LAPORAN PRATIKUM GOLONGAN DARAH MANUSIA

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

GOLONGAN DARAH MANUSIA

DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS PRAKTIKUM BIOLOGI

DISUSUN OLEH :

Alfia Wulansari

A.1410684

Andre Sukma Wirawan

A. 1411322

Ram Samuel

A. 1410730

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS DJUANDA

BOGOR

2014


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan tipe antigen yang terdapat di dalam sel. Karl Landsteiner (1868–1943) mengelompokkan golongan darah manusia berdasarkan ada tidaknya aglutinogen, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.

1) Golongan darah A, jika eritrosit mengandung aglutinogen A dan aglutinin β dalam plasma darah.

2) Golongan darah B, jika eritrosit mengandung aglutinogen B dan aglutinin α dalam plasma darah.

3) Golongan darah AB, jika eritrosit mengandung aglutinogen A dan B, dan dalam plasma darah tidak mengandung aglutinin.

4) Golongan darah O, jika eritrosit tidak mengandung aglutinogen A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin α dan β. (Diastuti,2009)

Antigen merupakan molekul yang menyebabkan pembentukan antibodi (aglutinasi). Sementara aglutinogen adalah protein spesifik dalam membran plasma pada sel darah merah. (Ferdinand & Ariebowo, 2009).

1.2 Tujuan

Memahami prinsip pewarisan sifat pada makhluk hidup dengan mengetahui golongan darah manusia

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 2 Desember 2014 di Laboratorium Biologi, Universitas Djuanda Bogor.


(3)

BAB II TINJAU PUSTAKA

2.1 Pengertian Darah

Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa komponen, yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. (Ferdinand & Ariebowo, 2009).

1. Plasma Darah

Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan.Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi. Plasma darah terdiri atas air dan protein darah (4% albumin, 2,7% globulin, dan 0,3% fibrinogen). Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut serum darah. Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai antibodi terhadap adanya benda asing ( antigen). Zat antibodi adalah senyawa gama globulin yang terdapat dalam plasma darah dan berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh. (Diastuti,2009)

2. Sel darah merah (Eritrosit)

Eritosit (erythro = merah, cyto = sel) tidak memiliki inti sel dan berbentuk

bikonkaf sehingga memiliki luas permukaan yang besar. Pria rata-rata mempunyai eritrosit ± 5 juta per mm3 darahnya, sedangkan wanita mempunyai eritrosit ± 4,5 juta per mm3 darahnya. Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin, yaitu sebuah molekul kompleks dari protein dan molekul besi (Fe). Setiap molekul hemoglobin dapat berikatan dengan empat molekul oksigen. Oksigen diperoleh ketika sel darah melewati kapiler-kapiler alveolus di paruparu. Hemoglobin kurang reaktif terhadap molekul karbon dioksida. Oleh karena itu karbon dioksida yang diperoleh dari sel lebih banyak larut dalam plasma darah.


(4)

Hemoglobin tanpa darah Hemoglobin dengan oksigen

Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen akan berwarna merah cerah. Adapun hemoglobin yang tidak berikatan dengan oksigen, berwarna merah gelap atau kebiru-biruan. Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang. Misalnya, di tulang dada, tulang lengan atas, tulang kaki atas, dan tulang pinggul. Sel darah merah tidak mempunyai inti sel sehingga sel darah merah tidak dapat hidup lama. Sel darah merah hanya dapat hidup sekitar 120 hari. Setiap detik lebih kurang 2 juta sel darah merah dalam tubuh kita mati dan digantikan oleh yang baru. Sel darah yang mati atau rusak dikeluarkan dari sistem peredaran darah. Kemudian, masuk ke hati atau limfa untuk dipecah. Zat besi yang dikandung sel darah tersebut kemudian diangkut darah menuju sumsum tulang untuk dirakit kembali menjadi molekul hemoglobin yang baru hingga akhirnya terbentuk sel darah yang baru. Walaupun proses daur ulang tersebut memiliki nilai efisiensi yang tinggi, ada sebagian kecil zat besi yang dibuang dan digantikan melalui makanan. Pendarahan akibat kecelakaan atau menstruasi mengurangi zat besi yang disimpan.

b. Sel darah putih (Leukosit)

Sel darah putih tidak memiliki hemoglobin sehingga tidak berwarna merah, serta ukuran dan jumlah sel darah putih berbeda dengan sel darah merah. Perbandingan jumlah sel darah putih dan sel darah merah mencapai 1:500 hingga 1:1000. Artinya, terdapat 500 hingga 1000 sel darah merah untuk setiap satu sel darah putih. Ukuran sel darah putih lebih besar daripada sel darah merah. Sel darah putih memiliki inti sel sehingga dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.


