f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.
g. Pajak Parkir.
3. Kebijaksanaan
Pemerintah KotaKabupaten
Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah
Pelaksanaan otonomi daerah menurut UU No.22 tahun 1999 dan UU
No.25 tahun 1999 pemerintah kotakabupaten memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang lebih nyata dan sangat luas dalam
mengelola dan mengurus urusan rumah tangganya. Dalam mengelola dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri memerlukan sumber-
sumber pembiayaan yang sangat besar
untuk mengurangi ketergantungannya pada pemerintah pusat. Untuk itu pemerintah
kabupatenkota perlu meningkatkan kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap total penerimaan anggaran pendapatan dan belanja
daerah melalui kebijaksanaan intensifikasi pajak daerah dan ekstensifikasi pajak daerah yang bersifat komprehensif dan senantiasa
berpihak kepada rakyat.
a Intensifikasi Pajak Daerah
Intensifikasi pajak daerah diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah kabupatenkota untuk meningkatkan
penerimaan pajak daerah yang biasanya diaplikasikan dalam bentuk:
1. Perubahan Tarif Pajak Daerah
Usaha atau kebijaksanaan perubahan tarif pajak daerah merupakan hal yang sangat mudah dilaksanakan oleh
pemerintah kabupatenkota
dan secara
nyata dapat
meningkatkan penerimaan pajak daerah lebih besar dan sangat cepat. Kebijaksanaan ini paling sering dilakukan oleh
pemerintah kabupatenkota pada masa yang lalu, sekalipun disadari bahwa kebijaksanaan ini tidak sesuai dengan syarat
ekonomis pemungutan pajak. Kebijaksanaan seperti ini dapat menganggu perekonomian daerah tersebut khusu dalam
kegiatan produksi dan kegiatan perdagangan barang dan jasa, di samping itu kebijaksanaan ini dapat pula menimbulkan
terjadinya pelarian modal oleh para investor crowding out dari daerah tersebut ke daerah lain yang tariff pajaknya lebih rendah
yang pada akhirnya akan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
2. Peningkatan Pengelolaan Pajak Daerah
Pengelolaan sumber-sumber penerimaan daerah pada umumnya dan pajak daerah pada khususnya harus dilakukan secara
professional melalui mekanisme dan prosedur yang baik dan transparan, guna menghindari terjadinya pemborosan biaya
pemungutan dan kebocoran penerimaan pajak daerah. Mekanisme dan prosedur penerimaan yang baik dan transparan
dalam pengelolaan sumber-sumber penerimaan keuangan kabupatenkota khususnya mengenai pendapatan asli daerah
idealnya ditetapkan
dengan peraturan
pemerintah kabupatenkota yang dijabarkan lebih lanjut dengan keputusan
bupatiwalikota sebagai petunjuk operasional bagi aparat pengelola keuangan daerah, guna menghindari terjadinya
kebocoran dan
pemborosan sumber-sumber
keuangan kabupatenkota. Adapun tahap-tahap pengelolaan pendapatan
asli daerah adalah sebagai berikut: a.
Pendataan subjek pajak dan objek pajak daerah danatau retribusi daerah.
b. Pendaftaran subjek dan objek pajak daerah danatau
retribusi daerah. c.
Penetapan jumlah pajak daerah danatau retribusi daerah terutang.
d. Penyampaian surat ketetapan pajak daerah danatau
retribusi daerah kepada wajib pajak daerah danatau retribusi daerah terutang.
e. Pembukuan dan pelaporan subjek dan objek pajak daerah
danatau retribusi daerah dan jumlah pajak daerah danatau retribusi daerah terutang.
f. Tata cara pembayaran dan tempat pembayaran pajak daerah
danatau retribusi daerah. g.
Tata cara mengadakanmengajukan keberatan terhadap penetapan pajak daerah danatau retribusi daerah.
h. Penagihan terhadap subjek pajak daerah danatau retribusi
daerah yang belum melunasi kewajibannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.