Fungsi Dan Kedudukan Internal Auditor Pada PT Telekomunikasi Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR PADA PT TELEKOMUNIKASI MEDAN

Oleh :

NAMA : FITRA INDAH PASARIBU

NIM : 060503028

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor Pada PT Telekomunikasi” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2010

Yang membuat pernyataan

Fitra Indah Pasaribu NIM. 060503028


(3)

ABSTRACT

The objective of this research is knowing the application of internal auditor, its role and its function as an observation tool, have run well in PT Telekomunikasi Medan. This research used description and comparative studies. The type of data used in this research are the primary and the secondary data. The data collecting techniques were observation, interview, and literature study.

The result of the research indicated that the role and the function of internal auditor in PT Telekomunikasi Medan run well and effectively because of the internal auditor section led by the audit committee which has no relationship directly with the highest leader. Internal auditor has performed well in inspecting as well. This can be seen in the existing positive comments from the management.


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan auditor internal dalam fungsi dan kedudukannya sebagai alat pengawasan sudah berjalan dengan baik pada PT Telekomunikasi Medan. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif dan komparatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan kedudukan internal auditor pada PT Telekomunikasi Medan sudah baik dan efektif karena bagian internal auditor dipimpin oleh komite audit yang tidak memiliki hubungan secara langsung dengan pimpinan tertinggi. Internal auditor sudah berfungsi untuk melakukan pemeriksaan dan sudah melaksanakannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat adanya tanggapan yang positif dari manajemen.


(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, serta senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan, dan kekuatan kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Judul skripsi ini adalah “Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor pada PT Telekomunikasi Medan”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis masih dan akan terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dan memperbaiki diri lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak berupa dukungan moril, materil, spiritual, maupun administrasi. Pertama, saya persembahkan ucapan terima kasih yang terdalam kepada Ayahanda Zukran Pasaribu dan Ibunda Syafida , terima kasih untuk semua kasih sayang, doa yang tak pernah putus, pengorbanan, serta dukungan yang sangat besar untuk Ananda. Selanjutnya, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, yaitu:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutiah Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syahelmi, MSi, Ak dan ibu Risanty, SE, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Pembanding II yang telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepada kepada PT Telekomunikasi Medan yang telah memberikan tempat dan waktu buat saya dalam melakukan penelitian.

Medan, Mei 2010

Yang membuat pernyataan

Fitra Indah Pasaribu NIM. 060503028


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….……….i

KATA PENGANTAR………...ii

ABSTRAK……….……iv

ABSTRACT………..….v

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR TABEL ………....ix

DAFTAR GAMBAR ………x

DAFTAR LAMPIRAN………...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Perumusan Masalah………...4

C. Tujuan Penelitian……….…....4

D. Manfaat Penelitian………..….5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing….……… ……….….6

B. Internal Auditing……….………...11

C. Fungsi dan tanggung jawab Internal Auditor………...18

1. Fungsi Internal Auditor………18

2. Tanggung Jawab Internal Auditor………20

D. Standar Audit Internal ……….21

E. Kedudukan Internal Auditor……….22


(8)

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu……….………...37

H. Kerangka Konseptual………....38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………..40

B. Jenis Data…………...………...40

C. Teknik Pengumpulan Data………...40

D. Metode Analisis……….41

E. Jadwal Penelitian………41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian………..………43

1. Gambaran Umum PT Telekomunikasi Medan………....43

a. Sejarah Singkat …..……….……….43

b. Visi dan Misi………….………...46

c. Layanan yang disediakan……….……46

d. Struktur Organisasi………..48

2. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor………49

3. Standar Audit Internal………...51

4. Kedudukan Internal Auditor ……….……..………52

5. Laporan Internal Auditor……….53

B. Pembahasan Hasil Analisis………..………..54

1. Fungsi Internal Auditor………..……….54


(9)

3. Laporan Internal Auditor……….57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………59

B. Saran………..60

DAFTAR PUSTAKA………...61


(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

2.5 Penelitian Terdahulu 36


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman

2.1 Bagian Internal Auditor di bawah Direktur Keuangan

23 2.2 Bagian Internal Auditor merupakan Staff

Direktur Utama

24 2.3 Bagian Internal Auditor merupakan Staff

dari Dewan Komisaris

25 2.4 Bagian Internal Auditor dipimpin oleh

Direktur Internal

27


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman

Lampiran I Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Medan 63 Lampiran II Struktur Organisasi Internal Auditor 64


(13)

ABSTRACT

The objective of this research is knowing the application of internal auditor, its role and its function as an observation tool, have run well in PT Telekomunikasi Medan. This research used description and comparative studies. The type of data used in this research are the primary and the secondary data. The data collecting techniques were observation, interview, and literature study.

The result of the research indicated that the role and the function of internal auditor in PT Telekomunikasi Medan run well and effectively because of the internal auditor section led by the audit committee which has no relationship directly with the highest leader. Internal auditor has performed well in inspecting as well. This can be seen in the existing positive comments from the management.


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan auditor internal dalam fungsi dan kedudukannya sebagai alat pengawasan sudah berjalan dengan baik pada PT Telekomunikasi Medan. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif dan komparatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan kedudukan internal auditor pada PT Telekomunikasi Medan sudah baik dan efektif karena bagian internal auditor dipimpin oleh komite audit yang tidak memiliki hubungan secara langsung dengan pimpinan tertinggi. Internal auditor sudah berfungsi untuk melakukan pemeriksaan dan sudah melaksanakannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat adanya tanggapan yang positif dari manajemen.


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ketika suatu perusahaan didirikan, para pendirinya menentukaan berbagai hal, seperti tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kegiatan bisnis yang hendak ditangani, dalam sektor industri apa perusahaan akan bergerak, filsafat apa yang dianut dalam menjalankan roda perusahaan, dan kultur organisasi yang bagaimana diterapkan. Tujuan perusahaan dapat dikatagorikan pada tujuan jangka panjang, jangka menegah, dan jangka pendek.

Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan di antara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada. Sebagai konsekuensi yang logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan, atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan, tetap unggul atau bahkan berkembang, diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan yang meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas. Untuk menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan oleh perusahaan. Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan pengawasan dalam perusahaan.


(16)

Pada dasarnya, dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilaksanakan secara langsung oleh pemiliknya sendiri. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehingga semakin sulit bagi pihak pemimpin untuk melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Dengan demikian maka diperlukan manajer-manajer yang profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam organisasi yang memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staff bisa mengetahui dengan jelas dan pasti tanggung jawabnya serta dengan siapa ia bertanggung jawab. Selain itu, dengan bertambah besarnya perusahaan diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik agar perusahaan dapat dikelola secara efektif. Salah satu sistem pengawasan yang baik adalah melalui sistem internal kontrol.

Untuk menjaga agar sistem internal kontrol ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya internal auditor. Fungsi pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal kontrol secara berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya. Agar fungsi pemeriksaan internal dapat berjalan dengan baik, maka seorang internal auditor haruslah orang yang benar-benar memahami prosedur audit yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga bagian


(17)

ini harus memiliki kebebasan atau indenpendensi yang cukup terhadap bagian yang diperiksa.

Dalam suatu perusahaan, internal auditor menilai apakah sistem pengawasan internal yang telah ditetapkan oleh manajemen berjalan dengan baik dan efisien, apakah laporan keuangan menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha yang akurat serta setiap bagian benar-benar melaksanakan kebijakan sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Pemeriksaan internal auditor memberikan informasi yang tepat dan objektif untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kemampuan manajemen dan mengurangi kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi dan kedudukan internal auditor sangatlah penting dalam perusahaan.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Telekomunikasi dengan alasan PT Telekomunikasi merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia secara umum dan Medan secara khusus. PT Telekomuniksi Medan merupakan perluasan dari PT Telekomunikasi Bandung. PT Telekomunikasi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Dari awal terbentuknya PT Telekomunikasi Medan sudah beberapa kali mengalami transformasi. Transformasi yang terakhir dan sekaligus disebut dengan

New Telkom Indonesia adalah transformasi dalam bisnis. Transformasi yang

dilakukan berupa transformasi infrastruktur, transformasi sistem dan model operasi dan transformasi sumber daya manusia. Produk dan layanan yang di hasilkan oleh PT Telekomunikasi yaitu personal yang terdiri dari alat komunikasi


(18)

seperti telepon (fixed line), flexi (fixed wireless), internet (speedy), content &

application, public phone. Karena banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh PT

Telekomunikasi Medan maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi untuk mengawasi semua kegiatan.

