Golongan Darah LAPORAN PRATIKUM GOLONGAN DARAH MANUSIA

benang fibrin. Molekul fibrin menempel satu sama lain, membentuk jaringan berserat. Jaringan protein fibrin ini, menghentikan aliran darah dan membuat darah menjadi padat, seperti gelatin ketika sudah dingin. Jaringan ini membuat sel darah merah terperangkap dan menambah kepadatan dari darah yang beku. Keping-keping darah menempel di bagian yang berserat dan mengeluarkan benang-benang yang lengket dan membuatnya merekat satu dengan yang lain. Dalam waktu setengah jam, keping- keping darah mengerut, menarik lubang untuk merapat, dan memaksa cairan yang ada untuk keluar. Aksi tersebut menghasilkan pembekuan yang padat dan kuat sehingga membuat luka merapat. Dengan cara inilah, dimulai penyembuhan luka. Ferdinand Ariebowo, 2009

2.2 Golongan Darah

Kesulitan pertama dalam transfusi darah adalah terjadinya penggumpalan sel- sel darah. Gumpalan-gumpalan ini akan menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler darah sehingga darah tidak dapat lewat. Hal tersebut dapat menghambat sistem peredaran darah dan menyebabkan kematian. Adimiharja Mulyaningsih, 2014. Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut donor dan yang menerima darah disebut resipien. Sel darah yang diberikan kepada resipien merupakan senyawa protein. Bila senyawa protein tidak sesuai dengan golongan darah resipien, maka darah resipien akan menolak darah donor. Penolakan tersebut ditandai dengan penggumpalan darah aglutinasi yang dapat membahayakan jiwa resipien. Jadi donor perlu memerhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memerhatikan jenis aglutinin dalam plasma darah. Tabel Aglutinasi Sel-Sel dari Berbagai Golongan Darah dengan Aglutinin anti A dan anti B Golongan Darah Aglutinin anti A Aglutinin anti B A + - B - + Ab + + O - - Aglutinin α akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen A, dan aglutinin β akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen B. Bila seseorang yang bergolongan darah A mentransfusikan darahnya kepada seseorang yang bergolongan darah B maka akan terjadi penggumpalan. Hal ini disebabkan karena resipien yang bergolongan darah B memiliki aglutinin α. Aglutinin α merupakan zat anti A anti aglutinogen A. Padahal aglutinogen A dimiliki oleh donor yang bergolongan darah A, sehingga aglutinin α resipien akan menggumpalkan aglutinogen A donor. Jadi, jika aglutinogen dan aglutinin yang sesuai bercampur maka terjadi reaksi aglutinasi. Golongan Darah O merupakan donor universal, karena golongan darah O dapat memberikan darahnya pada semua jenis golongan darah yang lain. Sedangkan golongan darah AB merupakan resipien universal karena golongan darah AB dapat menerima darah dari semua jenis golongan darah yang lain. Transfusi darah yang terbaik adalah tranfusi dari golongan darah yang sejenis. Jika transfusi dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan, misalnya golongan darah O ditransfusikan ke golongan darah A, B, atau AB masih mungkin terjadi penggumpalan meskipun sedikit. Alasan terbanyak dilakukan transfusi darah adalah karena penurunan volume darah. Transfusi juga sering digunakan untuk mengobati anemia atau untuk memberi resipien beberapa unsur lain dari darah misalnya orang yang menderita demam berdarah membutuhkan trombosit karena turunnya jumlah trombosit. Diastuti,2009 BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan