Pelestarian Nature Perempuan Teori Gender atau Aliran Feminisme

melgitimasi pihak penguasa tetapi untuk meligitimasi pembebasan golongan tertindas, termasuk kaum perempuan. 2 Merupakan sebuah praksis yaitu bergerak dalam tataran konseptual dengan mengubah penafsiran dan perubahan hukum-hukum agama.

2. Pelestarian Nature Perempuan

Tujuannya adalah untuk meruntuhkan sistem patriarki, tetapi bukan dengan menghilangkan nature, melainkan dengan menonjolkan kekuatan kualitas feminin. Apabila perempuan masuk ke dunia maskulin dengan cara mempertahankan kualitas femininnya, maka dunia dapat diubah dari struktur hirarkis patriarkis menjadi egaliter matriarkis. a. Feminisme Radikal: 1 Berkembang di USA pada kurun 1960an -1970an. 2 Ketidakadilan gender bersumber pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang hanya dapat termanifestasi dalam institusi keluarga; Adanya peraturan 1satu tahun cuti di Swedia untuk pekerja perempuan dan 3-6 bulan untuk pekerja laki-laki. 3 Lembaga perkawinan adalah lembaga formalisasi untuk menindas perempuan sehingga tujuannya adalah untuk mengakhiri “the tyranny of the biological family”. 4 Cenderung membenci makhluk laki-laki sebagai individu atau kolektif. Lesbian adalah salah satu pembebasan dari dominasi laki- laki. b. Ekofeminisme: 1 Ekofeminisme: gerakan yang ingin mengembalikan kesadaran manusia akan pentingnya dihidupkan kembali kualitas feminin dalam masyarakat. 22 2 Tidak anti keluarga, melainkan mendukung peran keibuan, tetapi masih menganggap bahwa sistem patriarkis adalah sistem yang merusak. 3 Mengkritik para feminis yang menyuruh perempuan membuang nature, karena dengan semakin banyaknya para perempuan yang mengadopsi kualitas maskulin, maka dunia tetap berstruktur maskulin, yaitu identik dengan penindasan. 4 Sangat peduli dengan kerusakan lingkungan hidup karena menghilangnya kualitas pengasuhan dan pemeliharaan kualitas feminin. 5 Ekofeminisme mempunyai manifesto yang disebut “A Declaration of Interdependence”. 6 Mengajak para perempuan untuk bangkit melestarikan kualitas feminin agar dominasi sistem maskulin dapat diimbangi sehingga kerusakan alam, degradasi moral yang semakin mengkhawatirkan dapat dikurangi. Dengan demikian dapat ditarik garis besar, sebenarnya aliran-aliran feminisme muncul karena adanya ketimpangan gender atau gender gap yang berkaitan dengan peran dan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Untuk mencapai pembangunan yang berkeadilan dan berkesetaraan gender gender equality dan keadilan gender gender equity, maka harus ada relasi gender yang harmonis antara laki-laki dan perempuan Gambar 2.5.2 Gambar 2.5.2. Aliran Feminisme, Gap Dan Tujuan Pembangunan Serta Solusi. 23 Hubungan ketimpangan gender dengan pertumbuhan ekonomi telah banyak menjadi objek penelitian di berbagai negara. Laporan World Bank 2005 menyatakan bahwa biaya disparitas gender tinggi, karena disparitas gender tidak hanya mengurangi kesejahteraan perempuan, tetapi juga mengurangi kesejahteraan laki-laki dan anak- anak dan menghalangi pembangunan ekonomi. Rendahnya tingkat pendidikan perempuan menyebabkan human capital perempuan rendah dan rendahnya kualitas pelayanan untuk anak, serta percepatan penyebaran HIV. Berdasarkan laporan, diskriminasi gender dalam pasar tenaga kerja dan akses terhadap sumber daya menyebabkan terjadi inefisiensi dalam alokasi input dan hilangnya output. Seguino 2008 menyatakan beberapa argumentasi yang menjelaskan ketimpangan gender dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi antara lain: a. Kesenjangan gender dalam pendidikan akan mengurangi jumlah rata-rata modal manusia dalam masyarakat. Kesenjangan ini menghalangi bakat-bakat yang memiliki kualifikasi tinggi yang terdapat pada anak perempuan yang pada akhirnya akan mengurangi tingkat pengembalian investasi sector pendidikan. b. Adanya eksternalitas dari pendidikan kaum wanita bagi penurunan tingkat fertilitas, tingkat kematian anak, dan mendorong pendidikan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Penurunan fertilitas memberikan eksternalitas positif bagi penurunan angka beban ketergantungan dalam angkatan kerja. 24 c. Pemerataan kesempatan dalam sektor pendidikan dan pekerjaan bagi setiap gender memberikan dampak positif bagi kemampuan bersaing suatu Negara dalam perdagangan internasional. d. Bekal pendidikan dan kesempatan kerja di sektor formal yang lebih besar bagi kaum wanita akan meningkatkan bargaining power mereka dalam keluarga. Hal ini penting karena terdapat perbedaan pola antara perempuan dan laki-laki dalam perilaku menabung dan investasi ekonomi baik non ekonomi seperti kesehatan dan pendidikan anak yang akan meningkatkan modal manusia generasi mendatang dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

2.6 Pengertian dan Tehnik Analisis Gender