Untuk mengetahui dan meneliti lebih mendalam segala segi yang berkaitan dengan fungsi dan kedudukan internal auditor di perusahaan PT Telekomunikasi Medan maka penulis mengambil judul skripsi ”Fungsi dan Kedudukan Internal

Auditor pada PT Telekomunikasi Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah “Bagaimana fungsi dan keduduk an internal auditor pada PT Telekomunikasi Medan?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk melihat bagaimana kedudukan dan fungsi internal auditor dilaksanakan pada PT Telekomunikasi Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang fungsi dan kedudukan internal auditor.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif pada perusahan.


(19)

3. Bagi peneliti selajutnya, sebagai bahan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing

Perkembangan suatu perusahaan di tandai dengan semakin banyaknya unit-unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta semakin rumitnya persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin memegang peranan penting dalam pemberian bantuan penyusunan laporan keuangan dan pemberian nasehat dibidang manajemen. Akuntan adalah profesi yang memberikan jasa terutama dalam bidang pemeriksaan (auditing) dan bantuan dalam bidang akuntansi. Menurut Arens and loebbecke Alih bahasa ilham Tjakrakusuma (2000:1),

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.

Defenisi di atas menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu:

1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti.

Yang dimaksud dengan bukti disini adalah segala informasi terukur yang diperiksa tersebut memang sesuai dengan Kriteria yang telah ditetapkan demi tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti-bukti dengan jumlah dan mutu yang memadai. Proses penentuan jumlah bukti yang diperlukan dan menilai apakah informasi yang ada sesuai dengan kriteria yang


(21)

telah ditetapkan dalam suatu bagian yang penting dari tiap kegiatan pemeriksaan.

2. Adanya kesatuan ekonomi (economic entity).

Setiap kali dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan satuan ekonomi yang dimaksud pada periode waktunya.

3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan.

Sebelum pemeriksaan dilakukan oleh auditor informasi sudah harus tersusun dalam bentuk yang mudah diperiksa, kebenaran dan ketelitiannya, misalnya ketelitian penjumlahan, perkalian, pencatatan adanya aktiva dan lain-lain. Harus tersedia kriteria atau tolak ukur untuk menentukan informasi tersebut sesuai atau tidak.

4. Auditor harus indenpenden dan kompoten.

Seorang auditor harus berpengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengetahui dengan pasti jumlah faktor-faktor yang dibutuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik kesimpulan dengan tepat. Auditor harus pula seseorang yang memiliki sikap mental yang bebas atau indenpenden karena dalam mengambil suatu kesimpulan diperlukan keterangan-keterangan yang tidak memihak.

Sementara itu pengertian auditing menurut Mulyadi (2002:1)

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuainnya antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.


(22)

Definisi auditing tersebut secara umum memiliki unsur-unsur penting yang diuraikan sebagai berikut :

a. Suatu proses sistematik.

Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa satuan rangakaian langkah atau prosedur yang logis dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan. b. Untuk memperoleh dan menguasai bukti secara objektif.

Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut. c. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomis.

Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasi, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari empat laporan keuangan yaitu: neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan kepemilikan, dan laporan arus kas. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan.

d. Menentapkan tingkat kesesuaian.

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menentapkan kesesuaian


(23)

antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemudian dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.

e. Kriteria yang telah ditetapkan.

Kriteria atau standar yang diperlukan sebagai dasar untuk memiliki pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa :

a) Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif.

b)Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen. c) Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

f. Penyampaian hasil.

Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan pengesahaan. Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Pegesahan dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat keuangan atas pernyataan yang dibuat oleh pihak yang diperiksa.

g. Pemakai yang berkepentingan.

Dalam dunia bisnis, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, seperti: pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi bank, dan kantor pelayanan pajak.

Untuk memperoleh informasi financial yang tepat dan dapat dipercaya perlu dilakukan audit terhadap data akuntansi. Apabila audit dilakukan oleh seorang akuntan internal, yakni akuntan yang bekerja pada perusahaan maka audit tersebut merupakan internal audit. Audit dapat pula diselanggarakan oleh akuntan publik


(24)

(swasta) yang memperoleh izin membuka kontor akuntan dan ini disebut audit eksternal.

Tujuan dilakukan pemeriksaan terhadap data akuntansi tersebut adalah untuk memberikan gambaran tentang kebenaran dan keandalan data akuntansi yang disajikan berupa kegiatan atau bukti dengan kriteria yang ditentukan oleh orang yang mempunyai keahlian yang bebas untuk memberikan kesimpulannya melalui informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan auditor indenpenden.

Laporan ini nantinya dapat berguna untuk membuat keputusan jangka pendek ataupun jangka panjang bagi pihak internal maupun eksternal. Audit yang dilakukan baik oleh auditor internal maupun auditor eksternal sangat berguna untuk menilai dan mengawasi perkembangan perusahaan. Audit merupakan tugas utama bagi seorang akuntan swasta (publik), karena dalam fungsi ini seorang akuntan publik mempunyai kedudukan khusus untuk memberikan pernyataan terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan yang berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum.

Sedangkan bagi seorang auditor internal, tugas audit semata-mata bersifat penelitian terhadap kebenaran data akuntansi (verifikasi), karena auditor internal tidak diharuskan memberikan pernyataan terhadap laporan keuangan.


(25)

B. Internal Auditing

Internal auditor adalah salah satu dari 3 jenis auditor professional yang melakukan kegiatan ekonomi bagi perorangan dan entitas resmi , 2 diantara yaitu: 1. Auditor indenpenden (independent auditors)

Di Amerika Serikat biasanya adalah CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing professional kepada klien. Pada umumnya lisensi diberikan kepada mereka yang telah lulus dalam ujian persamaan CPA serta memiliki pengalaman praktik dalam bidang auditing. Karena pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh serta pengalaman yang mereka miliki, auditor indenpenden memiliki kualifikasi untuk melaksanakan setiap jenis audit. Sedangkan klien para auditor indenpenden tersebut dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau perorangan.

Sebagaimana halnya dengan profesi medis dan hukum, auditor indenpenden bekerja berdasarkan imbalan (fee). Meskipun terdapat kemiripan antara peran auditor indenpenden dalam kantor akuntan publik dengan peran seorang kuasa hukum dari suatu kantor hukum, namun sesungguhnya terdapat suatu perbedaan besar di antara keduanya, di mana diharapkan seorang auditor diharapkan indenpenden dari kliennya sementara seorang kuasa hukum diharapkan membela kepentingan klien dalam jasa hukum yang diberikan. Para pengguna mengandalkan jasa auditor indenpenden serta menarik manfaat yang bernilai dengan adanya kenyataan bahwa auditor tidak memihak klien yang sedang diaudit.


(26)

2. Auditor pemerintah (government auditors)

Auditor pemerintah dipekerjakan oleh berbagai kantor pemerintahan di tingkat federal, negara bagian, dan lokal di AS. Pada tingkat federal, terdapat tiga kantor utama, yaitu the general accounting office (GAO), internal revenue sevice (IRS), dan defence contract audit agency (DCAA). Untuk melaksanakan fungsi audit bagi kepentingan kongres, para auditor GAO bertugas pada lingkup kegiatan audit yang luas termasuk melakukan kegiatan audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasioal. Hasil-hasil audit ini dilaporkan kepada kongres dan publik. Para auditor GAO juga dilibatkan untuk melakukan pencarian fakta (factfinding) serta mengevaluasi alternatif bagi kepentingan kongres.

Para auditor IRS (atau agen) melakukan audit atas surat pemberitahuan pajak penghasilan para pembayar pajak untuk ketaatan pada perundangan pajak yang berlaku. Umumnya temuan-temuan mereka terbatas hanya keperluan kantor pajak dan para pembayar pajak saja. Sesuai dengan namanya, Defence Conract Audit

Agency (DCAA) melakukan audit atas para kontraktor di bidang pertahanan

berikut kegiatan operasionalnya, serta melaporkannya kepada Departemen Petahanan Amerika Serikat. Organisasi nasional untuk para akuntan pemerintahan di AS ini adalah Association of Government Accountants (AGA). Sampai saat ini AGA belum mengembangkan program sertifikat untuk para akuntan pemerintah. Namun demikian, beberapa auditor pemerintah adalah pemengang sertifikat CPA dan atau CIA.


(27)

Dalam perusahaan besar biasanya manajemen tidak dapat mengikuti secara langsung operasi perusahaan sampai sekecil-kecilnya. Dengan keterbatasannya yang ada mengharuskan pimpinan mendelegasikan wewenangnya kepada bawahannya. Oleh karenanya pimpinan mau tidak mau harus merumuskan pedoman kerja, kebijakan, rencana, metode serta prosedur yang berhubungan dengan seluruh aktivitas usaha yang akan dilaksanakan. Sebaliknya pihak bawahan wajib memikul tanggung jawab tersebut dan kewajiban melaporkan pertanggungjawabannya.

Untuk diyakinkan bahwa fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan serta menjadikan laporan pertanggungjawaban yang dapat dipercaya, maka perlu dibentuk suatu bagian yang berfungsi memberikan analisa serta penilaian mengenai jalannya operasi perusahaan yang dilaksanakan secara independen. Dalam organisasi perusahaan fungsi ini merupakan tanggungjawab departemen internal audit. Internal auditor menurut Mulyadi (2001:06)

auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan atau prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Berdasarkan definisi diatas dapat dikemukakan bahwa seorang staff internal auditor harus dinamis dan memiliki orientasi dalam pandangan masa sekarang dan masa yang akan datang karena kedudukan sebagai penilai yang bebas dari segi sikap maupun pemikiran.


(28)

Nilai dan kredibilitas dari jasa internal auditor sangat tergantung kepada keterampilan professional dan pengalamanya yang secara menyeluruh harus mampu menganalisa operasi yang akan diperiksanya. Hal ini berarti seorang internal auditor, harus bekerja secara efektif dan berkesinambungan, sepanjang kegiatan operasi perusahaan untuk memberikan penilaian konstruktif, mengenai kebijakan serta keefektifan dari unsur pengawasan. Internal auditor bekerja pada suatu perusahaan untuk melaksanakan pemeriksaan bagi kepentingan manajemen. Internal auditor berkewajiban memberikan keterangan yang berharga kepada manajemen untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan operasi perusahaannya.

Keberadaan internal auditor sangat penting dalam perusahaan, terutama pada suatu perusahaan yang relatif besar. Dalam suatu perusahaan yang cukup besar, umumnya memerlukan suatu badan khusus yang disebut internal audit yang bertugas untuk meneliti dan mengawasi apakah sistem pengawasan internal tetap memenuhi fungsinya sebagai pemeriksa yang kontiniu.

Internal auditor harus indenpenden terhadap personil dan aktivitas operasional dan kegiatan perusahaan dan harus berkomunikasi sehingga internal auditor dapat menyampaikan ide-ide dan informasi yang berguna untuk manajemen dalam pengambilan keputusan.

Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditor –IIA), yang mengawasi standar bagi audit internal secara internasioanl, mendefinisikan audit internal sebagai berikut “ Audit Internal adalah aktivitas indenpenden, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi


(29)

organsasi. Audit internal ini membatu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola”. Sedangkan menurut Agus (2006:221)

Internal Audit (pemeriksaan Internal) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan dibidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain. Tujuan dari pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu pemeriksa internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar juga membantu semua anggota manajemen melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Internal auditing menyediakan analisi-analis, penilaian rekomendasi, nasehat dan informasi mengenai kegiatan yang diperiksa. Pada akhirnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi perusahaan.

Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti dan menilai apakah pelaksanaan pengawasan di bidang akuntansi keuangan dan operasi telah cukup memenuhi syarat. Kemudian melakukan penilaian apakah kebijaksanaan rencana dan prosedur-prosedur yang telah diterapkan betul-betul ditaati, apakah aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan maupun penyelewengan. Kemudian menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi


(30)

perusahaan. lalu pada akhirnya menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan kepada masing-masing anggota manajemen.

Agar auditor internal dapat memberi suatu hasil kerja yang baik serta laporannya dapat menggambarkan keadaaan perusahaan yang sebenarnya dari berbagai bagian yang ada dalam perusahaan, maka auditor internal harus mempunyai sikap yang independen atas seluruh bagian yang diperiksanya. Sikap ini mutlak harus dipegang dalam setiap tindakannya, sehingga pimpinan melalui informasi yang diberikannya dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam perusahaan secara akrual. Informasi yang sifatnya demikian sangat berguna bagi pimpinan, karena dapat mengurangi resiko kesalahan didalam pengambilan keputusan.

Di samping itu auditor internal harus pula memiliki sifat bijaksana, teliti dan mampu bekerja sama dengan bagian lain yang ada dalam perusahaan. Bekerjasama di sini dimaksudkan bahwa pekerjaan auditor internal itu tidak mengganggu aktivitas rutin bagian-bagian lain yang ada dalam perusahaan dan kehadiran auditor internal (eksistensinya) di dalam perusahaan sebagai pelaksana fungsi controlling dapat diterima oleh unit-unit yang ada dalam perusahaan.

Di dalam melaksanakan tugasnya hendaknya auditor internal mempunyai sikap yang luwes yang dapat membimbing setiap bagian untuk melaksanakan fungsinya dengan sebaik-baiknya, serta kehadirannya merupakan motivasi bagi setiap bagian untuk melaksanakan kebijaksanaan pimpinan sesuai dengan rencana. Kemampuan auditor internal untuk menjalin hubungan baik dan saling


(31)

pengertian antar sesama bagian dapat mengurangi kesenjangan antara auditor internal dengan bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

Dengan adanya pendekatan seperti ini, diharapkan setiap bagian akan lebih terbuka menerima kehadiran auditor internal sehingga kalau terjadi penyimpangan-penyimpangan atau kegagalan-kegagalan di dalam penyampaian tujuan yang telah ditetapkan dapat ditelusuri sebab-sebabnya. Terkadang kegagalan tersebut bukanlah semata-mata bersumber dari pejabat pelaksana, tetapi mungkin juga karena kebijaksanaan yang ada sudah tidak sesuai dengan kondisi yang sekarang.

Agar auditor internal mampu melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya, maka Hiro Tugiman (2001:30) menyatakan dalam bukunya”Para pemeriksa internal harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan berbagai ilmu yang penting dalam pelaksanaan pemeriksaan”.

Setiap pemeriksaan internal harus memiliki pengetahuan dan kecakapan sebagai berikut:

a. Keahlian pemeriksa internal dalam menerapkan berbagai standar, prosedur, dan teknik pemeriksaan yang diperlukan dalam pelaksanaan pemeriksaan. Keahlian berarti kemampuan dalam menerapkan pengetahuan pada persoalan yang pada umumnya dihadapi dan menyelesaikan persoalan tersebut tanpa perlu mempelajari kembali secara luas dan bantuan atau asistensi yang berarti dari pihak lain.


(32)

b. Keahlian dalam prinsip-prinsip dan teknik-teknik akuntansi yang diperlukan oleh pemeriksa yang pekerjaannya secara luas berhubungan dengan berbagai catatan dan laporan keuangan.

c. Memahami prinsip-prinsip manajemen yang diperlukan untuk mengenali dan mengevaluasi dari penyimpangan atau deviasi dalam praktek usaha yang baik. Pemahaman berarti kemampuan untuk menerapakan pengetahuan yang luas dalam situasi yang umumnya dihadapi dan mampu melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan pemecahan atau solusi yang tepat.

d. Diperlukan pula pemahaman terhadap dasar dari berbagai pengetahuan, seperti akuntansi, ekonomi, hukum, perdagangan, pajak, keuangan, metode-metode kuantitatif, dan sistem informasi yang dikomputerisasi. Pemahaman disini berarti kemampuan untuk mengetahui berbagai persoalan yang ada atau mungin timbul, mengetahui tindakan lebih lanjut yang akan dilakukan atau bantuan yang akan dipergunakan.

C. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor 1. Fungsi Internal Auditor

Internal auditor sebagai staf pimpinan perusahaan yang khusus menangani masalah audit harus dapat bertugas dengan efektif, sehingga peranannya dalam menunjang keefektifan sistem pengawasan intern berlangsung dengan optimal.

Secara umum fungsi audit internal di dalam perusaahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan usaha agar sesuai dengan


(33)

ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan dalam perusahaan. Penerapan fungsi bagian audit internal di berbagai perusahaan tidak sama perbedaan ini dapat di lihat dari posisi yang di berikan untuk bagian audit internal. Fungsi audit internal adalah suatu penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajer agar tanggung jawabnya dapat di laksanakan secara efektif. Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota organisasi mereka agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang akan diperiksa. Fungsi internal auditor menurut Mulyadi (2002;211) adalah sebagai berikut :

a). Fungsi internal audit adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intren dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi internal audit merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain.

b). Fungsi internal audit merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan demikian cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan akuntansi.

Tujuan dari fungsi audit internal adalah untuk melayani manajemen dengan melengkapi manajemen dengan hasil dari analisis dan penghargaan dari aktivitas dan sistemnya seperti:


(34)

2) Struktur kontrol internal organisasi.

3) Luasnya pemenuhan kebijakan, prosedur dan rencana operasioanl. 4) Mutu dan penampilan oleh karyawan perusahaan.

