmowidi, M.Si dan Dra. Taruni Sri
Prawasti, M.Si atas bimbingan dan arahan yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Ir. Muhadiono, M.sc selaku dosan penguji wakil komisi pendidikan yang telah bersedia
menguji dan memberikan saran saat ujian dan penulisan karya ilmiah. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Agus, Bapak Uwis, serta seluruh pegawai PTPN VIII, AFD II Toge,
kebun Cimulang Bogor atas bantuannya selama pengamatan di lapang, Ibu Wara atas bantuannya
selama verifikasi sampel, Ibu Tini, Ibu Ani atas bantuan dan saran selama penulis melakukan
penelitian di laboratorium, Ayang Eka Y dan Dini Anggraini F atas bantuan selama penelitian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu memberi doa dan dukungan
dan teman-teman Departemen Biologi khususnya angkatan 45, teman-teman KCB, wisma firas,
dan wisma bintang yang telah memberi doa, bantuan dan semangat.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2012
Nurul Fitria

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di DKI Jakarta pada tanggal 6 Mei 1990 dari pasangan H. Nadjib
Badjeber dan Trisnawati. Penulis merupakan anak pertama dari satu bersaudara. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SDN Kramat 08 pagi pada tahun 2002, SMPN
216 Jakarta pada tahun 2005, dan SMAN 27 Jakarta pada tahun 2008. Setelah itu, penulis
melanjutkan pendidikan tinggi pada Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB.
Penulis mempunyai pengalaman sebagai asisten praktikum pada mata kuliah Avertebrata
tahun 2012 dan Botani Umum pada tahun 2012. Selama menempuh studi di Departemen Biologi,
penulis melakukan penelitian dalam studi lapang mengenai diversitas serangga sosial di
Pangandaran pada tahun 2010 dan praktik lapang di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia (BPBPI) mengenai kultur jaringan kelapa kopyor pada tahun 2011.

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

vi

PENDAHULUAN ............................................................................................

1

Latar Belakang.....................................................................................................................
Tujuan ..................................................................................................................................

1
1

BAHAN DAN METODE .................................................................................................

1
1
1
2

Waktu dan Tempat ..............................................................................................................
Alat dan Bahan ....................................................................................................................
Metode .................................................................................................................................

HASIL.....................................................................................................................................
KomunitasSemut Pada Bunga Jantan Kelapa Sawit ............................................................
Hubungan Komunitas Semut dengan Unsur Cuaca .............................................................

2
2
5

PEMBAHASAN ...............................................................................................

6

SIMPULAN ......................................................................................................

7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

8

LAMPIRAN ......................................................................................................

10

DAFTAR TABEL
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.

Jumlah individu semut dan indeks keragaman yang ditemukan pada bunga
jantan kelapa sawit per periode waktu pada bulan April, Mei, dan Juni. ..................................
Kesamaan Semut pada bunga jantan kelapa sawit berdasarkan indeks similaritas
Sorenson kuantitatif .................................................................................................................
Jumlah individu dan keragaman semut yang ditemukan pada bunga jantan kelapa
sawit berdasarkan waktu pengamatan. .....................................................................................
Data unsur cuaca di lokasi pengamatan pada bulan April, Mei, Juni 2012 ..............................
Korelasi Pearson antara rata-rata individu semut dengan unsur cuaca .....................................

3
3
4
5
6

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

2.

Semut yang ditemukan pada bunga jantan kelapa sawit: Leptanilla (a), Oecophylla (b),
Odontoponera (c), Myrmica (d), Polyrhachis (e), Plagiolepis (f), Pachycondyla (g),
Camponotus (h), Platyhyrea (i) ...............................................................................................
Scatter plot rata –rata individu semut dalam kaitannya dengan suhu udara (a), kelembapan
nisbi (b), dan intensitas cahaya (c) ...........................................................................................

4
5

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.

Kunci deteminasi famili Formicidae ........................................................................................
Kunci determinasi subfamili Formicinae ................................................................................
Kunci determinasi subfamili Ponerinae ...................................................................................

11
11
11

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semut merupakan serangga eusosial yang
paling sukses diantara serangga lain (Borror et
al. 1992). Semut memiliki adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungan, sehingga dapat
dijumpai di berbagai habitat (Holldobler &
Wilson 1990) dan memiliki struktur sosial
yang efektif (Ananthakrishnan 2009). Semut
memiliki banyak spesies dan tersebar di
seluruh dunia (Triplehorn & Johnson 2005).
Semut termasuk ke dalam kingdom
Animalia, kelas Insekta, ordo Hymenoptera,
dan famili Formicidae. Tubuh semut terbagi
menjadi kepala, mesosoma (toraks dan ruas
abdomen pertama propodium), penduncule
(ruas abdomen ke-2 dan atau ke-3 yang
menyempit), dan gaster (Bolton 1994).
Semut dapat bertahan pada kondisi
lingkungan yang beragam (Newman & Dalton
1967). Habitat semut sangat bervariasi,
diantaranya arboreal, yaitu bersarang di dalam
rongga-rongga tanaman, di dalam kayu, dan
terestrial, yaitu bersarang di dalam tanah
(Boror et al. 1992). Semut berperan penting
dalam ekosistem terestrial, yaitu sebagai
predator, scavenger, herbivor, dan detritivor.
Semut juga memiliki peranan yang unik
dalam interaksinya dengan organisme lain,
seperti tumbuhan atau serangga lain
(Holldobler & Wilson 1990).
Pfeiffer et al. (2008) melaporkan semut
merupakan serangga dominan (53 spesies) di
perkebunan kelapa sawit di Peninsular
Malaysia dan Kalimantan. Spesies semut yang
paling banyak ditemukan di kedua perkebunan
tersebut
ialah
Anoplolepis
gracilipes,
Oecophylla smaragdina, dan Technomyrmex
albipes. Di PTPN VIII AFD IV Bogor
ditemukan 5 genus semut, yaitu Camponotus,
Dolichoderus, Cerapachys, Crematogaster
dan Heteroponera. Camponotus merupakan
semut yang berperan sebagai predator dari
Elaeidobius kamerunicus Faust sebagai
serangga
penyerbuk
kelapa
sawit
(Kusumawardhani 2011).
Saat ini, perkebunan kelapa sawit
berkembang sangat pesat dan meluas ke
daerah tropik seperti di Indonesia dan
Malaysia (Fayle et al. 2010). Kelapa sawit
merupakan tanaman yang memiliki banyak
manfaat. Selain minyak kelapa sawit yang
dihasilkan oleh daging buah (mesocarp) yang
dikenal dengan Crude Palm Oil (CPO), kelapa
sawit juga menghasilkan mi