(5)

Sel darah putih berdasarkan karakteristik sitoplasmanya dapat dibagi menjadi dua, yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit merupakan kelompok sel darah putih yang sitoplasmanya bergranula. Granulosit terdiri atas neutrofil, eosinofil, dan basofil. Neutrofil adalah sel darah putih yang granulanya menyerap zat warna yang bersifat netral. Sementara itu, eosinofil granulanya menyerap zat warna yang bersifat asam, sedangkan basofil granulanya menyerap zat warna yang bersifat basa. Sementara itu, agranulosit merupakan kelompok sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula, terdiri atas limfosit dan monosit. Limfosit dinamai demikian karena sel ini terdapat juga pada cairan limfa. Adapun monosit merupakan sel darah putih yang berukuran besar.

Sel darah putih dibentuk di limfa dan sumsum tulang. Secara umum, sel darah putih berperan dalam pertahanan tubuh. Sel darah putih akan mematikan organisme atau zat asing berbahaya yang masuk ke dalam tubuh, terutama yang masuk melalui jaringan darah. Eosinofil dan monosit dapat bersifat fagositik terhadap sel asing, seperti sel bakteri dan sel kanker. Dalam melaksanakan fungsinya, monosit dapat membesar menjadi makrofag. Limfosit juga dapat menonaktifkan mikroorganisme asing yang memasuki tubuh. Berbeda dengan eosinofil dan monosit, limfosit bekerja spesifik dengan mengenali jenis mikroorganisme tertentu yang akan dinonaktifkan. Limfosit terdiri atas limfosit T yang dimatangkan di kelenjar timus, sedangkan limfosit B dimatangkan di sumsum tulang.

c. Keping darah

Keping-keping darah (trombosit) merupakan fragmen-fragmen besar sel yang disebut megakariosit. Jadi, keping-keping darah bukan merupakan satu sel yang utuh. Seperti sel darah merah, keping-keping darah tidak mempunyai inti sel dan masa hidupnya pun pendek, yaitu sekitar 10–12 hari. Keping-keping darah berperan dalam proses penghentian pendarahan. Penghentian pendarahan adalah proses yang kompleks. Pembekuan dimulai ketika keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah kontak dengan permukaan yang tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka. Ketika ada permukaan yang terbuka pada pembuluh darah yang terluka, keping-keping darah segera menempel dan menutupi permukaan yang terbuka tersebut. Keping-keping darah yang menempel, faktor lain, dan jaringan yang terluka memicu pengaktifan trombin, sebuah enzim, dari protrombin dalam plasma darah. Trombin yang terbentuk akan mengkatalis perubahan fibrinogen menjadi


(6)

benang-benang fibrin. Molekul fibrin menempel satu sama lain, membentuk jaringan berserat.

Jaringan protein fibrin ini, menghentikan aliran darah dan membuat darah menjadi padat, seperti gelatin ketika sudah dingin. Jaringan ini membuat sel darah merah terperangkap dan menambah kepadatan dari darah yang beku. Keping-keping darah menempel di bagian yang berserat dan mengeluarkan benang-benang yang lengket dan membuatnya merekat satu dengan yang lain. Dalam waktu setengah jam, keping-keping darah mengerut, menarik lubang untuk merapat, dan memaksa cairan yang ada untuk keluar. Aksi tersebut menghasilkan pembekuan yang padat dan kuat sehingga membuat luka merapat. Dengan cara inilah, dimulai penyembuhan luka. (Ferdinand & Ariebowo, 2009)

2.2 Golongan Darah

Kesulitan pertama dalam transfusi darah adalah terjadinya penggumpalan sel-sel darah. Gumpalan-gumpalan ini akan menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler darah sehingga darah tidak dapat lewat. Hal tersebut dapat menghambat sistem peredaran darah dan menyebabkan kematian. (Adimiharja & Mulyaningsih, 2014).

Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut donor dan yang menerima darah disebut

resipien. Sel darah yang diberikan kepada resipien merupakan senyawa protein. Bila senyawa protein tidak sesuai dengan golongan darah resipien, maka darah resipien akan menolak darah donor. Penolakan tersebut ditandai dengan penggumpalan darah (aglutinasi) yang dapat membahayakan jiwa resipien. Jadi donor perlu memerhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memerhatikan jenis aglutinin dalam plasma darah.