Dari berbagai fungsi auditor intern yang telah dikemukakan diatas, seluruhnya memiliki tujuan yang sama yaitu sistem pengawasan yang efektif. Dalam keadaan yang demikian operasi perusahaan diharapkan akan berjalan dengan berhasil guna dan berdaya guna, informasi yang aktual dapat diterima manajemen dan kebijaksanaan dapat diambil pada saat yang tepat sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

2. Tanggung Jawab Internal Auditor

Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah di tetapkan dengan jelas dengan kebijakan manajemen. Tanggung jawab internal auditor haruslah :

a. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan melaksanakan tanggung jawab ini dengan cara yang konsisten dengan kode etika Institute

of Internal Auditor.

b. Mengkoordinasi kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai sasaran audit dan sasaran perusahaan.

Dalam melaksanakan fungsinya, auditor internal tidak memikul tanggung jawab langsung dan tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang sedang direviu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian audit internal sama


(35)

sekali tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawabnya.

Menurut Mulyadi (2002 : 211) “Tanggung jawab internal auditor adalah untuk memantau kinerja pengendalian entitas”. Pada waktu auditor berusaha memahami pengendalian intern untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi tergantung atas sifat aktivitas audit intern tersebut.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001 : 322.1)

Auditor Intern bertanggung jawab untuk meyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakianan dan rekomendasi, informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau publik lain yang setara wewenang dan tanggun jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya tersebut, auditor intern mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.

D. Standar Audit Internal

Buku sawyers Internal Auditing (2005:23) terdapat statement on internal

auditing standart (SIAS) atau pernyataan atas standar audit internal. Standar

tersebut berisi :

1. Kontrol : Konsep dan tanggung jawab 2. Mengkomunikaasikan hasil

3. Pencengahan, pendeteksian, investigasi, dan pelaporan kecurangan 4. Keyakinan kualitas

5. Hubungan auditor internal dengan auditor luar yang indenpenden 6. Kertas kerja audit

7. Komunikasi

8. Prosedur audit analitis 9. Penentuan resiko

10. Evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran operasi atau program 11. Pernyataan Omnibus 1992


(36)

13. Menindak lanjutin laporan-laporan audit yang dilaporkan 14. Daftar kata

15. Pengawasan

16. Ketaatan audit terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum, regulasi dan kontrak.

17. Penilaian kinerja

18. Penggunaan penyediaan jasa dari luar

E. Kedudukan Internal Auditor

Internal auditor harus memperoleh wewenang dan mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pimpinan yang cukup tinggi, dalam arti pimpinan yang memiliki wewenang dan pengaruh dalam perusahaan. Jadi semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan maka semakin luas tugas yang dapat dilakukannya. Auditor harus memiliki wewenang yang cukup untuk memeriksa dan mendapatkan informasi dari tiap bagian yang diperiksa. Di samping itu temuan hasil pemeriksaan akan lebih terjamin pengamanannya dan selanjutnya pimpinan tersebut akan mengambil langkah-langkah perbaikan berdasarkan saran dan rekomendasi yang disampaikan internal auditor melalui laporannya.

Kedudukan bagian internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan yang satu dengan yang lain tentu saja tidak sama. Hal ini banyak tergantung kepada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan bagian internal audit. Bagian internal audit tidak boleh berada di bawah bagian yang di periksanya. Juga karena bagian internal audit ini adalah memeriksa, melaporkan dan menilai kebijaksanaan, rencana dan prosedur dari bagian yang diperiksa.

Penempatan bagian internal auditor secara jelas dalam struktur organisasi di sertai dengan pemisahan tugas (job description) yang jelas pula akan membawa


(37)

dampak positif dalam proses komunikasi antara internal auditor dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer. Namun sebaliknya penempatan yang tidak terarah dan jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari pemeriksaan internal kepada pihak manajemen. Karenanya perlu ditentukan secara tegas kedududukan internal auditor ini.

Suatu organisasi internal audit dianggap layak atau wajar jika dapat disusun sedemikian rupa sehingga dapat dan mampu untuk melaksanakan tugas-tugas internal audit yang menjadi tanggung jawabnya secara efektif. Untuk dapat memahami posisi yang demikian maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Internal auditor harus mendapatkan dukungan sepenuhnya dari segenap

anggota direksi dan anggota manajemen lainnya sehingga internal auditor dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, bebas dari pihak manapun juga terutama dari pihak-pihak yang diperiksa.

2) Pimpinan bagian internal audit haruslah bertanggungjawab kepada pejabat senior yang mempunyai wewenang cukup tinggi, untuk memungkinkan pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan yang bebas dan menyeluruh serta memungkinkan tercapainya tindak lanjut yang sebaik-baiknya atas rekomendasi-rekomendasi sebagaimana dikemukakan dalam laporan pemeriksaan.

3) Pimpinan bagian internal audit haruslah mempunyai jalur hubungan langsung dengan direksi yang akan berguna sebagai sarana untuk memelihara tingkat kebebasan bagian internal audit serta sebagai sarana komunikasi timbal balik untuk membicarakan hal-hal yang dianggap penting bagi kedua belah pihak.


(38)

4) Tugas, tujuan, wewenang dan tanggung jawab bagian internal audit haruslah dituangkan dalam suatu ketentuan tertulis yang seyogyanya terlebih dahulu mendapat dukungan dan persetujuan dari top manajemen.

Objektifitas dari seorang internal auditor pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang bebas dari pengaruh apa saja yang dapat melemahkan objektifitasnya, misalnya pengaruh yang dapat di timbulkan karena adanya pertentangan kepentingan sebagai akibat memeriksa suatu kegiatan yang tadinya di kerjakan oleh auditor itu sendiri. Untuk mempertahankan sifat pemerikasaan yang objektif tersebut maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Penugasan staff auditor haruslah digunakan agar tidak menimbulkan pertentangan kepentingan pada diri auditor.

b)Staff auditor harus melaporkan kepada pimpinan bagian internal audit. Apabila dia dihadapkan pada situasi pertentangan kepentingan maka pimpinannya dapat mempertimbangkan penggantian penugasan kepada staf pemeriksaan yang lainnya.

c) Sepanjang memungkinkan secara periodik penugasan para internal auditor harus di mutasikan di antara objek-objek pemeriksaan yang ada.

d)Internal auditor harus di bebaskan dari kegiatan-kegiatan operasional yang akan menjadi objek pemeriksaannya karena hal ini akan dapat menimbulkan situasi pertentangan kepentingan. Para auditor yang baru, di mutasikan dari tugas-tugas operasional di mana dia pernah bertugas sampai jangka waktu yang di anggap cukup wajar.


(39)

e) Hasil pemeriksaaan harus dibicarakan terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang di periksa untuk tujuan memperoleh hasil audit seobjektif mungkin.

Menurut Agoes (2004 : 243-246), ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur oganisasi yaitu:

1) Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan ( sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan)

2) Bagian internal audit merupakan staff direktur utama. 3) Bagian internal audit merupakan staff dari dewan komisaris. 4) Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit direktur.

1. Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan).

Sumber : Sukrisno Agoes, 2004

Gambar 2.1 RUPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Bagian Audit Direktur Keuangan

Bagian Keuangan Bagian


(40)

Pada gambar ini terlihat bahwa bagian Internal Audit berkedudukan sejajar dengan bagian keuangan dan akuntansi. Bagian internal audit sepenuhnya bertanggungjawab kepada direktur keuangan. Kelemahannya, dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja. Jika di kaitkan dengan indenpendensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit. Keuntungan posisi ini adalah laporan yang di berikan oleh internal auditor dapat segera di pelajari dan di tanggapi.

2. Bagian Internal Audit merupakan staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur utama.

Sumber : Sukrisno Agous, 2004

Gambar 2.2

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Bagian Audit Direktur Keuangan

Bagian Keuangan Bagian

Akuntansi

RUPS

Bagian Internal Audit


(41)

Pada bagian ini terlihat bahwa kedudukan Bagian Internal Audit adalah merupakan staff direktur utama. Dalam hal ini internal auditor mempunyai tingakat indenpendensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahan fungsi internal auditor pada struktur ini, bahwa direktur utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga direktur utama tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan diperbolehkan tidak dapat diambil dengan segera.

