Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda

(1)

PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N

SKRIPSI

KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA

PT. BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

O L E H :

N A M A : DANIEL RUDI SALAM SILABAN

N I M : 050522076

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

PROGRAM : S-1 / EKSTENSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

Dengan ini saya menayatakan bahwa skripsi dengan judul

“ Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda. “

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan / diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 29 Agustus 2008 Yang membuat pernyataan

Daniel Rudi Salam Silaban NIM.050522076


(3)

iv

Puji syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih setiaNya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda“, dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak baik dalam hal isi maupun redaksi. Skripsi ini juga dapat dijadikan bahan referensi dan diskusi dalam mempelajari dan mendalami tentang kedudukan dan fungsi internal auditor.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi ; (Alm) R.T. Silaban dan P.br. Situmorang. Saudara-saudara ; Apollo Silaban dan Kakak, Putra Langkat Silaban dan Kakak, Maringan Silaban, Imelda Silaban, dan Sondang Silaban. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


(4)

iv

2. Bapak Arifin Akhmad, SE, MSi, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak, Ketua dan Sekertaris Departemen Akuntansi Program S-1 Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Rasdianto, SE, MSi, Ak, Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan, kritikan, masukan dan motivasi bagi penulis dalam penulisan dan menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Narumondang Bulan Siregar SE, MM, Ak, dan Bapak Hasan Sakti Siregar, SE, MSi, Ak, Dosen Pembanding / Penguji satu dan dua yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis.

5. Staf dan Pegawai Departemen Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Samuel Surbakti, SE, MM, Ak, dan Bapak Sufrizal, SE, Pemimpin dan Wakil Pemimpin Cabang Pemimpin Cabang PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.

7. Bapak Kardi Nasution, Internal Auditor PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda (terhitung sampai Nopember 2007), dan Dodi Rachmad S. Harahap, SE, MM, (terhitung Desember 2008 sampai skripsi selesai).


(5)

iv Pembantu Sei Sikambing.

9. Dewi Anastasia Surbakti, yang selalu setia mendukung, memberikan doa, rasa sayang dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Rekan-rekan sekerja di PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Sei Sikambing.

11. Teman-teman alumni FE USU ; Aron, Vici, Jimmy, Juli dan Johanes.

12. Civitas GMKI Komisariat FEDITA USU dan N-HKBP Binjai Baru.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi para pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan skripsi ini, dan salam sejahtera bagi kita semuanya. Amin.

Medan, 29 Agustus 2008 Penulis

Daniel Rudi Salam Silaban NIM.050522076


(6)

Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan internal auditor terhadap operasional dan pengendalian yang berbeda-beda dalam organisasi.

Tujuan audit internal ini adalah untuk menentukan apakah :

1. Informasi keuangan dan operasional telah akurat dan dapat diandalkan. 2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3. Peaturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima

telah diikuti.

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.

5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.

Semua unsur dalam pelaksanaan internal auditor ini dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawabnya secara efektif.

Kata Kunci : Audit Internal, Internal Auditor, Pengendalian, Obyektif, Efektif & Efisien.


(7)

Internal auditing is a systematic, objective appraisal by internal auditor of the diverse operations and control within on organization.

The of internal auditing doing is to determine whether : 1. Financial and operating information is accurate and reliable 2. Risk to the enterprise are identified and minimized

3. External regulations and acceptable internal policies and proedure are followed

4. Satisfactory operating criteria are met

5. Resources are used eficiently and economically

6. The organization’s objectives are effectively archieved.

All for the purpose of consulting with management and for assisting members of the organization in the effective discharge oh their responsibilities.

Key words : Internal Auditing, Internal Auditor, Control, Objective, Effectively & Efficiently.


(8)

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 5

D.Kerangka Konseptual ……….………..……. 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditing……….………….………….. 8

B. Kedudukan Internal Auditor………..………... 13

C. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor……….……. 18

D. Program Pemeriksaan Internal Auditor………....……….... 22

E. Laporan Internal Auditor………..……… 24

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Peneltian……….….………... 29

B. Data Penelitian………...………...………. 29

C. Sumber Data……….……….. 30

D. Teknik Pengumpulan Data……...…………. 31


(9)

A. Gambaran Umum Perusahaan...32

1. Sejarah Ringkas Perusahaan...32

2. Struktur Organisasi Perusahaan... 34

3. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan... 49

4. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor…………...….. 51

5. Program Pemeriksaan Internal Auditor……….. 52

6. Laporan Internal Auditor...53

B. Analisis Hasil Penelitian... 56

1. Analisis Dan Evaluasi Kedudukan Internal Auditor... 56

2. Analisis Dan Evaluasi Fungsi Internal Auditor... 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……...………... 60

B. Saran………... 62


(10)

Gambar Judul

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor….. 7 Halaman

Gambar 1.2 Kedudukan Internal Auditor di bawah Dewan Komisaris………....17 Gambar 1.3 Kedudukan Internal Auditor di bawah Presiden Direktur…………17 Gambar 1.4 Kedudukan Internal Auditor di bawah Direktur Keuangan……….18 Gambar 1.5 Fungsi Program Audit………. 24 Gambar 1.6 Struktur Organisasi Perusahaan………...37


(11)

Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan internal auditor terhadap operasional dan pengendalian yang berbeda-beda dalam organisasi.

Tujuan audit internal ini adalah untuk menentukan apakah :

1. Informasi keuangan dan operasional telah akurat dan dapat diandalkan. 2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3. Peaturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima

telah diikuti.

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.

5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.

Semua unsur dalam pelaksanaan internal auditor ini dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawabnya secara efektif.

Kata Kunci : Audit Internal, Internal Auditor, Pengendalian, Obyektif, Efektif & Efisien.


(12)

Internal auditing is a systematic, objective appraisal by internal auditor of the diverse operations and control within on organization.

The of internal auditing doing is to determine whether : 1. Financial and operating information is accurate and reliable 2. Risk to the enterprise are identified and minimized

3. External regulations and acceptable internal policies and proedure are followed

4. Satisfactory operating criteria are met

5. Resources are used eficiently and economically

6. The organization’s objectives are effectively archieved.

All for the purpose of consulting with management and for assisting members of the organization in the effective discharge oh their responsibilities.

Key words : Internal Auditing, Internal Auditor, Control, Objective, Effectively & Efficiently.


(13)

B A B I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat perusahaan didirikan, para pendirirnya menentukan berbagai hal penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, seperti tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kegiatan bisnis yang hendak ditangani, filsafat apa yang dianut dalam menjalankan roda perusahaan, dalam sektor industri apa perusahaan akan bergerak. Tujuan perusahaan dapat dikategorikan pada tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Berbagai kegiatan bisnis diselenggarakan dengan mempedomani prinsip efisiensi, efektifitas dan produktifitas kerja. Penerapan ketiga prinsip ini tidak hanya ditujukan pada upaya untuk menghilangkan atau mengurangi pemborosan, tetapi dikaitkan dengan berbagai hal yang sifatnya mendasar bagi perusahaan, seperti peningkatan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain yang menghasilkan produk sejenis, memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, membuat pangsa pasar yang lebih besar, melakukan diversifikasi produk, memperluas operasional, perolehan keuntungan yang akan memungkinkan perusahaan memberikan dividen kepada para pemilik modal dan pemilik saham serta imbalan yang wajar kepada para langganan perusahaan.

Untuk perusahaan yang lebih besar, permasalahan yang dihadapi akan semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan pihak manajemen tidak dapat lagi terlibat


(14)

secara langsung di dalam aspek keuangan perusahaan. Manajemen memerlukan penambahan sumber daya, baik dalam segi kuantitas maupun segi kualitas. Hal ini sangat beralasan karena semakin berkembangnya suatu perusahaan, ruang lingkupnya juga akan semakin luas sehingga pemilik, pemimpin perusahaan dan karyawan telah terpisah menurut fungsinya masing-masing dan bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini perlu diadakan suatu sistem pengawasan yang efektif yang nantinya diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan di samping mencari laba, juga mencakup pertumbuhan yang terus menerus.

Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan ( Internal Auditor ) dan dapat dilakukan melalui sistem yang disebut dengan Sistem Pengawasan Intern atau Internal Control System.

Sistem Pengawasan Intern Perusahaan bertujuan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi kerja dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen melalui rencana organisasi dan metode yang serasi.

Untuk menjamin agar struktur pengawasan intern yang ada dilaksanakan dengan semestinya, diperlukan suatu bagian khusus dalam perusahaan yang disebut dengan bagian pemeriksaan internal atau bagian pemeriksaan intern. Bagian ini berfungsi untuk meneliti dan mengawasi apakah struktur pengawasan yang ada dalam perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memberi saran perbaikan kepada manajemen apabila terdapat kesalahan. Kesalahan dapat berada dalam


(15)

struktur pengawasan intern itu sendiri maupun pada pelaksanaan di lapangan. Bagian internal audit ini merupakan bagian yang terkait dalam Satuan Pengawasan Intern perusahaan.

Bagian internal audit ini dipimpin oleh seorang akuntan yang disebut sebagai internal auditor. Seorang internal auditor harus mengetahui sistem akuntansi yang baik dan tugasnya adalah memimpin bagian internal audit untuk mencapai tujuan perusahaan.

PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda merupakan salah satu cabang dari Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang berkembang sangat pesat saat ini. Pada PT. Bank Sumut pengawasan intern dilakukan oleh internal auditor yang dinamakan kontrol intern. Seiring dengan perkembangan yang pesat di PT. Bank Sumut, maka fungsi kontrol intern perlu ditingkatkan mengingat semakin padatnya kegiatan operasional dan aktivitas perusahaan yang membutuhkan pengawasan yang lebih intensif.

