Pengertian Simulasi Kerangka Teoritis

20 karena banyak KIT listrik yang hilang atau rusak. Sedangkan, keterbatasan tempat disebabkan karena ruang laboratorium dipakai untuk ruang rapat. Waktu pembelajaran juga kurang efisien karena belum adanya petunjuk praktikum siswa sehingga kegiatan masih didominasi oleh guru sebagai pusat pengetahuan. Oleh sebab itu, pengembang mencoba mengatasi kendala- kendala tersebut dengan membuat sebuah Lembar kerja Siswa LKS untuk pembelajaran penemuan terbimbing sebagai panduan praktikum virtual hukum Ohm dan hukum 1 Kirchoff siswa menggunakan program simulasi PhET. Bagan kerangka pemikiran pengembangan LKS berbasis penemuan terbimbing dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Bagan Kerangka pikir Mengembangkan LKS berbasis penemuan terbimbing berbantuan simulasi komuter percobaaan hukum Ohm dan hukum 1 Kirchoff Uji coba kepada ahli praktisi pembelajaran Diujikan kepada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur tahun ajaran 20122013 Post test LKS efektif dan siap digunakan oleh siswa 21

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Pengembangan

Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Tujuan pengembangan ini adalah membuat produk berupa LKS berbasis penemuan terbimbing yang digunakan sebagai petunjuk praktikum virtual menggunakan program simulasi komputer dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2011 : 297. Program simulasi yang digunakan adalah PhET Physics Education Technology. Materi yang dipilih yaitu bab listrik dinamis kelas IX untuk SMPMTs sub bab percobaan Hukum Ohm dan Hukum 1 Kirchoff. Produk hasil pengembangan akan dilakukan uji coba sebelum digunakan oleh siswa sebagai pengguna. Uji coba yang dilakukan yaitu uji ahli bidang isi, uji kelayakan LKS, uji satu lawan satu, dan uji kelompok kecil. Uji oleh ahli isi dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian kegiatan percobaan dengan materi pembelajaran yang dilakukan oleh guru fisika SMP Negeri 1 Batanghari, uji kelayakan LKS dilakukan oleh dosen FKIP program studi Fisika Unila, uji satu lawan satu dilakukan dengan mengambil sampel penelitian dua orang siswa SMP kelas IX yang dapat mewakili populasi. Uji kelompok kecil dilakukan kepada siswa kelas IX berjumlah 20 orang siswa yang dipilih secara acak.