Tabel Aglutinasi Sel-Sel dari Berbagai Golongan Darah dengan Aglutinin anti A dan anti B

Golongan Darah Aglutinin anti A Aglutinin anti B

A +

-B - +

Ab + +


(7)

-Aglutinin α akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen A, dan aglutinin β akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen B.

Bila seseorang yang bergolongan darah A mentransfusikan darahnya kepada seseorang yang bergolongan darah B maka akan terjadi penggumpalan. Hal ini disebabkan karena resipien yang bergolongan darah B memiliki aglutinin α. Aglutinin α merupakan zat anti A (anti aglutinogen A). Padahal aglutinogen A dimiliki oleh donor yang bergolongan darah A, sehingga aglutinin α resipien akan

menggumpalkan aglutinogen A donor. Jadi, jika aglutinogen dan aglutinin yang sesuai bercampur maka terjadi reaksi aglutinasi. Golongan Darah O merupakan donor universal, karena golongan darah O dapat memberikan darahnya pada semua jenis golongan darah yang lain. Sedangkan golongan darah AB merupakan resipien universal karena golongan darah AB dapat menerima darah dari semua jenis golongan darah yang lain. Transfusi darah yang terbaik adalah tranfusi dari golongan darah yang sejenis. Jika transfusi dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan, misalnya golongan darah O ditransfusikan ke golongan darah A, B, atau AB masih mungkin terjadi penggumpalan meskipun sedikit. Alasan terbanyak dilakukan transfusi darah adalah karena penurunan volume darah. Transfusi juga sering digunakan untuk mengobati anemia atau untuk memberi resipien beberapa unsur lain dari darah misalnya orang yang menderita demam berdarah membutuhkan trombosit karena turunnya jumlah trombosit. (Diastuti,2009)


(8)

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat : Mikroskop, kertas, lanset steril, tusuk gigi, kapas

Bahan : Serum anti A dan anti B, alkohol 70%

3.2 Cara Kerja

1. Di bersihkan ujung manis saudara dengan kapas yang sudah dicelupakn alkohol. Biarkan sampai kering. Di tusukkan jari saudara dengan lanset steril dan usap tetes darah pertama anda.

2. Di tempatkan setetes kecil darah dibagian tengah tiap-tiap bagian dalam kertas. Segera tetesi darah yang satu dengan serum anti A dan tetesi darah yang lain dengan serum anti B dan anti AB. Di aduk perlahan secara merata dengan menggunakan tusuk gigi yang berbeda, usahakan membentuk luasan sekecil mungkin.


(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar hasil praktikum golongan darah kelompok 3

4.2 Pembahasan

Pada hasil praktikum ini didapatkan data sebagai berikut,

Alfia Wulansari memiliki golongan darah O, Hendi Sujana memiliki golongan darah O dan Ram Samuel memiliki golongan darah AB.

Golongan darah A adalah golongan darah yang mempunyai aglutinogen A didalam eritrositnya, dan mengandung aglutinin β didalam plasma darahnya.

Golongan darah B adalah golongan darah yang mempunyai aglutinogen B didalam eritrositnya, dan mengandung aglutinin α didalam plasma darahnya.

Golongan darah AB adalah golongan darah yang mempunyai aglutinogen A dan B dalam eritrositnya, dan tidak mengandung aglutinin α serta aglutinin β didalam plasma darahnya.

Golongan darah O tidak mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B dalam eritrositnya, dan hanya mengandung aglutinin α dan aglutinin β didalam plasma darahnya.


(10)

Berdasarkan data diatas, maka dapat kita ketahui bahwa golongan darah A tidak dapat ditransfusi darah oleh golongan darah B. Karena golongan darah B mempunyai aglutinin α atau anti gen A. Sedangkan pada golongan darah A sendiri mengandung aglutinogen A. Sehingga apabila di transfusi, akan terjadi penggumpalan darah. Begitu pula apabila golongan darah B di transfusi darah oleh golongan darah A, maka akan terjadi penggumpalan. Berbeda dengan golongan AB, darah ini bisa menjadi resipien dari semua golongan darah. Karena golongan darah AB tidak mengandung aglutinin α dan aglutinin β dalam plasma darahnya, sehingga tidak akan terjadi penggumpalan darah apabila ditransfusi darah.Golongan darah O adalah kebalikan dari golongan darah AB. Karena darah ini bisa menjadi donor untuk semua jenis golongan darah, tetapi hanya bisa menjadi resipien dari gologan darah O saja. ini bisa terjadi dikarenakan golongan darah O mempunyai aglutinin α dan aglutinin β. Sehingga apabila ditarnsfusi darah oleh golongan darah A,B, dan AB maka akan terjadi penggumpalan.

Persilangan darah atau tabel keturunan

Jika Ayah memiliki golongan darah A dan Ibu memiliki golongan darah B, maka kemungkinan genotif ayah : IAIA dan IAIO Ibu : IBIB dan IBIO

IBIB IBIO

IAIA IAIB,IAIB

IAIB,IAIB

IAIB,IAIO

IAIB,IAIO

IAIO IAIB,IAIB

IBIO,IBIO

IAIB,IAIO

IBIO,IOIO

IAIB = 9

IAIO = 3

IBIO = 3

IOIO = 1

Presentasi Kemungkinan

IAIB 9 56,15%

IAIO 3 18,75%

IBIO 3 18,75%


(11)

4.3 Pertanyaan

1. Apakah golongan darah saudara?

2. Apa yang terjadi dengan peredaran darah saudara apabila saudara di transfusi darah dari Golongan darah A ? Golongan B? Golongan AB? Golongan O ?

3. Bagaimana penyebaran golongan darah dikelas saudara ? mana yang paling banyak?

Jawaban

1. Golongan darah Alfia, Hendi dan Andre adalah O sedangkan Ram adalah AB.

2. Apabila Alfia, Andre dan Hendi di transfusi darah dari golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB maka akan terjadi penggumpalan karena golongan darah O mengendung aglutinin α dan aglutinin β. Sedangkan pada golongan darah A mengandung aglutinogen A, dan golongan darah B mengandung aglutinogen B. Maka dari itu, Alfia, Andre dan Hendi hanya bisa ditransfusi oleh sesama golongan darah O saja.

Berbeda dengan Ram, dia bisa menerima transfusi darah dari semua golongan darah. Baik golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB ataupun golongan darah O. Karena golongan darah AB, tidak mempunyai aglutinin didalam plasma darahnya. Tetapi akan lebih baik jika mentransfusikan darah dengan golongan darah yang sama aja yaitu golongan darah AB. Karena meskipun bisa bebas di donor, ditakutkan akan terjadi penggumpalan meski hanya sedikit.

Tabel Persebaran Darah Mahasiswa Agroteknologi 2014

Golongan Darah Jumlah

A 0

B 8

AB 3

O 7

Golongan darah yang paling banyak pada mahasiswa Agroteknologi adalah golongan darah B sejumlah 8 orang, kemudian golongan darah O sejumlah 7 orang, disusul oleh golongan darah AB sejumlah 3 orang dan golongan darah A sejumlah 0.


(12)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam setiap tubuh makhluk hidup memiliki darah, terutama manusia. Dalam tubuh manusia memiliki sel darah merah, sel darah putih, plasma darah, dan keping darah. Dalam sel darah merah dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB dan golongan darah O. Dalam golongan darah manusia ada yang memiliki antigen dan ada yang tidak memiliki antigen. Golongan darah A memiliki antigen β, golongan darah B memiliki antigen α, golongan darah O memiliki antigen α dan β, sedangkan golongan darah AB tidak memiliki antigen. Oleh sebab itu seseorang yang memiliki golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kesemua golongan darah, sedangkan golongan darah AB dapat menerima donoran dari semua golongan darah. Leukosit atau biasa dikenal dengan sel darah putih tidak memiliki golongan darah sendiri, sel darah putih hanya berfungsi sebagai antibodi pada tubuh. Selain sel darah merah dan sel darah putih dalam tubuh manusia terdapat plasma darah dan kepingan darah. Plasma darah adalah komponen terbesar yang terkandung dalam darah. Kandungan dalam plasma darah hampir 90%nya air, plasma darah berguna untuk mengangkut sari-sari makanan, dan diedarkan ke dalam tiap-tiap sel. Sedangkan kepingan darah atau trombosit berfungsi untuk pembekuan darah pada saat tubuh mengalami luka, pembekuan darah ini dibantu dengan adanya enzim trombokinase.

5.2 Daftar Pustaka

ADIMIHARJA, SYARIF A. & MULYANINGSIH, YAYAN. 2013. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Universitas Djuanda, Bogor. Halaman 1-4

BAKHTIAR, SUAHA. 2011. Biologi. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta.