Untuk mendukung peningkatan fungsi kontrol intern ini, maka kedudukan kontrol intern juga harus berada pada posisi yang independen, punya wewenang dan kebijakan sendiri untuk melaksanakan tugasnya.

Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Fungsi lain yang dilaksanakan oleh bagian audit intern adalah melakukan penilaian terhadap sistem pengawasan intern yang diciptakan untuk dapat menjamin bahwa data keuangan dapat dipercaya dan apakah harta kekayaan perusahaan telah diawasi dengan baik.


(16)

Melihat banyaknya manfaat yang diberikan oleh bagian audit intern, maka bagian ini harus memiliki anggota / pegawai yang mempunyai pemahaman akuntansi dan audit yang cukup. Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, Kontrol Intern berdiri sendiri dan memiliki 1 ( satu ) orang anggota / pegawai.

Dari uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya fungsi internal auditor dalam menjalankan kegiatan usaha untuk meningkatkan kinerja efektifitas dan efisiensi perusahaan, oleh karena itu Penulis tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dan melakukan penelitian dengan judul “ Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda “

B. Perumusan Masalah

Untuk membahas suatu objek tertentu, perlu dirumuskan masalahnya sebagai bahan untuk dibahas dan dianalisa sehingga dapat diberikan saran yang bersifat korektif dan konstruktif. Adapun permasalahan yang ada di PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda adalah selama ini kedudukan internal auditor bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Cabang, namun pada saat ini kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi tidak lagi bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Cabang, melainkan bertanggung jawab langsung terhadap Satuan Pengawasan Intern yang merupakan unit tugas dari Divisi Pengawasan Kantor Pusat PT. Bank Sumut. Hal ini menyebabkan terkadang terjadinya kurang koordinasi antara Pemimpin Cabang dengan Kontrol Intern dalam hal pelaksanaan tugas.


(17)

Berdasarkan penelitian pendahuluan ini, maka Penulis mencoba merumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

“ Apakah internal auditor di PT. Bank Sumut telah berperan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan? “

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian antara lain :

1. Untuk mengetahui apakah kedudukan dan fungsi internal auditor sudah efektif berperan dalam pengawasan kinerja operasional PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi internal auditor dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

1. Untuk mengetahui sejauh mana internal auditor dapat berperan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan.

Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan pemahaman peneliti dalam hal pengetahuan tentang kedudukan dan fungsi internal auditor serta dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.

2. Memberikan bahan masukan ataupun pertimbangan bagi perusahaan dalam menerapkan kedudukan dan fungsi internal auditor agar terlaksana dengan efektif dan efisien.


(18)

3. Memberikan sumbangan pemikiran yang akan digunakan sebagai bahan masukan bagi yang berminat melakukan penelitian yang sama mengenai masalah internal auditor.

D. Kerangka Konseptual

Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor sangatlah penting dalam mengawasi kegiatan operasional perusahaan. Untuk itu, Internal Auditor harus dapat bekerja secara independen dan profesional, serta bebas untuk menentukan kebijakan yang positif dalam hal melakukan pengawasan. Fungsi internal auditor haruslah dapat memberikan pandangan dan memberikan laporan yang obyektif. Secara konsep, Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor harus dapat membantu menigkatkan efisiensi dan efektifitas serta kualitas kinerja perusahaan. Keduduka n dan fungsi Internal Auditor secara konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :


(19)

Gambar 1.1 Internal Auditor

Kedudukan Internal Auditor : 1. Independen

2. Profesional

Fungsi Internal Auditor : 1. Memberikan Pandangan 2. Laporan yang Obyektif Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada

PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda

Inti Hubungan Konsep

Melihat bagaimana Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta kualitas kinerja operasional perusahaan.


(20)

B A B II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Internal Auditing

Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit-unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta semakin rumitnya persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin memegang peranan penting dalam pemberian bantuan penyusunan laporan keuangan, bantuan dalam bidang akuntansi lainnya, pemeriksaan laporan dan pemberian nasehat di bidang manajemen. Akuntan adalah profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat pemakai jasa terutama dalam bidang pemeriksaan ( auditing ) dan bantuan dalam bidang akuntansi. Auditing didefenisikan oleh para ahli yang pada prinsipnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Auditing menurut Report of the Committee on Basic Auditing Consepts of The American Accounting Assosiation ( Accounting Review , vol 47 ) adalah :

“ Suatu Proses Sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Beberapa ciri penting yang ada dalam defenisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :


(21)

1. Suatu proses sistematis berupa serangkaian prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisir.

2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan berprasangka.

3. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas.

4. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan di mana asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.

5. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan

6. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.

7. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan atau mengandalkan hasil-hasil temuan auditor, dalam hal ini pihak manajemen, para pemegang saham, kantor pemerintah dan masyarakat luas.

Kosasih ( 2000 ; 285 ) memberikan pengertian Intenal Auditing sebagai berikut :

“Internal Auditing adalah serangkaian proses dan teknik yang menjadi saluran untuk meyakinkan manajemen dengan observasi langsung apakah pengendalian yang ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan efeltif, apakh pembukuan dan laporan keuangan telah menunjukkan gambaran aktivitas yang sebenarnya, teliti dan tepat, dan apakah setiap bagian / unit benar-benar melaksanakan kebijaksanaan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.”


(22)

Defenisi di atas menunjukkan bahwa internal auditor telah berkembang menjadi alat manajemen yang befungsi untuk menilai efisiensi seluruh aktivitas perusahaan.

Defenisi lain menurut Holmes & Burns ( 2000 : 152 ) mengenai Internal Auditing adalah :

“Internal Auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran dan masukan bagi manajemen perusahaan.”

Defenisi ini secara eksplisit menyatakan bahwa tujuan internal auditing adalah membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat dilaksanakan dengan tugas pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi jauh ke depan. Karena berkedudukan sebagai penilai yang bebas, internal auditor harus benar-benar dalam sikap dan pemikiran-pemikirannya, di samping itu harus mampu tanggap dengan ukuran-ukuran yang dipergunakannya dalam penilainnya.

Dari beberapa defenisi di atas, kita dapat memahami bahwa tujuan daripada internal auditor adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan kepada mereka analisis penilaian, rekomendasi dan komentar yang obyektif mengenai kegiatan yang diperiksa.

Pada tahun 1998, Dewan Direksi Internal Auditor ( IIA ) membentuk kelompok kerja yang merumuskan pedoman ( Guidance Task Force – GTF ) yang ditugaskan untuk mempertimbangkan perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan


(23)

terhadap standar dan pedoman lainnya. Salah satu elemen terpenting GTF adalah mengembangkan suatu defenisi baru untuk audit internal yang mampu menangkap esensi modern dari profesi tersebut secara ringkas dan jelas.

Dalam melaksanakan hal tersebut, GTF mempertimbangkan komentar dan saran dari para anggota IIA, serta defenisi berbasis kompetensi yang muncul dari draf pendahuluan atau Competency Framework For Internal Auditor ( CFIA ). CFIA mendefenisikan audit internal sebagai suatu proses yang membantu perusahaan memperoleh keyakinan bahwa resiko-resiko yang mungkin dihadapi telah dipahami dan dikelola dengan layak dalam konteks perubahan yang dinamis.

Pada tahun 1999, GTF memberikan defenisi audit internal sebagai berikut : “ Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi perubahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan.”

Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses pengelolaan resiko, kecakapan kontrol dan pengelolaan organisasi.

Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses dan teknologi. Profesionalisme dan komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam praktek profesional yang dikembangkan oleh Institute of Internal Auditor.


(24)

Tujuan audit internal dapat dicapai dengan :

1. Meneliti apakah pelaksanaan system di bidang akuntansi, keuangan, dan operasi telah cukup dan memenuhi syarat.

2. Menilai apakah kebijaksanaan, rencana, dan prosedur yang telah ditentukan telah disepakati.

3. Menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi. 4. Menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan kepada

masing-masing anggota manjemen.

Menurut Sawyer’s Internal Auditing, audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasional kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah :

1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan. 2. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3. Peraturan Eksternal serta kebijaksanaan dan prosedur internal yang bisa

diterima telah diikuti.

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.

5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.

Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dnegan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam mejalankan tanggung jawabnya secara efektif. Defenisi Internal auditing menurut Institute of Internal Auditor ( IIA ) sebagaimana tertulis di Modern Auditing ( 2002 : 491 ) adalah sebagai berikut :


(25)

“ Internal Auditing adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki kinerja organisasi. “

Audit Internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untu mengevaluasi serta meningkatkan efektifitas proses manajemen resiko, pengendalian dan pengelolaan.

Audit internal di berbagai tempat dan negara melakukan pekerjaan mereka secara berkala, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior.

Agar internal auditor dapat memberikan suatu hasil kerja yang baik serta laporannya menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dari berbagai bagian yang ada dalam perusahaan, maka internal auditor harus mempunyai sikap yang independen atas seluruh bagian yang diperiksanya. Sikap ini mutlak harus dipegangnya dalam dalam setiap tindakannya, sehingga pimpinan melalui informasi yang diberikannya dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam perusahaan secara actual. Informasi yang sifatnya demikian sangat berguna bagi pimpinan, karena dapat mengurangi risiko kesalahan di dalam mengambil keputusan.

B. Kedudukan Internal Auditor

Tujuan dari pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang obyektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya.


