Definisi Multimedia Interaktif Multimedia Interaktif

2.8.2 Fungsi Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran

Menurut Siahaan dalam Wena 2011: 212 menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran multimedia dapat berfungsi sebagai supplemen tambahan, komplemen pelengkap, atau subtitusi pengganti peran guru. 1. Suplemen Tambahan Multimedia dikatakan sebagai suplemen tambahan, apabila guru atau peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan multimedia atau tidak untuk materi pelajaran tertentu. Dalam hal ini tidak ada keharusan bagi guru atau peserta didik untuk memanfaatkan multimedia. Meskipun bersifat opsional, guru yang memanfaatkan multimedia secara tepat dalam membelajarkan peserta didik atau para peserta didik sendiri yang berupaya mencari dan kemudian memanfaatkan multimedia tersebut akan memiliki tambahan pengetahuan wawasan. 2. Komplemen Pelengkap Multimedia dikatakan sebagai komplemen pelengkap apabila multimedia tersebut diprogramkan untuk melengkapi atau menunjang materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen, multimedia diprogramkan sebagai materi penguatan reinforcement atau remedial bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Multimedia dikatakan sebagai pengayaan enrichment apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai materi yang disampaikan guru secara tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan media tertentu yang memang dikembangkan secara khusus. Tujuannya adalah untuk lebih memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Multimedia dikatakan sebagai program remedial apabila kepada para peserta didik mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas diberikan kesempatan untuk memanfatkan multimedia yang memang dirancang secara khusus dengan tujuan agar para peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas. 3. Subtitusi Pengganti Multimedia dikatakan sebagai subtitusi pengganti apabila multimedia dapat menggantikan sebagian besar peran guru. Ini dapat menjadi alternatif sebagai sebuah model pembelajaran. Tujuannya adalah agar para peserta didik dapat secara luwes mengelola kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu, gaya belajar, dan kecepatan belajar masing-masing peserta didik. Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih guru dan peserta didik, yaitu: 1 sepenuhnya secara tatap muka yang pembelajarannya disertai dengan pemanfaatan multimedia, 2 sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui multimedia, dan, 3 pembelajaran sepenuhnya melalui multimedia. Berdasarkan tiga fungsi multimedia dalam pembelajaran dalam penelitian ini multimedia interaktif yang dihasilkan akan difungsikan sebagai suplemen tambahan terhadap media lain yang digunakan seperti modul cetak dan media presentasi yang lain sehingga peserta didik mempunyai banyak pilihan sesuai kebutuhan belajarnya.

2.8.3 Model Pemanfaatan Multimedia Interaktif

Bentuk-bentuk pemanfaatan model-model multimedia interaktif berbasis komputer dalam pembelajaran dapat berupa drill, tutorial, simulation, dan games Rusman, 2005:19. Pada dasarnya salah satu tujuan pembelajaran dengan multimedia interaktif adalah sedapat mungkin menggantikan dan atau melengkapi serta mendukung unsur-unsur: tujuan, materi, metode, dan alat penilaian yang ada dalam proses belajar mengajar dalam system pendidikan konvensional yang biasa kita lakukan. Menurut Nandi 2006: 47, terdapat model-model yang digunakan dalam multimedia interaktif, antara lain: 1 Model Drills, 2 Model Tutorial, 3 Model Simulasi, dan 4 Model Instructional Games. Adapun penjelasan model-model tersebut adalah: 1. Model Drills. Model drills merupakan salah satu bentuk model pembelajaran interaktif berbasis komputer CBI yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret melalui penyedian latihan-latihan soal untuk menguji penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan latihan soal yang diberikan program. Secara umum tahapan materi model drill, menurut Waryanto 2008: 4, sebagai berikut: a. Penyajian masalah-masalah dalam bentuk latihan soal pada tingkat tertentu dari penampilan siswa. b. Siswa mengerjakan latihan soal. c. Program merekam penampilan siswa, mengevaluasi kemudian memberikan umpan balik. d. Jika jawaban yang diberikan benar program menyajikan soal selanjutnya dan jika jawaban salah program menyedian fasilitas untuk mengulang latihan atau remediation, yang dapat diberikan secara parsial atau pada akhir keseluruhan soal. 2. Model Tutorial. Model tutorial merupakan program pembelajaran interaktif yang digunakan dalam PBM dengan menggunakan