Prosedur Penelitian KAJIAN PUSTAKA
57
c. Serat dibersihkan dari larutan alkali dengan air aquades. d. Serat ijuk dipanaskan di oven atau tungku pemanas dengan temperature 80
Celsius selama 15 menit sebelum diuji.
Gambar 3.11. Pengovenan serat ijuk.
e. Serat ijuk dipotong menjadi 3 variasi, yaitu 30 mm, 60 mm dan 90 mm.
Gambar 3.12. Pemotongan serat ijuk 3 cm.
58
Gambar 3.13. Pemotongan serat ijuk 6 cm.
Gambar 3.14. Pemotongan serat ijuk 9 cm
3. Pembuatan Tabung Vakum
Gambar 3.15. Pembuatan tabung vakum dengan pressure gauge.
59
4. Pembuatan Inkubator
Gambar 3.16. Pembuatan inkubator untuk proses curing dengan kaca tebal 5 mm.
5. Mempersiapkan resin Epoxy berikut dengan hardener katalis.
Gambar 3.17. Resin dan hardener dengan perbandingan 1 : 1.
60
6. Mempersiapkan cetakan Acrylic. Cetakan papan komposit berukuran 12,7 cm x 10,1 cm x 1,3 cm bagian
dalam.
Gambar 3.18. Pembuatan cetakan komposit.
7. Aseton atau ethanol untuk membersihkan alat pencetak. 8. Pelumuran Wax pada cetakan.
9. Pencetakan spesimen uji. a. Alat pencetak dibersihkan dengan kuas yang telah dibasahi aseton.
b. Wax dioleskan pada permukaan alat pencetak agar papan komposit yang dicetak tidak melekat pada cetakan.
c. Menyiapkan wadah tempat pencampuran resin dengan hardener dari gelas ukur yang diberi penutup dan dilapisi oleh lilin malam agar tidak ada
udara kondisi vakum.
61
d. Tutup wadah yang telah dilubangi sebanyak 3 buah disambungkan dengan dua buah selang, selang pertama dari resin atau hardener menuju ke wadah
dan selang satunya dari wadah menuju vakum.
Gambar 3.19. Tabung vakum untuk pencampuran Epoxy.
e. Resin Epoxy dicampurkan dengan katalis di dalam wadah yang telah ditutup dengan cara menyambungkan selang keluar ke tabung vakum
untuk mencegah sisa resin atau hardener masuk ke dalam pompa vakum.
Gambar 3.20. Tabung vakum dengan pressure gauge.
62
f. Lalu memasukkan selang masuk, pertama dari hardenernya terlebih dahulu sampai di indikator 100 ml.
Gambar 3.21. Hardener sebanyak 100 ml pada gelas ukur
g. Melepaskan selang yang digunakan untuk memasukkan hardener dan memasukkan selang baru untuk memasukkan resin.
h. Kemudian memasukkan resin dengan cara yang sama seperti pada hardener hingga cairan mencapai indikator 200 ml pada gelas ukur.
Gambar 3.22. Campuran resin dengan hardener pada gelas ukur.
i. Lalu aduk campuran antara resin dengan hardener sampai merata dengan batang pengaduk.
63
j. Menyiapkan serat ijuk pada cetakkan, dan menimbangnya dengan tepat sesuai dengan variasi.
Gambar 3.23. Serat ijuk yang ditimbang untuk prosentasi massa.
k. Menutup cetakan yang telah diisi oleh serat ijuk dan diputari selang yang tiap sudutnya telah dilubangi dan disambungkan dengan tabung vakum.
Kemudian tutup dengan penutup berbahan kaca setebal 6 mm dan lapisi lagi dengan plastik berbahan Polyethylene dan sambungkan dengan selang
pada bagian atasnya untuk menyalurkan campuran resin dengan hardener kedalam cetakan.
Gambar 3.24. Spesifikasi cetakan pada sistem vakum.
64
Gambar 3.25. Sistem vakum untuk pencetakan
l. Menyalakan pompa vakum dengan keadaan selang masuk dari wadah campuran resin dengan hardener tertutup dijepit, sehingga plastik
polyethylene menekan cetakan dan memastikan tidak ada kebocoran udara pada sistem cetakkan. Jika terjadi kebocoran udara, dapat menggunakan
lilin malam untuk menutupnya. Lalu menutup katup pada tabung vakum sehingga tekanan pada sistem cetakan tertahan di 20 psi.
Gambar 3.26. Pressure gauge berada pada 20 psi tekanan vakum.
m. Memasukkan selang masuk pada wadah campuran resin dan hardener epoxy, sehingga cairan mengalir memasuki cetakan dan membasahi serat
sampai cetakan dipenuhi dengan cairan epoxy.
65
n. Memperhatikan tekanan, jika kurang dari 20 psi, pompa vakum dinyalakan lagi.
o. Ketika sudah penuh, maka cairan epoxy yang berlebih akan mengalir melalui saluran keluar yang menuju tabung vakum, biarkan selama 5 menit
sehingga epoxy benar-benar memenuhi seluruh kapasitas cetakan. p. Menutup saluran masuk dan saluran keluar dengan penjepit, lalu
melepaskannya dari tabung vakum dan wadah campuran epoxy. q. Memasukkan campuran antara serat ijuk dengan epoxy komposit ke
dalam inkubator dengan panas ± 80º C. r. Tunggu sampai komposit menjadi keras, kurang lebih selama 15 menit.
s. Keluarkan komposit dalam cetakan dari inkubator dan biarkan sampai suhunya turun
t. Lepas semua sistem cetakan, dan buka cetakan menggunakan alat bantu seperti cutter, palu kecil dan alat bantu lainnya.