(26)

Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, kedudukan Satuan Pengawasan Intern dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya. Audit internal haruslah ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk dapat melakukan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasan dalam menjalankan tugasnya.

Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam menjalankan tugasnya. Internal auditor haruslah ditempatkan di posisi yang tidak bertanggung jawab langsung kepada pimpinan unit operasional perusahaan, tetapi bertanggung jawab langsung kepada manajemen perusahaan. Dengan demikian internal auditor dapat melakukan tugas, wewenang dan tangung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.

Kedudukan ataupun status internal auditor dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya di dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari departemen internal audit harus cukup untuk menyelesaikan tanggung jawab audit.

Internal auditor hanya akan bekerja secara efektif seperti yang diinginkan manajemennya jika ia bebas dalam menjalankan aktivitas yang diauditnya. Hal ini hanya akan dapat tercapai apabila internal auditor mempunyai kedudukan yang memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Untuk mencapai keadaan seperti ini, maka internal auditor harus mempunyai dukungan dari pihak manajemen dan


(27)

dewan komisaris. Dukungan tersebut seperti tertulis di “ Audit Operasional” ( 2001 : 140 ) berupa :

1. Bagian internal auditor bertanggungjawab kepada seseorang dalam organisasi yang mempunyai wewenang untuk menigkatkan independensi dan menjamin ruang lingkup pemeriksaan yang luas, komunikasi yang memadai serta sanggup menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan. 2. Internal auditor harus mempunyai komunikasi langsung dengan dewan

komisaris.

3. Status internal auditor yang meliputi wewenang dan tanggung jawab harus didefenisikan secara tertulis.

4. Internal auditor harus memperoleh persetujuan atasan dalam hal rencana kerja.

Secara umum ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam suatu struktur organisasi perusahaan Hartanto ( 2002 : 194 – 195 ) yaitu :

1. Langsung bertanggungjawab kepada dewan komisaris. Hal ini berarti bagian internal auditor bersikap independen terhadap manajemen perusahaan, bahkan karena kedudukannya yang sedemikian rupa sehingga internal auditor berhak untuk mengawasi pelaksanaan kerja dari semua level manajemen yang ada. Dengan demikian bagian ini mempunyai kedudukan yang kuat dalam perusahaan. ( Gambar.1 )

2. Internal auditor bertanggungjawab kepada direktur utama berarti internal auditor merupakan staf dari direksi perusahaan. Penempatan


(28)

kedudukan ini dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam melakukan pengawasan terhadap keseluruhan operasional perusahaan. Independensi yang dimiliki oleh internal auitor di sini masih cukup tinggi sehingga bagian-bagian perusahaan yang berada di bawah direktur utama dapat diaudit. ( Gambar.2 )

3. Alternatif ketiga internal auditor bertanggungjawab kepada direktur keuangan. Pada posisi ini terlihat bahwa internal auditor sejajar dengan bagian budget atau kasir. Independensi yang dimiliki semakin kecil seiring dengan aktifitas yang dilakukan semakin sempit. Dalam hal ini fungsi internal auditor dititikberatkan atas ruang lingkup keuangan. ( Gambar.3 )

Menurut Daryanto ( 2000 : 36 ) di atas, maka kedudukan internal auditor dapat digambarkan sebagai berikut :


(29)

Gambar 1.2

Kedudukan Internal Auditor di bawah Dewan Komisaris

Gambar 1.3

Kedudukan Internal Auditor di bawah Presiden Direktur Komisaris

Presiden Direktur Pemegang Saham

Internal Auditor Komisaris

Internal Auditor

Presiden Direktur Pemegang Saham


(30)

Gambar 1.4

Kedudukan Internal Auditor di bawah Direktur Keuangan Sumber : Daryanto (2000:36 – 38 )

C. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor

Bidang internal audit yang banyak dikenal pada mulanya hanya tertuju pada pemeriksaan data akuntansi, bidang ini lebih dikenal dengan financial audit. Namun sejalan dengan semakin mendesaknya kebutuhan akan informasi bagi manajemen sebagai input dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan, maka kegiatan operasional manajemen juga dimasukkan sebagai salah satu bidang yang diawasi dan diperiksa Internal Auditor. Bidang ini dikenal dengan nama manajemen audit.

Komisaris

Direktur Keuangan Presiden Direktur Pemegang Saham


(31)

Setelah mamahami uraian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa Internal Auditor memiliki andil yang cukup penting bagi suatu perusahaan. Sebagai seorang staf dari pimpinan perusahaan, seorang internal auditor harus dapat bertugas dengan baik, sehingga peranannya dalam menunjang sistem pengawasan intern dapat berlangsung dengan optimal.

Seorang internal auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian yang bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya.

Sejalan dengan perkembangan jaman, yaitu perkembangan sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor yang dijalankan melalui fungsi-fungsi internal auditor telah diartikan sebagai suatu pemeriksaan dan penyajian data yang obyektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas manajemen yang diperiksanya.

Di dalam buku Kosasih ( 2000 : 277 – 278 ), fungsi internal auditor digolongkan secara terperinci oleh Holmes dan Overmeyer sebagai berikut :

1. Menentukan baik tidaknya internal kontrol dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.

2. Bertanggungjawab dalam menentukan apakah pelaksanaannya mentaati peraturan, rencana, policy, dan prosedur yang telah ditetapkan sampai menilai apakah hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak.

3. Memverifikasi adanya dan keutuhan kekayaan ( assets ) termasuk mencegah dan menemukan penyelewengan.


(32)

4. Menilai kehematan, efisiensi, dan efektifitas kerja.

5. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya.

Fungsi-fungsi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dengan mengkaji ulang secara cermat atas bagian organisasi dan uraian fungsi yang menjelaskan pembagian tugas-tugas. Tinjauan ulang ini harus memperlihatkan apakah pengawasan atas setiap orang di dalam perusahaan memadai atau tidak dan tidak boleh seorangpun yang menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengawasan internal yang sehat.

2. Mengetahui apakah pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah disetujui dan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Dengan mencocokkan daftar kekayaan perusahaan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

4. Memastikan bahwa sistem akuntansi yang ada telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan perusahaan dan apakah laporan telah disusun dengan benar.

5. Dengan melaporkan secara obyektif apa yang telah ditemukan selama pemeriksaan dan memberikan rekomendasi perbaikannya kepada pihak manajemen.


(33)

Secara umum, fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan.

Internal auditor sebagai staf pimpinan perusahaan yang khusus menangani masalah internal audit harus dapat bertugas dengan baik, sehingga peranannya dalam menunjang keberhasilan struktur pengawasan intern berlangsung dengan optimal. Internal auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian yang bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya.

Fungsi internal auditor ini pada dasarnya adalah mengawasi sistem pengawasan intern dan memberikan saran serta perbaikan apabila terdapat kelemahan dan penyimpangan, baik yang terdapat dalam sistem tersebut, maupun pelaksanaannya di dalam perusahaan.

Tanggung jawab seorang internal auditor dalam perusahaan tergantung pada status dan kedudukannya di dalam struktur organisasinya. Tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok permaslahan yang dihadapi.

Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan dengan jelas melalui kebijakan manajemen perusahaan.

Menurut Holmes dan Burns ( 2000 : 153 ) bahwa tanggung jawab internal auditor haruslah :


(34)

1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan tanggung jawab ini dengan kode etik Institute of Internal Auditor .

2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai sasaran audit dan sasaran perusahaan.

Untuk menjaga obyektifitasnya, sebaiknya internal auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktifitas operasional yang dapat mempengaruhi obyektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan. Ia harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, dan prosedur, tetapi tidak berarti dapat mengambil alih tanggung jawab bagian lain yang ditugaskan.

Kedudukan internal auditor menggambarkan bagian-bagian mana saja yang dapat menjadi obyek pemeriksaannya atau dengan kata lain menunjukkan sampai di mana wewenang internal auditor. Setiap pejabat harus melaporkan aktifitasnya kepada pejabat eselon yang lebih tinggi. Dengan cara ini, tanggung jawab secara bertahap dapat dilaksanakan dan diikuti dengan baik dan benar.

D. Program Pemeriksaan Internal Auditor

Program audit merupakan perencanaan prosedur dan teknik pemeriksaan yang ditulis secara sistematis untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif. Selain berfungsi sebagai alat perencanaan, program audit juga bermanfaat untuk mengatur pembagian kerja masing-masing bagian, yaitu ;


(35)

1. Menetapkan tujuan audit dan ruang lingkup pekerjaan.

2. Memperoleh informasi latar belakang tentang aktifitas yang akan diaudit.

3. Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan audit. 4. Berkomunikasi dengan semua pihak yang perlu mengetahui tentang

audit tersebut.

5. Melakukan sesuai situasi, survei untuk mengenal dengan baik aktivitas, risiko dan pengendalian yang akan diaudit, untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang mendapat penekanan audit, serta untuk meminta komentar dan saran auditee.

6. Menulis program audit.

7. Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil-hasil audit akan dikomunikasikan.

8. Mendapatkan persetujuan atas rencana kerja audit.

Secara ringkas, program audit tersebut digunakan untuk memperoleh informasi, kemudian menguji informasi tersebut dan mencari pembenaran akan informasi tersebut. Setelah itu memonitor jalannya pemeriksaan, kemudian menelaah pekerjaan yang telah dilakukan, mencatat temuan-temuan pemeriksaan dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan kertas kerja pemeriksaan untuk kemudian ditindaklanjuti.