FERDINAND, FICTOR P. & ARIEBOWO, MOEKTI. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

DIASTUTI, RENNI. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.


(1)

Aglutinin α akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen A, dan aglutinin β akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen B.

Bila seseorang yang bergolongan darah A mentransfusikan darahnya kepada seseorang yang bergolongan darah B maka akan terjadi penggumpalan. Hal ini disebabkan karena resipien yang bergolongan darah B memiliki aglutinin α. Aglutinin α merupakan zat anti A (anti aglutinogen A). Padahal aglutinogen A dimiliki oleh donor yang bergolongan darah A, sehingga aglutinin α resipien akan

menggumpalkan aglutinogen A donor. Jadi, jika aglutinogen dan aglutinin yang sesuai bercampur maka terjadi reaksi aglutinasi. Golongan Darah O merupakan donor universal, karena golongan darah O dapat memberikan darahnya pada semua jenis golongan darah yang lain. Sedangkan golongan darah AB merupakan resipien universal karena golongan darah AB dapat menerima darah dari semua jenis golongan darah yang lain. Transfusi darah yang terbaik adalah tranfusi dari golongan darah yang sejenis. Jika transfusi dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan, misalnya golongan darah O ditransfusikan ke golongan darah A, B, atau AB masih mungkin terjadi penggumpalan meskipun sedikit. Alasan terbanyak dilakukan transfusi darah adalah karena penurunan volume darah. Transfusi juga sering digunakan untuk mengobati anemia atau untuk memberi resipien beberapa unsur lain dari darah misalnya orang yang menderita demam berdarah membutuhkan trombosit karena turunnya jumlah trombosit. (Diastuti,2009)


(2)

BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan

Alat : Mikroskop, kertas, lanset steril, tusuk gigi, kapas Bahan : Serum anti A dan anti B, alkohol 70%

3.2 Cara Kerja

1. Di bersihkan ujung manis saudara dengan kapas yang sudah dicelupakn alkohol. Biarkan sampai kering. Di tusukkan jari saudara dengan lanset steril dan usap tetes darah pertama anda.

2. Di tempatkan setetes kecil darah dibagian tengah tiap-tiap bagian dalam kertas. Segera tetesi darah yang satu dengan serum anti A dan tetesi darah yang lain dengan serum anti B dan anti AB. Di aduk perlahan secara merata dengan menggunakan tusuk gigi yang berbeda, usahakan membentuk luasan sekecil mungkin.


(3)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar hasil praktikum golongan darah kelompok 3 4.2 Pembahasan

Pada hasil praktikum ini didapatkan data sebagai berikut,

Alfia Wulansari memiliki golongan darah O, Hendi Sujana memiliki golongan darah O dan Ram Samuel memiliki golongan darah AB.

Golongan darah A adalah golongan darah yang mempunyai aglutinogen A didalam eritrositnya, dan mengandung aglutinin β didalam plasma darahnya.

Golongan darah B adalah golongan darah yang mempunyai aglutinogen B didalam eritrositnya, dan mengandung aglutinin α didalam plasma darahnya.

Golongan darah AB adalah golongan darah yang mempunyai aglutinogen A dan B dalam eritrositnya, dan tidak mengandung aglutinin α serta aglutinin β didalam plasma darahnya.

Golongan darah O tidak mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B dalam eritrositnya, dan hanya mengandung aglutinin α dan aglutinin β didalam plasma darahnya.


(4)

Berdasarkan data diatas, maka dapat kita ketahui bahwa golongan darah A tidak dapat ditransfusi darah oleh golongan darah B. Karena golongan darah B mempunyai aglutinin α atau anti gen A. Sedangkan pada golongan darah A sendiri mengandung aglutinogen A. Sehingga apabila di transfusi, akan terjadi penggumpalan darah. Begitu pula apabila golongan darah B di transfusi darah oleh golongan darah A, maka akan terjadi penggumpalan. Berbeda dengan golongan AB, darah ini bisa menjadi resipien dari semua golongan darah. Karena golongan darah AB tidak mengandung aglutinin α dan aglutinin β dalam plasma darahnya, sehingga tidak akan terjadi penggumpalan darah apabila ditransfusi darah.Golongan darah O adalah kebalikan dari golongan darah AB. Karena darah ini bisa menjadi donor untuk semua jenis golongan darah, tetapi hanya bisa menjadi resipien dari gologan darah O saja. ini bisa terjadi dikarenakan golongan darah O mempunyai aglutinin α dan aglutinin β. Sehingga apabila ditarnsfusi darah oleh golongan darah A,B, dan AB maka akan terjadi penggumpalan.