10. Finishing spesimen uji. a. Papan komposit yang telah dilepaskan dari cetakan kemudian di gerinda
terlebih dahulu dan ditimbang.
66
b. Kemudian dipotong sebanyak 6 buah sesuai dengan ukuran standar ASTM D 6110-04
Gambar 3.27. Pemotongan papan komposit hasil cetakan.
c. Setelah pemotongan, spesimen di gerinda agar mendekati ukuran standar.
Gambar 3.28. Penggerindaan spesimen yang telah dipotong.
67
d. Lalu setelah digerinda, dilakukan pengamplasan dengan mesin grinding dengan kecepatan 200 rpm dan kekasaran permukaan amplas
bervariasi.
Gambar 3.29. Polish spesimen dengan mesin polisher.
Tabel 3.1. Variasi Pengamplasan Kekasaran
RPM Waktu
80 200
120 detik 400
200 120 detik
800 200
120 detik 1000
200 variatif
68
e. Setalah sesuai dengan standar ASTM, lalu dibuat takikkan dengan kedalaman ±2,00 mm menggunakan mesin gerinda.
Gambar 3.30. Pembuatan takikan dengan mesin gerinda. f. Tahap finishing selesai, semua spesimen diberi label.
Gambar 3.31. Pelabelan Spesimen.
69
11. Pengujian Sifat mekanik Pengujian serat ijuk dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu
a. Uji Impact Pengujian kekuatan impact papan komposit serat ijuk bertujuan untuk
mengetahui ketangguhan papan komposit serat ijuk terhadap pembebanan dinamis. Penentuan kekuatan impact dilakukan berdasarkan standard
pengujian ASTM nomor: D 6110 – 04, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Mempersiapkan alat uji kekuatan impact Resil Impactor CEAST. 2 Mengatur energi yang akan digunakan dalam pengimpakan spesimen,
yaitu sebesar 2 Joule sesuai dengan standar ISO 179-1-2010.
Gambar 3.32. Pengaturan energi pendulum. 3 Melepaskan godam tanpa spesimen untuk mengetahui kerugian gesekan
yang terjadi dan hasilnya dicatat. 4 Papan komposit yang telah dipotong diletakkan pada span yang
berjarak 62,00 mm. 5 Godam diposisikan tepat diatas papan komposit.
70
6 Godam dilepaskan secara spontan dengan menarik tuas dan menumbuk papan komposit
Gambar 3.33. Pelepasan tuas pada pengujian impak. 7 Energi yang dihasilkan kemudian dicatat.
Gambar 3.34. Pencatatan energi yang tercatat.
71
b. Pembuatan spesimen Mikroskop Optik OM Pembuatan spesimen mikroskop optic ini dilakukan setelah pengujian
impact. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut : 1 Spesimen dipotong dengan menggunakan gergaji besi berbentuk kubus
dekat dengan patahan. 2 Haluskan hasil pemotongan dengan kertas amplas 80, 240, 400, 1000
dan 1500. 3 Spesimen untuk pengamatan OM siap untuk diamati.
c. Pembuatan spesimen Scanning Electron Microscope SEM. Pembuatan spesimen ini dilakukan setelah spesimen diteliti dengan
menggunakan mikroskop optik, cara pembuatan spesimen sebagai berikut : 1 Spesimen dipotong dengan bentuk kubus dekat dengan patahan.
2 Gerinda spesimen tersebut. 3 Ukuran yang dibuat sesuai dengan bentuk kubus dengan panjang tiap
sisinya sebesar 5 mm. 4 Spesimen untuk pengamatan SEM siap untuk diamati.
d. Pengamatan dengan SEM Awal. 1 Pemasangan spesimen pada cawan SEM dengan menggunakan pita
karbon carbon tape. 2 Pelapisan sisi-sisi spesimen uji dengan carbon ink untuk membantu
konduktifitas spesimen uji.
72
3 Proses pelapisan
permukaan spesimen
uji dengan
platina coathingsputtering dengan mesin auto coather.
4 Menghidupkan perangkat pengamatan SEM. 5 Penempatan spesimen pada tabung SEM dan dilanjutkan dengan
pengambilan gambar SEM. 6 Pencetakan hasil atau gambar SEM yang telah diambil.
e. Pengamatan dengan SEM Patahan. Prosedur pengamatan dengan SEM untuk patahan uji kekuatan impact sama
seperti pada pengamatan dengan SEM awal, perbedaannya hanya spesimen untuk pengamatan ini dibuatkan dari daerah patahan uji kekuatan impact.
f. Tabel 3.2. Jumlah Spesimen Uji
Nama Pengujian Fraksi Panjang
30 mm 60 mm
90 mm Impact
6 6
6 SEM
1 1
1 OM
5 5
5 Jumlah
12 12
12
73
12.
Alur Proses Pengujian
Gambar 3.35. Diagram Alir Penelitian Uji Impact
ASTM D 256-00 Mulai
Pengekstrakan Serat Ijuk
Tahap Persiapan
Perlakuan Alkali NaOH 5 Pada
Serat Pembersihan Serat Ijuk
.
Pengolahan dan Analisis Data
Kesimpulan Selesai
Study Literatur dan Survey Lapangan
Pembuatan Spesimen Sesuai Standart Uji
Impact D256-00
Uji Scanning Electron Microskop
Pengujian
Pengamatan dengan Micrometer