(36)

Fungsi program audit dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.5 Terdapat 2 ( dua ) tipe Program Audit yaitu :

1. Suatu rencana yang ditetapkan terlebih dahulu untuk melakukan audit. 2. Suatu kerangka berupa produk-produk yang dibutuhkan terlebih dahulu

yang berisi ruang lingkup, sifat, dan tujuan audit, baru kemudian melakukan audit.

E. Laporan Internal Auditor

Tahap terakhir dari suatu kegiatan pemeriksaan intern adalah berupa laporan internal auditor yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan tersebut merupakan sasaran pertanggungjawaban internal auditor atas penugasan oleh pimpinan. Internal auditor harus melaporkan hasil - hasil pekerjaan audit mereka, yaitu :

Pelaporan dan Opini Pemeriksaan - Memperoleh Informasi

- Menguji Informasi - Mencari Pembenaran

Program Audit Laporan Hasil Pemeriksaan

Dan Kertas Kerja Pemeriksaan - Rencana

- Langkah - langkah yang logis untuk pelaksanaan pemeriksaan


(37)

1. Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah pemeriksasan audit selesai. Laporan interim itu bisa dalam bentuk tertulis atau lisan dan dapat disampaikan secara formal ataupun informal.

2. Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final. 3. Laporan haruslah obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu.

4. Laporran harus menyatakan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit; dan bila tepat, laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor.

5. Laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.

6. Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam laporan audit.

7. Direktur auditing internal atau designee harus mereview dan menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan.

Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan internal auditor dengan data-data yang sistematis, diinterpretasikan untuk kemudian didokumentasikan, sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap hasil-hasil pemeriksaan intern. Melalui laporan ini, internal auditor mengungkapkan temuan-temuan baik kelemahan dan kecurangan serta rekomendasi perbaikan atas kesalahan yang ada.

Laporan internal auditor pada dasarnya adalah merupakan intern perusahaan. Bentuk laporan ini dapat berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan


(38)

perusahaan yang lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada diterapkan, berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Namun demikian laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti pendukung.

Dengan demikian laporan tersebut harus dibuat dalam bentuk yang baik dan mudah dimengerti sehingga dengan laporan tersebut pimpinan dapat segera mengambil keputusan mengenai tindakan yang harus diambil.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan menurut Sawyer ( 2003 : 295 ) di dalam menyusun laporan internal auditor :

1. Cermat 2. Jelas 3. Ringkas 4. Tepat Waktu

Laporan harus disusun dengan cermat, artinya setiap pernyataan, angka, dan referensi dapat diandalkan. Suatu laporan dianggap tidak cermat jika internal auditor,mengemukakan telah terjadi kecurangan pada salah satu unit kerja tanpa menyebutkan bentuk serta penyebab dari kecurangan tersebut, ataupun jika internal auditor menyarankan perbaikan tanpa mengemukakan apa akibatnya bila perbaikan tidak dilaksanakan.

Laporan disusun dengan jelas, artinya agar laporan tersebut jelas maka internal auditor hendaknya menghindari pemakaian bahasa yang membosankan dan struktur laporan yang jelek, karena hal ini akan mengakibatkan temuan yang penting


(39)

menjadi tidak dominan, ide-ide yang sangat perlu bagi manajemen juga tidak terkomunikasikan.

Laporan harus ringkas, maksudnya bahwa laporan itu harus terhindar dari hal-hal yang tidak relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat, dan sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan. Namun bukan berarti mengurangi sesuatu hal secara terpotong-potong. Laporan yang ringkas juga harus lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.

Laporan harus diterbitkan pada waktu yang tepat, karena laporan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir. Tidak ada artinya apabila suatu laporan yang telah dipersiapkan dengan baik namun disampaikan setelah lewat waktu.

Jika dilihat dari segi bentuk penyajian laporan menurut James D. Wilson dan John B. Campbel ( 2003 : 557 ). Maka laporan audit intern dibagi dalam 2 bentuk yaitu :

1.Tertulis ( Written ) yang terdiri dari : a. Tabulasi

- Laporan akuntansi formal - Statistik

b. Uraian / paparan singkat c. G r a f i k


(40)

2.L i s a n

a. Persentase formal group, meliputi berbagai alat visual b. Konferensi - konferensi individual

Dalam laporan lisan, informasi cenderung disampaikan tidak secara menyeluruh. Sementara laporan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap perlu ditonjolkan ( highlight ). Laporan lisan sering menjamin adanya interpretasi yang wajar mengenai data kuantitatif, sedangkan dalam laporan tertulis data disampaikan secara lengkap dan menyeluruh.


(41)

B A B III

METODE PENELITIAN

Untuk melakukan penelitian tentang internal auditor ini, maka Penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian secara langsung dengan mendatangi objek penelitian yaitu PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan melalui Internal Auditor dan bagian-bagian yang terkait, khususnya mengenai kedudukan dan fungsi internal auditor. Penelitian ini juga didasarkan pada teori-teori dari para ahli di bidang akuntansi, khususnya di bidang audit internal yang mendukung sebagai landasan teoritis dalam menganalisa data yang diperoleh di lapangan.

2. Data Penelitian

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari :

a. Data Primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, seperti hasil wawancara dengan cara tanya jawab kepada bagian-bagian yang berhubungan dengan pengawasan intern serta fungsi-fungsi Internal Auditor dalam sistem pengawasan perusahaan.


(42)

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh sehubungan dengan perusahaan yang telah terdokumentasi, seperti :

i. Sejarah ringkas perusahaan ii. Struktur Organisasi Perusahaan

iii. Standar Operasional Proseur ( SOP ) perushaan iv. Sistem pengawasan intern perusahaan

v. Uraian tugas masing-masing bagian dalam organisasi peruahaan

vi. Berbagai tugas pokok dan wewenang dari masing-masing bagian dalam organisasi perusahaan.

vii. Sistem dan prosedur kerja internal auditor yang digunakan oleh perusahaan.

viii. Laporan internal auditor pada perusahaan

Selain itu data sekunder juga bisa berupa buku-buku referensi / literatur tentang pemeriksaan intrern yang biasa dilakukan perusahaan.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah pihak-pihak yang berkaitan dengan bagian internal audit, khusunya internal auditor. Pada PT. Bank Sumut internal auditor ini bernama Kontrol Intern dengan satu orang pegawai.


(43)

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan berupa :

a. Observasi, dengan melihat dokumen kegiatan yang ada di perusahaan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan internal auditor.

b. Wawancara, merupakan pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung dengan internal auditor.

c. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan teori-teori yang mendukung dari buku-buku akuntansi untuk dibandingkan atau disesuaikan dengan sistem pemeriksaan intern yang ada di perusahaan.

5. Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan Metode Statistik Deskriptif yaitu metode yang ditujukan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya, bagaimana fungsi dan peranan internal auditor pada perusahaan untuk kemudian dibandingkan dengan teori tentang pengawasan intern serta mengambil kesimpulan dan saran-saran.

Metode analisis data ini dilakukan setelah memperoleh informasi menyeluruh dari pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yaitu bagian kontrol intern dan pimpinan perusahaan.


(44)

B A B IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda. 1. Sejarah Ringkas Perusahaan

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat BPDSU merupakan salah satu dari Bank Pembangunan Daerah yang ada di Indonesia. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara berdiri pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Kantor Cabang yang beralamat di Jalan Palang Merah sebagai kantor cabang operasional pertama. Pada tahun 1999, Pemerintah Daerah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 2 tentang status badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang kemudian diganti menjadi ( PT ) Perseroan Terbatas. PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda merupakan salah satu cabang dari PT. Bank Sumut yang berada di wilayah Kota Medan. PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda pada awalnya merupakan Kantor Cabang Pembantu yang berdiri pada tanggal 28 Februari 1991 sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor : 161/DIR/BPS-TK/SK/1991 dengan nama Kantor Cabang Pembantu Sei Serayu. Selanjutnya pada tanggal 11 September 2003 sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sumut Nomor : 198/DIR/DPP-PP/SK/2003 Kantor Cabang Pembantu Sei Serayu dinaikkan statusnya menjadi Kantor Cabang Penuh ( Cabang Induk ) dengan Nama PT. Bank Sumut Cabang Medan – I yang merupakan Kantor Cabang Ke – 18, seiring dengan


(45)

semakin kompetitifnya operasional perbankan di Sumatera Utara, dengan 3 ( tiga ) unit kantor di bawahnya, yaitu :

1. Kantor Kas Kampung Lalang. 2. Kantor Kas Sei Sikambing 3. Kantor Kas Marelan.

Pada tanggal 13 Maret 2006 sesuai dengan SK Nomor : 096/DIR/DPP-PP/SK/2006, PT. Bank Sumut Cabang Medan – I berganti nama menjadi PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda yang beralamat di Jalan Iskandar Muda No. 49 Medan dengan 7 ( tujuh ) unit kantor di bawahnya, yaitu :

1. Kantor Cabang Pembantu Kampung Lalang 2. Kantor Cabang Pembantu Sei Sikambing 3. Kantor Cabang Pembantu Marelan 4. Kantor Cabang Pembantu USU 5. Kantor Cabang Pembantu Setia Budi 6. Kantor Cabang Pembantu Simpang Kuala 7. Kantor Cabang Pembantu Pancur Batu

Saat ini PT. Bank Sumut secara keseluruhan telah memiliki unit-unit operasional sebagai berikut :

1. Kantor Cabang Konvensional : 20 unit 2. Kantor Cabang Pembantu Konvensional : 3 unit 3. Kantor Cabang Syariah : 3 unit 4. Kantor Cabang Pembantu Konvensional : 59 unit


(46)

5. Kantor Cabang Pembantu Syariah : 1 unit 6. Kantor Kas Konvensional : 1 unit 7. Automatic Teller Machine ( ATM ) : 63 unit 8. Payment Point : 2 unit

Selain unit operasional tersebut, PT. Bank Sumut telah memiliki kerja sama dengan bebrapa perusahaan besar dalam rangka meningkatkan ekspansi usaha melalui kemudahan bertransaksi, antara lain :

1. PT. Telkom dalam hal pembayaran rekening bulanan telepon.

2. PT. Garuda Indonesia Airways dalam hal pembelian tiket pesawat terbang. 3. Telkomsel, Indosat, dan Satelindo dalam hal pembayaran pulsa prabayar

dan pasca bayar.