3. Bagian Internal Audit merupakan Staff dari Dewan Komisaris.

P

Sumber : Sukrisno Agous, 2004

Gambar 2.3 Dewan Komisaris

Direktur Utama

Bagian Audit Direktur Keuangan

Bagian Keuangan Bagian

Akuntansi

RUPS

Bagian Internal Audit


(42)

Pada gambar di atas terlihat bahwa Bagian Internal Audit befungsi sebagai Staff bagian Dewan Komisaris, dan posisinya berada di atas Direktur Utama. Status ini, memberikan tingkat indenpendensi yang tinggi sekali karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahan struktur ini, para anggota Dewan Komisaris, tidak setiap saat bisa ditemui, dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran-saran yang diajukan oleh internal auditor untuk mencegah dan memperbaiki . selain itu, karena tugas Dewan komisaris sangat banyak sehingga laporan yang diberikan oleh Internal Auditor tidak dapat segera dipelajari.

4. Bagian Internal Audit dipimpin oleh Direktur Internal Audit

Sumber : Sukrisno Agous, 2004

Gambar 2.4 Internal Audit

Director

Computer Audit Specialis

Quality Assurance

Supervisor Supervisor of Auditing Executive

Secretary

Supervisor of Computer Auditing

Senior EDP Auditor

EDP Auditor

Staff Auditor Lead Auditor Senior Auditor Audit Secretary


(43)

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa kedudukan bagian internal audit dipimpin oleh Direktur Internal Audit. Direktur Internal Audit mengarahkan personil dan aktivitas-aktivitas departemen audit intern dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan pelatihan staff audit. Direktur Audit Intern mempunyai akses yang bebas terhadap Ketua Dewan Komisaris. Tanggung jawab Direktur Audit Internal adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan. Auditing Supervisor membantu Direktur Audit Intern dalam mengembangkan program tahunan dan membantu mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan publik agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior Auditor menerima program audit atau intruksi untuk area audit yang ditugaskan dari Auditing Supervisor. Senior Auditing mempunyai Staff Auditor dalam pekerjaan lapangan audit. Staff auditor melaksanakan tugas pada suatu lokasi audit. Pada, struktur ini kelemahannya adalah ketika Direktur Internal Audit tidak dapat mengelola departemen audit intern dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggungjawab yang telah di setujui manajemen, sumber daya dari departemen audit intern tidak digunakan secara efektif dan efisisen.

Dari keempat alternatif di atas, menunjukkan bahwa kebebasan yang dimiliki oleh internal auditor tidak selalu sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, yang pasti dalan hal ini, semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam organisasi, maka semakin besar pula kebebasan (indenpendensi) yang dimilikinya. Keempat alternatif tersebut tergantung pada tujuan yang hendak dicapai.


(44)

Jika di lihat dari segi indenpendensi yang paling ideal adalah bagian pemeriksaan intern menerima perintah dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama, lalu laporan hasil pemeriksaan diserahkan untuk dianalisis direktur keuangan, dan hasil pengamatannya diberikan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah-langkah selanjutnya, tetapi dalam menentukan kedudukan internal auditor ini tidak hanya mempertimbangkan indenpendesinya saja, tetapi perlu juga diperhatikan ruang lingkup pengawasannya sebagai pemeriksa.

Pelaksanaan fungsi internal audit objektivitas mutlak diperlukan. Dalam hal ini, objektifitas internal auditor harus dipengaruhi oleh ketentuan dan rekomendasi auditor atas standar pengawasan yang akan ditetapkan dalam pengenbangan sistem dan prosedur yang ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang sedang diriview. Untuk menjaga objektivitas sebaiknya internal auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktivitas operasioanl yang dapat mempengaruhi objektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan.

Dari keempat pola penempatan yang dikemukakan akan menimbulkan suatu pertanyaan, yaitu pola mana yang baik. Hal ini tergantung pada tujuan yang hendak di capai oleh organisasi perusahaan tersebut.

F. Laporan Internal Auditor

Tahap terakhir dari suatu kegiatan pemeriksaan internal adalah berupa laporan internal auditor yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. laporan tersebut


(45)

merupakan sarana pertanggungjawaban internal auditor atas penugasan oleh pimpinan. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan internal auditor yang ditunjang dengan data-data yang sistematis, diinterprestasikan untuk kemudian didokumentasikan, sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap hasil pemeriksaan internal.

Laporan auditor internal pada dasarnya adalah merupakan laporan internal perusahaan. Bentuk laporan ini, dapat berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, karena bentuk yang standar tidak dapat ditetapkan berbeda dengan laporan yang dibuat oleh akuntan public. Namun, demikian laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti pendukung yang kuat. Dengan demikian laporan tersebut harus dibuat dalam bentuk yang baik dan mudah dimengerti, sehingga dengan laporan tersebut pimpinan dapat segera mengambil keputusan mengenai tindakan yang harus diambil.

Laporan pemeriksaan mempunyai tiga tujuan utama. Dalam laporan-laporannya internal auditor harus berupaya untuk :

1. Menyampaikan informasi yaitu menceritakan apa yang ditemukan auditor 2. Mendesak yaitu menyakinkan manajemen mengenai nilai dan validitas temuan

pemeriksaan

3. Mendapatkan hasil yaitu mendorong manajemen ke arah perubahan dan perbaikan.

Tindak lanjut adalah tindakan yang dilaksanakan objek pemeriksaan berdasarkan rekomendasi yang diajukan pemeriksaan. Sehubungan dengan tindak


(46)

lanjut, umumnya diperlukan adanya ketentuan yang mengharuskan pimpinan objek pemeriksaan mengajukan pernyataan tertulis mengenai tindakan yang diambil sesuai rekomendasi yang diajukan pemeriksaan.

Menurut Tugiman (2001 :75) bahwa : “ pemeriksaan internal harus terus-menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk mengetahui temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.

Internal auditor juga harus pula memastikan apakah suatu tindakan korektif telah dilaksanakan dan telah menunjukkan hasil yang diharapkan, atau manajemen senior atau dewan telah menerima resiko sebagai akibat tidak dilaksanakannya tindakan korektif terhadap berbagai temuan yang dilaporkan.

1. Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak dan terbebas dari distorsi. Berbagai temuan, kesimpulan dan rekomendasi haruslah dilakukan tanpa ada satu prasangka.

a) Bila telah ditentukan bahwa dalam suatu laporan pemriksaan akhir terdapat kesalahan atau error, pimpinan audit internal harus mempertimbangkan perlunya pembuatan laporan tambahan yang menyebutkan tentang berbagai informasi yang diperbaiki. Laporan tambahan harus dibagikan kepada seluruh pihak yang telah menerima laporan akhir sebelumnya.

b) Suatu kesalah atau error didefinisikan sebagi penulisan suatu pernyataan secara salah atau tidak dicantumkannya informasi yang penting dalam laporan pemeriksaan akhir, yang tidak sengaja terjadi.


(47)

2. Laporan yang jelas mudah dimengerti dan logis. Kejelasan suatu laporan dapat ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak diperlukan dan pemberian berbagai informasi yang cukup mendukung.

3. Laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok masalah dan menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan tersebut disusun dengan menggunakan kata-kata secara efektif.

4. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan membantu pihak yang akan diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang dibutuhkan.

5. Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitannya tidak memerlukan penundanaan dan mempercepat kemungkianan pelaksanaan berbagai tindakan efektif.

Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil pelaksanaan pemeriksaan, dan bila dipandang perlu, laporan harus pula berisikan pernyataan tentang pendapat pemeriksaan.

a. walaupun bentuk dan isi laporan pemeriksaan dapat bermacam-macam tergantung pada pengaturan atau jenis pemeriksaan, laporan tersebut paling tidak harus mengemukakan maksud, lingkup dan hasil pemeriksaan.

b. Dalam laporan pemeriksaan dapat pula mencantumkan informasi dan latar belakang dan ringakasan laporan. Informasi latar belakang antara lain menjelaskan tentang unit-unit organisasi dan kegiatan yang diperiksa dan memberikan berbagai informasi relevan yang bersifat menjelaskan. Dalam laporan pemeriksaan dapat pula dicantumkan keadaan berbagai temuan,


(48)

kesimpulan, rekomendasi pada pemeriksaan terdahulu. Hal tersebut dapat menunjukkan apakah laporan mencakup pemeriksaan yang direncanakan atau tanggapan terhadap suatu permintaan atau perintah. Apabila dicantumkan, ringkasan laporan haruslah dibuat sesuai dengan isi yang dikemukakan pada laporan pemeriksaan.

c. Pernyataan tentang maksud pemeriksaan haruslah menggambarkan tujuan pemeriksaan dan bila perlu menjelaskan pada pembaca sebab-sebab pelaksanaan pemeriksaan dan hal-hal apa saja yang diinginkan di capai. d. Pernyataan tentang lingkup pemeriksaan harus menjelaskan tentang kegiatan

yang di periksa dan mencakup pula berbagai informasi pendukung yang dianggap perlu, seperti periode waktu yang diperiksa. Berbagai kegiatan lain yang berhubungan, tetapi tidak diperiksa, harus pula diidentifikasi, bila dianggap perlu, untuk menjelaskan batasan-batasan pemeriksaan. Sifat dan luas pemeriksaan yang di laksanakan harus pula di gambarkan.

e. Hasil pemriksaaan dapat pula berbagai temuan, kesimpulan, pendapat dan rekomendasi.

f. Temuan pemeriksaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta. Berbagai temuan yang diperlukan untuk mendukung atau menghindari kesalahan pengertian tentang kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat oleh pemeriksa internal harus dicantumkan dalam laporan pemeriksaan akhir. Berbagai informasi atau temuan yang kurang penting dapat diberitahukan secara lisan atau melalui korespondensi informasi.


