Pertanggungjawaban Pidana TINJAUAN PUSTAKA

18 Pengertian anak saat ini belum terdapat persamaan pendapat sampai umur berapa seorang anak masih dapat disebut sebagai seorang anak-anak, remaja dan dewasa. Masa kanak-kanak dibagi menjadi tiga tahap, yaitu masa bayi berumur 0-2 tahun, masa kanak-kanak pertama umur 2-5 tahun dan masa kanak-kanak terakhir yaitu umur 5-12 tahun. Pada masa bayi, keadaan fisik seorang anak masih sangat lemah sehingga sangat tergantung kepada pemeliharaan orang tua terutama dari seorang ibu. 13 Selain itu terdapat pengertian mengenai kriteria anak, ini sebagai akibat tiap-tiap peraturan perundang-undangan mengatur secara tersendiri kriteria tentang anak. Pengaturan batas usia anak ini berbeda-beda dalam peraturan perundangan-undangan, misalnya: 1. Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Pasal 1 ayat 1: “Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin” 2. Anak Nakal adalah: a. Anak yang melakukan tindak pidana b. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan perundang-undangan maupun peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No. 3 Tahun 1997. 13 Gatot Suparmono, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana, Aksara Baru, Jakarta, 1998. hlm.12. 19 3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP KUHP tidak memberikan rumusan secara eksplisit tentang pengertian anak, tetapi pembatasan usia anak dapat dijumpai antara lain pada Pasal 45 dan Pasal 46 yang memakai batasan usia 16 enam belas tahun. 4. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata BW Pasal 330 ayat 1 BW membuat batas antara belum dewasa minderjarigheid dengan telah dewasa meerjarigheid, yaitu 21 tahun, kecuali anak itu sudah kawin sebelum berumur 21 tahun dan pendewasaan Pasal 419. 5. Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Pasal 1 angka 2: “Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun dan belum pernah kawin”. 6. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 angka 5: “Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 delapan belas tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya”. 7. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 1: “Anak adalah seorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. 8. Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal 1 angka 3: “Anak adalah anak yang telah berumur 12 dua belas tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun”. 20

C. Pengertian Tindak Pidana Pengeroyokan

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Indonesia, pelaku merupakan arti dari pembuat dalam pandangan yang sempit. Pembuat itu sendiri merupakan bagian dari pernyertaan, yang menurut Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP adalah mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan. Jadi pelaku dalam hal ini melakukan perbuatan pidannya secara bersama- sama atau lebih dari 1 satu orang. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP telah memuat pasal yang mengatur tentang tindak pidana yang dengann terang-terangan dan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap orang yang menyebabkan luka-luka. Tindak pidana ini sering juga disebut Tindak Pidana Pengeroyokan. Pengeroyokan adalah istilah pidana tentang Tindak Pidana pada Pasal 170 KUHP: 1 Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 2 Yang bersalah diancam: Ke-1. Dengan pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun, jika dengan sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka. Ke-2. Dengan pidana paling lama 9 Sembilan tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat. Ke-3. Dengan pidana paling lama 12 dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.