Untuk kemudahan bertransaksi, PT. Bank Sumut juga telah ikut sebagai peserta ATM bersama yang dapat melakukan transaksi di lebih dari 13.000 ( tiga belas ribu )

unit ATM bersama yang ada di seluruh Indonesia.

PT. Bank Sumut juga telah melakukan kerja sama dengan Bank Card Malaysia, sehingga bagi nasabah PT. Bank Sumut yang pergi ke Malaysia dapat melakukan transaksi tunai dan non tunai di ATM Bank Card Malaysia

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan salah satu fungsi manajemen dalam menentukan sistem alokasi, distribusi dan koordinasi sumber daya serta pelaksanaan tujuan perusahaan


(47)

secara efisien dan efektif untuk menunjang pencapaian sasaran usaha dan bisnis perusahaan secara optimal.

Dengan demikian suatu organisasi mengandung unsur-unsur : • Adanya manajemen

• Terdiri dari sekumpulan orang - orang yang saling berhubungan satu sama lain

• Terdapat batasan-batasan yang jelas, yang membedakan dengan yang bukan anggota organisasi

• Adanya tujuan yang ingin dicapai secara bersama • Didirikan untuk jangka waktu yang lama

Penataan dan pengembangan organisasi perlu dilakukan secara berkesinambungan, karena :

• Menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, baik internal maupun eksternal organisasi

• Menyesuaikan dengan strategi yang telah ditetapkan • Pertimbangan efisiensi dan efektifitas organisasi • Kepentingan fungsi pengendalian kegiatan organisasi • Meningkatkan kinerja organisasi secara menyeluruh


(48)

Untuk melaksanakan fungsi organisasinya, maka PT. Bank Sumut mendirikan kantor-kantor cabang sebagai pelaksana operasional perusahaan.

Adapun fungsi kantor cabang adalah antara lain :

1. Menyelenggarakan kegiatan usaha perbankan berupa penghimpunan dana, penyaluran dana berupa kredit, dan jasa-jasa perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi operasionalnya sesuai rencana yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sumut Nomor : 293/DIR/DPP-PP/SK/2007 tanggal 6 September 2007 tentang Struktur Organisasi PT. Bank Sumut yang baru, berikut ini disampaikan lampiran Struktur Organisasi PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda yang merupakan kantor cabang konvensional dengan Klasifikasi Kelas II :


(49)

1. Pemimpin Cabang

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Memimpin, mengkoordinir, membimbing dan mengawasi serta melakukan penilaian pribadi terhadap kinerja pejabat dan karyawan di lingkungan Kantor Cabang.

b) Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah, penggunaan teknologi informasi, administrasi kredit, pengelolaan likuiditas serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.

c) Membimbing dan mengarahkan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran kredit, pemasaran jasa-jasa bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan kebijakan direksi pada rencana kerja bank serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.

d) Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang untuk diajukan kepada Direksi dan selanjutnya menyusun action plan, melakukan koordinasi atas pelaksanaan rencana kerja yang telah disetujui oleh Direksi.

e) Melakukan evaluasi atas performance cabang dan memberikan pengarahan dalam penyusunan program-program untuk meningkatkan performance sesuai target yang telah ditetapkan Direksi.

f) Mengadakan rapat-rapat ( yang bersifat koordinasi, bimbingan / pengarahan ataupun supervise ) untuk memelihara / meningkatkan performance cabang /


(50)

pelayanan kepada nasabah, kebersihan / kerapian kantor dan pengamanan seluruh harta benda perusahaan.

g) Menerbitkan surat-surat berharga PT. Bank Sumut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

h) Sebagai avalis promes, commercial paper dan surat berharga lainnya sesuai persetujuan Direksi.

i) Melakukan fiat bayar apabila diperlukan dan menandatangani semua surat-surat berharga, warkat-warkat, laporan-laporan dan surat-surat-surat-surat lainnya yang bersifat intern dan ekstern yang terkait dengan operasional Kantor Cabang sesuai dengan wewenang yang ditetapkan.

j) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional Kantor Cabang kepada Direksi.

k) Bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatan dokumen, arsip serta seluruh kekayaan perusahaan yang berada di lingkungan Kantor Cabang. 2. Wakil Pemimpin Cabang

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di bagian tugasnya.


(51)

c) Mewakili Pemimpin Cabang apabila diperlukan untuk mengadakan hubungan dengan pihak lain atau instansi lain sehubungan dengan pelaksanaan tugas Kantor Cabang.

d) Mengkoordinir penyusunan usulan rencana kerja dari unit kerja yang dibawahinya.

e) Sebagai salah satu anggota Komite Pemutus Kredit Kantor Cabang sesuai dengan batas kewenangannya.

f) Mengatur kebutuhan likuiditas Kantor Cabang setiap harinya..

g) Membantu Pemimpin Cabang dalam menjalin dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat terutama pemilik dana.

h) Bertanggung jawab atas seluruh tugasnya kepada Pemimpin Cabang

i) Bertanggung jawab atas kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh operasional unit kerja yang disupervisinya.

3. Pemimpin Seksi Pemasaran

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan operasional yang meliputi pemasaran dana dan kredit.

b) Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan serta action program di bidang pemasaran dana dan kredit.

c) Memberikan penilaian dan pendapat serta menandatangani laporan analisa dan taksasi barang agunan kredit yang dibuat oleh Analis Kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(52)

d) Melakukan pemeliharaan atas performance portofolio kredit yang direalisasi.

e) Melakukan penilaian dan pendapat serta menandatangani laporan analisa dan taksasi barang agunan yang dibuat oleh Analis Kredit sesuai ketentuan yang berlaku.

f) Mengajukan memorandum kepada Pemimpin Cabang / Wakil Pemimpin Cabang untuk mengadakan rapat Komite Pemutus Kredit.

g) Bersama dengan Pemimpin Cabang dan Wakil Pemimpin Cabang bertanggungjawab atas realisasi kredit yang diberikan baik dari segi penilaian kredit maupun risiko kredit.

h) Bertanggungjawab atas kelancaran penagihan pelunasan dan angsuran pokok serta bunga kredit yang telah direalisasi.

4. Pemimpin Seksi Administrasi dan Penyelamatan Kredit

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Mengkoordinir administrasi kredit dari mulai proses Perjanjian Membuka Kredit sampai dengan pencairan kredit debitur.

b) Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan administrasi kredit ( pencairan kredit ) dan penyelamatan kredit ( penagihan kredit menunggak / macet )

c) Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan serta action program di bidang administrasi dan penyelamatan kredit.


(53)

d) Membantu Pemimpin Cabang dalam penyelenggaraan kegiatan yang berhubungan dengan pemantauan secara berkeinambungan terhadap administrasi dan restrukturisasi kredit.

e) Melakukan evaluasi atas kredit yang menjadi non performing agar diketahui penyebab terjadinya kredit menjadi non performing.

f) Memaraf atau menandatangani surat-surat dan laporan-laporan yang berhubungan dengan administrasi dan penyelamatan kredit.

g) Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman laporan-laporan seksi administrasi dan penyelamatan kredit.

h) Bertanggung jawab atas pencapaian target penarikan kredit non lancar. 5. Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan nasabah

b) Menyusun rencana kerja, anggaran tahunan dan menyusun action program di bidang pelayanan nasabah.

c) Memaraf dan menandatangani pembukaan rekening tabungan, deposito, giro, penjualan cek dan bilyet giro.

d) Memeriksa dan mensupervisi kebenaran pembukuan penerimaan / penarikan setoran tabungan / deposito / giro.

e) Menerbitkan Surat Keterangan Bank ( SKB ) dan Surat Keterangan Dukungan Dana ( SKDD ).


(54)

f) Menjaga dan memelihara agar uang yang ada di khasanah cukup untuk operasi sehari-hari dan memastikan uang yang ada di Teller masih dalam batas yang ditentukan.

g) Mensahkan transaksi setoran / penarikan tabungan / deposito / giro dengan menandatangani warkat setoran dan penarikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

h) Bertanggungjawab atas semua kegiatan operasional Cabang yang berhubungan dengan tugas seksi pelayanan nasabah.

6. Pemimpin Seksi Operasional

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengaturan seluruh kegiatan operasional yang meliputi tugas pelaksana transfer / inkaso / pajak, pelaksana kliring, pelaksana verifikasi, pelaksana akuntansi IT dan laporan, pelaksana bagian administrasi umum dan administrasi kepegawaian.

b) Mengajukan usulan rencana kerja, anggaran tahunan dan action program untuk seksi operasional.

c) Mempergunakan seluruh menu aplikasi Olib’s yang terdapat pada fungsi administrator pembukuan dan atau administrator kredit dan atau supervisi kredit.

d) Memeriksa kebenaran posting transaksi seluruh kegiatan di seksinya yang diinput ke system sesuai ketentuan yang berlaku.