(49)

g. Temuan pemeriksaan dihasilkan dari proses perbandingan antara “apa yang seharusnya terdapat” dan “apa yang ternyata terdapat”. Dari hasil perbandingan tersebut, auditor internal memiliki dasar untuk membuat laporan. Apabila berbagai keadaan yang terdapat ternyata sesuai dengan kriteria, dalam laporan pemeriksaan dapat dibuat pernyataan tentang pengakuan atas hasil pekerjaan yang memuaskan.

Temuan-temuan haruslah didasarkan pada berbagai hal berikut ini:

1) Kriteria : yaitu berbagai standar, ukuran, atau harapan yang digunakan dalam melakukan evaluasi atau verifikasi (apa yang seharusnya terdapat)

2) Kondisi : yaitu berbagai bukti nyata yang ditemukan oleh pemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan (apa yang ternyata terdapat)

3) Sebab : yaitu alasan yang di kemukakan atas terjadinya perbedaan antara kondisi yang di harapkan dan kondisi yang sesungguhnya (mengapa terjadi perbedaan)

4) Akibat : yaitu berbagai resiko atau kerugian yang di hadapi oleh unit organisasi dari pihak yang di periksa dan atau unit organisasi lain karena terdapatnya kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria (dampak dari perbedaan). Dalam menentukan tingkat rresiko atau kerugian, pemeriksaan internal harus mempertimbangkan pula akibat-akibat yang ditimbulkan oleh berbagai temuan tersebut terhadap pernyataan keuangan (financial statement) organisasi.


(50)

5) Dalam laporan tentang berbagai temuan dapat pula dicantumkan berbagai rekomendasi, hasil yang di capai oleh pihak yang di periksa dan informasi lain bersifat membantu yang tidak dicantumkan di tempat lain.

6) Laporan-laporan dapat mencantumkan berbaggai rekomendasi dari berbagai perkembangan yang mungkin di capai, pengakuan terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakan korektif

a) Rekomendasi di dasarkan pada berbagai temuan dan kesimpulan pemeriksaan. Rekomendasi di buat dengan tujuan untuk meminta tindakan guna perbaikan terhadap kegiatan yang ada atau meningkatkan operasioal. Dalam rekomendasi dapat di sarankan berbagai pendekatan yang diperlukan untuk memperbaiki atau meningkatkan pelaksanaan kegiatan. Saran tersebut akan di gunakan sebagai pedoman bagi manajemen dalam mencapai hasil yang dikehendaki. Rekomendasi dapat bersifat khusus atau umum. Sebagi contoh, dalam keadaan tertentu, perlu dilakukan rekomendasi tentang suatu tindakan umum dan saran khusus bagi penerapan tindakan tersebut. Dalam keadaan ini, saran bagi pelaksanaan penyelidikan atau penelitian lebih lanjut, sudah tepat.

b) Hasil yang telah dicapai oleh pihak yang di periksa, dalam arti kemajuan yang dicapai sejak pemeriksaan terakhir atau pelaksanaan suatu operasional yang terawasi dengan baik, dapat dicantumkan dalam laporan pemeriksaan. Informai ini perlu dicantumkan untuk menggambarkan keadaan yang secara adil dan memberi sudut pandang yang tepat serta menjaga keseimbangan laporan pemeriksaan.


(51)

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sebagai pembandingan dari peneliti ini akan dibahas beberapa penelitian terdahulu yang sejenis :

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu No. Nama peneliti Judul

penelitian

Rumusan masalah

Hasil penelitian

1. Elkando F.P

Simbolon (2006) Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan Bagaimana peranan internal auditor pada PT Nindya Karya (persero) cabang Medan

Kedudukan internal auditor pada PT Nindya Karya (persero) cabang medan yang berada dibawah direktur utama telah berperan sebagai alat pengawasan yang baik. Hal ini dapat dilihat pada laporan internal auditor.

2. Uliasi Hotamuli (2006) kedudukan dan fungsi internal auditor pada PT.Bina San Prima Medan 1. apakah kedudukan internal auditor sudah efektif dalam berperan dalam pengawasan operasional perusahaan 2. apakah kendala yang dihadapi sehingga fungsi Internal auditor tidak berjalan sebagimana mestinya. Kedudukan internal auditor sudah cukup efektif karena dipimpin oleh seorang Direktur Audit dan mempunyai

hubungan yang langsung dengan pimpinan tertinggi tetapi belum efektif

karena hasil pemeriksaan yang telah

dilaporkan kurang dilakukan tindakan yang cukup baik oleh pihak manajemen.

3. Posmauli Sinaga (2005) Analisis fungsi dan kedudukan auditor internal pada PT Perkebunan Nusantara II Tanjung 1. Apakah kedudukan internal auditor dalam struktur organiasi perusahaan telah memadai atau cukup indenpendensinya

Penempatan dan fungsi kedudukan internal auditor sudah cukup memadai.


(52)

Morawa Medan

dihubungkan dengan landasan teoritis

2.sejauh mana fungsi-fungsi

internal auditor telah diterapkan dalam menilai manajemen

operasi Sumber : Diolah peneliti,2010

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian diatas yang membedakannya adalah tempat penelitian dilaksanakan di PT Telekomunikasi Medan pada tahun 2010.

H. Kerangka Konseptual

Dunia usaha yang terus berkembang menyebabkan masalah yang dihadapi juga semakin rumit dan kompleks. Hal tersebut mengakibatkan pemilik usaha atau pemimpin perusahaan akan tersita waktunya cukup banyak, sehingga untuk mengadakan pengawasan atau pengendalian terhadap kegiata operasinya sangat sulit. Akibat dari perkembangan dunia usaha yang cukup pesat dan adanya masalah yang kompleks yang terjadi di perusahaan menunutut manajemen perusahaan harus cepat dan tepat mengambil kebijaksanaan dan keputusan untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi demi kelanjutan usahanya. Dengan demikian manajemen membutuhkan informasi yang aktual agar dapat mengetahui bagaimana situasi dan kondisi perusahaannya yang sebenarnya dan masalah yang timbul dapat di ketahui sedini mungkin sehingga dapat di cari dengan cepat jalan keluarnya agar aktifitas perusahaan tidak terganggu.


(53)

Audit internal adalah pekerjaan (penilaian) yang bebas di dalam sebuah organisasi untuk memeriksa pembukuan, keuangan dan operasi-operasi lainnya, sebagai dasar bagi bantuan yang bersifat pengamanan dan kontrutif untuk pimpinan. Pekerjaan audit intern dewasa ini bukan hanya memeriksa kebenaran perhitungan matematis, akan tetapi meliputi semua operasi perusahaan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka fungi dan kedudukan internal auditor pada perusahaan PT Telekomunikasi Medan dapat digambarkan sebagai berikut :

Pengawasan

Gambar 2.6 Kerangka konseptual

Dari kerangka di atas dapat disimpulkan bagaiman hubungan antara fungsi dan kedudukan auditor pada perusahaan PT Telekomunikasi Medan.

PT TELEKOMUNIKASI MEDAN

PIMPINAN KARYAWAN

INTERNAL AUDITOR


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian kepustakaan, yaitu : Suatu penelitian yang dilakukan peneliti dengan mempelajari buku-buku yang memuat tentang judul penelitian serta dokumen lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian lapangan, yaitu : penelitian yang peneliti lakukan dengan mendatangi langsung objek lapangan yang dipilih.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari:

a. Data primer, yaitu informasi/data yang didapat dari dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau pengisian kuisoner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

b. Data sekunder, yaitu informasi/data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.

C. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan :

a. Teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap karyawan yang sedang bekerja.


(55)

b. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pimpinan, kepala bagian, dan beberapa karyawan untuk mendapatkan informasi. c. Studi literature, yaitu mengumpulkan data-data dengan cara membaca dan

mempelajari teori-teori dan literature-literatur yang berkaitan dengan fungsi dan kedudukan auditor.

