Contoh Perhitungan Kejenuhan Inti Failure Mode and Effect Analysis FMEA Konsep Asesmen

TRAFO ARUS 20

1.11 Contoh Perhitungan Kejenuhan Inti

Diketahui arus hubung singkat maksimum I F max = 7266 A, rasio CT 1000 5 A dan kelas 10P20, burden 7.5 VA. CT tersebut dihubungkan pada rangkaian relai proteksi dengan nilai tahanan internal R CT = 0.26 , R relai = 0.02 , R kawat = 0.15  Perhitungan untuk relai arus lebih:  tegangan pada sisi sekunder CT adalah:   kawat relai CT F S R R R I V     Volt   15 . 02 . 26 . 1000 5 7226      S V Volt 54 . 15  S V Volt  tegangan knee V knee CT adalah: ALF I R I VA V n CT n k           Volt 20 5 26 . 5 5 . 7           k V Volt 56  k V Volt V k V S –– dengan demikian CT masih memenuhi kebutuhan

1.12 Failure Mode and Effect Analysis FMEA

FMEA merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini, FMEA menjadi dasar utama yang digunakan untuk menentukan komponen yang akan diperiksa dan dipelihara. Proses pembuatan FMEA dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a Mendefinisikan sistem peralatan dan fungsinya. Didefenisikan sebagai kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu fungsi atau lebih. b Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem TRAFO ARUS 21 Didefenisikan sebagai peralatan danatau komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu sistem. c Menentukan functional failure tiap subsistem Didefenisikan sebagai ketidakmampuan suatu asset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya sesuai standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai. d Menentukan failure mode tiap subsistem Didefenisikan sebagai setiap kejadian yang mengakibatkan functional failure. FMEA CT yang telah disusun terdiri dari sub sistem, penjabaran fungsi tiap sub sistem, functional failure tiap sub sistem dan failure mode. FMEA lengkap untuk CT dapat dilihat pada Lampiran-2. 2 PEDOMAN PEMELIHARAAN

2.1 Konsep Asesmen

Secara umum kondisi CT ditentukan oleh kondisi dari setiap subsistemnya. Informasi tentang setiap subsistem diperoleh melalui Inspeksi Level 1, Inspeksi Level 2 dan Inspeksi Level 3. Kontribusi dari masing-masing faktor penentu ditentukan oleh hasil FMECA. Konsep umum asesmen ini diperlihatkan di gambar berikut: Gambar 2-1 Diagram Konsep Detail Asesmen Kondisi Trafo Arus TRAFO ARUS 22 Keterangan Gambar: FMECA = Failure Mode Effect and Criticality Analysis CCU = current carrying unit komponen utamanya kumparan primer dan kumparan sekunder WF1 = weighting factor masing-masing inspeksi untuk sub sistem tertentu WF2 = weighting factor masing-masing sub sistem DL1 = diagnosa level 1

2.2 In Service Inspection