(55)

e) Mengawasi kegiatan keluar dan masuk, izin, mempersiapkan penggajian, upah, cuti, pinjaman, angsuran dan lain-lain keperluan pegawai Kantor Cabang.

f) Mengadministrasikan daftar wrkat-warkat yang akan dikliringkan, memeriksa surat keterangan penolakan klirng, mengawasi input data warkat-warkat klring ke Sistem Otomasi Kliring Lokal ( SOKL ) dan Sistem Kliring Nasional ( SKN ) Bank Indonesia.

g) Menyetujui izin keluar kantor pegawai pada waktu jam kerja untuk keperluan dinas dan keperluan pribadi.

h) Bertanggungjawab atas biaya yang terjadi untuk kepentingan operasional seksi yang mengacu kepada standar rasio yang sehat.

7. Kontrol Intern / Internal Auditor

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai dengan program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan system manajemen dan operasional untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik ( Good Corporate Governance )

b. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya dengan tembusan kepada Direksi melalui Divisi Pengawasan.


(56)

c. Membantu Pemimpin Cabang dalam kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan transaksi dan administrasi.

d. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran transaksi dan verifikasi nota, serta memeriksa kelengkapan persayaratan administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kemudian memberitahukan segera kesalahan transaksi atau kekurangan persyaratan administrasi kepada kepala unit terkait untuk diperbaiki atau dilengkapi.

e. Melaporkan segera kepada Pemimpin Cabang atas penyimpangan transaksi yang ditemukan untuk segera diambil tindakan dengan tembusan kepada Direksi melalui Divisi Pengawasan.

f. Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional kantor cabang kepada Pemimpin Cabang dengan tembusan kepada Direksi melalui Divisi Pengawasan.

g. Melakukan pemeriksaan secara khusus seluruh transaksi dan seluruh dokumen apabila ditemukan penyimpangan.

h. Memverifikasi kecermatan perhitungan pada voucher sampel seperti penjumlahan ke bawah dan ke samping, serta pembulatan angka desimal untuk mencegah terjadinya selisih.

i. Mengontrol sinkronisasi pembukuan antar kantor cabang agar tidak terjadi selisih pembukua n dan nota selisih.

j. Menilai prestasi kerja pegawai di lingkungan Kontrol Intern sesuai ketentuan yang berlaku.


(57)

k. Menyusun laporan manajemen sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

l. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia Bank. 8. Pelaksana Pemasaran

a. Melaksanakan tugas memasarkan produk dan jasa PT. Bank Sumut khususnya pemasaran kredit.

b. Melaksanakan tugas survey / taksasi lapangan terhadap permohonan kredit calon debitur

9. Pelaksana Analis Kredit

a. Melaksanakan tugas menganalisa hasil survey / taksasi kredit

b. Membuat proyeksi laporan keuangan calon debitur untuk kelayakan pemberian kredit

c. Merekomendasikan hasil analisa kredit kepada Pemimpin Seksi Pemasaran untuk kemudian diteruskan kepada Pemimpin Cabang.

10. Pelaksana Administrasi dan Penyelamatan Kredit

a. Melaksanakan proses pencairan kredit dari mulai pembuatan Surat Persetujuan Membuka Kredit, pembuatan nota-nota, dan mengentry nama dan nomor rekening kredit debitur ke dalam sistem untuk kemudian dicairkan melelui transaksi tunai / pemindahbukuan oleh teller.

b. Melaksanakan proses permohonan nasabah berupa Bank Garansi beserta laporan bulanannya.


(58)

c. Mengingatkan para debitur untuk membayar angsuran yang telah jatuh tempo tanggal angsurannya.

d. Melaksanakan tugas penagihan kredit terhadap debitur yang menunggak angsuran.

11. Pelaksana Pengelolaan Kas Daerah ( Kasda )

a. Melaksanakan tugas menerima setoran tunai kas daerah dari dinas-dinas pemerintahan yang menerima setoran kas daerah.

b. Melakukan konfirmasi dengan petugas dinas pemerintahan yang menangani setoran kas daerah jika ada permasalahan yang terjadi, dan mengkonfirmasikannya dengan Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah.

12. Pelaksana Pelayanan Informasi Nasabah ( Customer Service )

a. Memberikan informasi tentang perkembangan produk dan jasa Bank Sumut kepada calon nasabah dan nasabah.

b. Melaksanakan tugas membuka rekening Tabungan, Deposito, Giro.

c. Melaksanakan proses permohonan dari nasabah berupa Surat Keterangan Bank (SKB), Surat Keterangan Dukungan Dana (SKDD).

d. Melayani permasalahan / keluhan nasabah. 13. Pelaksana Pemindahbukuan ( Overbooking )

a. Melaksanakan transaksi non tunai / pemindahbukuan rekening tabungan, giro, kredit dan pembukuan.


(59)

14. Pelaksana Teller

a. Melaksanakan transaksi tunai untuk seluruh rekening yang ada, baik tabungan, deposito, giro, kredit dan setoran-setoran lainnya.

15. Pelaksana Transfer / Inkasso / Pajak

a. Melaksanakan pembuatan nota-nota transfer ( kiriman uang ) b. Melaksanakan pembuatan nota-nota inkaso

c. Menerima setoran pajak dari nasabah wajib pajak

d. Melaksanakan pembuatan setoran pajak Bank Sumut dan mengantar bukti setoran ke kantor pajak terdekat.

16. Pelaksana Verifikasi / Checker

a. Memeriksa nota-nota transaksi uang telah dibukukan oleh teller dan overbooking.

b. Melakukan proses verifikasi transaksi sebagai proses akhir dari transaksi. 17. Pelaksana Akuntansi IT dan Laporan

a. Melaksanakan pembuatan laporan mingguan / bulanan baik laporan operasional maupun laporan perkreditan.

b. Melaksanakan proses Akuntansi sesuai dengan perkembangan yang ada di dunia perbankan.

c. Mengikuti dan mengupdate perkembangan Informasi dan Teknologi seputar sistem oprasional perbankan yang sedang berlangsung.


(60)

18. Pelaksana Administrasi Umum dan Kepegawaian

a. Menatausahakan surat-surat masuk dan surat-surat keluar b. Membuat daftar dan nota-nota gaji bulanan seluruh pegawai c. Membuat nota-nota biaya rutin harian, mingguan, dan bulanan

d. Membuat daftar dan nota-nota uang makan dan uang lembur seluruh pegawai kantor cabang.

e. Mengontrol daftar kehadiran pegawai untuk dilaporkan kepada Pemimpin Seksi Operasional.

f. Mengontrol inventarisir stok barang-barang cetakan dan alat tulis kantor untuk dilaporkan kepada Pemimpin Seksi Operasional.

3. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan

Pada PT. Bank Sumut, Internal Auditor lebih dikenal dengan istilah Kontrol Intern. Bagian Kontrol Intern ini secara umum mempunyai fungsi untuk membantu Pemimpin Cabang dalam melaksanakan tugasnya. Bantuan yang diberikan tersebut berupa penilaian atas keefektifan sistem pengawasan intern dalam seluruh tingkat organisasi. Jadi pada dasarnya bagian Kontrol Intern tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap kelemahan-kelemahan yang ada dalam perusahaan, melainkan hanya melaporkan temuan-temuan yang menghambat operasi perusahaan berikut saran-saran kepada pihak manajemen.

Adapun cara penilaian sistem internal auditing perusahaan yang dilakukan oleh internal auditor pada perusahaan ini adalah sebagai berikut :


(61)

1. Melakukan pengamatan tersebut terhadap tata cara kerja masing-masing satuan atau bagian perusahaan.

2. Melakukan pengujian atas transaksi guna mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dalam prkatek dibandingkan dengan sistem yang digariskan. 3. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian atas sistem internal auditing

perusahaan, maka Kontrol Intern membuat kesimpulan atas efektifitas internal auditing perusahaan sekaligus memberikan saran-saran perbaikan.

Dalam melakukan pemeriksaannya, Kontrol Intern pada perusahaan ini melakukan pemeriksaan secara :

1. Berkala ( rutin )

Pemeriksaan berkala ini dilakukan oleh kontrol intern untuk memeriksa seluruh bagian operasional yang ada pada perusashaan. Pemeriksaan ini dilakukan dua kali di dalam satu tahun. Jadwal pemeriksaan ini telah dipersiapkan pada awal periode tahun buku, sehingga dalam pelaksanaa tugasnya untuk memeriksa setiap bagian dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan.

2. Mendadak ( Khusus )

Pemeriksaan secara mendadak dilakukan setelah melihat adanya kecurigaan yang memerlukan peninjauan ulang terhadap suatu bagian operasional perusahaan.

Baik pemeriksaan secara berkala maupun secara mendadak, keduanya dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Temuan-temuan dalam pemeriksaan tidak ada yang disampaikan secara lisan, hal ini dimaksudkan agar hasil pemeriksaan dapat


(62)

seobjektif mungkin dan lebih mudah dipertanggungjawabkan karena adanya bukti-bukti yang mendukung laporan.

Melihat begitu pentingya peranan kontrol intern ini, maka sudah sepantasnyalah kedudukan kontrol intern pada perusahaan ini diletakkan pada posisi yang cukup tinggi dan berdiri sendiri secara independen, sehingga dia dapat menjalankan tugasnya dengan baik, memberikan saran-saran dan kritik, serta bertanggungjawab langsung kepada satuan pengawasan intern kantor pusat.

