TRAFO ARUS
23
2.3 In Service Measurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuranpengujian yang dilakukan pada
saat peralatan sedang dalam keadaan berteganganberoperasi.
2.3.1 Thermovision
Thermovision merupakan aktifitas pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
temperatur suatu objek yang sedang diamati. Alat yang umumnya digunakan mampu menampilkan gambar suatu objek berdasarkan pencitraan temperaturnya. Tinggi
rendahnya temperatur berdasarkan warna hasil pencitraan.
Pada praktek dilapangan, aktifitas ini sangat membantu untuk mengamati bagian peralatan yang bertemperatur tinggi akibat losses atau rugi-rugi. Semakin tinggi rugi-rugi,
maka semakin tinggi pula temperatur yang akan dihasilkan. Pengamatan thermovisi pada CT dilakukan pada:
Konduktor dan klem CT, dalam hal ini termasuk juga CT 20 kV yang
terpasang di sel 20 kV. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suhu antara konduktor dan klem CT. Pada beberapa kasus, thermovisi tidak dapat
dilakukan untuk memonitor CT 20 kV karena design kubikel, maka monitoring temperatur dapat dilakukan dengan menggunakan thermostrip.
Monitoring ini dilakukan bulanan.
Isolator dan housing CT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya
kelainanhotspot di dalam CT. Monitoring ini dilakukan bulanan. Pada kondisi khusus thermovisi juga harus dilakukan pada instalasi yang baru beroperasi,
sebelum dan pasca dilakukan perbaikanpemeliharaan, adanya pengalihan beban akibat aktifitas pemeliharaan atau gangguan dan pada trafo arus yang berdasarkan hasil
pengujian sudah mengalami pemburukan.
2.4 Shutdown TestingMeasurement
Shutdown testing measurement adalah pekerjaan pengujian yang dilakukan pada saat
peralatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi ketidaknormalan.
2.4.1 Tahanan Isolasi
Pengujian tahanan isolasi berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo arus baik antar belitan maupun antara belitan dan ground. Pengujian ini dilakukan dengan
cara memberikan tegangan DC kepada media isolasi yang akan diukur tahanannya yaitu sebesar 5 kV untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder. Dengan mengukur arus
bocor yang melewati media isolasi, maka akan didapatkan nilai tahanan isolasi dalam satuan mega ohm. Alat yang digunakan untuk pengujian tahanan isolasi adalah Mega
Ohm meter, seperti dapat dilihat pada Gambar 2-2.
TRAFO ARUS
24
Gambar 2-2 Alat ukur Mega Ohm meter
Untuk mendapatkan hasil pengujian yang akurat, pencatatan hasil pengukuran dilakukan setelah 60 detik dan tidak perlu dilakukan perhitungan IP. Ilustrasi pengujian tahanan
isolasi CT dapat dilihat pada Gambar 2-3.
Gambar 2-3 Pengukuran Tahanan Isolasi CT
2.4.2 Tan Delta
Secara umum, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai faktor dissipasi material isolasi. Penurunan kualitas isolasi akan menyebabkan nilai tangen delta semakin tinggi.
Selain nilai tangen delta, nilai kapasitansi juga terukur. Peningkatan nilai dari kapasitansi mengindikasikan kerusakan pada isolasi kertas. Kasus yang umum terjadi adalah hubung
singkat antar lapisan kapasitor yang ditandai dengan meningkatnya nilai kapasitansi.
Di bawah merupakan gambar rangakaian ekivalen dari sebuah isolasi dan diagram phasor arus kapasitansi dan arus resistif dari sebuah isolasi. Besarnya sudut
dipengaruhi oleh besarnya IC dan IR. Nilai tangen delta diperoleh dari ratio antara IR dan IC. Pada isolasi yang sempurna, sudut akan mendekati nol. Membesarnya sudut
mengindikasikan meningkatnya arus resistif yang melewati isolasi yang berarti kontaminasi. Semakin besar sudut semakin buruk kondisi isolasi.
TRAFO ARUS
25 Pengujian tangen delta dapat dilakukan dengan beberapa variasi yaitu pengukuran
tangen delta pada level tegangan yang berbeda atau dilakukan pada frekuensi yang berbeda. Pengukuran tangen delta dengan variasi tegangan lebih mudah dilakukan,
terlebih tidak diperlukan peralatan lain. Untuk keseragaman, sebaiknya variasi tegangan yang dipilih adalah 2kV, 4kV, 6kV, 8kV dan 10kV. Kedua variasi ini dilakukan sebagai
tindak lanjut awal jika ditemukan nilai tangen delta yang mendekati 1.
Gambar 2-4 Rangkaian Ekivalen Isolasi dan Diagram Phasor Pengujian Tangen Delta
Pengukuran tan delta pada CT dilakukan dengan menginjeksikan tegangan 10 kV pada sisi primer yang di hubung singkat.
A. CT tanpa test tap
Gambar 2-5 CT Tanpa Test Tap
TRAFO ARUS
26
Mode GST-G
Gambar 2-6 Pengujian Mode GST-G pada CT Tanpa Test Tap
Pengujian dengan mode GST-Ground pada CT tanpa test tap bertujuan untuk mengetahui nilai tan delta overall secara umum. Pengujian ini dapat dilakukan tanpa
melepas rangkaian sekunder. Tegangan uji yang digunakan adalah 10 kV.
B. CT dengan Test Tap
Gambar 2-7 CT Dengan Test Tap
TRAFO ARUS
27
Mode GST-G
Gambar 2-8 Pengujian Mode GST-G pada CT dengan Test Tap
Mode UST
Gambar 2-9 Pengujian Mode UST pada CT dengan Test Tap
TRAFO ARUS
28
Mode GST - Guard
Gambar 2-10 Pengujian Mode GST-Guard pada CT dengan Test Tap
Pengujian Tan delta pada CT yang memiliki test tap dilakukan tiga kali pengujian yaitu GST-G, UST dan GST-Guard.
GST-G, bertujuan untuk mengukur nilai tan delta dan kapasitansi secara
umum overall dengan menggunakan tegangan uji 10 Kv
UST, bertujuan untuk mengukur nilai tan delta kapasitansi C1 dengan menggunakan tegangan uji 10 kV
GST-guard, bertujuan untuk mengukur nilai tan delta kapasitansi C2 dengan
menggunakan menggunakan tegangan uji maksimal 500 V.
2.4.3 Pengukuran Kualitas Isolasi SF6