D. Metode Analisis

Dalam menganalisis masalah, peneliti menggunakan 2 metode yaitu:

1. Metode Deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan sebenarnya tentang fungsi dan kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan.

2. Metode Komparatif, yaitu suatu metode analisi yang dilakukan dengan membandingkan teori-teori dengan praktek didalam perusahaan, kemudian mengambil kesimpulan-kesimpulan dan selanjutnya memberikan saran-saran dari hasil perbandingan tersebut.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian diperkirakan berlangsung dari bulan Januari 2010 sampai Mei 2010. Penelitian ini dilakukan di PT Telekomunikasi Medan.


(56)

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

Tahap penelitian Februari Maret April Mei Juni

Pengajuan judul Bimbingan proposal Seminar proposal Pengumpulan data Penulisan skripsi Bimbingan skripsi Penyelesaian skripsi


(57)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT Telekeomunikasi Medan a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedian jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesian. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta.

Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia (51,19%) dan oleh publik sebesar (48,81%). Sebagian besar kepemilikan publik (45,58%) dimiliki oleh investor asing, dan sisanya (3,23%) oleh investor dalam negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Presiden direktur Telkom pada saaat ini adalah Rinaldi Firmansyah yang menggantikan Arwin Rasyid pada 28 Februari 2007.

Era Kolonial

Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedian layanan pos dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan post telegraaf telefoon


(58)

(PTT). Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen bersejarah tersebut dijadikan sebagai patokan hari lahir Telkom.

Perusahaan Negara

Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kenudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos&Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

Perumtel

Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun Internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT Indonesia Satellite Corporate Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi Internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989, ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.


(59)

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Pada tahun 1991 perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

pada tanggal 14 November 1995 dilakukan penawaran umum perdana saham Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdangangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), Bursa Saham New York (NYSE) dan Bursa Saham London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo.

Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Penghapusan Monopoli penyelenggaraan Telekomunikasi. Memasuki abad ke-21, pemerintah Indonesia melakukan regulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.

Tahun 2001 telkom membeli 35 % saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilkan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak bulan agustus 2002 terjadi duopoly penyelenggaran telekomunikasi lokal.

Pada tahun 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan New Telkom (Telkom Baru) yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan


(60)

b. Visi dan Misi Perusahaan Visi

Telkom berusaha untuk menempatkan dairi sebagai perusahaan info

com terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke

kawasan Asia Pasifik.

Misi

Telkom mempunyai misi memberikan layanan “one stop info com

service with Exellent Quality Model as the best Managed Indonesian Corporation”. Dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan

layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalkan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

c. Layanan yang disediakan oleh Perusahaan

Telkom menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wireline), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile

service), data/internet serta jasa multimedia lainnya. Berikut adalah

beberapa layanan telekomunikasi Telkom. 1) Telepon


(61)

a) Telepon tetap (PSTN), layanan telepon tetap yang pernah menjadi monopoli Telkom di Indonesia.

b) Telkom Flexi, layanan telepon fixed wireless CDMA 2) Data/Internet

a) TelkomNet Instan, layanan akses internet dial up

b) TelkomNet Astinet, layanan akses internet berlangganan dengan fokus perusahaan

c) Speedy, layanan akses internet dengan kecepatan tinggi (brond

band) menggunakan teknologi ADSL

d) e-Business (i-deal, i-manage, i-settle, i-Xchange, TELKOMWeb

Kiontron, TELKOMWeb Plazatron)

e) Solusi Enterprise – INFONET f) TELKOMLink DINAccess

g) TELKOMlink VPN IP, layanan komunikasi data any to any

connection berbasis IP MPLS.

h) TELKOMnet Whole Sale (VPN Dial), layanan akses dial up ke internet suatu perusahaan yang dilakukan secara remote dan mobile melalui jaringan data berbasis TCP IP (MPLS/tunneling) pada TELKOMnet.

i) TELKOM ISDN, jaringan digital yang menyediakan layanan telekomunikasi multimedia, merupakan pengembangan dari sistem telepon yang telah terintegrasi.


(62)

d. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam suatu susunan hirarki dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi dapat menggambarkan bagan organisasi, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang arus tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi-fungsi pada setiap jabatan.

Umumya haruslah mempunyai struktur organisasi agar perjalanan usaha dapat berlangsung dengan baik, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efektif. Yang membedakan struktur organisasi pada perusahaan besar dan kecil adalah tingkat kerumitan masalah yang dihadapinya dan disesuaikan dengan jenis dan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Penyusunan struktur organisasi sesuai dengan prinsip organisasi yang di laksanakan sebelum operasi fisik perusahaan, agar berjalan sebagimana mestinya. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti dengan penyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam pembagian pekerjaan dalam arti pekerja mengetahui siapa yang menjadi atasan, pekerja apa yang diharapkan darinya dan apa dikerjakan, apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Oleh karena itu, struktur organisasi sangat penting perannya untuk menghindari terjadinya ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan. struktur organisasi pada PT Telekomunikasi Medan (lampiran i:63) merupakan struktur organisasi


(63)

garis (line organizing structural) dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Wakil Direktur Utama dan 3 devisi yang terdiri dari,Hard of Corporate Affair, Head of Corporate

Communication, Head of Internal Audit, divisi tersebut masing-masing

membawahi bagian-bagiannya.

2. Fungsi dan Tanggung jawab Internal Auditor dalam Perusahaan

Selanjutnya penulis akan menguraikan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian :

a. Tugas dan tanggung jawab Direktur Utama

1) Memimpin dan mengelola perusahaan sejalan dengan tujuan dan target perusahaan.

2) Memperbaiki tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan.

3) Mempertahankan dan mengelola, serta menjaga aset-aset perusahaan, dan

4) Bertanggungjawab terhadap manajemen dan kepemilikan, termasuk kesepakatan dengan pihak ketiga.

b. Tugas dan tanggung jawab Direktur Keuangan

1) Menerapkan fungsi korporat terkait dengan Direktorat Keuangan. 2) Bertanggung jawab melaksanakan fungsi keuangan terpusat,

termasuk mengelola fungsi operasi keuangan di seluruh unit usaha perusahaan, melalui financial cente, serta memastikan pengendalian seluruh kegiatan investasi anak perusahaan.


(64)

c. Tugas dan tanggung jawab Direktur Human Capital & General Affair 1) Mengelola Direktorat Human Capital & general Affair.

2) Mengelola sumber daya manusia di seluruh unit usaha melalui

Human Resources Center dan memastikan pengendalian di unit

usaha Corporate sevices lainnya, Support Service serta Enterprise

Service, termasuk Human Resources Center (HR Center), Learning Center (LEC), management Counsltan Center (MCC) Community Development Center (CDC) serta dana pension dan

lembaga lainnya.

d. Tugas dan tanggung jawab Direktur Konsumen

1) Melaksanakan fungsi manajemen penyadiaan delivery channels dan layanan konsumen bagi bisnis konsumen.

2) Mengelola delivery channel dan layanan konsumen bagi bisnis, termasuk unit lain seperti Divisi Telkom Flexi (DTF).

e. Tugas dan tanggung jawab Enterprise & Wholesale

1) Menerapkan fungsi manajemen di sektor delivery channel dan layanan konsumen di Direktorat Enterprise dan Wholesale.

2) Melaksanakan delivery channel dan layanan konsumen untuk korporat dan bisnis, yang termasuk unit-unit seperti divisi

Enterprise Service (DIVES) dan Divisi Carrier and

Interconnection Sevices (CIS).


(65)

1) Bertanggungjawab terhadap teknologi informasi dan supply

management di Direktorat Information Technology & Supply.

2) Mengelola Information Sevices Center, Supply Center dan Divisi Multimedia.

g. Tugas dan tanggung jawab Direktur Compliance & Risk Management 1) Mengelola kepatuhan, pelaksanaan hukum dan manajemen risiko di

Direktorat Compliance & Risk management.

2) Mengelola unit legal & Compliance dan manajemen resiko perusahaan.

3. Standar Audit Internal

Standar laporan keuangan terdiri dari :

a. Internal Auditor harus melaporkan hasil kerja pemeriksaan. Laporan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan informasi yang membutuhkan perhatian segera, untuk mengkomunikasikan perubahan cakupan pemeriksaan terhadap kegiatan yang direvisi, atau untuk menjaga agar manajer tetap mendapat informasi mengenai perkembangan pemerikasaan, dalam hal pemeriksaan diperpanjang untuk periode yang lama.

b. Internal Auditor harus mendiskusikan kesimpulan dan rekomendasinya dalam jenjang manajemen yang tepat sebelum menerbitkan laporan tertulis akhir. Diskusi ini akan membantu menjamin bahwa tidak ada kesalahpahaman atau kesalahtafsiran mengenai fakta dengan cara


(66)

memberi kesempatan kepada audit untuk menjernihkan unsur-unsur khusus serta untuk mengungkapkan pandangannya mengenai temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.

c. Laporan harus objektif, jelas, ringkas, konstruktir dan tepat waktu. Laporan yang objektif bersifat faktual, tidak bias dan bebas dari distorsi. Temuan-temuan kesimpulan dan rekomendasi harus dimasukkan tanpa prasangka.

d. Laporan boleh mencakup rekomendasi untuk perbaikan potensial dan penghargaan terhadap kinerja yang memuaskan serta tindakan perbaikan.

e. Pandangan audite mengenai kesimpulan atau rekomendasi pemeriksaan boleh dimasukkan kedalam laporan pemeriksaan.

4. Kedudukan Internal Auditor dalam Perusahaan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983, tugas dan kedudukan internal adalah membantu direktur utama dalam mengadakan penilian atas sistem pengendalian pengelolaan (management), dan pelaksanaanya pada badan yang bersangkutan, serta memberikan saran-saran perbaikan.

Kedudukan Internal Auditor dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilan menjalankan tugasnya. Internal Auditor haruslah ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya. Internal auditor harus mendapat dukungan yang


(67)

penuh dari setiap jajaran manajemen mulai dari top manangement hingga lini terdepan dari management. Dukungan manajemen dapat terlihat adanya kebijakan perusahaan terhadap keberadaan internal auditor, antara lain pengakuan terhadap departemen internal auditor, menempatkan auditor dalam struktur organisasi pada tingkat yang memungkinkan unit kerja tersebut untuk mempertahankan integritas dan indenpendensi. Internal auditor dipandang sebagai mitra kerja bukan sebagai mitra kerja bukan sebagai mata-mata perusahaan yang selalu mencari kesalahan orang lain.

Dalam struktur organisasi PT Telekomunikasi Medan, kedudukan internal auditor berada dibawah Direktur Utama tetapi internal auditor dipimpin oleh Komite Audit ini dapat dilihat di lampiran (i : 63) . Sehingga pemeriksaan dapat dilakukan kepada seluruh bagian.

5. Laporan Internal Auditor

Laporan hasil pemeriksaan (LHP) internal auditor merupakan suatu laporan resmi yang disampaikan pada pejabat yang berwenang, yang disusun berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP). Dalam laporan-laporannya, internal audior berupaya untuk :

a. Menyampaikan informasi, yaitu menceritakan apa yang ditemukan auditor.

b. Menyakinkan manajemen mengenai nilai dan validitas temuan pemeriksaan.


(68)

Jadi, laporan harus menyajikan temuan pemeriksaan secara jelas dan sederhana. Laporan tersebut harus mendukung kesimpulan dan bukti-bukti persuasif. Laporan itu harus memberikan arah bagi manajemen untuk mengambil keputusan dengan cara menawarkan rekomendasi-rekomendasi perbaikan.

B. Hasil Penelitian

Setelah penulis menguraikan landasan teoritis serta hasil wawancara (lampiran iii : 64) yang dilaksanakan dan yang dijalankan mengenai Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor pada PT Telekomunikasi Medan, penulis akan memberikan analisa dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penerapan pelaksanaan fungsi dan kedudukan internal auditor pada perusahaan ini dengan menggunakan metode analisis deskriptif.

1. Fungsi Internal Auditor

Fungsi internal auditor pada PT Telekomunikasi Medan memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan karena merypakan sumber bahan masukan yang indenpenden bagi manajemen untuk mengevaluasi berbagai kegiatan perusahaan. Untuk dapat menjamin pelaksanaan fungsi pemeriksaan yang baik maka internal auditor harus berpedoman pada ketentuan pemeriksaan operasional yang dihasilkan sehingga hasil pemeriksaan yang dihasilkan bermutu dalam arti memenuhi standar/ norma pemeriksaan yang dimuat dalam laporan yang akan diterbitkan.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., and Loebbecke, James K., 2000. Auditing and Integrated

Approach, alih bahasa Ilham Tjakrakusuma, jilid satu, edisi kedelapan,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Agus, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan), Edisi ketiga, jilid dua, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Boynton, Johnson., kell, 2002. Modern Auditing, Edisi Ketujuh, jilid satu.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

______,2006. Auditing (pemeriksaan Akuntansi), Edisi ketiga, jilid keempat, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen,

Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Elkarindo, 2009.” Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan”. Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Hotmauli, Uliasi, 2006. “kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Bina San Prima Medan”. Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntansi publik, Salemba

Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Salemba Empat, Jakarta.2002. _______, 2002. Auditing, Edisi keenam, cetakan satu, Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

Sinaga, Posmauli, 2005. “Analisis Fungsi dan Kedudukan Auditor Internal Pada Perkebunan Nusantara II Tanjung Murawa”. Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Sawyer, Lawrence, 2005. Audit Internal Sawyer, edisi Kelima, Terjemahan Desi Adhariani, Salemba Empat, Jakarta.

Tugiman, Hiro, 2001. Standar Profesional Audit, Edisi kelima, Kanisius, Yogyakarta.


(2)

(3)

(4)

DAFTAR WAWANCARA

1. Bagaimana kedudukan bagian internal auditor internal dalam organisasi? 2. Bagaimana dukungan dari manajemen senior terhadap internal auditor? 3. Apakah pimpinan audit internal memiliki hubungan langsung dengan

dewan direksi ?

4. Bagaimana objektivitas internal auditor dalam melakukan pemeriksaan? 5. Apakah internal auditor melaporkan kepada pimpinan internal audit

tentang keadaan konflik kepentingan?

6. Apakah tujuan, kewewenangan, dan yanggung jawab bagian internal audit didefinisikan dalam dokumen tertulis ?

7. Apakah internal auditor mendapatkan pengetahuan dan kecakapan yang penting bagi pelaksanaan praktek auditing?

8. Bagaimana kemampuan internal auditor dalam menerapkan standar pemeriksaan, prosedur dan teknik-teknik pemeriksaan?

9. Bagaimana tanggung jawab pimpinan audit internal terhadap seluruh tugas pemeriksaan internal auditor ?

10. Bagaimana hubungan/komunikasi internal audit dengan manajemen?

11. Bagaimana pedoman umum oleh manajemen atau dewan tentang lingkungan pekerjaan dan kegiatan yang akan diperiksa?

12. Bagaimana sistem pengawasan internal pada PT Telekomunikasi Medan? 13. Apakah lingkungan atau situasi organisasi membantu mengembangkan

kesadaran pengawasan?


(5)

15. Apakah telah terdapat suatu kebijakan tertulis, yang menggambarkan berbagai perbuatan yang boleh dilakukan dan tindakan yang akan dikenakan bila terjadi pelanggaran?

16. Apakah kebijakan pelaksanaan, prosedur laporan dan berbagai mekanisme lainnya telah dikembangkan untuk memonitor berbagai kegiatan dan melindungi berbagai harta khususnya di area yang memiliki resiko tinggi? 17. Apakah jalur-jalur komunikasi dapat menyediakan informasi yang cukup

dan tepat kepada manajemen?

18. Apakah bagian audit internal diberikan pedoman umum oleh manajemen dan dewan tentang lingkup pekerjaan dan kegiatan yang akan diterima? 19. Apakah sistem yang telah ditetapkan telah memberikan kepastian yang

layak dan masuk akal?

20. Apakah setiap program pemeriksaan telah disetujui untuk dilaksanakan? 21. Apakah laporan pemeriksaan akurat, objektif, jelas, ringkas, dan tepat

waktu?

22. Apakah tujuan pemeriksaan telah tercapai?

23. Apakah berbagai catatan, laporan financial, dan operasi dapat dibuktikan kebenaranya, tepat waktu dan lengkap?

24. Apakah berbagai kegiatan yang diperiksa telah memenuhi persyaratan yang diperlakukan?

25. Apakah telah ditetapkan suatu standar operasional untuk mengukur ke ekonomisan dan efisiensi?

26. Apakah standar tersebut telah dipahami dan dipenuhi?


(6)

28. Apakah prosedur pemeriksaan telah digunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan?

29. Apakah seluruh kertas kerja pemeriksaan telah mendukung laporan pemeriksaan dan seluruh pemeriksaan telah dilakukan?

30. Bila terdapat temuan pada pemeriksaan dan yang telah dilaporkan apakah dilakukan tindakan yang tepat?

31. Apakah ada tanggapan manajemen bila terdapat temuan selama pelaksanaan pemeriksaan?