Penggunaan istilah kontrol intern di PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda mendapat perhatian khusus dari penulis. Istilah kontrol intern digunakan untuk pembahasan pengendalian internal, sedangkan dalam hal ini, yang dibahas adalah auditing internal. Penggunaan istilah ini dapat membedakan fungsi dari internal auditor.

4. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor

Hasil pemeriksaan yang telah disiapkan untuk diberikan kontrol intern pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskanadar Muda adalah sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas semua operasional Kantor Cabang yang terkait dengan Kontrol Intern.

2. Bertanggungjawab atas kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman laporan-laporan yang terkait dengan Kontrol Intern.

3. Bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatan seluruh perlengkapan inventaris dan dokumen yang berada pada Kontrol Intern.


(63)

4. Mengadakan penelitian tentang perbaikan-perbaikan tata kerja atas dasar efisinesi dalam bidang accounting dan tehnik operasional.

5. Memberikan saran dan masukan kepada Pemimpin Cabang dalam hal efisiensi pengeluaran biaya operasional perusahaan.

6. Mengawasi efektivitas penggunaan alat-alat operasional milik perusahaan. 7. Mengawasi penggunaan tenaga kerja berdasarkan standard performance

yang ada.

8. Membuat analisa dan mengevaluasi sejauh mana terjadinya penyimpangan antara anggaran ( rencana kerja ) proyek dengan realisasi.

9. Memberikan saran dan masukan untuk memperbaiki penyimpangan yang sudah terjadi.

10. Menjaga rahasia perusahaan.

Pengertian tanggung jawab di sini bukan berarti bahwa kontrol intern memikul tanggung jawab langsung atas kejadian-kejadian yang diperiksanya tersebut dan membebaskan baguian yang diperiksanya dari tanggung jawab yang sebenarnya, melainkan tanggung jawab kontrol intern terbatas hanya memeriksa dan menyajikan laporan hasil audit tersebut.

5. Program Pemeriksaan Internal Auditor

Program pemeriksaan yang dilakukan oleh kontrol intern merupakan suatu perencanaan prosedur dan tehnik pemeriksaan yang ditulis secara sistematis untuk mencapai trujuan perusahaan secara efisien dan efektif. Program pemeriksaan ini


(64)

terdiri dari rencana, langkah-langkah yang logis untuk pelaksanaan pemeriksaan, kemudian bagaimana untuk memperoleh informasi, menguji kebenaran informasi tersebut dan mencari pembenaran untuk informasi tersebut untuk kemudian melaporkannya dengan opini pemeriksaan yang sehat. Program pemeriksaan ini selain sebagai alat perencanaan, juga penting untuk mengatur pembagian kerja, memonitor jalannya pemeriksaan, menelaah pekerjaan yang telah dilakukan. Fungsi program audit ini mengarah pada laporan hasil pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan ini dilaporkan dalam kertas kerja pemeriksaan yang akan ditindaklanjuti untuk diperbaiki.

6. Laporan Internal Auditor

Setelah melewati serangkaian kegiatan audit, maka sebagai suatu kesimpulanpemeriksaan, bagian intenal audit membuat suatu laporan pemeriksaan. Laporan ini pada dasarnya berisikan berbagai temuan audit, kesimpulan maupun saran perbaikan, dengan mengacu pada kertas kerja audit.

Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, laporan internal auditor disampaikan keseluruhannya dalam bentuk tertulis, baik untuk pemeriksaan rutin maupun pemeriksaan secara mendadak ( khusus ).

Selanjutnya akan diuraikan lebih lanjut tentang laporan tertulis yang dibuat internal auditor yang merupakan sarana bagi internal auditor untuk menyampaikan pertanggungjawaban secara resmi kepada pemberi tugas pemeriksaan.


(65)

1. Kesimpulan hasil pemeriksaan

Berkaitan dengan sistem internal control yang ada dan saran perbaikan bila ditemukan kekurangan / kesalahan yang dijumpai selama pemeriksaan.

2. Pelaksanaan pemeriksaan

b. Sifat pemeriksaan apakah rutin atau khusus

c. Jangka waktu lamanya pemeriksaan yang dilakukan selama 2 ( dua ) kali setahun

d. Nama – nama pemeriksa serta penentuan daerah wilayah pemeriksaan masing-masing.

3. Hasil Pemeriksaan

Memuat perincian item-item yang diperiksa dengan menyebutkan langkah yang telah dilakukan dan hal-hal yang ditemukan dalam rangka pemeriksaan beserta pandangan atau saran yang perlu diberikan.

4. Lampiran

Membuat daftar tabel, perhitungan-perhitungan, dan lain-lain yang merupakan kertas kerja pemeriksa yang bertujuan untuk lebih memperjelas data laporan.

Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, laporan yang disajikan oleh internal auditor cukup memenuhi landasan teori yang ada. Perusahaan juga menetapkan criteria yang secara umum diterapkan dalam penyusunan laporan internal auditor yaitu :


(66)

1. Laporan harus jelas, teratur, singkat, dan dapat dimengerti dengan baik oleh manajemen.

2. Laporan harus menggunakan bahasa yang tepat dan baik

3. Tanggapan-tanggapan atas pemeriksaan berdasarkan temuan factual dan berorientasi kepada masa yang akan dating.

4. Rekomendasi-rekomendasi yang dibuat harus praktis, dapat dilaksanakan serta memperhitungkan jumlah biaya dengan keuntungan ataupun penghematan yang diperoleh

5. Kebiasaan-kebiasaan yang sehat yang ada pada perusahaan dan dapat menaikkan produktivitas kerja.

Pada dasarnya bentuk laporan yang resmi dari bagian internal audit dibuat dalam bentuk tertulis, sedangkan laporan lain yang mendukung laporan tersebut dilaporkan dalam bentuk lain. Alasan laporan lisan ini disampaikan oleh bagian internal audit adalah karena :

1. Laporan lisan lebih cepat sehingga pada atasan dapat diberikan informasi dengan segera.

2. Laporan lisan memungkinkan pemeriksa memberikan alasan tandingan dan informasi tambahan yang mungkin diperoleh Pemimpin Cabang. 3. Laporan lisan menimbulkan tanggapan-tanggapan secara tatap muka dan

pemeriksa dapat menjelaskan sikap dan pendiriannya.

4. Laporan lisan dapat menghilangkan kesalahpahaman dalam hal-hal tertentu antara manajemen dengan bagian internal audit.


(67)

5. Laporan lisan akan meningkatkan hubungan antara pihak manajemen dengan bagian internal audit.

Setelah laporan selesai disampaikan, maka dilanjutkan dengan melakukan tindak lanjut pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor yaitu sebagai berikut :

1. Mengevaluasi hasil audit yang dilakukan sebagai referensi dalam melakukan kebijakan di masa yang akan dating

2. Menelusuri catatan non keuangan maupun catatan keuangan, baik itu berupa verifikasi kecermatan perhitungan dan verifikasi kecermatan pencatatan data.

3. Pengungkapan transaksi-transaksi yang tidak memiliki tanda persetujuan yang telah terjadi dengan melihat bukti tanggal pencatatan transaksi.

A. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis dan Evaluasi Kedudukan Internal Auditor

Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda pengawasan ini dilakukan oleh bagian yang dikenal dengan Kontrol Intern ( internal audit ) atau di lingkungan perusahaan lebih dikenal dengan nama SPI ( Satuan Pengawasan Intern ). Seperti yang terlihat pada struktur organisasi PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, bagian internal audit bertanggung jawab langsung kepada Satuan Pengawasan Intern Kantor Pusat PT. Bank Sumut. Ini juga berarti bahwa Manejer Internal Audit bertanggung jawab kepada Satuan Pengawasan Intern.


(68)

Secara teoretis posisi ini dianggap baik karena independensi yang dimiliki internal audit cukup tinggi, terutama dalam melakukan internal audit terhadap bagian-bagian lain yang ada.

Dengan demikian dapat kita simpulkan beberapa hal keuntungan yang diperoleh tentang penempatan internal auditor sebagai staf Pemimpin Cabang yang bertanggung jawab langsung ke Satuan Pengawasan Intern, yaitu :

1. Dengan posisi internal auditor bertanggung jawab langsung terhadap SPI, maka diharapkan internal auditor mendapat dukungan sepenuhnya dalam melaksanakan tugasnya, sehingga memudahkan bagi internal auditor dalam bertindak sesuai dengan wewenangnya.

2. Tindakan kebebasan dapat dipertahankan dan cukup memadai sehingga memungkinkan untuk dapat melakukan pemeriksaan yang objektif.

3. Adanya wewenang yang cukup luas dalam melakukan pemeriksaan yaitu seluruh bagian yang ada pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.

Walaupun kedudukan ini cukup bagus, namun dalam melakukan pemeriksaan, internal auditor tidaklah langsung saja ke objek pemeriksaan, melainkan dengan memberi tahu terlebih dahulu bagian tersebut dengan tujuan agar pelaksanaan pemeriksaan berjalan dengan lancar serta mendapat dukungan dari pemimpin bagian tersebut.


(69)

2. Analisis dan Evaluasi Fungsi Internal Auditor

Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, pengawasan ini dilakukan oleh bagian yang dikenal dengan Kontrol Intern atau di lingkungan perusahaan dikenal dengan nama SPI ( Satuan Pengawasan Intern ). Secara garis besarnya, fungsi internal auditor itu dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Mengadakan pengamatan, analisa, dan evaluasi terhadap pelaksanaan operasi, penggunaan sumber daya dan dana dalam pelaksanaan tugas pokok perusahaan.

b. Mencegah dan menemukan kecurangan serta pemborosan dengan melaksanakan prosedur pemeriksaan yang baik.

c. Menyarankan penyempurnaan system internal control yang dimiliki perusahaan, bila dipandang perlu, di mana sebelumnya diadakan evaluasi terhadap system pengawasan yang ada.

d. Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan telah ditaati sebagaimana mestinya.

e. Memberikan masukan dan saran kepada pimpinan dalam bentuk laporan internal audit kepada pimpinan.

