9 5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol
amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut. 6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau
pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial. 7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas
permukaan air melaui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan
sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal dan tekuk maupun beban lateral Bowles, J. E., 1991.
2.3. Defenisi Tanah
Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan,
atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti tanggul atau bendungan, atau kadang-kadang sebagai sumber penyebab gaya luar pada
bangunan, seperti tembokdinding penahan tanah Sosrodarsono, S. dan Nakazawa, K., 1983.
Tanah, pada kondisi alam, terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik. Butiran-butiran
tersebut dapat dengan mudah dipisahkan satu sama lain dengan kocokan air. Material ini berasal dari pelapukan batuan, baik secara fisik maupun kimia.
Sifat-sifat teknis tanah, kecuali oleh sifat batuan induk yang merupakan material asal, juga dipengaruhi oleh unsur-unsur luar yang menjadi
penyebab terjadinya pelapukan batuan tersebut.
10 Istilah-istilah seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung digunakan
dalam teknik sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah. Pada kondisi alam, tanah dapat terdiri dari dua atau lebih campuran jenis-jenis tanah dan
kadang-kadang terdapat pula kandungan bahan organik. Material campurannya kemudian dipakai sebagai nama tambahan dibelakang material
unsur utamanya. Sebagai contoh, lempung berlanau adalah tanah lempung yang mengandung lanau dengan material utamanya adalah lempung dan
sebagainya. Tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu udara, air dan bahan padat.
Udara dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis, sedangkan air sangat mempengaruhi sifat-sifat teknis tanah. Ruang diantara butiran-butiran,
sebagian atau seluruhnya dapat terisi oleh air atau udara. Bila rongga tersebut terisi air seluruhnya, tanah dikatakan dalam kondisi jenuh. Bila
rongga terisi udara dan air, tanah pada kondisi jenuh sebagian partially saturated. Tanah kering adalah tanah yang tidak mengandung air sama
sekali atau kadar airnya nol Hardiyatmo H. C., 1996.
2.4. Macam-macam Pondasi
Pondasi adalah bagian terendah bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada dibawahnya.
Klasifikasi pondasi dibagi 2 dua yaitu:
1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung seperti :
11 1. Pondasi telapak yaitu pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung
kolom Gambar 2.1b. 2. Pondasi memanjang yaitu pondasi yang digunakan untuk mendukung
sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila dipakai pondasi telapak sisinya akan terhimpit satu sama lainnya Gambar 2.1a.
3. Pondasi rakit raft foundation yaitu pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan
bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat disemua arahnya, sehingga bila dipakai pondsi telapak, sisi-sisinya berhimpit
satu sama lainnya Gambar 2.1c.
2. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti:
1. Pondasi sumuran pier foundation yaitu pondasi yang merupakan peralihan antara pondasi dangkal dan pondsi tiang Gambar 2.1d,
digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relatif dalam, dimana pondasi sumuran DfB 4 sedangkan pondasi
dangkal DfB ≤ 1, kedalaman Df dan lebar B.
2. Pondasi tiang pile foundation, digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan
tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam Gambar 2.1e. Pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih
panjang dibanding dengan pondasi sumuran Bowles, J. E., 1991.
12 Gambar 2.1 Macam-macam tipe pondasi:
a Pondasi memanjang, b Pondasi telapak , c Pondasi rakit, d Pondasi sumuran,
e Pondasi tiang Hardiyatmo, H. C.,1996 a
b
c
d e
13
2.5. Penggolongan Pondasi Tiang
Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian bahan, cara tiang meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini
akan dijelaskan satu persatu
2.12.1. Pondasi tiang menurut pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
Tiang pancang dapat dibagi kedalam beberapa kategori Bowles, J. E., 1991, antara lain :
A. Tiang pancang kayu
Tiang pancang kayu dibuat dari kayu yang biasanya diberi pengawet dan dipancangkan dengan ujungnya yang kecil sebagai
bagian yang runcing. Tapi biasanya apabila ujungnya yang besar atau pangkal dari pohon di pancangkan untuk tujuan maksud
tertentu, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan kembali memberikan perlawanan dan dengan
ujungnya yang tebal terletak pada lapisan yang keras untuk daya dukung yang lebih besar.
Tiang pancang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang pancang kayu tersebut dalam keadaan selalu
terendam penuh dibawah muka air tanah dan tiang pancang kayu akan lebih cepat rusak apabila dalam keadaan kering dan basah
selalu berganti-ganti, sedangkan pengawetan dengan pemakaian obat pengawet pada kayu hanya akan menunda dan
14 memperlambat kerusakan dari kayu, dan tidak dapat melindungi
kayu dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu pondasi untuk bangunan-bangunan
permanen tetap yang didukung oleh tiang pancang kayu, maka puncak dari pada tiang pancang kayu tersebut diatas harus selalu
lebih rendah dari pada ketinggian dari pada muka air tanah terendah. Pada pemakaian tiang pancang kayu biasanya tidak
diizinkan untuk menahan muatan lebih tinggi 25 sampai 30 ton untuk satu tiang.
B. Tiang pancang beton
Tiang pancang jenis ini terbuat dari beton seperti biasanya. Tiang pancang ini dapat dibagi dalam 3 macam berdasarkan cara
pembuatannya Bowles, J. E., 1991, yaitu:
a. Precast Reinforced Concrete Pile
Precast Reinforced Concrete Pile adalah tiang pancang beton bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton
bekisting yang setelah cukup keras kemudian diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton kecil dan praktis
dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri beton besar, maka tiang pancang ini harus diberikan penulangan
yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang lebih besar dari 50 ton untuk setiap tiang, hal ini tergantung pada jenis beton
dan dimensinya. Precast Reinforced Concrete Pile
15 penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat, segi
delapan dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Tiang pancang beton precast concrete pile Bowles, J. E., 1991
a
16 b
Gambar2.3: Tiang Pancang Precast Triangular concrete pile a.
Precast Triangular concrete pile b.
Tabel Spesifikasi Precast Triangular concrete pile
b. Precast Prestressed Concrete Pile