20 Menurut Khalwani 2012 faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemba-
ngunan hutan tanaman khususnya dalam hal pemilihan jenis yaitu kesesuaian jenis dan tapak site adalah sebagai berikut.
1. Ketinggian tempat di atas permukaan laut atau disebut altitude.
2. Curah hujan tahunan dan hari hujan pada lokasi yang akan ditanami harus se-
suai dengan persyaratan tumbuh jenis yang akan ditanam. 3.
Jenis tanah pada tapak yang akan dibangun hutan tanaman. Sebagai contoh je- nis pohon jati mempunyai kualitas yang baik jika ditanam pada tanah berkapur
dengan musim kemarau dan musim hujan yang jelas seperti di daerah Cepu Jawa Tengah.
4. Kebutuhan cahaya naungan. Jenis-jenis pohon paling tidak terdiri atas jenis
yang perlu cahaya penuh full light demanders misalnya Acacia mangium, je- nis yang perlu naungan pada umur muda misalnya jenis-jenis meranti merah.
5. Suhu dan kelembapan udara di lokasi penanaman.
Maka dari itu pemilihan jenis pohon hutan pada hutan tanaman haruslah memper- hatikan kesesuaian jenis terhadap persyaratan tempat tumbuhnya.
III. METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian selama 2 bulan, yang dimulai Februari sampai de-
ngan Maret 2014.
B. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan yaitu semai akasia Acacia auricuriformis, mangium Acacia mangium, dan jati Tectona grandis, daun akasia, daun mangium, daun
jati sebagai sumber zat alelopati, aquades, serta CH
3
CH
2
OH etanol 96. Se- dangkan alat yang digunakan yaitu jangka sorong vernier calliper ketelitian
hingga 0,1 mm, neraca analitik ketelitian 0,0001 gram, penggaris ukuran 30 cm dengan ketelitian 0,00333 mm, kertas label, kamera digital Canon 16,0 megapixel
5x optical zoom, gunting kecil ukuran 10 cm, mortal inersia, gelas piala, batang pengaduk lingkar, kertas saring, corong buchener, labu ukur 100 ml dan mesin
Rotary Evaporator.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini disusun secara faktorial 3x4 dalam rancangan acak lengkap RAL. Faktor I yaitu spesies pohon fase semai S yang terdiri dari; S
1
yaitu
22 semai akasia, S
2
yaitu semai mangium, S
3
yaitu semai jati. Faktor II yaitu alelopati P, P
yaitu tanpa pemberian zat alelopati kontrol, P
1
yaitu pemberian zat alelo- pati dari ekstrak akasia, P
2
yaitu pemberian zat alelopati dari ekstrak mangium, P
3
yaitu pemberian zat alelopati dari ekstrak jati.
Dengan demikian diperoleh 12 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perla- kuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga satuan percobaan yang digunakan seba-
nyak 3 x 4 x 5 = 60 unit.
Model linear rancangan acak lengkap pola faktorial :
Y
ijk
= µ + α
i
+ β
i
+ αβ
ij
+
ijk
Keterangan : Y
ijk
= hasil pengamatan terhadap jenis tanaman semai tertentu taraf ke-i, jenis pemberian zat alelopati dari ekstrak daun tanaman
kehutanan tertentu taraf ke-j, dan ulangan ke-k, µ = nilai tengah umum,
βi = pengaruh jenis tanaman semai tertentu pada taraf ke-i, K
j
= pengaruh jenis pemberian zat alelopati dari ekstrak daun tanaman kehutanan tertentu pada taraf ke-j,
αβ
ij
= pengaruh interaksi antara jenis tanaman semai tertentu pada taraf ke-i dan jenis pemberian zat alelopati dari ekstrak daun tanaman
kehutanan tertentu taraf ke-j,
ij
= efek galat percobaan.
Tata letak setiap satuan percobaan dapat dilihat pada Gambar 1. Penentuan tata letak dilakukan menggunakan tabel acak sehingga setiap satuan percobaan mem-
punyai peluang letak yang sama.
23
Gambar 1. Tata letak setiap satuan percobaan secara faktorial 3x4 dalam rancangan acak lengkap.
Keterangan : S
i
P
j.k
= faktor I perlakuan ke-i, faktor II perlakuan ke-j dan ulangan ke-k S
1
P = semai akasia yang tanpa pemberian zat alelopati
S
1
P
1
= semai akasia yang diberi zat alelopati dari ekstrak akasia S
1
P
2
= semai akasia yang diberi zat alelopati dari ekstrak mangium S
1
P
3
= semai akasia yang diberi zat alelopati dari ekstrak jati S
2
P = semai mangium yang tanpa pemberian zat alelopati
S
2
P
1
= semai mangium yang diberi zat alelopati dari ekstrak akasia S
2
P
2
= semai akasia yang diberi zat alelopati dari ekstrak mangium S
2
P
3
= semai akasia yang diberi zat alelopati dari ekstrak jati S
3
P = semai jati yang tanpa pemberian zat alelopati
S
3
P
1
= semai jati yang diberi zat alelopati dari ekstrak akasia S
3
P
2
= semai jati yang diberi zat alelopati dari ekstrak mangium S
3
P
3
= semai jati yang diberi zat alelopati dari ekstrak jati S
1
P
0.1
S
2
P
2.1
S
2
P
0.3
S
3
P
0.1
S
3
P
3.1
S
3
P
2.1
S
3
P
3.3
S
3
P
1.5
S
2
P
2.2
S
1
P
0.5
S
2
P
0.4
S
3
P
0.3
S
1
P
0.2
S
3
P
3.2
S
3
P
2.4
S
3
P
1.4
S
1
P
3.5
S
3
P
0.2
S
1
P
3.4
S
2
P
0.5
S
2
P
1.2
S
1
P
1.2
S
3
P
1.3
S
2
P
0.2
S
3
P
1.2
S
2
P
3.2
S
3
P
2..2
S
2
P
1.1
S
1
P
0.3
S
2
P
1.3
S
3
P
3.4
S
1
P
0.4
S
2
P
3.3
S
3
P
2.3
S
1
P
1.5
S
1
P
3.2
S
3
P
1.1
S
1
P
2.4
S
2
P
3.4
S
1
P
2.5
S
3
P
0.5
S
3
P
0.4
S
1
P
1.1
S
2
P
1.5
S
1
P
2.1
S
2
P
2.3
S
1
P
1.4
S
3
P
3.5
S
2
P
2.4
S
1
P
1.3
S
2
P
3.1
S
2
P
0.1
S
1
P
2.2
S
3
P
2.5
S
2
P
3.5
S
1
P
2.3
S
2
P
1.4
S
1
P
3.1
S
2
P
2.5
S
1
P
3.3
24
D. Kegiatan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan ekstraksi zat alelopati dari daun akasia, mangium, dan jati sebagai sumber zat alelopati, penyemaian akasia dan
mangium, penyapihan semai akasia dan mangium, dan penyiapan semai jati. 1.
Ekstraksi Ekstraksi dari akasia, mangium dan jati ini dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut. a.
Daun muda akasia, mangium, dan jati diambil untuk diekstraksi. Daun ter- sebut diambil dengan cara dipangkas atau digunting, kemudian ditimbang
berat awalnya dan disimpan di kantong plastik. Berikut foto daun akasia yang telah ditimbang dan disimpan di kantong plastik pada Gambar 2.
Gambar 2. Daun akasia yang telah ditimbang dan disimpan di kantong plastik.