Persilangan darah atau tabel keturunan

Jika Ayah memiliki golongan darah A dan Ibu memiliki golongan darah B, maka kemungkinan genotif ayah : IAIA dan IAIO Ibu : IBIB dan IBIO

IBIB IBIO

IAIA IAIB,IAIB IAIB,IAIB

IAIB,IAIO IAIB,IAIO IAIO IAIB,IAIB

IBIO,IBIO

IAIB,IAIO IBIO,IOIO IAIB = 9

IAIO = 3 IBIO = 3 IOIO = 1

Presentasi Kemungkinan

IAIB 9 56,15%

IAIO 3 18,75%

IBIO 3 18,75%


(5)

4.3 Pertanyaan

1. Apakah golongan darah saudara?

2. Apa yang terjadi dengan peredaran darah saudara apabila saudara di transfusi darah dari Golongan darah A ? Golongan B? Golongan AB? Golongan O ?

3. Bagaimana penyebaran golongan darah dikelas saudara ? mana yang paling banyak? Jawaban

1. Golongan darah Alfia, Hendi dan Andre adalah O sedangkan Ram adalah AB.

2. Apabila Alfia, Andre dan Hendi di transfusi darah dari golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB maka akan terjadi penggumpalan karena golongan darah O mengendung aglutinin α dan aglutinin β. Sedangkan pada golongan darah A mengandung aglutinogen A, dan golongan darah B mengandung aglutinogen B. Maka dari itu, Alfia, Andre dan Hendi hanya bisa ditransfusi oleh sesama golongan darah O saja.

Berbeda dengan Ram, dia bisa menerima transfusi darah dari semua golongan darah. Baik golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB ataupun golongan darah O. Karena golongan darah AB, tidak mempunyai aglutinin didalam plasma darahnya. Tetapi akan lebih baik jika mentransfusikan darah dengan golongan darah yang sama aja yaitu golongan darah AB. Karena meskipun bisa bebas di donor, ditakutkan akan terjadi penggumpalan meski hanya sedikit.

Tabel Persebaran Darah Mahasiswa Agroteknologi 2014

Golongan Darah Jumlah

A 0

B 8

AB 3

O 7

Golongan darah yang paling banyak pada mahasiswa Agroteknologi adalah golongan darah B sejumlah 8 orang, kemudian golongan darah O sejumlah 7 orang, disusul oleh golongan darah AB sejumlah 3 orang dan golongan darah A sejumlah 0.


(6)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dalam setiap tubuh makhluk hidup memiliki darah, terutama manusia. Dalam tubuh manusia memiliki sel darah merah, sel darah putih, plasma darah, dan keping darah. Dalam sel darah merah dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB dan golongan darah O. Dalam golongan darah manusia ada yang memiliki antigen dan ada yang tidak memiliki antigen. Golongan darah A memiliki antigen β, golongan darah B memiliki antigen α, golongan darah O memiliki antigen α dan β, sedangkan golongan darah AB tidak memiliki antigen. Oleh sebab itu seseorang yang memiliki golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kesemua golongan darah, sedangkan golongan darah AB dapat menerima donoran dari semua golongan darah. Leukosit atau biasa dikenal dengan sel darah putih tidak memiliki golongan darah sendiri, sel darah putih hanya berfungsi sebagai antibodi pada tubuh. Selain sel darah merah dan sel darah putih dalam tubuh manusia terdapat plasma darah dan kepingan darah. Plasma darah adalah komponen terbesar yang terkandung dalam darah. Kandungan dalam plasma darah hampir 90%nya air, plasma darah berguna untuk mengangkut sari-sari makanan, dan diedarkan ke dalam tiap-tiap sel. Sedangkan kepingan darah atau trombosit berfungsi untuk pembekuan darah pada saat tubuh mengalami luka, pembekuan darah ini dibantu dengan adanya enzim trombokinase.

5.2 Daftar Pustaka

ADIMIHARJA, SYARIF A. & MULYANINGSIH, YAYAN. 2013. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Universitas Djuanda, Bogor. Halaman 1-4

BAKHTIAR, SUAHA. 2011. Biologi. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta.

FERDINAND, FICTOR P. & ARIEBOWO, MOEKTI. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

DIASTUTI, RENNI. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.