Fungsi-fungsi di atas sudah cukup memadai bagi perusahaan karena sudah mencakup seluruh bagian. Berdasarkan pembagian tersebut maka penulis berpendapat bahwa fungsi internal auditor PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda secara umum sudah baik dan di sini dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima fungsi internal auditor secara umum telah sesuai dengan landasan teoretis yang ada yaitu


(70)

memastikan jalannya aktifitas perusahaan berdasrakan peraturan yang berlaku, selain itu untuk mebantu semua bagian yang sifatnya mendidik dan memperbaiki kesimpulan yang dilakukan, mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan mutu, yaitu dengan memberikan penilaian terhadap prestasinya. Tujuan ini sangat baik untuk kemajuan perusahaan.

Seperti yang terlihat pada struktur organisasi PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, bagian internal audit bertanggung jawab langsung kepada Satuan Pengawasan Intern ( SPI ) Kantor Pusat PT. Bank Sumut.


(71)

B A B V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir dari skripsi ini penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan mengenai fungsi dan peranan internal auditor dalam menilai operasional manajemen perusahaan pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda. Kesimpulan yang diperoleh tersebut didasarkan atas uraian-uraian dari bab I hingga bab IV sebelumnya. Penulis akan mencoba memberikan saran-saran yang sifatnya membangun dan mudah-mudahan dapat berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Fungsi internal auditor pada perusahaan merupakan fungsi pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pemeriksaan terhadap bagian-bagian yang ada di perusahaan. Pelaksanaan pengawasan ini merupakan fungsi yang efektif, yang dilakukan oleh internal auditor telah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Ruang lingkup pemeriksaan yang dilaksanakan internal auditor meliputi seluruh aspek kegiatan perusahaan guna mencapai efisiensi dan efektifitas yang bukan saja menyangkut keuangan, tetapi juga menyangkut operasional.


(1)

2. Analisis dan Evaluasi Fungsi Internal Auditor

Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, pengawasan ini dilakukan oleh bagian yang dikenal dengan Kontrol Intern atau di lingkungan perusahaan dikenal dengan nama SPI ( Satuan Pengawasan Intern ). Secara garis besarnya, fungsi internal auditor itu dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Mengadakan pengamatan, analisa, dan evaluasi terhadap pelaksanaan operasi, penggunaan sumber daya dan dana dalam pelaksanaan tugas pokok perusahaan.

b. Mencegah dan menemukan kecurangan serta pemborosan dengan melaksanakan prosedur pemeriksaan yang baik.

c. Menyarankan penyempurnaan system internal control yang dimiliki perusahaan, bila dipandang perlu, di mana sebelumnya diadakan evaluasi terhadap system pengawasan yang ada.

d. Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan telah ditaati sebagaimana mestinya.

e. Memberikan masukan dan saran kepada pimpinan dalam bentuk laporan internal audit kepada pimpinan.

Fungsi-fungsi di atas sudah cukup memadai bagi perusahaan karena sudah mencakup seluruh bagian. Berdasarkan pembagian tersebut maka penulis berpendapat bahwa fungsi internal auditor PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda secara umum sudah baik dan di sini dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima fungsi internal


(2)

memastikan jalannya aktifitas perusahaan berdasrakan peraturan yang berlaku, selain itu untuk mebantu semua bagian yang sifatnya mendidik dan memperbaiki kesimpulan yang dilakukan, mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan mutu, yaitu dengan memberikan penilaian terhadap prestasinya. Tujuan ini sangat baik untuk kemajuan perusahaan.

Seperti yang terlihat pada struktur organisasi PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, bagian internal audit bertanggung jawab langsung kepada Satuan Pengawasan Intern ( SPI ) Kantor Pusat PT. Bank Sumut.


(3)

B A B V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir dari skripsi ini penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan mengenai fungsi dan peranan internal auditor dalam menilai operasional manajemen perusahaan pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda. Kesimpulan yang diperoleh tersebut didasarkan atas uraian-uraian dari bab I hingga bab IV sebelumnya. Penulis akan mencoba memberikan saran-saran yang sifatnya membangun dan mudah-mudahan dapat berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Fungsi internal auditor pada perusahaan merupakan fungsi pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pemeriksaan terhadap bagian-bagian yang ada di perusahaan. Pelaksanaan pengawasan ini merupakan fungsi yang efektif, yang dilakukan oleh internal auditor telah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Ruang lingkup pemeriksaan yang dilaksanakan internal auditor meliputi seluruh aspek kegiatan perusahaan guna mencapai efisiensi dan efektifitas yang bukan saja menyangkut keuangan, tetapi juga menyangkut operasional.


(4)

3. Kedudukan internal auditor pada struktur organisasi perusahaan yaitu bertanggungjawab langsung kepada Satuan Pengawasan Intern ( SPI ) Kantor Pusat PT. Bank Sumut merupakan unsur pengawasan di dalam perusahaan yang membantu pimpinan dalam melaksanakan operasional perusahaan. Penempatan ini sangat penting artinya untuk menjaga unsur independent dari fungsi pengawasan tersebut. Kedudukan ini merupakan kedudukan yang cukup efektif bagi internal auditor.

4. Pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor ada yang bersifat rutin dan ada yang bersifat mendadak dan dianggap menyimpang serta diperlukan dengan segera untuk pengambilan keputusan oleh pimpinan perusahaan.

5. Laporan hasil pemeriksaan dari internal auditor sudah cukup baik. Setiap laporan hasil pemeriksaan dari internal auditor disampaikan kepada pimpinan perusahaan untuk setiap objek pemeriksaan yang diperiksa, dan dengan adanya laporan tersebut pimpinan perusahaan dapat mengambil keputusan dalam menentukan rencana dan kebijaksanaan selanjutnya. 6. Kelemahan yang dilihat penulis adalah proses pemeriksaan yang kurang

intens, kemudian tindak lanjut yang berjalan lambat dan memakan waktu yang lama dalam memprosesnya.

7. Kedudukan internal auditor yang bertanggung jawab langsung kepada Satuan Pengawasan Intern Kantor Pusat sangat tepat, karena posisi ini


(5)

dapat mengantisipasi terjadinya kerawanan kesalahan dan penyelewengan yang dilakukan oleh Pemimpin Cabang.

B. Saran

1. Sebaiknya dalam melakukan / memproses suatu kasus harus dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga tindak lanjut atas kesalahan tersebut dapat sesegera mungkin diatasi dan diperbaiki. Sebagai contoh : temuan berkas kredit yang tidak lengkap secara administrasi harus segera dilengkapi dengan menghubungi nasabah yang bersangkutan serta menghimabunya untuk segera melengkapsinya. Contoh yang lain : berkas pembukaan rekening tabungan yang tidak lengkap secara administrasi juga harus segera dilengkapi karena akan menyulitkan dalam hal transaksi. 2. Penggunaan istilah kontrol intern sebaiknya diganti dengan internal

auditor, hal ini disebabkan istilah kontrol intern berbeda artinya dengan internal auditor.

3. Dalam hal disiplin kinerja, apabila seorang pegawai yang melakukan kesalahan harus segera diproses dan dijatuhi hukuman sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan demikian pegawai tersebut dapat lebih disiplin dalam bekerja dan pegawai yang lain tidak akan melakukan kesalahan yang sama ataupun kesalahan linnya. Hal ini akan sangat berguna bagi kemajuan perusahaan yang didukung kinerja pegawai yang


(6)

63 Agus, Sukrisno, 2001. Auditing (Pemeriksaan Akuntan), Jilid Dua, Edisi ketiga,

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Boynton, C, William, 2002. Modern Auditing, Alih bahasa Sugiyarto, Rajoe Paul A, Budi Ichsan Setiyo, Jilid Satu, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dan M Guy, 2002. Auditing, Alih bahasa Sugiyarto, Rajoe Paul A, Budi Ichsan Setiyo, Jilid Satu, Edisi kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Daryanto, Iman, 2000. Peran dan Kedudukan Pemeriksa Intern Dalam Manajemen, Majalah Akuntansi, No.3, Tahun VII Ikatan Akuntan Indonesia.

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Hartando, D. 2002, Akuntansi Untuk Usahawan, Edisi Pertama, Lembaga Penerbit Facultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Hiro Tugiman, 2001. Standar Profesional Audit Internal, Edisi Kelima, Kanisius, Yogyakarta.

Holmes, Arthur W, and David C. Burns, 2000. Auditing Standard and Procedures, Edisi Kesembilan, Jilid Satu, Terjemahan Moh. Badjuri, Erlangga, Jakarta.

Kosasih, Ruchyat, 2000. Peranan dan Fungsi Internal Auditor, Edisi III. PT Eresco, Bandung.

Sawyer, 2005. Internal Auditing, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Tunggal Amin Widjaya, 2005. Memahami Internal Auditing, Harvarindo, Jakarta. Wijayanto Nugroho, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Editor : Yati Suminarti,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wilson, James D, and Jhon B, Campbel, 2003. Controllership Tugas Akuntan Manajemen, Edisi Ketiga, Terjemahan Tjintjin Fenix Tjandra, Erlangga, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba